Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

LKP Spektrofotometri 2021

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA DENGAN
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

NAMA : SHAFYRA MAHDYAH PUTRI


NIM : 215100507111015
KELAS : R - BIOTEKNOLOGI
KELOMPOK : R4
ASISTEN : ANGGIA FEBRI VALENTINA

Pas foto 3 x 4

JURUSAN THP (TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN)


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

BAB VI
PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

TUJUAN
 Menentukan panjang gelombang maksimum
 Membuat kurva standar kalium permanganat
 Menentukan konsentrasi kalium permanganate dalam larutan sampel yang belum diketahui
konsentrasinya dengan metode spektrometri

A. PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip kerja dari spektrofotometer UV-Vis!
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya
visible. Spektroskopi ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-
Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat (Anas, 2013). Ini
berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan
dekat dengan inframerah (NIR) kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara
langsung mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum
elektromagnetik, molekul mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi
fluoresensi spektroskopi, di fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground state ke
eksited state (Anas, 2013)

2. Jelaskan tentang Hukum Lambert – Beer! Sebutkan pula sebab penyimpangannya!


Hukum Lambert-Beer adalah rumus yang mendeskripsikan melemahnya intensitas
pencahayaan saat melalui suatu medium dengan substansi yang dapat melakukan
absorpsi. Intensitas ini bergantung pada konsentrasi substansi yang menyerap cahaya dan
ketebalan lapisan juga merupakan dasar fotometri modern sebagai metode analisis.
Konsentrasi dari analit didalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada
Panjang gelombang tertentu dengan menggunkan hukum lambert – beer yang
menyatakan bahwa hubungan linearitas antara absorban dengan konsentrasi larutan
analit dan berbanding balik dengan transmitan Batasan dalam hukum ini. Hukum
lambert-beer ini dinyatakan dalam persamaan:
A = a. b. c.
A = absorban
a = absorpsivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

c = konsentrasi.
Syarat senyawa yang dianalisis dengan spektofotometri adalah senyawa mengandung
gugus kromofor yaitu gugus fungsional yang mengabsorbsi radiasi ultraviolet dan
tampak dikat dengan gugus ausokrom (Romadhani, 2016). Beberapa penyebab
penyimpangannya yaitu pada Larutan pekat, pada konsentrasi larutan yang

3. Sebutkan komponen-komponen spektrofotometer beserta fungsinya! (minimal 5)


Komponen yang terdapat spektofotometri yaitu Sumber sinar polikromatis, ini berfungsi
sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang.
Kemudian Monokromator, berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu
mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monokromatis juga menguraikan cahaya polikromatis menjadi Mikroprosesor
Mikroprosesor dan output software dari kalibrator dapat disimpan dan konsentrasi
sampel yang tidak diketahui secara otomatis dapat dihitung.. Sel sampel berfungsi
sebagai tempat meletakan sampel - UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet. Kuvet
sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari
kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan
yang terbuat dari 6 kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya
pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Detektor berfungsi menangkap cahaya yang
diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Macam-macam detector
yaitu Detektor foto (Photo detector),Photocell, misalnya CdS, Phototube, Hantaran foto,
Dioda foto, Detektor panas 5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap
besarnya isyarat listrik yang berasal dari detector. Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan dalam spektrofotometri adalah :
a. Pada saat pengenceran alat alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa adanya zat
pengotor
b. Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril
c. Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan
d. Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus jernih dan tidak keruh
e. Dalam penggunaan spektrofotometri uvvis, sampel harus berwarna Piranti pembaca
Fungsinya adalah membaca sinyal listrtik dari detector dimana data digambarkan dalam
bentuk yang bisa diinterprestasikan atau disajikan pada display yang dapat dibaca oleh
pemeriksa (Mustikaningrum, 2015).

4. Jelaskan perbedaan antara cahaya monokromatis dan cahaya polikromatis! Jelaskan pula
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

kaitan cahaya monokromatis dengan absorbansi senyawa!


Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan Panjang
gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih, cahaya putih terdiri dari
tujuh macam komponen warna dan dapat dibuktikan dengan piringan newton (newton’s
Disc). Yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu yang dimaksud sebagai
spektrum warna dari sinar putih. Cahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya
terdiri atas satu warna dan satu Panjang gelombang contoh cahaya monokromatik adalah
cahaya merah dan ungu (Permatasari, 2015).

