Pjok Modul 1 Unimed Revisi Imran Fix
Pjok Modul 1 Unimed Revisi Imran Fix
Pjok Modul 1 Unimed Revisi Imran Fix
DAR2/Profesional/100/1/2022
MODUL 1
Penulis:
Dr. Imran Akhmad, M.Pd
PPG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
2022
Judul : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN
PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI
Penulis : Dr. Imran Akhmad, M.Pd
ISBN : ……………………………..
Editor : 1. Dr.Tri Rustiadi, M.Kes
2. Dr. Mugiyo Hartono, M.Pd
Penyunting : ……………………….
Desain Sampul dan
Tata Letak : Dr. Imran Akhmad, M.Pd
Penerbit : Kemendikbud, riset dan Teknologi
Redaksi : Jl……………………………
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmadt-Nya kami dapat menyelesaikan modul 1 yang berjudul Perkembangan
Peserta Didik dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani sesuai dengan tuntutan
dan waktu yang telah ditetapkan.
Modul ini merupakan modul cetak yang akan dipersiapkan untuk dimasukkan
ke dalam system online dengan pola pola hybrid learning, yaitu memadukan model
pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) dengan tatap muka. Adapun
pokok-pokok isi modul dibagai menjadi 4 Kegiatan Belajar (KB) yaitu; (1) KB 1:
Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani, (2) KB 2: Media, Sarana dan Prasarana,
Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani, (3) KB 3: Persyaratan, Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani, dan (4) KB 4: Regulasi Kebijakan Nasional,
Pandangan Yuridis dan Kode Etik Guru. Tujuan utama penyusunan modul ini
adalah agar para guru peserta PPG Dalam Jabatan tetap dapat mengikuti program
PPG dengan tidak meninggalkan tugas mengajar terlalu lama, guru-guru peserta
PPG dapat melaksanakan pembelajaran PPG khususnya pendalaman materi melalui
daring.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada tim penyelia yang sudah
membimbing dan mengarahkan selama penyusunan modul ini dilaksanakan.
Terimakasih juka disampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesian modul ini. Saran dan masukan yang konstruktif guna penyempurnaan
isi modul ini terus diharapakan sebagai bekal penyempurnaan. Akhirnya penulis
berharap kiranya modul ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri bagi
peserta PPG dalam jabatan yang akan mengikuti PPG dalam jabatan.
Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………… iii
Daftar Isi……………………………………………………………..... iv
Daftar Gambar………………………………………………………… Vi
Daftar Tabel…………………………………………………………… vii
Kegiatan Belajar 1: Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep
Belajar serta Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani………………………………………………………………….. 1
A. Pendahuluan……………………………………………………….. 1
1. Deskripsi Singkat………………………………………………… 2
2. Relevansi………………………………………………………… 4
3. Petunjuk Belajar………………………………………………….. 4
B. Inti………………………………………………………………........ 6
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan…………………………….. 6
2. Pokok Materi Mata Kegiatan…………………………………… 6
3. Uraian Materi…………………………………………………… 6
4. Tugas Terstruktur/Latihan………………………………………… 43
C. Penutup 43
1. Rangkuman…………………………………..…………………… 43
2. Formatif…………………………………..………………………. 45
3. Daftar Pustaka…………………………………..………………… 47
Kegiata Belajar 2: Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan
Teknologi dan Media Informasi serta Aplikasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani…………………………………..…………………. 49
A. Pendahuluan…………………………………..……………………. 49
1. Deskripsi Singkat…………………………………..……………… 49
2. Relevansi…………………………………..………………………. 50
3. Petunjuk Belajar…………………………………..……………….. 50
B. Inti…………………………………..……………………………….. 51
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan……………………………. 51
2. Pokok Materi Mata Kegiatan…………………………………… 52
3. Uraian Materi…………………………………..…………………. 52
4. Tugas Terstruktur/Latihan…………………………………..…… 84
C. Penutup…………………………………..…………………………. 84
1. Rangkuman…………………………………..…………………… 84
2. Formatif…………………………………..………………………. 85
3. Daftar Pustaka…………………………………..………………… 87
A. PENDAHULUAN
Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan mulai tahun 2017 telah mulai
melakukan pengembangan proses pendidikan melalui pemanfaatan IT dengan pola
pembelajaran dalam jaringan dan lokakarya (tatap Muka). Penyempurnaan terus
dilakukan sehingga untuk tahun 2018 mulai diselenggarakan pembelajaran dengan
model hybrid learning, yaitu mengkombinasikan strategi terbaik pembelajaran
tatap muka dan strategi terbaik pembelajaran dalam jaringan (daring). Strategi
pembelajaran daring, relatif berbeda dengan pembelajaran tatap muka, sehingga
setiap komponen sistem pembelajaran, seperti bahan belajar, strategi pembelajaran,
sarana dan prasarana yang diperlukan akan sangat berbeda satu sama lain. Bahan
belajar yang digunakan secara umum dan bahan belajar dalam jaringan (daring)
PPG PJOK dikembangkan dan dirancang secara khusus sebagai bahan belajar
mandiri yang akan disajikan secara cetak dan dalam jaringan (online) yang
dinamakan modul.
Adapun modul yang dikembangkan terdiri dari 4 (empat) Kegiatan Belajar yaitu:
1. Teori Perkembangan peserta didik dan konsep Belajar serta aplikasinya dalam
Pembelajaran PJOK
2. Media, sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi dan media informasi serta
aplikasinya dalam pembelajaran PJOK
3. Persyaratan, kualifikasi, dan kompetensi guru PJOK
4. Regulasi kebijakan nasional, pandangan yuridis dan kode etik guru
Pembahasan tentang perkembangan peserta didik tak terlepas dari proses
pertumbuhan yang identik dengan penambangan tinggi, berat, panjang dan jumlah
dari ukuran anak. Kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan
dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa
2. Relevansi
Pada pembelajaran PJOK menekankan pada aktivitas jasmani yang bertujuan
untuk tujuan pendidikan. Akibatnya bahwa pelaksanaan pembelajaran PJOK
menekankan pada berbagai aktivitas jasmani dengan menerapkan berbagai
pola gerak dengan tujuan social, emosional, neurumuskular dan intelektual.
Pola gerak manusia dapat dilakukan secara sederhana hingga komplek.
Kompleksitas Gerakan pada pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Anak bukanlah miniature orang
dewasa yang dapat melakukan Gerakan apa saja tanpa mempertimbangkan
dampak kesalahan gerak. Kurang sesuainya isi pembelajaran PJOK dengan
karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak maka akan menimbulkan
resiko jangka panjang.
Hal ini melandasi begitu pentingnya seorang guru PJOK utuk memahami teori
pertumbuhan dan perkembangan gerak dan diharapkan dapat menerapkan teori
pertumbuhan dan perkembangan gerak anak dalam pembelajaran PJOK.
3. Uraian Materi
Sebagai dasar penguatan pemahaman dan memiliah serta memilih lingkup
materi yang akan saudara pelajari maka dibagi dalam beberapa pokok materi.
Adapun pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a)
Teori-teori Belajar dan implementasinya dalam pembelajaran PJOK, (b)
Pertumbuhan Peserta Didik, (c) Hakekat Perkembangan Peserta Didik, (d)
Teori-teori Belajar dan penerapannya pada pembelajaran PJOK
Ada dua istilah yang sering muncul dalam perkembangan peserta didik sebagai
individu ini, yaitu istilah pertumbuhan (growth) dan perkembangan
(development). Istilah pertumbuhan menyatakan perubahan-perubahan yang
bersifat fisik (kuantitatif) seperti berat dan tinggi badan, sedangkan
perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis (kualitatif).
Berikut perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan memiliki beberapa
aspek perbedaan seperti di terlihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan Perkembangan
Pertumbuhan merujuk kepada Perkembangan berkaitan dengan
perubahan khususnya aspek fisik organisma sebagai keseluruhan
Pertumbuhan merujuk kepada
perubahan dalam ukuran yang Perkembangan merujuk pada
menghasilkan pertumbuhan sel atau kematangan struktur dan Fungsi
peningkatan hubungan antar sel
Pertumbuhan merujuk kepada Perkembangan merujuk perubahan
perubahan kuantitatif kuantitatif dan kualitatif
Pertumbuhan tidak berlangsung Perkembangan merupakan
seumur hidup proses yang berkelanjutan
Pertumbuhan mungkin membawa Perkembangan mungkin terjadi
atau tidak membawa perkembangan tanpa pertumbuhan
Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa istilah pertumbuhan
(growth) menyangkut peningkatan ukuran tubuh, sebagai hasil penyempurnaan
bagian-bagian tubuh. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat pada waktu yang normal. Sedangkan perkembangan (development)
berkaitan dengan peningkatan kapasitas fungsi dan kemampuan kerja organ-organ
tubuh. Dalam proses perkembangan dikenal istilah kematangan (maturation) yaitu
peningkatan atau kemajuan yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan
biologis. Setelah terjadinya kematangan, akan diikuti denga penuaan (aging) yang
merupakan proses penurunan kualitas organik yang diakibatkan karena bertambah
Table 2.
Pada dasarnya, perubahan fisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua
kategori, yaitu: perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat
eksternalfisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu:
perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat eksternal.
Perubahan Internal
Perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja
dan tidak tampak dari luar dan sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Adapun
9) Pemodelan
Teori pemodelan dikemukakan Albert Bandura yang menyatakan
bahwaperkembangan manusia merupakan hasil interaksiantara
faktor heriditas dan lingkungan
(http://moveon.psikologiup45.com/2017/12/modelling-teori-
albert-bandura.html).
10) Sosial-Historis
Teori sosial-historis dikemukakan Lev Vigotsky yang
berpandangan bahwa konteks sosial merupakan hal yang sangat
penting dalam proses belajar seorang anak. Pengalaman interaksi
sosial ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan
berfikir anak. Interaksi antara anak dengan lingkungan sosialnya
akan menciptakan bentuk-bentuk aktivitas mental yang tinggi
(https://tirto.id/teori-belajar-sosial-menurut-vygotsky-zona-
perkembangan-proksimal-gjal).
11) Psikoanalitik
Teori Psikoanalisa digagas oleh Sigmund Frued yang
menekankan pada pentingnya peristiwa dan pengalaman
pengalaman yang dialami anak khususnya situasi kekacauan
mental. Menurut Frued perkembangan seseorang digambarkan
sebagai sejumlah tahapan psikoseksual yang digambarkan pada
tahapan-tahapan: tahap oral, tahap anal, tahap phallic, tahap laten,
dan genital (Santrock, 1995:22). Setiap tahapan tersebut
berkaitan dengan kepuasan libido seksual yang dapat memainkan
peranan pada kepribadian seseorang ketika dia dewasa
(https://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-
perkembangan-psikoanalisis-sigmund-freud/).
Status Sosial Ekonomi. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau
status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan
dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “Ia anak siapa”.
Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya
dan memperhitungkan norma yang berlaku didalam keluarganya.
2-7 tahun
0-2 Tahun 12 Tahun ke atas
TAHAP PRAOPERASI 7-11 Tahun
TAHAP SENSOR TAHAP OPERASI
Berfikir secara TAHAP OPERASI
MOTORIK FORMAL
simbolik untuk KONKRIT
Mengguna Deria berfikir secara
menyelesaikan Berfikir secara logis
Motor & deria yang abstrak, konsep,
masalah tidak logik & dan konkrit serta
lain untuk meninjau hipotetik & akibat
mudah diperdaya mencoba-coba
dan memahami gerak lebih lama
oleh pandangan lain
sekeliling
Atas dasar ini maka proses pendidikan jasmani didasaran pada kebutuhan
dan kemampuan peserta didik, mengakomodir perbedaan individu baik
secara umur, maupun jenis kelamin sebagai keunikan. Thomas, dkk (2008)
menyatakan bahwa pendidikan jasmani dapat membantu untuk
meningkatkan keterampilan motoric, kesehatan, kebugaran, pembentukan
watak, kepribadian, kedisiplinan dan penanaman nilai kejujuran, kerja sama
serta tanggung jawab. Himberg dkk (2003) menyatakan bahwa tujuan
pendidikan jasmani bukan hanya pada perkembangan fisik semata namun
juga pada rohani, fisik sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai tujuan
keduanya. Liukonen (2007) mengungkapkan bahwa pendidikan jasmani
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan motoric, kebugaran,
pengethauan, sosial, dan keindahan. Sedangkan Marrow (2005) juga
mengungkapkan melalui pendidikan jasmani dapat membantu
menimbulkan realitas diri, membentuk tubuh yang ideal, memelihara
kebugaran, kesehatan, meningkatkan keterampilan, dan otomatisasi gerak.
Pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam menangani dan memecahkan permasalahan yang
timbul di lapangan. Kelly (2006) menyatakan bahwa melalui pendidikan
jasmani menyebabkan aliran darah menjadi lancar sehingga zat-zat yang
dibutuhkan dalam sistem saraf dan otot akan terpenuhi, dampak
terpenuhinya kebutuhan akan menjadi bugar, dengan meningkatnya
kebugaran maka daya tahan akan meningkat sehingga mudah menerima
pelajaran.
4. Forum Diskusi
2. Bagaimanakah tahapan perkembangan saat proses pertumbuhan,
perkembangan, kematangan dan penuaan? ( 25)
3. Jelaskan dengan contoh apa yang dimaksud dengan Zona
Perkembangan Proksimal (ZPD) implementasinya dalam pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. (25)
4. Mengapa guru perlu mewadahi perkembangan anak untuk
mengembangkan potensi yang ada padanya dalam medium PJOK? (25)
5. Bagaimana faktor kognitif, afektif dan psikmotor dapat mempengaruhi
perkembangan sosial anak remaja? (25)
6. Bagaimana penerapan konsep belajar Pendidikan Jasmani pada anak
dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung perkembangan
motoriknya.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Istilah pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik
(kuantitatif), sedangkan perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang
bersifat psikis (kualitatif). Antara fisik dan psikis ini saling berkaitan dalam
menelaah kehidupan manusia. Namun demikian kedua proses ini tidak pernah
berhenti sepanjang kehidupan manusia. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa istilah pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan ukuran tubuh,
sebagai hasil penyempurnaan bagian-bagian tubuh. Perkembangan
(development): merupakan peningkatan kapasitas fungsi dan kemampuan kerja
organ-organ tubuh. Kematangan (maturation): merupakan peningkatan atau
kemajuan yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan biologis. Penuaan
Implikasi tahapan operasional formal dari teori Piaget pada remaja, maka
individu remaja telah memiliki kemampuan introspeksi (berpikir kritis tentang
dirinya), Berfikir logis (pertimbangan terhadap hal-hal yang penting dan
mengambil kesimpulan), Berfikir berdasar hipotesis (adanya pengujian
hipotesis), Menggunakan simbol-simbol, Berfikir yang tidak kaku/fleksibel
berdasarkan kepentingan. Sehingga atas dasar tahap perkembangan tersebut
maka ciri berfikir remaja adalah idealisme, cenderung pada lingkungan
sosialnya, egosentris hipocrsty (hipokrit: kepura-puraan) dan kesadaran diri
akan konformis.
