Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Karya Monumental Umat Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAGIAN I

A. PERTEMUAN PERTAMA

Deskripsi Materi :Materi ini membahasa mengenai karya monumental umat


Islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, materi ini
merupakan pengetahuan dasar bagi mahasiswa untuk
mengenal kontribusi umat Islam dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Capaian Pembelajaran :Mahasiswa mampu mengetahui zaman kejayaan, sebab-


sebab kemajuan umat Islam dalam ipteks, sebab-sebab
kemunduran umat Islam dalam ipteks, upaya-upaya
kebangkitan kembali umat Islam dalam ipteks.

Pokok Bahasan :Karya monumental umat Islam dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi

Sub Pokok Bahasan : 1. Zaman Kejayaan Umat Islam dalam Ipteks,


2. Sebab-sebab Kemajuan Umat Islam dalam Ipteks,
3. Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam dalam Ipteks,
4. Upaya-upaya Kebangkitan Kembali umat Islam dalam
Ipteks.
Materi :
1. Zaman Kejayaan Umat Islam dalam Ipteks
Perkembangan Islam dalam kacamata sejarah, terbagi menjadi tiga periode yaitu
pertama disebut periode klasik, pada masa ini Islam mengalami kemajuan bahkan disebut
sebagai masa keemasan Islam namun sekitar tahun 650-1250 Masehi Islam mengalami
gelombang disintegasi (pemecahan). Kedua, disebut periode pertengahan tepatnya pada
tahun 1250-1800, pada periode abad pertengahan ini Islam juga mangalami kemunduran
cukup signifikan. Ketiga, disebut periode modern yang dimulai dari tahun 1800 hingga
sampai sekarang ini.
Setiap perkembangan periode ini, terdapat perbedaan dimensi yang khas antara
satu periode dengan periode lainnya, dinamika ini dipengaruhi oleh sosial, politik,
budaya, dan agama sehingga peradaban Islam pada masa klasik, pertengahan, sampai
modern memiliki nuansa yang berbeda satu sama lain.
Masa kejayaan Bani Abbasiyah, tepatnya pada masa khalifah Harun al-Rasyid dan
anaknya al–Ma’mun kondisi ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umun sangat
berkembang pesat mulai ilmu fikih, tafsir, hadis, kalam, tasawuf, dan siyasah. Sedangkan
bidang ilmu pengetahuan umum yang antara lain adalah imu filsafat, kedokteran,
astronomi, farmasi, geografi, sejarah, dan bahasa.
Kemajuan peradaban dunia yang ditorehkan (dikembangkan) peradaban Islam
tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan tetapi budaya juga tidak luput dari dinamika
peradaban Islam, dikarenakan ajaran Islam bersifat sangat terbuka terhadap peradaban
bangsa lain hingga membuat Islam semakin maju dan tinggi dalam hal peradaban.
Bahkan dalam catatan sejarah, bahwa ketika Barat masih terkungkung atau
berkutat dalam kegelapan maka pada saat itu umat Islam sudah berhasil melestarikan
pemikiran-pemikiran dan kebudayaan Romawi-Persia, maka tidak heran banyak sarjana
Barat yang berbondong-bondong mendatangi negara-negara Islam dalam rangka
menuntut ilmu pengetahuan di lembaga-lembaga pendidikan Islam untuk kemudian
dibawa mereka kenegara mereka masing-masing.
2. Sebab-sebab Kemajuan umat Islam dalam Ilmu Pengetahuan
banyak yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bermula dari dunia Islam yang
kemudian mengalami transmisi (penyebaran) dan poliferasi (pengembangan) ke dunia
Barat yang sebelumnya dunia Barat dilanda dark ages (masa kegelapan) sehingga muncul
zaman enlightenment (yang cerah) di Eropa Melalui dunia Islam mereka mendapat akses
untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern sebagaimana
diungkapkan Gore Barton bahwa orang-orang Barat dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan tidak merujuk sepenuhnya kepada sumber-sumber Yunani melainkan kepada
sumber-sumber Arab.
Pada abad ke-12, merupakan peradaban Islam yang tertinggi dari sepanjang tahun
sebelumnya sehingga banyak buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat karangan para ahli
dan filsuf Muslim diterjemahkan kedalam bahasa Eropa, dimasa ini selain tercatat sebagai
prestasi tertinggi yang pernah diraih umat Islam juga tercatat sebagai masa awal
kemunduran umat Islam sedangkan di Barat mulai gemilang dengan kesadaran dan
perhatian bangsa Barat terhadap ilmu pengetahuan dengan menerjemahkan buku-buku
hasil karya cendikiawan Muslim hingga akhirnya membuat pola perubahan kiblat
pengetahuan dari yang sebelumnya berkiblat kepada peradaban Islam menjadi berkiblat
kepada peradaban Barat yang sampai zaman sekarang cukup terasa.
Selain itu, Islam juga hadir di tengah kerasnya peradaban Jahiliyah di Jazirah Arab
sehingga mampu merubah peradaban Jahiliyah yang ada di Jazirah Arab saat itu, maka
dalam perspektif historis Islam sudah banyak memainkan peran yang signifikan dalam
perkembangan beberapa aspek peradaban dunia. Mulai dari masa kenabian sampai
dengan wafatnya Rasulullah SAW perkembangan dan pemikiran peradaban Islam pun
terus mengalami berbagai varian berupa metode, dan kerangka berpikir yang berbeda.
Bahkan dalam catatan sejarah, bahwa misi ekspansi umat Islam semata-mata tidak
hanya untuk mengambil keuntungan materi sebanyak-banyaknya dari daerah-daerah yang
telah dikuasai, melainkan mewujudkan keadilan serta ikut membangun dan memajukan
peradaban yang ada, maka pemerintahan kerajaan Islam sangat terkesan toleran terhadap
budaya-budaya lokal yang ada.
Maka tidak mengherankan, apabila disebutkan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan umat Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai peradaban dunia, bahkan
pesatnya perkembangan Islam ke Barat dan Timur membuat peradaban Islam dianggap
sebagai peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia yang dapat dilihat dari
beberapa indikator sebagai berikut :
1) Keberadaan perpustakaan Islam dan lembaga-lembaga pendidikan/ keilmuan, yaitu
2) Baitul Hikmah, Masjid al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan sebagainya, yang mana
3) tempat-tempat ini merupakan pusat perkumpulan para intelektual Muslim untuk
4) menyelenggarakan proses pengkajian dan pengembangan ilmu dan sains.
5) Peninggalan karya intelektual Muslim, yaitu karya Ibnu Shina, Ibnu Haytam, Ibnu
6) Hisyam, imam Syafi‟i, imam Abu Hanifah, imam Malik bin Anas, imam ath-
Thabari,
7) Ar-Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Abu Yazid al-Busthami, Husain bin
Mansur al-Hallaj, dan masih sangat banyak rentetan nama-nama ilmuan Muslim
lainnya
Penemuan-penemuan intelektual yang dapat mengubah budaya dan tradisi umat
manusia, yaitu penemuan kertas, karpet, kalender Islam, penyebutan hari-hari, seni
arsitektur, tata perkotaan, dan perekonomian.Pengaruh konsep iman, ihsan, dan takwa,
yaitu keutamaan nilai-nilai iman, ihsan, dan takwa yang merupakan kebudayaan asasi
dalam Islam kemudian memanifestasi budaya silm (tenang/ kodusif), salam (damai),
salaamah dan (selamat). Dengan kata lain, dari konsep iman melahirkan budaya amn
(rasa aman) dan amanah (tanggungjawab terhadap amanah), sedangkan dari konsep ihsan
dan takwa melahirkan budaya hasanah (keindahan) dan husn (kebaikan). Khususnya,
pada masa kepemimpinan Harun al-Rasyid dan al-Ma’mun sangat memperhatikan ilmu
pengetahuan yang ditandai dengan penerjemahan buku-buku yang berbahasa Yunani dan
Bizantium ke dalam bahasa Arab, bahkan khalifal al-Ma’mun telah mendirikan Bait al-
Hikmah yang mengkaji cabang-cabang ilmu kedokteran, fisika, geografi, astronomi,
optik, sejarah, dan filsafat. Tidak hanya dibidang ilmu-ilmu umum, tetapi pada periode ini
ilmu-ilmu keagamaan dalam Islam juga mulai disusun dengan rapi, maka dalam bidang
penyusunan hadis dikenal nama imam Bukhari dan Muslim, bidang fikih dikenal nama
imam Abu Hanifah dan imam Malik bin Anas, di bidang tafsir dikenal nama imam ath-
Thabari, bidang sejarah dikenal nama Ibnu Hisyam, bidang tasawuf terdapat nama Abu
Yazid al-Busthami, Husain bin Mansur al-Hallaj dan bidang-bidang lainnya.
Perhatian terhadap ilmu pengetahuan ini, terus berlangsung hingga ke masa
kebangkitan umat Islam yang ditandai dengan bermunculannya berbagai tokoh Muslim
melakukan pembaharuan pemikiran Islam atau modernisasi dalam Islam untuk kejayaan
umat Islam, salah satu tokoh pemaharu tersebut diantaranya adalah Muhammad Abduh,
Rasyid Ridha dan Jamaluddin al-Afghani di Mesir, Sir Sayyid Ahmad Khan di India, dan
lainnya.
Gustaye Lebon seorang orientalis Barat mengatakan bahwa orang-orang Arablah yang
membuat kita memiliki peradaban selama lebih kurang 6 (enam) abad, memang kemajuan
peradaban kita saat ini tidak lepas dari kerja keras para ilmuwan dan cendikiawan
Muslim, bahkan mereka para ilmuan Muslim sering dijuluki sebagai pelopor lahirnya
peradaban dunia, sebab mereka telah mampu mengembangkan peradaban Yunani kuno
kepada peradaban yang lebih elegan dan maju. Tidak hanya itu, mereka juga
mengembangkan pola pikir dan kecerdasan insan manusia sehingga menemukan berbagi
macam ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang, maka tidak mengherankan apabila
banyak kalangan ilmuan Barat yang mengatakan bahwa ilmuwan Muslim memegang
peranan penting bahkan merupakan donatur kemajuan peradaban dunia. Misalnya pada
abad ke 12 dan ke 13, dibidang filsafat dan sains banyak karya ilmuwan-ilmuwan Muslim
yang diterjemahkan kedalam bahasa Barat termasuk ke dalam bahasa Spanyol sehingga
masyarakat Barat semakin cerdas, sebab pada masa ini para ilmuwan Muslim sangat
menguasai seputar metode dan teori-teori penelitian dan eksprimen membuat ilmu
pengetahuan sangat berkembang pesat saat ini.
3.Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam dalam Ipteks
Pada tahun 1258 M, kota bagdad mengalami keruntuhan karena invansi yang
dilakukan oleh tentara Mongol di bawah komando Hulagu Khan dari Asia Tengah,
seluruh kekayan kota mulai dari bangunan istana, lembaga pendidikan, rumah sakit,
masjid, hingga buku-buku di perpustakaan dihancurkan, selang beberapa Abad kemudian
Bagdad kembali diserang oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk (1336-
1405 M). sejak saat itu kota Bagdad secara bergantian dikuasai oleh Persia, Turki, dan
Inggris.
a. Perang Salib
Perang salib merupakan salah satu perang yang paling dikenal sepanjang sejarah,
perang ini tidak hanya ditujukan untuk memperebutkan kota suci Yerusalem, namun
secara tersirat dianggap sebagai perang suci tersirat antara agama besar yakni Islam dan
Kristen.
Sejarah awal terjadinya perang salib antara Timur-Islam melawan Barat-Kristen
disebabkan oleh faktor seperti, agama, politik, dan sosial ekonomi, berawal pada tahun
1070 ketika Yerusalem di kuasai Turki. Terjadinya perang salib menurut Gustave Le
Bon, yang merupakan seorang penulis berkebangsaan Prancis mengatakan perang salib
membuat negara Arab semakin menjadi lemah.
Awal mula perang salib Pertama, (1095-1101), duta besar dikirim oleh kaisar
Bizantium, Alexius Komneus (Alexius I), meminta bantuan untuk mempertahankan
kerajaannya melawan Tuki Seljuk, setelah turun kemedan perang tentara salib berhasil
mengalahkan dua pasukan besar Turki di Dorylaeum dan di Antiokhia, mereka berhasil
merebut Yerusalem dan menciptakan negara-negara tentara salib kecil menjadi bagia dari
kerajaan Yerusalem. Perang salib Kedua, (1145-1150), setelah masa damai tentara Islam
yang dipimpin oleh Imam ad-Din Zengi merebut kota Aleppo dan Edessa, kekalahan
tentara salib menyebabkan Paus Eigenius III menyeruhkan perang tanggal 1 Maret 1145.
Perang salib Ketiga, (1188-192), pada tahun 1187 Salahuddun al-Ayyubi, berhasil
merenut Yerusalem setelah meraih kemenangan atas tentara salib di pertempuran hattin.
Berlanjut ke perang salib Keempat, (1202-1204) dimulai oleh Paus Innosensius III,
untuk menginvasi Tanah Suci melalui kota Mesir, perang salib Kelima, (1215)
dilakukan secara lembut melalui prosesi doa, dan khotbah yang dilakukan di gereja,
guna merebut kota Yerusalem, perang salib berakhir pada tahun 1270, hasil dari perang
salib ialah hilangnya kekuasaan kristen di Suriah, selain itu perang salib memiliki
pengaruh besar terhadap abad pertengahan Eropa, terutama peseteruan antara Islam dan
Kristen diberbagai bidang pengetahuan; sains, kedokteran, dan arsitektur.
b. Kemunduran umat Islam pada bidang intelektual
Penghancuran pusat kebudayaan dan peradaban Islam di bagdad berakibat
hilang dan putusnya akar sejarah intelektual yang dahulunya susah payah dibangun
pada masa awal kejayaan Islam, penjajahan menyebabkan kekalahan politik
berpengaruh besar terhadap cara pandang dan berpikir umat Islam yang mulanya
memiliki paham dinamis berubah menjadi paham fatalisme.
Fatalisme dari dasar kata fatal bermakna sebuah sikap seseorang dalam
menghadapi permasalahan dalam hidup, apabila paham seseorang dianggap sangat
putus asa dalam segala hal maka inilah disebut fatalisme, dalam paham fatalisme
seseorang telah dikuasai oleh pemikiran bahwa apapun yang mereka alami dalam
kehidupan ini merupakan bentuk takdir atau nasib yang tidak dapat diubah, maka
paham ini sangat berbahaya jika dianut oleh seseorang, oleh karena itu paham ini
menjadi faktor memperburuk kondisi umat Islam pada masa itu.
Akibat penjajahan, perang membuat kehancuran dan kemunduran umat Islam pada
bidang intelektual, hal ini menyebabkan penurunan secara drastis pusat kebudayaan,
peradaban, dan ilmu pengetahuan yang pada awalnya milik umat Islam berpindah ke
bangsa Eropa, sehingga yang mengalami kemajuan dan kejayaan sekarang yakni
bangsa Eropa.
c. Berkembangnya Taqlid Buta pada Bidang Fiqih
Kata Taqlid adalah penggalan dari kata qiladah yang artinya kalung, maka jika
diartikan taqlid secara bahasa “meletakan kalung di leher”, sedangkan menurut istilah
dalam dunia fiqih arti taqlid yaitu mengikuti perkataan seseorang tanpa mengetahui
hujjah atau dalil yang digunakan olehnya dalam menetapkan hukum tersebut.
Taqlid berarti keyakinan atau kepercayaan kepada suatu paham dan pendapat yang
telah ada tanpa memahami dan mengetahui dasar kebenarannya, dapat berarti juga
sikap tunduk dan patuh terhadap pendapat orang lain begitu saja. Maka taqlid buta pada
bidang fiqih dapat sebut dengan mengikuti ketetapan hukum yang telah di putuskan
oleh para ulama terdahulu, tanpa memiliki inisiatif untuk mencari tahu kebenaran
tentang hukum tersebut.
Sikap yang dianut mengenai taqlid buta ini membuat umat Islam menjalani hidup
fanatisme membuat umat Islam mengalami kestatisan dan kemunduran dalam berpikir,
dikarenaka umat Islam pada masa itu hanya berpatokan pada kitab-kitab fiqih yang
sudah lama ada, mereka menganggap isi kitab-kitab tersebut sesuatu yang baku,
mantap, benar yang wajib diikuti serta dilaksanakan sebagaimana mesti adanya tanpa
mau berpikir dan mencari kebenaran, umat Islam pada masa itu menutup peluang
melakukan Ijtihad baru dalam bidang fiqih.
d. Paham sufi
Sufisme ilmu untuk menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun batin
untuk memperoleh kebahagian abadi. Orang yang menganut paham sufisme disebut
sufi, yang dapat dimaknai dengan menjalankan hidup bersahaja, mempasrahkan semua
yang terjadi dalam hidup kepada sang pencipta tanpa berusaha untuk merubah dan
memperbaiki kehidupan. Berkembangnya paham sufi yang berkembang pesat tersebut
menyebabkan sebagian besar umat Islam pasrah dengan keadaan yang ada.
4. Upaya-upaya Kebangkitan Kembali umat Islam dalam Ipteks
Beberapa hal di atas membuat peradaban Islam mengalami kemunduran jauh
dibelakang barat, maka untuk membangkitkan dan mengembalikan kembali kejayaan
Islam ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagaimana yang disampaikan
Zuhairini dalam buku Filsafat Pendidikan Islam:
1) Berorientasi pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pada dasarnya sumber kejayaan bangsa barat sekarang merupakan hasil dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang berkembang pada masa
kejayaan Islam dulunya, sehingga untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan Islam
maka umat Islam harus menguasai kembali ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Berorientasi pada Ajaran Islam yang Murni
Ajaran Islam sesungguhnya merupakan sumber kemajuan dan perkembangan
peradaban dan pengetahuan modern, ajaran Islam pada hakikatnya mengandung potensi
untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan dalam kehidupan, kemunduran umat
islam disebabkan salah satunya karena tidak lagi melaksanakan ajaran Islam
sebagaimana mestinya.
3) Berorientasi pada Nasionalisme
Bangsa-bangsa barat mengalami kemajuan, seiring itu memunculkan kuatnya rasa
nasionalisme yang dimiliki oleh warga negara barat dapat menimbulkan kekuatan
politik, sehingga mereka memiliki kekuatan dan kokohnya negara yang merdeka,
sehingga dapat bertahan, dan tidak dijajah. Keadaan tersebut mendorong negara-negara
lain untuk mengembangkan dan memupuk rasa nasionalisme terhadap negara mereka
sendiri agar mampu untuk bertahan dan mencapai kejayaannya.
Selain tiga hal di atas strategi yang harus dilakukan oleh umat Islam untuk
membangun peradaban Islam kembali pada kejayaan seperti pada masa dahulu maka,
ada beberapa hal yang mesti diperhatikan:
1) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan
2) Mengingatkan semangat menuntut ilmu pengetahuan
3) Membangun sistem ekonomi yang kokoh
5. Latihan Soal Pilihan Ganda

Pilihlah a, b, c, d, dan e jawaban yang paling benar!

1) Gerakan pembaharuan dalam Islam berorientasi pada?


a. Nasionalisme
b. Pola pikir orang barat
c. Kebudayaan
d. Ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Sumber ajaran Islam murni
2) Perang salib ialah perang antara?
a. Kaum kristen yang ingin menguasai kota Yerusalem atas umat Islam
b. Kaum kristen dan Islam
c. Perang antar agama
d. Kaum kristen yang ingin merebut tanah suci
d. Semua jawaban benar
3) Kota Bagdad mengalami keruntuhan pada saat diinvansi tentara?
a. Holagu Khan
b. Mongol
c. Lenk
d. Persia
e. Turki
4) Modernisasi merupakan sebuah proses?
a. Pergeseran sikap dan sifat dalam menjalani kehidupan
b. Pergeseran sikap dan mentalitas seseorang untuk hidup sesuai dengan perubahan
zaman
c. Perubahan mentalitas dan sikap dalam menghadapi kehidupan
d. Perombakan pola berpikir mengikuti perubahan zaman
e. Perubahan cara berpikir dan bekerja sesuai keinginan
5) Kata pembaharuan dalam kamu bahasa Indonesia memiliki makna?
a. Proses untuk membuat sesuatu menjadi baru
b. Proses memperbaruhi yang sudah lama
c. Proses mendaur ulang
d. Proses perubahan kearah lebih baik
e. Semua jawaban benar
6) Kemunduran dalam Islam pada Abad XIII Masehi disebabkan oleh, kecuali?
a. Invansi tentara Mongol
b. Perang Salib
c. Taklid Buta
d. Moderenisasi
e. Faham Sufi
6. Referensi

Musthafa kamal dan Ahmad Adaby Darban. 2003. Muhammadiyah Sebagai Gerakan
Islam; dalam persepektif historis dan ideologis, Pustaka Pelajar Offsit, Yogjakarta.
Nurkholish Madjid. 1997. Islam Modernan, dan Keindonesiaan, Mizan, Bandung.
Ruskam, dkk. 2019. Gerakan Pembaharuan Islam, Cv. Insan Cendekia. Palembang.
Syahril Gunawan, Peran Islam dalam Peradaban Dunia.
Zuhairini. 2012. Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara. Jakarta.
Depdikbud RI. 2016. KBBI. Balai Pustaka. Jakarta.
https://www.brilio.net/wow/pengertian-islam-menurut-bahasa-alquran-hadits-dan-
ulama-200423k.html

Anda mungkin juga menyukai