Revisian Laporan Kasus Nifas Bu Ela
Revisian Laporan Kasus Nifas Bu Ela
Revisian Laporan Kasus Nifas Bu Ela
OLEH :
ELA NURLAELA
NIM : 200702007
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA
NY “A” DENGAN LUKA PISIOTOMI
DERAJAT II DI KLINIK NAYYA MEDIKA
KARAWANG TAHUN 2021
Pembimbing I
Maryani, M.Keb
NIDN 00-2704-7509
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan hidyah-Nya yang
senantiasa dilimpahakan kepada penulis, sehingga bisa menyelasaikan laporan sebagai syarat
untuk menyelesaiakan Program Sarjana Studi Program Sarjana Kebidanan dan Pendidikan
Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Abdi Nusantara Jakarta.
Dalam penyusunan kasus ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis hadapi
namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak baik secara moral maupun material. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abdi Nusantara Jakarta
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara
Jakarta.
3. Ibu Maryani, M.Keb Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan dan
bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan
penulis.
4. Kedua orang tua, kakak dan adikku tersayang, serta keluarga besar yang selalu mendoakan,
memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih saying serta selalu member semangat kepada
penulis
5. Surachmat SH (suami),dr. Faisal Pratama, Rio Reifan, dan Felycia Angelica Putri anak-anak
tercinta yang sangat mendukung penulis dalam moril maupun materi dalam menyelesaikan
laporan kasus ini.
6. Teman tersayang Mahasiswa Abdi Nusantara, yang selalu mendukung dan membantu saat
penyusunan laporan kasus ini.
Dalam penulisan laporan ini, penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna
bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................................1
1. Tujuan Umum.....................................................................................................................1
2. Tujuan Khusus....................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
A. Tinjauan Umum Tentang Nifas...........................................................................................2
B. Tinjauan Khusus Tentang Episiotomi..................................................................................10
C. Tinjauan Khusus Tentang Asuhan Pada Ibu Nifas Dengan Luka Episiotomi ....................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Episiotomi adalah tindakan insisi pada perineum yang
menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput darah,
jaringan pada septum rekto vagina, otot-otot dan vasia perineun dan kulit
sebelah depan perineum. Indikasi untuk melakukan episiotomi dapat timbul
dari pihak ibu maupun pihak janin (Wiknjosastro, 2018).
Luka episiotomi yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan
komplikasi, seperti kehilangan darah karena melakukan episiotomi terlalu
dini, infeksi karena terkontaminasi dengan urine dan feses, dispareunia, dan
hematoma lokal yang menyebabkan infeksi (Manuaba, 2017).
Angka kejadian infeksi karena episiotomi masih tinggi yaitu sekitar 4
juta orang (65,61%), dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara
perawatan episiotomi dan salah satu intervensi yang bisa dilakukan adalah
dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka episiotomi.
Penyebab infeksi diantaranya adalah bakteri eksogen (kuman dari luar),
autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), endogen (dari jalan
lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah
streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni
normal jalan lahir (Gorback, 2016).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Ambarwati, 2016).
Infeksi pada ibu nifas bisa disebabkan karena tindakan episiotomi.
Maka untuk mencegah terjadinya infeksi perlu diperhatikan khususnya pada
hari pertama post partum harus dijaga agar kuman-kuman dari luar tidak dapat
masuk ke dalam luka post episiotomi.
Dengan melihat data di atas dan masih tingginya kasus ibu nifas
dengan luka jahitan post episiotomi derajat II, maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus dengan judul ”Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. A
dengan Luka Episiotomi Derajat II di klinik Nayya Medika Karawang”.
Dengan menerapkan manajemen kebidanan menurut Varney.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan Asuhan Kebidanan kepada ibu nifas dengan luka
episiotomi derajat II.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klimik mahasiswa mampu melaksanakan
keterampilan asuhan kebidanan nifas.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tahapan, yaitu :
a. Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu
b. Puerperium intermedial
c. Remote puerperium
tahunan.
3 Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas
Saleha (2016), pada masa ini terjadi juga perubahan penting lainnya,
1) Uterus
Tabel 2.1. Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus menurut Masa Involusi
2) Lochea
2. Lochea sanguinolenta
3. Lochea serosa
partum.
(Sulistyawati, 2017).
buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan
(Ambarwati, 2016).
e. Sistem muskulosketetal
1. Taking in period
Terjadi pada 1 – 2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif,
3. Letting go period
Dialami setelah tiba ibu dan bayi di rumah. Ibu mulai secara penuh
a. Kebutuhan gizi
c. Eliminasi
Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3 – 4
jam. Defekasi biasanya 2 – 3 hari post partum masih sulit buang air
besar.
d. Kebersihan diri
kali sehari. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
2) Pakaian
dalam keadaan kering dan juga terbuat dari bahan yang mudah
4) Seksualitas
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau
jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit
2. Indikasi Episiotomi
diperhatikan seperti :
rektum.
janin.
3 yaitu :
1. Episiotomi medialis
Pada tehnik ini insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina
2. Episiotomi mediolateralis
Pada tehnik ini insisi dimulai dari bagian belakang introitus vagina
3. Episiotomi lateralis
Pada tehnik ini insisi dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira
4. Cara Episiotomi
g. Menjaga perineum dengan tangan pada saat kepala bayi lahir agar
a. Derajat I
Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa
b. Derajat II
d. Derajat IV
6. Perbaikan Episiotomi
b. Jika luka episiotomi meluas, tangani seperti robekan tingkat III dan
IV.
vagina.
7. Kerugian Episiotomi
sangat jelas.
c. Apabila jahitan tidak cukup erat vagina akan menjadi kendur dan
hubungan seksual.
dengan sehat. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang
dibatasi oleh vulva dan anus. Perawatan yang di lakukan pada daerah
(Rukiyah, 2016).
episiotomi yaitu :
1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan
pembersihan perineum
kantung plastik.
belakang
dengan mandi berendam air hangat atau kompres dingin dengan kain
9). Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi
tidak merasakan apa pun saat pertama kali berlatih karena area tersebut
akan kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap dalam beberapa
minggu.
BAB III
DOKUMENTASI KEBIDANAN
No Reg :125
Nama Pengkaji : Ela Nurlaela
Hari/tanggal : Senin, 20 september 2021
Waktu Pengkajian : 14.30 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Nayya Medika Karawang
1. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Jenis Identitas Istri Suami
Nama Amalia Salim
Umur 22 tahun 25 tahun
Suku/bangsa Sunda/ Indonesia Sunda/ Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMK
Pekerjaan IRT Wiraswasta
Alamat rumah Jln. Mulya no12,
Tlp Jln. Mulya no12, Cikampek
HP Cikampek
Alamat kantor - -
Tlp
HP
2) Riwayat Antenatal
Pemeriksaan di :-
Kelainan/komplikasi :-
Usia Kehamilan :-
Para :-
3) Riwayat Persalinan
Anak Ke 1 ( Satu )
Persalinan lahir tanggal 16 september 2021 Jam : 07.33
Jenis Kelamin : Laki-laki ; BB 3000 gram; TB 50.cm
Perdarahan kala III : 180 cc
Perdarahan kala IV: 240 cc
Perdarahan Total 420 cc
Perdarahan selama operasi………………………………...ml
Jenis Persalinan : spontan/tindakan ……….., atas indikasi………
Placenta : spontan/manual
Perineum : utuh / rupture / episiotomi
Anastesi : lidokain
Jahitan : grade 2
Infuse cairan……………………………………………….ml
Transfusi darah ……………………………………………..ml
b. Pola Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan 2x
BAK : Setelah melahirkan baru BAK 1 kali
3. Psikososial Spiritual
a. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap kehamilannya : Ibu mengatakan keluarga
sangat mendukung kelahiran bayi nya
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga :Suami
c. Lingkungan yang berpengaruh
Tinggal dengan siapa : ibu mengatakan tinggal Bersama suaminya
Dukungan Lingkungan : sangat mendukung
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum :
Keadaan umum : baik
Keasadaran : cm
Ekspresi ibu selalu meringis bila terlalu lama bergerak
Tekanan Darah : 110/70 mmHG
Nadi : 80 x/mnt
Pernafasan : 20 x/mnt
Suhu : 36,5°C axilar
Berat Badan dahulu : 58 Kg
Berat badan sekarang: 53 kg
Pemeriksaan Sistematis
Kepala
Muka : tidak oedem, tidak pucat
Inspeksi : tidak pucat
Tidak Edema
Mata : simetris Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tida ikterik
Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas oprasi terdapat linea nigra dan strie lipid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
: TFU 3 jari dibawah pusat
: Kontraksi : teraba bundar & keras
Kandung Kemih : kosong
Kembung : Tidak Ada
Ekstermitas
Tungkai : tidak ada Nyeri
Edema : Tidak Ada
Ano-genital
Insfeksi
tidak ada varises
Lochea : Rubra
Bau : Khas
Vulva : terdapat nyeri tekan pada luka perineum
Jahitan Perineum : terdapat jahitan episiotomy, episiotomy secara medio
lateral, luka jahitan tampak masih sedikit lembab
Palpasi
Terdapat nyeri tekan, tidak pitting oedem
Pada luka jahitan tidak terdapat pus / tanah, suhu perineum kurang lebih sama dengan
suhu tubuh sekitarnya, tidak ada bau busuk dari daerah luka
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Hb : 9,5 gr%
II. ANALISIS
Ny. Lia P1A0 umur 22 tahun 3 hari post partum dengan luka episiotomi
II. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 20 september 2021, Jam 14.30
1. Memberitahu kondidsi ibu saat ini dalam keadaan baik
2. Mengobservasi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran lochia
3. Menjelaskan .penyebab nyeri perineum
4. Menganjurkan ibu mobilisasi secara bertahap
5. Menganjurkan ibu saat membersihkan genitalia nya dengan membasuh dengan arah depan
ke belakang, lalu keringkan perineum dengan handuk lembut dan gunakan pembalut baru.
6. Menganjurkan ibu mengganti pembalutnya ± 4jam sekali atau jika ibu merasa pembalut
penuh
7. Menganjurkan ibu jika membasuh daerah genitalia cukup menggunakan air bersih biasa
jangan menaburinya dengan bedak atau ramuan-ramuan
8. Memberikan penkes tentang istirahat cukup tidur ±8 jam dimalam hari dan ±2 jam di siang
hari
9. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi seimbang dan memperbanyak konsumsi
protein untuk mempercepat penyembuhan luka episiotomi serta pemenuhan nutrisi untuk
produksi ASI, serta makanan berserat untuk melancarkan BAB
10. Menganjurkan untuk tidak melakukan hubungan suami istri selama 6 minggu.
11. Menejlaskan tanda-tanda infeksi pada luka episiotomi yaitu terdapat kemerahan pada
daerah luka, adanya pengeluaran yang banyak padahal sebelumnya sudah tidak, terasa
panas pada daerah genitalia , keluar nanah dan bau menyengat dari luka hingga jalan lahir,
suhu tubuh melebihi 37, 5 ºC
12. Menganjurkan untuk segera ke pelayanan kesehatan bila merasa ada tanda-tanda infeksi
pada luka episiotmi atau bila keluhan lainnya
Masa Nifas
Nama : Amalia
Usia : 24 Tahun
P1 A0
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / keluhan
Nyeri perineum adalah rasa sakit pada yang dialami pasien) Tanda / Gejala / keluhan
perineum atau rea diantara vagina dan Nyeri perineum disebabkan ketika persalinan yang dialami pasien :
anus adalah hal yang wajar tterajadi terjadi dilatasi serviks , pada corpus rahim Ibu m engatakan nyeri pada
setelah melahirkan yang disebabkan distensi,peregangan pada segmen bwah rahim, daerah perineum
oleh adanya peregangan saat proses peregangan pada leher rahim dan nyeri
melahirkan. dilanjutkan ke dermaton terdapat pada segmen
tulang belakang denganan menerima respons
dari rahim dan leher rahim.
PEMBAHASAN
1. Infeksi pada ibu nifas bisa disebabkan karena tindakan episiotomi. Maka untuk mencegah
terjadinya infeksi perlu diperhatikan khususnya pada hari pertama post partum harus dijaga
agar kuman-kuman dari luar tidak dapat masuk ke dalam luka post episiotomi
2. Antisipasi untuk tanda-tanda infeksi pada kasus perawatan luka episiotomi derajat II dapat
dilakukan pemberian analgetik atau anti inflamasi dan antibiotik bila perlu, memberikan
nasehat tentang kebersihan dan pemakaian pembalut yang bersih dan sering diganti
(Saifuddin, 2016).
3. Pada kasus ibu nifas dengan perawatan luka episiotomi derajat II perencanaan yang dibuat
a. Cuci tangan
c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan kebawah mengarah ke rectum dan
h. Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupakan tanda penyembuhan.
i. Untuk meredakan rasa tidak nyaman, atasi dengan mandi berendam air hangat atau
j. Berbaring miring
k. Hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi tekanan pada daerah tersebut
l. Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah disekitar
otot-otot. Tidak perlu terkejut bila tidak merasakan apa pun saat pertama kali berlatih
karena area tersebut akan kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap dalam
beberapa minggu.
4. Luka episiotomi yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi, seperti
kehilangan darah karena melakukan episiotomi terlalu dini, infeksi karena terkontaminasi
dengan urine dan feses, dispareunia, dan hematoma lokal yang menyebabkan infeksi
(Manuaba, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Ariestanti, Dwi Ryan dan Eva Purwaningtias. Judul Analisis Faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kejadian Rupture Perineum pada Ibu Bersalin. Jurnal Kebidanan Mutiara
Mahakam. Vol. IV no.2. (September 2017).
https://www.akbidmm.ac.id/ojs/index.php/akbidmm/article/view/22 (Diakses tanggal
17 September 2021 pukul 15:51 wib).
Asri, Dwi dan Cristine Clervo. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika. 2012.
Benson, Ralph C dan Martin L.Pernoll. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta:
EGC. 2018.
Coad, Jane dan Melvyn Dunstall. Anatomi dan Fisilogi untuk Bidan. Jakarta: EGC. 2016.
Fauziyah, Yulia. Obstetri Patologi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika. 2012.
Fitriani, Rini. Onkologi Sistem Reproduksi Manusia. Makassar: AlauddinUniversity Press. 2017.
Kumera, Mitiku Getachew dkk. Assessment of Episiotomy Practice in Mizan Aman General
Hospital, Ethiopia. Journal of Health, Medicine and Nursing. Vol. 20
(2015).http://www.iiste.org/Journals/index.php/JHMN/article/download/27158/27841
(Diakses tanggal 14 September 2021 Pukul 23:07 wib).
/7306_Sulsel_Kab_Gowa_2014.pdf (Diakses tanggal 13 September pukul 20:45 wib).