Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab I Terung Ahmad Ridho

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tanaman terung (Solanum melongena L.) berasal dari Indonesia dan India,

pertama kali dibudidayakan oleh Asia, terutama suku India dan Birma pada tahun700

sm. Kapan tanaman ini mulai dibudidayakan oleh manusia belum ditemukan data

pastinya. Beberapa petunjuk menyatakan bahwa tanaman terung banyak tumbuh di

Cina. Dari daerah ini kemudian dibawa ke Spanyol dan disebarluaskan kenegara-

negara lain di Eropa, Afrika, Amerika selatan, Malaysia dan Indonesia. Dikedua

kawasan ini terdapat aneka jenis terung, baik yang dibudidayakan atau tumbuh secara

liar. Pusat keanekaragamannya yang kedua adalah Cina. Pada perkembangannya

dibanyak Negara misalnya daerah Karibia, Malaysia, Afrika Tenggara, Afrika Timur,

Afrika Barat, Amerika Selatan, dan daerah tropika pada umumnya

( Siregar, 2002 ).

Terung adalah salah satu  jenis dari tanaman sayur. Tanaman sayuran yang

dahulu jenis dari tanaman sayur. Tanaman sayuran yang dahulu dimasukkan ke dalam

golongan tanaman perkebunan rakyat atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama

“Hortikultura”  mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena

secara tidak langsung tanaman sayuran mengandung nilai “seni”. Itulah sebabnya,
2

banyak orang yang bertanamn sayuran dalam pekarangan atau halaman-halaman

rumah.

Terung merupakan jenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur–sayuran dan

ditanam untuk di manfaatkan sebagai bahan makanan. Terung dikenal dengan nama

ilmiah Solanum melongena L, adalah merupakan tanaman asli daerah tropis yang

cukup dikenal di Indonesia. Sebagai salah satu sayuran pribumi, buah terung hampir

sering ditemukan di pasar tani maupun pasar tradisional dengan harga yang relatife

murah. Akhir-akhir ini bisnis terung masing memberikan peluang pasar yang cukup

baik terutama untuk memenuhi permi ntaan pasar dalam negeri.Beberapa varietas

terung lokal contohnya terung ungu (bentuk memanjang) dan terung tunjuk,

(Sri Muryanti, 2009).

Usaha peningkatan produksi pertanian seperti pangan (padi, palawija),

hortikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan tidak terlepas dari peranan pupuk

sebagai bahan penyubur. Yang mungkin belum tercapai dengan baik adalah

meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Usaha penggunaan pupuk ini perlu

ditingkatkan, karena: (a). salah satu faktor yang membatasi produksi tanaman adalah

unsur hara, dan (b). pupuk dapat digunakan untuk mencapai keseimbangan hara untuk

keperluan pertumbuhan tanaman, sehingga dicapai produksi yang optimal.


3

Terung tunjuk (Solanum melongena L) termasuk salah satu sayuran buah yang

banyak digemari berbagai kalangan diseluruh pelosok tanah air. Buah terung yang

memiliki citarasa enak, mengandung gizi diantaranya A, B1, B2, C, P, Fosfor. Selain

itu terung memiliki harga yang relatif murah (Rp. 4000 – Rp 4500/kg) sehingga dapat

terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah dan terung gelatik juga sangat mudah

untuk dibudidayakan, oleh karena itu masih banyak masyarakat yang

membudidayakan tanaman terung gelatik tersebut, (Sri Muryanti,2009)

Pembudidayaan tanaman terung gelatik sangat mudah, hanya perlu melakukan

seperti penyemaian benih, penyiapan bedengan, pembibitan, penanaman dan

pemeliharaan. Didalam pemeliharaan di lakukan pemupukan, pemupukan sangat

mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena pupuk mempunyai kandungan unsur

hara yang penting bagi tanaman untuk mencukupi kebutuhan tanaman sehingga

tanaman dapat bereproduksi dengan baik. Keberhasilan pemupukan tanaman terung

sangat dipengaruhi oleh dosis pemberian pupuk pada tanaman terung tunjuk,

Sehingga sangat penting memperhatikan bagai mana cara memberikan dosis

pemupukan yang baik dalam budidaya tanaman terung tunjuk, (Sri Muryanti,2009)

Terung merupakan jenis tanaman sayur-sayuran berbentuk buah yang

mempunyai rasa enak untuk dikonsumsi, baik berupa buah segar maupun dalam

bentuk lalap (sayuran segar) atau disayur rebus, gulai, sambal dan lain sebagainya.

Tanaman terung banyak digemari karena selain rasanya enak dan harganya relatif
4

murah, kandungan gizinya pun cukup lengkap yaitu protein, lemak, karbohidrat,

vitamin A, vitamin B, vitamin C, Posfor, dan zat besi. Terung mempunyai nilai

ekonomis yang cukup tinggi dan telah mampu menerobos pasaran ekspor.

(Sri Muryanti,2009).

Manfaat dan  Kegunaan Terung.  Anti kejang, anti kanker, dan pendepak

gangguan pembuluh darah, Manfaat lain buah terung yang matang bisa untuk sirop,

sup, adonan pengisi (perut ayam, dan sebagainya) dan untuk rujak. Buah yang dibelah

dapat digunakan sebagai bumbu, serta dibakar atau dipanggang untuk digunakan

sebagai sayuran. Buah yang matang di pohon yang dipelihara pada lingkungan yang

cocok saja yang rasa dan aromanya enak. Buah yang dimatangkan sebaik-baiknya

juga penting agar dihasilkan sirup, jell, selai, pencuci mulut dan sebagai hiasan es

krim yang berkualitas baik. Bijinya yang keras itu dapat dibuang setelah digodok. Air

kapur dan gula dapat ditambahkan agar rasanya lebih enak (Spilane, 2005).

Rata-rata produksi terung di tahun 2009 adalah sebesar 5,83 ton/ha. Untuk

Provinsi Sumatra Utara menurut BPS Sumatra Utara (2011) adalah sebesar 7,46

ton/ha. Sedangkan rata-rata produksi terung unggul yang dibudidayakan secara

intensif dapat mencapai 50 – 60 ton/ha (Sri Muryanti 2009).

Rendahnya produksi tersebut disebabkan belum mengunakan varietas unggul, 

teknik budidaya yang belum sempurna, masalah tanah masam dan pengendalian

hama  penyakit. Salah satu tehnik budidaya yang perlu mendapat perhatian adalah
5

masalah pemupukan. Pemupukan dapat mengunakan bahan an organik dan organik.

Pemupukan yang berasal dari bahan an organik dapat menyebabkan kerusakan tanah

dan lingkungan.

Pupuk alam atau pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa

tanaman, hewan, dan manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos,

dan sebagainya. Sedangkan pupuk buatan yang disebut juga pupuk anorganik adalah

pupuk buatan yang dibuat didalam pabrik

Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dibuat melalui proses industri berteknologi

sehingga dihasilkan butiran yang homogen. Dalam pertanian unsur mikro dan makro

harus seimbang, hal ini dikarenakan tanaman menyerap unsur-unsur tersebut untuk

melakukan pertumbuhan . Pertumbuhan tanaman itu sebagian besar terdiri atas tiga

unsur yaitu C 43,6 %, O 44,4 % dan H 6,2 %. Unsur-unsur tersebut diambil oleh

tanaman dari udara berupa CO2 dan O2 serta dari tanah berupa H2O (Iswandi, 2000).

Selain menggunakan pupuk NPK Mutiara 16-16-16, jarak tanam adalah salah

satu hal yang penting dalam budidaya tanaman. Jarak tanam agak sedikit lebih

longgar dari ketentuan jarak tanam biasa. Sedikit longgar berarti terlalu lebar, sebab

apabila terlalu lebar atau longgar akibatnya akan buruk bagi tanaman

(Sutanto dan Utami 2005)


6

Pemupukan bertujuan untuk mengganti unsur hara yang hilang dan

menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan

mutu tanaman (Sarif, 1996).

Dari uraian diatas , penulis mencoba untuk melakukan suatu penelitian

tentang, Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 Dan Jarak Tanam

Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melogena L)

Varietas Tunjuk.

1.2. Idenfikasi Masalah

Adapun Indenfikasi Masalah adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh Perlakuan pemberian Pupuk NPK Mutiara 16-16-16

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung (Solanum melogena L)

Varietas Tunjuk?

2. Apakah ada pengaruh Perlakuan Pemberian Jarak Tanam terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman terung (Solanum melogena L) Varietas

Tunjuk?

3. Apakah ada Interaksi antara perlakuan pemberian Pupuk NPK Mutiara 16-16-

16 dan Jarak Tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung

(Solanum melogena L) Varietas Tunjuk?


7

1.3. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian Pupuk NPK Mutiara

16-16-16 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung

(Solanum melogena L) Varietas Tunjuk.

2 Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian Jarak Tanam terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman terung (Solanum melogena L) Varietas

Tunjuk.

3 Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian Pupuk NPK Mutiara

16-16-16 dan Jarak Tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

terung (Solanum melogena L) Varietas Tunjuk.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Sekolah Tinggi

Ilmu Pertanian (STIPER) Labuhan batu

2. Sebagai bahan imformasi ke arah peningkatan kualitas dan kuantitas dalam

membudidayakan tanaman terung.


8

1.5. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan pondasi utama untuk sepenuhnya proyek

penelitian itu ditujukan hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang

secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah

yang telah diidentifikasi melalui proses secara penelitian langsung.

Kerangka pemikiran ini mengemukakan tentang variabel yang di teliti yaitu

Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak Tanam merupakan variabel bebas, serta

Pertumbuhan dan Dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melogena L) Varietas

Tunjuk merupakan variabel terikat, secara sederhana kerangka pemikiran didalam

penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut:


9

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Pupuk NPK Mutiara


16-16-16
Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Terung

Jarak Tanam
Pelaksanaan Penelitian

Paremeter yang diamati yaitu : - Tinggi Tanaman (cm)


Diameter Batang (mm)
Jumlah Daun (helai)
Berat buah pertanaman sampel (gr)
Berat buah perplot (gr)

Metode Penelitian
Rancangan Acak Kelompok

Metode Analisa
Sidik Ragam Linier
10

1.6. Hipotesis Penelitian

Adapun Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1 Ada pengaruh perlakuan pemberian Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman terung (Solanum melogena L) Varietas

Tunjuk.

2 Ada pengaruh perlakuan pemberian Jarak Tanam terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman terung (Solanum melogena L) Varietas Tunjuk.

3 Ada pengaruh perlakuan pemberian Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak

Tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung

(Solanum melogena L) Varietas Tunjuk.

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan di Desa Bandar Gula Utara, Kelurahan Pulo

Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu dengan tofografi datar

dan jenis tanah top soil yang berada pada ketinggian ± 50 m dari permukaan laut.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014.
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1        Botani Tanaman Terung

Menurut Prahasta (2009) Klasifikasi tanaman terung (Solanum melongena L).

sebagai berikut.:

Divisio : Magnoliophyta,

Kelas : Magnoliopsida,

Ordo : Solanales, 

Family : Solanaceae,

Genus : Solanum, dan

Spesies : Solanum melongena L.

2.2. Morfologi Tanaman Terung

2.2.1. Batang

Tanaman terung (Solanum melongena L) adalah tanaman setahun berjenis

perdu, pohon dengan percabangan rendah dan tingginya dapat mencapai 1 m dpt.

Batang tanaman terung dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama (primer)

dan percabangan (sekunder). Dalam perkembangan batangnya batang sekunder ini

akan mempunyai percabangan baru. Batang utama merupakan penyangga berdirinya


12

tanaman, sedangkan percabangan adalah bagian tanaman yang akan mengeluarkan

bunga (Sri Muryanti, 2009).

2.2.2. Akar

Tanaman terung mempunyai akar tunggang (radix primaria). Pertumbuhan

akar serabut bisa mencapai diameter 30 cm kearah samping dan akar tunggang

berdiameter 35 cm ke arah bawah. Tanaman terung yang diperbanyak dengan cara

generatif pada awal pertumbuahnnya sudah mempunyai akar tunggang yang

berukuran pendek dan disertai dengan akar serabut yang mengelilingi akar tunggang,

banyak perkembangan akar dipengaruhi oleh faktor struktur tanah, air tanah dan

drainase didalam tanah, pada akar tunggang akan tumbuh akar-akar serabut dan akar

cabang (Siregar, 2002).

2.2.3. Daun

Bentuk daun terung terdiri dari atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina). Daun seperti ini lazim dikenal dengan nama daun bertangkai. Tangkai daun

berbentuk silindris dengan sisi agak pipih dan menebal dibagian pangkal, panjangnya

berkisar antara 5 – 8 cm. Helaian daun terdiri atas ibu tulang daun, tulang cabang, dan

urat-urat daun. Ibu tulang daun merupakan perpanjangan dari tangkai daun yang

makin mengecil kearah pucuk daun. Lebar helaian daun 7 – 9 cm atau lebih sesuai

varietasnya. Panjang daun antara 12 - 20 cm. Bagian daun berupa belah ketupat
13

hingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, dan sisi bertoreh

(Sri Muryanti, 2009).

2.2.4. Bunga

Bunga terung merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga

berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina (benang

sari dan Putik), bunga seperti ini sering dinamakan bunga lengkap, perhiasan bunga

yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota bunga, dan tangkai bunga. Pada saat

bunga mekar diameter bunga rata-rata 2,5 – 3 cm. Letaknya mengantung. Mahkota

bunga berjumlah 5 – 8 buah dan akan digugurkan sewaktu buah berkembang.

Mahkota ini tersusun rapi yang membentuk bangun bintang. Benang sari berjumlah 5

– 6 buah. Putik berjumlah 2 buah yang terletak dalam satu lingkaran bunga yang

letaknya menonjol di dasar bunga (Sri Muryanti,2009).

