Tempuyung
Tempuyung
Tempuyung
Batang
Tinggi tumbuhan tempuyung berkisar antara 65-150 cm. Batangnya berlubang dan
bergetah hijau. Selain itu, tempuyung adalah salah satu tumbuhan yang mana batangnya
berbulu dan lunak.
Daun
Daunnya tunggal berbentuk lonjong dan mempunyai ujung runcing serta berwarna hijau
keunguan, permukaannya licin dan tepinya berombak juga bergigi tak beraturan.
[1]
Panjang daunnya kira-kira 6-48 cm dan mempunyai lebar sekitar 3-12 cm. Di dekat pangkal
batang, daun yang bergigi terpusat membentuk roset dan yang terletak di bagian atas berselang-
seling memeluk batang.[1] Daun inilah yang berkhasiat sebagai penghancur batu ginjal.[1]
Sawi Tanah (Nasturtium Montanum Wall) atau dalam bahasa daerah sawi lemah/kamandilan (Jawa),
sawi taneuh/jukut sakti (Sunda), rom taroman (Madura) memiliki kandungan kimia antara lain
rorifone, rorifamide, 66 crystalline substans (2 substansi netral, 4 asam organik), dan beberapa
turunan decyanated. Anggota famili Cruciferae itu memiliki sifat pedas hangat, penurun panas,
antiracun, peluruh urine, antibakteri dan pencair dahak (mukolotik). Sawi tanah juga dimanfaatkan
untuk mengobati radang saluran napas, batuk berdahak, tuberkulosis, panas, campak, sakit tenggorok,
rematik persendian akut, hepatitis, kencing sedikit (oliguria), bisul, memar, luka berdarah dan gigitan
ular.
Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfatannya Seluruh bagian tanaman baik segar maupun
dikeringkan dapat digunakan untuk mengatasi beragam penyakit seperti berikut ini.
NAMA LOKAL
Balinggang, Rumput kuning, Balaketut, Joletos, Jukut loseh (Sunda), Bribil, Kuningan,
Mondreng, Pakelele (Jawa).
AGROEKOLOGI
Tumbuh hingga ketinggian lebih dari 1.900 m dpl, lebih menyukai tanah lembap dan terkena
cahaya. Biasa ditemukan di tepi sungai, hutan, dan pinggir jalan. Rata-rata curah hujan
tahunan 500-1.500 mm.
MORFOLOGI
BUDIDAYA
Perbanyakan secara generatif, yaitu dengan menanam bijinya.
KHASIAT
Mengobati bekas gigitan serangga, kulit gatal-gatal, kulit melepuh, batuk, demam, flu,
antiaskorbat, menghentikan pendarahan, meringankan sakit gigi, peluruh air seni, antibakteri,
antioksidan.
SIMPLISIA
Siapkan daun dan bunga loseh secukupnya, cuci bersih dengan air mengalir dan tiriskan.
Jemur di bawah naungan selama beberapa hari, hingga kering merata (daun dan bunga
mudah hancur jika diremas).
Setelah kering, haluskan daun dan bunga hingga berbentuk serbuk.
Simpan dalam wadah bersih dan kedap udara.
1. Peluruh air seni
Nama-nama lokal
Terdapat banyak nama lokal untuk jenis tanaman ini, nama terbanyak ditemukan di
Jawa yakni Ki urat ceuli, ceuli uncal (bahasa Sunda); meloh kiloh, otot-ototan,
sangka buwah, sangka buah, sangkuwah, sembung otot, suri panduk (bahasa
Jawa).[1] Di Sumatra dikenal sebagai daun urat, daun urat-urat, ekor angin, dan
kuping menjangan (bahasa Melayu), sedangkan di Sulawesi disebut torongoat
(bahasa Minahasa, Sulawesi Utara).[1]
Manfaat
Sebagai tumbuhan obat, daun sendok dapat digunakan sebagai anti radang,
melancarkan air kemih, peluruh dahak, menghentikan batuk, memperbaiki
penglihatan dan menormalkan aktivitas hati yang berlebihan.[1] Kandungan kimia
daun sendok diantaranya flavonoid dan polifenol, disamping itu daunnya
mengandung vitamin C, asam sitrat dan tanin.[2] Kandungan tanin pada daun sendok
diperkirakan mempunyai efek sebagai adstrigen sehingga dapat mengurangi diare
dengan menciutkan selaput lndir usus.[2]