Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

KMB Psoriasis

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN KEBUTUHAN

ISTIRAHAT DAN TIDUR AKIBAT GANGGUAN INTEGUMEN (PSORIASIS)

Dosen Pengampu :

INDRIANA NOOR ISTIQOMAH, S.Kep, Ns, M.Kep


Disusun Oleh :

Alifia Zettira Nadia Rahma 202303101112


Nabela Alfiyatu Zuhro 202303101091
Atiqoh Qurrotul „Aini 202303101038
Belqist Izzatul Karomah 202303101117
Nabila Maharani 202303101044
Rizka Lailatul Amalia 202303101047
Faradhika Martatya Salenda 202303101069
Siti Mabruroh 202303101053
Eka Ilmiatur Rohma 202303101130
Ira Nurfaida 202303101089
Irvanda Firman Kusuma Atmaja 202303101045

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG
2022
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN TIDUR AKIBAT PSORIASIS

A. Definisi
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik yang
kuat dengan karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis
disertai manifestasi vaskuler. Psoriasis satu penyakit kulit termasuk di dalam
kelompok dermatosis eritroskuamosa, dengan lesi berupa makula eritem berbatas
tegas, ditutupi oleh skuama kasar berlapis, berwarna putih bening seperti mika,
disertai fenomena tetesan lilin dan tanda Auspitz. (Reynol, 2020).

B. Etiologi
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini diwariskan
secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan,
namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain :
1. Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan,
luka bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan hal ini
merupakan mekanisme fenomena Koebner. Khas pada psoriasis timbul setelah 7-
14 hari terjadinya trauma.
2. Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan
psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus
tertentu, namun menghilang setelah infeksinya sembuh
3. Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada
musim penghujan akan kambuh.
4. Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung
membaik selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan
setelah melahirkan. Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul pada
waktu hamil dan setelah pengobatan progesteron dosis tinggi.
5. Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun
pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya
psoriasis. Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa
penderita. 6. Obat-obatan - Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-
kadang dapat memperberat psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia. -
Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat
menimbulkan efek “withdrawal”. - Lithium yang dipakai pada pengobatan
penderita mania dan depresi telah diakui sebagai pencetus psoriasis. - Alkohol
dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis. - Hipersensitivitas
terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat menimbulkan psoriasis
pustulosa generalisata.
C. Tanda & Gejala
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat
predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah
lumbosakral.Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak)
dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis,
kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat
fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih
pada goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah
berbintik-bintik yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya
garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan
disebut kobner. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas
yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

Gejala dari psoriasis antara lain :

 Mengeluh gatal ringan


 Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.
 Terdapat fenomena tetesan lilin
 Menyebabkan kelainan kuku

D. Mekanisme Terjadinya Gangguan Tidur pada Psoriasis


Tidur merupakan hal yang esensial untuk melakukan kerja secara fungsional
dan menjaga tubuh tetap sehat secara psikologis dan fisiologisnya dan psoriasis
mempunyai efek langsung terhadap perkembangan dari gangguan tidur karena gejala
pada kulitnya (Jensen et al., 2018). Kulit bekerja sebagai mediator primer untuk
mengatur temperatur inti tubuh pada ritme sirkadian. Penurunan temperatur inti tubuh
pada malam hari penting sebagai mekanisme mulainya tidur. Suhu inti tubuh dapat
menurun karena penurunan produksi panas dari metabolisme, peningkatan aliran
darah pada kulit serta dilatasi pembuluh darah distal, dan penurunan panas dan trans-
epidermal water loss (TEWL). Gatal juga sebagai salah satu faktor yang
menyebabkan gangguan tidur dan juga diregulasi oleh ritme sirkadian. Ambang batas
gatal manusia menurun pada malam hari karena menurunnya kortisol, menurunnya
fungsi barier epidermal, dan peningkatan gradien suhu kulit dari distal ke proksimal
(Simolensky etal., 2015). Hal ini menyebabkan gatal pada psoriasis biasanya
bermanifestasi terutama pada malam hari dan menjelang tidur yang akhirnya dapat
mengganggu tidur (Gupta, Simpson and Gupta, 2016).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Lakukan pengkajian pada identitas klien dan isi identitasnya yang meliputi : nama,
jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, dan tanggal pengkajian
2. Keluhan utama
Sering menjadi alasan utama untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tampat predileksi,
yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstermitas
bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosacral.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Penderita penyakit psoriasis menampakan gejala penderita biasanya mengeluh
adanya gatal ringan pada tempat-taempat predileksi, yakni pada kulit kepala,
perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstermitas bagian ekstensor terutama
siku dan lutut, dan daerah lumbosacral. Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak
yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata.
Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.
4. Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat merokok, minuman beralkohol.
5. Riwayat kesehatan keluarga : Ada atau tidak keluarga yang pernah menderita
penyakit psoriasis
6. Data dasar pengkajian pasien
7. Riwayat tidur
 Kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
 Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
 Kebiasaan/pun saat tidur
 Lingkungan tidur
 Dengan siapa pasien tidur
 Obat yang di konsumsi sebelum tidur
 Asupan dan stimulant
 Perasaan pasien mengenai tidurnya
 Apakah ada kesulitan tidur
 Apakah ada perubahan tidur
B. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan nyeri berdasarkan PQRST
P : Provokatif / Paliatif (Penyebab) kaki
 Terkelupasnya lapisan kulit S : Skala Seviritas (Keparahan)
Q : Qualitas / Quantitas  Skala nyeri 4 (nyeri sedang)
 Nyeri terasa cekot cekot T : Timing (Waktu)
R : Region / Radiasi (Penyebaran)  Pada waktu malam hari
 Nyeri yang di rasa terdapat di
C. Pemeriksaan diagnostic
Pemerikasaan tambahan seperti sleep wake diaries, aktigrapi, polisomnograpi
telah dilakukan untuk membantu diagnosis walaupun validitasnya masih terbatas.
Sleep wake diaries merupakan pencatatan waktu tidur yang dilakukan selama 1-2
minggu, pencatatan ini berguna untuk menegakkan pola tidur, variasi pada jam tidur,
gangguan tidur dari hari kehari.
Aktigrafi merupakan metode objektif untuk mengevaluasi pola tidur dan
beraktivitas dengan menggunakan peralatan yang sensitif terhadap gerakan,
digunakan pada pergelangan tangan yang tidak dominant. Pada penelitian yang valid
menunjukan hubungan antara pola aktigrafi dan tidur yang dinilai melalui
polisomnografi, walaupun aktigrafi dapat melebih-lebihkan jumlah nyata dari tidur.
Aktigrafi bertujuan untuk memeriksa pola-pola yang terjadi secara temporal,
variasinya dan respon terhadap pengobatan. Aktigrafi digunakan dalam mengevaluasi
gangguan ritme sirkadian tapi belum sepenuhnya valid. Polisomnografi merupakan
alat yang paling sensitif untuk membedakan tidur dan terjaga. Pemeriksaan dengan
alat ini tidak rutin digunakan untuk mengevaluasi insomnia kronik karena pada
banyak kasus hanya mengkonfirmasi laporan subjektif dari pasien tanpa
mengindikasikan penyebab pasien terjaga, tapi pada situasi tertentu polisomnografi
sangat berguna seperti pada sleep apnea, periodic limb movement, atau parasomnia.
Pada pasien dengan keluhan tidak wajar atau riwayat respon terhadap pengobatan
tidak baik dapt dilakukan pemeriksaan polisomnografi.

D. Diagnose keperawatan
(D.0055) Gangguan Pola Tidur
Definisi :
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Penyebab :
- Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
- Kurang kontrol tidur
- Kurang privasi
- Restraint fisik
- Ketiadaan teman tidur
- Tidak familiar dengan peralatan tidur

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif Objektif

- Mengeluh sulit tidur (tidak tersedia)


- Mengeluh sering terjaga
- Mengeluh tidak puas tidur
- Mengeluh pola tidur berubah
- Mengeluh istirahat tidak cukup
Gejala dan Tanda Minor:

Subjektif Objektif

Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait:

- Nyeri/kolik
- Hypertirodisme
- Kecemasan
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Kehamilan
- Periode pasca partum
- kondisi pasca operasi

E. Intervensi keperawatan
Dukungan Tidur (L.05174)
Observasi
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi fak tor penganggu tidur
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
- Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
- Terapeutik
- Modifikasi lingkungan Batasi waktu tidur siang
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal rutin tidur
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan unruk menunjang
- siklus tidur terjaga

Edukasi

- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit


- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- anjurkan menghindari makanan/minuman penggangu tidur
- anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor tehadap tidur
REM
- ajarkan factor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
- ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi lainya

F. Implementasi Keperawatan Berdasarkan SIKI


 Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur klien
 Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan psikologis)
 Mengidentifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
 Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
 Menganjurkan menghindari makanan / minuman yang mengganggu tidur (mis.
Kopi, the, alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
tidur).
 Menerapkan jadwal waktu tidur rutin
 Menganjurkan relaksasi otot autogenic atau cara non farmakologis lain (napas
dalam).

 Implementasi Tindakan Hipnosis Lima Jari


Salah satu terapi non Farmakologis yang digunakan untuk memperbaiki
kualitas tidur lansia adalah Hipnosis lima jari. Hipnosis lima jari dapat mempengaruhi
pernapasan, denyut jantung, denyut nadi, tekanan darah, mengurangi ketegangan otot
dan koordinasi tubuh, dan memperkuat ingatan, meningkatkan produktivitas suhu
tubuh, serta mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan stres. Sebagian besar
perubahan fisiologis terjadi akibat aktivitas dua sistem neuroendokrin yang
dikendalikan oleh hipotalamus yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal.
Teknik ini menciptakan tanggapan emosional dan efek yang menenangkan. Terapi
hipnosis ini bertujuan membantu menyelesaikan masalah pikiran/emosi yang
dirasakan oleh penderita insomnia atau susah tidurdengan cara mengatasi penyebab
masalah yaitu penyebab aktifnya pikiran saat waktunya istirahat tidur.

 SOP Hipnosis Lima Jari

Pengertian Relaksasi lima jari adalah salah satu teknik relaksasi


dengan metode pembayangan atau imajinasi yang
menggunakan 5 jari sebagai alat bantu.
Tujuan Mengurangi gejala insomnia
Alat & Bahan Persiapan alat berupa pemutar musik atau
semacamnyayang bisa digunakan untuk memutar
musik relaksasi.
1. Anjurkan klien untuk mengatur posisi senyaman
mungkin
2. Mainkan musik relaksasi.
3. Instruksikan klien melakukan relaksasi nafas
dalam terlabih dahulu (kurang labih satu menit saja)
dengan menutup mata.
4. Tuntun klien melakukan relaksasi lima jari dengan
kalimat berikut
5. Bayangkan bahwa anda berada di suatu tempat yang
paling indah yang pernah anda kunjungi (sambil
menyentuh ibu jari dan jari telunjuk)
6. Rasakan suasana dan udara yang ada di tempat
tersebut nikmati keindahannya dengarkan kicauan
burung-burung yang bernyanyi riang ucapkan dalam
hati “betapa merdunya.... betapa indahnya.... betapa
mengasyikkannya... berada di tempat ini”.
7. Bayangkan bahwa di tempat itu orang-orang yang
anda cintai berada di samping anda (sambil
menyentuhkan ujung jari tengah ke ujung ibu jari).
8. Nikmati kebahagian yang Anda rasakan ucapkan
dalam hati “betapa bahagianya saya saat ini”.
9. Bayangkan bahwa orang yang anda cintai tersebut
memberikan pujian yang paling indah untuk anda
(sambil menyentuhkan ujung jari manis ke ujung
ibu jari).
10. Rasakan betapa bahagianya anda nikmati
kebahagian itu sambil tersenyum. Katakan lagi
dalam hati “betapa bahagianya saya saat ini”.
11. Bayangkan bahwa orang yang Anda cintai juga
memberikan hadiah yang Anda inginkan selama ini
(sambil menyentuhkan ujung jari kelingking dengan
ujung ibu jari).
12. Rasakan betapa bahagianya Anda saat ini... dan
ucapkan lagi dalam hati sambil tersenyum “saya
semakin bahagia... saya sangat bahagia”.
13. Baiklah saya akan memberikan anda waktu
untukberistirahat dan terus menikmati kebahgian
ketengan dan kenyamanan tersebut selama 5 menit
(tunggu sampai 5 menit).
14. Bagus sekali kini anda benar-benar telah menikmati
suasana rileks nyaman tenag dan penuh
kebahagiaan. Saatnya anda bangun dalam kondisi
yang sangat segar.Saya akan menghitung maju dari
1. Pada hitungan ketiga anda akan terbangun dalam
kondisi yang sangat segar, lebih segar dari
sebelumnya. Satu...dua...lebih segar dari
sbelumnya...tiga... bangun dan buka mata anda.
15. Matikan tape recorder
16. Tanyakan perasaan klien setelah melakukan
relaksasi lima jari.
Sumber :

1. Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019 ISSN 2086-7751 (Print),
ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK
2. Jurnal Abdimas Mutiara Volume 2, Nomor: 1, Maret 2021 HIPNOSIS LIMA JARI
DI KLINIK LMT SIREGAR TAHUN 2021
http://114.7.97.221/index.php/JAM/article/view/1808
3. Dewi, R., Rahayuwati, L., & Kurniawan, T. (2018). The Effect of Five-Finger
Relaxation Technique to The Sleep Quality of Breast Cancer Patients. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 6(2). https://doi.org/10.24198/jkp.v6i2.739

 Implementasi Tindakan Latihan Relaksasi Untuk Mengurangi Gejala Insomnia


Pengaruh terapi massage wajah (pijat wajah) dimana terapi massage wajah
(pijat wajah) adalah suatu pijatan yang agak lembut, gerakkannya lambat, pada wajah
dengan menggunakan jari-jari tangan mengakibatkan peredaran darah lancar sehingga
tekanan jarijari menekan saraf tepi yang tidak sengaja akan mengeluarkan hormone
yang akan diantar ke saraf pusat sehingga di otak hormone dikendalikan dan
menghasilkan beberapa hormone yang akan menyebar dan akan menyebabkan rasa
nyaman, rileks hingga timbul rasa mengantuk. Pijat wajah memiliki macam
manipulasi, salah satunya adalah effleurage (menggosok) yang diyakini apabila
diberikan dengan tekanan kuat dan dalam waktu yang cukup lama, justru akan
melemaskan otot dan persyarafan, sehingga menimbulkan rasa malas, segan untuk
melakukan aktivitas yang berat, dan akhirnya timbul rasa mengantuk. Hal ini dapat
terjadi karena pada saat seseorang dipijat tubuhnya akan merasa rileks dan nyaman
akibat dari usapan atau tekanan tangan yang lembut, halus, dan kuat. Pada saat terjadi
penekanan pada tubuh, saraf tepi (perifer) yang tertekan oleh jari-jari yang lembut
dengan tidak sengaja akan mengeluarkan hormone endorphin yang kemudian
dihantarkan ke pusat saraf yaitu otak, dalam otak hormone tersebut dikendalikan oleh
Bulbar Synchronizing Region (BSR) yang kemudian dengan otomatis bekerja
melepaskan hormone serotonin dan melotonin ke seluruh tubuh. Menyebarnya kedua
hormone tersebut ke seluruh tubuh, akan menyebabkan seseorang yang dipijat
mengalami perasaan nyaman, rileks, hingga timbul perasaan mengantuk dan akhirnya
tertidur (Bambang, Priyonoadi, 2008).
Sumber :
* I Made Dwi Widiana Juwita 1 Sukardin 2 Wahyu Cahyono3
Abstrak Studi Psikologi Biologi JakartaInsomnia Rating Scale (KSPBJ-
IRS).Pengaruh Massage Wajah ( Pijat Wajah) Terhadap Insomnia Pada Pralansia
Di Desa Jagaraga Wilayah Kerja Puskesmas Kuripan.
https://www.youtube.com/watch?v=n1vYWOQYp1A

G. Evaluasi Keperawatan

No Hari, Tanggal, Diagnosa Evaluasi Keperwatan TTD


Jam Keperawatan
1 Kamis, 10-03- Gangguan Pola S:
2022, 12.00 Tidur b.d - Klien mengatakan sulit
Wib tidur dan sering terbangun
pada malam hari
- Klien mengeluh tidur tidak
puas
- Klien menguluh kemapuan
aktivitas menurun

O:
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 87x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,8˚C

A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi

2 Jum‟at, 11-03- Gangguan Pola S:


2022, 12.00 Tidur b.d - Klien mengatakan sulit
Wib tidur tetapi sudah tidak
terbangun saat maalam hari
- Klien mengatakan sudah
puas tidur
- Klien mengatakan
kemampuan beraktivitas
sudah meningkat
O:
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 86x/menit
RR : 21x/menit
S : 36,7˚C

A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi
3 Jum‟at, 11-03- Gangguan Pola S:
2022, 12.00 Tidur b.d - Klien mengatakan sudah
Wib bisa tidur dan tidak
terbangun pada malam hari
- Klien sudah puas tidur
O:
- TTV
TD : 120/60 mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,5˚C

A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan Intervensi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Makalah Makalah Psoriasis. Psoriasis. (online). http://www.scribd.com,


diakses tanggal 4 April 2017.

Ignatavicius, D.D., Winkelman, C., 2015. Clinical Companion for Medical-Surgical

Nursing: Patient-Centered Collaborative Care, 8th ed. Amsterdam: Elsevier

Kamitsuru, S., Herdman, T.H., 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 edisi 10. Jakarta: EGC

Sari, D., & Leonard, D. (2018). pengaruh aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur lansia
di wisma cinta kasih. Jurnal Endurance 3 (1) , 121-130.

Munandar, Prima Anugrah. 2019. Hubungan derajat keparahan psoriasis dengan kualitas
tidur di RS UNS Surakarta. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai