Bimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
PENDAHULUAN
Pada makalah ini kita akan membahas tentang tujuan, fungsi dan
relevansi tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling dengan Islam. Maka dari itu,
jangan kemana-mana, mari kita dengarkan baik-baik mengenai makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tujuan bimbingan dan konseling?
2. Apakah fungsi dari bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana relevansi tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling dengan
islam?
1
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui dan dapat memahami tujuan bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui fungsi dari bimbingan dan konseling.
3. Dapat menjelaskan tentang relevansi tujuan dan fungsi bimbingan dan
konseling dengan islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri siswa dalam kemajuannya
di sekolah.
b. Memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan
informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggungjawab.
c. Mewujudkan penghargaan terhadap orang lain.
d. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya.
e. Memahami lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
f. Mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
g. Menyalurkan dirinya baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang-
bidang kehidupan lainnya.
4. Menurut (Wardati dan Jauhar 2011)
Tujuan bimbingan dan konseling disekolah adalah agar peserta didik,
dapat:
a. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin.
b. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
c. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosioekonomi, dan kebudayaan.
d. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya.
e. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya
dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
f. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah
tersebut.
Adapun tujuan Bimbingan dan Konseling itu ada dua yaitu, tujuan
umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan Bimbingan Konseling adalah sesuai dengan
tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang sistem
pendidikan nasional tahun 1989 (UU No. 1989), yaitu: “terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang berminat, dan bertaqwa kepada Tuhan
4
Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Dalam kaitannya Bimbingan konseling membantu individu untuk
menjadi insan yang berguna dalam kehidupan, memiliki berbagai wawasan,
pandangan, interprestasi, penyesuaian, pilihan, dan keterampilan yang tepat
berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungan.
Dengan tercapainya tujuan umum bimbingan dan konseling maka
individu yang mendapat bantuan akan menjadi insan yang mandiri yang
memiliki kemampuan untuk memahami dir sensiri dan lingkungannya secara
cepat dan obyektif, memerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis, mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana,
mengarahkan diri sendiri sesuai dengan keputusanyang diambilnya itu, serta
akhirnya mampu mewujudkan diri sendiri secara optimal.
Pencapaian tujuan umum bimbingan dan konseling tersebut dalam
rangka pengembangan perwujudan keempat dimensi kemanusiaan individu.
Dimensi disini dimaksudkan sebagai suatu secara hakiki ada pada manusia
disatu segi dan di segi lain sebagai suatu yang dapat dikembangkan. Dalam
kaitan itu masing-masing gejala mendasar tersebut dapat dirumuskan sebagai
dimensi keindividualan (individualitas), dan dimensi kesosialan (sosialitas),
dimensi kesusilaan (moralitas), dan dimensi keberagamaan (religiusitas).
a. Dimensi keindividualan (individualitas)
Dimensi ini memungkinkan seseorang mengembangkan potensi yang
ada pada dirinya secara optimal yang mengarah pada aspek-aspek
kehidupan yang positif. Bakat, minat, kemampuan dan berbagai
kemungkinan yang termuat di dalam aspek-aspek mental-fisik dan biologis
berkembang dalam rangka dimensi keindividualan itu. Dengan
perkembangan dimensi ini membawa seseorag menjadi individu yang
mampu tegak berdiri dengan kepribadiannya sendiri, dengan aku yang
teguh, positif, produktif, dan dinamis.
b. Dimensi kesosialan (sosialitas)
5
Dimensi ini memungkinkan seseorang mampu berinteraksi,
berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan hidup bersama dengan orang
lain. Hal ini terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial yang harus
mampu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain untuk
mempertahankan hidupnya.
c. Dimensi kesusilaan (moralitas)
Dimensi ini memberikan warna moral terhadap perkembangan dimensi
pertama dan kedua. Norma, etika, dan berbagai ketentuan yang berlaku
mengatur bagaimana kebersamaan antar individu seharusnya dilaksanakan.
Dimensi kesusilaan ini memiliki peranan penting karena dengan dimensi ini
menjadi pemersatu antara keindividualan dan kesusilaan dalam satu
kesatuan yang penuh makna. Tanpa adanya dimensi ini, maka
berkembangnya dimensi kendividualan dan kesusilaan akan tidak serasi,
bahkan yang satu akan cenderung menyalahkan yang lain.
d. Dimensi keberagamaan (religiusitas)
Perkembangan ketiga dimensi diatas tadi memungkinkan manusia
menjalani kehidupan. Dengan ketiga dimensi itu mereka dapat hidup dengan
sangat layakdan dapat mengembangkan ilmu, teknologi dan sni sehebat-
hebatnya. Kehidupan manusia yang selengkapnya, yaitu yang menjangkau
baik kehidupan duniawi maupun kehidupan di akhirat, akan tercapai bila
ketiga dimensi diatas dilengkapi dengan dimensi keagamaan. Dimensi ini
lebih menitikberatkan pada hubungan diri manusia dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Di mana manusia tidak terpukau dan terpaku pada kehidupan di
dunia saja, melainkan mengaitkan secara serasi, selaras, dan seimbang
antara kehidupan dunia dan akhirat.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan Bimbingan Konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek-aspek pribadi-sosial, belajar dan karier. Bimbingan pribadi-sosial,
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial
dalam mewujudkan pribadi yang bertaqwa, mandiri dan bertanggung jawab.