Teori belajar Gestalt menyatakan bahwa objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
2. Tes Formatif
1. Peningkatan ukuran tubuh seprti bertambahnya tinggi dan berat badan, sebagai
hasil penyempurnaan bagian-bagian tubuh merupakan proses .
B. Pertumbuhan.
C. Perkembangan
D. Kematangan
E. Penuaan
F. Emosional
6. Proses pengoperasian ilmu yang normatif, proses sosialisasi anak yang terarah,
akan memberikan warna kehidupan anak didalam masyarakat dan kehidupan
mereka dimasa yang akan datang, merupakan ciri yang mempengaruhi
perkembangan sosial anak dari faktor …………
A. Keluarga
B. Kematangan anak
C. Status ekonomi keluarga
D. Pendidikan.
E. Kemampuan mental
9. Terbukanya karakteristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang
berasal dari warisan genetik individu selanjutnya melakukan latihan dan usaha,
merupakan prinsip perkembangan ……
Kunci Jawaban :
1. A
2. B
3. D
4. D
5. D
6. E
7. B
8. B
9. A
10. A
Daftar Pustaka
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Paradigma pembelajaraan saat ini harus mengintegrasikan setiap proses
pembelajaran menggunakan ICT dan pembentukan karakter peseta didik.
Perubahan paradigma ini secara tidak langsung mengharuskan bagi setiap guru
wajib menguasai Teknologi Informasi. Pemanfaatan ICT dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu media sarana dan prasarana. Kondisi ini
menuntut setiap sekolah menyediakan sarana dan prasarana disekolah
khususnya jaringan internet. pemanfaatan media, sarana dan prasarana dan
pemanfaatan teknologi dan media informasi mendukung kualitas pembelajaran.
Salah satu indikator pembelajaran yang berkulitas adalah setiap peserta didik
mencapai seluruh kompetensi yang diharapkan.
Demikian juga proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani harus
memanfaatkan media, sarana dan prasarana serta ICT guna menunjang
pembelajaran Pendidikan Jasmani yang berkualitas. Pembelajaran Pendidikan
Jasmani dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum dengan
jasmani sebagai media utama. Pemanfaatan media, sarana dan prasarana serta
ICT pendukung kualitas pembelajaran harus benar-benar dikuasai oleh guru.
Oleh karena itu seorang guru PJOK harus dapat memilih dan memilah bentuk,
jenis dan metode pemanfaatan media pembelajaran.
Hal ini yang melandasi kiranya bagi setiap calon guru professional dalam hal
ini guru PJOK wajib menguasai perancangan, pemanfaatan media, sarana dan
prasarana serta ICT yang dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar. Modul
ini dapat dijadikan panduan guru PJOK untuk mendalami peran, fungsi, ruang
lingkup serta cara pemanfaatan media termasuk ICT dalam pembelajaran
PJOK.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 49
2. Relevansi
Pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
menekankan pada aktivitas jasmani yang bertujuan untuk tujuan pendidikan.
Akibatnya bahwa pelaksanaan pembelajaran PJOK menekankan pada berbagai
aktivitas jasmani dengan menerapkan berbagai pola gerak dengan tujuan social,
emosional, neurumuskular dan intelektual.
Perubahan paradigma pembelajaran pada umumnya yang menuntut
implementasi Informasi Computer dan Teknologi (ICT) pada setiap
pembelajaran. PJOK merupakan bagian Pendidikan secara umum sehingga
perlu pemanfaatan media pembelajaran berbasisi ICT. Selain kemampuan
pedagogi, konten materi dan pengetahuan seorang guru PJOK harus mampu
memanfaatkan media pembelajaran yang menggunakan teknologi dalam
pemberajaran. Hal ini mewajibkan bahwa keterampilan menggunakan ICT
dalam pembelajaran Pendidikan jasmani mutlak dimiliki setiap guru PJOK
professional.
Dalam rangka mendukung implementasi ICT dalam pembelajaran PJOK maka
harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti banwitch, in
focus, laptop dan computer dan perangkat ICT lainnya. Kertersediaan sarana
dan prasarana ICT pendukung pembelajaran menjadi penting dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Artinya bahwa sekolah dapat
menyediakan sarana prasarana pendukung pembelajaran PJOK dengan
memanfaatkan ICT seperti computer, internet dan lain-lain.
3. Petunjuk belajar
Apa kabar Bapak/Ibu sekalian, semoga baik-baik saja dan tetap selalu dalam
lindungan Tuhan Yang maha esa. Pada hari ini saudara akan mempelajari
tentang berbagai teori media, sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi, dan
media informasi yang berkaitan dengan pembelajaran PJOK. Pada
pembelajaran KB ini saudara diharapkan dapat memahami berbagai teori
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 51
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel)
2. Pokok-Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, saudara
dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Media pembelajaran pendidikan jasmani
b. Sarana dan prasarana pendidikan jasmani
c. Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan jasmani
d. Media informasi dalam pendidikan pendidikan jasmani
3. Uraian Materi
Sebagai dasar penguatan pemahaman dan memiliah serta memilih lingkup
materi yang akan saudara pelajari maka dibagi dalam beberapa pokok materi.
Adapun pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a)
Media pembelajaran pendidikan jasmani, (b) Sarana dan prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani, (c) Media informasi pendidikan jasmani.
a. Media pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani
Media pembelajaran, yang memuat informasi dan pengethuan, pada
umumnya digunakan untuk membuat proses belajat menjadi lebih efektif
dan efisien. Selain itu, media pemeblajaran juga dapat membuat akivitas
belajar menjadi lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motibasi
belajar peserta didik. Dalam proses belaar dan pembelajaran, media
pembelajaran berperam dalam menjembatani proses penyampaian dan
pengiriman pesan dan informasi dari narasumber kepada khalayak. Kalayak
dalam hal ini adalah peserta didik yang melakukan proses belajar. Dengan
menggunakan media dan teknologi dalam pembelajaran, proses
penyampaian pesan-informasi dan pengetahuan-antara pengirim dan
penerima dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Bab ini akan
membahasa tentang defenisi dan ragam media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam aktivitas belajar dan pembelajaran.
3) Perangkat Lunak
Perangkat lunak komputer atau sering disebut software adalah sekumpulan
data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang
disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan
menjalankan suatu perintah. Perangkat lunak atau software bisa dikatakan
sebagai sebuah perangkat yang tidak dapat diraba atau suatu perangkat yang
tidak memiliki wujud secara nyata. Perangkat lunak adalah istilah umum
untuk data yang diformat dan disimpan secara digital, termasuk program
komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan
ditulis oleh komputer. Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang tidak
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Perkembangan teknologi komunikasi digital yang berlangsung pesat seperti saat
ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap semua aspek kehidupan
manusia termasuk di dalamnya bagaimana manusia melakukan aktivitas belajar.
Pada dasarnya, ragam media dan teknologi yang dapat digunakan untuk
memperoleh informasu dan pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi: (1)
media yang tidak diproyeksikan atau non-projected media seperti foto, diagram,
bahan pameran atau display media, dan model; (2) media yang diproyeksikan;
(3) media audio seperti kaset, compact disc (CD) audio yang berisi rekaman
perkuliahan, ceramah narausmber, dan rekaman music; (4) media gambar gerak
atau media video seperti VCD, DVD, dan blue rays disc; (5) pembelajaran
berbasis komputer; serta (6) multimedia dan jaringan komputer. Semua ragam
media ini memiliki kekhasan atau karakteristik tersendiri untuk digunakan
dalam menyampaikan infomasi dan pengetahuan kepada penggunanya.
2. Tes Formatif
1. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, media dapat dipergunakan
sebagai
A. Penerima informasi
B. Encoding
4. Pada kondisi kurangnya fasilitas sarana dan prasarana di sekolah, seorang guru
pendidikan jasmani selanjutnya memfasilitasi peserta didik dengan melakukan
…
A. Merancang ulang tujuan pembelajaran
B. Memodifikasi rancangan pembelajaran
C. Memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran
D. Memodifikasi kurikulum pembelajaran
E. Membangun fasilitas pembelajaran
9. Mengeksplorasi teknik dasar dalam basket mulai dari posisi tubuh, gerakan
kaki, tangan, kontrol bola, dan posisinya di lapangan menggunakan teknologi
dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih ….
A. Efektif dan efisien
B. Bermanfaat dan mudah dimengerti
C. Problem based learning
D. Menyenangkan dan informatf
E. Eksploratif dan interaktif
Kunci Jawaban :
1. D
2. A
3. E
4. C
5. C
6. E
7. E
8. B
9. E
10. E
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pendidik menurut UU No.20 Tahun 2003, Pasal 39 (2) adalah tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan proses
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan mengabdi kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Sedangkan guru tidak termuat dalam UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), di mana di dalam UU ini
profesi guru dimasukkan ke dalam rumpun pendidik. Maka, dapat dikatakan
bahwa profesi guru adalah bagian dari pendidik.
Guru dan pendidik merupakan dua hal yang bisa berbeda maknanya. Kata
“pendidik” juga merupakan hipernim yaitu kata yang memiliki makna yang
lebih luas yang mana kata “pendidik” merupakan padanan dari kata educator
dalam bahasa inggris yang artinya adalah pendidik, spesialis dibidang
pendidikan, atau ahli pendidikan.
Sedangkan kata “guru” adalah salah satu hiponim yaitu kata yang memiliki
makna sempit dari kata pendidik. Kata “guru” merupakan padanan dari kata
teacher dalam bahasa inggris yang berarti seseorang yang mengajar, khususnya
di sekolah. Guru sebagai pendidik tidak hanya berperan sebagai tenaga
pendidik, namun posisi sosialnya benar-benar hanya berada dalam ruangan
ukuran 8x8m. Hanya dikelas itulah guru memberikan petuah dan ajarannya
mengenai berbagai hal.
Pendidik profesional juga tidak hanya merujuk kepada Guru, namun merujuk
kepada semua profesi yang sifatnya mendidik, seperti: Dosen, Tutor,
Instruktur, Pamong belajar, Konselor, Fasilitator, Penguji dan yang lainnya
yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan (PP No. 19 Th. 2005)
Guru Sebagai pendidik yang pekerjaannya merubah pengetahuan,
2. Relevansi
Guru dalam komponen pendidikan memiliki peranan yang besar dan strategis.
Karena gurulah yang dijadikan sebagai ujung tonggak dalam pendidikan. Guru
mempunyai tugas yang berat dan mulia dalam mengantarkan anak-anak bangsa
ke puncak cita-cita. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka
seorang guru selayaknya memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kompetensi yang dimiliki oleh
setiap setiap guru akan menunjukan kualitas profesionalisme seorang guru.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 telah
ditetapkan standar kompetensi pedagogik guru. Standar kompetensi pedagogik
guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Standar kompetensi guru mencakup
kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru. Dengan
adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi
tenaga pendidik dan pengajar yang professional.
Guru sebagi Pendidikan wajib menguasa 4 kompetensi yaitu pedaogi,
professional, kepribadian dan social. Pedagogic berhubungan dengan
kemampungan melakukan proses belajar mengajar dengan berbagai
3. Petunjuk belajar
Apa kabar Bapak/Ibu sekalian, semoga baik-baik saja dan tetap selalu dalam
lindungan Tuhan Yang maha esa. Selamat bertemu kembali pada sesi ini yang
akan membahas tentang persyaratan, kualifikasi dan konpetensi yang harus
dimiliki seorang guru Pendidikan jasmani. Pada pembelajaran KB ini saudara
diharapkan dapat memahami berbagai guru, pendidik, guru Pendidikan Jasmani
(penjas), persyaratan seorang guru penjas, kualifikasi yang harus dimuliki dan
kompetensi yang harus dimiliki guru penjas.
Untuk dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi
seluruh isi dalam modul ini, saudara diharapkan membaca modul ini secara
seksama dan menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator.
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel)
2. Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, saudara
dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Persyaratan guru Pendidikan Jasmani
3. Uraian Materi
Pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a) Persyaratan
guru Pendidikan Jasmani, (b) Kualifikasi guru Pendidikan Jasmani, (c) Kompetensi
guru Pendidikan Jasmani.
Sebelum membahas tentang persyaratan, kualifikasi dan kompetensi guru
Penjas alangkah baiknya saudara terlebih dahulu memahami tentang tugas saudara
sebagai seorang guru adalah sebuah profesi.
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1) bersangkutan dengan
profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan (3)
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (Depdikbud: 1989)
Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Misalnya untuk
mengoperasi seseorang yang mempunyai penyakit kanker, dibutuhkan seorang
dokter spesialis bedah yang memiliki kemampuan yang diperoleh dari pendidikan
khusus untuk itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi,
yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan
prajabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi (inservice training).
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua
ini, istilah profesional dikontraskan dengan “nonprofesional” atau “amatiran”.
Dalam kegiatan sehari-hari seorang profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan
ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja. Ahmad Tafsir (2001)
mengatakan profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Profesional adalah orang
yang memiliki profesi, sedangkan profesi itu harus mengandung keahlian. Artinya,
suatu program itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu
Peran Guru
Guru sebagai sebuah profesi tentunya mempunyai peran dalam
bidangnya. Diantara peran guru tersebut yaitu:
1. Peran Guru Sebagai Demonstrator, guru adalah seorang pengajar dari
bidang ilmu yang ia kuasai. Oleh karena itu, agar dapat melaksanakan
perannya dengan baik seorang guru harus menguasai bahan pelajaran yang
akan diajarkan.
2. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas, sebagai pengelola kelas, seorang
guru harus mampu menciptakan suasana atau kondisi belajar di kelas. Dia
juga harus merangsang sisiwa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
terampil mengendalikan suasana kelas agar tetap hangat, aman, menarik
dan kondusif.
