Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Hapusssss

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DARING

ERA PANDEMI COVID-19


HUKUM ARCHIMEDES

Disusun Oleh :
Nama : Keysha Alea Ratriazda
NIM : 205100907111020
Jurusan/Fakultas : Keteknikan Pertanian/Teknologi Pertanian
Tanggal Praktikum : 14 Oktober 2020
Nama Asisten : Izzum Wafi’uddin

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Praktikum hukum archimedes dilakukan agar dapat memahami hukum
archimedes. Tidak hanya dapat memahami tetapi juga kita diharapkan dapat
menentukan massa jenis dari berbagai jenis fluida berdasarkan hukum archimedes.
Tujuan yang terakhir adalah untuk mengetahui dan memahami hubungan antara gaya
ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan.

1.2 Teori
1.2.1 Pengertian dan Bunyi Hukum Archimedes
Hukum archimedes merupakan sebuah hukum yang membahas pengapungan
suatu benda pada zat cair. Pada kasus yang terjadi, sesungguhnya besar gaya tarik bumi
kepada suatu benda atau benda selalu sama. Namun, setelah diamati terlihat seakan-
akan berbeda antara berat benda saat di udara dan saat di dalam air, yaitu berat benda di
dalam air cenderung terlihat berkurang. Tentunya yang membuat hal tersebut terjadi,
yaitu adanya gaya ke atas dalam air atau gaya apung. Adapun bunyi hukum archimedes
sebagai berikut “suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat
cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat cair yang
dipindahkan oleh benda tersebut” (Anggriawan, 2017).
Dasar dari pemikiran atau konsep hukum pergi medis ini berawal dengan
asumsi “apabila terdapat air di suatu tempat dalam keadaan tenang, maka seluruh bagian
memiliki tekanan yang sama”. Ada pula asumsi lain yang mengatakan “apabila terdapat
air di suatu tempat dan tekanan yang tidak sama, artinya air mengalir dari tempat yang
tekanan tinggi ke tekanan rendah”. Selain itu, dikatakan juga bahwa “apabila ada benda
yang dimasukkan ke dalam air, lalu tekanan yang sama, itu berarti tekanan yang
diduduki benda tersebut seharusnya sama dengan tekanan di bagian air lain yang
terdesak oleh benda” (Utami dkk., 2014).

1.2.2 Pengertian Keadaan Benda Berdasarkan Gaya Archimedes


Masing-masing posisi atau keadaan yang mungkin terjadi terhadap benda
ketika dimasukkan ke dalam air memiliki syarat dan pengertian yang berbeda-beda.
Untuk keadaan terapung sendiri merupakan keadaan ketika seluruh bagian benda tepat
berada di permukaan zat cair karena massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis
zat cair sehingga berat benda juga lebih kecil daripada gaya apung. Sedangkan untuk
keadaan melayang merupakan suatu keadaan benda saat berada di tengah-tengah
permukaan dan dasar dari cair karena massa jenis benda sama dengan massa jenis zat
cair sehingga berat benda menjadi sama dengan gaya apung. Selanjutnya yang terakhir,
keadaan tenggelam merupakan keadaan benda saat berada di dasar zat cair karena massa
jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair sehingga berat benda juga lebih
besar daripada gaya apung (Utami dkk., 2014).
Dalam hukum archimedes, memiliki tiga keadaan benda di dalam air yang
berbeda. Ketiga keadaan tersebut antara lain, terapung, melayang, dan tenggelam.
Diurutkan berdasarkan kedudukan yang paling tinggi atau dekat dengan permukaan zat
cair. Ketiga posisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti berat benda, massa
jenis zat cair, gaya ke atas dalam air, dan lain sebagainya (Julianti dkk., 2016).
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat, Bahan, dan Fungsi


Tabel 2.1 Alat, Bahan, dan Fungsi
NO Alat dan Bahan Gambar Literatur Fungsi
1. Batang Statif Pendek Batang statif
pendek berfungsi
sebagai tempat
melekatnya klem

Gambar 2.1
Sumber : Tri, 2016

2. Batang Statif Panjang Batas statif panjang


digunakan untuk
tiang-tiang
penyangga pada
alat statif dan
Gambar 2.2 dipasang pada
Sumber : Tri, 2016 dasar statif secara
vertikal berguna
sebagai tempat
berdirinya klem
3. Dasar statif Dasar statif
berfungsi sebagai
dasar
penumpungnya
batang statis dan
Gambar 2.3 terletak di bawah
Sumber : Tri, 2016

4. Neraca Pegas 1,5 N Neraca pegas ini


berfungsi untuk
menimbang massa
sebuah benda
dengan sistem
pegas pada neraca
Gambar 2.4
Sumber : Tri, 2016

5. Kaki Statif Kaki statif


digunakan sebagai
penopang bagian
Gambar 2.5 statif yang lain atau
Sumber : Said, 2017 rangkaian dan juga
berfungsi untuk
penstabil saat statif
digunakan
6. Tabung Pancuran Tabung pancuran
ini biasa digunakan
untuk mengukur
volume dari suatu
zat yang tidak
Gambar 2.6 beraturan,
Sumber : Setia, 2014 contohnya beban
yang dimasukkan
ke dalam tabung
pancuran
7. Beban 50 g Beban digunakan
untuk objek yang
diikat pada tali

Gambar 2.7
Sumber : Said, 2017

8. Silinder Ukur 100 mL Silinder ukur 100


mL memiliki
berbagai ukuran
yang pada
umumnya
digunakan untuk
mengukur volume
Gambar 2.8 larutan atau suatu
Sumber : Lukas, 2016 zat di laboratorium
saat percobaan
9. Jepit Penahan Jepit penahan
berfungsi sebagai
penjepit dan alat
penghubung
antara statif
Gambar 2.9 dengan neraca
Sumber : Firdausy 2018 serta beban

10. Gelas Kimia 250 mL Gelas kimia


sering digunakan
untuk menyimpan
ataupun
menampung zat
Gambar 2.10 air dan terhubung
Sumber : Pasinggi, 2016 dengan tabung
pancuran
11. Timbangan Digital Timbangan
elektronik ini
memiliki
diameter yang
Gambar 2.11 cukup kecil
Sumber : Lukas, 2016 sehingga biasa
digunakan untuk
mengukur atau
menilai benda-
benda yang
berukuran tidak
terlalu besar
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Hukum Archimedes

Alat

Dirangkai alat

Ditimbang berat beban di udara

Dimasukkan air dalam tabung pancuran

Dicelupkan beban ke dalam air

Dihitung berat beban di air

Dihitung volume air yang tumpah

Dihitung gaya angkat ke atas benda


dalam air

Dihitung berat air yang dipindahkan

Diamati

Hasil
2.2.2 Uji Benda Terapung, Tenggelam, dan Melayang
Alat dan Bahan

Disiapkan

Dimasukan air kedalam tabung berpancuran

Beban dicelupkan ke dalam tabung berpancuran

Volume air yang tumpah dihitung

Gaya apung benda dalam air dihitung

Berat air yang dipindahkan dihitung

Diamati

Hasil
2.3 Gambar Rangkaian Percobaan Vektor + Penjelasan

Jepit Penahan
Neraca Pegas 1,5 N

Batang Statif Panjang


Beban 50 g

Tabung Pancuran Silinder Ukuran 100 mL

Dasar Statif Batang Statif Pendek

Kaki Statif

Gambar 2.3.1 Alat untuk percobaan Archimedes

Gambar 2.3.2 Pengukuran massa benda dalam air


menggunakan tabung berpancuran dan neraca pegas

Pertama kita perlu merakit alat seperti pada gambar. Lalu gantungkan beban 50 g
pada neraca pegas setelah itu timbang massa silinder ukur dalam keadaan kosong dengan
timbangan elektronik. Setelah itu, masukkan air ke dalam tabung berpacuran, tunggu sampai
air tidak menetes. Gunakan gelas kimia untuk menampung air yang tumpah. Lalu, tempatkan
silinder ukur dibawah pipa pancur tabung berpancuran. Setelah itu, turunkan neraca pegas 50
g. apabila air sudah tidak tumpah, catat beban w. timbang dan hitunglah massa .
BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Hasil Percobaan