6
Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan tugas perkembangan
pendidikan, bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja
yang produktif.
Dalam tujuan khusus terdapat aspek tugas-tugas perkembangan dalam
layanan Bimbingan konseling, masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Dalam aspek tugas perkembangan pribadi-sosial layanan Bimbingan dan
Konseling membantu siswa agar:
1) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
2) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-
orang yang mereka senangi.
3) Membantu pilihan secara sehat.
4) Mampu menghargai orang lain.
5) Mamiliki rasa tanggung jawab.
6) Menggambarkan keterampilan hubungan antar pribadi.
7) Dapat menyelesaikan konflik.
8) Dapat membantu keputusan secara efektif.
b. Dalam aspek tugas perkembangan belajar layanan Bimbingan Konseling
membantu sisiwa agar:
1) Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif.
2) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
3) Mampu belajar secara efektif.
4) Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi
evaluasi/ujian.
c. Dalam aspek tugas perkembangan karier layanan Bimbingan Konseling
membantu siswa agar:
1) Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan didalam lingkungan kerja.
2) Mampu merencanakan masa depan.
3) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
4) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat.
7
Bimbingan dan konseling berkenaan dengan perilaku, oleh sebab itu
tujuan bimbingan dan konseling adalah dalam rangka:
1. Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau
dikonseling.
2. Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien.
3. Membantu mengembangkan perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan
lingkungannya.
4. Membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara
mandiri.1
1
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis
Intregrasi. Jakarta: RajaGrafindo Pers. Hlm. 36.
2
Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya. Jakarta: CV
Rajawali. Hlm. 15.
8
4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul
dan berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya, ketulusan
memenuhi segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya.
5. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu
dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat
dengan baik menaggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat membeikan
kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek
kehidupan.3
1. Fungsi Pencegahan
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan
untuk mecegah timbulnya masa pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari
berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangnya. Fungsi ini
diwujudkan oleh guru pembimbing atau konseler dengan merumuskan program
bimbingan yang sistematis sehingga hal yang dapat menghambat
perkembangan siswa.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan konselor adalah:
a. Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak
negatif terhadap individu yang bersangkutan.
b. Mendorong perbaikan kondisi pribadi diri pribadi klien.
c. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan
mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.
3
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis
Intregrasi. Jakarta: RajaGrafindo Pers. Hlm. 38.
9
d. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan
memberikanresiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberi
manfaat.
e. Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.
Adapun beberapa kegiatan yang dapat diwujudkan berkenan dengan
fungsi ini yang bertujuan untuk mencegah timbulnya masalah adalah:
a. Layanan orientasi
Program ini diberikan kepada siswa baru agara mereka mengenal
lingkungan sekolahnya yang baru secara lebih baik sehingga mereka
terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
b. Layanan Pengumpulan Data
Melaui program ini dapat diperoleh data yang lengkap dan akurat
tentang siswa, sehingga bisa diperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang siswa.
c. Layanan Kegiatan Kelompok
Meningkatkan pemahaman lingkungan dan kemampuan mengambil
keputusan secar tepat.
d. Layanan Bimbingan Karier
Program ini diberikan kepada individu (siswa) sebelum memangku
karier tertentu kelak setelah tamat sekolah.
2. Fungsi Pemahaman
Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka
memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya
dan juga lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang
membantunya. Pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan
bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri konseli beserta
permasalahannya oleh konseli sendiri dan oleh pihak-pihak lain yang
membantu klien, termasuk juga pemahaman tentang ingkungan diri klien.
a. Pemahaman tentang klien
10
Pemahaman tentang konseli merupakan titik tolak upaya pemberian
bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau pihak-pihak lain
dapat memberikan layanan tertentu kepada klien,maka mereka perlu terlebih
dahulu memahami konseli yang akan dibantu itu.materi pemahaman dapat
dikelompokan dalam berbagai data tentang:
1) Keluarga
2) Kesehatan jasmani
3) Riwayat pendidikan sekolah
4) Pengalaman belajar di sekolah dan dirumah
5) Pergaulan social
6) Rencana pendidikan lanjut
7) Kegiatan diluar sekolah
8) Hoby dan kesukaran yang mungkin dihadapi
Bagi konselor, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas
awal pada setiap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Pemahaman tentang masalah klien
Pemahaman tentang masalah klien membantu konselor dalam
memberikan penanganan masalah, oleh karena itu maka pemahaman ini
wajib dilaksanakan. Pemahaman tentang masalah konseli terutama
menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya, sebab-
sebabnya dan kemungkinan berkembangnya masalah ini jika tidak segera
ditangani.pihak-pihak yang perlu untuk memahami masalah konseli adalah
konseli itu sendiri, orang tua dan guru, serta konselor.
