Laporan Field Trip Putri
Laporan Field Trip Putri
Laporan Field Trip Putri
RSUD BANYUMAS
(190103073)
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENGESAHAN
Pada,
Ruang : Sadewa
(………………………………) (…………………..)
LAPORAN FIELD TRIP DI RUMAH SAKIT
A. PENDAHULUAN
Dilakukannya Field Trip Keperawatan Jiwa II ini bertujuan untuk memenuhi
tugas PKK II dengan stase jiwa, selain untuk memenuhi tugas juga dilakukan agar
mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan pengkajian pada klien dengan
kondisi gangguan jiwa, mengetahui cara menentukan diagnose keperawatan yang
biasa ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa sesuai hasil pengkajian,
mengetahui penatalaksanaan keperawatan jiwa pada klien gangguan jiwa,
mengetahui obat - obatan yang digunakan pada klien gangguan jiwa.
Selain mempelajari tentang cara berkomunikasi dan proses keperawatan
pada pasien gangguan jiwa, mahasiswa juga dapat mengetahui profil dari RSUD
Banyumas, khususnya Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu.
Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu dibentuk untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan jiwa di semua kelas pelayanan kesehatan jiwa yang
terpadu sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan jiwa bagi individu dan
masyarakat khususnya wilayah Banyumas. Adapun visi dan misi Instalasi Pelayanan
Kesehatan Jiwa Terpadu, sebagai berikut :
Visi : menjadi instalasi kesehatan jiwa yang menyelenggarakan kesehatan jiwa
terintegritas dan komprehensif.
Misi : memberikan pelayanan kesehatan jiwa individu, keluarga, masyarakat secara
holistic dan terpadu.
Adapun pelayanan yang terdapat pada Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa RSUD
Banyumas, meliputi Rawat Inap, Rawat Jalan, Psikologi, IGD, Psikiatri, NAPZA,
Psikiatri Forensik, Gelandangan Psikotik, Ruang. Ruang perawat meliputi :
1. Ruang Arjuna
Merupakan ruang kelas utama dengan pasien GMO (Gangguan Mental Organik),
disini keluarga pasien dapat menemani pasien. Kapasitasnya sejumlah 18
tempat tidur.
2. Ruang Bima
Merupakan ruang kelas dua dengan pasien gangguan jiwa yang dapat terkontrol
dengan psikofarmaka. Kapasitasnya sejumlah 26 tempat tidur.
3. Ruang Sadewa
Merupakan ruangan yang digunakan bagi pasien dengan gangguan jiwa pada
fase akut, biasanya saat pasien pertama kali masuk akan ditempatkan di ruangan
ini. Kapasitasnya sejumlah 42 tempat tidur.
4. Ruang Nakula
Merupakan ruangan yang digunakan untuk pasien yang sudah pada tahap
maintenance, biasanya pasien dari ruang Sadewa yang sudah masuk tahap
maintenance akan ditempatkan pada ruang ini. Kapasitasnya sejumlah 18
tempat.
B. ISI (HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI)
1. Cara perawat melakukan pengkajian kepada klien dengan gangguan jiwa
Cara perawat melakukan pengkajian terhadap pasien yaitu dengan cara
menggali informasi tentang pasien kepada keluarga atau orang – orang terdekat
pasien. Kemudian nanti perawat nanti akan memasukkannya kedalam rekam
medis untuk keperluan pengobatan pasien dan untuk menentukan apa diagnose
yang tepat untuk pasien.
Perawat juga akan melakukan pengkajian secara langsung terhadap pasien
jika pasien sudah kooperatif atau ketika diajak ngobrol sudah nyambung. Namun
ketika tiba – tiba pasien menangis atau bahkan marah – marah pengkajian
dihentikan meskipun data yang diperoleh belum lengkap. Pengkajian yang biasa
dilakukan perawat diantaranya :
a. Alasan kenapa pasien masuk
b. Faktor predisposisi, faktor pendukung. Maksudnya adalah faktor yang
melatarbelakangi kenapa seseorang terkena gangguan jiwa. Misalnya, faktor
genetic, faktor personality, dan periode perkembangan kritis yaitu seseorang
akan belajar untuk mengenali dan mencari solusi terbaik dalam menghadapi
setiap masalah yang datang untuk dapat diadaptasikan sesuai dengan
keadaan yang sehat. Sehingga apabila seseorang tidak mampu mengatasi
berbagai stressor yang ada pada periode perkembangan kritis ini akan dapat
menimbulkan berbagai masalah kesehatan jiwa.
c. Faktor presipitasi, yaitu faktor yang mencetuskan terjadinya gangguan jiwa
pada seseorang untuk pertama kalinya. Misalnya, faktor fisik dan faktor
psikis
d. Pola hubungan social
e. Konsep diri
Citra tubuh / kesadaran seseorang melihat tubuh dan dirinya sendiri
Identitas
Ideal diri / harapan dan cita – cita tentang dirinya sendiri,
Peran / sikap perilaku ,
Harga diri / persepsi tentang seberapa banyak kesesuaian tingkah
laku dengan ideal dirinya.
f. Status mental
g. Mekanisme koping
2. Memberikan psikofarmaka
NO RENCANA INTERAKSI
1. Pra Interaksi
Mencari data pasien
Eksplorasi perasaan
Rencana kegiatan :
Tema :
Waktu :
Tempat :
2. Orientasi
Salam terapeutik “Selamat pagi bu”
Perkenalkan diri “Perkenalkan saya Perawat Putri biasa di
panggil mba Putri”
Klarifikasi panggilan pasien “Benar dengan ibu A? ibu sukanya
di panggil siapa ?”
Peran “Saya adalah mahasiswi praktik dari Universitas
Harapan Bangsa Purokerto, saya yang bertugas dari jam 07.00
sampai 14.00 nanti”
Tanggung jawab “Saya yang merawat ibu A bersama dengan
tim saya ada perawat A, B, C, D, E”
Tema kegiatan “ Nanti kita berbincang – bincang alasan
mengapa ibu A dirawat disini”
Tujuan “Tujuannya, saya ingin mendapatkan data langsung
dari ibu”
Tempat dan waktu “Nanti tempatnya disini saja waktunya 10
menit ya bu”
Kerahasiaan “ibu A tidak usah khawatir, data yang saya
peroleh akan saya rahasiakan dan hanya digunakan untuk
kepentingan pengobatan”
3. Kerja
Memberi kesempatan pasien untuk bertanya “Sebelum kita
mulai, ada yang mau ibu A tanyakan ?”
Menanyakan keluhan “Atau ada yang ibu A keluhkan ?”
Memulai dengan baik “Baiklah kalau tidak ada, bisa kita mulai
ya bu”
Melasanakan kegiatan
- Apa alasan masuk
- Faktor predisposisi
- Faktor presipitasi
- Pola hubungan social
- Konsep diri
Citra tubuh
Ideal diri
Peran
Identitas
Harga diri
- Status mental
- Mekanisme koping
4. Terminasi
Membuat kesimpulan “Baiklah, dapat saya simpulkan ibu A
dibawa kesini karena depresi faktor ekonomi”
Memberikan reinforcement “Bagus sekali ibu A sudah mau
berbinang dengan saya”
Merencanakan tindak lanjut dengan pasien “Baiklah, ibu A
nanti kita ngobrol lagi, kita ngobrol tentang masalah ibu A
yaitu tentang bagaimana ibu A saat depresi”
Melakukan kontrak “Mau jam berapa kita ngobrol bu ?
tempatnya mau dimana ?”
Mengakhiri terminal dengan cara yang baik “Baiklah, ibu A
sekarang bisa kembali ke ruangan untuk istirahat”
Salam “Selamat pagi”
C. PEMBAHASAN
Pengkajian keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses keperawatan
dengan tujuan mengumpulkan informasi dan data – data pasien. Supaya dapat
mengidentifikasi masalah – masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien,
baik fisik, mental, social dan lingkungan. Pengkajian pada pasien dengan gangguan
jiwa diantaranya :
- Identitas pasien
- Keluhan utama / alasan masuk
- Faktor predisposisi
- Faktor presipitasi
- Penilaian stressor
- Sumber koping
- Mekanisme koping
D. PENUTUP
Setelah melakukan field trip selama 5 hari mulai tanggal 21 – 25 Desember
2021 di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas, banyak
kegiatan yang dapat kami observasi meliputi bagaimana cara melakukan
pengkajian, bagaimana cara komunikasi terapeutik kepada pasien dengan gangguan
jiwa, apa saja psikofarmaka / obat – obatan yang diberikan kepada pasien,
bagaimana teori modalitas keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa salah
satunya adalah Terapi Aktivitas Kelompok, dimana kita dapat memahami
bagaimana proses terapi secara langsung pada pasien gangguan jiwa.
Dan dengan adanya ini kita juga berkesempatan untuk mengobrol secara
langsung dengan pasien gangguan jiwa. Dan dari sini kita bisa bersyukur masih
diberikan jiwa yang sehat, masih bisa berpikir secara optimal, dan bisa menjadi
pengalaman dan pembelajaran yang mengesankan, menyenangkan.