Musik Dan Terapi
Musik Dan Terapi
Musik Dan Terapi
Sejak awal sejarah manusia, musik juga ikut memainkan peran yang signifikan dalam hal
penyembuhan. Musik dan penyembuhan adalah dua aktivitas yang alamiah bagi umat
manusia.
Dewa Apollo mengatakan "Musik adalah seni yang dikaru nilai kekuatan untuk
menembus ke kedalaman jiwa". Bahkan dalam aliran gaib Arab dan Yunani,
penyembuhan dengan suara dianggap sebagai pengetahuan sakral tingkat tinggi.
Awalnya terminologi terapi musik dikenal di akhir abad 18. Cerita awal penyembuhan ini
dapat diketahui dari tulisan dalam kitab suci dan manuskrip mengenai sejarah pengobatan
di Arab, Cina, India, Yunani, dan Roma.
selama Perang Dunia I, musik masih digunakan di rumah sakit bagi veteran perang hanya
sebatas media untuk menyembuhkan gangguan trauma.
Pada saat itu para veteran yang terluka banyak yang melakukan aktivitas musik dengan persepsi
mengurangi rasa sakit.
lembaga pendidikan tinggi dan akademi kesehatan di sana mulai mengembangkan
program pelatihan kepada para musisi untuk mendayagunakan musik sebagai tujuan
terapi.
Tahun 1950, NAMT (National Association for Music Therapy), organisasi terapi musik
yang menangani veteran.
Tahun 1988, NAMT bekerja sama dengan organisasi musik lainnya, dan berganti nama
menjadi AMTA (American Music Therapy Association)
sebuah aktivitas terapiutik yang menggunakan musik sebagai media untuk memperbaiki,
memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi.
Profesi terapis hanya bisa di implementasi kan oleh seorang profesional.
Keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan bermain piano, vokal, gitar serta
pengetahuan sejarah musik, teori dan komposisi, juga psikologi, sosiologi, anatomi, dan
fisiologi
dapat dikatakan terapi musik merupakan sebuah aplikasi yang unik dalam membantu
meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan menghasilkan perubahan-perubahan
positif dalam perilakunya (Staum, 1997).
Sering kali terapi jenis ini digunakan sebagai alternatif terakhir dari gangguan yang
sudah tidak dapat direspons oleh psikolog atau dokter, pengobatan dengan latihan
tertentu, atau terapi medis lainnya\
Musik pada hakekatnya dapat menerobos kondisi kesadaran seseorang dan menghantar
ke tempat-tempat yang sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya.
Proses yang melebihi materi ke duniawian ini menimbulkan respons psiko-fisiologis saat
kondisi seseorang berubah.
Ketika proses ini berlanjut, la akan mengikuti sisa kondisi kesasaran, meningkatkan fase
sensori, mimpi, trance, kondisi medistatif, dan terpesona.
Pada tahap kesadaran, "waktu" dapat menimbulkan pemahaman yang berbeda bagi setiap
individu.
Seringkali sebelum sesi terapi, orang telah kehilangan kesadaran atas "waktu".
Dengan memperluas periodisasi ini maka akan membantu mereka mengurangi perasaan
distress, kecemasan, rasa takut, dan rasa sakit.
Otak manusia adalah otak yang musikal dan irama musik memiliki kekuatan langsung
memengaruhi kinerja kognisi.
Orang dengan kebutuhan khusus, belajar lebih baik melalui musik.
Misalnya, aktivitas bernyanyi dapat mewujudkan kondisi rileksasi pada siswa dan
membawanya ke dalam kondisi optimal untuk belajar bahasa.
Karena pengulangan irama dan lirik lagu akan membantu siswa untuk mengenali suara
dan pola bahasa. Akan lebih mudah memikirkan secara akurat kata-kata yang panjang
bila ditata dalam bentuk lirik lagu dan melodi.
Bila menggabungkan lagu, bahasa dan gerakan, maka secara dramatis akan meningkatkan
proses belajar. Irama, lirik, dan melodi memiliki keterkaitan yang kuat terhadap memori.
E. Subjek Pengguna
Anak-anak
Orang dewasa
Manula
Pengguna lainnya
Sebagai audio analgesik atau penenang : yang dapat menimbulkan pengaruh biomedis
positif.
Sebagai aktivitas memfokuskan perhatian : kklien menggunakan musik sebagai
aktivitas untuk memotivasi latihan fisik.
