LP Sehat Jiwa Remaja Nivti
LP Sehat Jiwa Remaja Nivti
LP Sehat Jiwa Remaja Nivti
KELAS : 2C Ekstensi
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka saya bisa
menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Sehat Remaja” dan dengan harapan semoga
Laporan Pendahuluan ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehinga lebih
mengenal tentang Sehat Remaja dengan. Laporan ini juga sebagai Tugas untuk mata kuliah
keperawatan Jiwa.
Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi Para pembaca Khususnya pada saya sendiri dan
semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan semestinya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi
untuk komunitasnya (UU RI nomor 18 tentang kesehatan jiwa). Menurut Keliat (2014),
kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang harmonis dan produktif dengan ciri
menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan
wajar, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada
pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa
toddler (1,5-3 tahun), masa anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12
tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun),
sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009).
Remaja adalah adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir
belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Keliat, 2014). Remaja memiliki beberapa tugas
perkembangan yang harus dipenuhi. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya
kecenderungan identity- Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan
didukung pula oleh kemampuan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan
memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan
memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan
berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau
kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi
oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara
kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh
terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota (Potter & Perry, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju
dewasa…..?
2. Apa saja Karakteristik Masa Remaja….?
3. Bagaimana Ciri Tahap Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Remaja….?
4. APA SAJA KARAKTERISTIK PERILAKU REMAJA…..?
5. BAGAIMANA KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA
REMAJA…..?
C. Tujuan
1. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang komperehensif pada remaja dengan usia
remaja
2. Mengetahui tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju
dewasa
3. Mengetahui Karakteristik Masa Remaja
4. Mengetahui Ciri Tahap Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Remaja
5. Mengetahui KARAKTERISTIK PERILAKU REMAJA
6. Mengetahui KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA
REMAJA
D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi perawat sebagai pedoman untuk menentukan asuhan
keperawata sehat remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Remaja
1. Definisi Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini
sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah
pubertas digunakan juga istilah adolesens. Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas
digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisologis yang terjadi
dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.
Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan
yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan dekade kedua
kehidupan dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis yang besar. Hal ini juga membawa
perubahan dalam interaksi sosial. Masa remaja sebagai kesempatan untuk menata ke tahap
usia dewasa yang sehat dan produktif serta mengurangi kemungkinan terjadinya masalah
kesehatan dimasa yang akan datang. Masa remaja berlangsung antara umur 10-19 tahun.
Pada fase tersebut terjadi perubahan yang amat pesat baik dalam fase biologis dan hormonal,
maupun bidang psikologis dan sosial
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda - tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi
perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik (Pratiwi, 2013). Remaja pada tahap tersebut
mengalami banyak perubahan baik perubahan secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan
juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011). Berdasarkan
beberapa pendapat remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-
anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek
fisik, psikis dan sosial
Dalam proses dinamika ini dapat dikemukakan ciri remaja yang normal (WHO, 2010)
adalah sebagai berikut:
a. Tidak terdapat gangguan jiwa yang jelas atau sakit fisik yang parah
b. Dapat menerima perubahan yang dialami baik fisik maupun mental dan sosial
c. Mampu mengekspresikan perasaannya dengan luwes serta mencari penyelesaian terhadap
masalahnya.
2. Klasifikasi Remaja Dalam Sarwono (2011) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses
penyesuaian diri menuju dewasa :
a) Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-13 tahun masih terheran-heran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya
saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini
ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para
remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.
b) Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 14-16 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan
kawankawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan
“narastic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan
karena ia tidak tahu harus memilih yang mana : peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau
sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus
membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa
kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
c) Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini (17-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan
ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini: 1)Minat yang makin mantap terhadap
fungsi-fungsi intelek. 2)Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3)Terbentuk identitas seksual yang tidak
akan berubah lagi. 4)Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5)Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat
umum (the public).
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja
mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya,
diantaranya yaitu (Hurlock, 2005):
Data yang dikumpulkan mencakup semua aspek kehidupan remaja baik pada masa lalu
maupun sekarangyang diperoleh dari dirir remaja itu sendiri, keluarga, atau orang lain.
Permasalahanya yang biasanya dihadapi oleh remaja berkaitan dengan citra diri, identitas
diri, kemandirian, seksualitas, peran sosial, dan perilaku seksual yang menimbulkan
perilaku adaptif dan maladaptif.
2. Tujuan
Tujuan pemberian asuhan keperawatan pada usia remaja yaitu keluarga mampu
memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan remaja dan keluarga mampu
memahami cara menstimulasi perkembangan remaja dan keluarga mampu
mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan remaja serta keluarga
mampu merencanakan tindakan untuk mengembangkan kemampuan psikososial remaja.
Sedangkan pada remaja tujuan tindakan ini yaitu remaja mampu menyebutkan
karakteristik perilaku remaja yang normal dan menyimpang, kemudian remaja mampu
menjelaskan cara mencapai perkembangan serta remaja mampu elakukan tindakan
tersebut
3. Diagnosa
Perawat menggunakan hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis keperawatan.
Diagnosa yang dapat ditegakkan yaitu asuhan keperawatan pada psikosial remaja.
Diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan beberapa batasan karakteristik yang dijelaskan
sebelumnya.