Tabel 3.1.1 Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan Hukum Archimedes
Berat benda di Berat benda di Volume air yang Gaya ke atas Berat air yang
3
udara (Wu) (N) air (Wa) (N) tumpah (m ) (Fa) (N) dipindahkan
(W) (N)
0,25 0,16 11 x 10-6 0,1078 0,09
0,5 0,34 19 x 10-6 0,1862 0,16
0,75 0,5 26 x 10-6 0,2548 0,25

Tabel 3.1.2 Data hasil pengamatan dan perhitungan uji benda terapung, tenggelam dan melayang
Nama Berat Volume Gaya Berat Berat air Keterangan
benda benda di air yang angkat ke benda di yang (terbukti
udara tumpah atas (Fa) air (Wa) dipindahkan atau tidak
3
(Wu) (N) (m ) (N) (N) (W) (N) terbukti)
Bola ping 0,025 4 x 10-6 0,0392 0,015 0,01 Terbukti
pong karena
(terapung) Fa > W
Tabung 0,4 42 x 10-6 0,4116 0,06 0,34 TIdak
peluru terbukti
sebagian karena
Fa ≠ W
(melayang)
Tabung 1,35 44 x 10-6 0,4312 0,95 0,4 Tidak
peluru terbukti
penuh karena
(tenggelam) Fa > W

3.2 Perhitungan Data


3.2.1 Perhitungan Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan Hukum Archimedes
Persamaan :
a. Gaya ke atas (Fa)
Fa = ρ x g x v
b. Berat air yang dipindahkan (W)
W = Wu – Wa

Perhitungan :
a. Gaya Ke Atas (Fa)
Fa  gv
(1)
Fa  1000  9,8 11106  0,1078

Fa  gv
(2)
Fa  1000  9,8 19 106  0,1862
Fa  gv
(3)
Fa  1000  9,8  26 106  0,2548

b. Berat air yang dipindahkan (W)


W  Wu  Wa
(1)
W  0,25  0,16  0,09
W  Wu  Wa
(2)
W  0,5  0,34  0,16
W  Wu  Wa
(3)
W  0,75  0,5  0,25

3.2.2 Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan Uji Benda Terapung, Tenggelam dan
Melayang
Persamaan :
a. Gaya ke atas (Fa)
Fa = ρ x g x v
b. Berat air yang dipindahkan (W)
W = Wu – Wa

Perhitungan :
a. Gaya Ke Atas (Fa)
Fa  gv
(1)
Fa  1000  9,8  4 106  0,0392
Fa  gv
(2)
Fa  1000  9,8  42 106  0,4116
Fa  gv
(3)
Fa  1000  9,8  44 106  0,4312
b. Berat air yang dipindahkan (W)
W  Wu  Wa
(1)
W  0,25  0,15  0,1
W  Wu  Wa
(2)
W  0,4  0,06  0,34
W  Wu  Wa
(3)
W  1,35  0,95  0,4
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data Percobaan


Pada percobaan ini, yang dilakukan pertama adalah mengukur berat benda di udara,
mengukur berat benda di dalam air, volume air yang tumpah, gaya angkat ke atas, dan
berat air yang dipindah. Pada beban pertama yang memiliki berat 0,25 N, saat diukur
berat benda di dalam air menjadi sebesar 0,16 N lalu setelah itu memindahkan air
dengan volume 11 x 10 -6 m3 sehingga dengan rumus gaya ke atas (Fa) = ρ x g x v akan
menghasilkan 0,0178 N dan untuk berat air yang dipindahkan pada percobaan pertama
dengan rumus W = Wu-Wa akan menghasilkan 0,09 N. Begitu pula dengan percobaaan
kedua dengan volume air yang tumpah 19 x 10 -6 maka akan menghasilakn 0,1862 N
dengan rumus Fa dan untuk berat air yang dipindah sebesar 0,16 N dengan
mengurangkan berat benda di udara sebesar 0,5 N dan berat benda di air sebesar 0,34
N. Percobaan yang ketiga, dengan volume air yang tumpah sebesar 26 x 10-6 akan
menghasilkan gaya ke atas sebesar 0,2548 N dengan rumus Fa dan untuk berapa air
yang tumpah sebesar 0,25 N dengan mengurangi berat benda di udara sebesar 0,75 N
dan berat benda di air sebesar 0,5 N.
Selanjutnya, pengukuran dan pengamatan yang dilakukan dalam percobaan ini
adalah mengunci benda benda berdasarkan prinsip mengapung, tenggelam, dan
melayang. Pada benda pertama yaitu bola ping pong memiliki berat di udara sebesar
0,025 N dan memiliki berat benda di air sebesar 0,015 N sehingga menghasilkan 0,01
N berat benda yang dipindahkan, dan dengan volume air yang tumpah sebesar 4 x 10 -6
m3 maka akan menghasilkan gaya angkat keatas sebesar 0,0392 N dari rumus Fa. Begitu
pula pada percobaan kedua, tabung peluru sebagian dengan berat di udara sebesar 0,4
N dan memiliki berat benda di air sebesar 0,06 N sehingga menghasilkan 0,34 N berat
benda yang dipindahkan, dan dengan volume air yang tumpah sebesar 42 x 10-6 m3 maka
akan menghasilkan gaya angkat keatas sebesar 0,4116 N dari rumus Fa. Percobaan
terakhir, tabung peluru penuh dengan berat di udara sebesar 1,35 N dan memiliki berat
benda di air sebesar 0,95 N sehingga menghasilkan 0,4 N berat benda yang dipindahkan,
dan dengan volume air yang tumpah sebesar 44 x 10-6 m3 maka akan menghasilkan gaya
angkat keatas sebesar 0,4312 N dari rumus Fa.
Percobaan ini tentunya dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
teori dan prinsip lainnya terkait hukum archimedes. Oleh karena itu, berdasarkan hasil
pengamatan dan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa berat beban ketika
di air cenderung lebih ringan dibanding saat beban berada di udara yang pastinya
dipengaruhi oleh gaya ke atas dalam air atau gaya apung. Selain itu, dapat disimpulkan
terkait benda terapung yang dipengaruhi udara dalam benda serta benda tenggelam tidak
dipengaruhi oleh gaya apung atau gaya ke atas dalam air (Late dkk., 2017).

4.2 Analisa Perhitungan Data


Apabila sudah memperoleh data terdapat beberapa data yang tidak terbukti karena
tidak sesuai dengan hukum archimedes. Kesalahan penghitungan bisa terjadi akibat
kurangnya ketelitian dalam penghitungan. Selain itu, dilakukan perhitungan sesuai
hukum archimedes. Rumus yang digunakan dalam perhitungan percobaan kali ini
yaitu rumus Fa = 𝜌 × 𝑔 × 𝑉air tumpah untuk mencari besar gaya apung. Selain itu,
digunakan juga rumus W = Wu-Wa untuk mencari besar berat air yang dipindah.
Kedua perhitungan tersebut yaitu Fa dan W memiliki satuan yang sama yaitu N. Dari
perhitungan ini pun dapat ditentukan apakah benda berada pada keadaan terapung ,
tenggelam, dan melayang (Husin dkk., 2014).

4.3 Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Hukum Archimedes.


Rumusan hukum archimedes menjelaskan fenomena benda yang tenggelam,
melayang, dan terapung. Fenomena tersebut dapat dijelaskan dengan adanya gaya
apung yang beratnya sama besar dengan berat air yang dipindahkan. Banyak hal yang
mempengaruhi hukum archimedes ini diantaranya volume zat yang dipindahkan, massa
jenis, dan gaya angkat (Late dkk., 2017).
Selain faktor dari gaya apung, terdapat juga faktor lain yang masih berhubungan
dengan gaya apung dalam hukum archimedes, yaitu massa jenis zat cair dan volume zat
cair. Jika massa jenis dan volume besar maka gaya angkat ke atas juga besar.
Selanjutnya, gaya gravitasi tentu berpengaruh dalam perhitungan hukum archimedes
(Rahmawati dkk., 2017).

