Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

143-Article Text-623-1-10-20191202

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

E-ISSN : 2579-9258 Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika

P-ISSN : 2614-3038 Volume 03, No. 02, Agustus 2019, pp. 494-503

IDENTIFIKASI KESALAHAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL


SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI DIMENSI
TIGA

Wandy Suhady1, Yenita Roza2, Maimunah3


1,2
Pendidikan Matematika, Universitas Riau, Kampus Bina Widya, Jl. HR. Soebrantas, KM.12,5 Panam, Riau
winaldi5784@gmail.com

Abstract
Low math skills of students can be seen from the understanding and the assignment of students to a material.
One of the clues to determine the extent to which students master the material is to analyze student’s mistakes
in working on. The study aims to describe the kind of conceptual errors and procedural errors in the student
answered question on the three-dimesional material. This study used descriptive qualitative approach. This
research subject is class XII IPA SMAN 1 Bengkalis. Techniques of data collection using interviews and
documentation written test. The object of this study was grade XII IPA 1 SMAN 1 Bengkalis which amounted
to 26 students. This research result is the kind of mistake that most people do students is a conceptual mistake
in working on the three dimensional material is 52%. While its procedural errors as much as 48%. Conceptual
errors and procedural errors occurred because of the low ability of abstraction and visual abilities in students in
answering the questions that are hard to describe and determine the distance to a point on the field of three
dimensional material. Low math skills of students can be seen from the understanding and the assignment of
students to a material.
Keywords: Conceptual errors, Prosedural errors, three dimension

Abstrak
Kemampuan matematika siswa yang rendah dapat dilihat dari pemahaman dan penguasaan siswa terhadap sautu
materi. Salah satu petunjuk untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi adalah dengan menganalisa
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan jenis kesalahan
konseptual dan kesalahan prosedural siswa dalam menjawab soal pada materi dimensi tiga. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskripstif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA SMAN 1
Bengkalis. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis, wawancara dan dokumentasi. Objek dari
penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 1 SMAN 1 Bengkalis yang berjumlah 26 siswa. Hasil penelitian ini
adalah jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa adalah kesalahan konseptual dalam mengerjakan soal
pada materi dimensi tiga yaitu 52%. Sementara kesalahan proseduralnya sebanyak 48%. Kesalahan Konseptual
dan kesalahan prosedural terjadi karena rendahnya kemampuan abstraksi dan kemampuan visual pada siswa
dalam menjawab soal sehingga siswa sulit untuk mendeskripsikan dan menentukan jarak titik ke bidang pada
materi dimensi tiga.
Kata kunci: Kesalahan Konsep, Kesalahan Prosedural, Dimensi Tiga

Karakteristik matematika menurut Soedjadi (Rio Pradipta, 2018) adalah memiliki objek kajian
yang abstrak yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip. Kesalahan fakta dalam matematika meliputi:
simbol, notasi dan aturan suatu operasi serta salah dalam menulis yang diketahui dan ditanya. Konsep
meliputi ide abstrak untuk mengklasifikasikan suatu objek dan menjelaskan yang merupakan contoh
dan bukan contoh. Hudojo dalam Zulfah 2017 menyatakan bahwa konsep dalam matematika
merupakan bentuk suatu gagasan ide yang berkaitan dengan sifat-sifat dari suatu unsur. Operasi dalam
matematika meliputi aturan pengerjaan suatu perhitungan. Sedangkan prinsip matematika yakni
hubungan antara beberapa konsep dalam matematika yang tersusun atas fakta dan konsep yang
berhubungan dengan operasi dalam matematika. Pada mata pelajaran matematika semua materi

494
Identifikasi Kesalahan Konseptual dan Prosedural Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Dimensi
Tiga, Wandy Suhady, Yenita Roza, Maimunah 495

memiliki hubungan satu sama lain. Menurut Runtukahu dan Kondou (Fitria Nur Kusti Aisyah, 2019)
matematika merupakan suatu ilmu terstruktur dengan membutuhkan pengetahuan dasar yang
merupakan prasyarat bagi kemampuan berikutnya. Salah satu materi matematika dalam K13 adalah
dimensi tiga khususnya pada sub materi jarak antar bidang.
Materi dimensi tiga merupakan materi yang sulit untuk dipahami karena bersifat abstrak dan
kurangnya keterampilan siswa dalam mendeskripsikan bangun-bangun tiga dimensi (Rita Novita,
2018). Masalah dalam dimensi tiga tidak hanya membutuhkan keterampilan (psikomotor) namun juga
harus memiliki daya pikir dan penalaran. Hal inilah merupakan penyebab terjadinya kesalahan siswa
dalam menjawab soal dimensi tiga (Sigit Sugiarto, 2015). Siswa harus mampu menggunakan
kemampuan abstraksi dalam menyelesaikan permasalah dimensi tiga (Badi Rahmad Hidayat, 2013).
Kemampuan abstraksi yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk berpikir logis dengan
menggunakan simbol-simbol (Endah Dwi Yuniyanti, 2012). Selain kemampuan abstraksi dibutuhkan
juga kemampuan visual atau kemampuan spasial siswa dalam menjawab soal pada materi dimensi tiga.
Kemampuan visual (spasial) adalah kemampuan membayangkan suatu bentuk objek dari sudut pandang
berbeda dalam menyelesaikan masalah geometri dimensi tiga, serta kemampuan memanipulasi dan
merotasi dari suatu unsur (Evi Febriana, 2015). Hal ini didukung dengan wawancara peniliti bersama
guru matematika SMAN 1 Bengkalis. Guru tersebut mengemukakan bahwa seringkali siswa sulit
mendeskripsikan jarak titik ke garis dan jarak titik ke bidang. Guru tersebut menyatakan bahwa siswa
tidak menguasai langkah langkah melukis jarak dalam ruang, operasi pecahan dan bentuk akar
seringkali terjadi kesalahan perhitungan. Siswa juga sulit memahami aksioma- aksioma yang termuat
dalam dimensi tiga.
Peneliti juga mewawancarai beberapa siswa terkait dengan materi dimensi tiga. Mereka
mengungkapkan sulit untuk membayangkan proses menentukan jarak dalam ruang, siswa juga sering
melakukan kesalahan perhitungan dan tidak memahami soal dengan baik. Sehingga dari masalah inilah
peneliti ingin mengidentifiksi jenis kesalahan siswa dalam menjawab permasalahan yang ada di materi
dimensi tiga. Peneliti memberikan tes identifikasi awal pada siswa SMAN 1 Bengkalis yang telah
mengikuti materi dimensi tiga yang berupa tes uraian. Soal yang diberikan yaitu: Sebuah kubus ABCD
panjang rusuk 16. Tentukanlah jarak titik A ke BDE.

Gambar 1. Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 1


496 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 03, No. 02, Agustus 2019, pp. 494-503

Hasil pekerjaan siswa belum bisa menggambarkan jarak antara sebuah titik dengan sebuah
bidang. Konsep mengenai jarak antara titik ke bidang belum dipahami siswa hal ini tergambar dari
langkah-langkah dalam menentukan jarak sebuah titik ke bidang tidak dikerjakan siswa. Kesalahan
yang terdapat dalam jawaban siswa ini adalah merupakan tipe kesalahan konsep dan prosedural.
Seharusnya siswa memahami konsep jarak titik ke bidang yaitu dengan menentukan titik tembus titik
tersebut terhadap bidang sehingga tegak lurus. Soal yang kedua adalah diketahui kubus ABCD. EFGH
panjang rusuk 8 cm. Tentukalah jarak titik C ke garis AH.

Gambar 2. Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 2


Terlihat dari gambar di atas bahwa siswa tidak bisa menggambarkan jarak titik ke garis.
Langkah langkah untuk menggambar jarak titik ke garis belum dikuasai siswa. Siswa cenderung untuk
menghubungkan titik ke garis tanpa memperhatikan apakah sinar garis tersebut tegak lurus atau tidak.
Siswa juga memiliki kemampuan yang lemah dalam mengaitkan konsep luas segitiga untuk
menentukan jarak sebuah titik ke garis.
Tes indentifikasi awal dan informasi dari guru dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam memahami jarak titik ke garis dan jarak titik ke bidang sehingga siswa melakukan
kesalahan. Kesalahan ini meliputi kesalahan konseptual dan prosedural. Kesalahan konseptual yang
dimaksudkan disini adalah siswa belum bisa memahami konsep jarak titik ke garis dan jarak titik ke
bidang dalam ruang. Sedangkan kesalahan prosedural yang dimaksud adalah siswa belum memahami
langkah langkah menentukan dan melukis jarak antara titik ke garis dan jarak titik ke bidang dalam
ruang.
Kemampuan matematika siswa yang rendah dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap suatu
materi. Salah satunya dengan memberikan tes atau soal tentang materi tersebut kepada siswa (Titi
Solfitri, Yenita Roza, 2015). Untuk mengetahui penguasaan materi maka perlu proses indetifikasi
kesalahan siswa dalam menjawab soal. Indentifikasi kesalahan adalah suatu penilaian diagnostik dalam
membantu guru mengenal jenis kesalahan yang dilakukan siswa dengan memberikan alasannya (Madya
Vica Anggraini dkk, 2016). Identifkasi kelasahan bisa dilakukan dengan mengamati jawaban siswa
kemudian menentuka tipe kesalahan yang dilakukan siswa. Dengan kata lain identifikasi kesalahan
dapat dilakukan dengan berpedemoan pada kriteria dalam analisis kesalahan (Desy Yusnia, 2017).
Tujuan identifikasi kesalahan adalah supaya ada evaluasi bagi pendidik untuk melakukan suatu
Identifikasi Kesalahan Konseptual dan Prosedural Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Dimensi
Tiga, Wandy Suhady, Yenita Roza, Maimunah 497

perbaikan dalam proses belajar mengajar, contohnya menggunakan media untuk menjembatani hal yang
abstrak dalam dimensi tiga agar bisa mudah difahami (Kholida Agustin, 2012).
Ika Kurniasari (2013) menyatakan bahwa kesalahan siswa dalam mengerjakan soal geometri ada
3 yaitu: (1) kesalahan abstraksi, meliputi: ketidakmampuan siswa dalam pengabstraksian penentuan
jarak dalam bidang dan sudut antara garis dan bidang. (2) Kesalahan prosedural meliputi pada
perhitungan bentuk akar dan penggunaan rumus phytagoras. (3) Kesalahan konsep meliputi: kesalahan
dalam memahami konsep jarak, konsep sudut dan kesalahan dalam memahami segitiga siku-siku pada
ruang. Menurut Badi Rahmat Hidayat dkk (2012) yang mengemukakan bahwa kesalahan siswa dalam
menjawab soal dimensi tiga dibagi menjadi 4 macam yaitu: (1) tipe kesalahan fakta yaitu siswa kurang
teliti dalam melengkapi jawaban (2) tipe kesalahan konsep yaitu terjadinya miskonsepsi siswa
mengenai jarak dua garis sejajar dalam ruang (3) tipe kesalahan operasi yaitu siswa tidak mengerti
dalam melakukan pengkuadratan bentuk pecahan akar, penjumlahan bentuk akar serta penjumlahan dan
pembagian bentuk pecahan (4) Tipe kesalahan prinsip yaitu siswa tidak pernah mengerjakan tipe soal
cerita tentang sudut diantara dua bidang, sehingga dalam proses mengidentifikasi soal sampai jawaban
akhir siswa melakukan kesalahan.
Berdasarkan pendapat di atas maka menurut peneliti kesalahan matematika dikategorikan
menjadi 2 jenis yaitu kesalahan konseptual dan prosedural. Kesalahan konseptual merupakan kesalahan
yang dilakukan siswa dalam menafsir istilah, fakta-fakta, konsep dan prinsip. Kesalahan prosedural
merupakan kesalahan dalam menyusun langkah-langkah yang sistematis untuk menjawab suatu
masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kesalahan konseptual dan
prosedural siswa dalam menyelesaikan masalah jarak dalam ruang di kelas XII SMAN 1 Bengkalis.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bengkalis dengan subyek penelitian adalah 26 siswa.
Teknik pengumpulan data terdiri atas tes tertulis, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis dan peneliti sebagai instrument utama. Dalam menguji
keabsahan data maka dilakukan teknik trianggulasi metode yaitu mencari kekonsistensi data hasil tes
dan wawancara. Menurut Miles dan Hiburmen dalam (Agustina Nur Hanifah, 2014) untuk menentukan
kesalahan dilakukan dengan analisis data yang dilakukan mengacu pada reduksi data, penyajian data
dan kesimpulan. Untuk memhami prosedur penelitian maka peneliti membuat design penelitian sebagai
berikut.

Reduksi Data: Penyajian Data: Kesimpulan

1. Pengumpulan data 1. Pemberian soal UN 1. Penetapan Jenis Kesalahan


2. Wawancara Gambar. 3 Desain Penelitian 2. Memberikan solusi
2. Penskoran
3.Tes Diagnostik Awal 3. Analisis Kesalahan
Pada tahap reduksi data (pengumpulan data) peneliti melakukan wawancara terhadap guru untuk
menggali infomasi tentang kemampuan siswa dalam menjawab soal materi ruang dimensi tiga dan
498 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 03, No. 02, Agustus 2019, pp. 494-503

kesulitan siswa dalam menjawab soal materi dimensi tiga. Pada tahap ini juga peneliti memberikan tes
diagnostik awal untuk mendukung informasi dari wawancara peneliti dengan guru. Pada tahap
penyajian data peneliti memberikan tes uraian berupa 4 soal UN sesuai dengan indikator yang telah
dibuat peneliti. Peneliti memeriksa jawaban siswa kemudian memberikan skor berdasarakan pedoman
penskoran. Pada tahap kesimpulan, peneliti mengelompokkan jenis kesalahan siswa yaitu konseptual
dan prosedural kemudian menganalisis kesalahan tersebut. Selain dianalisi peneliti memberikan solusi
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa dalam menjawab soal pada materi dimensi tiga.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penyajian data dari hasil tes siswa untuk mengetahui kesalahan siswa dalam materi dimensi tiga
dijabarkan pada tabel berikut.

Tabel. 1
Persentase Jawaban Benar dan Salah dari Hasil Tes

Jumlah Siswa yang Persentas Jumlah siswa yang Persentase


No
Menjawab Benar e (%) menjawab salah (%)

1 22 84.6 4 15.4
2 18 69.2 8 30.8
3 12 46.2 14 53.8
4 8 30.8 18 69.2

Hasil tes dari tabel di atas adalah menggambarkan bahwa siswa paling banyak menjawab salah
pada soal nomor 4 yaitu 18 orang siswa dengan persentase 69,2%. Soal nomor 4 ini mempunyai
indikator pencapaian kompetensi (IPK) menentukan irisan bangun ruang melalui titik. Soal Nomor 1
adalah soal yang paling banyak dijawab benar oleh siswa yaitu sebanyak 22 siswa yang menjawab benar
dengan persentase 84,6%. Jadi soal yang berkaitan dengan irisan bangun ruang merupakan soal yang
paling sulit bagi siswa.
Setelah mendapatkan berbagai kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa seperti tabel 1.
Selanjutnya pengelompokan kesalahan tersebut dibuat dalam persentase dalam tiap nomor soal terhadap
26 siswa. Persentase tersebut disajikan dalam tabel berikut
Tabel 2. Persentase Kesalahan Siswa Berdasarkan Jenis Kesalahan

Kesalahan
No Soal Kesalahan Prosedural
Konsep

1 10.34 6.67
2 20.69 13.33
Identifikasi Kesalahan Konseptual dan Prosedural Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Dimensi
Tiga, Wandy Suhady, Yenita Roza, Maimunah 499

3 27.59 40.00
4 41.38 40.00
Jumlah 100.00 100.00

Siswa banyak melakukan kesalahan konsep pada menentukan irisan bangun ruang. Terlihat soal
nomor 4 yang paling banyak terjadi kesalahan konsep oleh siswa yaitu 41,38%. Sedangkan untuk
kesalahan prosedural, paling banyak terjadi pada soal nomor 3 dan 4 yaitu masing-masing 40%. Hal ini
menandakan bahwa siswa banyak melakukan kesalahan pada soal mengenai prosedur jarak titik ke
bidang dan irisan bangun ruang. Selain itu siswa kurang memahami konsep menggambar perluasan
garis dan bidang pada suatu bangun ruang. Sering terjadi miskonsepsi dalam menghubungkan titik
dalam satu bidang. Siswa cenderung menghubungkan dua titik yang tidak sebidang. Siswa juga kurang
memahami konsep sumbu afinitas dalam membantu melukis bangun ruang. Untuk kesalahan prosedural
siswa kurang memahami langkah-langkah dalam melukis jarak titik ke bidang sehingga sering terjadi
kesalahan dalam melukis titik tembus yang orthogonal terhadap bidang. Setelah melakukan perhitungan
kesalahan siswa maka selanjutnya dilakukan analisis jenis kesalahan siswa yaitu kesalahan konseptual
dan prosedural. Analisis ini dilakukan bagi siswa siswa yang tidak mencapai KKM yaitu 77.
Kesalahan Konseptual
Gambar di bawah ini adalah bentuk kesalahan konseptual yang dilakukan siswa dalam menjawab
soal nomor 2

Gambar 5. Contoh Kesalahan Siswa Pada Soal Nomor 2


Kesalahan konseptual yang terlihat dari jawaban siswa di atas adalah Siswa salah dalam
menentukan jarak titik ke garis. Siswa menggunakan pendekatan segitiga untuk menentukan jaraknya.
Siswa membuat jarak dari titik A ke BG dengan membuat segitiga ABG kemudian memproyeksikan
titik A tepat di tengah-tengah alas segitiga BG. Jika tinjau dari segi komputasi siswa sudah bisa
mengoperasi bilangan berpangkat dan sudah mampu menggunakan teorema phytagoras. Seharunya
siswa memahami konsep jarak titik ke garis yaitu jarak titik ke garis yang tegak lurus (orthogonal)
apabila titik tersebut disinari pada garis tersebut.
Kemampuan abstraksi dalam menentukan jarak titik ke garis masih lemah bagi siswa. Siswa tidak
memahami secara komprehensif pengertian sinar yang tegak lurus terhadap sebuah garis. Kelemahan
500 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 03, No. 02, Agustus 2019, pp. 494-503

siswa lainnya adalah siswa kurang memahami pendekatan yang perlu digunakan dalam menyelesaikan
dalam menentukan jarak titik ke garis. Hampir semua siswa menjawab soal ini dengan menggunakan
pendekatan segitiga dan teorema Phytagoras padahal siswa dapat menggunakan lansung jika paham
dengan konsep jarak titik ke garis.

Kesalahan konseptual lainnya terlihat pada jawaban siswa dalam menjawaba soal nomor 3.

Gambar 6. Jenis Kesalahan Siswa Konseptual Nomor 2


Untuk soal nomor 3a menentukan jarak titik C ke bidang BDHF siswa mengalami kesalahan
pada melukis jarak titik C ke bidang BDHF. Siswa menganggap jarak titik C ke bidang BDHF
adalah C ke tengah-tengah HB. Proses komputasi juga menjadi masalah bagi siswa. Siswa
menganggap HD merupakan diagonal ruang dan HB sebagai sisi dari kubus. Kebanyakan siswa
salah dalam merepresentasikan bidang yang diambil untuk menentukan jarak titik ke bidang.
Seharusnya siswa terlebih dahulu membuat bidang BDHF dan memproyeksikan titik C ke bidang
1
BDHF dengan cara menghubungkan titik C ke titik A. Sehingga jarak A ke bidang BDHF adalah
2

dari panjang AC.


Soal nomor 3b, siswa tidak bisa melukiskan jarak titik E ke bidang BDG. Siswa lansung
1
menjawab bahwa jarak titik E ke bidang BDG adalah dari panjang diagonal ruang. Seharusnya
3

siswa harus melukis titik tembus titik E ke bidang BDG yang orthogonal, dengan cara
menghubungkan titik E ke C dan menghubungkan titik tengah BD misalkan titik O ke titik G.
Selanjutnya perpotongan antara garis OG dan EH itu adalah jarak antara titik E ke bidang BDG.
Kebanyakan siswa yang tidak mencapai KKM menjawab dengan hal yang serupa. Siswa tidak
mampu melukiskan jarak anatara sebuah titik dan bidang. Sehingga peneliti menyimpulkan
Identifikasi Kesalahan Konseptual dan Prosedural Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Dimensi
Tiga, Wandy Suhady, Yenita Roza, Maimunah 501

kemampuan visual maupun abstraksi siswa masih kurang dan pemahaman konsep jarak titik ke
bidang belum difahami siswa dengan baik.
Kesalahan Prosedural
Gambar di bawah ini adalah bentuk kesalahan konseptual yang dilakukan siswa dalam
menjawab soal nomor 2

Gambar 7. Jawaban Siswa Soal Nomor 4


Jawaban siswa di atas menunjukkan bahwa siswa kurang memahami langkah-langkah dalam
menentukan irisan bangun ruang yang dibentuk oleh titik P, titik Q dan titik R. Siswa lansung
menghubungkan ketiga titik tersebut dan lansung menyimpulkan bahwa bidang tersebutlah yang
menjadi irisan segitiga. Siswa menghubungkan dua buah titik yang tidak sebidang yaitu titik P dan
titik R. Untuk titik P dan titik Q siswa sudah benar karena titik-titik tersebut sebidang. Kemudian
siswa juga ragu dalam melukis perluasan garis dan bidang. Siswa tidak menggunakan pendekatan
sumbu afinitas dalam menentukan irisan bangun ruang. Padahal pendekatan ini sangat penting
untuk membantu melukiskan irisan bangun ruang. Seharusnya siswa harus memahami langkah-
langkah dalam melukis irisan bangun ruang diantaranya:
1. Menghubungkan titik titik yang sebidang
2. Melakukan perluasan terhadap garis dan bidang sesuai kebutuhan
3. Melukis sumbu afinitas
4. Melukis irisan bangun ruang.
Peneliti melihat bahwa kemampuan abstraksi dan visual siswa masih rendah. Hal ini terlihat bahwa
kebanyakan siswa tidak mampu melukis irisan bangun ruang. Sehingga terjadi kesalahan
procedural karena tidak mengikuti langkah-langkah dalam melukiskan irisan bangun ruang.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya dan hasil analisis kesalahan siswa dalam
mengerjakan soal pada materi dimensi tiga disimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa meliputi yaitu kesalahan konseptual merupakan jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan
oleh siswa dalam menjawab soal materi dimensi tiga yaitu sekitar 52%. Kesalahan konseptual dan
502 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 03, No. 02, Agustus 2019, pp. 494-503

kesalahan prosedural terjadi karena rendahnya kemampuan abstraksi dan kemampuan visual siswa.
Kemampuan abstraksi dan kemampuan visual yang dimaksud adalah kemampuan untuk melihat benda
abstrak dan merepresentasikan benda abstrak tersebut ke dalam bidang datar.
Saran yang dapat digunakan untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaiakan soal pada materi dimensi tiga adalah guru sebaiknya menggunakan media
pembelajaran untuk membangun pengetahuan abstraksi siswa dan membimbing siswa dalam
mengerjakan soal-soal pada materi dimensi tiga. Kemudian untuk peneliti selanjutnya untuk dapat
mengidentifkasi jenis kesalahan siswa dari jenis komputasi dan prinsip. Tujuannya agar lebih spesifik
menganalisis kesalahan yang lakukan oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina Nur Hanifah. Penggunaan Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Siswa Kelas VII H SMP
Negeri 2 Mojokerto dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Persamaan Linear Satu
Variabel. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol 3 No.3. 3-4.

Badi Rahmad Hidayat, Bambang Sugiarto, Getut Pramesti. Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Materi Ruang Dimensi Tiga Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa. Jurnal
Pendidikan Matematika Solusi Vol. 1 No. 1. 40.

Badi Rahmad H, Bambang S, Getut P. (2013). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Pada Materi Ruang Dimensi Tiga Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa. Jurnal Pendidikan
Matematika Solusi Vol. 1 No. 1. 43-45.

Desy Yusnia, Harina Fitriyani (2017). Identifikasi Kesalahan Siswa Menggunakan NEWMAN’S
ERROR ANALYSIS (NEA) pada Pemecahan Masalah Operasi Hitung Bentuk Aljabar. Jurnal
Seminar Pendididikan, Sains dan Teknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Muhammadiyah Semarang. 78.
Endah Dwi Yuniyanti (2012). Pembelajaran Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing dengan Media
Modul dan E- LearningDitinjau dari Kemampuan Pemahaman Membaca dan Kemampuan
Berpikir Abstrak. Jurnal Inkuiri. 114.
Evi Febriana (2015). Profil Kemampuan Spasial Siswa Menengah Pertama (SMP) dalam
Menyelesaikan Masalah Geometri Dimnesi Tiga Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Jurnal
Elemen.
Fitria Nur Kusti, dkk (2019). Analisis Kesalahan Penyelesaian Soal Cerita Berdasarkan Kriteria
Watson. Jurnal Review Pembelajaran Matematika 1. 14
Identifikasi Kesalahan Konseptual dan Prosedural Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Dimensi
Tiga, Wandy Suhady, Yenita Roza, Maimunah 503

Ika Kurniasari (2013). Identifikasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Materi
Dimensi Tiga Kelas XI IPA SMA. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika FMIPA UNY. 329

Kholida Agustin, Yulia Linguistika. Identifikasi Kesalahan Siswa Kelas X pada Evaluasi Materi Sifat-
Sifat Bilangan Berpangkat dengan Pangkat Bilangan Bulat di SMA Muhammadiyah 2
Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Matematika Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
489

Madya Vica Anggraini, Made S, Susiswo. Identifikasi Kesalahan Soal Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia. 682.

Rio Pradipta Ananda. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII SMPN 7 Mataram Dalam Menyelesaikan
Soal Garis dan Sudut. Jurnal Media Pendidikan Matematika. 82

Rita Novita (2018). Penyebab Kesulitan Belajar Geometri Dimensi Tiga. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika. 20-21

Sigit Sugiarto (2015). Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal-Soal Dimensi Tiga pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 3. No. 2.
105-107.

Sri Adi Widodo (2013). Analisis Kesalahan Dalam Pemecahan Masalah Divergensi Tipe Membuktikan
Pada Mahasiswa Matematika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 46 N0. 2. 106-113
Titi Solfitri, Yenita Roza (2015). Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal-Soal Geometri Siswa
Kelas IX Se-Kecamatan Tampan Pekanbaru. Prosiding Semirata. 295-303.
Zulfah (2017). Analisis Kesalahan Peserta Didik Pada Materi Persamaan Linear Dua Varibael Di kelas
VIII MTs Negeri Sungai Tonang. Jurnal Cendikia : Pendidikan Matematika.

Anda mungkin juga menyukai