Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

LP Sehat Jiwa Remaja Nivti

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEHAT JIWA REMAJA

TUGAS KEPERAWATAN JIWA SEHAT REMAJA

DISUSUN OLEH : NIVTI AINI


NIM : 08210100208

KELAS : 2C Ekstensi

UNIVERSITAS INDONISA MAJU (UIMA)


S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

        Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka saya bisa
menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Sehat Remaja” dan dengan harapan semoga
Laporan Pendahuluan ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehinga lebih
mengenal tentang Sehat Remaja dengan. Laporan ini juga sebagai Tugas untuk mata kuliah
keperawatan Jiwa.
Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi Para pembaca Khususnya pada saya sendiri dan
semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan semestinya.

Jakarta, April 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi
untuk komunitasnya (UU RI nomor 18 tentang kesehatan jiwa). Menurut Keliat (2014),
kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang harmonis dan produktif dengan ciri
menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan
wajar, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada
pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa
toddler (1,5-3 tahun), masa anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12
tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun),
sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009).
Remaja adalah adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir
belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Keliat, 2014). Remaja memiliki beberapa tugas
perkembangan yang harus dipenuhi. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya
kecenderungan identity- Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan
didukung pula oleh kemampuan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan
memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan
memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan
berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau
kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi
oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara
kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh
terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota (Potter & Perry, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju
dewasa…..?
2. Apa saja Karakteristik Masa Remaja….?
3. Bagaimana Ciri Tahap Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Remaja….?
4. APA SAJA KARAKTERISTIK PERILAKU REMAJA…..?
5. BAGAIMANA KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA
REMAJA…..?

C. Tujuan
1. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang komperehensif pada remaja dengan usia
remaja
2. Mengetahui tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju
dewasa
3. Mengetahui Karakteristik Masa Remaja
4. Mengetahui Ciri Tahap Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Remaja
5. Mengetahui KARAKTERISTIK PERILAKU REMAJA
6. Mengetahui KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA
REMAJA

D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi perawat sebagai pedoman untuk menentukan asuhan
keperawata sehat remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Remaja
1. Definisi Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini
sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah
pubertas digunakan juga istilah adolesens. Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas
digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisologis yang terjadi
dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.
Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan
yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan dekade kedua
kehidupan dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis yang besar. Hal ini juga membawa
perubahan dalam interaksi sosial. Masa remaja sebagai kesempatan untuk menata ke tahap
usia dewasa yang sehat dan produktif serta mengurangi kemungkinan terjadinya masalah
kesehatan dimasa yang akan datang. Masa remaja berlangsung antara umur 10-19 tahun.
Pada fase tersebut terjadi perubahan yang amat pesat baik dalam fase biologis dan hormonal,
maupun bidang psikologis dan sosial
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda - tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi
perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik (Pratiwi, 2013). Remaja pada tahap tersebut
mengalami banyak perubahan baik perubahan secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan
juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011). Berdasarkan
beberapa pendapat remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-
anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek
fisik, psikis dan sosial
Dalam proses dinamika ini dapat dikemukakan ciri remaja yang normal (WHO, 2010)
adalah sebagai berikut:
a. Tidak terdapat gangguan jiwa yang jelas atau sakit fisik yang parah
b. Dapat menerima perubahan yang dialami baik fisik maupun mental dan sosial
c. Mampu mengekspresikan perasaannya dengan luwes serta mencari penyelesaian terhadap
masalahnya.
2. Klasifikasi Remaja Dalam Sarwono (2011) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses
penyesuaian diri menuju dewasa :
a) Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-13 tahun masih terheran-heran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya
saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini
ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para
remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.
b) Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 14-16 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan
kawankawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan
“narastic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan
karena ia tidak tahu harus memilih yang mana : peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau
sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus
membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa
kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
c) Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini (17-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan
ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini: 1)Minat yang makin mantap terhadap
fungsi-fungsi intelek. 2)Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3)Terbentuk identitas seksual yang tidak
akan berubah lagi. 4)Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5)Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat
umum (the public).

3. Karakteristik Masa Remaja Menurut (Depkes RI, 2010)


karakteristik perkembagan yang normal terjadi pada remaja dalam menjalankan tugas
perkembangannya mencapai identitas diri, antara lain : menilai diri secara objektif dan
merencanakan untuk mengaktualisasikan kemampuannnya. Dengan demikian, pada fase ini
seorang remaja akan:
a) Menilai rasa identitas pribadi
b) Meningkatkan minat pada lawan jenis;Menghubungkan perubahan seks sekunder ke
dalam citra tubuh
c) Memulai perumusan tujuan okupasional
d) Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga.

Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja
mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya,
diantaranya yaitu (Hurlock, 2005):

a) Masa remaja adalah masa peralihan.


Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya secara
berkesinambungan. Pada masa ini bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa.
Masa ini merupakan masa yang sangat strategis, karena memberi waktu kepada remaja
untuk memberntuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai, dan sifat-sifat yang
sesuai dengan yang diinginkannya.

b) Masa remaja adalah masa terjadi perubahan.


Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat; perubahan perilaku dan sikap
juga berkembang. Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan
emosi, peran, minat, pola perilaku (perubahan sikap menjadi ambivalen).
c) Masa remaja adalah masa yang penuh masalah.
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena
masa remaja belum terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri tanoa meminta bantuan
orang lain. Akibatnya, terkadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
d) Masa remaja adalah masa mencari identitas.
Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya dan apa peran
dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia ingin
memperlihatkan dirinya sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia ingin
mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.
e) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan.
Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi, tidak dapat
dipercaya, cenderung berperilaku merusak, sehingga menyebabkan orang dewasa harus
membimbing dan mengawasai kehidupan remaja. Stigma ini akan membuat masa peralihan
remaja ke dewasa menjadi sulit, karena orang tua yang memiliki pandangan seperti ini akan
selalu mencurigai remaja, sehingga menimbulkan pertentangan dan membuat jarak antara
orang tua dengan remaja.
f) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis.
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca matanya sendiri, baik dalam
melihat dirinya maupun melihat orang lain, mereka belum melihat apa adanya, tetapi
menginginkan sebagaimana yang ia harapkan.
g) Masa remaja adalah ambang masa dewaasa.
Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang berkembang dan berusaha
memberi kesan sebagai seseorang yang hampir dewasa, ia akan memusatkan dirinya pada
perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan
bertindak.

4. Tugas Perkembangan Remaja


Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanganan pada
perubahan sikap dan pola perilaku yang kekanak- kanakkan dan mengadakan persiapan
untuk menghadapi masa dewasa. (Hurlock, 2005). Menurut Kay (dalam Jahja, 2012)
mengemukakan tugas- tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
a) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai
otoritas.
c) Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan
teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kolompok.
d) Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
f) Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, psinsip-
psinsip, atau falsafah hidup. (Weltan-schauung).
g) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanakkanakan.

5. Ciri Tahap Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Remaja


a. Perkembangan Biologis
Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012) menjelaskan bahwa perkembangan fisik adalah
perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik.
Piaget (dalam Jahja, 2012) menambahkan bahwa perubahan pada tubuh ditandai dengan
pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan
organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-
kanak menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak
strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif
b. Perkembangan psikososial
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa
remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Selama masa kanak kanak, individu telah
mengalami proses identifikasi ketika mereka berfokus pada bebagai bagian tubuh dalam
waktu-waktu tertentu. Selama masa bayi, anak mengidentifikasikan dirinya sendiri
sebagai individu yang terpisah dari ibu, selama masa kanak-kanak awal merekan
menetapkan identifikasi peran gendernya dengan orag tua sejenis, sedangkan pada masa
kanak-kanak akhir mereka menetapkan siapa diri mereka didalam hubungan dengan
orang lain. Pada masa remaja, mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yag
berbeda, unik dan terpisah dari setiap individu yang lain. Periode remaja awal dimulai
dengan awitan puberitas dari berkembangnya stabilitas emosional da fisik yang relatif
pada saat atau ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini remaja dihadapkan pada
krisis identias kelompok versus pengasingan diri. pada periode selanjutnya, individu
berharap untuk memperoleh otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diri
sebagai lawan terhadap difungsi peran. Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk
permulaan pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu
memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum mampu
menjawab pertanyaan tetang siapa diri mereka dalam kaitannya dengan keluarga dan
masyrakat.
c. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar,
memori, menalar, berpikir, dan bahasa (Jahja, 2012). Menurut Piaget (dalam dalam
Jahja, 2012), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku
adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif
membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung
diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja telah mampu
membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu
remaja juga mengembangkan ide-ide ini. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan
apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengholah cara berpikir mereka
sehingga memunculkan suatu ide baru.
d. Perkembangan moral
Anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau sudut pandang orang
dewasa, sedangkan remaja, untuk memperoleh autonomi dari orang dewasa, mereka
harus mengganti seperangkat moral dan nilai mereka sendiri. Ketika prinsip yang lama
ditantang tetapi nilai yang baru dan mandiri belum muncul , remaja mencari peraturan
moral yang memlihara integritas pribadi mereka dan membimbing tingkah laku mereka ,
terutama dalam menghadapi tekanan uang kuat untuk melanggar keyakinan yang lama.
Keputusan mereka yang melibatkan dilema moral harus berdasarkan pada seperangkat
prinsip-prinsip moral yang diinternalisasi yang memberi mereka sumber sumber untuk
mengevaluasi tuntutan situasi dan merencanakan serangkaian tindakan yang konsisten
denga ide ide mereka.
e. Perkembangan spiritual
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otritas yang lain, beberaapa di
antaranya mulai mempertanyakan nilai dan ideal keluarga mereka. Sementara itu, remaja
lain lain tetap berpegang teguh pada nilai nilai ini sebagai elemen yang stabil dalam
hidupnya seperti ketika mereka berjuang melawan konflik pada periode pergolakan ini.
Remaja perlu menyeeaikan konflik ini sendiri, tetapi mereka juga memerlukan dukungan
dari figur figur yang memiliki wewenang dan atau teman sebaya untuk membantu
penyelasian masalah masalahnya. Sering kali kelompok teman sebaya lebih berpengaruh
dari pada orang tua, walaupun nilai-nilai yang diperoleh selaa masa pertumbuhan
biasanya dipertahankan. Remaja mungkin menolak aktifitas ibadah yang formal tetapi
melakuka ibadah secaa individual denga privasi dalam kamar mereka sendiri. Mereka
mungkin memerlukan eksplorasi terhadap konsep keberadaan tuhan, membandingkan
agama mereka dengan orang lain yang dapat menyebabkan mereka mempertanyakan
kepercayaan kepercayaan mereka sendiri tetapi pada akhirya menghasilkan permusuhan
dan penguatan spitual mereka (Wong, 2009).
f. Perkembangan sosial
Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari
dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orang
tua, namun proses ini penuh dengan ambivalensi baik dari remaja maupun orang tua,
remaja ingin dewasa dan bebas dari kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka
mencoba untuk memahami tanggung jawab yang terkait dengan kemandirian.
6. KARAKTERISTIK PERILAKU REMAJA
Menurut Keliat et.al (2011) perilaku psikososial remaja antara lain:
1. Perkembangan yang normal : pembentukan identitas diri
a.Menilai diri secara objektif
b.Merencanakan masa depannya
c.Dapat mengambil keputusan
d.Menyukai dirinya e.Berinteraksi dengan lingkungannya
f.Bertanggung jawab
g.Mulai memperlihatkan kemandirian dalam keluarga
h.Menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orang lain yang menurutnya mampu
2. Penyimpangan perkembangan : kebingungan peran
a.Tidak menemukan ciri khas (kekuatan dan kelemahan) dirinya
b.Merasa binggug, bimbang
c.Tidak mempunyai rencana utuk masa depan
d.Tidak mampu berinteraksi dengan lingkungannya
e.Memiliki perilaku anti sosial
f. Tidak menyukai dirinyaa
g.Sulit mengambil keputusan
h.Tidak mempunyai minat
i. Tidak mandiri

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA REMAJA


Sebagaimana halnya dengan asuhan keperawatan jiwa pada anak, proses keperawatan juga
diterapkan dalam asuhan keperawatan bagi remaja.
1. Pengkajian Menurut Abdul (2013) Pengumpulan data tentag status kesehatan remaja
meliputi observasi dan interprestasi pola perilaku, yang mencakup informasi sebagai
berikut
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. Keadaan biofisik (peyakit,kecelakaan)
c. Keadaan emosi (status mental, termasuk proses berfikir)
d. dan pikiran tentang bunuh diri atau membunuh orang lain)
e. Latar belakang sosial budaya, ekonomi, agama
f. Penampilan kegiatan kehidupan sehari hari(rumah, sekolah)
g. Pola penyelesaian masalah (pertahan egoseperti denial,acting out, menarik diri)
h. Pola interaksi (keluarga, teman sebaya)
i. Persepsi remaja tentang dan atau kepuassan terhadap kesehatannya
j. Tujuan kesehatan remaja
k. Lingkungan (fisik, emosi, ekologi)
l. Sumber materi dan narasumber yang tersedia bagi remaja (sahabat, sekolah, dan
keterlibatanya dalam kegiatan dimasyarakat).

Data yang dikumpulkan mencakup semua aspek kehidupan remaja baik pada masa lalu
maupun sekarangyang diperoleh dari dirir remaja itu sendiri, keluarga, atau orang lain.
Permasalahanya yang biasanya dihadapi oleh remaja berkaitan dengan citra diri, identitas
diri, kemandirian, seksualitas, peran sosial, dan perilaku seksual yang menimbulkan
perilaku adaptif dan maladaptif.

2. Tujuan
Tujuan pemberian asuhan keperawatan pada usia remaja yaitu keluarga mampu
memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan remaja dan keluarga mampu
memahami cara menstimulasi perkembangan remaja dan keluarga mampu
mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan remaja serta keluarga
mampu merencanakan tindakan untuk mengembangkan kemampuan psikososial remaja.
Sedangkan pada remaja tujuan tindakan ini yaitu remaja mampu menyebutkan
karakteristik perilaku remaja yang normal dan menyimpang, kemudian remaja mampu
menjelaskan cara mencapai perkembangan serta remaja mampu elakukan tindakan
tersebut

3. Diagnosa
Perawat menggunakan hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis keperawatan.
Diagnosa yang dapat ditegakkan yaitu asuhan keperawatan pada psikosial remaja.
Diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan beberapa batasan karakteristik yang dijelaskan
sebelumnya.

4. Rencana tindakan keperawatan


Rencana keperawatan membantu remaja memperoleh dan mempertahankan kesehatan,
kesejahteraan dan kualitas hidup dapat tercapai. Beberapa rencana keperawatan yang
dapat diterapkan untuk diagnosis kesiapan peningkatan perkembangan remaja adalah
a. Menjelaskan ciri perkembangan remaja yang normal dan menyimpang
b. Menjelaskan cara yang dapat dilakukan keluarga untuk memfasilitasi perkembangan
remaja yang normal.
1) Fasilitasi remaja untuk berinteraksi dengan teman kelompok sebaya
2) Anjurkan remaja untuk bergaul dengan orang lain yang membuatnya nyaman
mencurahlan perasaan nya, perhatian dan kekawatiran
3) Anjurkan remaja ubtuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan positif
( olah raga, seni, bela diri, pramuka, pengajian)
4) Berteman sebagai teman curhat bagi remaja
5) Berperan sebagai contoh bagi remaja dalam melakukan interaksi sosial yang baik
6) Beri lingkunga yang nyaman bagi remaja untuk melakukan aktifitas bersama
kelompoknya.
c. Diskusikan dan demonstrasikan tindakan untuk membantu remaja memperoleh
identitas diri
d. Diskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan keluarga untuk memfasilitasi
remaja memperoleh identitas diri.

5. Evaluasi Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan yang mencakup perubahan atau


respon masyarakat terhadap program kesehatan yang dilaksanakan (Nugroho, 2014).

Anda mungkin juga menyukai