Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab 2 Selada

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
A. Tanaman Selada (Lactuca sativa L)
Selada merupakan salah dari satu macam jenis tanaman hortikultura yang
berprospek dan mengomersialkan. Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk
masyarakat Indonesia dan masyarakat mulai menyadari akan kebutuhan gizi, hal ini
kemudian membuat bertumbuhnya permintaan akan sayuran. Sayuran banyak
mengandung gizi, mineral dan yang utama ialah vitamin yang tidak dapat ditukar dengan
makanan utama.1
Selada ialah salah satu komodittti hortikultura yang dikonsumsi masyarakat dalam
bentuk segar (mentah). Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat menambah cita rasa
dan juga menjadi penghias sajian makanan. Apabila dilihat dari segi 6 klimatologis,
aspek teknis, ekonomis dan bisnis, selada daun layak diusahakan untuk memcukupi
permintaan masyarakat yang cukup tinggi baik lokal maupun ekspor.2
Adapun klasifikasi selada adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Species : Lactuca sativa L.3
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang
termasuk dalam famili Compositae. Selada berasal dari Asia Barat yang kemudian
menyebar di Asia dan negara-negara beriklim sedang. Negara yang mengembangkan
selada diantaranya Jepang, Thailand, Taiwan, Amerika Serikat serta Indonesia. Selada
adalah tanaman sayuran yang biasanya dapat dimakan secara mentah, hal ini dikarenakan
1
Nazaruddin, 2003. Budidaya dan Pengantar Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta. 142 hal.
2
Estu R, Tina S, Haryanto E. 2003. Sawi dan Selada. Jakarta : Penebar Swadaya
3
Saparinto, C. 2013. Grow your own vegetables-panduan praktis menanam 14 Sayuran Konsumsi Populer di
Pekarangan. Yogyakarta: Penebar
selada memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi. Permintaan sayuran di Indonesia
semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat yang tinggi akan pola makan
hidup yang sehat karena selada memiliki kandungan gizi yang tinggi.4

B. Morfologi Tanaman Selada (Lactuca sativa L)


Selada memiliki panjang tanaman antara 30 sampai dengan 40 cm, sedangkan
tinggi tanaman selada krop antara 20 sampai dengan 30 cm dengan sistem perakaran akar
tunggang dan akar serabut. Akar serabut tumbuh pada batang dan menyebar ke seluruh
arah dengan 20-50 cm bahkan lebih menembus tanah.5
Batang tanaman selada memiliki bukubuku yang menjadi tempat duduknya daun.
Selada memiliki daun dengan bentuk bulat panjang 25 cm dan lebar 15 cm. Daun selada
bermacam warnanya seperti hijau segar, hijau gelap dan ada yang varietas berwarna
merah. Daun bersifat lunak dan renyah, serta sedikit memiliki rasa manis. 7 Bunganya
berwarna kuning terdapat pada susuanan yang lebat.6
Selada daun tidak membentuk bulatan krop. Helaian daun tipe ini lepas, dengan
tepi daun bergelombang, daun lebar dan memiliki ukuran lebih besar. Daunnya halus,
renyah, enak dan (agak manis). Selada daun lebih enak dinikmati pada saat mentah
sebagai lalap, selain dari itu banyak juga dimanfaatkan sebagai penghias aneka jenis
masakan.7
Selada dipanen pada mulai umur 35 hari setelah dipindah lapang. Masa panen
selada dicirikan dengan warna daun hijau muda/segar dengan diameter batang antara 1
cm. Pemanenan selada dilakukan dengan menghilangkan tanah di seluruh bagian pada
tanaman.8
C. Syarat Tanaman Selada (Lactuca sativa L)
Selada menyukai tanah yang subur, yang memiliki banyak kandungan humus,
memiliki kandungan pasir atau lumpur. pH tanah yang dihendaki berkisar 5-6,5. Daerah
yang sesuai untuk penanaman selada berada pada ketinggian 500-2.000 m (dpl) diatas

