Makalah Metode Sampling
Makalah Metode Sampling
Makalah Metode Sampling
“METODE SAMPLING”
DISUSUN OLEH :
193020504026
FAKULTAS TEKNIK
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................. i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sampel.
3. Mengetahui teknik sampling dan jenisnya.
4. Mengetahui manfaat penggunaan metode sampling.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang
akan digunakan. dalam penelitian terdapat berbagai tehnik sampling yaitu: probability, dan
non probability sampling.
1. Probability Sampling
Probability Sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Tehnik ini
dibagi menjadi:
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar
belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
Misalnya: jumlah pegawai yang lulus S1=45, S2=30, STM=800, ST=900, SMEA= 400,
SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah
sampel dan tehnik pengambilan sampel diambil secara random.
Tehnik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proposional. Misalnya, pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai: 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU dan 700
orang lulusan SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 itu diambil
semuanya sebagai sampel. Karena dari kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan
dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
3
d. Cluter Sampling (Area Sampling)
Tehnik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya: penduduk dari suatu negara, provinsi, atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Misalnya: di
Indonesia terdapat 30 provinsi dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi. Maka
pengambilan 15 provinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu di ingat karena
provinsi-provinsi di Indonesia itu tidak berstrata (tidak sama) maka pengambilan
sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada
yang penduduknya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak, ada yang
tidak; ada yang kaya akan bahan tambang, ada yang tidak. Karakteristik semacam ini
perlu diperhatikan. Sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat
ditetapkan.
Tehnik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahapan. Pertama yaitu
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya yaitu menentukan orang-orang yang
ada pada daerah itu secara sampling juga.
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini meliputi :
a. Sampling Sistematis
Sampilng sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut; yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja atau kelipatan
dari bilangan tertentu, misalnya sampelnya adalah 1,5,10,15,20 dan seterusnya sampai
100.
4
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan
melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam
urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Jika
pengumpulan data belum didasarkan kepada 500 orang tersebut, maka penelitian
dianggap belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul
data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota
sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 100 anggota sampel.
c. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
apabila dipandang orang yang ditemui tersebut cocok untuk menjadi sumber data.
d. Sampling Purposive
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel, bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari
30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
5
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding dan lama-kelamaan akan
membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi
dengan dua orang ini merasa belum cukup untuk melengkapi data, maka peneliti mencari
orang yang lebih tahu dan juga dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya. Begitu seterusnya sampai jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian
kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball.
Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan metode sampling antara lain (Zainuddin,
2011):
Menurut Hartanto (2003), manfaat menggunakan metode sampling adalah sebagai berikut:
1. Dapat menghindari kerugian, jika dalam pengumpulan data objek penelitian harus
“dirusak”.
2. Kesimpulan umum (tentang populasi) diperoleh dengan relatif murah, cepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Tingkat kesalahan pada kesimpulan umum dapat diperhitungkan, yaitu melalui
penghitungan sampling error.
4. Validitas informasi atau validitas pengukuran dapat ditingkatkan, karena dapat dilakukan
kontrol terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga hasilnya lebih teliti.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampel adalah objek yang diambil dengan teknik tertentu, memiliki karakteristik tertentu,
jelas dan dapat diambil untuk mewakili suatu populasi. Teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan. dalam penelitian
terdapat berbagai tehnik sampling yaitu: probability, dan non probability sampling. Teknik
Sampling probabilitas yang meliputi: Simple Random Sampling, Propotionate Stratified
Random Sampling, Disproportionate Stratified Random Sampling, dan Cluter Sampling
(Area Sampling). Teknik Sampling nonprobabilitas meliputi: Sampling Sistematis,
Sampling Kuota, Sampling Insidental, Sampling Purposive, Sampling Jenuh, Snowball
Sampling.
3.2 Saran
Menurut pendapat saya, pengunaan Metode Sampling dalam sebuah penelitian menjadi
sebuah sarana yang baik agar sebuah penelitian dapat selesai dan memberikan manfaat
kepada masyarakat diluar sana.
7
DAFTAR PUSTAKA
Widyoko, Eko Putro, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods), Bandung:
Alfabeta, 2011.