Ardelia Zalfa - 10519974 - 2PA08 - Makalah Psikologi Kepribadian
Ardelia Zalfa - 10519974 - 2PA08 - Makalah Psikologi Kepribadian
Ardelia Zalfa - 10519974 - 2PA08 - Makalah Psikologi Kepribadian
mahasiswi
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian
Dosen Pembimbing: Praesti Sedjo
Disusun oleh:
10519974
2PA08
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah Swt., karena atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengaruh dan
Penanganan Kecemasan pada seorang mahasiswi. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas individu yang telah diberikan oleh Ibu Praesti Sedjo untuk mata
kuliah Psikologi Kepribadian 2.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi metodelogi penulisan, isi dan literatur penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan Saran dan Ktitik yang membangun
untuk penyempurnaan makalah ini dan untu penulisan makalah berikutnya.
Tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Praesti
Sedjo selaku dosen mata kuliah Psikologi Kepribadian 2 yang telah memberikan
tugas makalah ini dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
1. Latar Belakang...................................................................................... 4
2. Rumusan masalah................................................................................. 5
3. Tujuan masalah .................................................................................... 6
4. Manfaat ................................................................................................ 7
1. Hasil ..................................................................................................... 17
2. Pembahasan ........................................................................................ 17
1. Kesimpulan .......................................................................................... 18
2. Saran .................................................................................................... 18
3
BAB I
Pendahuluan
Setiap hari saya melewati berbagai situasi sekalius kejadian yang dapat memicu
munculnya kecemasan. Kecemasan yang muncul dalam diri saya yang sangat
ingin saya hilangkan, karena saya merasa lelah dan menghambat semua aktivitas.
Tidak hanya kejadian yang saya alami setiap hari, namun masa lalu juga sangat
andil menyankut munculnya kecemasan dalam diri saya. Misalnya trauma masa
lalu yan belum bisa dikendalikan, penilaian orang lain terhadap saya, ujian
mendadak, presentasi tugas, terlambat masuk kelas, deadline pekerjaan, dan
sebagainya. Dari sini dalam diri saya sering memunculkan kecemasan berlebihan
terhadap hal semu yang bahkan belum terjadi. Menurut data National Institute of
Mental Health (2005) di Amerika Serikatterdapat 40 juta orang mengalami
gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampaipada usia lanjut. Gangguan
kecemasan diperkirakan diderita oleh 1 dari 10 manusia. Kecemasan pada
individu dapat muncul pada situasi yang biasanya dianggap sebagai moment yang
berarti dalam hidupnya, seperti mahasiswa baru yangmengalami kecemasan pada
hari pertama kuliahnya, pada saat akan berbicara didepan umum seperti presentasi
atau diskusi besar, apabila akan melaksanakan ujianatau bahkan orang dewasa
yang cemas menanti hari pernikahannya, dan lain-lain. Gangguan kecemasan akan
muncul apabila rasa cemas tersebut terus berulang lama,dan akan terjadi
perubahan perilaku atau perubahan metabolisme tubuh.
Sebenarnya kecemasan adalah reaksi yang wajar yang dapat dialami oleh
siapapun, sebagai respon terhadap situasi yang dianggap mengancam atau
membahayakan. Namun jika kecemasan tersbut berlebihan dan serta tidak sesuai
dengan proporsi ancamannya, maka dapat mengarah ke gangguan yang akan
4
menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Kaplan, Sadock dan dan
Grebb (dalam Fausiah & Widury, 2007) menyatakan bahwa kecemasan adalah
respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang
normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan pengalaman baru atau yang
belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Pada kadar yang rendah, kecemasan mampu membantu individu untuk bersiaga
mengambil langkah-langkah mencegah bahaya dan atau untuk memperkecil
dampak bahaya tersebut. Kecemasan sampai pada taraf tertentu dapat mendorong
meningkatnya performa dan produktifitas dan memicu al lain yan asilnya tidak
baik. Kecemasan memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan
kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan
(Davison,dkk 2004).
5
1.4. Manfaat
6
BAB II
Pembahasan
7
2.2. Teori Sigmund Freud
8
kecemasan moral; ketergatungan ego pada dunia luar membawa pada
kecemasan realistis.
Kecemasan juga mengatur dirinya sendiri (self regulating) karena
dapat memicu represi yang kemudian mengurangi rasa sakit akibat
kecemasan tadi (Freud, 1933/1964). Jika ego tidak punya pilihan untuk
melindungi diri, maka kcemasana tidak akan dapat ditoleransi. Oleh
karena itu, perilaku melindungi diri ini bermanfaat untuk melindungi
ego dari rasa sakit akibat kecemasan.
9
2.4. Jenis – jenis dan tingkat kecemasan
Menurut Freud (Tim MGBK, 2010), terdapat tiga jenis kecemasan yaitu
sebagai berikut:
10
2.5. Gejala kecemasan
Berdasarkan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety), kecemasan
terbagi dalam kelompok dengan gejala-gejala secara spesifik sebagai
berikut (Hawari, 2008):
11
2.5.10. Gejala respiratorik (pernapasan) meliputi rasa
tertekan atau sempit di dada, rasa tercekik, sering menarik
nafas dan napas pendek/sesak.
2.5.11. Gejala gastrointesial, meliputi sulit menelan, perut
melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah
makan, Perasan terbakar di perut terasa penuh atau
kembung, mual, muntah, buang air besar lembek dan sukar
buang air besar.
2.5.12. Gejala urogenital meliputi sering buang air kecil,
tidak dapat menahan air seni, tidak datang bulan (tidak ada
haid), darah haid berlebihan, darah haid amat sedikit, masa
haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid
beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin, ejakulasi dini
dan ereksi melemah.