4.4 Aplikasi Hukum Archimedes di Bidang Teknologi Pertanian


Tentunya banyak sekali kejadian-kejadian terkait hukum archimedes di dalam
kehidupan kita. Oleh karena itu, banyak pula penelitian telah memanfaatkan suatu
penerapan hukum archimedes terhadap teknologi di bidang pertanian. Salah satunya
adalah hidrometer. Hidrometer sendiri merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengukur massa jenis suatu zat chair dengan melihat skala yang tertera pada
hidrometer. Untuk sistem nya semakin tinggi kerapatan suatu zat cair, makin besar pula
gaya ke atas dan semakin tinggi hidrometer. Hidrometer pada umumnya dimanfaatkan
dalam proses pembibitan (Sumirah, 2014).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktikum diadakan agar mahasiswa dilakukan agar dapat memahami hukum
archimedes. Tidak hanya dapat memahami tetapi juga kita diharapkan dapat
menentukan massa jenis dari berbagai jenis fluida berdasarkan hukum archimedes.
Tujuan yang terakhir adalah untuk mengetahui dan memahami hubungan antara gaya
ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan. Dalam praktikum kali ini alat dan bahan
yang digunakan ada 11, yaitu batang statif pendek, batang statif panjang, dasar statif,
neraca pegas, kaki statif, tabung pancuran, beban, silinder ukur 100 mL, jepit penahan,
gelas kimia, timbangan digital. Dari data praktikum yang didapat pada uji coba pertama
dengan dengan rumus gaya angkat ke atas ada Fa = ρ x g x v ada 3 hasil yaitu 0,1078
N, 0,1862 N, 0,2548 N dan berat air yang dipindahkan terdapat 3 hasil pula dari W =
Wu-Wa yaitu 0,09 N, 0,16 N, 0,25 N. Setelah itu dari data praktikum kedua
menggunakan rumus gaya angkat ke atas dihasilkan 0,015 N, 0,06 N, dan 0,95 N. Selain
itu, terdapat 3 hasil dari berat air yang dipindahkan yaitu, 0,01 N, 0,34 N, dan 0,4 N.
Pada percobaan kedua terdapat 1 data yang terbukti dan 2 data yang tidak terbukti
karena tidak sesuai dengan hukum archimedes.

5.2 Saran
Seperti yang diketahui, alangkah baikya sebelum melakukan percobaan dan
pengukuran kita harus mempelajari dahulu alat-alat praktikum yang akan digunakan,
besaran dan satuan , juga langkah dan metode praktikum agar praktikum berjalan
dengan lancar, mudah dipahami dan berjalan dengan waktu yang efisien. Selanjutnya
sebelum melakukan praktikum kita perlu mempelajari konsep hukum archimedes secara
teori terlebih dahulu. Melakukan percobaan dengan benar dan tepat sesuai prosedur
praktikum dan menggunakan alat dengan benar agar memperoleh hasil yang dengan
tingkat akurasi yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Anggriawan, Dwi. 2017. Simulasi Water Scooter dengan Bahan Fiber Glass
Menggunakan Autodesk Simulation CFD dan Autodesk Inventor. THESIS. Fakultas
Teknik. Universitas Muhammadiyah Malang
Firdausy, Meutia F. Dan Diah W. 2018. Studi Kasus Pengaruh Diameter dan Variasi
Material Pegas Pada Trainer Aplikasi Hukum Hooke. JRM. Vol. 4 No. 3 :101
Husin dkk.. 2014. Studi Awal Perancangan Prototipe ROV. Mikrotiga. Vol 1, No. 2
: 33 – 34
Julianti, Unggul Wahyono, dan Sahrul Saehana. 2016. Pengaruh Model Project Based
Learning Berbantuan Multimedia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada
Materi Tekanan Zat Cair di SMPN 18 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT).
Vol. 4 No. 3 : 9 – 10
Late, Maksen, Sutopo, dan Lia Y. 2017. Peningkatan Pemahaman Konsep Tekanan
Hidrostatis dan Hukum Archimedes Siswa melalui Pembelajaran Discovery. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol. 2 No. 9 : 5
Lukas, S. dan N. Jusnita. 2016. Buku Pedoman Praktikum Laboratorium Farmasi . Jakarta:
Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Rahmawati dkk.. 2017. Students misconception about archimedes law : 209
Said L. M. 2017. Buku Pengantar Laboraturium Eksperimen Sederhana Alat Ukur Fisika.
Makassar. UIN Alauddin Makassar. Hal. 149-150
Setia, W.S. 2014. Perbedaan Hasil Belajar fisika Antara Siswa yang Dibelajarkan
dengan
Model Kooperatif Tipe NHT dan Model DI Melalui Metode Eksperimen di Kelas
XI IPA SMA Negeri2 Kota Bengkulu. SKRIPSI. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Hal. 211
Sumirah. 2014. Pengaruh Penerapan Pendekatan Problem Posing Berbasis Aktivitas
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pokok Bahasan Fluida Statis di SMAN 4
Palangkaraya Tahun Ajaran 2013/2014. SKRIPSI. Sekolah Tinggi Islam Negeri
Palangkaraya.
Tri, W.N.P. 2016. Studi Kasus Kelengkapan dan Penggunaan Alat Laboratorium Fisika
SMA Dalam Bidang Mekanika di Kecamatan Rantepao dan Kecamatan Sesean,
Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Utami, Rofiqoh, Winarti, dan Joko Purwanto. 2014. Rancang Bangun Perangkat Eksprimen
Hukum Archimedes untuk MTsLB/A Yaketunis Kelas VIII. Inklusi. Vol.1 No.1 :
62 – 63
LAMPIRAN DHP
Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan Hukum Archimedes
Berat benda di Berat benda di Volume air yang Gaya ke atas Berat air yang
udara (Wu) (N) air (Wa) (N) tumpah (m3 ) (Fa) (N) dipindahkan
(W) (N)
0,25 0,16 11 x 10-6 0,1078 0,09
0,5 0,34 19 x 10-6 0,1862 0,16
0,75 0,5 26 x 10-6 0,2548 0,25

