Makalah Nurul Aini
Makalah Nurul Aini
Makalah Nurul Aini
b. Bushido
Bushido mempunyai arti “ksatria”, merupakan kode etik dari golongan
samurai. Seorang samurai sangatlah loyal dan total terhadap tuannya.
Bahkan ia rela untuk melakukan hara-kiri untuk mengembalikan
kehormatan dirinya. Maka dari itu masyarakat Jepang memiliki loyalitas
dan pengabdian tinggi terhadap perusahaan. Mereka juga bekerja sangat
total sehingga orang Jepang cenderung loyal dan jarang berpindah
perusahaan.
Bushido memiliki serangkaian nilai-nilai inti adalah kegigihan atau
ketekunan(Kennin), keyakinan akan diri sendiri(Shinnen), kepedulian
dan kebijaksanaan(Shincho), keadilan dan kebenaran(Seigi),
kesederhanaan dan keseimbangan(Sessei), perbuataan baik dan
amal(Jizen), Kiharapan dan optimisme(Kibo).
cara menerapkannya:
1) Menghargai orang tua dan rekan kerja.
2) Setia pada janji dan pekerjaan.
3) Bijak dalam menggunakan uang.
4) Optimis dalam segala sesuatu
c. Meishi Kokan
Konsep meishi kokan merupakan konsep etos kerja yang dilakukan
dengan menukar kartu nama. Setiap orang harus menerima kartu nama
menggunakan kedua tangan. Baca informasi kartu nama dengan detail dan
ulangi informasi tersebut untuk konfirmasi. Terakhir, letakkan kartu nama
di meja agar bisa dijadikan acuan saat membahas perihal bisnis.
d. Keishan
Keishan berarti kreatif, inovatif dan produktif. Konsep ini membuat orang
Jepang selalu terbuka untuk berkarya, berinovasi dan mempelajari hal-hal
baru saat bekerja. Hal yang bisa dipelajari adalah mengajarkan kepada
kita supaya tidak pernah berhenti belajar sehingga bisa menghasilkan
karya-karya yang unik, kreatif, dan bermanfaat. cara menerapkannya:
1) Lakukan daily stand up meeting.
2) Jangan berhenti mencari inspirasi.
3) Cari rekan yang memiliki pemikiran serupa.
e. Ganbatte
Konsep ganbatte dalam etos kerja Jepang diartikan sebagai tetap semangat
dan melakukan yang terbaik. Konsep ini muncul karena semangat
masyarakat Jepang yang tertanam sejak kecil. Hal yang bisa dipelajari
adalah Masyarakat Jepang dikenal dengan semangatnya yang tak kunjung
padam dalam menghadapi tantangan apapun dalam kehidupan mereka.
Semangat ini tertanam dari sejak mereka kecil hingga mereka dewasa.
cara menerapkannya:
1) Kejar sesuatu hingga titik darah penghabisan.
2) Miliki mimpi yang besar dan target skala kecil.
4. Beberapa tradisi warga Jepang yang diwariskan kepada anak cucu
mereka :
a. Kerja Keras
Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat
tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911
jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun).
Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari,
sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat
mobil yang bernilai sama. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh
dikatakan “agak memalukan” di Jepang.
b. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri
(bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era
samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Mereka malu
terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun
norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
c. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap
anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang
kehidupan.
d. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata
dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat
jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya
bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin
implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima
fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai
dengan bidang garapan (core business) perusahaan.
e. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan
dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam
bentuk yang diminati oleh masyarakat.
f. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting
dan pantang menyerah. Kemiskinan sumber daya alam tidak membuat
Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi,
batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal
dari negara lain termasuk Indonesia.
g. Budaya Baca
Jepang didalam densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya
baik anak-anak maupun dewasa membaca buku atau koran. Tidak peduli
duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk
membaca.
h. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu
bersifat individualistik. Ini tidak hanya di dunia kerja, tapi kampus dan lab
penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya
juga dalam bentuk kelompok.
i. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Di Yochien setiap anak
dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab
terhadap barang miliknya sendiri. Pada dibangku SMA ataupun kuliah
hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.
Kebanyakan mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah
dan kehidupan sehari-hari..
j. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada
dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang
Jepang.
DAFTAR PUSTAKA :
1. https://we-xpats.com/id/guide/as/jp/detail/2590/
2. https://jic.co.id/budaya-kerja
3. https://glints.com/id/lowongan/5-etos-kerja-jepang/#.X5wa324zbDc
4. https://maxima.id/mengenal-budaya-kerja-yang-mampu-
membangkitkan-jepang-menjadi-negara-maju/
5. http://karir.mercubuana.ac.id/budaya-kerja-orang-jepang/