4
Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya. 204 Hal.
5
Novriani. 2014. Respon Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap pemberian pupuk organik cair asal sampah
organik pasar. J. Klorofil. 9(2):57-61
6
Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya. 204 Hal.
7
Haryanto et.al.2002. Bertanam Selada dan Sawi.Penebar Swadaya : Jakarta
8
Zulkarnain. 2005, Pertumbuhan dan Hasil Selada pada Berbagai Kerapatan Jagung dalam Pola Tumpang Sari, Ilmu-
ilmu Pertanian, Universitas Jambi, Vol. 1,No. 2, hal. 94-101, ISSN : 1858-1226.
prmukaan laut.9 Suhu yang cocok bagi pertumbuhan selada adalah 15-250C.10 Waktu
bercocok tanam yang direkomendasikan ialah pada saat musim-musim akhir penghujan,
namun selada juga dapat ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau
penyiraman yang cukup.11
Produktivitas selada yang tinggi dan memiliki kualitas yang tinggi bisa
didapatkan dengan mengacu syarat tumbuh yang dianjurkan, serta dengan pemeliharaan
yang sesuai pula, meliputi seperti suplay unsur hara. Tanaman sebaiknya mendapatkan
unsur hara yang cukup selama pertumbuhannya yang diberikan secara kontinyu. Unsur
hara yang terdapat pada tanah jumlahnya selalu berkurang karena itu maka dari itu
diperlukan penambahan dari luar yaitu dengan melakukan pemupukan. Selada biasa
dikonsumsi dalam keadaan segar/mentah, maka dari itu budidayanya harus terbebas dari
pemanfaatan bahan-bahan kimia, ataupun pupuk maupun pestisida dari bahan kimia,
dalam artian berbudidaya selada harus secara budidaya organik. Pupuk organik sesuai
dengan tanaman sayuran karena pupuk organik memiliki kandungan hara makro dan hara
mikro yang komplit, walaupun hanya dalam jumlah yang lebih sedikit.12
Selada dapat tumbuh pada daerah dengan dataran rendah maupun daerah dengan
dataran tinggi (pegunungan). Pada daerah jenis dataran tinggi, daun akan menggulung
membentuk krop yang besar sedangkan didataran rendah daun dapat membetuk krop
yang kecil, tetapi cepat berbunganya. Syarat yang perlu diperhatikan agar produktivitas
selada tinggi yaitu nilai keasaman pH berkisar 5-6.5.13
Selada mampu tumbuh dengan baik pada jenis media tanah berlempung dan
berdebu, berpasir serta media tanah yang masih memiliki kandungan humus. Meskipun
begitu, selada masih bertoleransi dengan yang miskin akan hara dan ber-pH netral. Jika
ber pH rendah, daun selada akan berwarna kuning. Karena itu, sebaiknya dilakukan
pengapuran terlebih dahulu sebelum penanaman.14
D. Varietas Tanaman Selada (Lactuca sativa L)

