Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan KK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Nama : Lince Lestari Siagian

NIM : 1834014
Prodi : DIV TLM/Reguler

Tanggal : 30-11-2021
Praktikum ke : 4
Judul : Pemeriksaan ALT (Alanin Aminotransferase)
Tujuan : 1. Mendeteksi kelainan atau gangguan pada fungsi hati
2. Mengetahui adanya kenaikan enzim transminase
3. Mengukur jumlah enzim dalam darah
Metode : Kinetik UV IFCC (International Federation Of Clinical Chemistry)
Prinsip : L-alanin direaksikan dengan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim ALT
membentuk L–glutamate dan piruvat. Piruvat yang terbentuk akan mereduksi
NADH dengan bantuan enzim laktat dehidrogenase (LDH) membentuk L-
laktat dan NAD+ . Aktivitas katalitik ALT ditentukan dengan mengukur
penurunan absorban.

2 – ketoglutarate + L-alanine ALT L-glutamate + Pyruvite + NADH + H +


LDH Lactate

Alat : Architect ci4100


Reagen :
 Reagen ALT
Lot: 59303UQ03
Tanggal Kadaluarsa: 10-2023
Bahan control:
 Multichem S Plus (Assayed)
Lot: 10005201
Tanggal Kadaluarsa: 10-2021
Sampel : Serum
Identitas Pasien

 No. pasien : 2111008750


 No RM : 01-07-75-45
 Nama : Tn. B

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 1


 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Usia : 51 tahun (26-12-1969)
 Dokter Pengirim : dr. Yulianti
 Tanggal Order : 30-11-2021
 Tanggal Terima : 30-11-2021
 Tanggal Selesai : 30-11-2021

Keterangan sampel

 Jenis specimen : 1 tabung darah tutup merah (tanpa anti koagulan)


 Volume specimen : 3 ml
 Identitas spesimen : Tabung darah sudah ditempel barcode identitas pasien

Cara kerja :
a. Menyalakan Instrumen Architect
1. Pastikan kabel power ke UPS / stabilizer tersambung
2. System start up, pause dan shutdown ON
3. Pengaturan inventory consumable (untuk mengosongkan limbah padat atau cair,
menambah RV, menambah wash buffer, mengganti pre trigger solution,
mengganti trigger solution)
4. Konfigurasi :
- Instal essay baru
- Konfigurasi control
b. Pengerjaan control
Pembacaan bahan control dilakukan setiap hari sebelum melakukan pemeriksaan
pasien, dipastikan bahwa nilai control baik dan sesuai dengan ketentuan PMI.
c. Pengukuran kalibrator
Pembacaan bahan kalibrator dilakukan saat bahan control atau reagen menggunakan
lot baru, hasil control harian tidak baik, stabilitas kalibrasi telah habis dan jika terjadi
pemindahan alat.
d. Pengerjaan sampel
1. Bila anda kerja dengan sampel barcode, gunakan barcode scanner untuk scan
barcode

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 2


2. Jika sampel/wadah sudah terdapat barcode maka akan bekerja otomatis pada alat
1) Jika tabung specimen tidak terdapat barcode, maka:
- Klik order, pilih order patient
- Pada kolom C isilah nomor kode rak tabung
- Pada kolom P masukkan urutan posisi tabung dirak
- Pada kolom SID masukkan barcode 4 angka terakhir (No. Lab)
- Klik sample detail
- Pada kolom PID diisi nama pasien
- Kemudian pilih parameter pemeriksaan
- Add order
2) Maka alat secara otomatis melakukan pemeriksaan
- Tunggu beberapa saat, maka alat akan menampilkan hasil
pemeriksaan, untuk melihat hasil :
- Klik result
- Result histored
- Cari nama atau kode pasien

Hasil pemeriksaan:
Pemeriksaan Result Satuan

ALT 53,6 U/L

Nilai Rujukan:
 0 – 50 U/L

Interpretasi Hasil:
Dari hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil Alanin Aminotransferase pasien dalam
keadaan meningkat

Pembahasan:

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 3


Alanin Aminotransferase (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama banyak di
temukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosisi dekstruksi hepatoseluler. Enzim ini
juga di temukan dalam jumlah sedikit dalam otot jantung, ginjal, serta otot rangka.