5. Jelaskan yang dimaksud larutan blanko beserta perannya dalam analisis


spektrofotometri!
Larutan blanko merupakan larutan tanpa adanya analit untuk tujuan kalibrasi sebagai
larutan pembanding dalam analisis fotometri. Larutan blanko dapat dibagi menjadi 3
jenis yaitu kalibrasi blanko, reagen blanko dan metode blanko. Metode yang digunakan
dalam analisis larutan blanko sama seperti untuk melakukan analisis uranium
menggunakan potensiometer Mettler Toledo T90 yang mengacu ASTM C 799.
digunakan larutan blanko sebagai pembanding larutan blanko (campuran aquadess
dengan 1 tetes indikator) sebagai pembanding digunakan juga larutan blanko yang
berfungsi sebagai faktor pengoreksi (Tetha dan sugiarso, 2016).
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

B. Tinjauan Pustaka
a. Analisa Spektrofotometri Sinar Tampak
Spektofotometri sinar tampak dilakukan menggunakan energi radiasi pada Panjang
gelombang antara 380 dan 800 nm. Dikatakan spektofotometri sinar tampak karena rentang
Panjang gelombang dapat dideteksi oleh mata manusia. Warna yang terlihat dari objek
umumnya disebabkan oleh interaksi antara sinar polikromatis dan objek. Interaksi ini
mengakibatkan panjang gelombang yang tidak terabsorbansi dipantulkan ke mata kita
Cahaya/Sinar tampak terdiri dari suatu bagian sempit kisaran panjang gelombang dari
radiasi eletromagnetik dimana mata manusia sensitif. Radiasi dari panjang gelombang yang
berbeda ini dirasakan oleh mata sebagai warna yang berbeda, sedangkan campuran dari
semua panjang gelombang tampak seperti sinar putih. Sinar putih memiliki panjang
gelombang mencakup 400-760 nm (Permatasari dan Dian, 2015).

b. Warna Komplementer
Apabila radiasi cahaya putih dilewatkan melalui larutan yang berwarna maka radiasi
dengan panjang gelombang tertentu akan diserap secara selektif dan radiasi sinar lainnya
akan diteruskan. Absorbansi maksimum dari larutan berwarna terjadi pada daerah warna
yang berlawanan dengan warna yang diamati, misalnya larutan berwarna merah akan
menyerap radiasi maksimum pada daerah warna hijau. Dengan kata lain warna yang
diserap adalah warna komplementer dari warna yang diamati (Mustikaningrum, 2015).
Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran
warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dll (Permana, 2014).

c. Hukum Lambert-Beer
Hukum Lambert-Beer adalah rumus yang mendeskripsikan melemahnya intensitas
pencahayaan saat melalui suatu medium dengan substansi yang dapat melakukan absorpsi.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan
diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum
Beer, berbunyi: “Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya)
yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari
konsentrasi zat dan tebal larutan”. Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang
digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan: %T = x 100 % dan
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

absorbansi dinyatakan dengan rumus: A= - log T = -log dimana I0 merupakan intensitas


cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel. Rumus
yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
b = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur 9
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm) (Romadhani,
2016).

C. Tinjauan Bahan
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

a. Larutan KMnO4
Larutan KMnO4 atau Kalium Permanganate merupakan salah satu bahan kimia yang
mudah teroksidasi dan merupakan zat pengoksidasi yang kuat. Sehingga larutan ini biasa
juga di gunakan sebagai oksidator. KMnO4 berbentuk Kristal berwarna ungu kehitaman
dengan titik didih : 32,350C dan titik beku : 2,830C. KMnO4 dapat larut dalam methanol
dan mudah terurai oleh sinar matahari . KMnO4 juga bereaksi dengan materi yang
tereduksi dan mudah terbakar menimbulkan bahaya api dan ledakan. KMnO4 dapat
digunakan sebagai oksidator yang kuat (Listriani, 2016).

b. Aquades
Aquades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor sehingga
bersifat murni dalam laboratorium. Akqades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak
memiliki rasa. Aquades biasa digunakan untuk membersihkan alat-alat laboratorium dari
zat pengotor Aquades merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir
semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di dalam akuades
mencakup berbagai senyawa organik netral yang mempunyai gugus fungsional polar
seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton. Kelarutannya disebabkan oleh kecenderungan
molekul akuades untuk membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan
alkohol atau gugus karbonil aldehida dan keton (Adani dan Pujiastuti, 2018).

