Kultum Ramadhan
Kultum Ramadhan
Kultum Ramadhan
RAMADHAN.
Satu hal yang tidak kita ragukan bahwasannya berjumpa dengan bulan
Ramadhan adalah nikmat yang besar, nikmat yang sangat mulia yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita. Dan kita tidak tahu, boleh jadi
Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir kita.
Oleh karena itu maka menjadi keharusan kita, menjadi kewajiban kita seorang
Muslim yang menyadari hal ini untuk meningkatkan kesungguhan kita dalam
mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai macam ibadah dan amal shalih.
Tentu satu hal yang tidaklah kita ragukan bahwasannya orang yang gugur di
medan jihad adalah orang yang sangat besar ganjarannya, seorang yang sangat
mulia kedudukannya disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun orang yang
matinya tidak mati syahid bisa mendapatkan pahala yang menyayangi atau
bahkan lebih unggul daripada pahalanya orang yang mati syahid dan diantara
sebabnya adalah ketika dia mengisi Ramadhan dengan baik. Ramadhannya
adalah Ramadhan yang berkualitas.
Sebagaimana dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dan hadits ini
dinilai shahih oleh Al-Albani, di riwayat tersebut diceritakan bahwa dimasa
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terdapat tiga orang yang berkawan. Dua
diantaranya gugur sebagai syahid di medan jihad. Kemudian setahun setelah itu
yang ketiga meninggal dunia.
Ternyata setelah kemudian tiga orang tadi meninggal dunia, ada salah satu
Sahabat yang melihat dalam mimpi bahwasanya orang yang ketiga, yang
matinya di atas kasur, tidak mati sebagai syahid, kedudukannya di akhirat malah
lebih dulu masuk surga dibandingkan dua kawannya yang gugur sebagai syahid.
Satu hal yang mengherankan. Dan ini pun juga telah mengharamkan para
Sahabat. Maka para Sahabat pun datang menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam dan menceritakan hal ini. Maka lihat apa komentar Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam. Nabi katakan:
“Bukankah orang yang ketiga itu umurnya lebih panjang satu tahun?”
َ َوَأ ْد َر َك َر َم
َضان
“dengan tambahan umur satu tahun itu dia berjumpa Ramadhan tahun
selanjutnya”
َ َف
ُصا َمه
“dan dia berpuasa dengan baik dengan puasa yang berkualitas di Ramadhan
tersebut,”
“dan dia telah selama satu tahun mengerjakan shalat sekian ribu rakaat
jumlahnya”
ِ س َما ِء َواَأل ْر
ض َّ بَيْنَ ال7د ِم َّما7ُ فَ َما بَ ْينَهُ َما َأ ْب َع
Ada satu Sahabat yang meninggal dunia di atas kasur, di atas tempat tidurnya,
namun dia mendapatkan kedudukan yang jauh lebih tinggi daripada dua
kawannya yang mati sebagai syahid dengan jarak antara langit dan bumi.
Apa sebabnya?
Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena dia umurnya lebih panjang satu
tahun. Pada saat itu dia berpuasa Ramadhan dan puasanya adalah puasa yang
berkualitas dan tentu selama satu tahun tersebut dan mengerjakan sekian banyak
shalat fardu dan shalat-shalat sunnah. Karena itulah jarak antara dia dengan dua
kawannya adalah jarak antara langit dan bumi.
Hal ini menunjukkan betapa mulianya tamu Ramadhan. Betapa dia adalah
nikmat besar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita. Dan
sungguh celaka, dan sungguh siallah orang yang ceroboh ketika dia berjumpa
dengan Ramadhan dan tidak bisa mengisi Ramadhan secara baik, tidak bisa
mengisi Ramadhan dengan maksimal. Sungguh ini adalah keteledoran yang
sangat memalukan. Sungguh ini adalah keteledoran yang sangat tragis dan
menyedihkan.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah yang sudah memberikan
banyak nikmat yang tak terkira sampai hari ini.
Sampai akhirnya kita bisa bertemu kembali di Bulan Ramadhan yang penuh
berkah.
Tidak lupa, selawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga, sahabat, hingga sampai kepada kita selaku umatnya.
Melalui kesempatan ini, izinkan saya untuk menyampaikan sebuah kultum yang
singkat mengenai tujuan Bulan Ramadan.
Sebelumnya, mari kembali kita bersyukur, sebab kita masih diberi kesempatan
umur oleh Allah untuk menikmati bulan yang penuh kenikmatan ini.
Artinya:
Dari penggalan ayat di atas jelas, jika puasa diwajibkan bagi setiap orang yang
beriman.
Lewat ayat tersebut juga disebut, bila puasa dimaksudkan agar kita menjadi
orang yang bertakwa.
Maka dari itu, sebelum ketakwaan diraih, bagi mereka yang berpuasa wajib
untuk menahan segala nafsunya selama satu bulan penuh, di luar makan dan
minum.
Kelak di akhir, manusia yang berhasil dan benar-benar memaknai puasa dengan
utuh, ia akan sampai pada derajat takwa.
Semoga kita yang pada saat ini hadir sanggup untuk sampai ke tujuan hakiki
bulan puasa.
Itulah kultum singkat yang dapat saya sampaikan. Segala manfaat datangnya
dari Allah, sementara jika ada salah ucap datanya dari saya, sebagai manusia
biasa.
Hikmah Puasa
Pertama-tama dan paling utama, marilah kita senantiasa untuk memanjatkan puji
serta syukur kehadirat Allah, sebab berkat Allah kita bisa berkumpul di tempat
mulia ini.
Selawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan sampai kepada kita umat yang taat menjalankan sunah-
sunahnya.
Lalu, apa saja hikmah yang bisa kita rengkuh di Bulan Ramadan?
Kedua, sebagai bentuk latihan untuk mengontrol segala hawa nafsu, tak hanya
makan dan minum.
Ketiga, di bulan puasa, kita dituntut untuk mampu melakukan yang terbaik
setiap harinya.
Keempat, dengan merasakan lapar dan minum, kita dilatih untuk berempati serta
peka terhadap orang yang kurang beruntung.
Kemudian kelima, hikmah puasa yakni menyadarkan kita untuk terus berusaha
dekat dengan Allah.
Semoga kelima hikmah di atas dapat kita resapi dan dapatkan di bulan puasa
tahun ini.
Sampai akhirnya, derajat takwa bisa diraih setelah menjalani ibadah puasa satu
bulan penuh.
Segala puji bagi Allah mari kita panjatkan kepada Allah, sebab karena Allah kita
bisa berkumpul pada kesempatan yang mulia ini.
Tak lupa, selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan sampai kepada kita selaku
umatnya.
Pada kesempatan yang mulia ini, saya akan mencoba menjelaskan waktu terbaik
membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadan.
Tak hanya membaca, tapi Rasul sudah mencontohkan jika Al-Qur’an mesti
direnungi sampai dikhatamkan di bulan puasa.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar memberi.
Semangat beliau dalam memberi lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan
tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di
bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai
angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307)
BAF : 874180004889
PLN : 522011165205
TELKOM : 146303600647
TOKEN : 56130156500