3. Peran Guru sebagai Mediator dan Fasilitator, Sebagai mediator, seseorang
guru dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi dalam proses
pembelajaran. Sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang
tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar, baik yang berwujud
narasumber, buku teks, majalah, surat kabar, maupun sumber belajar
lainnya.
4. Peran Guru sebagai Evaluator, Sebagai evaluator, seorang guru dituntut
mampu melakuakan proses evaluasi, baik untuk mengtahui keberhasilan
100 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Nomor 4 Tahun 2005, PP 74 Tahun 2008 dan Permendiknas Normor 16 tahun
2007, yaitu berpendidikan akademik S-1 atau D-IV dan telah lulus uji
kompetensi melalui proses sertifikasi pendidikan sebagai bukti pengakuan
professional guru tersebut. Pada dasarnya, profesionalisasi guru merupakan
suatu proses berkesinambungan melalui berbagai program pendidikan, baik
pendidikan prajabatan (preservice training) maupun pendidikan dalam jabatan
(in-service training) agar para guru benar-benar memiliki profesionalisasi yang
standar.
Berdasar UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, juga
permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, Perauran Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008, dan Permenag Nomor 16/2010 semua guru di Indonesia minimal
berkualifikasi akademik D-IV atau S-1 program studi yang sesuai dengan
bidang/ jenis mata pelajaran yang dibinanya.
Guru pada SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-
IV) atau sarjana (S1) program studi yang terakreditasi.
Adapun beberapa peraturan yang mengatur kualifikasi guru diantaranya:
1. Psl 8: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Psl 9: Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program
S1 atau D4.
3. Psl 10 (1): Kompetensi guru sbgmana dimaksud psl 8 diperoleh melalui
pendidikan profesi.
Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau
menduduki jabatan tertentu, dengan kata lain kualifikasi diartikan sebagai
hal-hal yang dipersyaratkan baik secara akademis dan teknis untuk mengisi
jenjang kerja tertentu. kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki suatu
“keahlian atau kecakapan khusus”. Dalam dunia pendidikan, kualifikasi
dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan,
baik sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya.
Bahkan, kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi derajat lulusannya.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 101
Kualifikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar menentukan tercapainya
tujuan pembelajaran. Ketrampilan dalam pekerjaan profesi sebagai guru
didukung oleh teori yang telah dipelajari, seorang guru yang kompeten
diharuskan untuk belajar terus menerus dan mendalami fungsinya sebagai guru
yang memiliki kualifikasi. Karena guru yang profesional, mereka harus memiliki
ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, dan menjaga
kode etik guru. Guru yang profesional, memiliki skil dalam pekerjaan sebagai
pendidik. Sebagai pendidik tidak bosan dengan profesinya sebagai guru,
menganggap pekerjaan itu sebagai hobi dan tidak merasa puas dengan apa
yang dimiliki tentang seluk beluk pendidikan secara khusus dalam kegiatan
belajar mengajar, dan menjaga sikap sebagai pendidik.
Dimensi kualifikasi merujuk dari Peraturan No. 19 tahun 2005, adapun
dimensinya adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3) Sertifikat profesi
guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials), (5) prosedur
mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi (interpersonal
skill). Untuk mengatur hal tersebut, dibuatlah Peraturan menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 yang membahas tentang standar kualifikasi dan
kompetensi guru, yang mana disebutkan bahwa setiap guru wajib memenuhi
standar kualitas akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional,
juga bahwa guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma
empat (D-IV) atau sarjana akan diatur dengan peraturan menteri tersendiri.
Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang Guru dan Dosen,
yang merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatkan kualitas
kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi Strata 1
atau D4, dan memiliki sertifikat profesi. Dengan sertifikat profesi ini pula
guru berhak mendapatkan tunjangan profesi sebesar 1 bulan gaji pokok
guru.Di samping UUGD juga menetapkan berbagai tunjangan yang berhak
diterima guru sebagai upaya peningkatan kesejahteraan finansial
guru.Kebijakan dalam UUGD ini pada intinya adalah meningkatkan kualitas
kualifikasi dan kompetensi guru seiring dengan peningkatkan kesejahteraan
mereka.
102 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Kualifikasi Akademik
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005, disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensisebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1);
b. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang
diajarkan;
c. Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di atas D-IV/S1).
Undang-undang Guru dan Dosen merupakan suatu ketetapan politik
bahwa pendidik adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan hak-
hak sekaligus mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi secara profesional.
Dengan itu diharapkan, pendidik dapat mengabdikan secara total seluruh
kemampuan, perhatian dan kepeduliann pada profesinya dan dapat hidup layak
dari profesi yang dilakoninya tersebut.
Dalam UUGD diatur ketentuan bahwa seorang:
a. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
pendidik sebagai agen pembelajaran.
b. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program
sarjana (S1) atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan
tugasnya sebagai guru untuk guru dan S-2 untuk dosen.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 20017, ada
dua kualifikasi akademik guru, yaitu kualifikasi guru melalui pendidikan formal
dan kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Hal tersebut
dijelaskan dengan kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat
diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan,
tetapi belum dapat dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui
uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang
memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi
wewenang untuk melaksanakannya.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 103
a. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup
kualifikasi akademik guru Pendidikan Anak usia Dini/ Taman Kanak-
Kanak/ Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru Sekolah Dasar/ madrasah
ibtidaiyah (SD/ MI), guru Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah (SMP/ MTs), guru Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
(SMA/MA), guru Sekolah Dasar Luar Biasa/ Sekolah Menengah Luar
Biasa/ Sekolah menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan
guru Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK), sebagai berikut.
1) Kualifikasi akademik guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1) dalam
bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
2) Kualifikasi akademik guru SD/MI
Guru pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S-1
PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
3) Kualifikasi akademik guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/ diampu, dan diperoleh dar program studi yang terakreditasi.
4) Kualifikasi akademik guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/ diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
5) Kualifikasi akademik guru SDLB/SMPLB/SMALB
104 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S-1) program pendidikan khusus atau
sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/ diampu, dan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
6) Kualifikasi akademik guru SMK/MAK*
Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/ diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
b. Kuafikasi akademik guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai
guru dalam bidang-bidang khusus sangat diperlukan, tetapi belum
dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan
dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki
keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi
wewenang untuk melaksanakannya (PP Nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru).
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 105
kelas, 4) penggunaan media dan sumber pengajaran, serta 5) penilaian
prestasi. Satuan pengajaran sebagai rencana pengajaran merupakan
kerangka acuan bagi terlaksananya proses belajar. Kemampuan
merencanakan program belajar-mengajar merupakan muara dari segala
pengetahuan teori, kemampuan dasar dan pemahaman
yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Perencanaan
program belajar-mengajar merupakan perkiraan/proyeksi guru mengenai
kegiatan yang akan dilakukan oleh guru maupun murid. Dalam kegiatan
tersebut harus jelas kemana anak didik mau dibawa (tujuan), apa yang harus
dipelajari (isi/bahan pelajaran), bagaimana anak didik mempelajarinya
(metode dan teknik), dan bagaimana guru mengetahui bahwa anak didik
telah mencapai tujuan tersebut (penilaian). Tujuan, isi, metode, teknik, serta
penilaian merupakan unsur utama yang harus ada dalam setiap program
belajar-mengajar yang merupakan pedoman bagi guru dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar.
b. Prosedur Mengajar
Prosedur mengajar berkaitan dengan kegiatan mengajar guru. Kegiatan
mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan
guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan mengajar dengan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar.
Proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang
dibawakan guru selama interaksi kegiatan belajar-mengajar
berlangsung. Guru menentukan apakah kegiatan belajar-mengajar berpusat
kepada guru dengan mengutamakan metode penemuan, atau sebaliknya.
Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa keberhasilan siswa sebagai salah
satu indikator efektivitas mengajar dipengaruhi oleh perilaku
mengajar guru dalam mewujudkan peranan itu secara nyata.
Aktivitas mengajar bukan hanya terbatas pada aktivitas penyampaian
sejumlah informasi pengetahuan dari bahan yang diajarkan, melainkan juga
bagaimana bahan tersebut dapat disampaikan kepada siswa secara efektif
106 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
dalam pengertian tercapainya kegiatan yang mempunyai makna
(meaningful learning).Proses mengajar pada hakekatnya interaksi antara
guru dan siswa. Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar
guru tidak terjadi begitu saja, tetapi memerlukan pengaturan dan
perencanaan yang seksama terutama menentukan komponen-komponen
yang harus ada dan terlihat dalam proses pengajaran.
Komponen prosedur didaktik merupakan sarana kegiatan pengajaran yang
dapat menimbulkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Komponen ini
akan berjalan dengan lancar bila memperhatikan tujuan yang ingin dicapai,
hakekat siswa sebagai individu yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar, hakekat bahan pelajaran yang akan disampaikan pada siswa.
Media pengajaran adalah aspek penting untuk membantu guru dalam
menyajikan bahan pelajaran sekaligus mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran. Komponen ketiga adalah komponen siswa dan materi
pelajaran. Komponen ini harus mendapat perhatian guru karena guru harus
mampu mendorong aktualisasi siswa dan memberi kesempatan untuk
mengung-kapkan perasaannya, melakukan perubahan bertingkah laku, serta
mengamati perkembangan siswa. Oleh karena itu siswa harus diberi
kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
kemampuannya.
Untuk mengetahui keberhasilan dari sebuah kegiatan belajar mengajar
perlu dilakukan penilaian atau evaluasi. Fungsi dari evaluasi adalah untuk
mengetahui: a) tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dan b) keefektifan
kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan demikian,
fungsi penilaian dalam kegiatan belajar mengajar memiliki manfaat ganda,
yaitu bagi siswa dan bagi guru. Bagi guru penilaian merupakan umpan
balik sebagai suatu cara bagi perbaikan kegiatan belajar mengajar
selanjutnya. Bagi siswa, evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur
prestasi belajar yang dicapainya.
Uraian di atas menggambarkan indikator-indikator yang terkait dengan
komponen prosedur mengajar. Indikator- indikator prosedur mengajar terdiri
dari: a) metode, media, dan latihan yang sesuai dengan tujuan
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 107
pengajaran, b) komunikasi dengan siswa, c) mendemonstrasikan
metode mengajar, d) mendorong dan menggalakan keterlibatan siswa
dalam pengajaran, e) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan
relevansinya, f) pengorganisasian ruang, waktu, bahan, dan perlengkapan
pengajaran, serta mengadakan evaluasi belajar mengajar.
c. Hubungan Antar Pribadi
Ditinjau dari prosesnya, kegiatan belajar-mengajar m erupakan proses
komunikasi antara guru dengan siswa. Guru sebagai aktor utama dalam
proses komunikasi berfungsi sebagai komunikator. Komunikasi yang dibina
oleh guru akan tercermin dalam: a) mengembangkan sikap positif siswa, b)
bersifat luwes dan terbuka pada siswa dan orang lain, c) menampilkan
kegairahan dan kesungguhan dalam kegiatan belajar-mengajar, dan d)
mengelola interaksi pribadi dalam kelas.
Proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan erat dengan
komunikasi instruksional yang merupakan inti dari kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian komunikasi instruksional pada dasarnya adalah
kegiatan yang dilakukan guru dalam memberikan pengetahuan atau
informasi dengan menggunakan strategi, teknologi, melalui kegiatan belajar-
mengajar sehingga diperoleh hasil belajar siswa yang optimal.
3. Kompetensi Guru
Penguasaan kompetensi, penerapan pengetahuan dan keterampilan guru,
merupakan pengaruh yang sangat besar untuk menentukan kualitas guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi pserta
didik dan dalam mengelola kelas. Setiap guru pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan maupun guru mata pelajaran lain dalam melaksanakan pembelajaran
dalam dunia pendidikan harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang berlaku di Indonesia. UU nomor 14
tahun 2005 pasal 1 ayat (10) tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa
kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan”. Menurut Eunice & Abolarin (2012) menjelaskan bahwa
108 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
kompetensi mengacu pada keefektifan atau kemampuan seseorang yang
bersangkutan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan Menurut Ainnur (2011)
menjelaskan bahwa kompetensi dapat meliputi pengulangan kembali fakta-
fakta dan konsepkonsep sampai pada ketrampilan motor lanjut hingga pada
perilaku-perilaku pembelajaran dan nilai-nilai profesional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas, 2003 pasal 35 ayat
1), mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas satandar
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala. Memahami hal tersebut, sangat jelas bahwa guru
yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran dituntut untuk memiliki standar
kompetensi dan professional. Hal ini mengingat betapa pentingnya peran guru
dalam menata isi, sumber belajar, mengelola proses pembelajaran, dan
melakukan penilaian yang dapat memfasilitasi terciptanya sumberdaya manusia
yang memenuhi standar nasional dan standar tuntutan era global.
Standar kompetensi dalam hal ini dimaksudkan sebagai sesuatu
spesifikasi teknis kompetensi yang dibakukan dan disusun berdasarkan
konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan keselamatan,
keamanan, kesehatan, prkembangan Ipteks, perkembangan masa kini dan masa
mendatang untuk mendapatkan manfaat yang sebesar- besarnya. Kompetensi
merupakan komponen utama dari standar profesi selain kode etik sebagai
regulasi perilaku profesi yang dirtetapkan dalam prosedur dan system
pengawasan tertentu. kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang
hakikat perilaku guru yang penuh arti. Dari pernyataan tersebut maka
kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang
terkait dangan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta
memberikan perhatian, dan mempersepsikan yang mengarahkan seseorang
menemukan langkah-langkah preventive untuk mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup:
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 109
1. Penguasaan materi, yang meliputi pemahaman karakteristik dan
substansi ilmu sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu
yang bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan
metodelogi ilmu yang bersangkutan untuk memverivikasi dan
memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari, serta pemahaman
manajemen pembelajaran.
2. Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-
tahap perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapanya (kognitif,
afektif, dan psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangann dan
pembelajaran.
3. Pembelajaran yang mendidik, yang terdiri atas pemahaman konsep dasar
proses pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta
penerpanya dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.
4. Pengembangan kepribadian pro- fesionalisme, yang mencakup
pengembangan intuisi keagamaan yang berkepribadian, sikap dan
kemampuan mengaktualisasikan diri, serta sikap dan kemampuan
mengembangkan profesionalisme kependidikan.
Selain standar kompetensi profesi di atas, guru juga perlu memiliki standar
mental, moral, sosial, spiritual, intelektual, fisik, dan psikis. Hal ini dipandang
perlu karena dalam melaksanakan tugasnya guru diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan (guide of journey) yang bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sedangkan kopotensi adalah merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal
10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
110 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
4. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya dalam hal
ini dalam mnggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang brperan
sebagai alat pendidikan dan kompetensi pedagogic yang berkaitan dengan
fungsi guru dalam memerhatikan perilaku siswa belajar (Djohar, 2006).
Dengan demikian, kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari
kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayti, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.
Selain itu, kompetensi telah terbukti merupakan dasar yang kuat dan valid bagi
pengembangan sumber daya manusia.
Lebih lanjut, Spencer (Uno, 2007) menyatakan ada lima karakteristik dari
kompetensi, yaitu (1) motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan
yang menyebabkan sesuatu; (2) sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan
konsisten terhadap situasi atau informasi; (3) konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan
image diri seseorang; (4) pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang
dalam bidang tertentu; (5) keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan
tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.
Menurut UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal 28 ayat
3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogic,
kepribadian, sosial, dan professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam konteks kedua kebijakan tersebut, kompetensi professional guru dapat
diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.
Kompetensi dalam pengertian umum biasanya menyatu pada kemampuan atau
ketrampilan yang dimiliki individu atau kelompok atau bahkan lembaga. Kata
kompetensi ditinjau dari perspektif etimologi berasal dari kata “competence”
atau mampu. Kata mampu disini diartikan sebagai kemampuan atau keahlian
untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 111
10 mengemukanan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melakssanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi adalah bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu
kesatuan yang utuh menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu
berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan
dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut.
Kompetensi terdiri atas gabungan unsur-unsur potensi, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai, serta kemampuan mengkoordinasikan unsur-
unsur tersebut agar dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja.
Bentuk dan kualitas kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
antara lain lingkungan atau iklim kerja dan tantangan atau tuntutan pekerjaan.
Kualifikasi dan profesionalitas merupakan contoh bentuk perwujudan dari
kompetensi yang dimiliki seseorang.
Seseorang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seseorang yang
menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja
yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam
pelayanan sosial di masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut diwujudkan
dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar
(kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya atau
warga masyarakat yang dilayaninya (A. Samana, 1994).
Kompetensi adalah kemampuan seseorang melakukan satuan kegiatan yang
dapat segera diwujudkan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan
pengertian seperti itu, dapat dipahami bahwa suatu kompetensi merupakan
serangkaian kegiatan dengan muatan materi, tujuan, cara dan perlengkapan
tertentu, disertai kualitas penampilannya (Prayitno, 2009). Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia No
14 tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang diperoleh dari lembaga
Penyelenggara Tenaga Kependidikan.
112 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Menurut Moh. Uzer Usman (2009: 17-19), definisi dan jenis-jenis kompetensi
guru yang profesional dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, lebih rinci dijelaskan apa saja yang harus dimiliki dan
dikuasai oleh guru terkait dengan Kompetensi Pedagogik.
• Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
• Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial:
memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan
pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.
• Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar
(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
• Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery
learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
• Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 113
untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi
peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian guru dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma
sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut:
114 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik.
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:
• Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki
indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang
menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep
antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari.
• Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam
kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a)
pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik
disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c)
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut
untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan
profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 115
Aspek-aspek Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki anggota masyarakat
yang mengabdikan diri memangku jabatan profesional untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan, yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
menjelaskan tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang wajib dimiliki oleh
pendidik jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan nonformal. Lingkup standar
pendidik meliputi standar guru, dosen konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan yang
harus dipenuhi oleh pendidik, dibuktikan dengan ijazah/sertifikat yang relevan.
Dengan kata lain bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah yang mencerminkan
kemampuan akademik yang diperoleh melalui pendidikan dalam program S1 atau
kemampuan vokasional yang diperoleh melalui pendidikan dalam program
diploma D4. Standar kualifikasi pendidik Paket B setara SMP harus memiliki: a).
kualifikasi pendidik minimal D4 atau S1, b). latar belakang pendidikan tinggi
program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan, c) sertifikat profesi pendidik. Sedangkan kriteria fisik dan rohani adalah
kelayakan fisik, mental, dan kepribadian yang harus dimiliki seseorang yang
bertugas sebagai pendidik yang memungkinkannya dapat melaksanakan tugas
profesional dengan sebaik- baiknya.
4. Forum Diskusi
a. Coba temukan Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 205, pelajari
secara seksama. Jika ada hal yang berhubungan dengan persayaratan,
kualifikasi dan kompetensi guru Pendidikan Jasmani dapat saudara
pertanyakan melalui forum ini.
116 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
b. Coba tunjukkan secara real (dapat dalam bentuk uraian) dan berikan contoh
bahwa seorang guru telah menerapkan kompetensi sosial ketika sedang
mengajar materi senam lantai!
c. Uraikan pandangan saudara tentang 4 komponen kompetensi guru dan
analisis secara mendalam dengan membandingkan berbagai teori apakah
seorang guru cukup memiliki 4 kompetensi guru yang termuat dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal
10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.,
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Dalam dunia pendidikan, tidak dipungkiri lagi bahwa guru menempati posisi
yang sangat penting. Guru merupakan tonggak pendidikan yang akan
mencetak manusia-manusia pada masa yang akan datang. Guna mendapatkan
guru yang berkualitas maka harus memiliki persyaratan, kualifikasi dan
kompetensi. Persyaratan seorang guru PJOK sebagai berikut: persyaratan
untuk menjadi seorang guru, yaitu: (1) Harus memiliki bakat seorang guru, (2)
Harus memiliki keahlian seorang guru, (3) Memiliki kepribadian yang baik dan
terintegrasi (4) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas , (5) Guru
adalah manusia yang berjiwa pancasila dan (6) Guru adalah seorang warga
Negara yang baik.
Dimensi kualifikasi guru adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3)
Sertifikat profesi guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials), (5)
prosedur mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi
(interpersonal skill).
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 117
kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia (3) kompetensi social Kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar dan (4) kompetensi Profesional, Kompetensi
profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.
2. Tes Formatif
1. Berikut ini adalah persyaratan untuk menjadi guru, kecuali …
A. Memiliki kepribadian yang baik
B. Persyaratan administrative
C. Persyaratan psikis
D. Persyaratan peralatan
E. Persyaratan fisik
3. Fungi professional guru, yaitu …
A. Guru menerukan ilmu atau keterampilan yang dimiliki atau dipelajari
kepada anak didiknya
B. Guru wajib menjadikan anak didiknya menjadi patriot bangsa
C. Guru wajib mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak didiknya
D. Guru wajib mengelola seluruh kebutuhan anak didiknya
E. Guru tidak diperkenankan menghukum anak didiknya
4. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional dibuktikan dengan …
A. Piagam
B. Surat Keputusan
C. Medali
D. Lencana
E. Sertifikat Pendidik
5. Seorang guru merupakan seorang pengajar dari bidang ilmu yang dia kuasai,
merupakan peran guru sebagai …
A. Pengelola kelas
B. Mediator dan fasilitator
C. Demonstrator
D. Diktator
E. Evaluator
6. Seorang guru Penjas sering mengucapkan kata-kata kasar selama proses belajar
mengajar dan sering membedakan dalam memberi perlakukan kepada siswa.
Ciri dari guru Penjas yang demikian kurang mendukung:
A. Kompetensi Pedagogik
118 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi emosional
D. Kompetensi kepribadian
E. Kompetensi Sosial
7. Upaya membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial antara
lain terlihat dalam upaya guru ….
A. memberikan contoh pada saat meragakan senam lantai
B. melatih siswa membuat keputusan yang diambil berdasarkan informasi
yang tepat
C. melatih bagaimana mempersiapkan kesehatan diri dan lingkungan sekitar
D. mendiskusikan bagaimana mengatasi permasalahan sosial di sekitar siswa
E. Memberikan umpanbalik selama proses belajar mengajar
8. Kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk satu mata pelajaran
atau kompetensi dalam mata pelajaran terteniu harus dimiliki oleh siswa
disebut
a. Kompetensi dasar
b. Standar kompetensi
c. Lndikator
d. Kompetensi Iulusan
e. Kecakapan hidup
9. Berikut ini merupakan dimensi kualifikasi yang harus dimiliki oleh guru,
kecuali
A. Kualifikasi akademik
B. Keterampilan mengajar
C. Rencana pengajaran
D. Prosedur mengajar
E. Latar belakang pendidikan
10. Prinsip profesionalitas yang harus dimiliki dosen atau guru sesuai uu guru dan
dosen adalah sebagai berikut, kecuali ..
A. Memiliki bakat, minat, panggilanjiwa dan idealism
B. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan dan akhlak mulia
C. Mampu mengenal karaktetistik setiap siswa / setiap mahasiswa
diperguruan tinggi / sekolahan
D. Memiliki kualifikasi akademik dan Iatar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas
E. Memiliki kompeteensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
11. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan kompetensi ….
A. Pedagogik
B. Kepribadian
C. Profesional
D. Sosial
E. Motorik
Kunci Jawaban :
11. D
12. A
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 119
13. E
14. C
15. D
16. D
17. B
18. B
19. C
20. A
Daftar Pustaka
A. Samana, (1994), Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius
Ahmad Tafsir (2001) Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya)
Ainnur Adi Dhuhary (2011), Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
Olahraga Dan Kesehatan, Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana UM.
Binti Maunah, (2007) Ilmu Pendidikan, Jember : Center For SocietyStudies,
120 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Depdikbud, (1989) Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,),
Eunice, O.U. and Abolarin E. E. (2012). Strategies For Enhancing Teacher
Competence and Quality of Classroom Instruction. Global Voice of
Education, Vol 1(1). (Online),
(globaleducators.org/...educators/Journal%202012%20-%2028....), diakses
25 April 2017
Hamalik, Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 121
KEGIATAN BELAJAR 4:
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Guru, adalah unsur penting yang menentukan berhasil tidaknya pendidikan. Jika
guru berkualitas baik, maka pendidikanpun akan baik. jikalau tindakan para
guru dari hari ke hari bertambah baik, maka akan menjadi lebih baik pulalah
keadaan dunia pendidikan kita. Sebaliknya, kalau tindakan dari hari ke hari
makin memburuk, maka makin parahlah dunia pendidikan kita. Guru-guru kita
dapat disamakan dengan pasukan tempur yang menentukan kemenangan atau
kekalahan dalam perang.
Dari berbagai studi yang telah dilakukan, tingkat kesejahteraan merupakan
penentu yang amat penting bagi kinerja guru dalam menjalankan tugasnya.
Dilaporkan bahwa negara-negara yang memberikan perhatian khusus pada gaji
guru, lebih baik mutu pendidikannya. Dan langkah-langkah ke arah lebih
meningkatkan kesejahteraan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan telah
banyak dilakukan oleh banyak negara.
Tema-tema kesejahteraan guru dalam arti luas meliputi gaji, tunjangan, dan rasa
aman dalam menjalankan tugasnya perlu dikedepankan mengingat
kesejahteraan guru di Indonesia masih memprihatinkan. Lahirnya Undang-
Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 merupakan legalitas formal
yang menjamin perlindungan hukum bagi para guru untuk dapat bekerja secara
aman, kreatif, profesional, dan menyenangkan.
Implementasi Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 telah
menuntut guru untuk memenuhi kualifikasi akademik yaitu S1 atau D/Akta IV,
memiliki seperangkat kompetensi secara integral holistik yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial. Kualifikasi akademik dan seperangkat kompetensi tersebutlah yang akan
122 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
mengantarkan guru untuk mengikuti sertifikasi guna memperoleh tunjangan
profesi dari pemerintah.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan sejak
dulu. Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain menata sarana dan
prasarana, melakukan perubahan kurikulum, meningkatkan kualitas guru baik
melalui peningkatan kualifikasi pendidikan guru, memberikan berbagai diklat
atau penataran, maupun peningakatan tunjangan profesi guru dalam arti
meningkatkan kesejahteraan guru. Semua ini dilakukan guna tercapainya tujuan
pendidikan nasional yang bermutu secara merata.
Disebutkan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menata
kembali sistem pendidikan nasional. Undang-undang Sisdiknas merupakan
pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 yang dianggap tidak
mengusung prinsip reformasi yang mulai digembor-gemborkan pada tahun
1998. Sedangkan Undang-undang Guru dan Dosen memuat berbagai pasal yang
mengatur berbagai hal tentang tenaga pendidik.
Melihat fakta bahwa banyaknya undang-undang yang dilahirkan di Indonesia
ternyata tidak membawa perubahan yang diharapkan, sebut saja UU Lalu Lintas
yang belum mampu mewujudkan disiplin berlalu lintas sehingga kemacetan dan
kecelakaan masih banyak terjadi, atau UU Perlindungan Anak yang belum
mampu menjamin berkurangnya kekerasan pada anak, maka akankah UU
Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen, baik substansi maupun pelaksanaannya
nantinya dapat menyelesaikan masalah pendidikan Indonesia, berdasarkan latar
belakang permasalahan ini maka perlu dilakukan analisa melalui makalah
dengan judul “Analisis Kebijakan Tentang Undang Undang Guru Dan Dosen ”.
Kegiatan belajar kali ini memebrikan pemahaman dan penguatan bagu guru
PJOK untuk memahami berbagai landasan hukum, peran, fungsi dan
kompetensi yang harus dimiliki serta tanggung jawab guru sebagai profesi.
Informasi ini diyakini dapat memberikan bekal bagi guru untuk menjalankan
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 123
tugas profesinya sekaligus mempersiapkan kualifikasi dan kompetensinya
sebagai guru professional khususnya guru PJOK.
2. Relevansi
Guru memegang peranan yang strategis dalam kerangka menjalankan fungsi
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peran guru tidak dapat digantikan
oleh profesi lain, terlebih pada masyarakat yang multikultural dan
multidimensional. Oleh karena itu guru sudah sepantasnya memahami
peranannya sebagai profesi yang dituntut professional.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah
menetapkan aturan dalam sebagaimana yang tertuang dalam Sistem Pendidikan
Nasional. Terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
sehingga dapat dikatakan sebagai professional.
Hal ini melandasi begitu pentingnya seorang guru untuk memahami regulasi
kebijakan nasional, pandangan yuridis dan kode etik guru dalam menjalankan
profesinya sebagai guru.
3. Petunjuk belajar
Bapak/ Ibu sekalian, untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh ini
dalam modul ini Saudara diharapkan membaca secara seksama, menelaah
infornasi tambahan yang diberikan melalu eksplorasi sumber-sumber lain,
melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Pada tahap penguasaan dan
peningkatan kompetensi diharapkan Saudara memahami regulasi kebijakan dan
kode etik profesi guru serta profesionalitas yang harus dimiliki oleh seorang
guru.
Selain itu Saudara juga diminta untuk mengerjakan tes formatif yang disajikan.
Pengerjaan tugas formatif didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini
sebeumnya, dan kemudia diperkaya dengan berbagai informasi yang saudara
dapat dari sumber-sumber lain.
Evaluasi erupakan tugas lain yang perlu Saudara kerjakan sehingga secara
mandiri Saudara akan dapat mengetahui tingkat kompetensi dan profesionalitas
124 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
yang Saudara miliki. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran disajikan kunci
jawaban dari evaluasi tersebut, namun demikian Saudara tidak diperkenankan
membbuka dan membacanya sebelum tes formatif selesai Saudara kerjakan
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu memahami dan mengimplementasikan berbagai regulasi kebijakan
nasional dan kode etik guru dalam menjalankan tugas profesinya
2. Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, saudara
dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Regulasi kebijakan nasional guru sebagai jabatan professional
b. Pandangan yuridis profesi guru
c. Sanksi pelanggaran kode etik
3. Uraian Materi
A. Regulasi Kebijakan Nasional
Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas manusia dalam
bentuk meningkatnya kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Seiring
dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang sangat pesat menuntut
adanya peningkatan mutu pendidikan. Setiap sistem pendidikan harus mampu
melakukan perubahan-perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan mutu
(Goodwin, 2014). Dalam upaya pembangunan pendidikan nasional, sangat
diperlukan guru (pendidik) dalam standar mutu kompetensi dan
profesionalisme yang terjamin. Untuk mencapai jumlah guru professional yang
dapat menggerakkan dinamika kemajuan pendidikan nasional diperlukan suatu
proses pembinaan berkesinambungan, tepat sasaran dan efektif (Petric &
McGee, 2012).
Pembinaan profesi guru sudah mulai dirancang ssebagai profesi sejak 4
Desember 2004 sehingga pada tahun 2006 terbitlah (1) Undang-Undang nomor
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 125
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan (2) Peraturan Pemerintah nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada tahun 2006 juga
mulai dilaksanakan Sertifikasi Guru untuk kuota 2006 dan 2006. Dari
pelaksanaan ini dihasilkan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang
Guru dan pembayaran tunjangan Profesi Pendidik bagi guru-guru yang sudah
sertifikasi.
Pada tahun 2009 diterbitkan PP nomor 41 tahun 2009 tentang tunjangan
Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan
Kehormatan Profesor. Selanjutnya pada tahun yang sama diterbitkan
PerMennag PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
Pada tahun 2010 pemerintah menerbitkan Permendiknas nomor 27 tahun
2010 tentang program induksi bagi guru pemula dan Permendiknas nomor 35
tahun 2010 tentang Petunjuk teknik Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya. Peraturan ini kemudian dilanjutkan dengan terbitnya Peraturan
bersama Mendiknas, Men PAN dan RAB, Mendagri, Menkeu, dan Menag
tentang Penataan dan Pemerataan guru PNS.
Pada tahun 2012 pemerintah menetapkan kualifikasi, kompetensi dan
upaya untuk menghasilkan profesi guru yang profesional, yaitu:
a. Standart seleksi Guru: S1 dan D4
b. Standart kompetensi Jenjang Jabatan Guru
c. Sistem pengendalian PK Guru dan dukungan PKB
d. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Pra dan Dalam Jabatan melalui PPG
e. Bimbingan teknis PK Guru dan PKB
f. Penyesuaian Jafung guru seesai (Perme 38/2010)
g. Pembentukan Tim Penilai Jafung Guru
h. Sistem sanksi
i. Rintisan Pelaksanaan PK Guru dan PKB
Pada tahun 2013, Permennegpan dan RB 16/2009 sudah efektif berlaku
(Penilaian Kinerja Guru dan PKB serta program induksi dilaksanakan di seluruh
sekolah). Pelaksanaan sistem pengendalian PK Guru dan dukungan PKB serta
126 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
dinergi kegiatan PK Guru dengan EDS. Pelaksanaan PKB didasarkan pada hasil
PK Guru dan penuntasan SerGur di bawah S1/D4.
Pada tahun 2014 dilaksanakan penuntasan peningkatan kualifikasi guru
ke S1 dan D4 serta pelaksanaan PK Guru dan PKB berdasarkan hasil PK Guru.
Dilanjutkan pada tahun 2015 penuntasan sertifikasi guru dalam jabatan dan
pendidikan profesi guru bagi calon guru. Pada tahun 2016 dilaksanakan
pengangkatan guru yang diwajibkan sudah bersertifikasi.
Pada peradaban bangsa manapun termasuk Indonesia, profesi guru
bermaksna strategis karena penyandangnya mengemban tugas sejati bagi proses
kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan pembangunan
karakter bangsa. Makna strategis guru sekligus meniscayakan pengakuan guru
sebagai profesi. Lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, merupakan bentuk nyata pengakuan atas profesi guru dengan segala
dimensinya http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-ttg-guru-dan-dosen.pdf.
Di dalam UU No. 14 tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sebagai implikasi dari UU NO.14 tahun 2005, guru
harus menjalani proses sertifikasi guru dalam jabatan.
Pada spectrum yang lebih luas, pengakuan atas profesi guru secara lateral
memunculkan banyak gagasan. Pertama, diperlukan ekstrakapasitas untuk
menyediakan gagasan. Guru yang professional sejati dalam jumlah yang cukup,
sehingga peserta didik memasuki bangku sekolah tidak terjebak pada hal yang
sia-sia akibat layanan pendidikan dan pembelajaran yang buruk (Philips, 2013).
Kedua, regulasi yang implementasinya taat asas dalam penempatan dan
penugasan guru agar tidak terjadi diskriminasi akses layanan pendidikan agim
mereka yang berada pada titik-titik terluar wilayah negaran, di tempat-tempat
yang sulit dijangkau karena keterisolasian, dan di daerah-daerah yang penuh
konflik.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 127
Ketiga, komitmen guru untuk mewujudkan hak semua warga negara atas
pendidikan yang berkualitas melalui pendanaan dan pengaturan negara atas
sistem pendidikan.
Keempat, meningkatkan kesejahteraan dan status guru serta tenaga
kependidikan lainnya melalui penerapan yang efektif atas hak asasi dan
kebebeasan professional mereka.
Kelima, menghilangkan segala bentuk diskriminasi layanan guru dalam
bidang pendidikan dan pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan gender,
ras, status perkawinan, kekurangmampuan, orientasi seksual, usia, agama,
afiliasi pilitik atau opini status sosial dan ekonomi, suku bangsa, adat istiadat,
serta mendorong pemahaman, toleransi, dan penghargaan atas keragaman
budaya komunitas (Goodwin & Kosnik, 2013)
Keenam, mendorong demokrasi, pembangunan berkelanjutan,
perdagangan yang far, layanan sosial dasar, kesehatan dan keamanan, melalui
solidaritas dan kerjasama di antara anggota organisasi guru di mancanegara,
gerakan organisasi guru di mancanegara, gerakan kekaryaan internasional, dan
masyarakat madani (Besharov & Oser, 2014).
Beranjak dari pemikiran teoritis di atas, diperlukan upaya untuk
merumuskan kebijakan dan pengembangan profesi guru. Itu sebabnya, akhir-
akhir ini makin kuat dorongan untuk melakukan kaji ulang atas sistem
pengelolaan guru, terutama berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen,
pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan
kualifikasi dan kompetensi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan
perlindungan, kesejahteraan pembinaan karir, pengembangan keprofesian
berkelanjutan, pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di daerah
khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan (Masnyur, 2012;
Asmarani, 2014).
Keberadaan guru yang professional dan berkompeten meupakan suatu
keharusan untuk memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru yang
professional mampu mencerminkan sosok keguruannya dengan wawasan yang
luas dan memiliki sejumlah kompetensi yang menunjang tugasnya (Sobri,
128 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
2016). Upaya pengembangan profesionalisme guru perlu terus dilakukan secara
berkelanjutan supaya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mereka yang
berhubungan dengan tugasnya selalu mengikuti perkembangan kemajuan dunia
pendidikan (Supriadi, 2013). Untuk tujuan itu, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan selalu berusaha untuk menyempurnakan kebijakan di bidang
pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Adapun beberapa kebijakan nasional tentang guru sebagai profesi sebagai
berikut: http://tpundiksha.wordpress.com/apakah-tp-itu/landasan-kebijakan-
pemerintah-untuk-tp/
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 129
1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan.
3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Fungsi standar nasional pendidikan adalah untuk penjaminan dan
pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar
nasional pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pekerjaan Guru dan Dosen sebagai tenaga pendidik merupakan suatu jabatan
professional yang memiliki peranan dan kopetensi. Guru dan Dosen mempunyai
fungsi, peran da kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional
dalam bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan profesionalisme yang
bermartabat. Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau
rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan corak suatu profesi. Selain itu
profesionalisme juga mengandung pengetian menjalankan suatu profesi untuk
keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.
Profesi pada hakikatnya adalah suatu janji terbuka bahwa seseorang akan
mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa karena
orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan tersebut. Tidak mudah
menjadi seorang pelaksana profesi yang professional, harus ada kriteria kompetensi
130 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
tertentu yang mendasarinya. Tjerk Hooghiemstra, mengemukakan bahwa seorang
yang dikatakan professional adalah mereka yang sangat kompeten atau memiliki
kompetensi tertentu yang mendasarinya kinerjanya. Kompetensi menurut Tjerk
Hooghiemstra, pada tulisannya yang berjudul Integrated Management of Human
Resources, disebutkan bahwa, kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang
yang berhubungan dengan unjuk kerja yang efektif atau superior pada jabatan
tertentu. Kompetensi dapat berupa motif, sifat, konsep diri pribadi, attitude atau
nilai-nilai, pengetahuan yang dimiliki, keterampilan dan berbagai sifat-sifat
seseorang yang dapat diukur dan dapat menunjukkan perbedaan antara rata-rata
dengan superior. Perdalam pemahaman tentang guru dapat dibuka pada
https://www.gurukatro.com/2016/03/kebijakan-pengembangan-profesi-guru.html.
Sehubungan denga itu, Lyle M. Spencer dalam bukunya berjudul Competence
at Work, tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Tjerk Hooghiemstra
sebelumnya. Kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan
dengan atau menghasilkan untuk kerja yag efektif atau superior pada jabatan
tertentu atau situasi tertentu sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Karakteristik
pokok mempunyai arti kompetensi yang sangat mendalam dan merupakan bagian
melekat pada pribadi seseorang dana dapat menyesuaikan sikap pada berbagai
kondisi atau berbagai tugas pada jabatan tertentu. Maka, ada lima karakteristik
kompetensi yaitu, motif, sikap, konsep diri (attitude, nilai-nilai atau imajinasi diri),
pengetahuan atau keterampilan.
Kompetensi lebih dititik beratkan pada apa yang diharapkan dikerjakan oleh
pekerja di tempat kerja. Dengan perkataan lain, kompetensi menjelaskan apa yang
seharusnya dikerjakan oleh seseorang bukan latihan apa yang harus diikuti.
Kompetesi juga harus dapat menggambarkan kemampuan menggunakan ilmu
pengetahua dan keterampilan pada situasi dan lingkunga yang baru. Karena itu,
uraian kompetensi harus dapat menggambarkan cara melakukan sesuatu dengan
efektif bukan hanya mendata ugas. Melakukan sesuatu dengan efektif dapat dicapai
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Sikap kerja atau attitude sangat
memengaruhi produktivitas.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 131
Pekerjaan mansuai yang paling terpandang dan dihormati adalah Guru.
Apabila dibansingkan dengan Raja, Presiden, Gubernur, Pejabat, orang kaya, bos,
direktur, dan status sosial ekonomi lainnya, maka pekerjaan itu tidak semulia Guru.
Oemar Hamalik, dalam bukunya berjudul “Pendekatan Guru Berdasarkan
Pendekatan Kompetensi”, disebutkannya bahwa hingga sampai saat ini, perkerjaan
Guru sebagai tenaga pendidik masih diperdebatkan apakah termasuk profesi atau
bukan. Sebab sering terjadi seorang Guru gagal dalam mendidik muridnya/
siswanya sementara guru tersebut telah memiliki gelar akademik walaupun ada juga
guru yang berhasil mendidik. Ada pula orang tua berhasil dalam mendidik anak-
anaknya akan tetapi orang tua tersebut tidak perah sekalipun mengikuti pendidikan
guru dan mempelajari ilmu mengajar. Oleh sebab itu, dalam melihat hal tersebut,
maka profesi guru hendaknya dipahami dalam hubungannya yang luas sebagai
berikut:
1. Peranan pendidikan harus dilihat pembangunan secara menyeluruh yang
bertujuan untuk membentuk manusia sesuai dengan cita-cita bangsa.
Pembangunan tidak mungkin berhasil jika tidak dilibatkan kemampua yang
dimiliki manusianya. Untuk menyukseskan pembangunan perlu ditata sistem
pendidikan yang relevan. Sistem pendidikan dirancang dan dilaksanakan oleh
orang-orang yang ahli dibidangnya. Tanpa keahlian yang memadai, maka
pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang dimiliki oleh tenaga pendidik, tidak
dimiliki oleh warga (masyrakat) pada umumnya, melainkan hanya dimiliki oleh
orang-orang tertentu yang telah menjalani pendidikan Guru seca berencana dan
sistematik;
2. Hasil pendidikan memang tidak mungkin dilihat dan dirasakan dalam waktu
singkat, melainkan diperlukan jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya proses
pndidikan tidak boleh keliru atau salah. Kesalahan yang dilakukan oleh orang-
orang yang bukan ahli dibidang pendidikan dapat merusak generasi seterusnya.
Oleh sebab itu, tangan-tangan yang mengelola sistem pendidikan mulai dari atas
sampai ke tingkat bawah harus terdiri dari tenaga-tenaga professional dalam
bidang pendidikan;
132 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
3. Sekolah adalah suatu lembaga profesioal. Sekolah bertujuan membentuk peserta
didik menjadi manusia dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh dapat
dipertanggungjwabkan dalam masyrakat dan terhadap dirinya. Dimana orangtua
peserta didik tersebut terletak pada guru dan tenaga kependidikan lainnya. Oleh
karena itu, pada guru harus dididik dalam profesi kependidikan, agar memliki
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara
efisien dan efektif. Hal ini dapat dilakukan jika kedudukan, fungsi, dan peran
guru diakui sebagai suatu profesi;
4. Sesuai dengan hakekat dan kriteria profesi, jelas bahwa pekerjaan guru harus
dilakukan oleh orang yang bertugas sebagai guru. Pekerjaan guru adalah
pekerjaan yang penuh pengabdian kepada masyrakat dan perlu ditata berdsarkan
kode etik tertentu. Kode etik tersebut mengatur bagaimana seorang guru harus
bertingkah laku sesuai dengan norma-norma pekerjaannya, baik dalam
hubungan anak dengan anak didiknya maupun dalam hubungannya dengan
teman sejawat; dan
5. Sebagai konsekuensi logis dari pertimbangan tersebut, maka setiap guru harus
memiliki kompetensi professional. Kompetensi kepribadian, dan kompetensi
kemasyarakatan. Dengan demikian guru memiliki kewenangan mengajar untuk
diberikn imbalan secara wajar sesuai dengna fungsi dan tugasnya. Tentunya
seorang alon guru harus pula menempuh program pendidikan guru pada suatu
lembaga pendidikan guru tertentu.
Guru harus bekerja secara profesioal karen sejak diundangkannya Undang-
Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), pekerjaan guru
dijadikan sebagai profesi layaknya profesi dokter, pengacara, dan lain-lain. Dalam
hal ini, E. Mulyasa, menyatakan bahwa guru harus professional dengan
memposisikan dirinya sebagai:
1. Orang tua yang penuh kasih saying terhadap peserta didiknya;
2. Temen, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik;
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan dan melayani peserta didik
sesuai minat, kemampuan dan bakatnya;
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 133
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan sarana pemecahannya;
5. Memupuk rasa percaya diri, berani, dan bertanggung jawab;
6. Membiasakan peserta didik untuk saling berkomunikasi atau berhubungan
dengan orang lain secara wajar;
7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain,
dan lingkungannya;
8. Mengembangkan kreativitas; dan
9. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Dalam memenuhi tuntutan di atas, guru harus mampu memaknai
pembelajaran dan menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan
kompetensi dan perbaikan kualitas probadi peserta didik. Maka terhadap guru
tersebut harus pula memiliki kompetennsi professional. Kompetensi professional
mencakup kumpulan beberapa kompetensi yang berbeda satu sama lain seperti
ditunjukkan di bawah ini:
1. Kompetensi spesialis, yaitu kemampuan untuk keterampilan dan pengetahun
dalam menggunakan alat-alat yang ada dengan sempurna, mengorganisasikan
dan menangani masalah;
2. Kompetensi metodik, yaitu kemampuan untuk mengumpulkan dan
menganalisa informasi, mengevaluasi informasi, orientasi tujuan kerja, dan
bekerja secara sistematis;
3. Kompetensi individu, yaitu kemampuan untuk inisiatif, dipercaya, motivasi,
kreatif, dan
4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, kerja kelompok,
kerja sama.
Sehubugan dengna kompetensi professional tersebut, guru professional
adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis.
Kompetensi professional merupakan suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh guru.
134 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Kompetensi professional sebagai penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Indonesia,
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah
emampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenui standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Berkenaan dengan kompetensi professionalism guru tersebut, dalam Undang-
Undang Nomo 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (UUGD), Bab III Pasa &
ayat (1), profesi guru harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism;
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan , keimanan,
ketaqwaan, dan akhlak mulia;
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas;
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjuta dengan belajar sepanjang hayat;
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Kompetensi guru dapat diukur dari berbagai aktivitasnya secara aktif, inovatif
dalam kegiatan ilmiah untuk dapat berhak sebagai penerima sertifikat dalam
sertifikasi guru. Sertifikasi gutu dimaksud diperhatikan dari portofolio guru selama
melaksanakan tugasnya. Dimana bahwa portofolio adalah bukti fisik (dokumen)
yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai selama
menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Oleh karena
itu, terhadap guru yang merupakan tenaga professional di bidang pendidikan dalam
perspektif Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 135
(UUGD). Guru dituntut untuk bekerja secara professional yang didasarkan kepada
kompetensi guru yang memadai dan memperhatikan kepada kesejahteraan guru
tersebut melalui sertifikasi.
136 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Guru juga merupakan jabatan profesional yang memiliki tugas pokok yang
amat menentukan dalam proses pertumuhan dan perkembangan peserta didik.
Uraian tugas pokok tersebut mencakup keseluruhan unsur yang terlibat dan
berperan dalam proses pembelajaran. Tugas pokok itu hanya dapat dilaksanakan secara
profesional bila persyaratan-persyaratan sebagai guru terpenuhi.
Adapun persyaratan profesional guru adalah antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya pada jenjang
Diploma atau Sarjana Pendidikan yang didalamnya tercantum dengan jelas
akta kewenangan mengajar.
2. Memiliki ciri-ciri keperibadian sebagai seorang pendidik seperti: memilki
kasih sayang yang tulus kepada peserta didik, memiliki komitmen untuk ikut
membantu pertumbuhan peserta didik secara utuh dan sempurna, jujur, ikhlas,
adil bijaksana, dan penolong serta menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia.
3. Menghargai perbedaan –perbedaan secara kultural, sosial da spiritual
4. Menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang menjadi acuan masyarakat dalam
hidupnya.
5. Diterima dan diakui oleh masyarakat sebagai guru dan pendidik.
6. Guru harus berakhlak mulia dan menjadi contoh teladan baik bagi peserta
didik, maupun bagi masyarakat banyak
Guru memiliki tugas pokok sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensinya
sehingga tumbuh dan berkembang dengan total dan sempurna.
2. Membantu peserta didik agar potensi intelektual, emosional, sosial dan
spiritualnya tumbuh berkembang secara seimbang dan harmonis serta
sempurna
3. Mentransformasikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan
menggunakan pendekatan dan metodologi yang penuh dengan kreatifitas
dalam proses belajar mengajar, sehingga khazanah ilmu pengetahuan dan
kreatifitas peserta didik tumbuh dan berkembang pula
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 137
4. Menanamkan nilai-nilai dasar yang positif dan diperlukan dalam hidup
kedalam diri peserta didik sehingga melekat dan tumbuh menjadi satu dengan
prilaku peserta didik
5. Membangun watak dan kepribadian peserta didik menjadi orang yang
memiliki watak dan kepribadian utuh dan sempurna
6. Membantu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menjalanakan
fungsinya sebagai makhluk sosial yang beradab dan bermartabat
7. Menumbuhkembangkan dalam diri peserta didik nilai-nilai prilaku mulia
8. memberikan tuntunan kepada peserta didik untuk mengenal mana perbuatan
yang baik dan yang tidak, mana perbuatan yang dilarang mana pula yang tidak
dilrang, mana perbuatan yang salah dan mana pula yang benar yang perlu
dalam kehidupan yang penuh kedamaian, ketentraman dan keharmonisan.
138 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Kode etik harus menjabarkan secara eksplisit batas-batas wewenang dalam
melaksanakan tugasnya sehingga perilakunya tidak berbaur dengan perilaku
khusus yang seharusya dilakukan oleh profesi lain, disertai dengn perilaku
marginal yang masih layak dilakukan oleh profesi tersebut. Oleh karena itu,
haruslah ditaati oleh guru dengan tujuan antara lain sebagai berikut:
a. Agar guru-guru mempunyai rambu-rambu yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari sebagai pendidik.
b. Agar guru-guru dapat bercermin diri mengenai tingkah lakunya, apakah sudah
sesuai dengan profesi pendidik yang disandangnya ataukah belum
c. Afar guru-guru mengambil langkah preventif, jangan sampai tingkah lakunya
dapat menurunkan martabatnya sebagai seorang professional yang bertugas
utama sebagai pendidik.
d. Agar guru selekasnya dapat kembali mengambil langkah kuratif, jika ternyata
apa yang mereka lakukan selama ini bertentangan atau tidak sesuai dengan
normal-norma yang telah sirumuskan dan disepakati sebagai kode etik guru.
e. Agar segala tingkah laku guru, seantiasa selaras atau paling tidak, tidak
bertentangan dengan profesi yang disandangnya ialah sebagai seorang
pendidik. Lebih lanjut dapat diteladani oleh anak didiknya dan oleh
masyarakat.
Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di
Indonesia sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan
tugas profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.
Menurut Edward (2005), kode etik profesionalisme guru yang dikeluarkan
oleh national Educational Association (NEA) menyatakan bahwa pendidik
haruslah mengambil sikap, antara lain (1) memberikan kebebasan gerak kepada
siswa dalam mengajar tujuan-tujuan belajarnya; (2) menyediakan akses bagi siswa
terhadap berbagai pandangan yang bervariasi; (3) tidak mengurangi atau
mengkerdilkan materi pelajaran yang berkaitan dengan perkembangan siswa; (4)
dengan sungguh-sungguh melindungi siswa dari kondisi yang mengancam dan
melemahkan kegiatan belajarnya, kesehatannya, dan keselamatannya; (5) tidak
membukakakn hal-hal yang memalukan atau merugikan siswa; (6) tidak
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 139
membedakan siswa atas dasar ras, warna kulit, keyakinan, jenis kelamin, asal suku
dan kebangsaan, status perkawian, kepercayaan/ agama, atau politik, keluarga,
latar belakang sosial budaya, dan orientasi seksual; (7) tidak mempergunakan
hubungan professional dengan siswa untuk kepentingan pribadi; (8) tidak
mengungkapkan keterangan siswa yang diperoleh dalam pelayanan professional
untuk tujuan pribadi dan tidak jelas.
Menurut Djhar (2006), bila diperhatikan dari bidang tugasnya, kode etik guru
minimal meliputi tiga hal, yaitu (1) kompeten dalam mengajarkan bidang studinya;
(2) professional dalam menjalankan tugasnya; (3) terampil dan benar dalam
melaksanakan kinerja.
Kode etik guru Indonesia merupakan jiwa dari Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 serta tanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, guru Indonesia
terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru dengan berpedoman pada
dasar-dasar sebagai berikut: (1) guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya
untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila; (2) guru mempunyai
kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesua dengan kebutuhan
anak didik masing-masing; (3) guru mengadalan komunikasi terutama dalam
memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala
bentuk penyalahgunaannya; (4) guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan
memelihara hubungan orangtua murid sebaik-baiknya demi kepentingan anak
didik; (5) guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan; (6)
guru secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan profesinya; (7) guru menciptakan dan memelihara hubungan antar
sesame guru, baik berdasarkan hubungan kerja maupun di dalam hubungan
keseluruhan; (8) guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan
meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya;
(9) guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan (Yamin, 2007).
140 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Kode etik guru ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh
utusan cabang dan pengurus daerah PGRI se-Indonesia dalam kongres ke-XIII di
Jakarta pada 1973, yang kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI ke-XVI
pada 1989 juga di Jakarta yang berbunyi sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia seutuhya yang
berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh infoemasi tentang siswa sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua muris dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
Kode etik guru berfungsi menjadi seperangkat prinsip dan norma moral yang
mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam kaitannya
dengan peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi
profesi, dan pemerintah berdasarkan nilai agama, pendidikan sosial, etika, dan
kemanusiaan. Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun (1992) mengemukakan empat
fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain: (1) Agar guru terhindar dari
penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. (2) Untuk mengatur
hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan pemerintah. (3)
Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 141
pada profesinya. (4) Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.
Dengan merujuk kepada undang-undang guru dan dosen N0. 14 tahun 2005 Bab IV
pasal 8, menyatakan bahwa kompetnsi guru meliputi: kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetnsi keperibadian dan kompetensi sosial. Uraian
kompetensi guru sebagai berikut ini;
1. Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan dalam mengelola
pembeljaran peserta didik, yang meliputi: (a) pemahaman peserta didik, (b)
perancangan dan pelaksananaan pembelajaran, (c) evaluasi pemeblajaran dan
(d) pengembangan peserta didik untuk mengakutalisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
2. Kompetensi Profesional merupakan kemampuan dalam penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memunkinkannya
membibimbing peserta didik memenuhi standar kopetensi
3. Kompetensi Kepribadian merupakan penguasaan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia.
4. Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik/tenaga kepenbdidikan lain, orang
tua/wakil peserta didik. Dan masyarakat sekitar.
Keseluruhan kompetensi dasar ini mejadi rujukan pengembangan program
pendidikan guru dan tenaga kependidikan secara umum dan Program Pendidikan
Profesi seara khusus termasuk proses sertifikasi yang merupakan bagian integral
dari sistem pendidikan guru di Indonesia secara utuh sebagaimana yang
dinyatakan dalam Undang-undang Guru dan Dosen bab IV pasal 8 dan pasal 10.
Guna mendapatkan kualifikasi sebagai seorang guru terdapat beberapa
lembaga/jenjang pendidikan guru yaitu: Dengan merujuk kepada undang-undang
guru dan dosen No. 14/ 2005, khuasusnya Bab IV pasal 9, Peraturan pemerintah No
19 pasal 29, makna pendidikan, konsep profesi guru, uraian tugas guru, kompetensi
dasar guru dan seluruh persyaratan untuk memasuki jabatan guru maka secara
operasional kualifikasi pendidikan minimal bagi seorang guru dikembangkan
142 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
seabagai tercantum berikut ini: (1) Diploma atau Sarjana Pendidikan dalam bidang
studi Pendidikikan Pre-School atau Early Childhood Education; (2) Diploma atau
Sarjana Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar untuk jenjang
Sekolah Dasar; (3) Sarjana Pendidikan Bidang Studi untuk Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas; (4) Sarjana Pendidikan dalam Pendidikan
Teknologi atau Pendidikan Kejuruan untuk Sekolah Menengah Kejuruan; dan (5)
Pendidikan profesi yang merupakan bagian integral dari program pendidikan guru
dengan tujuan untuk menyempurnakan dan mengokohkan program pendidikan
guru yang berlaku saat ini.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Dosen dan Guru disebut tentang organisasi dank ode etik guru sebagaimana dalam
uraian berikut.
Pasal 41
(1) Guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independen.
(2) Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan
kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada
masyarakat.
(3) Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
(4) Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi
profesi guru dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Pasal 42
Organisasi prefesi guru mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan dan menegakkan kode etik guru;
b. Memberikan bantuan hukum kepada guru;
c. Memberikan perlindungan profesi guru;
d. Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru;
e. Memajukan pendidikan nasional.
Pasal 43
(1) Untuk menjaga dan meningkatkan kehormtan dan martabat guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesianalan, orgaisasi profesi guru membentuk kode
etik.
(2) Kode etik sebagai mana disebut pada ayat (1) berisi norma dan etika yang
mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Pasal 44
(1) Dewan Kehormatan Guru dibentuk oleh organisasi profesi guru.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 143
(2) Keanggotaan serta mekanisme kerja dewan kehormatan guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam anggaran dasar organisai profesi guru.
(3) Dewan Kehormatan Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk
untuk mengawasi pelaksanaan kode etik guru dan memberikan rekomendasi
pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik oleh guru.
(4) Rekomendasi Dewan Kehormatan profesi guru sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengna
anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan perundang-undangan.
(5) Organisasi profesi guru wajib melaksanakan rekomendasi Dewan
Kehormatan Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
144 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Guru Indonesia bertanggung jawab mengantarkan siwanya untuk mencapai
kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan. Untuk
itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan peranan guru
dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan bangsa lain
di negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan dating. Kondisi
seperti itu bisa mengisyaratkan bahwa guru dan profesiya merupakan komponen
kehidupan yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini sepanjang zaman. Hanya
dengan tugas pelaksanaan tugas guru secara professional hal itu dapat diwujudkan
eksistensi bangsa dan negara yang bermakna, terhormat dan dihormati dalam
pergaulan antarbangsa-bangsa di dunia ini.
Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui bimbingan
guru yang professional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas, kompetitif, dan produktif sebagai aset nasional dalam menghadapi
persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan di masa datang.
Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari
sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman
bersikap dan berperilaku yang mengejawantahkan dalam bentuk nilai-nilai moral
dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putra-putri bangsa.
Bagian Satu
Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
Pasal 1
(1) Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia. Seagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga
negara.
(2) Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) pasal
ini adalah nilai-nilai moral yang menandakan perilaku guru yang baik dan
buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaknsanakan selama menunaikan tugas-
tugas profesionalnya untuk medidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melaih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, serta sikap pergaulan sehari-
hari di dalam dan luar sekolah.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 145
Pasal 2
(1) Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilkau bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang
dilindungi undang-undang.
(2) Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma
moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan professional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan.
Bagian Dua
Sumpah/ Janji Guru Indonesia
Pasal 3
(1) Setiap guru mengucapkan sumpah/ janji guru Indonesia sebagai wujud
pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi nilai-
nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia sebaga pedoman
bersikap dan berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
(2) Sumpah/ janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi
profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing.
(3) Setiap pengambilan sumpah/ janji guru Indonesia dihadiri oleh penyelenggara
satuan pendidikan.
Pasal 4
(1) Naskah sumpah/ janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.
(2) Pengambilan sumpah/ janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara
perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.
Bagian Tiga
Nilai-Nilai Dasar dan Nilai-Nilai Operasional
Pasal 5
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:
(1) Nilai-nilai agama dan Pancasila.
146 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
(2) Nilai-nilai kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi professional.
(3) Nilai-nilai jati diri, harkat, dan martabat manusia yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.
Pasal 6
(1) Hubungan Guru dengan Peserta Didik
a. Guru berperilaku secara professional dalam melaksanakan tugas didik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Guru membimbing peserta
didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan
kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
b. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik
secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan
pembelajaran.
c. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya
untuk kepentingan proses kependidikan.
d. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus
berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana
sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan
efisien bagi peserta didik.
e. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih
saying dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar
batas kaidah pendidikan.
f. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang
dapat memengaruhi perkembangan negative bagi peserta didik.
g. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha perofesionalnya untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
h. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali
merendahkan martabat peserta didiknya.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 147
i. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara
adil.
j. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
k. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh
perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
l. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta
didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,
menimbulkan gangguan kesehatan dan keamanan.
m. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk
alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan,
hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
n. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya
kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,
kebudayaan, moral, dan agama.
o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan professional
dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan
pribadi.
(2) Hubungan Guru dengan Orangtua/ Wali Siswa
a. Guru berusaha membina hubungan kerja sama yang efektif dan efisien
dengan orangtua/wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan.
b. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali secra jujur dan objektif
mengenai perkembangan peserta didik.
c. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang
bukan orangtua/walinya.
d. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan
berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
e. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai
kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada
umumnya.
148 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
f. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi
dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-cita anak
atau anak-anak akan pendidikan.
g. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tidaka professional dengan
orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
(3) Hubungan Guru dengan Masyarakat
a. Guru menjalin komunikasi dan kerja sama yang harmonis, egektif, dan
efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
pendidikan.
b. Guru mengakomodasikan aspirasi masyrakat dalam mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
c. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyrakat.
d. Guru bekerja sama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan
prestise dan martabat profesinya.
e. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan
masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan
kesejahteraan peserta didiknya.
f. Guru memberikan pandangan professional, menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan
masyarakat.
g. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya
kepada masyarakat.
h. Guru tidak boleh menampilkan diri secara eksklusif dalam kehidupan
bermasyarakat.
(4) Hubungan Guru dengan Sekolah
a. Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi
sekolah.
b. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam
melaksanakan proses pendidikan.
c. Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.
d. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 149
e. Guru menghormati rekan sejawat.
f. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat.
g. Guru menjujung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan
kesejawatan dengan standardan kearifan professional.
h. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk
tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang relevan
dengan tuntutan profesionalitasnya.
i. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengeksprsikan
pendapat-pendapat professional berkaitan dengan tugas-tugas pendidikan
dan pembelajaran.
j. Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan
dalam setiap tindakan professional dengan sejawat.
k. Guru memiliki beban moran untuk bersama-sama dengan sejawat
meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan
tugas-tugas professional pendidikan dan pembelajaran.
l. Guru mengoreksi tindakan-tindaka sejawat yang menyimpang dari
kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
m. Guru tidakboleh mengeluarkan pernyataan-pernyataan keliru berkaitan
dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.
n. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
akan merendahkan martabat pribadi dan professional sejawatnya.
o. Guru tidak boleh mengoresi tindakan-tindakan professional sejawatnya
atas dasat pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
p. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk
pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
q. Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau
tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
(5) Hubungan Guru dengan Profesi
a. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.
150 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
b. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu
pendidikan dan bidang studi yang diajarkan.
c. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.
d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggung jawab atas
konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu benruk tanggung jawab,
inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan professional
lainnya.
f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yag
kana merendahka martabat profesionalnya.
g. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat
memengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.
h. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud untuk
menghindari tugas-tugas dan tanggung jawab yang muncul akibat
kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.
(6) Hubungan guru dengan organisasi profesinya
a. Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta seara
aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan
kependidikan.
b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang
memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan.
c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat
informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan
masyrakat.
d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggung jawab atas
konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas organisasi proesi sebagai suatu bentuk
tanggung jawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-
tindakan professional lainnya.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 151
f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
dapat merendahkan martabat dan eksistensi organisasi profesinya.
g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu utnuk
memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi
profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(7) Hubungan Guru dengan Pemerintah
a. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program
pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD
1945, UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang tentang
Guru dan Dosen, dan ketentuan perundang-undangan lainnya.
b. Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan
berbudaya.
c. Guru berusaha menciptakan, memelihara, dan meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
d. Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh
pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan
pembelajaran.
e. Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang
berakibat pada kerugian negara.
Bagian Empat
Pelaksanaan, Pelanggaran, dan Sanksi
Pasal 7
(1) Guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas pelaksanaan Kode
Etik Guru Indonesia.
(2) Guru dan organisasi guru berkewajiban menyosialisasikan Kode Etik Guru
Indonesia kepada rekan sejawat penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan
pemerintah.
Pasal 8
152 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
(1) Pelanggaran adalah periaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan Kode
Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan
dengan protes guru.
(2) Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia akan dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
(3) Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.
Pasal 9
(1) Pemberian rekomendasi sanki terhadap guru yang melakukan pelanggaran
terhadap Kode Etik Guru Indonsia merupakan wewenang Dewan Kehormatan
Guru Indonesia.
(2) Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus objektif.
(3) Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.
(4) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya pembinaan
kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan
martabat profesi guru.
(5) Siapa pun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru
Indonesia wajib lapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia, organisasi
profesi guru, atau pejabat yang berwenang.
(6) Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa
bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasihat hukum sesuai dengan jenis
pelanggaran yang dilakukan di hadapan Dewan Kehormatan Guru Indonesia.
Bagian Lima
Ketentuan Tambahan
Pasal 10
Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan pendidikan di
Indonesia wajib mematuhi Kode Etik Guru Indonesia dan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Enam
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 153
Penutup
Pasal 11
(1) Setiap guru secara sungguh-sungguh menghayati, mengamalkan serta
menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia.
(2) Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus memilih
organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Untuk menambah berbagai informasi lebih konkrit dapat juga ditelusuri melalui
https://www.academia.edu/9771520/GURU_SEBAGAI_PROFESI.
154 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
hanya disebut calaon guru yang certified tapi belum sebagai licenced atau
registered teachers (Gaffar; 2019).
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 155
Forum Diskusi
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa; bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.
Setiap pekerjaan professional memerlukan organisasi profesi. Begitu juga
profesi guru memerllukan sebuah organisasi yang disebut dengan organisasi guru,
yang di Indoensia dikenal dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Masih ada juga organisasi guru yang berkembang di daerah-daerah yang memiliki
persamaan dan perbedaan masing-masing.
Selain itu, setiap organisasi memiliki kode etik masing-masing, termasuk
organisasi profesi keguruan. Profesi guru memiliki kode etik yang disebut dengan
kode etik guru. Kode etik guru pertama kali dikembangkan oleh PGRI yang masih
berlaku hingga saat ini. Kode etik ini untuk mengendalikan sikap dan perilaku guru
agar senantiasa berpijak pada aturan-aturan, nilai-nilai, atau norma-norma tertentu
dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya kode etik guru ini maka guru sejak dini
156 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
rambu-rambu terkait kewajiban dan larangan yang harus ditaati sehingga guru tetap
terpelihara moralnya dan menjadi teladan yang baik bagi para muridnya.
2. Tes Formatif
1. Tujuan Pendidikan Nasional pada Pembukaan UUD 1945, tertuang pada alinea
ke…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. Tidak ada
2. Amanat UUD 1945 sebagai panduan penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia tertuang dalam …
A. Undang-Undang No.20 tahun 2005
B. Undang-Undang No.14 tahun 2003
C. Undang-Undang No. 20 tahun 2003
D. Undang-Undang No.14 tahun 2005
E. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008
3. Parameter utama untuk merumuskan standard pendidikan nasional tertuang
dalam …
A. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3
B. Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Sisdiknas Pasal 3
C. Undang-Undang No.20 tahun 2005 tentang Sisdiknas Pasal 3
D. Undang-Undang No.14 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3
E. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1
4. Penetapan guru sebagai profesi tertuang dalam …
A. Undang-Undang No.20 tahun 2005
B. Undang-Undang No.14 tahun 2003
C. Undang-Undang No. 20 tahun 2003
D. Undang-Undang No.14 tahun 2005
E. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008
5. Berikut ini adalah tugas utama guru sebagai profesi yang professional, kecuali
A. Mendidik
B. Mengajar
C. Membimbing
D. Meneladani
E. Mengevaluasi
6. Berikut ini adalah kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seorang
guru, kecuali …
A. Kompetensi spesialis
B. Kompetensi metodik
C. Kompetensi individu
D. Kompetensi sosial
E. Kompetensi psikomotorik
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 157
7. Kemampuan untuk keterampilan dan pengetahuan dalam menggunakan alat-
alat yang ada dengan sempurna, mengorganisasikan dan menangani masalah
merupakan …
A. Kompetensi spesialis
B. Kompetensi keahlian
C. Kompetensi metodik
D. Kompetensi psikomotorik
E. Kompetensi sosial
8. Kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi, mengevaluasi
informasi, orientasi tujuan kerja, dan bekerja secara sistematis merupakan …
A. Kompetensi sosial
B. Kompetensi keahlian
C. Kompetensi metodik
D. Kompetensi individu
E. Kompetensi sosial
9. Kompetensi professional adalah suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh seorang guru, tertuang dalam ….
A. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2003, tentang Guru dan Dosen Bab III
B. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Bab III
C. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2003, tentang Guru dan Dosen Bab I
D. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Bab II
E. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Guru dan Dosen Bab III
10. Berikut ini adalah kode etik yang harus dipatuhi oleh guru, kecuali ….
A. Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia seutuhnya
dan berjiwa Pancasila
B. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
C. Guru berbakti kepada orangtua dan wali untuk menjaga peserta didik
D. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meninkatkan
mutu dan martabat seprofesinya
E. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
Kunci Jawaban :
1. D
2. C
3. A
4. D
5. D
6. E
7. A
8. C
9. B
10. C
Daftar Pustaka
Ahmadi, Rulam. 2018. Profesi Keguruan: Konsep dan Strategi Mengembangkan
Profesi dan Karier Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
158 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Disas, Eka Prihatin. Analisis Kebijakan Pendidikan Mengenai Pengembangan dan
Peningkatan Profesi Guru. Hal 158-166. Jurnal Penelitian Pendidikan.
Djaelani, Bisri Mustofa. 2010. Etika dan Profesi Guru. Jakarta: Multi Kreasi Satu
Delapan.
Tim penyusun KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
RANGKUMAN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang tidak akan pernah
berhenti sepanjang kehidupan manusia. Istilah pertumbuhan (growth) merupakan
peningkatn ukuran tubuh sebagai hasil penyempurnn bagian-bagian tubuh.
Perkembangan (development) merupakan peningkatan ukutan kapasitas fungsi dan
kemampuan kerja organ-organ tubuh. Kematagan (maturation) merupakan
peningkatan atau kemajuan yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan
biologis. Penuaan (aging) merupakan proses penurunn kualtias organic yang
diakibatkan karen bertambah usia.
Perkembangan teknologi komunikasi digital yang berlangsung pesat seperti
saat ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap semua aspek kehidupan
manusia termasuk di dalamnya bagaimana manusia melakukan aktivitas belajar.
Pemanfaatan ragam media dan teknologi yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi dan pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi: (1) media yang tidak
diproyeksikan atau non-projected media seperti foto, diagram, bahan pameran atau
display media, dan model; (2) media yang diproyeksikan; (3) media audio seperti
kaset, compact disc (CD) audio yang berisi rekaman perkuliahan, ceramah
narausmber, dan rekaman music; (4) media gambar gerak atau media video seperti
VCD, DVD, dan blue rays disc; (5) pembelajaran berbasis komputer; serta (6)
multimedia dan jaringan komputer. Semua ragam media ini memiliki kekhasan atau
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 159
karakteristik tersendiri untuk digunakan dalam menyampaikan infomasi dan
pengetahuan kepada penggunanya.
Sebagai tonggak pendidikan yang akan mencetak manusia-manusia pada
masa yang akan datang, guru yang berkualitas harus memiliki persyaratan,
kualifikasi dan kompetensi. Persyaratan seorang guru PJOK sebagai berikut:
persyaratan untuk menjadi seorang guru, yaitu: (1) Harus memiliki bakat seorang
guru, (2) Harus memiliki keahlian seorang guru, (3) Memiliki kepribadian yang
baik dan terintegrasi (4) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas , (5)
Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila dan (6) Guru adalah seorang warga
Negara yang baik.
Dimensi kualifikasi guru adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3) Sertifikat
profesi guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials), (5) prosedur
mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi (interpersonal
skill).
Kompetensi guru meliuti: (1) kompetensi pedagogic. Kompetensi tentang
penguasaan proses belajar mengajar dimulai dari perancangan, metode, media dan
penilaian pembelajaran. (2) kompetensi Kepribadian, Kompetensi kepribadian
merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia (3) kompetensi social Kompetensi sosial merupakan kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar
dan (4) kompetensi Profesional, Kompetensi profesional merupakan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.
Setiap pekerjaan professional memerlukan organisasi profesi. Begitu juga
profesi guru memerllukan sebuah organisasi yang disebut dengan organisasi guru,
yang di Indoensia dikenal dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
160 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Masih ada juga organisasi guru yang berkembang di daerah-daerah yang memiliki
persamaan dan perbedaan masing-masing.
Selain itu, setiap organisasi memiliki kode etik masing-masing, termasuk
organisasi profesi keguruan. Profesi guru memiliki kode etik yang disebut dengan
kode etik guru. Kode etik guru pertama kali dikembangkan oleh PGRI yang masih
berlaku hingga saat ini. Kode etik ini untuk mengendalikan sikap dan perilaku guru
agar senantiasa berpijak pada aturan-aturan, nilai-nilai, atau norma-norma tertentu
dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya kode etik guru ini maka guru sejak dini
rambu-rambu terkait kewajiban dan larangan yang harus ditaati sehingga guru tetap
terpelihara moralnya dan menjadi teladan yang baik bagi para muridnya.
TUGAS AKHIR
Pertemuan hari ini saudara akan mengajarkan materi senam lantai. Bandingkatlah
4 teori belajar yang paling mendekati untuk dapat mengimplementasikan materi
tersebut.
Selanjutnya pilihlah salah satu dari keempat teori tersebut yang menurut saudara
paling sesuai dan lanjutkan dengan rancanglah pembelajaran materi senam lantai
dengan mengimplementasikan teori tersebut!
SOAL SUMATIF
1. Mengembangkan manusia Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Manusia yang mempunyai takwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
mempunyai budi pekerti yang luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, kesehatan
rohani, dan jasmani, keterampilan dan pengetahuan, dan terakhir mempunyai rasa
tanggung jawab untuk berbangsa dan bermasyarakat.
A. Arti Pendidikan Nasional
B. Tujuan Pendidikan Nasional
C. Fungsi Pendidikan Nasional
D. Ruang Lingkup Pendidikan Nasional
E. Tujuan Pendidikan Secara Umum
2. Seorang guru terus menunjukkan komitmen dalam pekerjaan untuk dengan
mengikuti pelatihan metoden pembelajaran dan terus menerus mengembangkan
diri dalam pemanfaatan berbagai strategi yang digunakannya dalam sesuai
bidang keahliannya merupakan makna.
A. Profesi
B. Kualifikasi
C. Kompetensi
D. Profesionalisme
E. Kapasitas building
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 161
3. Setiap Guru memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan hal tersebut termuat dalam...
A. Undang Undang sistem Pendidikan Nasional
B. Undang Undang Hak Asasi Manusia
C. Undang Undang Guru dan Dosen
D. Undang Undang Perlindungan Pekerja
E. Undang Undang Hukum Acara Pidana
4. Pelaksana program sertifikasi pendidik adalah...
A. Perguruan Tinggi yang memiliki program pendidikan yang ditunjuk
pemerintah
B. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
C. Kementrian Agama
D. Badan diklat Sumber Daya Manusia Pendidik dan tenaga kependidikan
E. Dinas Pendidikan baik daerah kabupaten maupun daerah provinsi yang
diatur dengan ketentuan pemerintah
5. Seorang guru dapat diberhentikan jabatan guru secara tidak hormat
dikarenakan kecuali
A. melanggar sumpah dan janji jabatan
B. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama
C. Melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 (satu) bulan atau
lebih secara terus-menerus.
D. Mengundurkan diri dari Jabatan Guru
E. sakit jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugas
secara terus-menerus selama 12 (dua belas) bulan
6. Dalam menjalankan tugasnya seorang guru sering mendapat perlakuan yang
kurang baik seperti laporang orang tua terhadap tindakan guru terhadap siswa.
Guna mendapatkan perlindungan terhadap guru memiliki ha katas
perlindungan yaitu:
A. Hukum dan profesi
B. Hukum, profesi, kesehatan kerja, jaminan hari tua
C. Hukum, profesi, keselamatan kerja, dan kesehatan kerja
D. Hukum, Profesi dan hak asasi manusia
E. Hukum, profesi, perlindungan kinerja
7. Dalam menjalankan tugas guru akan mendapatkan gaji atau imbalan. Ketika dalam
pelaksanaannya guru mendapatkan gaji yang tak wajar. Pelanggaran terhadap
jaminan perlindungan guru tersebut merupakan pelanggaran pada bidang...
A. Hak Azasi Manusia
B. Profesi
C. Kesejahteraan Guru
D. Keselamatan Kerja
E. Hukum
8. Tahapan yang dilakukan untuk mewujudkan guru menjadi professional yaitu
A. Profesionalisme mallui Pendidikan dan pelatihan
B. Penyediaan guru berbasis sekolah
C. Program Induksi berbasis pembelajaran
D. Profesionalisasi guru melalui penugasan
E. Profesionalisasi guru berbasis individu atau menjadi guru madani
162 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
9. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, sangat terampil dalam memilih
dan memilah materi ajar dan menerapkan berbagai konsep keilmuan pada dunia
nyata merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru. Keterampilan tersebut
merupakan bagian dari:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi Profesi
D. Kompetensi Kepribadian
E. Kompetensi Sosial
10. Guru PJOK terampil dalam memilih metode pembelajaran dikelas
menggunakan gaya resiprokal dengan mempertimbangkan karateristik siswa,
materi ajar dan ketersediaan sarana dan prasanana. Kecakapan tersebut
merupakan bagian dari:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi Profesi
D. Kompetensi Kepribadian
E. Kompetensi Sosial
11. Dalam kelas guru PJOK tidak pernah membedakan status siswa dikelas atau
memberlakukan sama antar siswa dalam kegiatan pembelajaran maupun
penilaian. Perilaku ini merupakan perwujudan dari:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi Profesi
D. Kompetensi Kepribadian
E. Kompetensi Sosial
12. Tujuan dan fungsi adanya pengakuan profesionalisme guru dan dosen
sebagaimana tertuang pada UU no 14 tahun 2005 adalah
A. Mengembangkan kompetensi guru dengan berbagai latihan supaya
pendidikan nasional memiliki kualitas yang tak kalah dengan
perkembangan global
B. Meningkatkan peran guru dalam mewujudkan generasi milenial yang
beretika bermoral cerdas dan berartabat
C. Untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan nasional.
D. Meningkatkan kesejahteraan guru yang selama ini hanya mendapat
penghasilan yang sangat rendah.
E. Pengakuan terhadap kinerja guru, dimana tanpa adanya guru maka tak
mungkin masa depan generasi bangsa akan baik.
13. Guru PJOK juga mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Sebagai tenaga
profesional dimaksudkan bahwa
A. Memiliki keahlian, kemahiran dan kecakapan dengan standar mutu dan melalui
pendidikan profesi.
B. Memiliki ijasah pendidikan yang sesuai bidang yang digeluti
C. Mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas output peserta didik dengan
baik dengan berbagai strategi yang mumpuni.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 163
D. Mendapatkan penghasilan atau sumber penghidupan yang layak dengan aneka
tunjangan
E. Memiliki kemampuan dan kompetensi baik kepribadian, sosial, pedagogik dan
professional
14. Sebagau seorang guru harus mampu menggunakan pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi dan
memanfaatkan berbagai sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang
tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar, baik yang berwujud
narasumber, buku teks, majalah, surat kabar, maupun sumber belajar lainnya
merupakan fungsi guru sebagai
A. Deminstrator
B. Pengelola kelas
C. Evaluator
D. Fasilitator
E. Administrator
15. Seorang guru PJOK memiliki Ijazah S1 bidang olahraga, memiliki sertifikat pendidik,
memiliki keterampilan interpersonal, keterampilan mengelola kelas merupakan dan
mengajar bidang PJOK termasuk dimensi:
A. Kompetensi
B. Kualifikasi
C. Profesionalitas
D. Kualitas
E. Kredibilitas
16. Perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi sejak awal kehidupan manusia
sejak mulai dari bayi dapat dikatakan sebagai …
A. Involusi
B. Evolusi
C. Growth
D. Development
E. Kematangan
17. Pengukuran pertambahan tinggi dan berat badan pada anak, merupakan
bagian dari …
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Kematangan
D. Involusi
E. Evolusi
18. Peningkatan fungsi tubuh pada anak, dari yang tidak bisa menjadi bisa dan
merupakan proses yang berkelanjutan adalah bagian dari . . .
A. Evolusi
B. Kematangan
C. Involusi
D. Perkembangan
E. Pertumbuhan
19. Perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang di sekitar anak dengan baik
dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan dirinya adalah prinsip
perkembangan dengan . . .
164 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
A. Peran kematangan dan belajar
B. Sikap kritis sebagai dasar –dasar permulaan
C. Pola perkembangan yang dapat diramalkan
D. Perbedaan individu
E. Perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
20. Perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki dan
menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh
adalah prinsip perkembangan dengan . . .
A. Tahap perkembangan mempunyai resiko
B. Sikap kritis sebagai dasar –dasar permulaan
C. Pola perkembangan yang dapat diramalkan
D. Perkembangan dipengaruhi perubahan budaya
E. Perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
21. Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses asosiasi, repetisi,
imitasi, serta reward dan punishment merupakan teori perkembangan . . .
A. Environtmentalisme
B. Naturalisme
C. Etologis
D. Komparatif dan Organismic
E. Perkembangan kognitif
22. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks sedemikian rupa sehingga
menjadi kebiasaan yang dikuasai individu, dimana individu hanya dipandang
dari sisi fenomena jasmaniah termasuk ke dalam . . .
A. Teori belajar kognitif piaget
B. Teori belajar pemrosesan informasi
C. Teori belajar behaviorisme
D. Teori belajar Gestalt
E. Classical Conditioning
23. Seorang siswa yang awalnya takut air dan tidak mampu belajar belajar
berenang namun setelah beberapa kali mengikuti pembelajaran renang di
sekolah sudah tidak takut lagi dengan air merupakan teori . . .
A. Law of respondent conditioning
B. Law of exercise
C. Law of readiness
D. Law of effect
E. Law of respondent extinction
24. Dalam penggunaan media pembelajaran, pesan akan diolah menjadi
sistematik dan mudah dimengerti oleh penerima pesan, ini merupakan bagian
dari proses . . .
A. Receiving
B. KOmunikator
C. Encoding
D. Remembering
E. Transferring
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 165
25. Media yang relarif murah, fleksibel dan berisi teks yang beragam dan
bervariasi seperti foto dan gambar yang dipergunakan dalam aktivitas
pembelajaran adalah klasifikasi dari . . .
A. Multimedia dan jaringan komupter
B. Pembelajaran berbasis komputer
C. Media audio
D. Media yang tidak diproyeksikan
E. Media video
26. Tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak
dan dapat membantu mendorong perubahan perkembangan peserta didik
didasarkan pada kararakteristik program pendidikan jasmani, yaitu . . .
A. Development appropriate practice
B. Development appropriate theoretical
C. Development appropriate conceptual
D. Development appropriate motoric
E. Development appropriate attitude
27. Lapangan dipergunakan sebagai fasilitas dalam proses belajar mengajar yang
baik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berjalan lancer, teratur, efektif,
dan efisien. Lapangan merupakan fasilitas dalam kategori . . .
A. Alat
B. Prasarana
C. Sarana
D. Bahan
E. Penunjang pembelajaran
28. Ketersediaan lapangan sebagai tempat untuk terselenggaranya proses
pembelajaran yang dapat dipergunakan oleh peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan dan potensi motoriknya merupakan fasilitas
dalam kategori . . .
A. Prasarana
B. Sarana
C. Fasilitas
D. Modifikasi
E. Peralatan
29. Bermain sepak bola akan lebih menarik jika menggunakan bola dibandingkan
dengan hanya membayangkannya saja, ini merupakan fungsi sarana dan
prasarana . . .
A. Memperlancar jalannya pembelajaran
B. Memudahkan gerakan
C. Mempersulit gerakan
D. Kelangsungan aktivitas
E. Memacu siswa dalam bergerak
30. Siswa dan guru memiliki akses kepada tekologi digital dan internet, guru
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat dan sumber
digital untuk membantu siswa adalah bagian dari . . .
A. Tujuan media
B. Pemanfaatan teknologi
166 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
C. Konsep media
D. Pembelajatan TIK
E. Aplikasi pembelajaran
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 167