Meningkatkan relasi terapis/pasien/dan keluarga : seorang terapis mengembangkan
relasi yang terbuka dengan seorang klien remaja dengan menggunakan musik
kesenangannya.
Sebagai stimulator auditori atau menghilangkan kebisingan. : musik yang dimainkan
dalam ruang unit gawat darurat untuk mereduksi kebisingan suara-suara mesin dan
elektronik lain nya.
Mereduksi distres pada pikiran. : staf unit gawat darurat sebaiknya menggunakan
musik untuk mereduksi distress dan mendengarkan musik selama 15 menit sebelum
setiap pergantian jam jaga.
H. Dominasi Musik
Menurut seorang ahli bedah ortopedi Clyde L. Nash, musik dapat menurunkan
ketegangan anggota timnya dalam ruang operasi dan membuat pasien lebih rileks.
Penelitian klinis yang dilakukan di Akademi Perawat Los Angeles dan di Atlanta
menemukan bahwa bobot bayi prematur ternyata bertambah lebih cepat dan penggunaan
oxygen menjadi lebih efisien saat diperdengarkan musik vokal.
seorang klien stroke yang berusia 70 tahun saat kepadanya diperdengarkan lagu rakyat
Yahudi dari alat musik akordeon, ia ikut bersenandung. Terapis musik memainkan
melodi lagu tersebut secara teratur berulang kali dan pada akhirnya si klien secara
spontan menyanyikan beberapa kata dari lagu tersebut.
Saat ini, ibu yang setelah melahirkan, akan diberi perangkat CD khusus yang di rancang
untuk membantu tumbuh-kembang otak bayi. Dapat di pastikan bahwa musik perlu
disediakan bagi anak khususnya yang hidup dalam kondisi dan lingkungan buruk, karena
musik dapat meningkatkan rasa harga diri, percaya diri dan memberi harapan
dalam setiap kesempatan. Terlebih untuk meningkatkan kualitas masyarakat
melalui kesenian yang berbicara tentang jiwa, membawa berbagai kultur dan
membuat lebih cerdas.
Para peneliti percaya bahwa kegiatan musik dapat menjadi sebuah pilihan karena
memberikan kesenangan dan kegembiraan. Kenyataan bahwa belajar musik dapat
meningkatkan semangat hidup telah dibuktikan melalui banyak penelitian sehingga
banyak orang tua yang berusaha meningkatkan kemampuan musikalitasnya.
Anak autis yang sedang mengembangkan kemampuan bahasa sering berbicara secara
monoton dan infleksi bahasanya sulit untuk ditangkap. Melalui lagu-lagu yang disusun
sesuai kebutuhan tersebut, anak dapat di latih memperlancar kemampuan bicara.
Musik dapat menghapus kekurangan yang dimiliki dan secara bertahap akan membekas
hingga anak terbiasa dengan suara bicara yang alamiah. Bila anak lupa cara
mengucapkan kalimat dengan benar, maka ia akan dengan cepat mengingat
lagunya
Yayasan yang dirintis oleh para ahli saraf dengan nama The Autism Research Foundation
(TARF) ini melaporkan bahwa autisme sebenarnya berhubungan dengan perubahan
abnormal dalam otak.
Di bagian otak terdalam terdapat sistem limbik yang terbentuk sejak
perkembangan fetus yang menyertai respons emosi, memori, belajar, dan motivasi.
Penemuan ini sekaligus mengkonfirmasikan spekulasi yang berkembang selama ini
bahwa autisme hanya masalah biologis.
TARF memiliki komitmen untuk mendalami kinerja otak autis dan berdasarkan
pengetahuan ini diharapkan dapat:
1. Menemukan strategi untuk melakukan pencegahan,
2. Mengembangkan dan mengevaluasi perlakuan yang efektif,
3. Menjadi katalisator untuk pendidikan dan penelitian lainnya.
Suara dan musik dapat menjadi media penting dalam proses penyembuhan. Keduanya
dapat digunakan sebagai obat dalam beberapa kasus.
Gaynor (1999), mengatakan "Suara merasuk ke dalam kesehatan dengan cara: merubah
fungsi sel melalui pengaruh energetik; sistem biologis ke fungsi homeostatis;
menenangkan pikiran dan tubuh; atau memiliki efek emosional yang dapat memengaruhi
neurotransmitter dan neuropeptides. Kondisi tersebut pada gilirannya sangat
membantu mengatur sistem kekebalan tubuh sebagai penyembuh."