D. DIAGRAM ALIR
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

1. Penentuan panjang gelombang maksimum

Larutan KMNO₃ 3 x
10⁻⁴

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 500-570 nm

Dicari nilai absorbansi tertinggi

Hasil

2. Pembuatan kurva standar

Larutan KMNO₄ 10⁻³ M

Diencerkan menggunakan aquades

Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan


KMNO₄ 1 KMNO₄ 2 KMNO₄ 3 KMNO₄ 4 KMNO₄ 5
x 10̄⁻⁴ M x 10̄⁻⁴ M x 10̄⁻⁴ M x 10̄⁻⁴ M x 10̄⁻⁴ M

Diukur absorbansi masing-masing pada λ maksimum

Dibuat kurva standar absorbansi (sumbu y) terhadap konsentrasi (sumbu y)

Hasil (y = ax + b)

3. Pengukuran absorbansi sampel KMNO₄


Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

Larutan KMNO₄ sampel

Diperoleh nilai absorbansi

Dihitung konsentrasi larutan sampel dengan menggunakan persamaan kurva standar

Hasil
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

D. DATA HASIL PRAKTIKUM


a. Penentuan panjang gelombang maksimum
Konsentrasi KMNO4 yang digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimum = 1 × 10-3
M
Panjang gelombang (nm) range Absorbansi (A)
500-560 nm
505 0,504
515 0,549
525 0,682
535 0,609
545 0,660
Panjang gelombang maksimum adalah 525 nm

b. Pembutan kurva standar


Konsentrasi Larutan KMNO4(M) Absorbansi (diukur pada panjang
(sumbu x) gelombang maksimum) (sumbu y)
0.0001 0.198
0.0002 0.428
0.0003 0.637
0.0004 0.938
0.0005 1.154

Kurva Standar
1.4

1.2
f(x) = 2422 x − 0.06
1 R² = 1

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

c. Pengukuran absorbansi sampel KMNO4


Absorbansi sampel KMNO4 diukur pada panjang gelombang maksimum = 525 nm
Absorbansi (diukur
Fp (Faktor Konsentrasi Larutan
Larutan pada panjang
Pengenceran KMNO4 (sumbu x)
KMNO4 gelombang
)
maksimum) (sumbu y)
Sampel A 1 0.567 0,00025706028076 M
Sampel B 1 0.822 0,00036234516 M

Rumus yang digunakan


A−b
C= × fp
a

Konsentrasi sampel A dan B Larutan KMNO4 =

Diketahui :
y = 0,2422x - 0,0556
R² = 0,9968
AA = 0,567
AB = 0,822
Fp = 1
Ditanya:
CA = …?
CB = …?
Jawab:
A−b
C= × fp
a
0,567−(−0,0556)
C A= ×1
2422
C A=0,00025706028076 M

0,822−(−0,0556)
C B= ×1
2422
C B=0,000362345 M
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

d. Perhitungan pengenceran larutan standar


a. Larutan KMnO4 1× 10-3 M menjadi larutan KMnO4 1× 10-4 M
M1 x V1 = M2 x V2
10-3 x V1 = 10-4 x 10
10−3
V1 = −3
10
= 1 mL

b. Larutan KMnO4 1× 10-3 M menjadi larutan KMnO4 2× 10-4 M


M1 x V1 = M2 x V2
10-3 x V1 = 2× 10-4. 10
2× 10−3
V1 =
10−3
= 2 mL

c. Larutan KMnO4 1× 10-3 M menjadi larutan KMnO4 3× 10-4 M


M1 x V1 = M2 x V2
10-3 x V1 = 3× 10-4. 10
3× 10−3
V1 =
10−3
= 3 mL

d. Larutan KMnO4 1× 10-3 M menjadi larutan KMnO4 4× 10-4 M


M1 x V1 = M2 x V2
10-3 x V1 = 4× 10-4. 10
4 × 10−3
V1 =
10−3
= 4 mL

e. Larutan KMnO4 1× 10-3 M menjadi larutan KMnO4 5× 10-4 M


M1 x V1 = M2 x V2
10-3 x V1 = 5× 10-4. 10
5× 10−3
V1 =
10−3
= 5 mL

E. ANALISA PROSEDUR
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

1. Berapa konsentrasi KMNO4 yang digunakan dan berapa hasil panjang gelombang maksimum
yang didapatkan? Jelaskan pula langkah-langkah menentukan panjang gelombang maksimum!
Pada percobaaN, digunakan 1 konsentrasi larutan KMNO₄ utama dengan besar 1x10⁻³ lalu,
di lakukan pengenceran menjadi 5 larutan yaitu KMNO₄ dengan konsentrasi 1x10⁻⁴ ,
KMNO₄ dengan konsentrasi 2x10⁻⁴, KMNO₄ dengan konsentrasi 3x10⁻⁴, KMNO₄ dengan
konsentrasi 4x10⁻⁴, dan KMNO₄ dengan konsentrasi 5x10⁻⁴. Larutan yang digunakan
untuk gelombang maksimum adalah KMNO₄ dengan konsentrasi 1x10⁻⁴. Dari data hasil
praktikum dapat diketahui bahwa panjang gelombang yang didapatkan adalah 525 nm. Untuk
menentukan panjang gelombang maksimum dilihat dari absorbansi yang paling tinggi. Pada
data hasil praktikum penentuan panjang gelombang, terdapat lima data dan niali absorbansi
yang berbeda- beda. Dari kelima data tersebut absorbansi tertinggi adalah 0,682 A yang
dimiliki oleh panjang gelombang 525 nm. Dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang
maksimum yang digunakan adalah sebsesar 525 nm.

2. Mengapa tabung reaksi harus dibungkus dengan aluminium foil?


Dalam percobaan spektofotometri, larutan KMNO₄ yang digunakan memiliki berbagai
konsentrasi yang berbeda. Setiap larutan diletakkan dalam tabung reaksi yang dilapisi oleh
aluminium foil. Hal tersebut dikarenakan larutan KMNO₄ tidak tahan dengan cahaya dan
akan teroksidasi dan terdegradasi jika terkena cahaya dan konsentrasi larutan akan berubah-
ubah. Hal tersebut yang mengharuskan tabung reaksi yang berisi larutan KMNO₄ harus
dilapisi dengan aluminium foil.

3. Bagaimana cara menentukan konsentrasi sampel KMNO4?


Sesudah dilakukan kalibrasi pada alat spektrofotometri dan setelah dilakukan pengujian pada
panjang gelombang yang berpacu pada panjang gelombang sebesar 525, didapatkan besar
absorbansi larutan sampel A sebesar 0,567 dan larutan sampel B sebesar 0,822. Kemudian
jika ingin mengetahui sebuah konsetrasi larutan sampel tersebut maka menggunakan
persamaan kurva standar yaitu y = ax + b sehingga didapatkan persamaan grafis dari garis
yang telah dibuat adalah y = 2422x + 0,0556 dan R² = 0,9968 (sumbu y = nilai absorbansi
dan sumbu x = konsentrasi). Sehingga didapatkan hasil konsentrasi untuk larutan KMNO₄
sampel A dan sampel B yang berurutan sebesar 0,00025706028076 M dan0,000362345 M .

4. Mengapa hanya sisi buram dari kuvet yang boleh disentuh saat menuangkan larutan ke dalam
kuvet? Dan mengapa harus dengan gerakan searah saat mengelap bagian kuvet?
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

Kuvet merupakan alat yang digunakan sebagai wadah larutan yang akan dicari absorbansi
dan panjang gelombang larutan. Kuvet memiliki sisi yang buram dan sisi transparan, yang
memiliki berdapat perlakuan khusus untuk alat ini, salah satunya memegang di sisi
buramnya. Tujuannya agar tidak meninggalkan sidik jari yang dapat mengganggu
pengamatan pada spektrofotometer. Apabila sisi transparan terpegang, maka akan
meninggalkan jejak yang dapat mempengaruhi keakuratan nilai absorbansi. Saat mengelap
bagian kuvet harus dengan gerakan searah agar kotoran tidak terbawa kembali.