2.5.13. Gejala autonom meliputi mulut kering, muka merah,
mudah berkeringat, kepala pusing, kepala terasa berat,
kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri.
2.5.14. Tingkah laku meliputi gelisah, tidak tenang, jadi
gemetar, kulit kering, muka tegang, otot tegang atau
mengeras, napas pendek dan cepat dan muka merah.
2.6. Faktor Penyebab Kecemasan
12
2.6.2. Conflict (pertentangan). Timbul karena adanya dua
keinginan yang keadaannya bertolak belakang. Setiap
konflik mempunyai dan melibatkan dua alternatif atau lebih
yang masing-masing mempunyai sifat apptoach dan
avoidance.
2.6.3. Fear (ketakutan). Ketakutan akan segala hal dapat
menimbulkan kecemasan dalam menghadapi ujian atau
ketakutan akan penolakan menimbulkan kecemasan setiap
kali harus berhadapan dengan orang baru.
2.6.4. Umneed need (kebutuhan yang tidak terpenuhi).
Kebutuhan manusia begitu komplek dan sangat banyak.
Jika tidak terpenuhi maka hal itu akan menimbulkan rasa
cemas.
13
BAB III
Metode Penelitian
Selanjutnya pada bab ini, saya akan memberitahukan apa saja penyebab
kecemasan yang timbul didiri saya. Dan seberapa banyak saya melewati rasa
kecemasan dalam 2 minggu terakhir ini.
14
Omongan yang keluar dari Tarik nafas dan melakukan
mulut adik sendiri. aktivitas sebanyak mungkin,
seperti membersihkan rumah.
Rasa ingin mencoba hal baru Tarik nafas dan berpikir
panjang untuk melangkah
Kurang lebih tabel tersebut adalah hasil dari diri saya untuk diambil dalam
pembuatan penelitian dan sangat ingin dihilangkan dari sifat sendiri. Saya
berusaha mulai menerapkan perilaku adaptif agar bisa menerima segala
kenyataan dan sesuatu hal dengan tingkat kecemasan rendah.
BAB IV
Hasil & Pembahasan
15
4.1 Hasil
Setelah saya menyusun bab III dapat dilihat bahwasanya, banyak
faktor yang mempengaruhi kecemasan saya timbul akan tetapi
sebagian besar sumber kecemasan saya adalah dari internal atau
orang-orang terdekat. Tanpa disadari dan tidak ada yang
mengetahui sekaligus mengerti kecuali saya sendiri, saya
menjalankan represi sebagai mekanisme pertahanan yang membuat
saya bertahan dan melewati jika kecemasan timbul, walaupun
kadang rasa yang sudah saya tekan kedalam alam bawah sadar ikut
timbul bersamaan dengan rasa kecemasan yang berlebihan. Selain
itu, saat makalah penelitian ini sedang berjalan saya mulai
menerapkan pendekatan psikodinamika, dimana saya harus bisa
mengembangkan tingkah laku adaptif supaya tidak terlarut dalam
kecemasan. Untuk pengembangan pendekatan psikodinamika pada
diri saya terutama mengembangkan tingkah laku adaptif, sudah
bisa dikatakan mampu melakukannya.
4.2 Pembahasan
Dalam teori Sigmund Freud, ada pendekatan penanganan untuk
gangguan kecemasan yaitu Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika.
Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi
yang dilekatkan kepada konflik-konflik tak sadar dan usaha ego
untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisional
menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari
konflik dalam diri mereka. Dengan adanya simbolisasi ini ego
dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan
represi. Dengan demikian ego dapat member perhatian lebih
terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan.
Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih
menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan
sekarang daripada hubungan masa lampau. Selain itu mereka
16
mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih
adaptif.
BAB V
17
5.1 Kesimpulan
Kecemasan merupakan suatu sensasi aprehensif atau takut yang
menyeluruh yang bersifat normal pada berbagai kondisi, namun
dapat menjadi abnormal jika berlebihan dan tidak sesuai dengan
proporsi ancamannya. Pola-pola tingkah laku terganggu dimana
kecemasan menjadi ciri yang paling menonjol diberi label
gangguan kecemasan. Adapun banyak gejala dan faktor menjadi
pemicu kecemasan berlebihan, namun dikaitkan dengan teori
Sigmund Freud psikodinamika dapat ditemukan bagaimana
mengkontrol yang seharusnya dikontrol agar kecemasan berlebihan
dapat diantisipasi.
5.2 Saran
Dalam kasus kecemasan yang saya alami sendiri, dibutuhkan bisa
mengkontrol diri sendiri untuk bisa terus berjalan dan berproses
dalam kehidupan. Dari yang telah dibahas pada bab III bagian
tabel, masih terikat dalam ego sehingga jauh dari bisa mengkontrol
diri dan mengganggu setiap aktivitasnya atau jalan menuju masa
depan yang lebih penting, dapat juga merusak citra diri terlihat jika
sudah kehilangan kendali.
BAB VI
Daftar Pustaka
18
Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dariPPDGJ-
III dan DSM 5. Cetakan 2 Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-UnikaAtmajaya.
Jakarta: PT Nuh Jaya.
Davison, G.C., Neale J.M., &Kring A.M. (2004). Psikologi Abnormal Edisi ke-9.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Feist Jess., Feist J.Georgy., & Robert Tomi-Ann. (2017). Teori Kepribadian Edisi
ke-8. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Nevid, J.S, Rathus, S.A., & Greene B. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta:
Erlangga.
19