. Ketika seseorang berbicara, maka berbagai variasi pitch, nada, volume dan irama
bertanggung jawab terhadap 38% dari komunikasi kita. Sisa dari komunikasi manusia
adalah 55% non-verbal, dan 7% bahasa verbal aktual.
Suara memperkenankan seseorang untuk masuk ke tempat pribadi paling sakral dari yang
pernah diketahui. Dari tempat ini kita dapat menjelajahi sumber terdalam untuk
menemukan kembali informasi, energi, vitalitas baru, keseimbangan, kecerahan,
inspirasi, rilaksasi, kreativitas, kebebasan ekspresi, dan transformasi.
Ketika emosi tubuh disembuhkan melalui suara, maka akan terjadi ke kesehatan fisik
yang sama halnya dengan membuat harmonis tubuh melalui emosi.
P. Sejarah Suara dalam Penyembuhan
Di rumah-rumah sakit beberapa negara bagian AS dilakukan tes penggunaan suara dalam
lingkungan rumah sakit. Ternyata musik dapat digunakan untuk meminimalisir rasa sakit,
komplikasi prosedur pengoperasian, menciptakan suasana rileks dan menu runkan
tekanan darah, mengatur jantung serta pernafasan baik bagi dokter maupun
pasiennya.
Suara, dalam bentuk nyanyian, melodi, musik, dan suara alam banyak ditemukan dalam
bidang medis serta mampu meningkatkan kesehatan, vitalitas, berbagai kondisi
psikologis dan perilaku, serta mereduksi stres.
Musik dan suara dapat menyentuh manusia dengan cara merambat melalui udara sebagai
penghantar. Ada beberapa perambatan yaitu: perambatan ritmik, melodik, dan dinamik.
Perambatan musik memiliki potensi untuk:
1. Meresonan perasaan pendengar melalui perubahan dari negatip ke positip
2. Meningkatkan emosi gembira dan tenang.
Terapi vibrasi saat ini banyak digunakan terutama untuk memengaruhi perubahan
fisiologis, menurunkan tekanan darah, detak jantung, ketegangan otot, ACTH (hormon
stres), dan mengurangi rasa mual.
Gambar 7.4 Musik dan Suara Menjadi Transportasi dari Beta ke Tetha
Musik yang didengar akan menggetarkan saraf yang ada di dalam otak dan memicu
emosi serta sensasi fisik seperti rasa tenang, takut, gembira atau sedih. Fabien
menggunakan oscillator kristal yang disebut "tonoscope" sebagai penghasil getaran.
Meditasi: Banyak cara untuk melatih meditasi tetapi faktor terpenting adalah
menghentikan rutinitas sehari-hari untuk waktu tertentu, memusatkan perhatian pada apa
yang terbaik, dan mendengarkan.
Belajar Mendengarkan: Cara tercepat untuk merubah kesadaran adalah dengan duduk
diam beberapa menit, hentikan pikiran dan dengarkan sumber suara yang masuk. Akan
sangat mudah mendengarkan suara detak jantung dan helaan nafas.
Nyanyian dan "Toning": Karena alam semesta penuh dengan vibrasi dalam berbagai
frekuensi, maka melalui latihan yang benar kita dapat merubah frekuensi diri untuk
memperoleh kesehatan pikiran dan tubuh.. Menyanyi adalah cara termudah dan memiliki
kekuatan untuk menggetarkan seluruh sel di dalam tubuh manusia.
Terapi musik terdiri dari penggunaan musik secara terapeutik pada fisik, psikologis,
kognitif dan/atau fungsi sosial pasien di segala usia. Karena terapi musik memiliki
kekuatan dan bukan media teknis diagnostik, maka memungkinkannya untuk
mendapatkan hasil yang unik.
Terapi suara dengan teknik pengobatan harmonik (toning dan overtoning) memunculkan
kembali pengobatan kuno dengan metode serta peralatan modern. Penggunaan suara dan
teknik vibrasi dimaksudkan untuk menyehatkan spirit, pikiran, dan tubuh serta membantu
mengembalikan pola kesehatan secara menyeluruh
W. Penelitian Positivistik
Haines (1989) banyak meneliti pengaruh terapi musik terhadap rasa harga diri pada
remaja yang mengalami gangguan emosional. Terutama ketika rasa harga diri menjadi
perhatian pokok dalam pengobatan gangguan emosi remaja dan sejak terapi musik di rasa
efektif untuk populasi ini. Maka ia berusaha menemukan pengaruh khusus dari terapi
musik terhadap kelompok remaja.
X. Paradigma Baru