F. ANALISA HASIL
1. Jelaskan hasil panjang gelombang maksimum yang didapat dan bandingkan dengan literatur!
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

Pada data hasil praktikum penentuan panjang gelombang, terdapat lima data yang berbeda.
Dari percobaan di dapatkan absorbansi sebesar 0,504 pada panjang gelombang 505 nm, lalu
didapatkan absorbansi sebesar 0,549 pada pajang gelombang 515 nm, absorbansi sebesar
0,682 pada panjang gelombang 525 nm, absorbansi sebesar 0,609 pada panjang gelombang
535 nm, dan absorbansi sebesar 0,660 pada panjang gelombang 545 nm. Dari kelima data
tersebut dapat dilihat absorbansi tertinggi adalah 0,682 A yang dimiliki oleh panjang
gelombang 525 nm. Jadi Panjang gelombang maksimum yang digunakan adalah sebesar
525 nm. Pada literatur panjang gelombang maksimum adalah pengukuruan panjang
gelombang yang menghasilkan absorbansi maksimum. Sehingga, didapatkan panjang
gelombang maksimum pada praktikum ini adalah 525 nm dengan absorbansi 0,682
(Kusumawardhani dkk., 2015).

2. Bagaimana tingkat akurasi (R²) kurva standar dari data hasil praktikum yang didapat?
Bandingkan dengan literatur!
Tingkat akurasi (R² ) kurva standar dari data hasil praktikum didapatkan sebesar 0,9968
dari kurva standar, data yang didapatkan dari hasil praktikum merupakan persamaan y =
2422x – 0,0556. Nilai regresi didapatkan 0,9968 yang memilki artian Nilai akurat. Nilai
regresi jika semakin mendekati angka 1 maka nilai semakin akurat jika nilai dibawah 0,9
maka nilai keakuratan semakin kecil. Berdasarkan literatur yang ada, regresi sebagai alat
ukur yang juga digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya kolerasi antar variable
(Fengki, 2018).

3. Bagaimana korelasi hasil pengukuran absorbansi dengan hasil perhitungan konsentrasi pada
masing-masing sampel? Bandingkan hasilnya dengan literatur!
Pengukuran absorbansi dengan hasil perhitungan konsentrasi beberapa sampel
menghasilkan sampel A memilki absorbansi sebesar 0,567 absorbansi ini didapatkan dari
perhitungan persamaan dari kurva standar yaitu y = 2422x + 0,0556 dimana nilai
absorbansi = y , dan x merupakan konsentrasinya. Dari data hasil praktikum terlihat
semakin besar absorbasninya semakin besar konsentrasi. Kemudian didapatkan
konsentrasi sebesar 0,00025706028076 M. Sampel B memilki absorbansi sebesar 0,822
absorbansi ini didapatkan dari perhitungan persamaan dari kurva standar yaitu y = 2422x
+ 0,0556 dimana nilai absorbansi = y , dan x merupakan konsentrasinya. Dari data hasil
praktikum terlihat semakin besar absorbasninya semakin besar konsentrasi. Kemudian
didapatkan konsentrasi sebesar 0,00036234516 M.

G. PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kurva standar?
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

Kurva standar merupakan metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
sampel yang belum diketahui. Kurva standar dapat digunakan sebagai acuan untuk
sampel pada percobaan dengan menggunakan grafik hubungan antara variasi konsentrasi
dengan absorbansi yang dihasilkan (Ngibad, 2019). Kurva standar juga merupakan suatu
kurva untuk menghitung jumlah sel bakteri secara tidak langsung yaitu dengan
meregresikan nilai absorbansi dan jumlah kedalam persamaan garis kurva standar y = ax
+ b (Diana, 2013)

2. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat absorbansi dari suatu larutan!
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbansi meliputi jenis pelarut, pH larutan, suhu,
konsentrasi larutan yang tinggi, dan adanya zat pengganggu. Pengaruhpengaruh ini
harus diketahui, kondisi analisis harus dipilih sedemikian rupa hingga absorbansi tidak
akan dipengaruhi sedikitpun. Kebersihan juga akan mempengaruhi absorbansi termasuk
bekas jari. Pada dinding tabung harus dibersihkan dengan tissu dan hanya memegang
bagian ujung atas tabung sebelum pengukuran. Selain itu, pemilihan pelarut dan proses
pengenceran dalam persiapan sampel juga harus diperhatikan pada metode
spektrofotometri Uv-vis (Charlinia dan Supomo, 2016)