9
Pracaya. 2004. Bertanam Sayur Organik di Kebun, Pot dan Polibag. Penebar Swadaya. Jakarta. 112 hal.
10
Aini. R.Q., Y. Sonjaya dan M.N. Hana. 2010. Penerapan Bionutrien KPD pada tanaman selada keriting (Lactuca
sativa L.). Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1 (1): 73-79.
11
Supriati, Y dan E. Herlina. 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta. 148 hal.
12
Duaja, M.D. 2012. Pengaruh bahan dan dosis kompos cair terhadap pertumbuhan selada (Lactuca sativa L.).
Jurnal Agroekoteknologi
13
Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya. 204 Hal.
14
Nazaruddin, 2003. Budidaya dan Pengantar Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta. 142 hal.
Menurut Cahyono (2014) jenis selada di kembangkan saat ini dan diusahakan beragam
varietasnya diantaranya:
a. Selada kepala/telur (Head lettuce)
Selada yang bercirikan membentuk krop yaitu daun-daun saling menggulung
membentuk bulatan menyerupai kepala.
b. Selada rapuh (Cos lettuce dan Romaine lettuce)
Selada ini bercirikan membentuk krop seperti selada kepala namun bentukan krop
pada tipe selada ini lebih lonjong dengan pertumbuhan menjulang ke atas, daunnya
tegak, dan kropnya memiliki ukuran lebih besar namun kurang padat.
c. Slada daun (cutting lettuce / leaf lettuce)
Selada yang bercirikan dengan daun lepas, bergelombang serta tidak membentuk
krop, daun jenis selada ini sedikit halus dan renyah. Umumnya selada tipe ini lebih
sering dikonsumsi dalam keadaan mentah/segar.
d. Selada batang (Asparagus lettuce atau stem lettuce)
Selada yang bercirikan dengan daun berukuran besar, tidak mengkrop, bulat
panjang, tangkai daun luas, berwarna hijau gelap dan tulang daunnya menyirip.15
E. Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa L)
a. Benih
Penanaman selada dapat dilakukan dengan biji. Biji selada yang kecil diperoleh dari
tanaman yang dibiarkan berbunga. Setelah tua, tanaman selada dipetik kemudian
diambil bijinya. Benih selada yang diperlukan untuk 1 ha lahan adalah sebanyak 800
gram.16
b. Persemaian
Biji selada disemai dan dijaga kelembaban tempat persemaiannya, sehingga selada
tumbuh cepat dan baik. Bibit selada dapat dipindahkan ke lahan apabila telah
berumur 3 minggu atau sudah memiliki 4-5 helai daun. Bibit dapat dipindahkan ke
lahan dengan jarak 25 x 25 cm.17
c. Penanaman

15
Cahyono B. 2014. Teknik Budidaya Daya dan Analisis Usaha Tani Selada. CV. Aneka Ilmu. Semarang. 114 hal
16
Supriati, Y dan E. Herlina. 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta. 148 hal.
17
Yelianti, U. 2011. Respon tanaman selada (Lactuca sativa L.) terhadap pemberian pupuk hayati dengan berbagai
agen hayati. Jurnal Biospecies,
Penanaman selada dianjurkan pada akhir musim hujan, akan tetapi selada dapat pula
ditanam pada musim kemarau, asalkan cukup pemberian airnya. Selada dapat ditanam
secara langsung, akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang baik disarankan benih
disemaikan terlebih dahulu.18
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman selada yang perlu dilakukan adalah penyiraman. Penyiraman
dilakukan setiap hari sampai selada tumbuh normal dari awal persemaian hingga
dipindahkan ke lahan. Alat yang digunakan pada penyiraman harus memiliki siraman
yang halus dengan tujuan tidak merusak tanaman. Penyulaman dilakukan apabila
tanaman ada yang mati, dilakukan satu minggu setelah tanam. Selanjutnya
pengendalian gulma, pengedalian ini bertujuan agar tidak ada persaingan dalam
penyerapan unsur hara pada tanaman selada. Pengendalian dilakukan dengan cara
mencabut gulma dengan menggunakan tangan.19

.2 Penelitian yang Berkaitan


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan media tanam pada tanaman
selada serta mengetahui suhu dan media tanam yang tepat untuk menanam selada.

.3 Kerangka Berpikir
Tanaman selada (Lactuca sativa) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke
dalam tanaman semusim. Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi berkisar antara 20 – 40 cm
atau lebih. Selain itu alat dan bahan yang diperlukan tidak terlalu sulit didapat hal ini
menjadi faktor pendukung kelompok 8 untuk menanam tanaman selada.

.4 Hipotesis
1. Tanaman selada dapat tumbuh diseluruh daerah di Indonesia.

18
Djamaan, D. 2006. Pemberian bahan organik (pupuk kandang, sekam) dan pupuk an-organik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) Prosiding Peternakan. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sumatera Barat. 286-289
19
Zulkarnain. 2005. Pertumbuhan dan hasil selada pada berbagai kerapatan jagung (Zea mays) dalam pola
tumpang sari. Jurnal Penelitian Ilmu Pertanian, 1(2): 94-101.
2. Media tanam yang digunakan (tanah, kompos sekam) adalah media tanam yang paling
cocok digunakan dalam menanam selada.
3. Frekuensi Pemberian air sesuai dengan media tanam yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai