RMK 9
RMK 9
RMK 9
1. Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbale balik.
2. Lebih teliti dan adil dibandingkan metode alokasi langsung maupun metode alokasi
bertahap tidak bertimbal balik.
3. Dapat menghindari tahapan putaran-putaran metode alokasi kont;nyu, jadi waktu dan
biaya alokasi dapat ditekan.
Kelemahan metode alokasi aljabar yaitu pada perusahaan yang memiliki banyak departemen
pembantu, misalnya lebih dari 3 departemen, seringkali ada persamaan tersamar dalam metode
aljabar yang tidak dapat dipecahkan atau diselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah ini dapat
digunakan metode alokasi matrik aljabar yang akan diuraikan secara ringkas pada pembahasan
berikutnya.
Dalam metode ini jml biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar,
misalkan :
X : jml biaya dept X setelah menerima alokasi biaya-biaya dari dept Y
Y : jml biaya dept Y setelah menerima alokasi biaya dept X
X = 3.000.000 + 0,2 Y
Y = 5.000.000 + 0,1 X
X = 3.000.000 + 0,2 Y
X = 3.000.000 + 0,2 (5.000.0000 + 0,1 X)
X = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02 X
X – 0,02 X = 4.000.000
0,98 X = 4.000.000
X = 4.081.633
Y = 5.000.000 + 0,1 X
Y = 5.000.000 + 408.163
Y = 5.408.163
CONTOH SOAL
PT “NURCAHYA” menentukan tarip BOP ditentukan dimuka bulan januari 1995, perusahaan
membuat angggaran BOP dengan kapasitas normal 30.000 jam mesin dengan data produksi
sebagai berikut :
Jenis biaya Tetap/variabel Jumlah
Biaya bahan baku Rp. 5.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 2.500.000
Biaya bahan penolong V Rp. 1.100.000
Biaya depresiasi pabrik T Rp. 500.000
Biaya bahan bakar V Rp. 750.000
Biaya listrik V Rp. 1.600.000
Biaya reparasi & pemeliharaan V Rp. 675.000
Biaya asuransi bangunan T Rp. 800.000
Biaya promosi V Rp. 1.250.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp. 1.400.000
Biaya kesejahteraan karyawan T Rp. 1.050.000
PENYELESAIAN :
1. Berapakah jumlah BOP Tetap dan BOP Variable
BOP Tetap = Rp 4.600.000.
BOP Variabel = Rp 5.525.000.
2. Tarif BOP bulan Januri
a. Jam Mesin :
Tarif BOP tetap = Rp 4.600.000 / 30.000 = Rp 153,3 jam mesin.
Tarif BOP variabel = Rp 5.525.000 / 30.000 = Rp 184,2 jam mesin.
Tarif BOP = (153,3 + 184,2) = Rp 337,5 jam mesin.
b. Biaya bahan baku :
Tarif BOP = (Rp 10.125.000 / 5.000.000) x 100% = 202,5%
c. Biaya tenaga kerja langsung :
Tarif BOP = (Rp 10.125.000 / 2.500.000) x 100% = 405%
d. Jam kerja langsung :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 / 42.000 = Rp 241.
e. Unit produksi :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 / 60.000 = Rp 168,75
3. Hitunglah :
a. BOP tetap = Rp 4.600.000 : 27.500 = 167,3
BOP variabel = 4.750.000 : 27.500 = 172.7
b. Selisih BOP :
BOP yang dibebankan (27.500 x 337,5) Rp 9.281.250
BOP sesungguhnya Rp 9.350.000 -
Selisih BOP (R) Rp 68.750
c. Selisih Anggaran :
BOP sesungguhnya Rp 9.350.000
BOP dianggarkan pada kapasitas :
BOP variabel (27.500 x Rp 184,2) = Rp 5.065.500
BOP tetap Rp 4.600.000 +
Rp 9.665.500 -
Laba Rp 315.500
Selisih kapasitas :
(metode 1)
BOP tetap dianggarkan Rp 4.600.000
BOP tetap dibebankan pd produk (27.500 x Rp 153,3) Rp 4.215.750 -
Rugi Rp 384.250
(metode 2)
Kapasitas dianggarkan 30.000 jam mesin.
Kapasitas dicapai 27.500 -
2.500 jam mesin.
Tarif BOP tetap : Rp 153,3
Selisih kapasitas : (Rp 153,3 x 2500) = Rp 383.250
4. Mencatat pembebanan BOP :
BDP – BOP 9.281.250 –
BOP yg dibebankan – 9.281.250
Mencatat BOP sesungguhnya :
BOP sesungguhnya 9.350.000 –
Berbagai rekening di kredit – 9.350.000
Mencatat penutupan rekening BOP dibebankan ke BOP sesungguhnya dan mencatat
selisih :
BOP dibebankan 9.281.250 –
Selisih kurang BOP 68.750 –
BOP sesungguhnya – 9.350.000
9.3 Mencatat BOP yang Terjadi
Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua: pencatatan biaya overhead pabrik
yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan pencatatan biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Di dalam metode harga pokok pesanan, produk
dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif yang ditentukan di muka. Tarif biaya
overhead pabrik ini dihitung pada awal tahun anggaran, berdasarkan angka anggaran biaya
overhead pabrik. Pembebanan produk dengan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif ini dicatat
dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses dan mengkredit rekening Biaya Overhead
Pabrik yang Dibebankan.
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebit
rekening kontrol Biaya Overhead pabrik Sesungguhnya. Secara periodik (misalnya setiap
akhir bulan), biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif
dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibandingkan, dan dihitung
selisihnya. Pembandingan ini dilakukan dengan menutup rekening Biaya Overhead
Pabrik yang Dibebankan ke dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Dari
contoh di atas, misalnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif
sebesar 150% dari biaya tenaga kerja langsung.
Dengan demikian biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada dap pesanan dihitung
sebagai berikut:
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik kepada pesanan tersebut adalah
sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong Rp300.000 dan
biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp3.000.000 seperti tersebut dalam jurnal # 4 dan # 6):
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi tersebut adalah sebagai
berikut:
Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasar tarif menyimpang
dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, saldo rekening Biaya Overhead Pabrik
yang Dibebankan ditutup ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Jurnal penutup
tersebut adalah sebagai berikut:
Selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dengan biaya overhead Pabrik
yang sesungguhnya terjadi dalam suatu periode akuntansi ditentukan dengan menghitung saldo
rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Setelah jurnal #10 dibukukan, saldo rekening
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya adalah sebagai berikut:
Selisih biaya overhead pabrik pada akhirnya dipindahkan ke rekening Selisih Biaya Overhead
Pabrik. Jika terjadi selisih pembebanan kurang, maka dibuat jurnal:
9.4 Perlakuan terhadap BOP yang Terjadi
Setiap akhir bulan biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan dipindahkan
dari rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya ke rekening selisih biaya overhead pabrik.
Rekening Selisih Biaya Overhead pabrik dicantumkan dalam neraca sebagai beban yang
ditangguhkan (deferred charges) atau deferred credits. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa
selisih biaya overhead pabrik yang terjadi dalam bulan tertentu akan diimbangi dengan selisih
biaya overhead pabrik pada bulan berikutnya.
Pada Gambar di bawah ini memperlihatkan pemindahan selisih biaya overhead pabrik
dari rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya ke rekening selisih biaya overhead pabrik
Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik pada akhir tahun tergantung pada
penyebab terjadinya selisih tersebut. Jika selisih tersebut disebabkan karena kesalahan dalam
penghitungan tarif biaya overhead pabrik, atau keadaan-keadaan yang tidak berhubungan dengan
efisiensi operasi seperti karena perubahan harga bahan penolong dan tarif upah tenaga kerja tidak
langsung maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam rekening-rekening Persediaan Produk dalam
Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok Penjualan. Sebagai akibatnya, harga pokok
produksi yang semula berisi biaya overhead pabrik yang diperhitungkan berdasarkan taksiran
dan disesuaikan menjadi biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
Jika selisih biaya overhead pabrik disebabkan karena ketidakefisienan pabrik atau
kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus
diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan. Tidak ada
alasan yang kuat untuk menaikkan harga pokok persediaan hanya karena ketidak-efisienan atau
adanya kapasitas yang tidak terpakai.
Metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik ini seringkali digunakan tanpa
memperhatikan penyebab terjadinya selisih itu sendiri dengan alasan sebagai berikut:
Manajemen tidak pernah mencoba menentukan penyebab terjadinya selisih biaya
overhead pabrik
Jumlah selisih tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan saldo rekening-rekening
yang akan dibebani dengan pembagian selisih tersebut.
Saldo rekening-rekening Barang Dalam Proses dan Persediaan Produk Jadi biasanya
relatif kecil bila dibandingkan dengan Harga Pokok Penjualan.
Penyajian selisih biaya overhead dalam laporan rugi-laba diilustrasikan pada contoh sebagai
berikut :