PCT & Kafeina
PCT & Kafeina
PCT & Kafeina
BAB 1 PENDAHULUAN
4.1 Hasil
15 mg× 830 mg
=
(600 mg+50 mg)
= 19,15 mg = 0,019 gr
Diketahui:
Untuk λ1 Untuk λ2
A1 = 1,019 A2 = 0,467
αx1 = 0,1136 αx2 = 0,0536
b = 1 b = 1
αy1 = 0,0410 αy2 = 0,0322
Eliminasi nilai Cy, untuk mendapatkan nilai Cx
Menjadi:
Maka:
0,0328 = 0,00365 Cx + 0,00132 Cy
0,0191 = 0,00219 Cx + 0,00132 Cy
-
0,0137 = 0,00146 Cx
0,0137
Cx =
0,00146
Cx = 9,38 ppm
Substitusi nilai Cx, untuk mendapatkan nilai Cy
Karena nilai Cx = 1,698
Maka:
1,019 = 0,1136 (9,38) + 0,0410 Cy
1,019 = 1,0655 + 0,0410 Cy
0,0465
Cy =
0,0410
Cy = 1,134 ppm
9,38 mg
V x C x Fp X 100 50 ml x x 16 X 100
% Kadar PCT = = 1000ml
BS
19,15 mg
= 39,18 %
1,134 mg
V x C x Fp X 100 50 ml x x 16 X 100
% Kadar Kafein = = 1000 ml
BS
19,15mg
= 4,73 %
4.2 Pembahasan
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek
antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek
analgetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang.Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah
salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam
menganalisa suatu senyawa kimia.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan
kadar multikomponen campuran paracetamol dan kafein secara
spektrofotometri ultraviolet pada obat Bodrex.
Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pembuatan
larutan stok parasetamol dan kafein yaitu disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, ditimbang masing-masing 100 mg parasetamol
dan 50 mg kafein,dilarutkan dalam 500 ml NaOH 0.1 N.
Pada penentuan panjang gelombang maksimum yaitu dibuat
masing-masing parasetamol 200 ppm dan kafein 100 ppm, dirunning
pada panjang gelombang 200-400 nm dan ditentukan panjang
gelombang maksimumnya. Pada penentuan absortifitas jenis (a) dari
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kadar
parasetamol dalam sediaan tablet bodrex adalah 39,18% dan kafein
4,37%. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur yaitu
paracetamol harusnya mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 101,0%.
5.2 Saran
Sebaiknya selama praktikum berlangsung, asisten selalu
mengawasi praktikan, agar tidak terjadi kesalahan. Serta praktikum
dapat terselesaikan dengan cepat
DAFTAR PUSTAKA
Marzuki, A., 2012, Kimia Analisis Farmasi, Dua Satu Press, Makassar.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Kafein murni = 10 mg
Volume = 100 mL
20 mg 200 mg
Konsentrasi Larutan stok = = =200 ppm
100 mL 1000mL
10 mg 100 mg
Konsentrasi Larutan stok = = =100 ppm
100 mL 1000mL
= 0.4 mL
d. 10 ppm dalam 10 mL
V1 · C 1 = V2 · C 2
V1 · 200 ppm = 10 · 10 ppm
100
V1 = = 0.5 mL
200
Kafein
a. 4 ppm dalam 10 mL
V1 · C 1 = V2 · C 2
V1 · 100 ppm = 10 · 4 ppm
40
V1 =
100
= 0.4 mL
b. 6 ppm dalam 10 mL
V1 · C 1 = V2 · C 2
V1 · 100 ppm = 10 · 6 ppm
60
V1 =
100
= 0.6 mL
c. 8 ppm dalam 10 mL
V1 · C 1 = V2 · C 2
V1 · 100 ppm = 10 · 8 ppm
80
V1 =
100
= 0.8 mL
d. 10 ppm dalam 10 mL
V1 · C 1 = V2 · C 2
V1 · 100 ppm = 10 · 10 ppm
100
V1 =
100
= 1 mL
3. Perhitungan xmg untuk sampel
-0.053767301 = 0 Cx + 0.013327161 Cy
Cy = - 4.034415207ppm = - 4.034415207×10 -3 mg / mL
Disubtitusikan
0.641944118 = 0.0843875 Cx
Cx = 7.607099606 ppm
= 7.607099606×10-3 mg / mL
V awal x C sampel
% Kadar Cx( pct)= x fp x 100 %
Berat Sampel yang dianalisis
= 67,9%
V awal x C sampel
% Kadar Cy(Kfn)= x fp x 100 %
Berat Sampel yang dianalisis
= - 278,2%
SKEMA KERJA
a. Pembuatan Larutan Standar
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
interval 10 nm
GAMBAR
Sampel Bodrex