Pengukuran Bangun Datar
Pengukuran Bangun Datar
Pengukuran Bangun Datar
“BANGUN DATAR”
Disusun Oleh:
Kelompok 4
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugrah-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu tanpa hambatan
tertentu. makalah ini tentang “Bangun Datar”. Makalah ini ditulis untuk
melengkapi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD yang
diampu oleh Bapak Drs. I Gusti Ngurah Japa, M.Pd dan Ibu Maria Ni Made Ilia
Yudi Rosita, S.Pd, M.Pd.
Penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan
sumber yang ada. Diharapkan makalah ini nantinya dapat menjadi pedoman bagi
pembaca, sehingga nanti mampu mendidik peserta didik dengan baik serta dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Disadari dalam penulisan makalah ini penulis memiliki keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang turut membantu penyempurnaan makalah ini, baik secara moral
maupun material. Karena itu, saran yang sifatnya membangun dari pembaca
sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
2.1 Persegi ........................................................................................................ 4
2.2 Persegi Panjang .......................................................................................... 5
2.3 Segitiga....................................................................................................... 8
2.4 Jajar Genjang.............................................................................................. 11
2.5 Belah Ketupat ............................................................................................. 13
2.6 Trapesium ................................................................................................... 17
2.7 Lingkaran ................................................................................................... 20
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 26
4.1 Simpulan .................................................................................................... 26
4.2 Saran ........................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Untuk
menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini. Karena itu mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar (SD) bahkan TK
untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama yang sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelolah, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Penguasaan dasar-dasar matematika yang kuat sangat diperlukan oleh siswa
utamanya konsep-konsep dasar matematika, sebab jika konsep matematika yang
diberikan kurang tepat dan diterima oleh siswa, maka sangat sulit mengubah
pengertian tersebut. Sehingga pembelajaran matematika pada jenjang SD haruslah
menjadi fondasi yang kuat bagi siswa utamanya penanaman konsep-konsep dasar
matematika berdasarkan karakteristik matematika itu sendiri. Hal ini dapat
diumpamakan seperti sebuah bangunan. Apabila fondasi dari bangunan tersebut
kuat InsyaAllah bangunan tersebut akan berdiri dengan kokoh. Sebaliknya, jika
fondasi dari bangunan tersebut tidak kuat maka bangunan tersebut tidak akan
berdiri dengan kokoh.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh kurangnya
pemahaman konsep matematika itu sendiri. Salah satunya siswa dituntut untuk
selalu menghafalkan setiap rumus yang akan digunakan dalam pembelajaran tanpa
tahu cara mendapatkan rumus tersebut. Sehingga menyebabkan siswa menjadi
lupa dan bahkan tidak mengerti dengan rumus yang ada.
Salah satu materi yang memerlukan pemahamaan konsep adalah bangun datar.
Bangun datar dalam pembahasan geometri adalah materi yang sangat luas dan
memiliki banyak macam dan jenis. Materi bangun datar ini merupakan materi
dasar yang sangat dibutuhkan dalam menanamkan dan membangun konsep
1
geometri yang lebih mendalam, khususnya dalam mempelajari bangun ruang sisi
datar pada tingkatan-tingkatan selanjutnya.
Pada materi ini, siswa sulit mengingat rumus luas bangun datar lainnya
bahkan sulit menghitung luas daerah tertentu yang merupakan gabungan dari
beberapa bangun datar. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya
pengetahuan guru tentang cara mendapatkan rumus tersebut. Tentu saja
berdampak negatif pada pembelajaran di kelas, di mana siswa hanya diberikan
rumus untuk dihafal tanpa tahu bagaimana cara mendapatkan rumus tersebut.
Oleh karena itu pembahasan pada makalah ini adalah mengenai ”Bangun Datar”
terutama pada aspek sifat bangun datar serta rumus luas dan keliling berbagai
bangun datar.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas
adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui pengukuran bangun datar persegi.
1.3.2 Untuk mengetahui pengukuran bangun datar persegi panjang.
1.3.3 Untuk mengetahui pengukuran bangun datar segitiga.
1.3.4 Untuk mengetahui pengukuran bangun datar jajar genjang.
1.3.5 Untuk mengetahui pengukuran bangun datar belah ketupat.
1.3.6 Untuk mengetahui pengukuran bangun datar trapesium.
2
1.3.7 Untuk mengetahui pengukuran bangun datar lingkaran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PERSEGI
Luas, atau area adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi suatu
bagian permukaan yang dibatasi dengan jelas, biasanya suatu daerah yang
dibatasi oleh kurva tertutup. Dari persegi diatas maka yang berwarna merah pada
persegi tersebut adalah luas nya. Kemudian Perhatikan persegi pada gambar
berikut. Setiap kotak atau persegi kecil menggambarkan satu satuan luas.