3. Terdapat 2 sampel larutan KMNO4. Sampel X dan sampel Y. Diketahui absorbansi dari sampel
X adalah 0,735 dan absorbansi dari sampel Y adalah 0,842 dengan persamaan garis y= 2768x –
0,0267. Hitunglah konsentrasi dari masing-masing sampel!
Diketahui: absorbansi sampel X dan Y larutan KMNO₄
X = 0,735
Y = 0,842
Persamaan garis: y = 2768x – 0,0267
Ditanya: konsentrasi masing -masing sampel
a. Sampel X b. Sampel Y
A−b A−b
c= × fp c= × fp
a a
0,735−(−0,0267) 0 , 842−(−0,0267)
cX = ×1 cX = ×1
2768 2768
cX = 0,00027518 M
Nama Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
Kelas R – Bioteknologi
Kelompok R4

H. KESIMPULAN
Pada praktikum spektrofotometri ini bertujuan untuk Menentukan panjang gelombang
maksimum, Membuat kurva standar kalium permanganat dan untuk menentukan
konsentrasi kalium permanganat dalam larutan sampel yang belum diketahui
konsentrasinya dengan metode spektrometri. Panjang gelombang maksimum
didapatkan dengan menentukan panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi
paling tinggi. Kurva standar dapat digunakan sebagai acuan untuk sampel pada
percobaan dengan menggunakan grafik hubungan antar konsentrasi yang berbeda
dengan absorbansi yang dihasilkan standar y = ax + b. Dari kelima data tersebut dapat
dilihat absorbansi tertinggi adalah 0,682 A yang dimiliki oleh panjang gelombang 525
nm. Jadi Panjang gelombang maksimum yang digunakan adala sebsesar 525 nm.
Spektrofotometri memiliki prinsip yaitu pengukuran intensitas warna larutan yang akan
ditentukan konsentrasinya dibandingkan dengan dengan warna larutan standar yaitu
larutan yang talah diketahui konsentrasinya. Penyerapan dalam rentang yang terlihat
secara langsung mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat.
DAFTAR PUSTAKA
Listiarini, Octavia Indah. 2016. Pengolahan Air Sumur Menjadi Air Bersih Rumah Tangga
Menggunakan Alat Sand Filter dalam Mereduksi Kadar Besi (II) Sulfat dengan Metode
Permanganometri. THESIS, UNDIP.

Permana, Aan Ari. 2014. LKP : Perancangan Desain Media Promosi Company Profile CV. Adeco
Cipta Mandiri Sidoarjo. UNDERGRADUATE THESIS, Stikom Surabaya Romadhani,

Hanif. 2016. Validasi Metode Penetapan Kadar Tablet Floating Metformin Hidroklorida Dengan
Spektrofotometri. BACHELOR THESIS, Universitas Muhammadiah Purwokerto.

Ross, Chapman., Lawrence C.M., David L. F., Robert L. S. 2014. Characteristics of potassium

Mustikaningrum, Mega. 2015. Aplikasi Metode Spektrofotometri Visibel Genesys-20 Untuk


Mengukur Kadar Curcuminoid Pada Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza). Undergraduate Thesis,
Undip.

PERMATASARI, RESTI DIAN (2015) Pengaruh Jenis Pelarut pada Analisa Zat Anthosianin dari
Kulit Manggis (Gacinia mangostana L.) dengan Metode Spektrofotometer Visible Genesys 20.
UNDERGRADUATE THESIS, Undip

Charlinia, Widya dan Sumpono. 2016. Pengaruh Penambahan Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia
L.) Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan Kadar Kafein Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora).
UNDERGRADUATED THESIS, Universitas Bengkulu.
Diana, Nur. 2013. Potensi Bakteri Enterobacter Agglomerans Sebagai Biosorben Logam Berat
Timbal (Pb). UNDERGRADUATE THESIS, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Fengki, Fery (2018) Implementasi Regresi Linear untuk memprediksi lama waktu pengiriman
Catering Kepada Konsumen Studi Kasus Home Catering Malang. UNDERGRADUATE THESIS,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Kusumawardhani, N., Sulistyarti, H., Dan Atikah, A. 2015. Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum Dan Ph Optimum Dalam Pembuatan Tes Kit Sianida Berdasarkan Pembentukan
Hidrindantin. Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya.1(1): 711.
Torowati Dan Banawa Sri Galuh. 2014. Penentuan Nilai Limit Deteksi Dan Kuantisasi Alat Titrasi
Potensiometer Untuk Analisis Uranium. Jurnal Bantan No 13 . 9-1.

Anda mungkin juga menyukai