Modul Pjok SMP Sma SMK 2021
Modul Pjok SMP Sma SMK 2021
Modul Pjok SMP Sma SMK 2021
A. Deskripsi Singkat
Bahan belajar mandiri calon guru P3K disusun dalam rangka memudahkan guru
untuk melakukan persiapan seleksi dengan cara mempelajarinya secara mandiri.
Di dalam bahan belajar ini dimuat uraian materi yang didasarkan pada model
kompetensi terkait yang memuat kompetensi guru mata pelajaran dan indikator
pencapaian kompetensinya.
Bahan belajar mandiri ini memberikan pengamalan belajar bagi calon guru P3K
dalam memahami teori dan konsep pembelajaran dari setiap substansi materi dan
sub materi yang disajikan.
PJOK SMP/SMA/SMK | 15
berpikir tingkat tinggi. Latihan-lathan soal, kasus, serta pembelahasannya juga
disajikan untuk memberikan pengalaman dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan calon guru P3K. Rangkuman pembelajaran selalu diberikan di setiap
akhir pembelajaran untuk memudahkan dalam membaca, dan mengingat matari-
materi esensial di setiap pembelajaran.
B. Peta Kompetensi
KOMPETENSI INDIKATOR
1.1.1 Menganalisis struktur & alur pengetahuan
Menganalisis struktur & alur untuk pembelajaran
1.1.2 Menganalisis prasyarat untuk menguasai
pengetahuan untuk
konsep dari suatu disiplin ilmu
pembelajaran
1.1.3.Menjelaskan keterkaitan suatu konsep dengan
konsep yang lain
Untuk menerjemahkan model kompetensi guru, maka dijabarkanlah target
kompetensi yang terangkum dalam pembelajaran-pembelajaran dan disajikan
dalam bahan belajar mandiri guru mata pelajaran PJOK. Komptensi guru mata
pelajaran PJOK dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
PJOK SMP/SMA/SMK | 17
1. Menjelaskan penerapan sejarah olahraga dalam pembelajaran PJOK
2. Menerapkan sosiologi olahraga dalam pembelajaran PJOK
3. Menerapkan psikologi olahraga dalam pembelajaran PJOK
4. Menerapkan azas dan falsafah olahraga dalam pembelajaran PJOK
5. Menganalisis isu kepenjasan terkini dalam pembelajaran PJOK
6. Menganalisis kebijakan terkait pembelajaran PJOK
Pembelajaran 8. Teori Belajar Gagne
1. Menjelaskan 9 Events of Instruction dari Gagne
2. MenguraikanTaxonomy of Learning
Pembelajaran 9. Tujuan Pembelajaran
1. Mengenali komponen tujuan pembelajaran
2. Menerapkan prosedur perumusan tujuan pembelajaran
Pembelajaran 10. Model Pembelajaran Aktif
1. Menjelaskan konsep spektrum gaya mengajar
2. Menerapkan prosedur gaya mengajar dalam pembelajaran PJOK
Pembelajaran 11. Keterampilan Berpikir Kritis
1. Menjelaskan pengertian keterampilan berpikir kritis
2. Menerapkan cara mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam
pembelajaran PJOK
Pembelajaran 12. Konsep dan Prinsip Asesmen, Teknik Penilaian Berbasis
Kelas, dan Umpan Balik
1. Menguraikan unsur pertimbangan penetapan KKM
2. Menguraikan prosedur penetapan KKM
3. Menguraikan konsep assessment as learning
4. Menguraikan konsep assessment for learning
5. Menerapkan konsep tindakan reflektif dalam pembelajaran
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi bahan belajar mandiri calon guru P3K ini disusun dalam dua
bagian besar, bagian pertama adalah pendahuluan dan bagian berikutnya adalah
pembelajaran – pembelajaran.
18 | PJOK SMP/SMA/SMK
Rincian materi pada bahan belajar mandiri bagi calon guru P3K adalah
substansi materi esensial Paradigma Baru PJOK, Elemen Capaian
Pembelajaran Kurikulum Prototype, Lingkup dan Urutan Materi Pembelajaran
PJOK, Ilmu Dasar Kepenjasan, Konsep-Konsep Penting PJOK dan
Keterkaitannya, Analisis KI-KD Berdasarkan Konsep Interdisiplin dan
Multidisiplin, Ilmu Penunjang Kepenjasan, Teori Belajar Gagne, Tujuan
Pembelajaran, Model Pembelajaran Aktif, Keterampilan Berpikir Kritis, dan
Konsep dan Prinsip Asesmen, Teknik Penilaian Berbasis Kelas, dan Umpan
Balik.
D. Petunjuk Belajar
Secara umum, cara penggunaan bahan belajar mandiri bagi calon guru P3K pada
setiap Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian susbstansi
materi mata pelajaran. Bahan belajar mandiri ini dapat digunakan dalam kegiatan
peningkatan komptensi guru mata pelajaran, baik melalui untuk moda mandiri,
maupun moda daring yang menggunakan konsep pembelajaran Bersama dalam
komunitas pembelajaran secara daring.
Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa akses ke bahan belajar mandiri dapat
melalui SIMPB, dimana bahan belajar mandir akan didapat secara mudah dan
dipalejari secara mandiri oleh calon Guru P3K.
PJOK SMP/SMA/SMK | 19
Bahan belajar mandiri dapat di unduh dan dipelajari secara mandir, system LMS
akan memberikan perangkat ajar lainnya dan latihan-latihan soal yang
dimungkinkan para guru untuk berlatih.
20 | PJOK SMP/SMA/SMK
Pembelajaran 1. Paradigma Baru PJOK
A. Kompetensi
PJOK SMP/SMA/SMK | 21
C. Uraian Materi
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh
luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi,
penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan
lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya.
Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan
perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada
bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan
perkembangan total manusia.
Per definisi, pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat.
Namun esensinya sama, yang jika disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan
jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam
kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut
terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan
bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada
perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung
maupun secara tidak langsung.
Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada
manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, definisi penjas tidak hanya
menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah
pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu
proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.
22 | PJOK SMP/SMA/SMK
Sungguh, pendidikan jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam
‘pikiran dan tubuh’ yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian
seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada
ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam
ungkapan Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan
“tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.” Artinya, dalam tubuh yang baik
‘diharapkan’ pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno:
Men sana in corporesano.
Salah satu pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah pemisahan antara jiwa dan
raga atau tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa jiwa dan raga terpisah,
dengan penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut dualisme, yang
mengarah pada penghormatan lebih pada jiwa, dan menempatkan kegiatan fisik
secara lebih inferior.
PJOK SMP/SMA/SMK | 23
dicapai. Dalam praktiknya ciri-ciri pelatihan olahraga bisa menyusup ke dalam
proses pembelajaran.
Yang sering terjadi pada pembelajaran pendidikan olahraga adalah bahwa guru
kurang memerhatikan kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Jika peserta didik
harus belajar bermain bola voli, mereka belajar keterampilan teknik bola voli
secara langsung. Teknik-teknik dasar dalam pelajaran lebih ditekankan dengan
cara penyajian materi pelajaran dengan pendekatan drilling, atau dengan kata lain
tahapan penyajian tugas gerak yang disesuaikan dengan kemampuan anak
kurang diperhatikan.
Guru demikian akan berkata: “kalau perlu tidak usah ada pentahapan, karena anak
akan dapat mempelajarinya secara langsung. Beri mereka bola, dan instruksikan
anak supaya bermain langsung”. Anak yang sudah terampil biasanya dapat
menjadi contoh, dan anak yang belum terampil belajar dari mengamati
demonstrasi guru atau temannya yang sudah mahir tadi. Untuk pengajaran model
seperti ini, ada ungkapan: “Kalau anda ingin anak belajar renang, lemparkan
mereka ke kolam yang paling dalam, dan mereka akan bisa sendiri.”
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi
proses perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih tahu dan lebih baik pada
diri individu. Pada kelompok masyarakat dari tidak tahu tentang nilai- nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi sendiri masalah- masalah
kesehatan menjadi mampu (Purwanto, 1999).
24 | PJOK SMP/SMA/SMK
Tujuan Pendidikan Kesehatan menurut WHO (1954) yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2003), tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan
status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat
kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama
sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.
Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku
individu atau masyarakat dibidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut
antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat,
menolong indiviu agar mampu secara mandiri atau kelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan dan
menggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada (Herawani,
2001).
PJOK SMP/SMA/SMK | 25
2. Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga
26 | PJOK SMP/SMA/SMK
Pada pendidikan jasmani seluruh kegiatan yang ada di alam semesta yang berupa
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang dilakukan oleh manusia,
binatang, tumbuhan, atau bahkan mesin yang bergerak. Aktivitas yang dapat
digunakan sebagai materi gerak dalam olahraga kompetitif adalah terbatas pada
teknik-teknik yang ada pada olah yang bersangkutan, atau pada spesifik pada
spesialis kecabangannya.
Aturan yang baku diterapkan pada olahraga kompetitif agar terdapat keadilan bagi
tim yang melakukan pertandingan dalam situasi yang sama. Pendidikan jasmani
tidak harus dilakukan dengan menggunakan pertandingan, melainkan dengan
bermain, dengan pembelajaran berkelompok, demonstrasi, dan lain-lain sehingga
tidak diperlukan peraturan yang baku sebagaimana olahraga kompetitif.
Dikenal penilaian dengan sistem gain score dan final score pada suatu proses
pembelajaran maupun pelatihan. Gain score berarti penilaian yang didasarkan
pada pertambahan nilai, yaitu selisih antara hasil panilaian awal dan hasil penilaian
akhir yang didapat oleh peserta didik, dan ini yang ditekankan dalam menilai hasil
belajar anak. Sedangkan nilai akhir (gain score) menjadi penekanan dalam
penilaian yang dilakukan pada olahraga kompetitif.
Seluruh peserta didik dalam suatu sekolah wajib mengikuti seluruh proses
pembelajaran dalam pendidikan jasmani, sehingga partisipasi dalam penjas
disebut sebagai partisipasi wajib. Keikutsertaan anak pada suatu kelompok
berlatih cabang olahraga tertentu bersifat volenteur atau sukarela.
PJOK SMP/SMA/SMK | 27
Perbedaan lain antara penjas dan olahraga kompetitif adalah pada aspek talent
scouting, di mana dalam penjas hanya dijadikan sebagai dasar dalam masukan
awal (entry behaviour) sedangkan pada olahraga kompetitif dijadikan rekomendasi
dalam menentukan cabang olahraga spesialis yang akan diikuti oleh anak.
Sehubungan hal di atas sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Abdul
Kadir Ateng, dalam mata kuliah azas dan falsafah pendidikan olahraga tentang
proposi olahraga dan pendidikan jasmani di sekolah, adalah sebagai berikut:
28 | PJOK SMP/SMA/SMK
Komponen Pendidikan Jasmani P Olahraga
J
O
Lamanya Lamanya aktivitas jasmani K
Lamanya aktivitas jasmani
perlakuan yang dilakukan dalam yang
S dilakukan dalam
M
pendidikan jasmani tiap latihan
P olahrag cenderung
/
pertemuan dibatasi oleh tidak
S dibatasi. Agar
M
alokasi waktu kurikulum. Di individu
A dapat beradaptasi
/
samping itu juga disesuaikan dengan
S siklus per-
dengan kemampuan organ- M
tandingan, aktivitas fisik
K
organ tubuh subjek. dalam latihan harus
|
dilakukan men-dekati
2
9
kemampuan optimal.
Frekuensi Frekuensi pertemuan belajar Agar dapat mencapai
perlakuan pendidikan jasmani dibatasi tujuan, latihan harus
oleh alokasi waktu kurikulum. dilakukan dalam frekuensi
Namun demikian diharapkan yang tinggi.
peserta didik dapat
mengulang-ulang kete-
rampilan gerak yang
dipelajari di sekolah pada
waktu senggang mereka
dirumah. Diharapkan mereka
dapat melakukan
pengulangan gerakan antara
2 sampai 3 kali/minggu.
kadang-kadang intensitas
kerja fisik dilakukan
melebihi kemampuan
optimal.
Peraturan Tidak memiliki peraturan Memiliki peraturan
yang baku. Peraturan dapat permainan yang baku.
dibuat sesuai dengan tujuan Sehingga olahraga dapat
dan kondisi pembelajaran dipertandingkan dan
diperlombakan dengan
standar yang sama pada
berbagai situasi dan
kondisi.
Dengan adanya perbedaan pendidikan jasmani dan olahraga secara konsep, baik
yang dikemukakan oleh Abdul Kadir Ateng, dalam perkuliahan, diperkuat oleh
Syarifudin. dalam buletin pusat perbukuan, maka secara sistimatis dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga akan
memiliki perbedaan, hal ini sesuai dengan contoh perbedaan pembelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga yang dikemukakan oleh Syarifudin. dalam buletin
pusat perbukuan, yaitu :
Tabel 2. perbedaan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga
Berjalan Berjalan
30 | PJOK SMP/SMA/SMK
Pendidikan Jasmani Olahraga
3
. Lari Lari
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi
proses perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih tahu dan lebih baik pada
diri individu. Pada kelompok masyarakat dari tidak tahu tentang nilai- nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi sendiri masalah- masalah
kesehatan menjadi mampu. Orientasi tentu berbeda dengan pendidikan jasmani,
yang tidak hanya menjadikan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekedar
PJOK SMP/SMA/SMK | 31
tahu tentang kesehatan, tetapi juga memiliki keterampilan dalam beraktivitas fisik
sehingga mendapatkan manfaat tubuh yang sehat.
Dilihat dari sisi tujuan pendidikan kesehatan, adalah untuk meningkatkan status
kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat
kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama
sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.
Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku
individu atau masyarakat di bidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih
lanjut antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di
masyarakat, menolong indiviu agar mampu secara mandiri atau kelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong
pengembangan dan menggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang
ada.
Jika hal ini dibandingkan dengan pendidikan jasmani maka didapati perbedaan
yang signifikan, di mana bertujuan untuk mencetak individu secara utuh, tidak
terkait langsung dengan pasien yang sedang sakit, tetapi justru upaya mencegah
dan meningkatkah kesehatan melalui kebugaran yang didapat dari aktivitas
jasmani secara terus-menerus, terprogram, dan berkelanjutan.
32 | PJOK SMP/SMA/SMK
Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap
anak setinggi-tingginya. Secara sederhana tujuan PJOK meliputi tiga ranah
(domain) sebagai satu kesatuan.
Dengan demikian, hal terpenting untuk disadari oleh guru PJOK adalah bahwa ia
harus menganggap dirinya sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih
atau pengatur kegiatan dalam aktivitas fisik.
Guru perlu membiasakan diri untuk membelajarkan peserta didik tentang apa yang
akan dipelajari berlandaskan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang
mendasarinya, sehingga secara efektif tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Pergaulan yang terjadi di dalam adegan yang bersifat mendidik dimanfaatkan
secara sengaja untuk menumbuhkan berbagai kesadaran emosional dan sosial.
Dengan demikian peserta didik akan berkembang secara menyeluruh, yang akan
mendukung tercapainya aneka kemampuan.
PJOK SMP/SMA/SMK | 33
2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani.
3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal
untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani
baik secara kelompok maupun perorangan.
5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan peserta didik berfungsi secara efektif
dalam hubungan antar orang.
6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga.
34 | PJOK SMP/SMA/SMK
9) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk hidup aktif dan sehat
sepanjang hayat, serta meningkatkan kebugaran pribadi.
PJOK SMP/SMA/SMK | 35
dan pencapaiannya untuk sukses hidup di masyarakat. Demikian juga dengan
ketekunan; tidak ada pekerjaan yang dapat dicapai dengan baik tanpa ada
ketekunan. Ini juga berlaku sama dengan kemampuan memotivasi diri,
kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam menyelesaikan tugas apapun.
Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk pun semakin
memperparah masalah kesehatan yang mengancam kesejahteraan masyarakat.
Dengan pola gizi yang berlebihan, para ‘pemalas gerak’ itu akan menimbun lemak
dalam tubuhnya secara berlebihan. Mereka menghadapkan diri mereka sendiri
pada resiko penyakit degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang semakin besar.
36 | PJOK SMP/SMA/SMK
5. Manfaat Pendidikan Jasmani
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan peserta didik untuk
bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan
waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang
menarik untuk dijelajahi. Penyelenggara pendidikan di sekolah yang lebih
mengutamakan prestasi akademis, memberikan peserta didik tugas-tugas belajar
yang menumpuk.
Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat ini, malah mengungkung peserta didik
dalam lingkungan kurang gerak. Peserta didik semakin asyik dengan
kesenangannya seperti menonton TV atau bermain video game. Tidak
mengherankan bila ada kerisauan bahwa kebugaran peserta didik semakin
menurun.
Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk pun semakin
memperparah masalah kesehatan yang mengancam kesejahteraan masyarakat.
Dengan pola gizi yang tidak seimbang, para pemalas gerak itu akan menimbun
lemak dalam tubuhnya secara berlebihan. Mereka menghadapkan diri mereka
sendiri pada resiko penyakit degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang semakin
besar.
PJOK SMP/SMA/SMK | 37
menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada di sekitar
dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai dengan minat anak.
38 | PJOK SMP/SMA/SMK
3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
Menurut para ahli, pola pertumbuhan peserta didik usia sekolah hingga menjelang
akil balik atau remaja disebut pola pertumbuhan lambat. Pola ini merupakan
kebalikan dari pola pertumbuhan cepat yang dialami peserta didik ketika mereka
baru lahir hingga usia lima tahun.
PJOK SMP/SMA/SMK | 39
Secara garis besar ketika seorang guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan, mampu menciptakan “insan-insan penjas” yang terdidik secara fisik
(physical educated persons), maka guru tersebut telah mempersiapkan dan
memberi modal bagi peserta didik untuk menghadapi hidup dan kehidupannya
sepanjang hayat.
Modal pertama dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari (daily living lifelong
utilization). Dari pernyataan ini dapat diberikan penjelasan sekaligus tuntutan
bahwa ketika seorang guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
mengajarkan lari cepat misalnya, maka manfaat apa yang akan didapat oleh
peserta didik dari kemampuan berlari cepatnya, untuk digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Anak yang terdidik secara fisik mampu menghadapi persaingan hidup sepanjang
hayatnya (competitive lifelong utilization).
Modal yang diberikan secara baik melalui program pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan dihayati dan diterapkan oleh peserta dalam menghadapi tantangan
yang dihadapi dan dengan secara cepat dapat menyelesaikan permasalahan
hidup.
Waktu luang yang dimiliki peserta didik sering kali terbuang percuma dengan
banyak hal yang tidak berguna. Peserta didik yang memiliki pengalaman gerak
dan sadar akan manfaat yang akan didapat dari gerak tentu tidak menyia-nyiakan
hal tersebut.
Waktu luang akan diisi dengan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat
dengan melakukan aktivitas fisik sebagai salah satu cara. Manfaat program
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan diselenggarakan di sekolah untuk
memfasilitasi peserta didik dalam mengisi waktu luang dengan aktivitas yang
bermanfaat bagi dirinya sepanjang hayat (recreational lifelong utilization).
40 | PJOK SMP/SMA/SMK
D. Rangkuman
Pendidikan jasmani sebagai bagian dari proses pendidikan memiliki peranan yang
penting dalam membentuk manusia yang sempurna, karena melalui pendidikan
jasmani akan dapat dikembangkan secara sempurna baik aspek fisik, psikomotor,
kognitif, dan afektif. Untuk merealisasikan tujuan tersebut seorang guru PJOK
harus memahami hakikat penjas, pengertian dan tujuan penjas, hakikat dan
proses belajar penjas tidak sebagai olahraga yang menekankan hanya pada
masalah prestasi, namun lebih dari itu. Oleh karena itu seorang guru dituntut
kreativitasnya dalam merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran
dengan strategi pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan dan
tingkat perkembangan siswa.
PJOK SMP/SMA/SMK | 41
4) Meningkatkan keterampilan anak didik dalam melaksanakan hal yang berkaitan
dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
42 | PJOK SMP/SMA/SMK
Pembelajaran 2. Elemen Capaian Pembelajaran
Kurikulum Prototype
A. Kompetensi
PJOK SMP/SMA/SMK | 43
7. Menganalisis Nilai-nilai Aktivitas Fisik untuk Kesehatan, Kesenangan dan
Tantangan, serta Ekspresi Diri dan Interaksi Sosial
1. Permainan Invasi:
a. Menyebut jenis permainan invasi
b. Menguraikan konsep permainan invasi (Contoh sepakbola, Bolatangan, dan
Bolabasket)
c. Menjelaskan prosedur dalam melakukan permainan invasi (Contoh sepakbola,
Bolatangan, dan Bolabasket)
4. Olahraga Beladiri
a. Menyebut jenis olahraga beladiri
b. Menguraikan konsep permainan olahraga beladiri (Contoh pencak silat,
taekwondo, dan karate)
44 | PJOK SMP/SMA/SMK
c. Menjelaskan prosedur dalam melakukan permainan olahraga beladiri (Contoh
pencak silat, taekwondo, dan karate)
5. Aktivitas Senam
a. Menyebut jenis gerak dasar pada aktivitas senam
b. Menguraikan konsep gerak dasar pada aktivitas senam
c. Menjelaskan prosedur dalam melakukan gerak dasar pada aktivitas senam
7. Aktivitas Air
a. Menyebut jenis gerak dasar pada aktivitas air
b. Menguraikan konsep gerak dasar pada aktivitas air
c. Menjelaskan prosedur dalam melakukan gerak dasar pada aktivitas air
PJOK SMP/SMA/SMK | 45
a. Munguraikan konsep internalisasi nilai-nilai aktivitas fisik untuk kesehatan
b. Munguraikan konsep internalisasi nilai-nilai aktivitas fisik untuk kesenangan
dan tantangan
c. Munguraikan konsep internalisasi nilai-nilai aktivitas fisik untuk ekspresi diri
dan interaksi sosial
C. Uraian Materi
1. Permainan Invasi:
a. Sepakbola
(a) jumlah pemain 12 orang (untuk dua tim) masing-masing 6 pemain untuk satu
tim.
(b) pada garis lapangan dipasang gawang atau tiang bendera kecil.
(c) lapangan yang dapat digunakan adalah lapangan basket atau bolavoli yang
memiliki garis tengah.
(d) tiap tim menempatkan 3 pemain penyerang pada daerah lapangan lawan
dan 2 pemain bertahan pada daerah lapangan sendiri.
(e) setiap pemain berusaha mempertahankan gawangnya dan melakukan
serangan.
(f) pemain bertahan dan penyerang hanya boleh bergerak di daerah yang
ditempatinya.
(g) bila pemain bertahan dapat merebut bola segera berikan operan pada
temannya yang ada di daerah lawan.
46 | PJOK SMP/SMA/SMK
(h) tim dianggap menang apabila dapat memasukkan bola ke gawang lawan
sebanyak mungkin.
(i) waktu permainan untuk setiap tim 5 – 10 menit.
Teknik sepakbola dengan bola antara lain: (1) Teknik menendang bola, (2)
Teknik menahan bola (trapping), (3) Teknik menggiring bola (dribble), (4)
PJOK SMP/SMA/SMK | 47
Teknik gerak tipu, (5) Teknik menyundul bola (heading), (6) Teknik merebut
bola (tackling), (7) Teknik lemparan kedalam (throw-in) dan (8) Teknik
penjaga gawang.
Posisi awal: (a) berdiri menghadap arah gerakan, (b) kaki tumpu di letakkan
di samping bola dengan sikap lutut agak tertekuk dan bahu menghadap
gerakan, (c) posisi kedua lengan di samping badan agak terentang, (d)
pergelangan kaki yang akan digunakan menendang diputar ke luar dan
dikunci, (e) pandangan terpusat pada bola
Gerakan: (a) kaki yang akan digunakan menendang ditarik ke belakang lalu
diayun ke depan ke arah bola, (b) perkenaan kaki pada bola tepat pada
tengah-tengah bola
Akhir gerakan: (a) pindahkan berat badan ke depan mengikuti arah gerakan,
(b) pandangan ke depan
48 | PJOK SMP/SMA/SMK
Gambar 4. Menendang bola dengan kaki bagian luar
Posisi awal: (a) berdiri menghadap arah gerakan bola, (b) meletakkan kaki
tumpu di samping bola kedua lengan di samping badan agak terentang.
Pergelangan kaki yang akan digunakan menendang diputar ke dalam dan
dikunci. Pandangan terpusat pada bola.
Putar pergelangan kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah luar
dan dikunci
PJOK SMP/SMA/SMK | 49
Julurkan kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah datangnya bola
Tarik kembali ke belakang mengikuti arah gerakan bola saat bola mengenai
kaki bagian dalam, hingga gerak bola tertahan dan berhenti di depan badan
50 | PJOK SMP/SMA/SMK
menendang dan menahan bola yang mana mudah dan sulit dilakukan. Mengapa
teknik gerakan tersebut mudah dan sulit dilakukan? Temukan permasalahan
tersebut, kemudian lakukan kembali gerakan-gerakan tersebut.
Pada saat menggiring bola, setiap langkah menyentuh bola secara perlahan dan
teratur, serta usahakan bola tidak jauh dari kaki sehingga bola yang bergulir ke
depan tetap dalam penguasaan. Posisi kaki (lutut) ditekuk sedikit untuk
mempermudah gerakan dan penguasaan bola. Pandangan ke arah bola dan
jangan lupa melihat situasi sekeliling, baik posisi teman maupun lawan. Lengan
biasanya digunakan untuk menjaga keseimbangan dan berada di samping badan.
PJOK SMP/SMA/SMK | 51
Teknik-teknik dasar menggiring bola tersebut akan diuraikan satu-persatu sebagai
berikut.
Cara melakukan:
Diawali sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangna ke depan
Sikap kedua lengan di samping badan agak terentang
Pergelangan kaki diputar ke luar dan dikunci
Dorong bola dengan kaki bagian dalam ke arah depan dengan posisi kaki
agak dibawa ke depan
Tumpuan berat badan berada pada kaki yang tidak digunakan menggiring
bola
Bola dijaga agar selalu dekat dengan kaki yang digunakan untuk menggiring
52 | PJOK SMP/SMA/SMK
Cara melakukan :
Diawali sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangan ke dpean
Dorong bola dengan kaki bagian luar ke arah depan dengan posisi kaki agak
terangkat dari tanah
Tumpuan berat badan berada pada kaki yang tidak digunakan menggiring
bola
Bola dijaga agar selalu dekat dengan kaki yang digunakan untuk menggiring
b. Bolabasket
a) Lapangan Permainan
PJOK SMP/SMA/SMK | 53
(6) Ukuran papan pantul :1,80 meter x 1,20 meter
Gambar 9. Lapangan, ukuran ring dan papan pantul permainan bola basket
54 | PJOK SMP/SMA/SMK
Tahap persiapan
Berdiri dengan sikap melangkah
Bola dipegang dengan kedua tangan di depan dada
Badan agak condong ke depan
Tahap gerakan
Dorongkan bola ke depan dengan meluruskan kedua lengan bersamaan kaki
belakang dilangkahkan ke depan dan berat badan dibawa ke depan.
Lepaskan bola dari kedua pegangan tangan setelah kedua
lengan lurus.
Arah bola lurus sejajar dada.
Akhir gerakan
Berat badan dibawa ke depan.
Kedua lengan lurus ke depan rileks
Pandangan mengikuti arah gerakan bola
Kedua lengan lurus ke depan rileks
Pandangan mengikuti arah gerakan bola
(b) Melempar bola pantul dari depan dada
PJOK SMP/SMA/SMK | 55
belakang dilangkahkan ke depan dan berat badan dibawa ke depan.
Lepaskan bola dari kedua pegangan tangan setelah kedua lengan lurus.
Arah bola memantul ke lantai.
Akhir gerakan
Berat badan dibawa ke depan.
Kedua lengan lurus ke depan rileks
Pandangan mengikuti arah gerakan bola
56 | PJOK SMP/SMA/SMK
(2) Gerak dasar menangkap bola
PJOK SMP/SMA/SMK | 57
Gambar 14. . Latihan melempar dan menangkap bola berpasangan
Gambar 15. Latihan melempar dan menangkap bola formasi segi tiga
58 | PJOK SMP/SMA/SMK
Gambar 16. Latihan melempar dan menangkap bola formasi berbanjar
a. Bolavoli
1) Konsep Dasar Permainan Bola Besar (Bolavoli)
Permainan bolavoli pada awal ide dasarnya adalah permainan memantul-
mantulkan bola (to volley) oleh tangan atau lengan oleh dua regu yang bermain di
atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu. Untuk masing-masing
PJOK SMP/SMA/SMK | 59
regu, lapangan dibagi dua sama besar oleh net atau tali yang dibentangkan di atas
lapangan dengan ukuran ketinggian tertentu. Salah satu pemain tidak boleh
memantulkan bola dua kali secara berturut-turut. Prinsip permainan bolavoli
adalah menjaga bola agar jangan sampai jatuh di lapangan sendiri dan berusaha
menjatuhkan bola di lapangan lawan atau mematikan bola di lapangan lawan.
Peraturan dasar yang digunakan adalah bola harus dipantulkan oleh tangan,
lengan, atau bagian depan badan dari anggota badan. Bola harus diseberangkan
ke lapangan lawan melalui atas net.
Tujuan orang bermain bolavoli berawal dari tujuan yang bersifat rekreatif,
kemudian berkembang ke arah tujuan-tujuan lain seperti untuk mencapai prestasi
yang tinggi, meningkatkan prestasi diri atau bangsa dan negara, memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, memanfaatkan waktu luang,
bersosialisasi, bahkan saat ini ada sebagian pemain yang bertujuan untuk
kepentingan ekonomi dan bisnis. Di lingkungan sekolahan permainan bolavoli
digunakan sebagai salah satu sarana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan.
60 | PJOK SMP/SMA/SMK
Tahap persiapan
• Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lutut direndahkan hingga
berat badan bertumpu pada ujung kaki bagian depan.
• Posisi lengan di depan badan dengan kedua telapak tangan dan jari-jari
renggang sehingga membentuk seperti mangkuk di depan atas muka (wajah)
Gerakan
• Dorongkan kedua lengan menyongsong arah datangnya bola bersamaan
kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat.
• Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah atas wajah.
• Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai jari-jari tangan
Akhir gerakan
• Tumit terangkat dari lantai.
• Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus.
• Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
(2) Gerak Dasar Passing Atas dengan Berbagai Bentuk Latihan
PJOK SMP/SMA/SMK | 61
Jika melakukan servis dengan menggunakan tangan kanan, maka saat melakukan sikap
melangkah posisi kaki kiri di depan sedangkan kaki kanan di belakang dan sebaliknya.
Tahap persiapan
• Berdiri dengan kedua kaki dalam posisi melangkah.
• Berat badan bertumpu pada kedua kaki dan sikap badan agak condong ke
depan.
• Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah di depan badan.
• Jari-jari yang akan digunakan memukul (servis) dirapatkan.
Tahap gerakan
• Ayunkan lengan yang digunakan memukul bola ke belakang bersama berat
badan dipindahkan ke belakang
• Ayunkan kembali lengan yang digunakan memukul bola ke depan bersamaan
berat badan dipindahkan pada kaki depan dan bola sedikit dilambungkan.
• Pukul bola dengan telapak tangan pada bagian tengah belakang saat pada
posisi setinggi pinggang.
Tahap akhir
• Ikuti gerakan badan ke depan dengan melangkahkan kaki belakang ke depan
62 | PJOK SMP/SMA/SMK
Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau service, yang memukul bola
dari petak service kanan ke petak service kanan lawan, sehingga jalan bola
menyilang. Permainan bulutangkis ini biasanya dimainkan oleh: (1) Seorang pria
melawan seorang pria (tunggal putra), (2) Seorang wanita melawan seorang
wanita (tunggal putri), (3) Sepasang pria melawan sepasang pria (ganda putera),
(4) Sepasang wanita melawan sepasang wanita (ganda puteri), dan (5) Sepasang
pria/ wanita melawan sepasang pria/wanita (ganda campuran).
Untuk dapat berprestasi dengan baik dalam permainan bulutangkis unsur utama
yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang pemain bulutangkis adalah
komponen dasar. Dalam permainan bulutangkis kemampuan service mutlak
dikuasai oleh pemain. Salah melakukan service berarti fatal, sedangkan unggul
dalam service berarti membuka kemungkinan mendapatkan angka.
PJOK SMP/SMA/SMK | 63
(b) Aktivitas pembelajaran 2: Memukul bola menggunakan teknik forehand
overhead, dengan bola dilambung teman, dilakukan berpasangan atau
kelompok, di tempat, bergerak mundur, maju, menyamping, dilanjutkan
dengan formasi berbanjar dengan menggunakan teknik pukulan forehand,
yang telah melakukan gerakan melambung dan memukul bola berpindah
tempat.
Cara melakukan gerakan aktivitas pembelajaran 2 permainan bulutangkis sebagai
berikut.
64 | PJOK SMP/SMA/SMK
Cara melakukan gerakan aktivitas pembelajaran 3 permainan bulutangkis sebagai
berikut.
PJOK SMP/SMA/SMK | 65
(e) Aktivitas pembelajaran bermain bulutangkis dengan peraturan yang
dimodifikasi, menggunakan teknik servis dan pukulan forehand, backhand,
bermain 3 lawan 3 pihak yang bolanya banyak mati dianggap kalah (dilakukan
± 8 – 10 menit).
Cara melakukan aktivitas bermain bulutangkis dengan menggunakan peraturan
yang dimodifikasi bermain 3 lawan 3 sebagai berikut.
c. Permainan Tenismeja
1) Aktivitas Permainan Tenis Meja
Tenis meja merupakan cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor
game) oleh dua pemain atau empat pemain. Cara memainkannya dengan
menggunakan raket yang dilapisi karet untuk memukul bola celluloid melewati
jaring yang tergantung di atas meja yang dikaitkan pada dua tiang jaring.
Permainan tenis meja atau lebih dikenal dengan istilah lain, yaitu “Ping Pong”
adalah merupakan suatu cabang olahraga yang unik dan bersifat rekreatif.
Pada dasarnya permainan tenis meja dapat dibagi menjadi empat, yaitu: (1)
Prinsip memegang bet (grip), (2) Prinsip siap sedia (stance), (3) Prinsip gerakan
kaki (footwork), dan (4) Prinsip pukulan (stroke). Tanpa penguasaan teknik dasar
bermain tenis meja dengan baik, tidak mungkin dapat bermain tenis meja dengan
baik pula. Permainan tenis meja akan berhasil dengan baik apabila terampil
melakukan teknik bermain tenis meja.
66 | PJOK SMP/SMA/SMK
Tujuan pembelajaran memukul bola adalah untuk mengombinasi-kan gerakan-
gerakan memukul bola yang telah dipelajari. Gerakan memukul bola dapat
dilakukan dengan cara: berpasangan dan berkelompok. Bentuk-bentuk
pembelajaran memukul bola antara lain sebagai berikut.
PJOK SMP/SMA/SMK | 67
Gambar 26. Aktivitas pembelajaran 2 bentuk-bentuk pembelajaran permainan tenis meja
68 | PJOK SMP/SMA/SMK
Gambar 28. Aktivitas pembelajaran 1 permainan tenis meja
PJOK SMP/SMA/SMK | 69
3. Permainan Striking/ Field
a. Permainan Rounders
1) Aktivitas Permainan Rounders
Rounders adalah cabang olahraga yang hampir sama dengan base ball dan
softball. Disini pemain setelah memukul bola berlari mengelilingi lapangan dengan
ditandai dengan tiang sebagai “Rounders”. Regu yang dapat mengelilingi
lapangan lebih banyak keluar sebagai pemenang. Olahraga ini berasal dari Inggris
bersamaan dengan base ball dan softball.
70 | PJOK SMP/SMA/SMK
b) Aktivitas pembelajaran teknik gerakan melempar bola mendatar
Bola dilemparkan menyusur tanah, posisi kaki ditekuk dan badan condong ke
depan.
Lengan pelempar memegang bola, kemudian tarik tangan ke belakang.
Ayunkan tangan ke depan mengarah ke bawah dan lemparkan bola.
Gambar 32. Aktivitas pembelajaran teknik gerakan melempar bola menyusur tanah
PJOK SMP/SMA/SMK | 71
d) Aktivitas pembelajaran teknik gerakan melempar bola bagi pelambung
(Pitcher)
Pitcher adalah pemain yang pertama dapat mematikan lawan. Lemparannya yang
keras dan cepat akan menyulitkan bagi pemukul, sehingga ia dengan mudah dapat
mematikan regu pemukul.
Gambar 33. Aktivitas pembelajaran teknik gerakan melempar bola untuk pelambung
(pitcher)
72 | PJOK SMP/SMA/SMK
pada saat bola masuk ke dalam kantong, jari-jari segera dikatubkan dan cepat
ditarik ke arah badan.
PJOK SMP/SMA/SMK | 73
Gambar 36. Aktivitas pembelajaran teknik gerakan menangkap bola menyusur tanah
Pembelajaran teknik gerak dasar memukul bola rounders adalah sebagai berikut:
(1) Pegang alat pemukul di bagian yang lebih kecil dengan kedua tangan.
(2) Tangan kanan berada di atas tangan kiri.
(3) Kemudian berdiri menyamping, sehingga pitcher/ pelambung berada di
samping kiri pemukul.
(4) Kedua kaki dibuka selebar badan.
(5) Letakkan alat pemukul di atas bahu sebelah kanan dengan menekuk kedua
siku tangan.
(6) Pandangan diarahkan ke arah pitcher/ pelambung.
(7) Ayunkan pemukul mendatar dengan meluruskan kedua siku tangan disertai
lecutan pergelangan kedua tangan saat bola dalam jangkauan pukulan.
(8) Pada saat memukul diusahakan sambil melangkahkan kaki kiri ke arah kiri
agar pukulan lebih keras.
74 | PJOK SMP/SMA/SMK
Gambar 37. Aktivitas pembelajaran teknik memukul bola
b. Aktivitas Atletik
1) Konsep Pola Gerak Dasar Aktivitas Atletik Jalan Cepat, Lari, Lompat dan
Lempar
Banyak diantara kita yang tidak tahu bahwa atletik itu merupakan terjemahan dari
kata track and field, track adalah lintasan dan field adalah lapangan rumput. Jadi
atletik adalah cabang olahraga yang dimainkan di lintasan dan lapangan rumput.
Atletik juga sering disebut ’mother of sport’ atau induk dari segala cabang olahraga,
artinya karena cabang olahraga atletik di dalamnya terdiri dari nomor jalan, lari,
PJOK SMP/SMA/SMK | 75
lompat dan lempar, yang kesemuanya itu merupakan dasar yang diperlukan dalam
cabang olahraga yang lain.
Pengertian lain dari atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan jasmani yang
berisikan gerak alamiah atau wajar seperti jalan, lari, lompat, dan lempar. Atletik
dilakukan di semua negara, karena nilai-nilai edukatif yang terdapat didalamnya
juga memegang peranan penting dalam pengembangan kondisi fisik, sehingga
dapat menjadi dasar pokok untuk pengembangan atau peningkatan prestasi yang
optimal bagi cabang olahraga lain dan bahkan diperhitungkan sebagai ukuran
kemajuan suatu negara, khususnya dalarn prestasi olahraga (Ballesteros, 1979).
Jalan adalah suatu gerakan langkah kedua kaki ke segala arah yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga hubungan salah satu kaki atau bagian kaki tetap
terjaga kontak dengan tanah. Nomor Jalan yang diperlombakan pada suatu event
atau kejuaraan resmi atletik adalah nomor Jalan cepat. Sedangkan lari adalah
suatu gerakan langkah kedua kaki ke segala arah yang dilakukan sedemikian rupa
dengan ciri kedua kaki atau tubuh ada saat melayang di udara. Jadi jelas terlihat
perbedaan yang signifikan antara jalan dan lari dan ini sangat penting sekali untuk
kita ketahui. Pada nomor Lari ini adalah termasuk nomor yang paling banyak
diperlombakan dalam suatu event atau kejuaraan resmi atletik. Dilihat dari segi
golongan target jarak tempuhnya saja ada nomor lari jarak pendek, jarak
menengah dan jarak jauh, belum lagi dibagi ke dalam nomor-nomor jarak tempuh
tertentu.
76 | PJOK SMP/SMA/SMK
dan definisinya hampir sama yaitu jika lompat melakukan tolakan dengan tumpuan
satu kaki, sedangkan loncat menggunakan dua kaki. Adapun nomor-nomor lompat
yang diperlombakan dalam event atau kejuaraan resmi yaitu nomor lompat jauh,
lompat tinggi, lompat tinggi galah dan lompat jangkit.
PJOK SMP/SMA/SMK | 77
(1) Lari 800 meter
(2) Lari 1500 meter
(3) Lari 3000 meter halang rintang (stapple chase)
e) Nomor Lompat
(1) Lompat jauh
(2) Lompat tinggi
(3) Lompat jangkit
(4) Lompat tinggi galah
f) Nomor Lempar
(1)Lempar lembing
(2)Lempar cakram
(3)Lontar martil
(4)Tolak peluru
4. Olahraga Beladiri
Pada dasarnya, manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan
hidupnya. Dalam tumbuh atau berkembang, manusia tidak dapat lepas dari
kegiatan fisiknya, kapan pun dan dimanapun. Hal inilah yang akan memacu
aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Pada zaman kuno, tepatnya sebelum adanya
persenjataan modern, manusia tidak memikirkan cara lain untuk mempertahankan
dirinya selain dengan tangan kosong. Pada saat itu, kemampuan bertarung
dengan tangan kosong dikembangkan sebagai cara untuk menyerang dan
bertahan, kemudian digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik / badan
78 | PJOK SMP/SMA/SMK
seseorang. Meskipun begitu, pada zaman-zaman selanjutnya, persenjataan pun
mulai dikenal dan dijadikan sebagai alat untuk mempertahankan diri.
Dapat dikatakan bahwa seni bela diri tersebar di seluruh penjuru dunia ini dan
hampir setiap negara mempunyai seni bela diri yang berkembang di daerah
masing-masing maupun merupakan sebuah serapan dari seni bela diri lain yang
berkembang di daerah asalnya. Sebagai contoh seni silat adalah seni bela diri
yang berkembang di negara ASEAN dan terdapat
di Malaysia, Indonesia, Thailand dan Brunei.
Di Indonesia istilah pencak silat baru mulai digunakan setelah berdirinya top
organisasi pencak silat (IPSI). Sebelumnya di daerah Sumatera lebih dikenal
dengan istilah Silat, sedangkan di tanah Jawa kebanyakan dikenal dengan istilah
Pencak Silat.
PJOK SMP/SMA/SMK | 79
pembentukan dan pendirian Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (PERSILAT)
pada tanggal 11 Maret 1980 bersama Singapura, Malaysia, dan Brunei
Darussalam. Keempat negara tersebut akhirnya dinyatakan sebagai negara-
negara pendiri organisasi pencak silat internasional. Upaya pengembangan
pencak silat yang dipelopori Indonesia dan anggota PERSILAT lainnya sampai
saat ini berhasil menambah anggota PERSILAT.
Penambahan anggota ini memberikan dampak pada usaha IPSI dan anggota
PERSILAT lainnya untuk memasukkan pencak silat ke multi event di tingkat Asia,
yaitu Asian Games, dengan membentuk organisasi Pencak Silat Asia Pasific pada
bulan Oktober 1999. Organisasi pencak silat di Indonesia yang disebut dengan
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di
Surakarta, diprakarsai oleh Mr. Wongsonegoro, yang saat itu menjabat sebagai
Ketua Pusat Kebudayaan.
1) Sikap Kuda-kuda
Kuda-kuda adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-
kuda yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak
mudah dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi
dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan). Sikap kuda-kuda pasang
merupakan sikap untuk memulai serangan atau pembelaan yang berpola yang
dilakukan pada awal atau akhir gerakan. Sikap pasang ada tiga bentuk, yaitu: (1)
Sikap kuda-kuda depan pasang atas, (2) Sikap kuda-kuda belakang pasang
tengah, dan (3) Sikap kuda-kuda tengah pasang bawah.
(a) Kuda-Kuda Depan. Kuda-kuda depan dibentuk dengan posisi kaki didepan
ditekuk dan kaki belakang lurus, telapak kaki belakang serong ke arah luar,
80 | PJOK SMP/SMA/SMK
berat badan ditumpukan pada kaki depan, badan tegap dan pandangan
kedepan.
(b) Kuda-Kuda Belakang. Berat badan kuda-kuda belakang di bentuk dengan
bertumpu pada kaki belakang. Tumit yang dipakai sebagai tumpuan tegak
dengan panggul, badan agak condong ke depan, kaki depan di injit dengan,
menapak dengan tumit atau ujung kaki.
(c) Kuda-Kuda Tengah. Dibentuk dengan kedua kaki ditekukan dengan titik berat
badan berada ditengah.
(d) Kuda-kuda samping Kuda-kuda ini dilakukan dengan cara 1 kaki ditekuk dan
kaki yang lain lurus ke samping, berat badan pada kaki yang ditekuk, bahu
sejajar atau segaris dengan kaki.
(e) Kuda-Kuda Silang Depan. Kuda-kuda silang dibentuk dengan menginjakkan
1 kaki ke depan atau ke belakang kaki yang lain, berat badan ditumpukan
pada 1 kaki, kaki yang lain ringan sentuhan dengan ibu atau ujung jari kaki.
(f) Kuda-Kuda Silang Belakang. Kuda-kuda silang belakang yaitu kuda-kuda
dengan salah satu kaki berada di belakang dengan keadaan menyilang dan
kaki di tumpukan ke belakang, badan tetap lurus agar tidak jatuh saat
melakukan gerakan tersebut.
2) Sikap Pasang
Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik
(pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan
gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan.
Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan
mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat. Ada 4 sikap
pasang yang saya pelajari dalam pencak silat:
(a) Pasang satu, yaitu sikap posisi badan tegak dengan kedua tangan disamping
dalam keaadaan siap silat dan kedua kaki di buka selebar bahu
(b) Pasang dua, yaitu sikap badan tetap pada posisi tegak, kaki dibuka selebar
bahu, kedua tangan mengepal dan sejajar dengan pinggang.
(c) Pasang tiga, yaitu, sikap badan pada posisi tegak lurus, kaki di buka selebar
bahu, tangan diangkat sejajar mata, dan posisis silang dengan kepalan tangan
terbuka.
PJOK SMP/SMA/SMK | 81
(d) Pasang empat, yaitu kaki di buka selebar bahu, tangan diangkat sejajar mata,
dan posisis silang dengan kepalan tangan terbuka dibuk lagi dan tangan
sudah terkepal.
3) Arah
Arah adalah sasaran dalam melakukan gerakan, baik pada waktu melakukan
pembelaan maupun serangan. Arah dikenal dengan delapan penjuru mata angin.
Langkah dilakukan pada arah tertentu sesuai dengan keperluannya.
4) Langkah
Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam
permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali,
contohnya langkah tiga dan langkah empat. Langkah adalah perubahan injakan
kaki dari suatu tempat ke tempat lainnya. Langkah dapat dilakukan lurus,
silang/serong. Cara melakukannya bisa dengan cara diangkat, geseran, ingutan,
lompatan dan loncatan.
(a) Pola langkah lurus. Merupakan gerak langkah yang membentuk garis lurus
,baik langkah maju maupin langkah mundur, yang mana pelaksanaanya
dimulai dari salah satu kuda-kuda (kuda-kuda tengah).
(b) Pola langkah zig-zag. Merupakan gerak langkah yang membentuk mata
gergaji atau pola zig-zag, yang mana pelaksanaanya dimulai dari sikap
pasang dengan pola langkah serong
(c) Pola langkah ladam atau huruf U. Pelaksanaanya dimulai dari sikap awal
tegak, gerakkan kaki kesamping kanan,di ikuti kaki kiri menutup (merapat),
kemudian kaki kiri maju, kaki di tarik kembali dan merapat kemudian di
gerakan samping kiri.kaki kanan ditarik dirapatkan kemudian dilangkahkan
kedepan, dan kaki kanan ditarik kembali merapat seperti sikap awal.
(d) Pola langkah segi tiga. Pelaksanaanya berdiri di titik 0, geser kaki kanan ke
titik 1, ikuti kaki kiri ke titik 2, lanjutkan ke titik 4, lanjutkan juga ke titik 4 dan
5 (berat badan di titik 5) tarik kaki kanan ke titik 6, kaki kanan ketitik 7 dengan
kuda-kuda depan , tarik kaki kanan keposisi awal.
(e) Pola langkah huruf S. Berdiri dengan posisi titik menghadap sesuai dengan
arah yang di tunjukan, geser kaki kanan ke arah berat badan ke di kaki kanan,
ikuti kaki kiri, kaki kiri ke titik 3 berat badan di kaki kiri selanjutnya cabut kaki
82 | PJOK SMP/SMA/SMK
kanan lewati kaki kiri sampai di titik 4, kaki kanan yang di titik 4 di titik 5 putar
di tempat, sementara kaki kiri yang ada di titik 3 injit, gugus kaki kiri lewat
tanda panah dengan jalur titik 6 sampai di titik.
(f) Pola langkah segi 4. Pelaksanakannya bisa memakai kombinasi kuda-kuda
tengah, samping, dan belakang.
(a) Lurus. Pukulan dengan salah satu tangan memukul kearah depan, sasaran
yaitu dada si lawan. Dan tangan satunya lagi menutup arah point, yaitu
sasaran perut keatas.
(b) Bandul. Mengayunkan tangan salah satunya berbentuk kepalan kearah
sasaran ulu hati, dan tangan yang satu lagi tetap menutup arah sasaran lawan
ke dia.
(c) Tegak. Sasarnnya adalah bahu atau sendi bahu bagian kanan (lawan yang
dengan kita yang saling berhadapan, jadi sama saja dengan bahu sebelah kiri
yang menjadi sasaran
(d) Melingkar Sasarannya adalah pinggang lawan
(a) Tendangan lurus kedepan yaitu dengan hentakan telapak kaki sejajar
dengan bahu
(b) Tendangan melingkar yaitu dengan hentakan punggung kaki
(c) Tendangan berbentuk huruf T yaitu dengan tendangan samping
menggunakan hentakan telapak kaki
(d) Tendangan samping yaitu menendang dengan punggung kaki.
PJOK SMP/SMA/SMK | 83
(b) Tangkisan luar. Tangkisan dari dalam ke luar sejajar dengan bahu. Cara
dilakukan untuk menangkis serangan lawan dan dibuang kekanan atau kekiri
dengan posisi tangan di depan agak siku.
(c) Tangkisan atas. Tangkisan dari bawah ke atas, untuk melindungi kepala dari
serangan. gerakan ini dilakukan untuk menangkis serangan lawan yang
datangnya dari depan posisi tangan agak siku melindungi muka.
(d) Tangkisan bawah. Tangkisan bawah dilakukan untuk menangkis serangan
lawan dan melindungi kemaluan dengan posisi tangan seperti huruf X dengan
jari-jari terbuka tapi rapat.
8) Guntingan
Teknik ini dilakukan dengan cara seperti menggunting dengan tujuan untuk
menjatuhkan lawan. Sapuan dan Guntingan adalah salah satu jenis buah (teknik)
menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang
dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh
kehilangan keseimbangan dan jatuh. Guntingan terdiri dari guntingan luar dan
guntingan dalam.
10) Kuncian
Kuncian adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat
bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan
menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan
tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.
11) Kembangan
Kembangan adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil
memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah
pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan
dapat bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali
84 | PJOK SMP/SMA/SMK
gerakan kembangan silat menyerupai tarian atau dalam bahasa Sunda
menyerupai ngibing (berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian
utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
PJOK SMP/SMA/SMK | 85
(2) Kuda-kuda Belakang
Berat badan kuda-kuda belakang di bentuk dengan bertumpu pada kaki
belakang. Tumit yang dipakai sebagai tumpuan tegak dengan panggul, badan
agak condong ke depan, kaki depan di injit dengan, menapak dengan tumit atau
ujung kaki
86 | PJOK SMP/SMA/SMK
(4) Kuda- kuda samping
Kuda-kuda ini dilakukan dengan cara 1 kaki ditekuk dan kaki yang lain lurus
ke samping, berat badan pada kaki yang ditekuk, bahu sejajar atau segaris dengan
kaki.
PJOK SMP/SMA/SMK | 87
(6) Kuda-kuda Silang Belakang
Kuda-kuda silang belakang yaitu kuda-kuda dengan salah satu kaki berada di
belakang dengan keadaan menyilang dan kaki di tumpukan ke belakang, badan
tetap lurus agar tidak jatuh saat melakukan gerakan tersebut.
Pukulan dengan salah satu tangan memukul kearah depan, sasaran yaitu dada si
lawan. Dan tangan satunya lagi menutup arah point, yaitu sasaran perut keatas.
88 | PJOK SMP/SMA/SMK
(2) Pukulan Bandul
Mengayunkan tangan salah satunya berbentuk kepalan kearah sasaran ulu hati,
dan tangan yang satu lagi tetap menutup arah sasaran lawan ke dia.
PJOK SMP/SMA/SMK | 89
(4) Pukulan melingkar
Sasarannya adalah pinggang lawan
90 | PJOK SMP/SMA/SMK
(2) Tendangan melingkar yaitu dengan hentakan punggung kaki.
PJOK SMP/SMA/SMK | 91
(5) Belaan: Elakan dan Tangkisan
(1)Tangkisan dalam
Tangkisan dari luar ke dalam sejajar dengan bahu
(2)Tangkisan luar
Tangkisan dari dalam ke luar sejajar dengan bahu
92 | PJOK SMP/SMA/SMK
(3)Tangkisan atas
Tangkisan dari bawah ke atas, untuk melindungi kepala dari serangan
(4)Tangkisan bawah
Tangkisan dari atas kebawah
5. Aktivitas Senam
a. Senam lantai
Senam lantai adalah salah satu dari rumpun (disiplin) olahraga senam. Sesuai
dengan istilah lantai, maka gerakan-gerakan/bentuk latihannya dilakukan di lantai.
Jadi lantai/ matraslah yang merupakan alat yang dipergunakan. Senam lantai
disebut juga dengan istilah latihan bebas karena tidak mempergunakan benda-
benda atau perkakas lain pada saat menjalankannya.
PJOK SMP/SMA/SMK | 93
Tujuan melakukan senam lantai selain peningkatan penguasaan bentuk-bentuk
latihan yang ada pada senam lantai itu sendiri, juga dimaksudkan sebagai latihan
yang kelak kemudian akan dapat mempermudah pesenam untuk melakukan
berbagai bentuk latihan/ gerakan senam dengan menggunakan alat. Bentuk-
bentuk gerakan senam lantai sangat beragam, mulai dari yang sederhana, hingga
yang teramat rumit. Dari sekedar berguling (roll) ke depan hingga gerakan
berguling di udara (salto) dengan berbagai arah dan jumlah putaran.
Senam lantai dilakukan di dalam ruangan dan dapat juga dilakukan di lapangan
rumput. Namun demikian untuk menjaga keamanan dan keselamatan Kalian,
maka penggunaan alas yang lunak (matras) menjadi penting. Berikut ini adalah
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari senam lantai:
94 | PJOK SMP/SMA/SMK
membantu mempercepat penyembuhannya. Menurut sejarahnya orang-orang di
daratan cina telah melakukan gerakan-gerakan yang menyerupai senam untuk
pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit. Mereka melakukan bermacam-
macam bentuk latihan pasif dan aktif, seperti latihan pernapasan dan pijat
(massage). Berdasarkan atas fungsi senam yang besar itu banyak para penari
atau peragawati selalu melakukan gerakan senam, untuk membentuk badan yang
selaras dan meningkatkan keterampilan atau keluwesan.
Konsep dasar senam lantai atau senam ketangkasan adalah suatu bentuk
gerakan-gerakan tubuh yang direncanakan dan disusun secara teratur dengan
tujuan untuk memperbaiki sikap dan bentuk badan, membina dan meningkatkan
kesegaran jasmani, serta membentuk dan mengembangkan keterampilan serta
kepribadian yang selaras. Dalam memahami definisi dan arti senam, kesulitan
lainnya timbul manakala kita ingin membagi senam ke dalam jenis-jenisnya.
PJOK SMP/SMA/SMK | 95
sound effect lain. Pada perlombaan senam ritmik digunakan pita, gada,
bola, simpai, dan tali.
4) Senam akrobatik (acrobatic gymnastics); senam akrobatik adalah salah
satu disiplin senam tertua yang mengandalkan kekuatan dan
pengerahan tenaga secara penuh untuk menghasilkan kemampuan
menahan beban gerakan-gerakan dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
Pada senam akrobatik dipersyaratkan adanya kerja sama antar
personel pada nomor berpasangan dan grup dengan menunjukkan
keseimbangan statik dan dinamik, serta perpaduan keduanya.
5) Senam aerobik (aerobic gymnastics); merupakan senam yang
dikembangkan dari senam aerobic kebugaran. Latihan-latihan senam
aerobik berupa tarian dasar aerobic yang dipadukan digabungkan
dengan gerakan-gerakan akrobatik yang sulit.
6) Senam trampolin (trampoline); trampolin merupakan pengembangan
dari satu bentuk latihan yang dilakukan di atas lantai pantul
(trampoline). Trampolin terbuat dari rajutan kain yang dipasang pada
kerangka besi, berbentuk segi empat atau bundar, sehingga memiliki
daya pantul, dan pesenam melakukan berbagai gerakan sulit dengan
memanfaatkan hasil pantuan alat tersebut.
7) Senam umum (general gymnastics) Senam umum adalah segala jenis
senam, di luar keenam jenis senam tersebut. Dengan demikian, senam-
senam seperti senam aerobik, senam pagi, SKJ, senam wanita, dan
sebagainya, termasuk ke dalam senam umum.
Handstand
Hand Stand adalah gerakan berdiri pada kedua tangan. Cara atau teknik
melakukan adalah:
96 | PJOK SMP/SMA/SMK
Rapatkan kedua kaki lurus meruncing atau point membentuk satu garis
lengan badan dan kaki.
Guling Depan
Untuk melakukan gerakan berguling ke depan langkah pertama adalah jongkok
atau berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua tumit diangkat, kedua telapak tangan
sejajar dengan bahu dan diletakkan pada matras di depan badan (30 – 40cm) dari
ujung kaki, dengan posisi telapak tangan atau jari-jari terbuka, ini dimaksudkan
untuk meminimalisir atau mencegah cedera pada pergelangan tangan,
pandangan ke depan.
Sikap akhir: Jongkok, kedua kaki rapat, kedua tumit diangkat, kedua tangan lurus
kedepan serong ke atas sejajar bahu kemudian berdiri tegak.
PJOK SMP/SMA/SMK | 97
• setelah beberapa saat melayang di udara, mendarat pada matras dengan
kedua telapak tangan, dan dengan cepat tekuk kedua sikut ke samping, kepala
dimasukkan di antara kedua lengan hingga pundak menempel matras.
Gerakan sikap akhir
• bengkokkan, lanjutkan dengan sikap berdiri kedua kaki rapat dan kedua lengan
lurus ke atas.
• pandangan ke depan.
Sagital Scale
• Sambil membungkukan badan kedepan dengan pelan-pelan, angkat salah satu
kaki kebelakang hingga badan dan kaki merupakan satu garis lurus.
• Kedua lengan direntangkan lurus ke samping, kepala diangkat, dada dibuka dan
dibusungkan. Tahan sikap ini selama 6 – 8 hitungan.
• Apabila sikap ini telah dapat dilakukan dengan baik, maka untuk latihan
berikutnya coba lakukan dengan mengangkat tumit setinggi-tingginya. Tahan
selama 6 – 8 hitungan.
Gerak dasar dan langkah kaki di dalam aktivitas gerak berirama sangat beragam.
Masing-masing gerakan memiliki nama dan Cara melakukan: berbeda-beda.
Semakin banyak ragam gerak dan langkah kaki dapat dikusasi maka semakin
beragam pula kita dapat mengombinasikan gerak dan langkah tersebut. Pada
kesempatan ini akan dipelajari dua gerak dasar dan langkah kaki tetapi dilengkapi
dengan berbagai variasinya.
98 | PJOK SMP/SMA/SMK
Tabel 3. Gerak dasar dan langkah kaki pada aktivitas gerak berirama
Sumber: Dokumentasi penulis
PJOK SMP/SMA/SMK | 99
BASIC DESKRIPSI GERAK GAMBAR
STEPS
Tubuh bagian atas tetap
tegak, tulang belakang lurus
secara alami.
Pergerakan: dari posisi normal
sampai tekukan 90 derajat pada
sendi panggul dan lutut, benar-
benar hanya tungkai yang
bekerja.
Tabel 4. Gerak dasar dan ayunan lengan pada aktivitas gerak berirama
Sumber: Dokumentasi penulis
GAMBAR
GERAKAN DESKRIPSI GERAK
b. Gerak Dasar dan Langkah Kaki serta Ayunan Lengan dan Tangan dengan
Berbagai Latihan
1. Latihan Gerak Dasar Jalan dan Langkah Biasa di Tempat, Maju-Mundur, dan
ke Samping Kanan dan Kiri. Gerak jalan biasa adalah gerakan jalan di
1) Tahap persiapan
Berdiri dengan kedua tungkai lurus.
3) Akhir gerakan
1) Tahap persiapan
2) Pergerakan
Pandangan ke depan.
Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis
Pandangan ke depan.
2) Pergerakan
Setelah kaki kanan mendarat, segera kaki kiri menyusul dan merapat
ke kaki kanan. Kemudian sebaliknya, lakukan dengan kaki kiri
melangkah (dibuka selebar bahu) ke kiri, ditutup dengan kaki kanan.
3) Akhir gerakan
Pandangan ke depan.
1) Tahap persiapan
Pandangan ke depan.
2) Pergerakan
3) Akhir gerakan
Berdiri tegak.
1) Tahap persiapan
Pandangan ke depan.
2) Pergerakan
Berdiri tegak.
Pandangan ke depan.
Gambar 62. Latihan mendorong lengan lurus ke depan dada sambil berjalan maju
mundur
Gambar 63. Latihan mendorong lengan lurus ke atas dengan mengangkat lutut kanan
dan kiri di tempat
1) Tahap persiapan
Pandangan ke depan.
2) Pergerakan
Dorongan tangan ke atas dilakukan setiap kali kaki dengan lutut ditekuk
diangkat ke atas, dan diturunkan bersamaan dengan diturunkannya
kaki.
3) Akhir gerakan
Berdiri tegak.
Pandangan ke depan.
7. Aktivitas Air
Kedua kaki lurus ke belakang sedikit lebih rendah dari posisi lengan.
Pandangna berpusat pada tangan, hingga batas air berada pada alis
mata.
b. Pergerakan
Tubuh bagian atas terangkat dari permukaan air dan hirup udara dari
mulut.
c. Akhir gerakan
Pandangan terpusat pada tangan, hingga batas air berada pada alis
mata.
a. Sikap awal
Badan telungkup.
Pandangan ke depan.
b. Pergerakan
c. Akhir gerakan
Pada bagian yang kedua (physical fitness related skill) terdiri dari; kecepatan
(speed), kelincahan (agility), daya ledak (explosive power), keseimbangan
(balance), dan koordinasi (coordination). Selain dari bagaian ini disebut juga
kemampuan memanipulasi suatu obyek yaitu ketepatan (accuracy).
b) Kekuatan yang cepat (elastic/speed strength); tipe kekuatan ini memiliki ciri
jika seseorang mampu mengangkat beban dalam jumlah yang besar dengan
segera (dalam satuan waktu yang kecil). Dalam istilah yang lebih umum
kecepatan ini dapat juga disebut daya ledak (explosive power)
c) Daya tahan kekuatan (strength endurance); tipe kekuatan ini memiliki ciri jika
seseorang mampu mengangkat beban dalam jumlah yang besar berulang-
ulang dalam waktu yang lama.
3) Komposisi tubuh.
4) Kelentukan (flexibility).
d) Kelincahan.
6) Keseimbangan.
Masih menurut Ateng (1992) dunia SD adalah dunia bermain sehingga penyajian
dalam pembelajaran pendidikan jasmaninya haruslah dalam bentuk permainan.
Permainan berperan sebagai kendaraan pertama untuk memperlajari diri sendiri
dan dunia sekitarnya. Melalui permainan, individual atau kelompok, aktif atau
diam, anak-anak mengembangkan pemahaman dasar dari dunia tempat mereka
hidup.
a. Latihan Kekuatan
Bentuk latihan kekuatan otot lengan secara sederhana melalui permainan antara
lain sebagai berikut :
(b) Tidak boleh ada yang bergerak sebelum ada aba-aba dari guru, peserta didik
yang bergerak duluan sebelum ada aba-aba dianggap gugur.
(c) Peserta didik yang berdiri paling duluan merupakan pemenang dalam
permainan ini.
(d) Peserta didik yang pertama berdiri diberi kepercayaan untuk mengawasi dan
menentukan pemenang dalam permainan selanjutnya, sampai ditemukan
peserta didik yang paling akhir berdiri.
(a) Semua peserta didik bersiap-siap di pinggir lapangan dengan posisi siap
merangkak.
(b) Setelah ada aba-aba dari guru semua peserta didik merangkak dari sisi yang
satu menuju sisi yang lainnya.
(d) Peserta didik yang berdiri lebih dulu dinyatakan sebagai pemenang dalam
permainan ini.
(a) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah anggota
kelompok yang sama.
(b) Aba-aba dilakukan dua kali, apabila ada kuda yang berlari sebelum ada aba-
aba dari guru maka dinyatakan gugur.
(c) Jarak tempuh masing-masing lintasan ± 30 meter.
(d) Kuda yang keluar lintasan dinyatakan gugur.
(e) Apabila joki terjatuh dari kudanya maka kelompok tersebut dinyatakan gugur.
(f) Pemenangnya ditentukan kuda terakhir pada masing-masing kelompok
menyentuh garis finish.
(a) Semua peserta didik saling berpasangan, yang tidak kebagian pasangan
bertugas menjadi juri membantu guru mengawasi permainan.
(b) Aba-aba dilakukan dua kali
(c) Pasangan yang bergerak lebih dulu sebelum ada aba-aba akan mendapatkan
peringatan dari guru, kalau mengulangi hal yang sama maka pasangan
tersebut akan didiskualifikasi (dianggap gugur)
(d) Jarak tempuh pada masing-masing lintasannya ± 10 meter.
(e) Gerobak yang keluar lintasan dinyatakan gugur.
(f) Pemenangnya ditentukan oleh gerobak yang pertama menyentuh garis finish.
b. Latihan Keseimbangan
Latihan keseimbangan adalah bentuk sikap badan dalam keadaan seimbang, baik
pada saat berdiri, duduk, maupun jongkok. Macam-macam bentuk latihan
keseimbangan tubuh adalah sebagai berikut:
(a) Berdiri tegak rileks dengan posisi kaki dirapatkan dan kedua tangan
direntangkan lurus ke samping.
(b) Kemudian bungkukkan badan sambil meluruskan salah satu kaki kiri atau
kanan ke arah belakang.
(c) Arah pandangan lurus ke depan dan pertahankan gerakan ini selama 8 kali
hitungan.
c. Latihan Kelenturan
(a) Letakkan kepala di atas bahu kiri dan pertahankan selama 3 detik.
(b) Letakkan dagu ke bahu kiri, pertahankan selama 3 detik.
(c) Putar gau ke bahu kiri dan pertahankan selama 3 detik.
(d) Putar dagu ke bahu kanan, pertahankan selama 3 detik.
(e) Tarik kepala sejauh mungkin ke depan dan letakkan dagu di atas dada,
pertahankan selama 3 detik.
(f) Tarik kepala sejauh mungkin ke belakang, sentuhkan belakang kepala ke
bahu, pertahankan selama 3 detik.
d. Latihan Kecepatan
1) Kecepatan reaksi
(a) Guru menjelaskan pada peserta didik didik bahwa mereka akan mengambil
bagian dalam suatu permainan yang menuntut mereka untuk berfikir dan
bertindak cepat.
(b) Guru memulai permainan dengan menjelaskan bahwa jika ia meneriakkan
angka tertentu, seketika itu pula para peserta didik harus secepat mungkin
membuat kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan oleh guru.
(c) Seluruh peserta didik berada dalam ruangan atau lapangan dan berpencar di
sepanjang pinggir lapangan sambil berjalan atau berlari-lari kecil, sambil
mendengarkan aba-aba yang akan diberikan oleh guru. Aba-aba ini berupa
angka yang harus diteriakkan oleh guru dengan keras dan lantang agar semua
peserta didik dapat mendengar aba-aba yang diberikan.
(d) Angka harus disebutkan dengan cepat, dan para peserta didik harus bergerak
dengan cepat untuk membentuk kelompoknya sesuai dengan angka yang
disebutkan oleh guru.
(e) Peserta didik yang tidak mendapatkan kelompok akan menerima hukuman
sesuai kespakatan.
D. Rangkuman
Capaian Pembelajaran ditetapkan oleh pemerintah sebagai arah dan hasil akhir
diselenggarakannya pendidikan di sekolah. Untuk mencapai hasil akhir capaian
pembelajaran disusun per fase.
A. Kompetensi
C. Uraian Materi
tradisional
Lingkup dan urutan materi kebugaran jasmani yang diajarkan di SMP meliputi:
pemahaman praktik gerak seimbang, lentur, kuat, lincah, berdaya tahan dalam
rangka pengembangan kebugaran jasmani melalui permainan sederhana dan atau
tradisional. Pemahaman praktik latihan kebugaran jasmani dan pengukuran
tingkat kebugaran jasmani pribadi secara sederhana.
A. Kompetensi
Dilihat dari sisi fisiologi, aktivitas fisik berupa olahraga menimbulkan perubahan
terhadap organ-organ tubuh manusia. Perubahan yang terjadi misalnya terjadi
efesiensi kerja jantung, peningkatan elastisitas pembuluh darah, peningkatan
kapasitas paru-paru, meningkatnya kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot, dll.
Fisiologi atau ilmu faal adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau cara kerja organ-
organ tubuh serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam
maupun luar tubuh. Artinya bagaimana organ-organ tubuh bekerja sesuai dengan
Fisiologi Olahraga penting sekali dipelajari dan dipahami oleh setiap orang yang
berkecimpung dalam dunia aktivitas fisik seperti pelatih olahraga, guru pendidikan
jasmani, olahragawan itu sendiri. Pembina olahraga sampai pada setiap orang
yang mau latihan fisik baik untuk tujuan kesehatan maupun prestasi. Tanpa
memahami fisiologi olahraga maka dikhawatirkan akan terjadi kesalahan-
kesalahan dalam penerapannya sehingga bukan manfaat yang diperoleh tapi
cedera baik yang sementara maupun menetap. Berdasarkan uraian di atas, jelas
sekali bahwa fisiologi olahraga mempunyai peranan yang sangat vital dalam
memahami perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuh sehingga kita bisa
memperoleh manfaat dari olahraga tersebut dan bukan sebaliknya.
Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan
macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis
suatu gerakan. Disiplin ilmu biomekanika tidak berdiri dengan sendirinya,
melainkan ditunjang oleh disiplin ilmu yang lainnya, seperti anatomi, fisiologi, dan
fisika, kemudian dasar-dasar atau prinsip dari ketiga bidang ilmu itu menjadi dasar
suatu disiplin ilmu yang disebut biomekanika. Selain itu, pada dasarnya
penekanan utama dalam biomekanika adalah seluruh konsep mekanik, tetapi
tubuh manusia adalah sistem yang jauh lebih kompleks daripada kebanyakan
objek yang ditemui dalam konsep mekanika. Oleh karena itu, biomekanika
menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup.
Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan
macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan menganalisis
suatu gerakan. Ruang lingkup Biomekanika meliputi developmental biomechanics,
biomechanics of exercise, rehabilitation mechanics, equipment design dan sport
biomechanics (biomekanika olahraga). 1. Developmental biomechanics, yaitu
biomekanika yang secara khusus mempelajari perubahan pola-pola gerak selama
hidup dan orang-orang cacat. Misalnya: analisis yang dilakukan terhadap orang-
orang yang menderita celebral palsy. 2. Biomechanics of exercise, yaitu
biomekanika yang mempelajari usaha-usaha untuk meningkatkan keuntungan
yang diperoleh dari latihan dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera. 3.
Rehabilitation mechanics, yaitu biomekanika yang mempelajari pola gerak orang-
orang yang mengalami cedera. 4. Equipment design, yaitu biomekanika yang
mempelajari desain peralatan yang digunakan dalam olahraga. Misalnya: desain
raket tenis, bulutangkis, sepatu atletik, bola, pakaian, sepeda balap, peralatan golf,
dan lain-lain. 5. Sports Biomechanics (Biomekanika Olahraga), yaitu ilmu
biomekanika yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi gerak atlet ketika
menampilkan cabang olahraga. Misalnya dengan cara, Analisis Teknik, Identifikasi
Cidera Olahraga, dan Evaluasi Program Latihan. Fungsi mempelajari biomekanika
olahraga pada dasarnya hanya ada dua saja yaitu meningkatkan performa dan
mengurangi resiko cedera (Bartlett, 2007) dan (Knudson,2007). Menariknya,
kedua hal tersebut saling incompatible. Tujuan satu dan lainnya saling
a. Perkembangan Gerak
Sebelum membahas mengenai perkembangan yang terjadi pada diri manusia, kita
mesti mengetahui terminologi perkembangan gerak ITU sendiri. Membahas
pengertian istilah yang digunakan dalam studi perkembangan gerak khususnya,
suatu bidang studi kadang-kadang menggunakan kata-kata tertentu sebagai suatu
istilah dengan pengertian tertentu. Ada beberapa istilah dalam studi
perkembangan gerak yang perlu dijelaskan pengertiannya yaitu: pertumbuhan,
(growth), perkembangan (development), kematangan (maturation), penuaan
(aging). Berikut pengertian dari masing-masing istilah di atas:
1) Pertumbuhan; adalah proses peningkatkan yang ada pada diri seseorang yang
bersifat kuantitatif, atau peningkatan dalam hal ukuran. Misalnya mengenai
pertumbuhan fisik; maka terdapat peningkatan ukuran tinggi atau berat badan.
Istilah pertumbuhan kadang-kadang digunakan dalam kaitkannya dengan
peningkatan kemampuan intelektual dan sosial. Tetapi di dalam studi
perkembangan gerak cenderung digunakan dalam kaitannya dengan peningkatan
ukuran fisik.
Contoh pertumbuhan adalah: bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lebar
bahu, bertambahnya lebar panggul, bertambahnya ketebalan dada, bertambahnya
berat badan.
2) Perkembangan; adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau
kemampuan kerja organ-organ tubuh kearah keadaan yang makin terorganisasi
dan terspesialisasi. Makin terorganisasi artinya bahwa organ-organ tubuh makin
bisa dikendalikan dengan kemauan. Perkembangan bisa terjadi dalam bentuk
perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif atau kedua-duanya secara
serempak. Yang dimaksud dengan perubahan kuantitatif adalah perubahan yang
bisa diukur atau dihitung. Sedangkan perubahan kualitatif adalah perubahan
Terdapat dua asumsi yang melandasi hubungan timbal balik antara pendidikan
jasmani dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yakni:
b. Prinsip Gerak
Prinsip ini menjelaskan arah perkembangan. Menurut prinsip ini, sum-sum tulang
belakang (spinal cord) berkembang terlebih dahulu, sebelum bagian yang lebih
luar. Atau dengan kata lain, perkembangan dimulai dari bagian tengah tubuh ke
arah luar. Lengan akan berkembang terlebih dahulu sebelum tangan, dan tangan
atau kaki akan berkembang sebelum jari-jemari. Jari-jemari baik di tangan maupun
di kaki, yang digunakan untuk gerak motorik halus merupakan bagian yang terakhir
berkemabang dalam proses perkembangan fisik.
Dalam perkembangan motorik, bayi akan terlebih dahulu meraih sesuatu dengan
tangannya sebelum mampu melakukannya dengan hanya menggunakan jemari
tangannya, atau hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya. Awal gerak
motorik bayi sangat umum, tidak terarah dan reflektif. Pertumbuhan terjadi dari
gerak otot besar ke gerak otot yang lebih kecil/halus.
Dalam upaya mengefektifkan peran dan fungsi pendidikan jasmani sebagi bagian
integral dari pendidikan keseluruhan, khususnya dalam membantu menumbuh-
kembangkan anak didik secara harmonis, menurut Syarifudin guru pendidikan
jasmani hendaknya memahami prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan
sebagai berikut:
Pengertian istilah belajar motorik tak terlepas dari pengertian istilah belajar pada
umumnya. Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan
latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam
perilaku terampil (Schmidt, 1982). Meskipun tekanan belajar motorik ialah
penugasan keterampilan, tidaklah berarti aspek lain, seperti peranan domain
kognitif diabaikan. Hal ini dapat kita ikuti dalam penjelasan Meinel (1976) yang
menggambarkan analisis spesifik dari belajar dalam konteks olahraga. Menurut
Meinel, belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan, dan
penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga. Dia menekankan, integrasi
keterampilan di dalam perkembangan total dari kepribadian seseorang. Karena itu,
penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan
pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya
kepercayaan, dan semangat juang. Belajar gerak dalam olahraga mencerminkan
suatu kegiatan yang disadari dimana aktivitas belajar diarahkan untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai pendukung analisis Meinel tersebut,
Schnabel (1983) menjelaskan, karakteristik yang dominan dari belajar ialah
kreativitas ketimbang hanya sekedar menerima di pihak siswa atau atlet yang
belajar. Penjelasan tersebut, menegaskan pentingnya psiko-fisik sebagai suatu
kesatuan untuk merealisasi peningkatan keterampilan.
Ada beberapa istilah yang sebelumnya sering digunakan pada studi tentang gerak
manusia (human movement). Istilah tersebut adalah ilmu gerak, kinesiologi,
performance manusia, dan pendidikan jasmani. Istilah-istilah ini sering kita dengar
apabila diperbincangkan dalam konteks gerak. Perilaku gerak (motor behavior)
merupakan subdisiplin yang lebih menekankan pada investigasi atau penelitian
mengenaio prinsip-prinsip perilaku gerak manusia. Secara lebih sepsifik Schmidt
menjelaskan bahwa perilaku gerak itu lebih menekankan pada prinsip-prinsip
keterampilan gerak manusia yang dihasilkan pada tahap perilaku analisis. Perilaku
gerak dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: (1) Teori gerak (motor control) (2)
Belajar gerak (motor learning) (3) Perkembangan gerak (motor development)
Untuk melihat perbedaan satu sama lain, kita perlu mengujinya dengan mencoba
lebih memfokuskan pada bidang masing-masing.
c. Stabilitas lingkungan
Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan jenis otot-otot halus.
Berdasarkan kecermatan gerakan atau jenis totot-otot yang terlibat, keterampilan
gerak dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:
Contohnya adalah gerakan berguling kedepan satu kali. titik awal gerakan adalah
pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua telapak tangan dan
tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku sudah
dalam keadaan jongkok kembali. Keterampilan gerak serial adalah keterampilan
gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut.
D. Rangkuman
Ada beberapa istilah yang sebelumnya sering digunakan pada studi tentang gerak
manusia (human movement). Istilah tersebut adalah ilmu gerak, kinesiologi,
performance manusia, dan pendidikan jasmani. Istilah-istilah ini sering kita dengar
apabila diperbincangkan dalam konteks gerak.
Untuk melihat perbedaan satu sama lain, kita perlu mengujinya dengan mencoba
lebih memfokuskan pada bidang masing-masing.
Belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan
menyempurnakan keterampilan gerak sangat terkait dengan latihan dan
pengalaman individu bersangkutan. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh
berbagai bentuk latihan, pengalaman atau situasi belajar pada gerak manusia. Ada
tiga tahapan dalam belajar gerak (motor leraning) yaitu: a. Tahapan verbal kognitif
maksudnya kognitif dan proses membuat keputusan lebih menonjol. b. Tahapan
gerak memiliki makna sebagai pola gerak yang dikembangkan sebaik mungkin
agar peserta didik atau atlet lebih terampil. c. Tahapan otomatisasi artinya
memperhalus gerakan agar performa peserta didik atau atlet menjadi lebih padu
dalam melakukan gerakannya.
Sumber. Warsito Sugito Adi, Buku Panduan Guru PJOK SDLB, Jakarta: 2020.
Kemdikbud
A. Kompetensi
Aktivitas Jasmani adalah seluruh gerak tubuh yang dihasilkan oleh konstraksi otot-
otot rangka yang secara nyata meningkatkan pengeluaran energi (energy
expenditure) di atas level kebutuhan dasar (Wuest and Bucher; 2009; hal. 11).
Secara sederhana aktivitas jasmani dapat pula diartikan sebagai seluruh gerak
tubuh yang melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplai energi.
Artinya, ketika anak diinstruksikan begerak, gerak yang mereka lakukan harusnya
melibatkan kelompok otot besar dan menyebabkan mereka mengolah energi
melalui metabolisme otot yang terlibat.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita
mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif,
meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti
olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan
di dalam keduanya.
Dari kata bermain lalu lahir kata benda permainan, yang dengan tetap
mengelompokkannya ke dalam garis lurus yang bersifat fisikal, permainan
diartikan sebagai “aktivitas fisik yang di dalamnya sudah mengandung unsur-unsur
yang menyenangkan.” Unsur ini dapat berupa kompetisi, imaginasi atau fantasi,
termasuk adanya modifikasi aturan, dan sebagainya.
Rekreasi adalah aktivitas untuk mengisi waktu senggang. Rekreasi dapat pula
memenuhi salah satu definisi “penggunaan berharga dari waktu luang.” Dalam
pandangan itu, aktivitas diseleksi oleh individu sebagai fungsi memperbaharui
ulang kondisi fisik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya membuang-buang waktu
atau membunuh waktu.
Dansa adalah aktivitas gerak ritmis yang biasanya dilakukan dengan iringan
musik, kadang dipandang sebagai sebuah alat ungkap atau ekspresi dari suatu
lingkup budaya tertentu, yang pada perkembangannya digunakan untuk hiburan
dan memperoleh kesenangan, di samping sebagai alat untuk menjalin komunikasi
dan pergaulan, di samping sebagai kegiatan yang menyehatkan.
Hingga tahun 2015, pemerintah Indonesia telah mengatur status, jumlah jam
pelajaran, standar isi materi, dan standar kompetensi lulusan mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) melalui Peraturan Menteri
Pendidikan & Kebudayaan (Permendikbud). Dalam Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 37 dinyatakan bahwa PJOK merupakan salah
satu mata pelajaran wajib mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan
tingkat menengah atas.
Secara umum rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertulis dalam
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Bab 2 Pasal 3. Fungsi: pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Tujuan: untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Kondisi satuan pendidikan nasional yang beragam baik dari segi sarana-
parasarana maupun guru PJOK membuat kinerja mata pelajaran PJOK di masing-
masing satuan pendidikan juga mencapai tahapan yang berbeda-beda. Jika
kondisi satuan pendidikan dilihat dari ”kacamata PJOK” sudah masuk dalam
kategori ideal, wajar kalau mampu mencapai tujuan PJOK secara optimal, dan
begitu juga sebaliknya. Hasil survei kondisi PJOK nasional tahun 2006 yang
dilaksanakan oleh PDPJOI (Pangkalan Data Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Indonesia) Asdep Ordik Kemenegpora RI pada 2.382 satuan pendidikan di 13 kab/
kota, skor rata-rata nasional baru mencapai 520 dari skor maksimal 1.000 (Asdep
Ordik Kemenegpora RI, 2006: 1). Hasil ini menunjukkan bahwa kapasitas satuan
pendidikan secara nasional dilihat dari 3 kondisi PJOK: sarana-prasarana, guru,
dan kinerja dalam kurun waktu 1 tahun terakhir, masih berada 52% dari optimal.
Oleh karena itu, wajarlah jika keberadaan mata pelajaran PJOK nasional secara
umum belum mampu mewujudkan hasil sesuai dengan tujuannya.
Fenomena ”menyedihkan” terkait dengan tugas mata pelajaran PJOK begitu
mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam laporan riset
nasional, seperti:
1) Tingkat kebugaran masyarakat kita rata-rata kurang. Data SDI 2006
menyebutkan bahwa 37,40% masuk kategori kurang sekali; 43,90% kurang;
13,55% sedang; 4,07% baik; dan hanya 1,08% baik sekali (Mutohir, dan
Maksum, 2007: 111).
2) Perilaku menyimpang dikalangan remaja semakin tinggi dan bervariasi.
Fenomena penyimpangan perilaku geng motor, tawuran antar pelajar,
penggunaan obat terlarang, dan seksual menyimpang masih cukup sering
menjadi headline koran nasional. Penelitian di 4 kota (Jakarta, Surabaya,
Bandung, dan Medan) menunjukan bahwa 44% remaja usia 14-18 tahun telah
berhubungan badan sebelum nikah (Kompas, 27 Nov 2007).
3) Pola hidup kurang gerak (sedentary lifestyle) seperti berlama-lama menonton
D. Rangkuman
A. Kompetensi
C. Uraian Materi
Manusia dalam situasi dan kondisi normal hidup di darat, namun dalam keadaan
tertentu harus berada di air dan harus tetap dapat bertahan hidup. Hal ini
disebabkan sebagian besar bumi kita terdiri dari air. Belum lagi jika terjadi banjir.
Air yang secara alami akan mengalir dan berada di tempat yang lebih rendah
terkadang menyatu dengan tempat tinggal manusia. Bukan salahnya air,
melainkan kita sebagai manusia menempati tempat yang lebih rendah, sehingga
air menuju ke sana.
Ketika kita berada di air (dipermukaan, mengambang, dan di bawah air) tentu
merasakan sensasi yang berbeda. Manusia terbiasa bergerak di darat, pada
umumnya dengan posisi tegak atau vertikal dan dipengaruhi oleh gaya tarik bumi
sepenuhnya, sedangkan ketika bergerak di air terutama dalam posisi horizontal
pergerakan dipengaruhi selain oleh gaya tarik bumi juga mendapatkan daya tolak
ke atas oleh air. Hal inilah yang menyebabkan sensasi tersebut.
Gerakan-gerakan yang dilakukan sebagai upaya untuk dapat bertahan di air inilah
yang kemudian menjadi gaya-gaya renang. Gerakan tersebut kemudian
disempurnakan, dan semakin lama menjadi mantap serta mempunyai ciri-ciri
khusus, sehingga tercipta gaya-gaya dalam renang seperti gaya dada, gaya
bebas, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu.
Renang dengan berbagai gayanya akan sangat mudah dikuasai jika Kalian telah
cukup mengenal air, dan cara bergerak yang efisien di dalam air. Mengenal air
sedari usia dini akan sangat menguntungkan dalam penguasaan berbagai gaya
renang. Mengenal air tidak dituntut secara khusus menguasai salah satu gaya
renang, tetapi memahami karakter pergerakan dalam air, sehingga tidak timbul
kecemasan bahkan kepanikan.
Renang gaya dada popular pada tahun 1875 oleh perenang Inggris Metthew
Webb. Metthew adalah orang pertama yang merenangi teluk Channel (kanal)
dengan menggunakan gaya dada. Gerakan renang gaya menyerupai katak yang
sedang berenang, sehingga gaya ini sering disebut dengan gaya katak.
Bentuk variasi berenang secara utuh di bawah air digunakan oleh perenang Teofilo
Lidefonso pada Olympiade tahun 1928. Ia memodifikasi teknik mengambil napas
setelah melakukan satu gerakan di bawah air. Begitu pula perenang Rusia yang
bernama Lounitchev meniru juara Olympiade 1956 Masaru Furukawa dari Jepang.
Gerak gaya di bawah permukaan air ternyata menambah cepatnya gerak maju,
dan hal ini kemudian dilarang oleh FINA (Induk Organisasi Renang Dunia) sejak
tahun 1957. Peraturan ini kemudian merangsang untuk mengembangkan gaya
dada dengan posisi di atas permukaan air. Perenang Amerika, Chest Jastremski
tampil berperan pada awal tahun 1960 dengan “Power Breast Stroke” (kekuatan
gaya dada), sehingga untuk beberapa saat Amerika Serikat memegang supremasi
pada gaya ini.
Juara dunia dari Inggris, David Wilkie yang menjuarai 200 meter gaya dada pada
Olympiade tahun 1976 menggunakan cara membiarkan gerakan tubuh banyak ke
atas, dengan demikian akan membawa bahu dan punggung atas keluar dari
permukaan air. Cara yang dilakukan David Wilkie kemudian mengundang para ahli
Rusia untuk mengadakan penelitian setelah Olympiade Montreal. Pendekatan
ilmiah dan keuntungan dari gerakan ini dimanfaatkan Rusia, sehingga pada
decade 1970-an para perenangnya mendominasi ranking dunia gaya dada.
PJOK adalah disiplin yang berorientasi tubuh, di samping berorientasi pada disiplin
mental dan sosial. Guru pendidikan jasmani karenanya harus memiliki
penguasaan yang kokoh terhadap fungsi fisikal dari tubuh untuk memahami
secara lebih baik pemanfaatannya dalam kegiatan pendidikan jasmani.
Khususnya dalam masa modern dewasa ini, ketika pendidikan gerak dipandang
teramat penting, pengetahuan tentang bagaimana tubuh manusia berfungsi
dipandang amat krusial agar bisa melaksanakan tugas pengajaran dengan baik.
Yang menarik, menurut dugaan Still, kurva kegagalan dalam pertumbuhan fisik
menunjukkan bahwa perkembangan fisik manusia dewasa ini semakin berkurang.
Sebabnya, manusia modern sekarang dihadapkan pada rendahnya melakukan
latihan fisik, di samping karena terlalu banyak makan, minum, dan merokok;
sehingga mereka merosot kondisinya setelah usia 30 tahunan.
Secara biologis, manusia dirancang untuk menjadi mahluk yang aktif. Meskipun
perubahan dalam jaman dan peradaban telah menyebabkan penurunan dalam
jumlah aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dasar yang
berkaitan dengan kehidupan, sebenarnya tubuh manusia tidaklah berubah.
Manusia harus tetap menyadari bahwa dalam hal kesehatan tubuhnya, dasar
biologisnya menuntut dan mengakui pentingnya aktivitas fisik yang keras dalam
hidupnya. Jika tidak, kesehatan, produktivitas, serta efektivitas hidupnya akan
menurun drastis.
