Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Daun Salam BTO

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

DAUN SALAM (Syzygium polyanthum)

(Makalah Biologi Tanaman Obat)

Oleh :
Agatha Ivania Pranandari 1313024007
Endah Sulistyarini 1313024033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Aneka Nama


Salam (Syzygium polyanthum) adalah nama pohon penghasil daun rempah
yang banyak digunakan dalam masakan Indonesia. Tumbuhan ini juga dikenal
dengan nama-nama lain seperti ubar serai, meselangan (Sumatera); samak,
kelat samak, serah (Malaysia); dan manting (Jawa). Dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel.

1.2 Morfologi Tanaman

Pohon salam berukuran sedang dan tingginya mencapai tinggi 30 m. Kulit


batang berwarna cokelat abu-abu, rengkah/pecah atau bersisik. Daun tunggal
terletak berhadapan dengan tangkai hingga 12 mm. Helai daun berbentuk
jorong lonjong, jorong sempit, atau lanset sebesar 5-16 x 2,5-7 cm, gundul,
dengan 6-11 urat daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal yang
tampak jelas dekat tepi helaian, dan berbintik kelenjar minyak yang sangat
halus. Bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm, muncul
dibawah daun atau terkadang pada ketiak. Bunga kecil-kecil, duduk, berbau
harum, berbilangan 4, kelopak seperti mangkok, panjangnya sekitar 4 mm,
mahkota lepas-lepas, berwarna putih yang besarnya sekitar 2,5-3,5 mm. Pohon
salam memiliki banyak benang sari, dengan panjang sekitar 3 mm, terkumpul
dalam 4 kelompok, dan mudah rontok, serta piringan tengah agak persegi,
berwarna jingga kekuningan. Buah membulat atau agak cekung, bermahkota
keping kelopak, berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila masak.

1.3 Persebaran Tanaman


Pohon salam tersebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indochina,
Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Pohon ini
ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai dari tepi
pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah), dan 1.300 m
dpl (di Thailand). Di samping itu, salam ditanam di kebun-kebun pekarangan
dan lahan-lahan lain, terutama untuk diambil daunnya.
Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan bukan
saja di Indonesia, tetapi umumnya di Asia Tenggara, baik untuk masakan
daging, ikan, sayur-mayur, maupun nasi. Daun ini dicampurkan dalam
keadaan utuh, kering ataupun segar, dan turut dimasak hingga makanan
tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma herba yanga khas tetapi tidak
keras. Daun salam kerap dipasangkan dengan laos (lengkuas) untuk jenis-jenis
masakan tertentu. Akan tetapi, daun salam liar hampir tak pernah
dipergunakan dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda dan
kurang harum, salam liar juga menimbulkan rasa agak pahit.
Salam berbunga dan berbuah hampir di sepanjang tahun. Kayunya berwarna
cokelat jingga kemerahan dan berkualitas menengah. Kayu yang tergolong ke
dalam kayu mantap ini dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan dan
perabot rumah tangga. Kulit batang salam yang mengandung tanin, kerap
dimanfaatkan sebagai ubar jala (mewarnai dan mengawetkan), bahan
anyaman, dan lain-lain. Kulit batang dan daun salam biasa digunakan sebagai
bahan ramuan tradisional untuk menyembuhkan sakit perut. Terkadang buah
salam ini dijadikan panganan walaupun hanya anak-anak yang menyukainya.
1.4 Kandungan Tanaman
Daun salam kering mengandung sekitar 0,17% minyak esensial dengan
komponen penting eugenol dan metil kavikol (methyl chavicol) di dalamnya.
Ekstrak etanol dari daun menunjukkan efek antijamur dan antibakteri,
sedangkan ekstrak metanolnya merupakan anticacing nematoda kayu pinus
Bursaphelenchus xylophilus.

1.5 Penggunaan Dalam Pengobatan Tradisional


Daun salam berkhasiat sebagai obat untuk mengatasi asam urat, stroke,
kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-
gatal, kencing manis, dan lain-lain.
1. Asam urat
Siapkan 10-15 daun salam kemudian rebus dengan menggunakan air kira-
kira 700 cc hingga mendidih dan tersisa air kira-kira 200 cc. Minum airnya
selagi hangat. Rasa seduhan air salam agak manis dengan aroma khas
salam.

2. Diare
Cuci 15 lembar daun salam segar. Rebus dalam dua gelas air sampai
mendidih selama 15 menit. Tambahkan sedikit garam. Setelah dingin,
saring dan air saringannya diminum sekaligus.

3. Kencing manis
Cuci 7-15 lembar daun salam segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum
sekaligus sebelum makan. Lakukan sehari 2 kali.

4. Menurunkan kadar kolesterol


Cuci 10-15 lembar daun salam segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum
sekaligus di malam hari. Lakukan setiap hari.
5. Menurunkan tekanan darah
Cuci 7-10 lembar daun salam, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1
gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali,
sebanyak setengah gelas.

6. Maag/gastritis
Cuci bersih 15-20 lembar daun salam segar. Rebus dengan setengah liter
air sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan gula enau secukupnya.
Setelah dingin, minum airnya sebagai teh. Lakukan setiap hari sampai rasa
pedih dan penuh di lambung hilang.

7. Mabuk alkohol
Cuci 1 genggam buah salam masak, lalu tumbuk sampai halus. Peras dan
saring, air terkumpul diminum sekaligus.

8. Kudis/gatal-gatal
Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang atau akar salam
seperlunya. Cuci bersih, lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti
bubur. Balurkan ke tempat yang gatal, kemudian dibalut.
BAB II
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang terdapat dari makalah ini antara lain :
1. Nama-nama lain dari Salam (Syzygium polyanthum) adalah seperti ubar
serai, meselangan (Sumatera); samak, kelat samak, serah (Malaysia); dan
manting (Jawa), serta Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel
(Inggris).
2. Pohon salam berukuran sedang dan tingginya mencapai tinggi 30 m
mempunyai kulit batang berwarna cokelat abu-abu, rengkah/pecah atau
bersisik, daun tunggal terletak berhadapan, helai daun berbentuk lanset,
bunga berupa malai berwarna putih, dan buah membulat atau agak cekung
berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila masak.
3. Pohon salam tersebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indochina,
Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
4. Daun salam kering mengandung sekitar 0,17% minyak esensial dengan
komponen penting eugenol dan metil kavikol (methyl chavicol) di
dalamnya.
5. Daun salam berkhasiat sebagai obat untuk mengatasi asam urat, diare,
kencing manis, menurunkan kadar kolesterol tinggi, menurunkan tekanan
darah, maag/gastritis, mabuk alkohol, kudis/gatal-gatal, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Gambar Tanaman Obat Daun Salam. Diunduh dari


http://obattradisionalasamurat.org/wp-content/uploads/2015/10/yu.jpg.
Pada Tanggal 5 Oktober 2016 dan Pukul 16.10 WIB.
Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai