Penyakit Karat Tanaman Kamboja: (Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)
Penyakit Karat Tanaman Kamboja: (Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)
Penyakit Karat Tanaman Kamboja: (Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)
Oleh
Riska Aristi
2014131041
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN
Penilaian Penyakit yang dilakukan dalam praktikum ini adalah dengan sistem
skoring. Penilaian penyakit ini penting dilakukan untuk menentukan tingkat
kepentingan suatu penyakit, peramalan dan pengambilan keputusan untuk
pengendalian yang akan dilakukan, evaluasi cara pengendalian, dan memprediksi
tingkat kehilangan hasil tanaman.
1.2 Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 21 Oktober 2021 di Desa Marga
Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat,
Provinsi Lampung.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah laptop, alat tulis,
dan gambar sampel daun kamboja sebagai sumber pengamatan.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
IV.1 Hasil
Hasil dari pengamatan sampel kamboja adalah sebagai berikut :
∑(nxv )
KpP = x 100%
NxZ
∑ ( 3 x 0 ) + ( 6 x 1 )+ ( 6 x 2 )+ ( 8 x 3 ) +(9 x 4)
= x 100%
32 x 4
78
= x 100%
128
= 61%
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai keparahan penyakit adalah
sebesar 61%
4.2 Pembahasan
Daun dengan jumlah skor keparahan penyakit 0 terlihat nampak sehat dan tidak
terlihat gejala serangan penyakit. Daun dengan jumlah skor 1 akan
memperlihatkan serangan gejala ringan yaitu bercak pada permukaan daun dengan
persentase luas peneyebaran 1%-10%. Pada daun dengan jumlah skor 2 akan
memperlihatkan serangan gejala yang sedang dengan luas penyebaran bercak pada
permukaan daun sekitar 10%-25%. Pada daun dengan jumlah skor 3, daun akan
memperlihatkan gejala yang semakin meluas, luas bercak pada permukaan daun
dapat mencapai 25%-50%. Untuk daun dengan jumlah skor 4, bercak daun akan
semakin luas dan dapat menyebabkan daun kering hingga kematian pada tanaman
kamboja, lebih dari 50% permukaan daun tertutupi gejala.
Dari tingkat keparahan penyakit sebesar 61% pada tanaman kamboja, dapat
diduga bahwa kondisi tanaman kamboja harus segera dilakukan pengendalian
penyakit tanaman tersebut karena dapat meluas hingga menyebabkan kematian
tanaman kamboja. Daun-daun ini dapat mengeriting, menjadi terdistorsi, berubah
menjadi coklat-abu-abu dan jatuhkan tanaman. Jika dibiarkan, karat pada daun
kamboja dapat merusak seluruh pohon dalam singkat.
Karat pada daun kamboja biasanya dikontrol oleh sanitasi yang layak, fungisida
dan pemilihan varietas tahan penyakit. Ketika plumeria karat ditemukan, semua
daun yang jatuh harus dibersihkan dan dibuang segera. Untuk meningkatkan
aliran udara di sekitar tanaman kamboja, jaga agar area di sekitar bebas gulma
dan tidak terlalu penuh. Juga dapat memangkas cabang kamboja untuk
membukanya hingga sirkulasi udara yang baik. Fungisida kemudian dapat
digunakan untuk menyemprotkan tanaman kamboja dan tanah di sekitar mereka.
Beberapa penelitian menunjukkan keberhasilan mengendalikan jamur plumeria
secara biologis dengan pengpenggunaan fungisida kimia membunuh dan pengusir
hama.Untuk mengendalikan penyakit karat daun pada tanaman kamboja dapat
dilakukan dengan cara terintegrasi melalui penggabungan berbagai teknik
pengendalian.
V. KESIMPULAN
∑(nxv )
ketersediaan penyakit menggunakan rumus KpP = x 100%
NxZ
2. Tingkat keparahan penyakit (KpP) pada daun tanaman kamboja adalah
61%
3. Pengendalian penyakit karat daun pada tanaman kamboja dapat dilakukan
dengan cara sanitasi yang layak, fungisida dan pemilihan varietas tahan
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Purwati, E., Jaya B., dan Duriat A.S. 2000. Penampilan Beberapa Varietas Cabai
dan Uji Resistensi Terhadap Penyakit Virus Kerupuk J.Hort 10 (2) : 88-94