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
Untuk dapat memahami individu secara mendalam, maka pemahaman
terhadap individu tidak hanya mencakup pemahaman terhadap lingkungan
dalam arti sempit (seperti keadaan tempaat tingggal, keaadaan sosio
ekonomi, dan sosio emosional keluarga, keadaan hubungan antar
tetangga,dan teman sebaya), tetapi termasuk pemahaman terhadap
lingkungan yang lebih luas yaitu diperolehnya berbagai informasi yang
diperlukan individu seperti informasi pendidikan dan jabatan, informasi
11
promosi, dan pendidikan lebih lanjut, bagi para karyawan, dan lain
sebagainya.(termasuk di dalamnya informasi pendidikan, jabatan, pekerjaan,
dan atau karir, dan informasi budaya/nilai-nilai), terutama oleh sekolah.
3. Fungsi Pengentasan
Apabila seorang siswa mengalami suatu permasalahn dan ia tidak dapat
memecahkannya sendiri lalu ia pergi kepembimbing atau konselor, maka yang
diharapkan oleh siswa yang bersangkutan adalah teratasinya masalah yang
dihadapinya. Masalah yang dialami siswa juga merupakan suatu keadaan yang
tidak disukainya. Oleh sebab itu, ia harus dientas atau diangkat dari keadaan
yang tidak disukainya.
4. Fungsi Pemeliharaan
Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999) fungsi pemeliharaan berarti
memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri induvidu, baik hal itu
merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai
selama ini.
5. Fungsi Penyaluran
Setiap siswa hendaknya memeperoleh kesempatan untuk
mengembangkan diri sesuai dengan keadaan pribadinya masing-masing yang
meliputi bakat, minat, kecakapan, cita-cita. Bentuk kegiatan bimbingan dan
konseling berkaitan dengan fungsi ini adalah: pemilihan sekolah lanjutan,
memperoleh jurusan yang cepat, penyususnan program belajar, pengembangan
bakat dan minat, perencanaan karier.
6. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuain mempunyai dua arah, pertama bantuan kepada siswa
agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah atau madrasah.
Kedua bantuan dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai
dengan keadaan masing-masing siswa.
7. Fungsi Pengembangan
Siswa disekolah atau madrasah merupakan induvidu yang sedang dalam
proses perkembangan, hal-hal yang baik (positif) pada diri siswa dijaga agar
tetap baik, dimantapkan dan dikembangkan.
12
8. Fungsi Perbaikan
Tiap tiap induvidu atau siswa memilki masalah. Bisa dipastikan bahwa
tidak ada induvidu apalagi siswa disekolah dan madrasah yang tidak memiliki
masalah.
9. Fungsi Advokasi
Layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi ini adalah memebantu
peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang
kurang dapat memperhatikannya.
13
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT berfungsi membimbing manusia
kearah jalan yang benar. Melalui fungsi ini, Al-Qur’an segabai petunjuk (hudan),
akan membimbing manusia ke arah jalan yang di ridhai Allah SWT, sehingga
apabila isi kandungan Al-Qur’an diamalkan akan bersifat preventif mencegah
manusia dari berbuat salah. Isi atau kandungan Al-Qur’an menjadi pedoman
dalam perumusan semua ajaran Islam. Ajaran Islam berfungsi mengembangkan
potensi keinsanan individu menuju kepada esensi keinsanan yang sempurna
(insan Kamil dan Kaffah).
14
Kegagalan atau ketidak mampuan individu mewujudkan potensi fitrah
kesucian itu menyebabkan individu terjerumus dan ada yang jatuh kedalam
derajat kemanusiaan yang rendah. Ketidak mampuan manusia
mengimplementasikan potensi fitrahnya selain disebabkan oleh faktor dari dalam
diri manusia itu sendiri juga faktor dari luar dirinya (lingkungan). Lingkungan
bisa bermakna segala sesuatu yang berada disekitar individu. Orang tua, pendidik,
atau siapa saja yang berada disekitar individu merupakan lingkungan. Mereka
semua memiliki kontribusi terhadap perkembangan potensi manusia atau
teraktualisasikannya fitah manusia dalam kehidupan sehari-hari sesuai perintah
Allah SWT (ajaran Islam).
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Priyatno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
17