2.2.5. Buah

Menurut Sri Muryanti (2009) buah terung berbentuk bulat panjang dengan

kulit  yang berdaun lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna biru agak

kecoklatan dan merupakan bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk

dalam tandan bunga. Buah berbentuk panjang lonjong dan juga beragam bentuk dan

warna.
14

Buah terung merupakan buah sejati tunggal dan berdaging tebal, lunak, berair

dan tidak akan pecah jika buah telah masak. Daging buah ini merupakan bagian yang

enak dimakan, biji terdapat bebas dalam selubung lunak yang terlindung oleh daging

buah. Pangkal buah menempel pada kelopak bunga yang telah menjelma menjadi

kerangka bunga. Buah mengantung, tangkai buah berkembang dari tangkai bunga

yang letaknya berada diantara tangkai daun. Buah terung bentuknya  beraneka ragam

sesuai dengan varietasnya. Bentuk yang dikenal meliputi : panjang silindris, panjang

lonjong, lonjong (oval), bulat lebar, dan bulat (Sri Muryanti, 2009).

2.3        Syarat  Tumbuh

2.3.1.  Iklim

Tanaman terung dapat tumbuh dan agar produksi hasil tanaman memuaskan

yaitu meliputi Iklim cuaca tropis memungkinkan petani memproduksi sayuran

sepanjang tahun. Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan

tanaman terung antara lain ketinggian tempat, intensitas cahaya, serta temperatur dan

kelembaban. Tanaman terung dapat ditanam didataran rendah dan dataran tinggi.

Kisaran ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman terung ini antara 1.000 – 1.200

m (dpl).  Suhu untuk tanaman terung untuk pertumbuhannya yaitu suhu

pertumbuhannya  Suhu udara 22 - 30 ºC pada siang hari dan 9 - 12 ºC pada malam

hari. Meskipun demikian, tanaman itu masih dapat bertahan pada suhu  38 ºC. Di
15

Indonesia, tanaman itu cocok ditanam pada dataran tinggi yang bersuhu 16 - 25 ºC. 

(Sri Muryanti, 2009).

Pusat penelitian terung Indonesia (2004) Curah hujan tahunan yang

diinginkan oleh tanaman terung adalah 1250 mm sampai 2500 mm. Pada curah

dibawah 1250 mm pertahun tanaman terung memerlukan irigasi karena banyak air

yang hilang melalui transpirasi yang jauh lebih besar. Sebaliknya curah hujan yang

besar dari 2500 mm pertahun menyebabkan timbulnya serangan jamur.

Prihmantoro dan Indriani (2000) Intensitas cahaya banyak ditentukan dalam

menentukan kualitas buah terung. Dalam batas yang normal intensitas cahaya akan

memberikan  pengaruh yang  baik terutama pada pembentukan warna buah yang

diperlukan tanaman terung yakni 60 %. Terung bagus ditanam didaerah tropis  yakni

dibawah  30˚C  (antara 15 – 25˚C)  ataupun dataran tinggi yang kelembabannya

rendah dibawah 70 %. Dan Kelembaban udara untuk tanaman terung berkisar 80 %.

Mendapatkan sinar matahari langsung yang cukup.

2.3.2. Tanah

Terung merupakan tanaman yang dapat ditanam diberbagai jenis tanah

lempung agak berliat, lempung berpasir, tanah pasir yang gembur, subur, banyak

mengandung bahan organik, unsur hara dan mudah menyerap air. Tanah untuk

tanaman terung dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah lempung berpasir.
16

Derajat keasaman atau pH tanah yang cocok untuk tanaman terung adalah 5,0 – 6,0,

kemiringan  lahan kurang  8 %, Tanah yang selalu  tergenang air menyebabkan

tanaman  menjadi kerdil atau mati (Sri Muryanti, 2009).

Untuk pertumbuhan tanaman  terutama tanaman terung unsur Nitrogen (N)

sangat dibutuhkan pada pertumbuhan vegetatif, kekurangan unsur N akan

mengakibatkan pertumbuhan kerdil, daunnya menguning dan produksinya menurun

(Nyakpa, dkk 2008).

2.3.3  Pembibitan Tanaman

Tahap awal pembibitan biasanya biji atau benih terung dikecambahkan pada

bedegan perkecambahan yang lebarnya 1 meter dan panjangnya sesuai dengan jumlah

biji yang dikecambahkan. Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku

selama 10 -15 menit. Media tanam berupa tanah yang sudah dicampurkan dengan

pupuk kandang dan dipastikan agar media tercampur sampai merata lalu disiram

dengan air dan dibiarkan sesaat, Tutup benih tersebut dengan tanah tipis, Permukaan

bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang atau ilalang, Setelah

benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya, Siram persemaian pagi dan

sore hari, Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan, kemudian

pindahkan satu persatu ke polibag yang berukuran 6 x 17 cm yang telah berisi media

tanam. Bibit berumur 1 - 1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindah tanamkan
17

ke polibag besar yang berkapasitas (15 x 35), benih diletakkan satu persatu pada

setiap polibag percobaan, (Erwiyono, 2000).

2.3.4  Pemupukan Bibit Terung

Pupuk yang dimaksud disini adalah semua bahan senyawa yang mengandung

unsur hara tanaman, mikro dan makro, padat ataupun cair, organik ataupun an

organik, yang kalau diberikan pada kedalam tanah akan dapat menyumbang unsur

hara dan perbaikan kesuburan tanah. Tindakkan penyampain pupuk ke dalam tanah

ataupun bahagian pertumbuhan tanaman disebut dengan pemupukan (Siregar, 2002).

Cepat lambatnya reaksi pupuk didalam tanah ditentukan oleh sifat pupuk yang

digunakan, umumnya pupuk tunggal yang larut dalam air lebih cepat tersedia bagi

tanaman. Begitu juga pupuk majemuk umumnya merupakan pupuk yang tersedia

berlahan bila dibandingkan dengan pupuk tunggal, pupuk yang berikatan senyawa

sedikit lebih lambat tersedia dibandingkan dengan pupuk yang berikatan senyawa an

organik (Warintek, 2004).

Respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan ditentukan oleh kandungan

unsur  hara yang ada dalam tanah dan banyaknya unsur  hara yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan, tanah yang kandungan unsur  hara tersedia lebih tinggi umumnya

kurang respon terhadap pemupukan dan akan terjadi sebaliknya. Bila pemupukan

dilakukan secara tepat maka unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk ini tidak
18

hanya mengendalikan atau mendukung satu sama lain akan tetapi juga berkaitan

dengan ekonomi maupun keefektipan pemupukan. Pada umunya tanaman

memerlukan pupuk majemuk yang mengandunng unsur Nitrogen, Posfor, dan

Kalium. Masing-masing unsur  hara mempunyai peranan yang khusus bagi tanaman

(Sri Muryanti, 2009).

2.4  Peranan Pupuk NPK Mutiara 16-16-16

Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang

diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen, fosfor

dan kalium. Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan

boron merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien).

Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 adalah pupuk yang mempunyai kombinasi

nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dirancang untuk memaksimalkan hasil

dan kualitas. Pupuk NPK ini terdiri dari 4 jenis yaitu NPK 16-16-16, NPK 15-15-15,

NPK 25-7-7, NPK 14-14-21. Pupuk ini diberikan 2 minggu sekali terhadap tanaman

dengan dosis 15 gr/tanaman (Lingga, 2007).

Tanaman yang kekurangan pupuk NPK Mutiara 16-16-16 akan

memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengerut atau keriting terutama pada daun

tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak merah

coklat. Selanjutnya, daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak sempurna,
19

kecil, mutu jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan simpan. Maka pupuk NPK Mutiara

16-16-16 sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan, kualitas dan produksi

tanaman terung. Pada penelitian ini digunakan pupuk NPK Mutiara 16-16-16 sebab

unsur haranya lebih tinggi meskipun kandungan zat haranya sama. Ada Beberapa

Unsur hara yang terkandung dalam pupuk NPK adalah sebagai berikut :

2.4.1. Nitrogen

Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman ialah untuk merangsang

pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu

nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna

dalam pembentukan Fotosintesis. Fungsi lain ialah membentuk protein, lemak dan

berbagai persenyawaan organik lainya. Pupuk nitrogen atau pupuk buatan adalah

jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia

sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara

yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal

dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya

satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya

mengandung unsur nitrogen.

Pupuk nitrogen dalam bentuk urea sudah menjadi kebutuhan bagi tanaman.

Untuk mengetahui kebutuhan hara pada tanaman terung perlu dilakukan pemupukan.
20

Karena pupuk merupakan salah satu unsur hara yang di butuhkan tanaman terutama

unsur N.

Untuk meningkatkan hasil produksi tanaman terung di perlukan pemupukkan

yang tepat sesuai anjuran. Strategi pemberian unsur hara N yang optimal bertujuan

agar pemupukan dilakukan sesuai kebutuhan tanaman sehingga dapat mengurangi

kehilangan N dan meningkatkan serapan N oleh tanaman. Untuk mencukupi hara

tanaman, maka peningkatan kesuburan tanah secara alami melalui daur ulang nutrisi

tanaman, harus di optimalkan mengandalkan perbaikan aktivitas biologis, serta fisik

dan kimia tanah.

Nitrogen berasal dari organik (sisa-sisa tanaman / sampah tanaman) yang

melapuk, yang ternyata dapat menyuburkan tanah sehingga tanah tersebut mampu

untuk pertumbuhan tanaman dan memberikan hasil bagi pertumbuhan terung.

Pelapukan-pelapukan yang telah melangsung membentuk pupuk organik, sedangkan

N yang berasal dari pupuk buatan, misalnya Urea dan ZA.

Tanaman yang kekurangan unsur N (Nitrogen) menyebabkan tanaman

tumbuh kerempeng dan tersendat-sendat. Daun menjadi hijau muda, terutama daun

yang suda tua, lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun mengering mulai dari

bawah kebagian atas. Jaringan-jaringanya mati, mengering, lalu meranggas. Bila

tanaman sempat berubah, buahnya akan tumbuh kerdil kekuningan dan lekas matang.
21

Kalau pada tanah tersebut tidak diberi pupuk yang mengandung unsur nitrogen maka

selamanya tanaman akan tumbuh kerdil (Lingga, 2007).

Gejalahnya berupa menguningnya daun. Kadang-kadang disertai dengan

berubahnya warna daun menjadi kemerahan sebagai akibat terbentuknya anthocyanin.

Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman melon warna ini mulai

dari ujung daun menjalar ketulang daun selanjutnya berubah warna kuning lengkap,

sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati

dan ini lah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan brwarna merah

kecoklatan.Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil. Perkembangan buah tidak

sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya.Dapat menimbulkan

daun penuh dengan serat, hal ini disebabkan menebalnya membran sel daun,

sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil. Dalam keadaan kekurangan yang

parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus kebagian atas.

2.4.2. Fosfor

Fosfor (P) juga berperan penting bagi pertumbuhan terung, fosfor terdapat

dalam bentuk phitin, nuklein dan fatide.Merupakan bagian dari protoplasma dan inti

sel, sebagai bagian dari inti sel sangat penting bagi pembelahan sel, demikian pula

bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor diambil tanaman dalam bentuk

H2PO¯4, dan HPO¯4.


22

Kekurangan unsur hara (P) ini akan menimbulkan hambatan pada

pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti pada tanaman jagung, melon dan

semangka. Daun-daunnya berwarna hijau tua atau keabu-abuan mengkilap sering

pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, tangkai-tangkai daun kelihatan

lancip-lancip, pembentukan buah jelek merugikan hasil selanjutnya mati. Hal ini di

karenakan pertumbuhan sistem perakaran yang buruk dan kurang berfungsi.

Tanah yang kekurangan fosfor pun akan jelek akibatnya bagi tanaman.

Gejalah yang tampak adalah warna daun seluruhnya berubah kelewat tua dan sering

tanpak mengkilap kemerahan. Tepi daun cabang dan batang terdapat warna merah

ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Kalau tanaman berubah buahnya

kecil, tampak jelek dan lekas matang. Pada tanah seperti itu perlu diberi pupuk yang

mengandung unsur fosfor. Kalau tidak, tanaman akan tetap bernasib jelek dan ahirnya

mati (Nurhayati, 1996).

Fosfor terdapat dalam bentuk phitim, nuklein dan fosfatide, merupakan bagian

dari protoplasma dan inti sel. Sebagai dari bagian inti sel sangat penting dalam

pembelahan sel, fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO¯4, dan HPO¯4.Bahwa

fosfor di dalam tanah dapat di golongkan dalam dua bentuk, yaitu bentuk organis dan

bentuk anorganis. Di dalam tanah fungsi P terhadap tanaman adalah sebagai zat

pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organis (Soepardi, 1995).


23

Fungsi dari P (fosfor) dalam tanaman mempercepat pertumbuhan akar semai,

dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman

dewasa pada umumnya, dapat mempercepat pembungaan, pemasakan buah, biji atau

gabah dan juga dapat meningkatkan produksi biji-bijian.

Bahwa fosfor didalam tanah dapat digolongkan dalam 2 bentuk yaitu bentuk

organis, dan bentuk anorganis. Di dalam tanah pungsi P terhadap tanaman adalah

sebagai zat penbangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organis. Dengan

demikian statis, hanya sebagian kecil saja sesungguhnya yang terdapat dalam bentuk

anorganis sebagai ion-ion fosfat, sebagai bahan pembentuk fosfor terpencar-pencar

dalam tubuh tanaman semua inti mengandung fosfor dan selanjutnya sebagai

senyawa-senyawa fosfat di dalam sitoplasma dan memberan sel. Bagian-bagian tubuh

tanaman yang bersangkutan dengan pembiakan generatif, seperti dau-daun bunga,

tangkai-tangkai sari, kepala-kepala sari, butir-butir tepung sari, daun buah serta bakal

biji ternyata mengandung P jadi bagian maksud mendorong pembentukan bunga dan

buah sangat banyak di perlukan unsur P (Prajnata, 2002).

2.4.3. Kalium

Pupuk (K) kalium juga penting bagi tanaman terung khususnya pada

pembentukan daun, tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium

akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengkrut atau keriting terutama pada
24

daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak

merah coklat. Selanjutnya daun akan mengeriting, lalu mati.Buah tumbuh tidak

sempurna kecil, jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan simpan. Kalau menemukan

tanda-tanda seperti itu maka segeralah melakukan pemupukan kalium

(Rahardi, 1999).

Elemen ini dapat dikatakan elemen yang langsung pembentuk bahan organic,

dalam hal ini dapat di tegaskan, bahwa kalium berperan membantu pembentukan

protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman,

meningkatkan risistensi tanaman terhadap penyakit, meningkatkan kualitas biji/buah.

Kalium diserap dalam bentuk K+ (terutama pada tanaman muda), menurut

penelitian kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang

banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Pada se-sel zat

ini terdapat sebagai ion didalam cairan sel dan keadaan demikian akan merupakan

bagian penting dalam melaksanakan turgor, yang disebabkan oleh tekanan osmotis.

Selain itu kalium mempunai pungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang,

ang berarti apabila tanaman sama sekali tidak diberi kalium, maka asimilasi akan

terhenti (Mulyani, 2002).

Kebutuhan (K) ini sesungguhnya cukup tinggi dan dalam hal ini apabila akan

K tidak tercukupi akan terjadi translokasi K dari bagian-bagian tanaman yang tua
25

kabagian muda. Berbeda kebagian unsur-unsur N, S dan P (terdapat dalam protein)

tetapi kalium tidak terdapat dalam protein. Protoplasma, selulosa, sehingga diduga

bahwa K hanya bersipat sebagai katalisator. Terlepas dari kenyataan ini K

mempunyai peranan penting dalam tanaman yaitu dalam peristiwa-peristiwa

fisiologis (Marsono, 2003).

Tanaman yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejalah-

gejalah seperti daun mengerut atau keriting terutama pada daun tua walau pun tidak

merata. Kemudian pada daun akan menimbul bercak-bercak merah coklat,

selanjutnya daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil,

mutunya jelek, hasilnya renda, dan tidak tahan simpan. Kalau menemukan tanaman

tanda-tanda seperti ini maka segera lah melakukan pemupukan kalium.

2.5. Peranan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Kerapatan tanaman memiliki hubungan yang tidak dapat di pisahkan dengan

jumlah hasil yang akan di peroleh dari sebidang tanah produksi ,tanaman merupakan

resultan dari hasil produksi dan hasil pertumbuhan vegetatif (Jumin 1994)

Jarak tanam antar lubang tanam di tentukan oleh ukuran tanaman pada saat

tanaman di panen, sedangkan jumlah benih yang di gunakan perlubang tanaman


26

tergantung pada kualitas benih. Untuk benih yang daya kecambahnya baik cukup di

gunakan dua butir perlubang tanam (Setijo, 2005).

Namun untuk benih yang memiliki daya kecambah rendah perlu di gunakan

lebih dari dua butir perlubang tanam,hal ini di lakukan untuk menjamin agar benih

yang tumbuh untuk setip lubang tanam tidak perlu di lakukan penyulaman

(Lakitan 1995)

Pada umumnya penggunaan jarak tanam yang optimal di anggap sudah

tercapai jika tanaman mulai saling terganggu, jika jarak tanam terlalu besar maka

tanah kurang sempurna untuk di gunakan (Setijo, 2005).

Apabila jarak tanam terlalu sempit akan mengakibatkan persaingan antar

tanaman itu terlalu besar di dalam pertumbuhanya. Jarak tanam yang digunakan

40 x 10 cm, 30 x 20 cm, dan 20 x 20 cm. atau tergantung pada tingkat kesuburan

tanah dan jenis varietas yang digunakan (Sumarno, 1996).

2.6. Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Akar

Unsur C dan O diserap oleh tanaman melalui udara dalam bentuk CO2 yang

diambil melalui stomata dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air oleh akar

tanaman, unsur hara yang diserap dari larutan tanah dapat tersedia sekitar akar.
27

Akar akan menghisap hara yang larut dalam air pada kedalaman tertentu,

tergantung pada perkembangan dan kedalaman penetrasi akar. Pada perkembangan

akar yang tidak normal akibat adanya rintangan dalam menembus tanah, maka unsur

hara yang terdapat jauh dibawah jangkauan daya hisap akar tidak akan terserap

(Sarif, 1996).
28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bahan dan Alat

Bahan yang di gunakan untuk penelitian adalah:

1. Benih terung Varietas TUNJUK.

2. Pupuk NPK Mutiara 16-16-16

3. Insektisida

4. Pestisida

5. Bahan-bahan lain yang dianggap perlu

Alat yang digunakan:

1.Cangkul

2.Parang

3. Parang babat

4. Gembor

5. Meteran

6. Tugal
29

7. Papan label

8. Alat tulis

9. Jangka sorong (schifer)

10.Kalkulator

11.Alat-alat yang dianggap perlu

3.2. Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan untuk mengolah data dalam percobaan ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu :

1. Faktor pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan 4 taraf yaitu :

- M0 : Tanpa pemberian NPK Mutiara 16-16-16

- M1 : Pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 14 gr/tanaman

- M2 : Pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 15 gr/tanaman

- M3 : Pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 16 gr/tanaman


30

2. Faktor pemberian Jarak Tanam dengan 3 taraf yaitu :

- J1 : jarak tanam 40 x 10 cm

- J2 : jarak tanam 30 x 20 cm

- J3 : jarak tanam 20 x 20 cm

3.3. Metode Analisa

Data hasil pengamatan analisis dengan menggunakan sidik ragam linear

sebagai berikut :

Yijk : μ + pi + aj + βk + (aβ) jk + ∑ijk

Dimana :

Yijk : Hasil pengamatan pada ulangan ke-i, diperlukan pupuk NPK Mutiara

16-16-16 pada taraf ke-j dan pengaruh perlakuan Jarak Tanam taraf ke-k

μ : Efek dari nilai tengah

pi : Efek dari ulangan ke-i

aj : Efek dari pupuk NPK Mutiara 16-16-16 pada taraf ke-j

βk : Efek dari Jarak Tanam pada taraf ke-k


31

(aβ) jk : Efek dari interaksi pupuk NPK Mutiara pada taraf ke-j dan pengaruh Jarak

Tanam pada taraf ke-k

∑ijk : Efek error pada ulangan ke-I, perlakuan pupuk NPK Mutiara 16-16-16

pada taraf ke-j dan Jarak Tanam pada taraf ke-k (Hanafiah, 2010)

Kombinasi perlakuan yang diperlukan adalah 4 x 3 = 12 perlakuan yaitu :

1. M0J1 3. M1J1 7. M2J1 10. M3J1

2. M0J2 4. M1J2 8. M2J2 11. M3J2

3. M0J3 5. M1J3 9. M2J3 12. M3J3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 36 plot

Jumlah tanaman perplot : 12 tanaman

Jumlah seluruh tanaman : 432 tanaman

Jumlah tanaman sampel perplot : 3 tanaman

Jumlah tanaman sampel keseluruhan : 108 tanaman

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar ulangan : 60 cm


32

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1.  Persiapan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dipilih yang datar dan tidak terlalu jauh dari naungan, 

kemudian dibersihkan dari tanaman pengganggu atau gulma, sampah dan kotoran-

kotoran lain. Setelah tanahnya dipadatkan, begitu juga disekitar 1,5 meter sekeliling

tempat penelitian, Tanahnya diratakan agar posisi polibag tegak dengan baik dan

bagus, Sekeliling tempat penelitian dibuat parit-parit drainase sedalam 10 cm, Lebar

50 cm, gunanya untuk mencegah masuknya air ke areal percobaan jika turun hujan.

Kemudian polibag yang telah diisi media tanah disusun sesuai dengan denah

penelitian pada Lampiran 1. Dengan jarak antar polibag 60 x 60 cm.

4.2.  Pembuatan Naungan Pembibitan

 Naungan dibuat memanjang Utara – Selatan , sebelah Barat ketinggian 2

meter dan sebelah Timur 2 meter, ujung-ujung naungan sebelah Barat dan Timur

dilebihkan ± 100 cm menjorok keluar, Kerangka naungan terbuat dari kayu-kayu

dengan atap naungan dari daun salak.


33

4.3.  Persiapan Benih

Benih terung jenis Tunjuk Cap Bunga Matahari diambil dari toko pertanian

dirantauprapat, benih yang diperoleh berupa benih yang masih didalam kantong

kemasan dan bersitifikasi.

4.4.  Persemaian

Biji terung perlu disemai terlebih dahulu sebelum penanaman. Proses

penyemaian harus dilakukan secara steril pada media tanam. Biji dikecambahkan

pada bedengan  selama 1 minggu. Selanjutnya bibit terung yang memiliki daun

sempurna tersebut dipindahkan ke polibag setelah sampai muncul 2 – 3 helai daun.

Kemudian bibit ditanam pada media sesungguhnya yakni polibag besar yang 

berukuran (15 x 35 cm). Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang yang telah

dibuat pada polibag besar dengan posisi bibit tanaman terung tegak lurus keatas

disekeliling bibit tanaman diberikan gulma yang sudah di buang yang berfungsi

sebagai kelembaban tanah didalam polibag.

4.5.  Penanaman
Penanaman dilakukan pada musim panas atau musim kemarau, pilih bibit

yang tumbuh subur dan normal dan tidak terjangkit serangan hama dan penyakit

dengan memindahkan bibit yang telah berumur 35 – 40 hari atau bibit telah

mempunyai 4 – 6 helai daun pada media tanam polibag kecil dan dipindahkan ke
34

polibag besar. Media yang digunakan untuk penanaman ini adalah tanah padsolid

merah kuning (PMK) dan pupuk kandang sapi. Pemindahan tanaman dilakukan

dengan cara menyobek polibag kecil sebelum dimasukkan kedalam polibag besar.

4.6. Pemberian Pupuk NPK Mutiara 16-16-16

Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dilakukan pada saat tanaman berumur 4

minggu diberikan dengan cara ditanam ditanah dengan jarak 3 cm dari batang atau

dibuat sebuah lingkaran dengan jarak 3 cm dari batang dan pupuk NPK Mutiara

16-16-16 diberikan setiap 2 minggu sekali dengan dosis sebagai berikut :

- M0 : Tanpa pemberian NPK Mutiara 16-16-16

- M1 : Pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 14 gr/tanaman

- M2 : Pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 15 gr/tanaman

- M3 : Pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 16 gr/tanaman

4.7. Jarak tanam

pemberian jarak tanam tanaman terung yaitu

- J1 = jarak tanam 40 cm x 10 cm

- J2 = Jarak tanam 30 cm x 20 cm

- J3 = Jarak tanam 20 cm x 20 cm.


35

4.8.  Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi kegiatan pengairan atau penyiraman, penyulaman,

penyiangan gulma, pemasangan ajir, pembentukan percabangan, pemupukan, serta

pengedalian hama dan penyakit, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari

dengan cara menyiramkan air kedalam polibag dan tidak terlalu berlebihan,

Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabut setiap

gulma yang tumbuh didalam polibag maupun disekitar polibag. Pengendalian hama

dan penyakit mengunakan Pestisida Nabati, Jika tidak sangup dengan Pestisida

Nabati baru menggunakan Insektisida (Decis 2,5 EC).

4.9.  Pemanenan

Pemanenan terung dilakukan pada saat buah terung memasuki stasiun matang

dengan ciri-ciri sebagian besar permukaan buah sudah berwarna hitam mengilap dan

pas waktunya untuk dipanen atau persentasenya 20 %, kecuali pada panen terakhir

semua buah yang kecil atau yang besar juga ikut dipanen. Panen dilakukan sebanyak

5 kali dengan interval panen 2 hari 1 kali.


36

4.10 Parameter yang diamati

4.10.1 Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman di ukur dari permukaan tanah sampai ujung daun yang paling

tinggi dengan menggunakan Rol (cm) dan untuk mempermudah pengukuran dipasang

patok pada tanaman sample untuk menentukan titik nol dari permukaan tanah.

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 4 minggu setelah

tanaman ditanam dilapangan, dengan interval 2 minggu sekali yaitu pada minggu ke

4, 6, 8, 10, dan 12.

4.10.2 Diameter batang (mm)

Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong (schliper) yaitu

mengukur batang tanaman pada ketinggian 2 cm dari permukaan tanah, pengukuran

dilakukan sebanyak 2 kali dengan arah yang berlawanan kemudian dijumlahkan dan

dibagi dua atau dirata-ratakaan. Pengukuran dilakukan mulai tanaman berumur 4

minggu setelah tanam dilapangan penelitian, dengan interval waktu 2 minggu

sekali, yaitu pada minggu ke 4, 6, 8, 1, dan 12

4.10.3 Jumlah daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung yaitu daun yang telah terbuka sempurna dan daun

yang gugur juga dihitung. Penghitungan daun mulai dilakukan pada saat tanaman
37

berumur 4 minggu setelah tanaman dilapangan dengan interval waktu 2 minggu

sekali, yatu pada minggu ke 4, 6, 8, 10, dan 12.

4.10.4. Berat buah pertanaman sampel (gr)

Berat buah pertanaman sampel yang dihitung yaitu berat buah yang paling

besar ditimbang dari setiap pertanaman sampel setelah itu dijumlahkan dan dirata-

ratakaan, penghitungan berat buah pertanaman sampel dilakukan pada saat panen atau

diakhir penelitian.

4.10.5. Berat buah perplot (gr)

Berat buah perplot dihitung yaitu dengan cara dimana semua buah yang ada

dimasing-masing plot ditimbang setelah itu dijumlahkan dan dirata-ratakan.

Penghitungan berat buah perplot dilakukan pada saat panen atau diakhir penelitian.
38

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari data rataan pengaruh

pemberian Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak Tanam serta interaksi keduanya

pada parameter yang diamati seperti tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun

berat buah pertanaman sample dan berat buah perplot dapat dilihat pada Lampiran 4

sampai dangan Lampiran 20.

5.1.1. Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman umur 4 sampai 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai Lampiran 8. Untuk perlakuan Pupuk

NPK Mutiara 16-16-16 pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang tidak

nyata dan Jarak Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat

nyata , sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari tinggi tanaman terung pada

perlakuan Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak Tanam dapat dilihat nilai tertinggi

dan nilai terendah pada tanaman terung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada
39

M3J1 sebesar 21,69 cm dan nilai terendah pada M0J1 sebesar 20,45 cm. Dari hasil

rataan pada tinggi tanaman terung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. : Rataan Tinggi Tanaman (cm) Terung Umur 12 MST.

Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

M0 20.45 20.83 20.85 20.71

M1 21.27 21.51 21.55 21.45

M2 21.07 21.57 21.61 21.42

M3 21.70 21.64 21.69 21.68

Rataan 21.13 21.39 21.42 21.31

5.1.2. Diameter batang (mm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam diameter batang umur 4 sampai 12

minggu dapat dilihat pada lampiran 9 sampai lampiran 13. Untuk perlakuan Pupuk

NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan

pengaruh tidak nyata sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak

nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari diameter batang terung pada

perlakuan Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak Tanam dapat dilihat nilai tertinggi

dan nilai terendah pada tanaman terung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada

M3J3 sebesar 2,09 mm dan nilai terendah pada M0J1 sebesar 1,24 mm. Dari hasil

rataan pada diameter batang terung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2.
40

Tabel 5.2. : Rataan Diameter Batang (mm) Terung Umur 12 MST.

Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

M0 1.24 1.27 1.29 1.27

M1 1.39 1.41 1.39 1.40

M2 1.74 1.75 1.76 1.75

M3 2.04 2.06 2.09 2.06

Rataan 1.60 1.62 1.63 1.62

5.1.3. Jumlah daun (helai)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah daun umur 4 sampai 12

minggu dapat dilihat pada lampiran 14 sampai lampiran 18. Untuk perlakuan Pupuk

NPK Mutiara 16-16-16 pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh tidak nyata dan

Jarak Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata sedangkan

interaksinya menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari jumlah daun terung pada perlakuan

Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak Tanam dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada tanaman terung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada M3J3

sebesar 14,58 helai dan nilai terendah pada M0J1 sebesar 11,27 helai. Dari hasil

rataan pada jumlah daun terung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3.
41

Tabel 5.3. : Rataan Jumlah Daun (helai) terung Umur 12 MST.

Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

M0 11.27 11.45 11.58 11.43

M1 12.11 12.23 12.35 12.23

M2 12.84 12.90 13.01 12.92

M3 13.82 13.91 14.58 14.10

Rataan 12.51 12.62 12.88 12.67

5.1.4. Berat buah pertanaman sampel (gr)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat buah pertanaman sampel

umur 12 minggu dapat dilihat pada Lampiran 19. Untuk perlakuan Pupuk NPK

Mutiara 16-16-16 pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata

dan Jarak Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata,

sedangkan interaksinya menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat buah pertanaman sampel

terung pada perlakuan Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak Tanam dapat dilihat

nilai tertinggi dan nilai terendah pada tanaman terung berumur 12 minggu yaitu nilai

tertinggi pada M3J3 sebesar 89,40 gr dan nilai terendah pada M0J1 sebesar 79,13 gr.

Dari hasil rataan pada berat buah pertanaman sampel terung tersebut dapat dilihat

pada Tabel 5.4.


42

Tabel 5.4. : Rataan Berat Buah Pertanaman Sampel (gr) Terung Umur 12 MST.

Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

M0 79.13 86.46 87.15 84.25

M1 86.89 86.92 87.27 87.02

M2 87.64 87.67 87.68 87.66

M3 88.36 88.05 89.40 88.61

Rataan 85.50 87.28 87.88 86.89

5.1.5. Berat buah perplot (gr)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat buah perplot umur 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 20. Untuk perlakuan Pupuk NPK Mutiara 16-16-

16 pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan Jarak Tanam

pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata, sedangkan interaksinya

menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat buah perplot terung pada

perlakuan Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak Tanam dapat dilihat nilai tertinggi

dan nilai terendah pada terung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada M3J3

sebesar 103,33 gr dan nilai terendah pada M0J1 sebesar 95,60 gr. Dari hasil rataan

terung berat buah perplot tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.
43

Tabel 5.5. : Rataan Berat Buah Perplot (gr) Terung Umur 12 MST.

Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

M0 95.60 97.63 98.65 97.29

M1 98.67 99.35 99.43 99.15

M2 102.56 102.61 102.96 102.83

M3 103.00 103.20 103.33 103.06

Rataan 100.15 100.69 100.91 100.58

5.2. Pembahasan

5.2.1 Pengaruh pupuk NPK Mutiara 16-16-16 terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman terung

Dari hasil pengamatan pada penelitian pengaruh pupuk NPK Mutiara 16-16-

16 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung, secara keseluruhan dapat

dijelaskan bahwa perlakuan pupuk NPK Mutiara 16-16-16berpengaruh sangat nyata

terhadap parameter berat buah pertanaman sampel dan berat buah perplot, sedangkan

terhadap parameter tinggi tanaman,diameter batang dan jumlah daun tidak

menunjukkan hasil yang nyata pada umur 12 minggu,

Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 menunjukkan pengaruh yang sangat nyata

terhadap berat buah pertanaman sampel. Hal ini di akibatkan pemberian pupuk NPK

Mutiara 16-16-16 yang mengandung banyak Nitrogen dapat mengakibatkan proses

fotositensis, dengan adanya Nitrogen maka lebih banyak hasil fotosintesis di alirkan
44

ke buah untuk pembesarannya. Sehingga fotosintesis yang berupa karbohidrat,

protein, lemak vitamin dan zat lainnya akan disimpan dalam pembentukan buah.

Dugaan lainnya adalah karena pupuk NPK Mutiara 16-16-16 juga berpengaruh sangat

nyata terhadap berat buah perplot yang merupakan komponen dari berat buah

pertanaman sampel. Atau dengan kata lain berat buah pertanaman sampel merupakan

konversi dari berat buah perplot.

Pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 sangat nyata terhadap

berat buah pertanaman sampel merupakan komponen dari berat buah perplot. Apabila

berat buah perplot semakin tinggi maka akan mengakibatkan berat buah pertanaman

sampel akan semakin tinggi juga. Dalam hal ini berat buah perplot sangat nyata

akibat pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16, dengan demikian dapat dimengerti

bahwa berat buah pertanaman sampel sangat nyata.

Dari seluruh parameter yang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata seperti

tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun di akibatkan karena dipengaruhi

oleh factor genetik dan faktor lingkungan (Mulyani, 2002). Hal ini dapat dimengerti

bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari satu varietas,

sehingga potensi genetiknya sama.


45

5.2.2. Pengaruh Jarak Tanam terhadap pertumbuhan dan produksi terung.

Dari hasil analisa sataistik menunjukakan bahwa Jarak Tanam memberikan

pengaruh yang sangat nyata meningkatkan tinggi tanaman, serta berpengaruh nyata

terhadap jumlah daun, berat buah pertanaman sampel dan berat buah perplot,. Namun

demikian diameter batang pengaruhnya tidak nyata.

Jarak Tanam berpengaruh sangat nyata pada umur 4-12 MST terhadap tinggi

tanaman. Hal in disebabkan oleh jumlah populasi tanaman per satu satuan luas,

dimana semakin banyak populasi tanaman per satu satuan luas akan mengakibatkan

timbulnya persaingan ketat diantara tanaman dalam memperoleh unsur hara, air dan

cahaya matahari. Dengan cahaya yang kurang maka auksin tanaman aktif sehingga

pertumbuhan tanaman (tinggi) meningkat. Terlihat bahwa tanaman tertinggi adalah

pada perlakuan J3 ( jarak tanam 20 x 20 cm). Hal ini menunjukkan bahwa semakin

padat populasi tanaman per satu satuan luas tanaman akan semakin tinggi sebagai

berusaha untuk mendapatkan cahaya matahari dengan memberikan respon tanaman

tumbuh lebih tinggi.

Perlakuan Jarak Tanam menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah

daun dan berat buah pertanaman sampel. Hal ini di duga karena pupuk Jarak Tanam

yang semakin banyak, dimana tanaman dapat memanfaatkan energi hasil tersebut

digunakan untuk meningkatkan berat buah perplot.


46

Jarak Tanam yang berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang. Hal ini

di duga karena diameter batang dikendalikan oleh faktor genetik, faktor lingkungan

dan tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (2007), yang

menyatakan genotif dapat dapat mempengaruhi pertumbuhan kecambah dan

menentukan potensial untuk jumlah bunga , jumlah asimilasi yang diproduksi dan

pembagian fotosintat.

5.2.3. Interaksi pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan Jarak Tanam
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung.

Dari hasil analisis sidik ragam interaksi Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan

Jarak Tanam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap semua parameter

yang diamati. Menurut Mulyani (2002) menyatakan bahwa dibandingkan faktor lain,

sehingga faktor yang lain tersebut tertutup dan masing-masing faktor bekerja sendiri-

sendiri. Atau dengan kata lain masing masing perlakuan baik Pupuk NPK Mutiara

16-16-16 tidak dipengaruhi oleh Jarak Tanam demikian sebaliknya.

Menurut Lingga (2007), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kesuburan tanaman, yaitu :

- Struktur tanah

- Derajat keasaman tanah (pH), dan


47

- Apakah tanah itu lengkap mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh

tanaman.

Menurut Mulyani (2002), bahwa pada Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 terdapat unsur

Natrium yang ikut dalam proses fisiologi dengan kalium yaitu menghalangi atau

mencegah pengisapan kalium (K) yang berlebihan.


48

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 berpengaruh sangat

nyata terhadap parameter berat buah pertanaman sampel dan berat buah

perplot sedangkan pengaruh yang tidak nyata terhadap parameter tinggi

tanaman, diameter batang dan jumlah daun.

2. Perlakuan pemberian Jarak Tanam menunjukkan pengaruh yang sangat

nyata terhadap parameter tinggi tanaman, namun ada juga pengaruh yang

nyata terhadap parameter jumlah daun, berat buah pertanaman sampel dan

berat buah perplot Sedangkan yang tidak menunjukkan pengaruh yang

nyata terhadap parameter diameter batang.

3. Interaksi pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan Jarak Tanam tidak

berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.


49

6.2. Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan :

1. Agar sementara pemberian Pupuk NPK Mutiara dianjurkan dengan dosis

16 gr/tanaman (M3).

2. Agar sementara pemberian Jarak Tanam baik dengan jarak tanam 20 x 20

cm (J3).

3. Agar penelitian lebih lanjut dianjurkan memberi pupuk NPK Mutiara 16-

16-16 minimal dengan taraf diatas dosis 16 gr/tanaman dan untuk

penggunaan Jarak Tanam minimal dengan taraf dimulai dari jarak tanam

20 x 20 cm .
50

DAFTAR PUSTAKA

Darmono dan Tri Panji.2009. Penyediaan Pupuk Kandang. Warta Penelitian


Perkebunan.

Erwiyono.2000. Pengaruh Penambahan Pasir Pada Tanah Ultisol Terhadap Sifat


Fisik Media Tanaman dan Pertumbuahan Bibit Terung. Menara Perkebunan.
Yogyakarta.
 
Hanafiah. K. A., 2010, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta

Iswandi. 2000. Metode Pembibitan Tanaman Terung. PAU-IPB. Bogor.

Jumin. 1994. Penuntun Budidaya buah-buahan. Departemen Pertanian, Jakarta.

Lakitan, B. 1995. Pengaruh Jarak Tanam Dan Pemupukan Terhadap Hasil Kedelai,
Pembina Lembaga Pusat Penelitian, Bogor.

Lingga, 2007. Aneka Jenis Tanam dan Penggunaanya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Marsono, 2003. Serapan Unsur Kaliun di Dalam Tanah. Depok Estate.

Mulyani, 2002. Peranan Pupuk Nitrogen Terhadap Tanaman Sayuran. Sinar Baru
Algesindo. Bandung.

Nyakpa, M.y, Am Lubis, M.A. Pulung, Ghaffar Amrah, All Munawar, Go Ban Hon
dan N. Hakim. 2008. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung.
Lampung.                 

Nurhayati, 1996. Peranan Pupuk fosfor Untuk Tanaman Semusim. PT. Argo Media
Pustaka. Depok Estate.

Prahasta. 2009. Agribisnis Terung. CV. Pustaka Grafika. Bandung.

Prihmantoro, H dan indriani. 2000. Hidroponik Sayuran semusim Untuk Hobi dan
Bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.
51

Pusat Penelitian Terung. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Tanaman. Agromedia.


Jakarta.

Rahardi, 1999. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Unipersitas Gajah Mada Press.


Yogyakarta.

Sarif. S. Dr.Ir. 1996. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.
Bandung

Setijo. 2005. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Depok.

Siregar. THS. 2002. Penampilan Beberapa Hibrida Terpilih Tanaman Terung.


Proseding Konferensi Nasional Terung III.

Sri Muryanti. 2009. Budi daya terung  local dan terung jepang. Jakarta. Penebar
Swadaya.

Spillane, J. 2005. Komoditi Terung, Peranannya dalam Perekonomian Indonesia.


Kanisius. Yogyakarta.

Sumarno, 1996, Teknik Budidaya Terung, Penerbit Sinar Baru, Bandung.

Sutanto dan Utami. 2005. Potensi Bahan Organik Sebagai Komponen Teknologi
Masukan Rendah Dalam Meningkatkan Produktivitas Lahan Kritis. Penerbit
Sinar Baru, Bandung.

Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta

Soepardi, 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Tanah. Erlangga. Jakarta.

Warintek. 2004. Tanaman Terung (Solanum melogena L) http/www.warintek.com


(diakses pada tanggal Januari 2010).

Anda mungkin juga menyukai