Dalam hal itulah pendidikan jasmani yang baik di sekolah dan di masa-masa
berikut dalam hidupnya dipandang amat penting dalam menjaga kemampuan
bilogis manusia. Dipandang dari sudut ini, pendidikan jasmani terikat dekat pada
kekuatan mental, emosional, sosial, dan spiritual manusia.
Kinesiologi berasal dari kata Kinesis dan logos. Kinesis adalah gerak, logos adalah
ilmu. Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan manusia yang
efesien, efektif dan aman didekati dari analisis rangka, otot dan hukum mekanika.
Gerakan manusia yang efesien, efektif dan aman merupakan gerak yang baik
(teknik yang baik). Karena setiap pola gerakan menggunakan energi (tenaga) yang
efesien dalam mencapai hasil atau sasaran yang dituju (efektif) serta terhindar dari
cedera dalam melakukan gerakan (aman). Untuk menganalisis gerak yang
efesien, efektif dan aman berkaitan dengan analisis tulang dan sendi (anatomi),
sistim otot saraf (fisiologi) dari gerakan manusia, dan asas- asas hukum mekanika
yang dihubungkan dengan gerakan manusia (mekanika). Pendekatan ketiga
bidang ilmu (anatomi, fisiologi dan mekanika) dapat memberi jawaban yang tepat
bagaimana gerak yang efesien, efektif dan aman (teknik yang baik), mangapa
teknik ini terjadi, dan seberapa tingkat kejadiaannya. Seperti halnya ilmu-ilmu lain,
yang tak pernah berdiri sendiri. Kinesiologi ini untuk mempelajarinya dibutuhkan
bantuan ilmu-ilmu lain. Dengan perkataan lain, kinesiologi adalah gabungan antara
ilmu anatomi, fisiologi dan mekanika. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari
tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. Gerakan manusia yang efesien,
efektif dan aman merupakan gerak yang baik( teknik yang baik). Karena setiap
pola gerakan menggunakan energi (tenaga) yang fesien dalam mencapai hasil
atau sasaran yang dituju (efektif) serta terhindar dari cedera dalam melakukan
gerakan (aman). Misalnya seorang pemain bola basket dalam memasukkan bola
ke ring basket dengan pola-pola gerak (teknik) yang menggunakan energi seminim
mungkin (efesien) dengan hasil bola masuk ke ring basket (efektif), serta selama
melakukan pola-pola gerak tidak terjadi cedera (aman). Untuk menganalisis gerak
yang efesien, efektif dan aman berkaitan dengan analisis tulang dan sendi
(anatomi), sistim otot saraf (fisiologi) dari gerakan manusia, dan asas- asas hukum
mekanika yang dihubungkan dengan gerakan manusia (mekanika).
1. Flexi, Extensi. Flexi adalah memperkecil sudut yang dibentuk oleh sendi pada
sumbu transversal atau bidang sagital. Extensi adalah memperbesar sudut
yang dibentuk(lawan dari gerakan Flexi).
Guru pendidikan jasmani perlu mengakui bahwa aspek psikologis dari situasi kelas
sama dan bahkan lebih penting daripada tujuan-tujuan substantif pendidikan
jasmani. Di samping itu, untuk mampu menjaga motivasi anak tetap tinggi, guru
perlu memiliki cara-cara yang kreatif dalam pengajaran. Guru pendidikan jasmani
harus menanamkan pada dirinya sendiri tujuan dan keinginan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan citra diri positif, mengembangkan hubungan
interpersonal yang efektif, memahami dan menghargai kelebihan dan
keterbatasan fisiknya, mengoreksi kondisi fisik khusus yang masih mungkin
diperbaiki, mengembangkan suatu kesadaran keselamatan, dan menjadikan
anak-anaknya bugar secara fisik sesuai dengan kapasitasnya.
D. Rangkuman
Manusia harus tetap menyadari bahwa dalam hal kesehatan tubuhnya, dasar
biologisnya menuntut dan mengakui pentingnya aktivitas fisik yang keras dalam
hidupnya. Jika tidak, kesehatan, produktivitas, serta efektivitas hidupnya akan
menurun drastis.
Dalam hal itulah pendidikan jasmani yang baik di sekolah dan di masa-masa
berikut dalam hidupnya dipandang amat penting dalam menjaga kemampuan
Aktivitas jasmani dalam prakteknya terdapat hal seperti ini, seperti kerelaan atlet
menjalani latihan yang berat atau harus melakukan diet yang ketat demi meraih
prestasi yang setinggi-tingginya. Pendidikan Jasmani memiliki peran dan fungsi
yang sangat berarti terhadap pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor, lebih luasnya lagi bermakna penting pada aspek sosial-budaya, dan
politik. Perlu usaha bahu-membahu semua pihak untuk selalu membenahi bidang
studi ini sehingga pengelolaan proses pendidikannya secara menyeluruh benar-
benar menyentuh semua aspek perkembangan kepribadian peserta didik.
A. Kompetensi
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini
adalah: "Apakah pendidikan jasmani?" Pertanyaan yang cukup aneh ini justru
dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini
mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan
sebagai guru pendidikan jasmani, melainkan guru pendidikan olahraga.
Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib
dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga
dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran pendidikan
jasmani dan kesehatan (penjaskes) dalam kurikulum 1994. Perubahan nama
tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan
tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa
perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap
sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda,
sehingga tujuannya pun berbeda pula.
Manfaat Sejarah Keolahragaan dan PJOK dalam Penanaman Sikap Peserta Didik
a. Manfaat Edukatif
Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak
manusia yang belajar dari sejarah.belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.
pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri,
melainkan juga dari generasi sebelumnya. manusia melalui belajar dari sejarah
dapat mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa lampau, baik
kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari. sementara itu,
pengalaman yang baik justru harus ditiru dan dikembangkan. dengan demikian,
manusia dalam menjalani kehidupannya tidak berdasarkan coba-coba saja (trial
and error), seperti yang dilakukan oleh binatang. Manusia harus berusaha
menghindari kesalahan yang sama untuk Kedua kalinya.
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah
dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. belajar dari
kebangkitan nasional yang dipelopori oleh berdirinya organisasi perjuangan yang
modern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha
mengembangkan kebangkitan nasional angkatan ke-2. Pada kebangkitan
nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut kemerdekaan yang
sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.untuk mengembangkan dan
mempertahankan kemerdekaan, bangsa indonesia ingin melakukan kebangkitan
nasional yang ke-2, dengan bercita-cita mengeajar ketertinggalan dari bangsa
asing. Bangsa Indonesia tidak hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi
bangsa yang maju, bangsa yang mampu menyejahterakan rakyatnya. untuk itu,
bangsa indonesia harus giat menguasai IPTEK karena melalui IPTEK yang
dikuasai, bangsa indonesia berpeluang menjadi bangsa yang maju dan disegani,
serta dapat ikut serta menjaga ketertiban dunia.
c. Manfaat rekreatif
Pendidikan Jasmani sebagai upaya membangun jiwa dan raga agar memiliki rasa
hormat dan percaya diri. Pendidikan Jasmani mempunyai fungsi sosialisasi
terhadap penyadaran individu tentang moral dan nilai. Pendidikan Jasmani yang
dikelola dengan tepat akan membina kepribadian yang patuh terhadap peraturan,
daya saing yang kuat, mental yang kuat, kesetiaan yang kental dan mendalam.
Pendidikan Jasmani akan berdampak kepada pembinaan patriotisme yang kuat
dan orientasi berprestasi yang tinggi, sehingga peserta didik kelak dewasa menjadi
Teknik yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didiknya:
Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan anak serta anak
dengan anak. Di dalam adegan pembelajaran yang melibatkan interaksi tersebut,
terletak suatu keharusan untuk saling mengakui dan menghargai keunikan
masing-masing, termasuk kelebihan dan kelemahannya. Dan ini bukan hanya
berkaitan dengan kelainan fisik semata-mata, tetapi juga dalam kaitannya dengan
perbedaan psikologis seperti kepribadian, karakter, pola pikir, serta tak kalah
pentingnya dalam hal pengetahuan dan kepercayaan.
Program pendidikan jasmani yang baik tentu harus dilandasi oleh pemahaman
guru terhadap karakteristik psikologis anak, dan yang paling penting dalam hal
sumbangan apa yang dapat diberikan oleh program pendidikan jasmani terhadap
perkembangan mental dan psikologis anak.
Studi dalam ilmu-ilmu psikologi mempunyai implikasi untuk para guru pendidikan
jasmani, terutama dalam wilayah atau sub-disiplin ilmu teori belajar, teori
pembelajaran gerak, perkembangan kepribadian, serta sikap. Kesemua sub-
disiplin itu, memberikan pemahaman yang lebih luas dalam hal bagaimana anak
belajar, dan yang terpenting upaya apa yang harus dipertimbangkan guru dikaitkan
dengan menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan anak belajar.
Contoh penerapan azas ini secara psikologis adalah, bahwa pemahaman yang
lebih mendalam terhadap kecenderungan dan hakikat gerak ini, misalanya melalui
teori gerak dan teori belajar gerak, maka memungkinkan guru lebih memahami
tentang kondisi apa yang perlu disediakan untuk memungkinkan anak belajar
secara efektif.
Jika dahulu para guru PJOK lebih bersandar pada teori belajar behaviorisme, yang
lebih melihat proses pembelajaran dari perubahan perilaku anak, maka dewasa ini
sudah diakui adanya keharusan untuk memahami tentang apa yang terjadi di
dalam diri anak ketika mempelajari keterampilan gerak, yang ditunjang oleh
berkembangan teori belajar kognitivisme.
Akibatnya, guru pun umumnya abai dengan bagaimana sebenarnya proses yang
terjadi di dalam otak dan perangkat gerak anak, sehingga guru tidak pernah terlalu
mempertimbangkan kualitas dari proses pembelajaran, termasuk keharusan untuk
melibatkan proses berpikir dari anak. Akhirnya, anak relatif tidak pernah punya
gagasan apapun dalam pelajaran, dan klaim bahwa penjas memiliki peranan
dalam pengembangan kemampuan intelektual anak tidak terbuktikan secara
nyata.
Jika pada proses pembelajaran siswa diberi kesempatan dan didorong untuk
terus-menerus meningkatkan kemampuan pengambilan keputusannya, maka
secara pasti kemampuannya tersebut terlatih, karena masing-masing perangkat
yang berhubungan dengan ketiga tahapan pengambilan keputusan itupun
kemampuannya semakin meningkat pula.
Kurikulum 2013 dikembangkan untuk menghadapi tantangan pada era global, baik
tantangan internal maupun tantangan eksternal. Tantangan internal antara lain
terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64
tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan
mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan
agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
Telah dipahami bahwa guru PJOK dalam format sistem dan aplikasi pendidikan
merupakan unsur yang berkontribusi signifikan bagi terwujudnya proses
pembelajaran dalam konsepsi pendidikan yang bermutu. Di sisi lain, mutu dalam
konteks pendidikan merupakan akumulasi dari mutu masukan, mutu proses, mutu
keluaran dan mutu dampak pendidikan dalam kehidupan masyarakat. Mutu
masukan dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, kualitas sumber daya manusia
dalam hal ini guru PJOK dalam melayani pembelajaran pada satuan pendidikan;
Kedua, mutu masukan material berupa kurikulum, buku, alat peraga, sarana dan
prasarana sekolah; Ketiga, mutu perangkat lunak berupa peraturan, deskripsi
kerja, struktur organisasi sekolah; Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan
dan kebutuhan, tercermin dalam visi-misi, semangat, kinerja, dan cita-cita dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Sebagai perimbangan dari itu, untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik,
guru PJOK perlu memperoleh jaminan atas pemenuhan kebutuhan dasarnya
sebagai pekerja profesi berupa kesempatan pengembangan karier dan mutu
profesionalitas, perlindungan dalam pengabdian profesi, penghargaan dan
perlindungan atas prestasi kinerja, dan kelayakan kesejahteraannya. Konsekuensi
dari kondisi tersebut, pemerintah berkewajiban melaksanakan pengembangan
kebijakan dan program peningkatan mutu profesionalitas guru PJOK secara
terencana dan sistematis.
Mencermati posisi dan peranan penting guru PJOK dalam upaya membangun
pendidikan bermutu, kiranya perlu diajukan pertanyaan-pertanyaan pokok
berkaitan dengan kondisi guru PJOK di Indonesia saat ini sebagai gambaran
persoalan yang layak di ditindaklanjuti melalui kebijakan dan peraturan pemerintah
tentang pembinaan dan pengelolaan guru PJOK yang sedang disiapkan, antara
lain: (1) Sejauhmana guru PJOK diposisikan sebagai tenaga profesi setara profesi
guru lain yang secara terpadu bertanggungjawab melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan lingkup tugasnya guna merealisasikan pendidikan
bermutu?; (2) Sejauh mana guru PJOK telah memenuhi kualifikasi sebagai tenaga
profesional yang siap menangani tugas-tugas sesuai dengan bidang dan latar
Inti persoalan yang dapat ditarik dari analisis ini adalah bahwa elemen guru PJOK
harus dikelola mutu kehidupan profesi dan penataan aksesibilitasnya secara
terencana dan sistematis melalui acuan yang jelas, tegas, dan rinci. Jika berbagai
kebutuhan dan kesempatan guru PJOK tersebut dapat dipenuhi, maka peran guru
PJOK dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi abad 21 akan berhasil
dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-
1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan/ diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. 6)
Kualifikasi akademik harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/ diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi. b. Kuafikasi akademik guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru
dalam bidang-bidang khusus sangat diperlukan, tetapi belum dikembangkan di
perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji
kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah
dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya
(PP Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru). Kualifikasi Kegiatan Belajar Mengajar Kuantitas dan kualitas guru dalam
melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah kompetensi guru yang
merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi guru dalam mengajar. Kualifikasi guru
menjadi tiga dimensi yakni kompetensi yang menyangkut: 1) rencana pengajaran
3) pengelolaan kelas,
5) penilaian prestasi.
b. Prosedur Mengajar
Proses mengajar pada hakekatnya interaksi antara guru dan siswa. Keterpaduan
proses belajar siswa dengan proses mengajar guru tidak terjadi begitu saja, tetapi
memerlukan pengaturan dan perencanaan yang seksama terutama menentukan
komponen-komponen yang harus ada dan terlihat dalam proses pengajaran.
Komponen prosedur didaktik merupakan sarana kegiatan pengajaran yang dapat
menimbulkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar.
Komponen ini akan berjalan dengan lancar bila memperhatikan tujuan yang ingin
dicapai, hakikat siswa sebagai individu yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar, hakekat bahan pelajaran yang akan disampaikan pada siswa. Media
pengajaran adalah aspek penting untuk membantu guru dalam menyajikan bahan
pelajaran sekaligus mempermudah siswa dalam menerima pelajaran.
Komponen ketiga adalah komponen siswa dan materi pelajaran. Komponen ini
harus mendapat perhatian guru karena guru harus mampu mendorong aktualisasi
siswa dan memberi kesempatan untuk mengung-kapkan perasaannya, melakukan
perubahan bertingkah laku, serta mengamati perkembangan siswa. Oleh karena
itu siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan kemampuannya. Untuk mengetahui keberhasilan dari sebuah
kegiatan belajar mengajar perlu dilakukan penilaian atau evaluasi.
Manfaat sejarah keolahragaan dan PJOK dalam penanaman sikap peserta didik
adalah (1) sebagai edukatif atau pelajaran, yakni belajar dari pengalaman yang
pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang
dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya; (2) sebagai
inspirasi, yakni berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca
dan pendengarnya; dan (3) sebagai kegunaan rekreatif, kegunaan sejarah
sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar.
Sumber. Warsito, Sugito Adi. 2017. Aktivitas Gerak Berirama. Malang: Dreamline
A. Kompetensi
C. Uraian Materi
1. 9 Events of Instruction
Teori belajar gerak lainnya dikemukakan oleh Schmidt (1977) yaitu Schmidt’s
Schema Theory; bahwa pembelajaran gerak individu dilakukan sesuai skema yang
berturutan dan berupa siklus; a.kondisi gerak permulaan, misalnya posisi dari
badan dan berat benda yang dimanipulasi, b. parameter yang digunakan dalam
men-generalisir program motorik, c. akibat dari pergerakan merupakan hasil dari
tahap pengetahuan, d. konsekuensi sensori dari gerak, bagaimana rasa,
keliatannya, dan kedengarannya. Hal-hal yang terkait dengan teori ini adalah
pembelajar dan pengalaman (kesalahan dalam pembelajarannya), terminal
sensori dan umpan balik, serta pembelajaran yang bervariasi dan relevan.
Prinsip belajar gerak adalah; jelasnya tujuan dan manfaat dari pembelajaran gerak
yang dilakukan murid, tanggapan yang jelas akan keterampilan yang harus
dipelajari, kecermatan dan ketepatan gerak lebih diutamakan dibanding kecepatan
gerak ”It is necessary to stress accuracy first and speed later”, serta pengulangan
dan latihan-latihan untuk meningkatkan kecepatan.
Selain lima tingkatan sikap sebagai hasil belajar yang dituangkan di dalam
taksonomi Bloom ini dikenalkan juga dr. Hellison di dalam personal and social
responsibility model (model tanggung jawab personal dan sosial) beberapa
tingkatan perilaku seorang peserta didik. Berikut adalah gambaran dari model
tingkatan pengembangan tanggung jawab sosial tersebut.
dari dr. Hellison (diadaptasi dari Cathrine Himberg, dkk., Teaching Secondary Physical Education:
Preparing Adolescents to Be Active for Life)
D. Rangkuman
Prinsip belajar gerak adalahjelasnya tujuan dan manfaat dari pembelajaran gerak
yang dilakukan murid, tanggapan yang jelas akan keterampilan yang harus
dipelajari, kecermatan dan ketepatan gerak lebih diutamakan dibanding kecepatan
gerak. Pada setiap pembelajaran, tidak terkecuali dalam pembelajaran gerak
sebaiknya dilangsungkan proses pembelajaran dengan tahap-tahapnya. Lima
tingkatan sikap sebagai hasil belajar yang dituangkan di dalam taksonomi Bloom
ini dikenalkan juga oleh dr. Hellison di dalam personal and social responsibility
model (model tanggung jawab personal dan sosial) beberapa tingkatan perilaku
seorang peserta didik.
Sumber. Warsito, Sugito Adi. 2017. Aktivitas Gerak Berirama. Malang: Dreamline
A. Kompetensi
C. Uraian Materi
Di saat menulis tujuan pembelajaran, Anda bisa mengacu pada kurikulum yang
secara rinci dilengkapi dengan Kompetensi Inti dan diperinci dengan Kompetensi
Dasar. Hal ini membantu Anda dalam menentukan capaian materi pembelajaran
berikut capaian kompetensinya. Namun demikian, ada baiknya rumusan tujuan
pembelajaran diawali dengan frase di bawah ini (Rink, 2009) dan diikuti oleh kata
kerja:
Contoh kata kerja yang mengikuti frase tersebut di atas adalah: melakukan,
menendang, menembak, bekerjasama, menghormati, menjelaskan, dan lain
sebagainya. Dengan awalan frase dan diikuti oleh kata kerja seperti contoh di atas,
penulisan tujuan pembelajaran secara otomatis akan terkontrol untuk tetap
mengacu pada hasil pembelajaran, bukan pada proses. Dengan kata lain, tujuan
pembelajaran ditulis dalam kerangka yang mengarahkan pada kemampuan apa
yang akan dikuasai peserta didik sebagai hasil dari pembelajaran.
Pada bahasan berikut tidak digunakan A (audience) karena audience sudah jelas
“peserta didik”. Jadi, hanya akan menganalisis menggunakan BCD yang
diterjemahkan sebagai PERILAKU, KONDISI, dan KRITERIA.
a. Psikomotor.
1) Peserta didik dapat menggiring bola basket dengan cara zigzag melewati 15
kerucut (cones) secara efektif. PERILAKU: menggiring bola basket KONDISI:
dengan cara zigzag KRITERIA: melewati 15 kerucut (cones) secara efektif
2) Peserta didik akan mampu membuka ruang yang memungkinkan terjadinya
umpan dari rekan pembawa bola dalam permainan sepak bola. PERILAKU:
membuka ruang KONDISI: dalam permainan sepak bola KRITERIA:
memungkinkan terjadinya umpan dari rekan pembawa bola
Kata kerja ini bertujuan untuk menggambarkan apa yang akan dilakukan peserta
didik dan bersifat aktif menunjukkan tindakan. Contohnya, untuk ranah psikomotor:
menendang, memukul, menggiring, melompat, meroda, bertukar posisi,
membayangi. Sedangkan untuk ranah kognitif meliputi mengingat, membuat
daftar, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.
Selain unsur perilaku, KONDISI merupakan unsur kunci dalam pendidikan jasmani
dan harus dirumuskan secara spesifik. Mengapa unsur kondisi ini penting? Tidak
seperti mata pelajaran lain, dalam pendidikan jasmani, menurut Rink (2009) unsur
kondisi menggambarkan situasi dimana tindakan tersebut dilakukan.
D. Rangkuman
Tujuan pembelajaran merupakan arah atau sasaran yang hendak dicapai setelah
proses pembelajaran berlangsung.
Tujuan pembelajarn Kompetensi Inti dan diperinci lagi dengan Kompetensi Dasar.
Tujuan tersebut dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diamati dan diukur, dan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam kegiatan pembelajaran ada dua tujuan yang dapat dirumuskan, yaitu (1)
tujuan utama (main effect); dan (2) tujuan penyerta (nurturant effect).
Tujuan utama berkaitan dengan aspek psikomotor atau fisik, yaitu keterampilan
gerak dan unsur-unsur fisik (kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelincahan dan
unsur fisik lainya).
Sumber. Warsito, Sugito Adi. 2017. Aktivitas Gerak Berirama. Malang: Dreamline
A. Kompetensi
C. Uraian Materi
Pada tahun 1966, Muska Mosston telah membuat sumbangan yang sangat
monumental terhadap metodologi pengajaran pendidikan jasmani. Mosston telah
mengidentifikasi bahwa dalam pengajarannya cara guru bisa dibedakan dari
bagaimana ia memperlakukan dan melibatkan siswa dalam pembelajaran. Cara
guru melibatkan siswa ini akhirnya lajim disebut gaya mengajar (teaching style),
yang bergerak dari gaya yang disebut komando hingga gaya pengajaran diri
sendiri.
Sejak itu, banyak guru semakin mengerti tentang kompleksitas proses pengajaran.
Disadari benar, bahwa proses pengajaran penjas mengandung banyak kondisi
yang harus diperhitungkan, termasuk dalam hal betapa bervariasinya keadaan
murid, terutama gaya belajarnya. Oleh karena itu, sebenarnya amatlah mustahil
jika guru hanya memanfaatkan satu gaya dalam seluruh fase suatu pelajaran.
Strategi yang berbeda telah membedakan pula potensi yang akan diperoleh siswa.
Setiap aksi pengajaran mengedepankan keputusan-keputusan yang sama, tetapi
dapat ditangani dengan cara yang berbeda dalam waktu yang berbeda. Misalnya,
guru dapat memutuskan untuk memberi umpan balik kepada siswa dengan
memberitahukan secara langsung, dengan meminta siswa memecahkan
masalahnya sendiri, atau dengan meminta siswa lain untuk membantu mereka.
Dalam hal tersebut, telah pula disadari bahwa memutuskan metod gaya
pengajaran apa yang akan digunakan bukan hanya mempertimbangkan tentang
bagaimana melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru dapat memilih
gaya khusus didasarkan tujuan guru, apakah untuk proses kognitif, untuk
mendorong interaksi sosial yang positif di antara siswa, atau untuk menggunakan
ruang dan alat secara lebih efisien. Guru dapat memilih untuk merancang
pelajaran dengan format pengorganisasian yang berbeda. Mereka juga dapat
memilih cara yang berbeda untuk mengkomunikasikan tugas kepada siswa dan
menyediakan tahapan pembelajaran, umpan balik, dan penilaiannya.
Baik guru maupun murid memiliki kemungkinan untuk membuat keputusan dalam
setiap setting pembelajaran di atas. Ketika sebagian atau seluruh keputusan dari
setiap kategori ditentukan oleh seorang pembuat keputusan (misalnya saja guru),
maka tanggung jawab orang itu menjadi sangat maksimum, sedangkan orang lain
(siswa) tanggung jawabnya menjadi minimum.
Dengan melihat dan menetapkan siapa yang mengambil keputusan tentang apa,
di mana, dan bagaimana-nya, kita dapat mengenal struktur gaya mengajar yang
dipilih guru. Kita dapat mengenali apakah guru mencoba memberi tanggung jawab
D. Rangkuman
Dalam pengajaran cara guru bisa dibedakan dari bagaimana seorang guru
memperlakukan dan melibatkan peserta didik dalam pembelajaran. Mosston
menyebut cara yang digunakan oleh guru dalam melibatkan peserta didik sebagai
gaya mengajar (teaching style), yang bergerak dari gaya yang disebut komando
hingga gaya pengajaran diri sendiri.
Mosston memilah gaya pengajaran lebih pada sebuah kontinum, dengan spektrum
gaya yang didasarkan pada jumlah pembuatan keputusan yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik. Kontinum berarti berangkai secara bersinambung dari
satu titik ke titik lain, tanpa ada pemisahan yang jelas. Gaya yang satu lebih
dibedakan dari gaya lainnya oleh besarnya pemberian kesempatan dari guru
kepada peserta didik dalam hal mengambil keputusan. Pada ujung kontinum yang
satu, guru membuat semua keputusan, sedang pada sisi yang lain, mayoritas
pengambilan keputusan diserahkan kepada peserta didik.
Dalam pemilihan gaya mengajar yang akan digunakan, guru tidak hanya
mempertimbangkan pelibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru
juga dapat memilih untuk merancang pelajaran dengan format pengorganisasian
yang berbeda. Intinya guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengambil keputusannya sendiri. Menurut Mosston, guru dan peserta didik dapat
saling tawar menawar dalam memperoleh kesempatan dalam perihal
perencanaan, pelaksanaan, dan dalam penilaian pelaksanaannya. Atau dalam
istilah yang di pakainya, Mosston menyebutnya setting pre-impact, impact, dan
post-impact.
A. Kompetensi
C. Uraian Materi
Memang sulit diamati secara langsung bahwa kegiatan yang diikuti oleh anak
dalam pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak. Namun
demikian dapat ditegaskan di sini bahwa pendidikan jasmani yang efektif mampu
merangsang kemampuan berpikir dan daya analisis anak ketika terlibat dalam
kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugas-tugas
Taktik dan strategi yang melekat dalam berbagai permainan pun perlu dianalisis
dengan baik untuk membuat keputusan yang tepat dan cepat. Secara tidak
langsung, keterlibatan anak dalam kegiatan pendidikan jasmani merupakan latihan
untuk menjadi pemikir dan pengambil keputusan yang mandiri.
Elemen Definisi
Berpikir merupakan kemampuan yang sebagian besar dari kita yang terlahir bukan
pemikir kreatif alami. Perlu teknik khusus yang diperlukan untuk membantu
menggunakan otak kita dengan cara yang berbeda.
Masalah pada pemikiran kreatif adalah bahwa hampir secara definisi dari setiap
ide yang belum diperiksa akan terdengar aneh dan mengada-ada bahkan
terdengar gila.
Tetapi solusi yang baik mungkin akan terdengar aneh pada awalnya. Sayangnya,
itu sebabnya sering tidak akan diungkapkan dan mencoba untuk mengajukannya.
Menurut Mourtos, Okamoto dan Rhee, ada eam aspek yang dapat digunakan
untuk mengukur sejauh mana keterampilan pemecahan masalah siswa, yaitu:
D. Rangkuman
Secara tidak langsung dalam pembelajaran PJOK, taktik dan strategi yang
digunakan dalam berbagai permainan, proses pembelajaran melalui diskusi
terbuka dapat menantang penalaran peserta didik untuk membuat keputusan yang
tepat dan cepat.
Sumber. Warsito, Sugito Adi. 2017. Aktivitas Gerak Berirama. Malang: Dreamline
A. Kompetensi
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada Satuan Pendidikan
dapat dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut:
Karakteristik Peserta Didik (intake) bagi peserta didik kelas IV antara lain
memperhatikan rata-rata nilai rapor peserta didik kelas III.
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara lain (1) kompetensi
pendidik (nilai UKG); (2) jumlah peserta didik dalam satu kelas; (3) predikat
akreditasi sekolah; dan (4) kelayakan sarana prasarana sekolah.
Penilaian tidak hanya difokuskan pada hasil belajar tetapi juga pada proses
belajar. Peserta didik juga mulai dilibatkan dalam proses penilaian terhadap dirinya
sendiri sebagai sarana untuk berlatih melakukan penilaian diri. Di bawah ini
diuraikan secara singkat berbagai pendekatan penilaian, prinsip penilaian, serta
penilaian dalam Kurikulum 2013.
Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri.
Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh
assessment as learning. Dalam assessment as learning peserta didik juga dapat
dilibatkan dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun
Menurut Kemmis dan Taggart (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk
penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi
sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.
Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai
praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok
dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan
mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu;
Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu
“Penelitian” + “Tindakan“+“Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai
berikut.
Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus
kegiatan.
Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam
sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan
karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan
guru.
Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang
belajar serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka
permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut.
Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik
pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan
dangan pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu
harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk
penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual
D. Rangkuman
KKM dirumuskan secara bersama oleh satuan pendidikan, dalam hal ini kepala
sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya.
(3) kondisi satuan pendidikan (daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi.
Substansi materi dalam modul ini perlu dipahami dengan baik. Oleh karena itu,
modul perlu dipelajari dan dikaji lebih lanjut bersama rekan sejawat baik dalam
komunitas pembelajaran secara daring maupun komunitas praktisi (Gugus, KKG,
MGMP) masing-masing. Kajian semua substansi materi yang disajikan perlu
dilakukan, sehingga pembaca mendapatkan gambaran teknis mengenai rincian
materi substansi. Selain itu diharapkan ,juga dapat mengantisipasi kesulitan-
kesulitan dalam materi substansi yang mungkin akan dihadapi saat proses seleksi
guru P3K.
Kegiatan belajar mandiri dapat dilaksanakan dengan waktu dan tempat yang
fleksibel sesuai dengan lingkungan masing-masing (sesuai kondisi demografi).
Harapan dari penulis/kurator, dengan mempelajari modul ini calon guru siap
melaksanakan seleksi guru P3K.