Alanine aminotransferase (ALT) atau Serum Glutamic Pyruvic transaminase (SGPT)


merupakan enzim yang keberadaan dan kadarnya dalam darah dijadikan penanda terjadinya
gangguan fungsi hati. Enzim tersebut normalnya berada pada sel-sel hati. Kerusakan pada
hati akan menyebabkan enzimenzim hati tersebut lepas ke dalam aliran darah sehingga
kadarnya dalam darah meningkat dan menandakan adanya gangguan fungsi hati (Widarti &
Nurqaidah. 2019).
Pemeriksaan fungsi hati merupakan salah satu pemeriksaan kimia klinik yang sering di
minta oleh dokter. Hal ini di karenakan peran hati sebagai organ tubuh yang penting dan
merupakan organ pusat metabolisme. Hati menerima pasokan darah dari sirkulasi sistemik
melalui arteri hepatica dan menampung aliran darah dari sistem porta yang mengandung zat
makanan yang diabsorpsi di usus. Dua macam enzim yang sering dihubungkan dengan
kerusakan sel hati termasuk dalam golongan aminotransferase. Pada penyakit hati kadar
SGOT (Serum Glutamic Oxalacetic Transminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic
Transminase) dalam serum cenderung berubah sejajar. Jika sel hati mengalami kerusakan,
maka enzim-enzim itu yang dalam keadaan normal terdapat didalam sel dan masuk kedalam
peredaran darah. Semakin banyak sel-sel hati yang rusak maka semakin tinggi pula kadar
SGOT atau SGPT yang terukur didalam darah (Hasni; Syarif, J; Darwis, I. 2018). Kadar
ALT/SGPT sering kali di bandingkan dengan untuk tujuan diagnosstik. ALT meningkat lebih
khas daripada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut.
Persiapan pasien sangat memperngaruhi dalam pengeluaran hasil yang sebenarnya.
Jika ditemukan hasil tidak sesuai dengan klinis pasien, maka laboratorium akan melakukan
pemeriksaan ulang dengan bahan yang sama atau mengambil sampel baru lagi.

 Pre Analitik
 Dalam melakukan pemeriksaan, permintaan test yang jelas sangatlah penting agar
sesuai dengan apa yang diminta dokter pengirim untuk membantu menegakkan
diagnose. Nama dokter harus tercantum jelas disertai dengan tanda tangan dokter agar
pemeriksaan yang akan dilakukan menjadi legal. Keterangan klinik/diagnosis
sementara pun harus dicantumkan untuk membantu petugas laboratorium

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 4


mencocokkan hasil yang didapat dengan klinis pasien. Pada pemeriksaan ini
permintaan pemeriksaan sudah jelas dan sesuai.
 Identifikasi pasien meliputi identitas pasien yang terdiri dari nama pasien, jenis
kelamin, tanggal lahir atau usia, alamat pasien, No RS, Bangsal, tanggal sampel di
ambil , konsumsi obat dan jam puasa pasien. Beberapa obat dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan ALT, pasien pun. Hal ini bertujuan untuk menjadi dokumentasi bahwa
benar pasien tersebut melakukan pemeriksaan laboratorium dan untuk menghindari
adanya sampel yang tertukar atau salah pelabelan maupun kesalahan dalam pemipetan
serum pasien serta dapat menjadi catatan persiapan pasien yang dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan.
Pada pemeriksaan ini, identitas pasien seperti nama, jenis kelamin, tanggal
lahir/usia, no RM, no RS dan asal rujukan pasien telah diisi dengan lengkap.
Sedangkan untuk konsumsi obat dikarenakan tidak adanya konsumsi obat pada pasien
telah memenuhi syarat.
 Spesimen untuk pemeriksaan ALT jenis sampel bisa darah tanpa anti koagulan,
plasma EDTA maupun plasma heparin (Kepmenkes, 2010), wadah yang digunakan
bisa tabung darah biasa, Centrifuge sampel yang mengandung endapan sebelum
melakukan pengujian, stabilitas selama > 3 hari aktivitas turun 17% pada suhu 20-
25℃, > 3 hari aktivitas turun 10% pada suhu 4℃, 7 hari pada suhu - 20 ℃. Volume
sampel darah disesuaikan dengan tabung yang dipakai. Sampel harus beku dahulu
sebelum dilakukan sentrifugasi, sampel tidak boleh hemolisis karena dapat
menggangu hasil pemeriksaan.

Pada praktek ini, keberterimaan specimen sudah sesuai dengan prosedur dan persyaratan
specimen yang telah ditetapkan.

Identitas

Yang harus ada Temuan

Pasien

Nama Ada

Jenis Kelamin Ada

Tanggal Lahir/Usia Ada

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 5


Alamat Ada

Nomor RS Ada

Nomor RM Ada

Asal rujukan pasien/Bangsal Ada

Konsumsi Obat Tidak Ada

Peminta Pemeriksaan

Nama Dokter Ada

Keterangan Klinis/diagnose sementara Ada

Pemeriksaan yang diminta Ada

Tanda tangan Dokter Ada

Kesimpulan: Dari data identitas pasien yang diterima, disimpulkan data pasien
nomor order 2111008750 sesuai untuk dilakukan pemeriksaan.

Spesimen

Syarat keberterimaan specimen untuk Temuan


pemeriksaan :

Jenis Spesimen Darah dengan tanpa anti koagulan

Volume/Jumlah 1 tabung (3 ml)

Kondisi/Kelayakan Layak (Ikterik/Lipemik/Hemolisis)

Anti Koagulan Tidak ada

Wadah Sesuai

Ada Bekuan/Tidak -

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 6


Stabilitas Sesuai

Kesimpulan: Dari syarat keberterimaan spesimen, disimpulkan bahwa spesimen


nomor order 2111008750 layak untuk diperiksa.

 Analitik:
Tahap analitik meliputi mulai dari spesimen yang siap diperiksa dengan instrumen
laboratorium sampai didapatkan hasil pemeriksaannya. Menyiapkan reagen, melakukan
perawatan peralatan laboratorium secara teratur, melakukan pemantapan mutu internal
(periode pendahuluan dan periode control) secara rutin, menggunakan metode
pemeriksaan yang andal dan teknisi laboratorium yang kompeten akan mengurangi
kesalahan yang dapat terjadi pada tahap analitik (Kahar, 2005).
Dalam pemeriksaan Alanin Aminotransferase (ALT) ini menggunakan metode Kinetik
UV IFCC (International Federation Of Clinical Chemistry). Metode ini merupakan
metode standar yang telah direkomendasikan oleh lembaga resmi yaitu WHO/IFCC
(Kepmenkes, 2010). Pada pemeriksaan ini metode yang digunakan telah sesuai dengan
prosedur atau instruksi kerja, sehingga pemeriksaan Gamma GT dapat dilakukan.
Fase Analitik
Syarat/kegiatan Temuan
Pemeriksaan spesimen Dilakukan dan Sesuai SPO
Pemeliharaan dan kalibrasi alat Dilakukan dan Sesuai SPO
Uji kualitas reagen Dilakukan dan Sesuai SPO
Uji presisi dan akurasi (verifikasi metode) Dilakukan dan Sesuai SPO
Pemantapan Mutu Internal Dilakukan dan Sesuai SPO
Kesimpulan: Pemeriksaan ALT dalam spesimen telah dilakukan sesuai dengan
prosedur.

Interferensi dan sumber variabilitas pada pemeriksaan ini:


a. Sampel tidak boleh ikterik (Bilirubin < 20 mg/dl)
b. Sampel tidak boleh hemolisis (Hemoglobin < 10 g/L)
c. Sampel tidak boleh lipemik (Triglyceride < 2 g/L)
d. Obat-obat yang dapat mempengaruhi kadar ALT yaitu seperti salisilat
Interpretasi Klinis

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 7


1) Peningkatan 20 – 50 kali dari nilai rujukan pada :
 Hepatitis virus atau karena obat
2) Peningkatan 10 - < 20 kali dari nilai rujukan pada :
 Hepatitis kronis
 Mononukleosis infeksiosa
 Kolestasis atau kolesistitis
3) Peningkatan < 10 kali dari nilai rujukan pada :
 Sirosis hepatitis
 Hepatitis karena alkohol
 Obstruksi tractus biliaris
4) Peningkatan sedang 3 – 10 kali dari nilai rujukan pada :
 Gagal ginjal
 Infark miokard akut
 Pancreatitis akut
 Penyakit jantung kongestif
 Trauma intestinal
 Trauma otot
5) Peningkatan 1 – 2 kali dari nilai rujukan pasa :
 Kongesti hepatic

 Pasca analitik
 Dilakukan verifikasi hasil
Verifikasi hasil adalah upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan
kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik, analitik sampai pasca analitik
dengan melakukan pengecekan setiap tindakan/proses pemeriksaan.
Tahap pra analitik meliputi pemeriksaan formulir permintaan pemeriksaan apakah
sudah lengkap, Tahap analitik meliputi persiapan reagen, persiapan specimen, waktu
inkubasi telah sesuai atau tidak, pemeriksaan apakah telah menggunakan alat yang
terkalibrasi, kegiatan evaluasi atau monitoring hasil PMI hari itu apakah telah sesuai,
melakukan kesesuaian hasil dengan parameter lain yang diperiksa dan pembacaan
hasil apakah factor perhitungan dan pengukuran telah sesuai. Tahap pasca analitik
meliputi pelaporan hasil. Dalam pelaporan hasil harus diamati apakah hasil print out
dari alat tidak salah tempel, hasil harus terbaca dengan jelas, nilai rujukan telah

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 8


sesuai dengan metode yang digunakan, pemberian tanda untuk hasil yang berada
diluar nilai rujukan dan catatan bila diperlukan.

Verifikasi Hasil

Syarat/Kegiatan Temuan

Tahap Pra analitik

Formulir permintaan Ada/sesuai prosedur

Persiapan pasien Sesuai prosedur/intruksi kerja

Pengambilan dan penerimaan specimen Sesuai prosedur/intruksi kerja

Penanganan specimen Sesuai prosedur/intruksi kerja

Persiapan sampel Sesuai prosedur/intruksi kerja

Kelayakan spesimen Layak

Tahap Analitik

Persiapan reagen Sesuai prosedur/intruksi kerja

Alat Sesuai prosedur/intruksi kerja

Pipetasi reagen dan persiapan sampel Sesuai prosedur/intruksi kerja

Inkubasi Sesuai prosedur/intruksi kerja

Pemeriksaan Sesuai prosedur/intruksi kerja

Pembacaan hasil/perhitungan Sesuai prosedur/intruksi kerja

PMI Sesuai prosedur/intruksi kerja

Tahap Pasca Analitik

Pencatatan hasil Sesuai prosedur/intruksi kerja

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 9


Pelaporan hasil Sesuai prosedur/intruksi kerja

Kesesuaian dengan parameter lain Sesuai prosedur/intruksi kerja

Kesimpulan: Kegiatan tahap praanalitik, analitik sampai pasca analitik sesuai


dengan prosedur atau pedoman.

 Dilakukan Validasi hasil


Validasi hasil meliputi kegiatan evaluasi atau melakukan kesesuaian hasil dengan
keterangan klinis pasien, dan sumber variabilitas pasien (biologi), juga kesesuai dengan
pengaruh variabilitas non biologi

Validasi Hasil

Syarat Temuan

Administratif Sesuai

Praanalitik, analiti, dan pasca analitik Sesuai

Interferensi

Penyakit Tidak ada

Hemolisis Tidak ada

Ikterik Tidak ada

Lipemik Tidak ada

Lain lain (sebutkan)

Sumber Variabilitas

Obat salisilat Tidak ada

Kesesuaian dgn parameter lain Sesuai

Kesimpulan: tidak terdeteksi factor eksternal yang berarti yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan, hasil pemeriksaan sesuai dengan kondisi pasien sehingga hasil dapat
dikeluarkan

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 10


Kesimpulan:
Dari kegiatan praktek pemeriksaan Alanin Aminotransferae (ALT) telah dilakukan kegiatan
untuk menjaminan mutu hasil pemeriksaan, dimulai dari tahap pra analitik, analitik hingga
pasca analitik telah dilakukan sesuai prosedur/instruksi kerja yang telah ditetapkan. Tahap
kegiatan laboratorium ini penting untuk dilaksanakan sebaik mungkin, agar mendapatkan
hasil pemeriksaan yang akurat, dapat dipercaya dan berkualitias tinggi, mempunyai ketelitian
dan ketepatan sehingga membantu klinisi dalam rangka menegakkan diagnosa, pengobatan
atau pemulihan kesehatan pasien yang ditanganinya.

(Lince Lestari Siagian)


NIM: 1834014

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 11


Referensi

Insert kit ALT


Widiarti & Nurqaidah (2019). Analisis Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT)
Dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase (SGOT) Pada Petani Yang Menggunakan
Pestisida. 10 (1)

Hasni, H., Syarif, J., & Darwis, I. (2018). Gambaran Hasil Pemeriksaan Sgot Dan Sgpt Pada
Penghirup Lem Di Jalan Abdul Kadir Kota Makassar. Jurnal Media Laboran, 8(2),

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1972 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemeriksaan


Kimia Klinik. (2010) Jakarta: keputusan Menteri Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang


Benar.. 2013. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Interpretasi Klinis, 2011

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 12


 Scan Formulir Pemeriksaan

Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 13


Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 14

Anda mungkin juga menyukai