Ketika kita menghitung secara manual persegi – persegi kecil diatas,
terdapat 100 persegi, atau bisa dikatakan luas persegi tersebut 100 satuan
persegi. Ternyata nilai 100 ini merupakan hasil kali panjang sisi persegi dengan
sisi lainnya yang tegak lurus, atau banyak baris dikali banyak kolom kotak pada
persegi.
4
Berdasarkan proses di atas, terbukti bahwa :
Keliling Persegi =
Luas Persegi =
2. Sifat-sifat persegi :
a. Semua sisi setiap persegi sama panjang
b. Mempunyai dua pasang sisi sejajar
c. Diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling
membagi dua sama panjang.
d. Diagonal-diagonal persegi berpotongan membentuk
sudut siku-siku, yaitu .
e. Setiap sudut persegi dibagi dua sama besar oleh
diagonalnya, atau diagonal-diagonalnya merupakan
garis bagi.
Dari persegi panjang diatas, yang berwarna hijau pada persegi panjang
tersebut adalah luas nya. Kemudian Perhatikan persegi panjang pada gambar
berikut. Setiap kotak atau persegi kecil menggambarkan satu satuan luas.
Jadi keliling persegi dan persegi panjang adalah jumlah sisi yang
mengelilingi bangun persegi dan persegi panjang tersebut.
Sesuai definisi diatas, jadi keliling persegi adalah sebagai berikut:
7
2.3 SEGITIGA
a. Pengertian Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis lurus dan
membentuk tiga sudut. Berikut contoh gambar dari segitiga ABC.
B
A
A C
8
L BDC = ½ x luas persegi panjang DBFC
Keliling segitiga adalah jumlah semua sisi-sisi yang membatasi bangun datar
segitiga, yaitu sisi + sisi + sisi
Keliling ABC = AB + AC + BC
K=c+b+a=a+b+c
c. Sifat-Sifat Segitiga
1) Segitiga Siku-Siku
Segitiga siku-siku dapat dibentuk dari sebuah persegi panjang
dengan menarik salah satu garis diagonalnya. Perhatikan gambar berikut:
A B
9
2) Segitiga Sama Kaki
Merupakan dua buah segitiga siku-siku yang kongruen dapat
membentuk sebuah segitiga sama kaki dengan mengimpitkan salah satu
sisi siku-siku yang sama panjang dari kedua segitiga tersebut. Perhatikan
gambar berikut:
ΔABD dan ΔDBC adalah dua segitiga siku-siku yang kongruen. Sisi
BD adalah sisi siku-siku yang sama panjang dari kedua segitiga
tersebut. Jadi ΔACD adalah segitiga sama kaki dengan sisi AD=DC.
Di dalam segitiga sama kaki terdapat :
Dua sisi yang sama panjang, sisi tersebut sering disebut kaki segitiga.
Dua sudut yang sama besar yaitu sudut yang berhadapan dengan sisi
yang panjangnya sama.
10
Gambar (i) di atas menunjukkan gambar tiga garis lurus yang sama panjang,
yaitu AB= BC=CA. Apabila ujung-ujung ketiga garis tersebut saling
dipertemukan, A dengan A, B dengan B, dan C dengan C, maka akan terbentuk
segitiga sama sisi ABC seperti terlihat pada gambar (ii) di atas
Di dalam segitiga sama sisi terdapat :
1. Tiga sisi yang sama panjang.
2. Tiga sudut yang sama besar.
3. Tiga sumbu simetri.
Jajar genjang adalah suatu segiempat dengan sisi yang berhadapan sejajar
sama panjang.
11
b. Asal Mula Rumus jajar genjang
Perhatikan gambar jajar genjang di atas. Pada gambar tersebut terdapat tiga
buah bidang yaitu, UQVS, PSU dan VQR. Untuk menurunkan rumus Luas
Jajagenjang adalah dengan memanfaatkan rumus luas persegi panjang dan rumus
luas segitiga, yaitu : Luas Jajagenjang = Luas persegi panjang UQVS + Luas
ΔPSU + Luas ΔVQR = ((a-b) x t) + ½ (b x t ) + ½ (b x t )
= (at – bt )+ bt
= at – bt + bt
= at
Dengan, a = alas jajargenjang
t = tinggi jajar genjang
Jadi, Rumus Luas Jajar genjang = alas x tinggi
Misalkan kita memiliki jajaran genjang yang terbentuk dari empat buah
titik: A, B, C, dan D seperti yang tampak pada gambar di atas. Panjang
alas adalah Panjang AB, dan akan sama dengan panjang. Panjang sisi
miring adalah Panjang AC dan juga sama dengan panjang BD.
Untuk mengetahui panjang keliling jajaran genjang maka dapat digunakan
rumus :
Keliling Jajaran Genjang = 2 x alas + 2 x sisi miring
Keliling Jajaran Genjang = 2 x ( alas + sisi miring) = 2 x ( a + m)
Keliling Jajaran Genjang = 2 x ( a + m)
12
c. Sifat-Sifat Jajar Genjang
14
Titik garis dari A ke C membentuk diagonal AC, dan dari ke B dan D membentuk
diagonal BD.
Diagonal AC membagi belah ketupat menjadi dua buah segitiga, yaitu segitiga
ABC dengan tinggi OB dan ACD dengan tinggi OD.
Luas belah ketupat diperoleh dengan menjumlahkan luas kedua segitiga. Luas
segitiga dapat dihitung dengan rumus L = ½. alas.tinggi
15
Luas belah ketupat diperoleh dengan menjumlahkan luas kedua segitiga.
Pada gambar diatas, AB dan BD adalah diagonal belah ketupat, sehingga terbukti
bahwa.
Contoh Soal :
Perhatikan gambar belah ketupat berikut.
Diketahui :
Panjang AC = 12 cm
Panjang BD = 16 cm
Pertanyaan:
a. Tentukan luas belah ketupat ABCD!
b. Tentukan keliling belah ketupat ABCD!
Jawaban:
a. Luas belah ketupat ABCD = x d1 x d2
= x AC x BD
= x 12 cm x 16 cm
16
= 96 cm2
Jadi, luas belah ketupat ABCD adalah 96 .
2.6 TRAPESIUM
a. Pengertian Trapesium
Trapesium merupakan bangun datar segiempat yang tepat memiliki
sepasang sisi yang sejajar. Perhatikan gambar trapesium di bawah ini. Garis AD
dan garis BC disebut sisi-sisi sejajar, garis AB dan garis DC disebut kaki
trapesium, sisi terpanjang dari sisi sejajar disenut alas trapesium, yaitu garis BC
(Matematika, 2015).
A D
B C
b. Sifat-Sifat Trapesium
Pada trapesium sama kaki di bawah, garis AD//BC, sehingga DAB + CBA
L M
c. Keliling Trapesium
Keliling trapesium KLMN pada gambar di bawah adalah
K N
L M
K = KL + LM + MN + KN
K = jumlah sisi trapesium
Rumus Keliling tersebut berlaku juga untuk trapesium-trapesium yang lain
(Matematika, 2015).
18
Contoh Soal.
Tentukan keliling trapesium DEFG pada gambar berikut.
D 15 cm G
8 cm 10 cm
E F
18 cm
Penyelesaian:
K = DE + E F + FG + DG
= 8 + 18 + 10 + 15
= 51
Jadi keliling trapesium DEFG adalah 51 cm
D A D L
A
t
t
B C B C
K
19
Ruas garis BC dan AD merupakan panjang dua sisi yang sejajar dan t
merupakan tinggi trapesium.
Uraian tersebut dapat memperjelas rumus luas daerah trapesium yang secara
umum ditulis sebagai berikut.
1
L= x t x (a+b)
2
Dengan
t = tinggi trapesium
a,b = sisi-sisi yang sejajar pada trapesium
Contoh Soal.
Panjang sisi-sisi sejajar sebuah trapesium adalah 16 cm dan 10 cm dengan tinggi
trapesium 5 cm. berapakah luas daerah trapesium tersebut?
Penyelesaian:
a = 16 cm, b = 10 cm, dan t = 5 cm
1
L= x t x (a+b)
2
1
= x 5 x(16+10)
2
1
= x 5 x 26
2
= 65
Jadi, luas daerah trapesium adalah 65 cm
2.7 LINGKARAN
a. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah garis dua dimensi yang membentuk suatu bidang kurva
yang tertutup di mana setiap titik pada bidang tertutup itu memiliki jarak yang
sama dari pusatnya. Keliling (K) sebuah lingkaran merupakan jarak di sekeliling
lingkaran. Luas (L) sebuah lingkaran adalah besarnya bidang yang ditempati oleh
lingkaran atau besarnya wilayah yang berada di dalam lingkaran. Baik luas
maupun keliling dapat dihitung dengan rumus-rumus sederhana menggunakan
jari-jari atau diameter lingkaran dan nilai pi.(Lestari, 2015)
20
b. Bagian-bagian Lingkaran
1. Pusat Lingkaran
Pusat lingkaran adalah suatu titik yang berjarak sama dari setiap titik-titik
pada lingkaran.
4. Busur Lingkaran
Busur lingkaran ialah sebuah bagian yang terdapat dalam keliling lingkaran.
Busur
Lingkaran
21
5. Juring Lingkaran
Juring lingkaran ialah daerah yang terdapat didalam lingkaran dan dibatasi
oleh dua jari jari lingkaran maupun busur lingkaran. Kemudian berhadapan
dengan sudut pusat dari dua jari jari lingkaran tadi.
6. Tembereng
Tembereng lingkaran ialah daerah yang terdapat didalam lingkaran dan
dibatasi oleh tali busur dan busur lingkaran.
Tembereng
7. Apotema Lingkaran
Apotema lingkaran ialah garis yang ditarik dari tengah lingkaran serta tegak
lurus dengan tali busur. Apotema lingkaran merupakan jarak yang terdapat
diantara titik tengah dengan tali bususr lingkaran.
c. Keliling Lingkaran
Sebuah lingkaran dapat ditentukan kelilingnya menggunakan rumus keliling.
Berikut rumus keliling lingkaran
Keliling = 2 × π × r atau
Keliling = π × d
22
Keterangan :
r = jari jari lingkaran, untuk satuannya tergantung soal, misal meter.
d = diameter lingkaran, untuk satuannya tergantung soal, misal meter.
π = phi (3,14 atau )
Contoh Soal :
Sebuah lingkaran memiliki jari jari 40 cm. Berapakah keliling lingkaran
tersebut?
Pembahasan
Diketahui : r = 40 cm
Ditanyakan : Keliling lingkaran = ?
Jawab.
Keliling = 2 × π × r
= 2 x 3,14 x 40
= 251,2 cm
Jadi keliling lingkarannya ialah 251,2 cm.
d. Luas Lingkaran
Sebuah lingkaran dapat ditentukan luasnya menggunakan rumus luas. Berikut
rumus luas lingkaran:
Luas = π × r²
Keterangan :
r = jari jari lingkaran, untuk satuannya tergantung soal, misal meter.
π = phi (3,14 atau )
Contoh Soal
Bangun datar lingkaran memiliki jari jari 20 cm. Hitunglah luas lingkarannya?
Pemahasan
Diketahui : r = 20 cm
Ditanyakan: Luas lingkaran = ?
23
Jawab.
Luas = π × r²
= 3,14 x 20²
= 1256 cm²
Jadi luas lingkarannya ialah 1256 cm² .
24
Luas lingkaran = luas persegi panjang ABCD
=pxl
= Kxr
= x (π × 2 × r) × r
= ×2×π×r×r
= π × r2
Jadi, luas lingkaran adalah L = π × r2
25
BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
Penemuan konsep rumus dari bangun datar persegi, persegi panjang,
segitiga, jajar genjang, belah ketupat, trapesium, dan lingkaran sangat diperlukan.
Sudah dipaparkan dalam pembahasan mengenai masing-masing bangun datar
bahwa penemuan atau pembuktian rumus luas dan keliling bangun datar sangat
diperlukan agar siswa memahami dan menyimpan ke dla ingatan mereka.
1.2 Saran
Penting sekali bagi guru atau calon guru untuk memahami pembelajaran
inovasi, karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna, bukan hanya itu
saja tetapi juga karena cepat atau lambatnya suatu inovasi dapat diterima akan
sangat tergantung pada karakteristik inovasi itu dan juga dipengaruhi oleh sarana
prasana inovasi itu sendiri. Oleh karena itu seorang guru harus senantiasa
memperhatikan karakteristik dan sarana inovasinya agar dapat cepat diterima
sasaran inovasi tersebut.
26
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, S. (2015). Kumpulan Rumus Matematika SMP (Pertama). Jakarta Selatan:
Kawan Pustaka.
Luluk, N. (2017). Bangun Datar. Pendidikan dan Matematika.
Matematika. (2015). Jakarta: PT grafindo Media Pratama.
Nurjanah. (2009). Rangkuman Matematika SMP (Pertama). Jakarta Selatan:
Transmedia.
Tumijan, P., & dkk. (2010). Pintar Matematika. Jakarta: Grasindo.
Slamet, riyadi. (2008). Get Success UN Matematika. Penerbit Grafindo Media
Pratama
Sujati dan Sujito. (2017). Cepat Menyelesaikan Soal Matematika SMP. Kawan
Pustaka
27