Data hasil pengamatan dan perhitungan uji benda terapung, tenggelam dan melayang
Nama Berat Volume Gaya Berat Berat air Keterangan
benda benda di air yang angkat ke benda di yang (terbukti
udara tumpah atas (Fa) air (Wa) dipindahkan atau tidak
3
(Wu) (N) (m ) (N) (N) (W) (N) terbukti)
Bola ping 0,025 4 x 10-6 0,0392 0,015 0,01 Terbukti
pong karena
(terapung) Fa > W
-6
Tabung 0,4 42 x 10 0,4116 0,06 0,34 TIdak
peluru terbukti
sebagian karena
Fa ≠ W
(melayang)
Tabung 1,35 44 x 10-6 0,4312 0,95 0,4 Tidak
peluru terbukti
penuh karena
(tenggelam) Fa > W

Perhitungan Data
Perhitungan Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan Hukum Archimedes
Persamaan :
c. Gaya ke atas (Fa)
Fa = ρ x g x v
d. Berat air yang dipindahkan (W)
W = Wu – Wa

Perhitungan :
c. Gaya Ke Atas (Fa)
Fa  gv
(1)
Fa  1000  9,8 11106  0,1078

Fa  gv
(2)
Fa  1000  9,8 19 106  0,1862

Fa  gv
(3)
Fa  1000  9,8  26 106  0,2548
d. Berat air yang dipindahkan (W)
W  Wu  Wa
(1)
W  0,25  0,16  0,09
W  Wu  Wa
(2)
W  0,5  0,34  0,16
W  Wu  Wa
(3)
W  0,75  0,5  0,25

Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan Uji Benda Terapung, Tenggelam dan Melayang
Persamaan :
c. Gaya ke atas (Fa)
Fa = ρ x g x v
d. Berat air yang dipindahkan (W)
W = Wu – Wa

Perhitungan :
c. Gaya Ke Atas (Fa)
Fa  gv
(1)
Fa  1000  9,8  4 106  0,0392
Fa  gv
(2)
Fa  1000  9,8  42 106  0,4116
Fa  gv
(3)
Fa  1000  9,8  44 106  0,4312
d. Berat air yang dipindahkan (W)
W  Wu  Wa
(1)
W  0,25  0,15  0,1
W  Wu  Wa
(2)
W  0,4  0,06  0,34
W  Wu  Wa
(3)
W  1,35  0,95  0,4
LAMPIRAN SUMBER LAPORAN

Anda mungkin juga menyukai