Pembuatan Pizza Komposit Tepung Suweg Dan Tepung Terigu Dengan Jumlah Penambahan Asam Sitrat Berbeda
Pembuatan Pizza Komposit Tepung Suweg Dan Tepung Terigu Dengan Jumlah Penambahan Asam Sitrat Berbeda
Pembuatan Pizza Komposit Tepung Suweg Dan Tepung Terigu Dengan Jumlah Penambahan Asam Sitrat Berbeda
Skripsi
Oleh
Sheila Rahmi
5401410002
i
PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
pada :
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian Skripsi
ii
PERNYATAAN
Sheila Rahmi
NIM.5401410002
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Untuk hidup dalam kehidupan, kita harus menghilangkan rasa takut akan salah”
angkatan 2010
5. Almamaterku UNNES
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang
SITRAT BERBEDA”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa saran,
bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis
terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada yang
terhormat :
Semarang.
hingga selesai
4. Dr. Ir. H Bambang Sugeng Suryatno, M.T dosen penguji 1, yang telah
skripsi ini.
v
5. Pudji Astuti, S.Pd, M.Pd dosen penguji 2, yang telah memberikan saran,
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Universitas Negeri
7. Serta semua pihak yang telah memberi motivasi dan bantuan moril maupun
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat
Penulis
Sheila Rahmi
5401410002
vi
ABSTRAK
Sheila Rahmi. 2015. “Pembuatan Pizza Komposit Tepung Suweg dan Tepung
Terigu Dengan Jumlah Penambahan Asam Sitrat Berbeda”. Skripsi, S1 PKK
Konsentrasi Tata Boga, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing Muhammad Ansori, S.TP, M.P.
Kata kunci : Pizza; Tepung suweg, asam sitrat
Pizza merupakan makanan jenis roti dengan bentuk, bulat pipih dengan taburan
topping diatasnya. Bahan dasar pizza pada umumnya yaitu tepung terigu. Bahan
alternatif selain tepung terigu adalah tepung suweg. Kelebihan tepung suweg yaitu
kandungan gula non glisemiknya lebih tinggi dibandingkan dengan tepung terigu dan
kandungan amilopektinnya tinggi yaitu 75,5%. Kelemahan dari tepung suweg yaitu
kandungan protein lebih rendah yaitu 1,0% dibandingkan dengan tepung terigu yang
8,0%, sehingga pada proses fermentasi tidak mengembang dengan baik dan kadar pH
yang tidak optimal, untuk mengoptimalkan kadar pH pada adonan menggunakan asam
sitrat. Pada penelitian ini penambahan jumlah asam sitrat dapat mengoptimalkan pH
adonan dan memaksimalkan proses fermentasi. Berdasarkan latar belakang tersebut
dilakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui apakah ada
perbedaan komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan jumlah asam sitrat yang
berbeda terhadap kualitas pizza eksperimen dilihat dari aspek inderawi yaitu warna,
aroma, rasa dan tekstur 2) Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap
pizza eksperimen 3) Untuk mengetahui jumlah gula total dan protein pizza eksperimen.
Populasi penelitian ini adalah tepung suweg, tepung terigu dan asam sitrat.
Tepung suweg yang dipilih adalah umbi suweg yang proses pembuatannya yaitu suweg
pilih suweg dalam keadaan baik tidak busuk, kupas lalu direndam dengan air dan
garam selama 1 hari 1 malam, kemudian di iris tipis- tipis, rendam semalaman dengan
air garam, jemur sampai kering, kemudian di haluskan dan di ayak, namun tepung
suweg dapat dibeli di Desa Plalangan, Gunung Pati, Semarang. Dengan kriteria tepung
suweg yang berwarna putih agak kecoklatan, tepung dalam keadaan bersih dan kering,
terdapat tanggal kadaluarsa. Jenis tepung yaitu tepung terigu dengan kandungan
protein tinggi yang dibeli di pasar Ungaran. Asam sitrat dengan merk dagang citrid
acid cap gajah yang dibeli di pasar Ungaran. Untuk mendapatkan sampel yang tepat
digunakan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik “Random Sampling”. Ada
tiga macam variabel yang peneliti gunakan, yaitu variabel bebas, terikat dan kontrol.
Variabel bebas dalam penelitian adalah penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda,
variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas inderawi, tingkat kesukaan
masyarakat dan kandungan kimiawi pizza eksperimen, sedangkan variabel kontrol
dalam penelitian ini pemilihan alat yang digunakan, jumlah bahan. Metode analisis
data yang digunakan adalah Analisis Varian Klasifikasi Tunggal, sedangkan untuk uji
kesukaan menggunakan analisis deskriptif persentase.
Hasil Uji Inderawi dari kelima sampel pizza menunjukkan bahwa ada
perbedaan dilihat dari aspek warna penampang luar, warna penampang dalam, aroma,
rasa pizza, rasa manis, rasa asam, tekstur. Hasil Analisis Varian Klasifikasi Tunggal
vii
keseluruhan menunjukkan bahwa ada perbedaan terhadap kualitas inderawi kelima
sampel pizza eksperimen. Sampel pizza eksperimen yang disukai masyarakat adalah
sampel K (tepung suweg 60% tepung terigu 40% tanpa jumlah penambahan asam
sitrat) dan sampel A(tepung suweg 60% tepung terigu 40% penambahan jumlah asam
sitrat 0,5g). Hasil uji laboratorium menunjukkan kandungan gula total sampel K
13,186% protein 10,889%, sampel A gula total 11,752% protein 11,106%, sampel B
gula total 11,457% protein 11,527%, sampel C gula total 10,482% protein 11,252%
dan sampel D gula total 9,756% protein 10,653%. Saran dari penelitian ini adalah
penggunaan pati suweg agar adonan dapat mengembang lebih maksimal.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
PERNYATAAN..................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
ix
BAB 2 LANDASAN TEORI
x
3.1.3 Variabel Penelitian ...................................................................... 33
xi
4.1.5 Hasil Uji Kesukaan Pizza Eksperimen ........................................ 97
4.1.6 Hasil Uji Kimiawi Kandungan Gizi Pada Pizza Eksperimen .... 102
Ditinjau Dari Aspek Warna, Aroma, Rasa dan Tekstur ............ 106
BAB 5 PENUTUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
20. Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Pizza Hasil Eksperimen .................. 77
21. Uji Normalitas Data Uji Inderawi Pizza Hasil Eksperimen ...................... 78
22. Hasil Perhitungan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Warna Bagian Luar ........................ 79
23. Hasil Perhitungan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Warna Bagian Dalam ..................... 80
24. Hasil Perhitungan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Aroma ............................................ 81
25. Hasil Perhitungan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Rasa Pizza ...................................... 82
26. Hasil Perhitungan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Rasa Manis ..................................... 83
27. Hasil Perhitungan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Rasa Asam ..................................... 84
28. Hasil Perhitungan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Tekstur ........................................... 85
29. Hasil Uji Tukey Pada Aspek Warna Penampang Bagian Luar ................. 87
30. Hasil Uji Tukey Pada Aspek Warna Penampang Bagian Dalam .............. 88
31. Hasil Uji Tukey Pada Aspek Aroma ......................................................... 90
32. Hasil Uji Tukey Pada Aspek Rasa Pizza................................................... 91
33. Hasil Uji Tukey Pada Aspek Rasa Manis ................................................. 93
34. Hasil Uji Tukey Pada Aspek Rasa Asam .................................................. 94
35. Hasil Uji Tukey Pada Aspek Tekstur ........................................................ 96
36. Hasil Uji Kesukaan Masyarakat Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Warna ............................................. 98
37. Hasil Uji Kesukaan Masyarakat Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Aroma ............................................ 99
38. Hasil Uji Kesukaan Masyarakat Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Rasa .............................................. 100
xiv
39. Hasil Uji Kesukaan Masyarakat Terhadap
Pizza Hasil Eksperimen Pada Aspek Tekstur ......................................... 101
40. Hasil Uji Kesukaan Keseluruhan Panelis (80 orang) .............................. 102
41. Hasil Uji Kimiawi Kandungan Gizi Pizza Hasil Eksperimen ................. 102
42. Hasil uji tukey pada gula total berdasarkan perhitungan
analisis varian klasifikasi tunggal ........................................................... 104
43. Hasil uji tukey pada gula total berdasarkan perhitungan
analisis varian klasifikasi tunggal ........................................................... 105
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pizza merupakan makanan jenis roti , namun dengan bentuk, rupa, rasa, dan
teknik penyelesaian yang sedikit berbeda. Pizza mempunyai bentuk yang bulat
pipih dengan taburan topping di atasnya, rasanya yang gurih dan teknik
Pembuatan pizza perlu adanya bahan utama yaitu tepung. Menurut Agung
Feryanto (2007), dewasa ini tepung terigu masih menjadi bahan utama dalam
pembuatan pizza, tepung terigu mengandung protein 8,0% dan mengandung zat
pati yang banyak, untuk mengembangkan suatu adonan selain dibutuhkan protein
yang cukup, juga dibutuhkan proses fermentasi adonan yang optimal (Husin
Syarbini, 2013)
Tepung terigu saat ini masih merupakan tepung yang bahan dasarnya harus di
impor dari luar negeri, maka upaya untuk memanfaatkan sumber daya lokal dan
1
2
agribisnis lainnya dalam negeri dengan tujuan akhir terjadinya keragaman pola
2008).
juga berdasar optimalisasi proses fermentasi. Sehingga tepung terigu bisa diganti
dengan tepung lokal yang proteinnya lebih rendah, asalkan proses fermentasi
sebagian tepung terigu dengan tepung suweg dalam pembuatan roti pizza.
dengan tepung suweg dengan komposisi 70% dan tepung terigu dengan
komposisi 30%. Pizza yang dihasilkan berwarna agak kecoklatan, adonan tidak
Pada percobaan kedua komposisi tepung suweg diturunkan menjadi 60% dan
tepung terigu 40%. pizza yang dihasilkan warnanya menjadi lebih cerah yaitu
asam sitrat 1 gram pada adonan sebanyak 175g dengan PH 4,5 adonan lebih
mengembang dan warna sebelum di oven adonan lebih cerah. Diyakini dalam
penelitian penambahan jumlah asam sitrat pada adonan tepung suweg dan tepung
Pizza berbahan dasar komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan jumlah
1.2.1. Bagaimana perbedaan kualitas inderawi pizza bahan dasar komposit tepung
suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat yang bereda
dilihat dari aspek indrawi yaitu rasa, warna, tekstur, dan aroma?
1.2.2. Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap pizza yang berbahan dasar
komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan jumlah penambahan asam
sitrat berbeda ?
1.2.3. Berapa jumlah gula total dan protein pizza berbahan dasar komposit tepung
suweg dan tepung terigu dengan jumlah penambahan asam sitrat yang
berbeda?
4
Pembuatan pizza bahan dasar komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan
komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam
sitrat yang berbeda dilihat dari aspek indrawi yaitu rasa, warna, tekstur, dan
aroma.
dari bahan dasar komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan jumlah
3. Untuk mengetahui jumlah gula total dan protein pizza berbahan dasar
komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam
menyimpang dari “ Pembuatan pizza dengan bahan dasar komposit tepung suweg
dan tepung terigu dengan jumlah penambahan asam sitrat berbeda”. Oleh karena
itu peneliti membatasi objek penelitian, penegasan istilah yang digunakan dalam
1. Pembuatan
KBBI/2008:224). Hal ini yang dimaksud pembuatan adalah proses dan cara
membuat Pizza yang berbahan dasar komposit tepung suweg dan tepung
terigu dengan penambahan asam sitrat yang berbeda yang siap di konsumsi
oleh masyarakat.
2. Pizza
Pizza adalah sejenis roti bundar, pipih yang dipanggang di oven dan
biasanya dilumuri saus tomat serta keju dengan bahan makanan tambahan
lainnya yang bisa dipilih. Keju yang dipakai biasanya mozzarella. Jenis
bahan lain juga dapat ditaruh di atas Pizza, biasanya daging dan saus, seperti
salami dan pepperoni, ham, buah seperti nanas dan zaitun, sayuran seperti
cabe dan paprika, dan juga bawang bombay, jamur dan lain lain (Atom S,
2012).
Dalam percobaan ini komposit tepung suweg 60% dan tepung terigu 40%
suweg dan tepung terigu dengan jumlah penambahan asam sitrat berbeda.
6
bahan dasar komposit tepung terigu dan tepung suweg dengan penambahan asam
2. Meningkatkan varian roti pizza berbasis bahan lokal yaitu tepung suweg.
Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal skripsi, bagian isi
Bagian awal skripsi berisi halaman judul, halaman pengesahan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar
lampiran.
BAB 1 Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang materi yang mendasari penelitian ini, yaitu:
tinjauan umum tentang Pizza, tinjauan umum tentang tepung suweg, tinjauan umum
tentang tepung terigu, inovasi pembuatan pizza komposit tepung suweg dan tepung
terigu dengan jumlah asam sitrat berbeda. Bab ini digunakan untuk landasan berfikir
penelitian. Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penentuan objek penelitian,
pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, alat pengumpul data dan metode
analisis data.
Bab ini meliputi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, sehingga
BAB 5 Penutup
Berisikan simpulan dari hasil penelitian yang ditarik dari analisis data,
hipotesis dan pembahasan. Saran berisi tentang perbaikan atau masukan dari peneliti
a. Daftar pustaka berisi : daftar buku dan literature yang berkaitan dengan
analisis data.
9
BAB 2
Landasan Teori
Dalam landasan teori ini akan diuraikan teori-teori yang menjadi landasan dalam
melakukan kegiatan penelitian. Landasan teori ini mencakup tentang: tinjauan umum
tentang tinjauan tentang pizza secara umum, tinjauan tentang tepung suweg, tinjauan
Pizza merupakan Roti berbentuk bundar agak tipis dengan ukuran yang cukup
besar yaitu berdiameter kira-kira 30cm, yang penyajiannya pada umumnya dengan
cara dipotong-potong menjadi beberapa bagian sehingga satu roti bisa dimakan
bahan seperti tomat, keju mozzarella. Pizza yang berkualitas dihasilkan dari bahan
yang bermutu, berkualitas, komposisi bahan yang tepat, proses pembuatan yang
Dibawah ini merupakan SNI roti manis yang karakteristiknya hampir sama
dengan pizza. Produk roti manis yang aman dan layak dikonsumsi, harus memenuhi
standart keamanan pangan yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian yang
1. Keadaan
9.1 Pengawet
Pada umumnya kriteria umum pizza yang baik meliputi warna, aroma, rasa
dan tekstur.
b. Aroma : harum
d. Tekstur : Lembut
Kriteria pizza dalam aspek warna, rasa, dan tekstur tidak menutup kemungkinan
tergantung bahan yang digunakan, bahan yang digunakan dalam pembuatan pizza
pada penelitian ini yaitu tepung suweg 60% dan tepung terigu 40%. Tepung suweg
memiliki warna putih kecoklatan, sehingga warna pada pizza mengikuti bahan dasar
tepung suweg yaitu putih kecoklatan. Kriteria pizza yang baik juga dapat dinilai dari
13
hasil analisa kimia dan mikrobiologi. Hasil analisa tersebut harus memenuhi atau
mendekati syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), namun SNI dari pizza belum ada
sehingga syarat mutu pizza ini mengacu pada SNI roti manis. Dibawah ini merupakan
Tepung Terigu
1. Warna Penampang Putih kecoklatan, hal ini dikarenakan bahan dasar tepung
Dalam
7. Tekstur Lembut
a) Tepung suweg
14
Tepung ini berasal dari umbi suweg, adapun tahap pengolahan suweg
menjadi tepung adalah sebagai berikut : Umbi suweg yang sudah dicabut,
dibersihkan dari kotoran dan tanah. Kemudian umbi dikupas dan dicuci
dengan air bersih. Setelah bersih, umbi diiris tipis-tipis dan dikeringkan
umbi yang sudah kering diblender dan diayak untuk mendapatkan tepung
b) Tepung terigu
memisahkan biji gandum dari Bran dan Germ yang dilanjutkan dengan
c) Asam sitrat
Asam sitrat adalah asam organik secara alami terdapat pada buah-
buahan seperti jeruk, nanas dan pear. Asam sitrat pertama kali diekstraksi
dan dikristalisasi dari buah jeruk, sehingga asam sitrat hasil ekstraksi dari
buah-buahan ini dikenal sebagai asam sitrat alami. Pada penelitian ini
d) Air
kepadatan dan suhu adonan pada pembuatan roti. Selain itu air berperan
15
semakin tinggi pH air maka roti yang dihasilkan baik karena absorsi air
e) Garam
dalam pembuatan roti adalah harus seratur persen larut dalam air, jernih,
bebas dari gumpalan dan bebas dari rasa pahit (Mudjajanto dan Yulianti,
2004).
f) Gula
roti menjadi lebih empuk, memberikan daya pembasah pada roti dan
Yulianti, 2004)
16
g) Ragi Roti
dalam pembuatan roti ini. Pada kondisi air yang cukup dan adanya
makanan bagi ragi, khususnya gula maka ragi akan tumbuh dengan
h) Mentega
mentega putih. Bahan ini diperoleh dari pencampuran dua atau lebih
digunakan dalam bahan pangan terutama dalam pembuatan cake dan kue
lunak, dan dapat menahan air sehingga shelf life lebih lama. Selain itu
2004).
i) Susu
Pada pembuatan roti, untuk tepung jenis lunak (soft) atau berprotein
memperkuat adonan. Bahan padat buka lemak (BPBL) pada susu padat
j) Telur
Bentuknya padat, tetapi kadar air sekitar 50%. Sementara putih telur
kadar airnya 86%. Putih telur memiliki daya creaming yang lebih baik
k) Bahan topping
kebutuhan enargi total, bila kebutuhan energi dalam sehari adalah 2450
kkal, energi yang berasala dari protein hendaknya sebesar 245 – 368 kkal
18
l) Bumbu-bumbu
a) Timbangan digital
b) Loyang pizza
Loyang adalah alat yang digunakan sebagai wadah dan cetakan untuk
berbeda dengan loyang untuk kue, cake. Loyang pizza memiliki tinggi 1
c) Oven
Oven adalah alat yang digunakan untuk proses pembakaran roti, kue, dan
cake. Ada berbagai macam oven, yaitu : oven listrik dan oven gas. Oven
listrik merupakan oven yang menyala dengan bantuan tenaga listrik, suhu
dan waktu pengovenan ini bisa diatur. Ada juga oven yang menggunakan
bahan bakar minyak maupun gas, oven jenis ini harus diatur secara
manual dan waktu pengovenan juga harus diperhatikan agar hasil pizza
d) Waskom
e) Kuas roti
Kuas roti merupakan alat yang berbentuk kuas namun ukurannya lebih
kuning telur, susu untuk mengoles bagian atas roti dan kue.
20
f) Gilingan roti
Alat penipis atau penggiling roti ini adalah alat yang berbentuk panjang
dan bundar, alat ini terbuat dari kayu namun ada juga yang terbuat dari
plastik dan batu marmer. Alat penggiling roti memiliki peranan penting
untuk pembentukkan ( moulding ) dan dengan alat ini hasil roti akan
g) Gelas ukur
Gelas ukur adalah sejenis gelas yang terbuat dari plastik yang mempunyai
ukuran pada dindingnya, gelas ukur ada yang bertangkai dan ada juga
dalam hal ini adalah untuk mengukur air es yang digunakan pada
pembuatan pizza.
h) Parutan keju
berkarat.
i) Penampan
j) Pisau dapur
21
Pisau dapur adalah alat yang digunakan untuk memotong, mengupas dan
makanan. Pisau dapur yang digunakan adalah pisau stainless steel. Hal ini
pisau yang berkarat. Fungsi pisau dalam hal ini adalah sebagai alat untuk
k) Telenan
bahan, pada umumnya telenan terbuat dari bahan plastik dan kayu. Fungsi
telenanan dalam hal ini sebagai alas ketika memotong sosis, bawang
l) Wajan
Wajan adalah alat memasak yang terbuat dari logam, mempunyai fungsi
ini fungsi wajan adalah untuk menumis bahan untuk toping pizza.
m) Sendok kayu
kayu yang digunakan adalah sendok kayu yang ujungnya berbentuk pipih
22
dengan panjang 20-30 cm. Dalam hal ini fungsi sendok kayu adalah
sebagai alat untuk membantu didalam menumis bahan untuk toping pizza.
n) Piring
Piring adalah alat makan berbentuk datar sedikit cekung yang terbuat dari
logam, plastik, porselin, kaca, tanah liat ataupun kayu mempunyai fungsi
o) Sendok
Sendok adalah alat makan yang berbentuk cekung atau bulat lonjong
pada satu ujungnya dan gagang diujung lainnya. Pada umumnya sendok
terbuat dari stainless steal, porselin dan plastik. Sendok yang digunakan
suku talas-talasan dan masih berkerabat dengan bunga bangkai raksasa namun
suweg bentuknya lebih kecil. Suweg bisa tumbuh baik di tempat yang lembab
dan terlindung dari sinar matahari, berat umbi suweg bisa mencapai 5 kg (Budi
Boga, 2008 ). Suweg bisa diolah sebagai bahan baku kue tradisional maupun
aneka kudapan seperti kolak maupun getuk suweg. Umbi suweg juga dapat
dimakan dengan cara dikukus dan direbus terlebih dahulu dan dicampur dengan
23
parutan kelapa. Tekstur suweg kukus yang empuk bisa dihaluskan menjadi bahan
baku kue talam, campuran brownies, cake, kue, sedangkan hasil olahan suweg
yang dapat bertahan lama yaitu dijadikan tepung. Tepung suweg merupakan hasil
olahan dari umbi suweg yang melalui beberapa tahapan yaitu pengupasan,
mi), cookies, dan bahan campuran roti, sehingga pada penelitian ini tepung suweg
Abu 3,81
Pati 39,36
Amilosa 7,57
dan pengayakan.
b) Pemotongan
c) Perendaman
air garam.
d) Pencucian
permukaan umbi.
e) Pengirisan
Umbi yang sudah dibersihkan selanjutnya diiris kecil- kecil. Pengirisan ini
sinar matahari selama 15-20 jam. Supaya lebih cepat kering penjemuran
memisahkan biji gandum dari Bran dan Germ yang dilanjutkan dengan proses
penumbukan (Husin Syarbini, 2013 ). Jenis protein yang terdapat pada tepung
adalah albumin, globulin, prolamin, gliandin dan glutelin. Kadar gliandin dan
glutelin sekitar 8% dan apabila kedua jenis protein ini membentuk adonan yang
kuat dengan penggunaan air dan garam maka dinamakan protein gluten.
Tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan roti manis jenisnya yaitu
tepung terigu yang berprotein tinggi ( hard wheat ), kandungan proteinnya 11-
pengembangan volume roti dan sifat elastisitasnya baik. Tepung terigu yang
berprotein tinggi mempunyai ciri- ciri dengan melihat warna agak krem, jika
26
kadaluarsanya masih lama, tidak tengik dan bersih. Kandungan gizi tepung terigu
Asam sitrat adalah asam organik secara alami yang terdapat pada buah-buahan
seperti jeruk, nanas dan pear. Asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih
pada suhu kamar dan bersifat higroskopis (Igoe dan Hui,1996). Asam sitrat (C6H8O7)
27
banyak digunakan dalam industri terutama industri makanan, minuman, dan obat-
obatan. Kurang lebih 60% dari total produksi asam sitrat digunakan dalam industri
makanan, dan 30% digunakan dalam industri farmasi, sedangkan sisanya digunakan
dalam industri pemacu rasa, pencegah rusaknya rasa dan aroma, sebagai antioksidan,
pengatur pH dan sebagai pemberi kesan rasa dingin (Bizri dan Wahem, 1994).
Karakteristik asam sitrat adalah putih, tidak berbau, berbetuk padat atau
bubuk kristal. Batasan standar penggunaan asam sitrat dalam permenkes RI per
tidak ada batasan dalam penggunaan asam sitrat dilihat per bobot badan.
Intake) yaitu batasan yang tidak menimbulkan resiko/bahaya jika dikomsumsi oleh
Faktor yang mempengaruhi kualitas pizza yaitu pemilihan bahan, jumlah bahan,
cara pembuatan. Pemilihan bahan diantaranya pemilihan bahan dengan kualitas yang
baik seperti pemilihan tepung, pemilihan ragi roti, pemilihan bahan yang tidak
kadaluarsa. Faktor jumlah bahan yaitu pengukuran bahan sesuai dengan takaran
misalkan dengan ukuran gram (g) atau sendok teh (sdt). Faktor cara pembuatan antara
lain: Metode pembuatan harus benar sesuai dengan langkah-langkah dan takaran yang
terdapat di dalam resep acuan. Perlakuan saat proses fermentasi harus optimal, seperti
pengaturan pH yang optimal sehingga adonan dapat mengembang dengan baik. Pada
dengan baik karena penambahan jumlah asam sitrat. Menurut Husin Syarbini (2013),
pengembangan adonan adalah sebagai akibat pertumbuhan ragi yang optimal dan
pertumbuhan ragi yang optimal terjadi pada kondisi pH adonan 4,5- 5,2. Diduga
penambahan asam sitrat pada percobaan yang kedua dapat mengembangkan adonan,
karena asam sitrat merupakan asam organik lemah yang mampu menurunkan pH
optimalnya. Pada saat percobaan pertama tanpa penambahan jumlah asam sitrat
diketahui pH adonan pizza hasil eksperimen adalah 7, ketika pada percobaan kedua
menjadi gas CO2 dan H2O yang mampu mengembangkan adonan. Sehingga diduga
meningkatkan produksi gas CO2 yang berguna untuk mengembangkan adonan akibat
Penelitian ini difokuskan pada perlakuan penambahan jumlah asam sitrat yang
penambahan asam sitrat mampu memberikan perbedaan pada kualitas pizza hasil
zXCCC
Penambahan jumlah Pembuatan pizza dengan bahan dasar
asam sitrat yang komposit tepung terigu dan tepung
berbeda ( 0,5 g, 1 g, 1,5 suweg Penilaian
g, 2 g )
2.6 Hipotesis
Adanya perbedaan kualitas inderawi pizza dengan penggunaan tepung suweg dan
tepung terigu dengan penggunaan jumah asam sitrat berbeda dilihat warna, aroma,
tekstur, rasa.
suweg dan tepung terigu dengan penggunaan asam sitrat yang berbeda dilihat
BAB 3
METODE PENELITIAN
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal- hal yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah metode penentuan obyek penelitian, metode pendekatan penelitian, metode
penelitian meliputi obyek penelitian dan variabel penelitian yang meliputi variabel
Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek yang
mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pizza berbahan dasar
komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan jumlah penambahan asam sitrat
yang berbeda.
33
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan- bahan yang
digunakan dalam pembuatan pizza bahan dasar komposit tepung suweg dan tepung
terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda, yaitu antara lain
meliputi populasi tepung suweg varietas umbi- umbian yang dibeli di Desa Plalangan,
Gunung Pati, Semarang. Dengan kriteria tepung suweg yang berwarna putih agak
kecoklatan, tepung dalam keadaan bersih dan kering, terdapat tanggal kadaluarsa.
Untuk jenis tepung terigu yaitu tepung terigu dengan kandungan protein tinggi (hard
flour), menurut Husni Syarbini (2013), hard flour memiliki kandungan protein antara
12%- 14%. Tepung terigu dibeli di pasar Ungaran. Asam sitrat jenis sampel dalam
penelitian ini diambil dengan teknik random sampling yaitu dengan merk dagang
ciri-ciri atau kriteria yang sama. Setelah dapat populasi yang memiliki ciri-ciri sama
Menurut Sugiyono (2008 : 61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
34
penelitian ini digunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan
variabel kontrol.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas inderawi pizza dengan bahan
dasar komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan asam sitrat yang
berbeda dengan aspek warna, rasa, aroma, tekstur dan tingkat kesukaan masyarakat,
serta kandungan gizi berupa kandungan gula total , protein pada pizza hasil
faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono,2008:41). Dalam hal ini yang menjadi
variabel kontrol adalah : pemilihan bahan, alat, jumlah bahan yang digunakan,
35
timbangan, cara pembuatan, jenis tepung yang digunakan. Bahan atau alat yang
digunakan dipilih yang berkualitas supaya dapat menghasilkan produk pizza yang
Metode penelitian merupakan cara atau strategi ilmiah yang digunakan untuk
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
eksperimen dalam penelitian ini digunakan untuk mencari akibat perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Perlakuan yang diberikan
dalam pembuatan pizza yaitu penggunaan jumlah asam sitrat yang berbeda yaitu 0,5
g, 1 g, 1,5 g, dan 2 g.
percobaan, yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul
sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Dalam penelitian ini eksperimen yang
36
dilakukan adalah pembuatan pizza dengan penambahan jumlah asam sitrat yang
berbeda.
eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini Rancangan Acak Lengkap (RAL),
Pengacakan dilakukan saat pengambilan sampel pada tiap unit saat akan dilaksanakan
pengambilan data.
Dalam penelitian ini ada 2 kelompok, kelompok eksperimen yang pertama yaitu
dengan menggunakan bahan tepung suweg dan tepung terigu dan sedangkan
kelompok eksperimen yang kedua menggunakan bahan dasar komposit tepung suweg
dan tepung terigu dengan penambahan asam sitrat yang berbeda . Maka unit-unit
K1 D2 B3 A3 C2
C1 B1 D3 A2 K2
B2 A1 C3 K3 D1
Keterangan :
eksperimen yang bersifat homogen. Didalam penelitian ini terhadap dua kelompok,
peneliti melakukan percobaan pizza berbahan dasar komposit tepung suweg dan
tepung terigu dengan penambahan asam sitrat yang berbeda dan kelompok kontrol
(sampel pizza tepung suweg dan tepung terigu) sebanyak tiga kali. Berikut ini adalah
skema desain eksperimen dalam pembuatan pizza berbahan dasar komposit tepung
suweg dan tepung terigu dengan penambahan asam sitrat yang berbeda.
tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan asam sitrat yang berbeda.
Tata Boga Universitas Negeri Semarang. Sedangkan waktu pelaksanaanya pada bulan
November 2014.
baik, misalnya kondisi bahan masih baik, tidak berbau, tidak busuk, tidak berubah
1) Tepung suweg
2) Tepung terigu
3) Telur
4) Ragi instan
5) Telur
6) Susu
7) Asam sitrat
8) Gula pasir
9) Margarin
10) Garam
11) Air es
40
K A B C D
- 0,5 g 1g 1,5 g 2g
Air es 80 g 80 g 80 g 80 g 80 g
Gula pasir 25 g 25 g 25 g 25 g 25 g
Susu bubuk 15 g 15 g 15 g 15 g 15 g
Margarin 30 g 30 g 30 g 30 g 30 g
Kuning telur 60 g 60 g 60 g 60 g 60 g
41
peralatan yang higienis dan kondisi yang baik. Adapun peralatan tersebut adalah :
a) Timbangan digital
komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan asam sitrat
yang berbeda.
b) Loyang pizza
loyang untuk kue, cake. Loyang pizza memiliki tinggi 1 cm dengan diameter
yang beragam.
c) Oven
beberapa jenis oven antara lain oven tangkring, oven listrik, oven gas. Yang
digunakan dalam penelitian ini adalah oven gas dengan suhu 160o C.
d) Waskom
bahan- bahan yang di butuhkan dalam pembuatan pizza yang sudah ditimbang
e) Kuas Roti
lebih kecil karena mempunyai fungsi untuk mengoles mentega bagian loyang.
kuning telur, susu untuk mengoles bagian atas roti dan kue.
Alat penipis atau penggiling roti ini adalah alat yang berbentuk
panjang dan bundar, alat ini terbuat dari kayu namun ada juga yang terbuat
dari plastik dan batu marmer. Alat penggiling roti memiliki peranan penting
untuk pembentukkan ( moulding ) dan dengan alat ini hasil roti akan memiliki
g) Gelas ukur
Gelas ukur adalah sejenis gelas yang terbuat dari plastik yang
mempunyai ukuran pada dindingnya, gelas ukur ada yang bertangkai dan ada
juga yang tidak bertangkai. Pada bagian depanya mempunyai mulut sehingga
mempermudah ketika menuang cairan yang diukur. Fungsi gelas ukur dalam
hal ini adalah untuk mengukur air es yang digunakan pada pembuatan pizza.
h) Parutan Keju
berkarat, dalam hal ini berfungsi untuk memarut keju sebagi topping pizza.
43
i) Penampan
j) Pisau dapur
Pisau dapur yang digunakan adalah pisau stainless steel. Hal ini
pisau yang berkarat. Fungsi pisau dalam hal ini adalah sebagai alat untuk
toping pizza.
k) Telenan
bahan, pada umumnya telenan terbuat dari bahan plastik dan kayu. Fungsi
telenanan dalam hal ini sebagai alas ketika memotong sosis, bawang bombai,
l) Wajan
hal ini fungsi wajan adalah untuk menumis bahan untuk toping pizza.
m) Sendok kayu
berbentuk pipih dengan panjang 20-30 cm. Dalam hal ini fungsi sendok kayu
44
adalah sebagai alat untuk membantu didalam menumis bahan untuk topping
pizza.
n) Piring
Piring adalah alat makan berbentuk datar sedikit cekung yang terbuat
dari logam, plastik, porselin, kaca, tanah liat ataupun kayu mempunyai fungsi
untuk meletakkan makanan. Dalam hal ini fungsi piring adalah sebagai wadah
o) Sendok
sendok dalam hal ini adalah sebagai alat untuk menakar dan mengaduk bahan
makanan.
tepung terigu dengan penambahan asam sitrat yang berbeda melalui beberapa tahap
sehingga proses pembuatan pizza berbahan dasar komposit tepung suweg dan tepung
terigu dengan penambahan asam sitrat yang berbeda dapat berjalan dengan baik.
45
Tahap- tahap persiapan pembuatan pizza eksperimen dan kontrol adalah sebagai
berikut :
harus dipersiapkan dengan syarat alat dalam keadaan bersih, kering dan dapat
c) Penimbangan bahan
Bahan- bahan yang digunakan harus ditimbang sesuai dengan resep. Sebelum
kesalahan saat menimbang. Hal ini dapat berpengaruh pembuatan pizza, karena
suweg, margarine, air es, gula pasir, kuning telur, ragi instan, garam, susu bubuk
dilakukan dengan menggunakan tangan sampai semua bahan tercampur rata dan
adonan menjadi kalis. Proses pengadukan bahan baku roti erat kaitannya dengan
pembentukkan gluten, sehingga adonan siap menerima gas CO2 dari aktivitas
fermentasi.
Proses fermentasi adonan merupakan suatu proses yang terjadi secara sinkron
antara peningkatan volume sebagai akibat bertambahnya gas- gas yang terbentuk
sebagai hasil fermentasi. Dalam proses fermentasi ini adonan didiamkan di dalam
waskom yang tertutup dengan serbet bersih selama 30 menit dan dalam keadaan
Potong timbang merupakan proses membagi adonan yang sudah melalui tahap
untuk menghasilkan produk yang seragam. Setelah itu adonan roti dibentuk menjadi
bulatan.
47
diletakkan di tempat yang lembab dan ditutup dengan kain basah dengan suhu 35o C,
selama 6- 10 menit. Ragi dalam adonan akan bekerja untuk melanjutkan proses
fermentasi, sehingga adonan kembali elastis setelah kehilangan gas pada saat potong
Pada tahap ini adonan digiling dengan menggunakan alat penggiling roll pin
untuk roti, serta dibubuhkan sedikit tepung agar adonan tidak lengket ketika digiling.
Tahap ini bertujuan untuk membuang gas yang ada dalam adonan dan membentuk
kematangan yang sama saat proses pengovenan. Sebelum adonan diletakkan kedalam
loyang, loyang terlebih dahulu diberi olesan mentega, fungsinya agar adonan yang
pengunyahan yang baik dalam hasil akhir, dalam proses proofing temperature yang
baik yaitu 35- 45o C, kelembaban 85% dan dengan waktu 45 menit.
jamur kancing, sosis sapi, keju mozarela, paprika, jagung manis, bawang bombai,
saus tomat. Adonan terlebih dahulu dilubangi kecil-kecil dengan menggunakan garpu.
i). Pengovenan
loyang ke dalam oven, panggang dengan suhu 160oC selama 45 menit. Volume akan
bertambah pada waktu 5-6 menit pertama didalam oven. Aktivitas ragi akan berhenti
pada temperature 63oC, karamelisasi dari gula memberi warna pada kulit roti.
49
- Menyiapkan bahan
Tahap persiapan - Menyiapkan peralatan
- Menimbang bahan
Tahap
Pengemasan
penyelesaian
Penilaian
subyektif dan penilaian obyektif. Penilaian subyektif dilakukan dengan uji inderawi
dan uji organoleptik sedangkan penilaian obyekif dilakukan dengan uji laboratorium.
dan karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera
mencakup aspek warna, aroma, tekstur, dan rasa dengan menggunakan lima tingkatan
5 4 3 2 1
3.3.1.1 Instrumen atau Alat Pengumpulan Data Uji Inderawi Pizza Hasil
Eksperimen
organoleptik diperlukan panelis yang bertindak sebagai alat atau instrumen yang
menilai sensoris suatu produk. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk
52
mengumpulkan data pada uji inderawi adalah instrumen panelis agak terlatih dan
pada uji organoleptik atau uji kesukaan adalah instrumen panelis tidak terlatih.
merupakan hasil seleksi tetapi umumnya terdiri dari individu- individu yang
penjelasan tentang sampel dan sifat-sifat yang akan dinilai serta memberikan
sekedar latihan, kelompok ini sudah dapat berfungsi sebagai alat analisis
Calon panelis yang akan diambil untuk melakukan uji inderawi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa TJP prodi Tata boga UNNES angkatan 2010
yang telah menempuh mata kuliah analisis mutu pangan. Salah satu syarat
mempunyai kepekaan dan konsistensi yang tinggi dengan kata lain valid dan
yang valid dan reliabel harus melalui tahap – tahap seleksi panelis atau tahap
instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang
validasi dan reliabilitasi instrument, hasilnya berupa panelis yang valid dan
reliable.
54
1) Validasi Instrumen
a) Validasi Internal
Range jumlah
Jika 1, dan nilai deviasinya
JumlahRang e
Range jumlah
Jika 1, Validitas internal calon
JumlahRang e
b) Validasi Isi
pangan dengan benar dan tepat. Prosesnya dengan cara calon panelis
Range jumlah
Jika 1 , dan nilai deviasinya relative
Jumlah range
Range jumlah
Jika 1 , maka calon panelis
Jumlah range
2) Reliabilitasi Instrumen
setiap saat.
minimal enam kali penilaian dalam waktu yang berbeda. Dari latihan
dari total jumlah penilaian dari panelis. Panelis yang kurang mampu
Kartika, 1998:22)
yaitu antara 8-25 orang. Apabila dari seleksi yang telah dilakukan belum
seleksi panelis lagi, yaitu mulai dari tahap wawancara sampai evaluasi
persyaratan.
58
Eksperimen.
Kualitas pizza hasil eksperimen yang baik akan bermanfaat apabila ditunjang
organoleptik.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih.
Panelis tidak terlatih adalah panelis yang tidak melakukan latihan sebelum melakukan
pengujian. Panelis tidak terlatih digunakan untuk uji kesukaan yaitu untuk
tingkat kesukaan terhadap suatu makanan semakin banyak jumlah panelis, maka
rekomendasi jumlah panelis tidak terlatih minimal 80 orang. Dalam penelitian ini
panelis tidak terlatih yang akan digunakan adalah masyarakat yang bertempat tinggal
Desa Prawasan Barat, Pekalongan, 80 panelis tidak terlatih digolongkan sesuai usia
3.3.3 Metode Pengumpulan Data Uji Kandungan Gizi Pizza Hasil Eksperimen
untuk mengetahui kandungan gizi pada makanan. Dalam penelitian ini, kandungan
gizi yang akan peneliti ujikan adalah kandungan gula total dan protein. Pengujian ini
Metode analisis data merupakan cara atau teknik yang digunakan untuk
mengolah data yang diperoleh. Analisis data dilakukan secara sistematis agar hasil
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis varians klasifikasi tunggal
dan analisis deskriptif persentase digunakan untuk uji organoleptik atau uji kesukaan.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya kualitas yang dihasilkan pada pembuatan
pizza berbahan dasar komposit tepung terigu dan tepung suweg dengan penambahan
jumlah asam sitrat yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 10.
61
∑
Sampel (a) Dba = a – 1 Mka
∑ Mkb
Panelis (b) Dbb=b-1
Error (c) Dbc= Dba . Dbb Jkc = Jkd – (Jka + Jkb) Mkc
Keterangan :
a = Jumlah sampel
b = Jumlah panelis
A = Skor sampel
Apabila diperoleh harga dari F hitung (Fo) > F tabel (F1) pada taraf signifikan
5% , maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima dan jika F
hitung (Fo) ≤ F tabel (F1) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila F hitung (Fo) >
F tabel (F1) maka dapat dikatakan bahwa diantara sampel terdapat perbedaan yang
nyata.
maka perhitungan dilanjutkan pengujian lain yaitu dengan hasil tukey untuk
Menurut Bambang Kartika (1998 : 83), uji tukey digunakan apabila dari
klasifikasi menunjukkan tidak ada perbedaan, maka tidak perlu dilakukan uji lanjutan
atau uji tukey. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antar sampel pizza,
= SE x LSD 5%
Nilai Least Siginfikan Difference dapat dilihat pada tabel. Sebelum dibandingkan
harus dicari rata-rata masing- masing sampel dengan rumus sebagai berikut :
∑
Nilai rata-rata =
Keterangan :
Np = nilai pembanding
Keterangan penilaian adalah jika nilai selisih antar sampel > Np (nilai
dianalisis terlebih dahulu untuk dijadikan data kualitatif. Organoleptik yang akan
𝑛
% 𝑥 %
𝑁
64
Keterangan :
% = Skor persentase
berikut :
= 80 x 5
= 400
= 80 x 1
= 80
= %
= 100%
= %
= 20%
= 100% -20%
= 80%
= 80% : 5
= 16%
Berdasarkan hasil perhitungan akan diperoleh tabel interval persentase dan dari
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan mengenai hasil dan pembahasan kualitas pizza
eksperimen yang meliputi deskripsi data hasil uji inderawi, data hasil uji kesukaan,
data hasil uji kimiawi kandungan gizi produk pizza hasil eksperimen dan pembahasan
Hasil penelitian meliputi data penilaian hasil uji inderawi oleh panelis agak
analisis varian klasifikasi tunggal, hasil penilaian uji kesukaan masyarakat dengan
panelis tidak terlatih masyarakat Desa Prawasan Barat, Pekalongan, dan hasil uji
kandungan gula total dan protein dari Laboratorium Teknologi Pangan Chem- Mix
terhadap pizza hasil eksperimen serta bagaimana kandungan gula total dan protein
Uji inderawi dilakukan oleh 17 orang panelis agak terlatih untuk menilai
kualitas pizza eksperimen yang disediakan oleh peneliti berdasarkan aspek warna,
rasa, aroma, dan tekstur di mana penilaian dilakukan satu kali untuk masing-masing
aspek. Dari 30 orang calon panelis pada tahap wawancara didapatkan 25 calon
panelis yang lolos wawancara. Calon panelis yang lolos tahap wawancara kemudian
mengikuti tahap penyaringan, pelatihan, uji validitas dan reabilitas sehingga diperoleh
panelis agak terlatih sebanyak 17 orang. Panelis agak terlatih ini melakukan penilaian
kualitas inderawi terhadap 5 sampel pizza dengan aspek warna bagian luar, warna
bagian dalam, aroma, rasa pizza, rasa manis, rasa asam, tekstur. Penilaian tiap aspek
terdiri dari 5 tingkat penilaian, skor 5 untuk nilai tertinggi dan skor 1 untuk nilai
terendah.
Rerata maksimal 5 sedangkan rerata minimal 1, serta interval kelas rerata yaitu
0,8. Skor tiap aspek penilaian pada kelima sampel pizza ditabulasikan dan dihitung
reratanya, dan hasilnya dianalisis sesuai dengan interval kelas rerata sehingga
diketahui kriteria tiap sampel pizza hasil eksperimen pada aspek warna bagian luar,
warna bagian dalam, aroma, rasa pizza, rasa manis dan rasa asam.
Hasil penilaian uji inderawi, rerata skor, dan kriteria hasil penilaian uji inderawi
tiap aspek, yaitu sebagai berikut. Adapun deskripsi data per aspek berdasarkan
berikut :
69
sebanyak 35,2% pada sampel K. Sampel K mempunyai rerata skor 4,2 dengan kriteria
warna penampang luar coklat keputihan. Sampel A dengan 70,5% panelis memberi
skor 4 dengan rerata skor 3,7 dengan kriteria coklat muda. 58,8% panelis memberikan
skor 3 pada sampel B dengan rerata skor 3,2 yaitu dengan kriteria coklat. Tujuh puluh
koma lima persen (70,5%) panelis memberikan skor 2 pada sampel C dengan rerata
skor 2,4 dengan kriteria coklat agak tua. Sedangkan sampel D 47,0% panelis memberi
Tabel 12. Hasil penilaian kualitas inderawi pizza hasil eksperimen pada aspek
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 6 35.2 0 0 0 0 0 0 0 0
4 9 52.9 12 70.5 6 35.2 2 11.7 0 0
3 2 11.7 5 29.4 10 58.8 3 17.6 4 23.5
2 0 0 0 0 1 5.8 12 70.5 5 29.4
1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 47.0
Means 4.2 3.7 3.2 2.4 1.7
Kriteria Coklat Coklat Coklat Coklat agak Coklat tua
keputihan muda tua
Keterangan :
K : Sampel pizza menggunakan tepung suweg sebanyak 60% dan tepung terigu
40%
70
A : Sampel pizza menggunakan tepung suweg sebanyak 60% dan tepung terigu
B : Sampel pizza menggunakan tepung suweg sebanyak 60% dan tepung terigu
C : Sampel pizza menggunakan tepung suweg sebanyak 60% dan tepung terigu 40%
D : Sampel pizza menggunakan tepung suweg sebanyak 60% dan tepung terigu 40%
Pada Tabel.13 dapat diketahui hasil penilaian untuk kelima sampel pizza pada
aspek warna bagian dalam , untuk sampel K dan sampel A kriterianya sama yaitu
coklat muda. Sampel K sebanyak 35,2 % panelis memberikan skor 5 dengan rerata
skor 4,1. Sampel A memiliki rerata skor 3,6 dan 52,9% panelis memberikan skor 4
sehingga sampel tersebut memiliki kriteria coklat muda. Sampel B sebanyak 52,9%
panelis memberikan skor 3. Sampel B memiliki rerata skor 3,2 termasuk pada kriteria
warna coklat. Sampel C memiliki rerata skor 2,6 dan 52,9% panelis memilih skor 2
sehingga sampel tersebut memiliki kriteria coklat agak tua. Sedangkan sampel D
sebanyak 47,0% panelis memberikan skor 1, sampel D memiliki rerata skor 1,7
Tabel 13. Hasil penilaian kualitas inderawi pizza hasil eksperimen pada aspek
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 6 35.2 1 5.8 0 0 0 0 0 0
4 7 41.1 9 52.9 6 35.2 3 17.6 0 0
3 4 23.5 7 41.1 9 52.9 5 29.4 4 23.5
2 0 0 0 0 2 11.7 9 52.9 5 29.4
1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 47.0
Means 4.1 3.6 3.2 2.6 1.7
Kriteria Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat
muda muda agak tua tua
Untuk mengetahui kualitas pizza hasil eksperimen pada aspek aroma dapat
dilihat dari Tabel 14. Nilai rata – rata yang tinggi pada suatu sampel menunjukkan
bahwa sampel tersebut memiliki kualitas yang baik dan apabila nilai rata-ratanya
rendah menunjukan bahwa sampel tersebut memiliki kualitas rendah. Jadi dari data
diatas sampel K dengan rerata skor 3,8 dengan kriteria nyata. Sampel A memiliki
rerata skor 3,7 sehingga sampel tersebut memiliki kriteria aroma yang nyata karena
skor 3 sehingga termasuk pada kriteria cukup nyata. sampel C sebanyak 41,1%
panelis memilih skor 3 pada dengan rerata skor 2,8 sehingga sampel tersebut
memiliki kriteria aroma cukup nyata. Sedangkan sampel D sebanyak 35,2% panelis
memberikan skor 1 memiliki rerata skor 1,9 sehingga sampel tersebut memiliki
Tabel 14. Hasil penilaian kualitas inderawi pizza eksperimen pada aspek Aroma
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 4 23.5 3 17.6 0 0 0 0 0 0
4 9 52.9 7 41.1 4 23.5 4 23.5 0 0
3 1 5.8 6 35.2 11 64.7 7 41.1 5 29.4
2 3 17.6 1 5.8 2 11.7 5 29.4 6 35.2
1 0 0 0 0 0 0 1 5.8 6 35.2
Means 3.8 3.7 3.1 2.8 1.9
Kriteria Nyata Nyata Cukup Cukup Kurang
nyata nyata nyata
Hasil analisa Tabel.15 penilaian kualitas inderawi untuk kelima sampel pizza
pada aspek rasa pizza yaitu sebanyak 47,0% memberikan skor 5 dengan rerata skor
4,4 untuk sampel K. Sehingga sampel K termasuk pada kriteria rasa pizza yang
sangat nyata. Sebanyak 47,0% memilih skor 4 sama dengan sampel A, memiliki
rerata skor 4 sehingga sampel tersebut memiliki kriteria rasa pizza yang nyata.
Sampel B sebanyak 35,2% memberikan skor 3 dan memiliki rerata skor 3,1 termasuk
pada kriteria rasa pizza cukup nyata. Sampel C memiliki rerata skor 2,5 sehingga
sampel tersebut memiliki kriteria rasa pizza kurang nyata. Sedangkan sampel D
sebanyak 41,1% panelis memberikan skor 1, sampel D memiliki rerata skor 2,0
Tabel 15. Hasil penilaian kualitas inderawi pizza hasil eksperimen pada aspek
rasa pizza
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 8 47.0 5 29.4 0 0 1 5.8 0 0
4 8 47.0 8 47.0 7 41.1 3 17.6 3 17.6
3 1 5.8 3 17.6 6 35.2 3 17.6 2 11.7
2 0 0 1 5.8 4 23.5 7 41.1 5 29.4
1 0 0 0 0 0 0 3 17.6 7 41.1
Means 4.4 4 3.1 2.5 2.0
Kriteria Sangat Nyata Cukup Kurang Kurang
nyata nyata nyata nyata
Dari Tabel.16 menunjukkan bahwa rerata yang paling tinggi pada aspek rasa
manis terdapat pada sampel D memiliki rerata sebesar 3,8 dengan kriteria nyata,
kemudian diikuti sampel C dengan 23,5% panelis menilai skor 5 dengan rerata 3,6
kriteria nyata. Sampel B dan sampel A kriterianya sama yaitu cukup nyata, untuk
sampel B rerata skor 3,2 sedangkan sampel A memiliki rerata skor 3,0. Sedangkan
kriteria yang kurang nyata terdapat pada sampel K dengan rerata skor 2,4.
74
Tabel 16. Hasil penilaian kualitas inderawi pizza hasil eksperimen pada aspek
rasa manis
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 0 0 0 0 0 0 4 23.5 8 47.0
4 3 17.6 8 47.0 8 47.0 6 35.2 3 17.6
3 4 23.5 2 11.7 6 35.2 4 23.5 2 11.7
2 7 41.1 7 41.1 3 17.6 3 17.6 3 17.6
1 3 17.6 0 0 0 0 0 0 1 5.8
Means 2.4 3.0 3.2 3.6 3.8
Kriteria Kurang Cukup Cukup Nyata Nyata
nyata nyata nyata
Pada Tabel.17 dapat diketahui hasil penilaian panelis terhadap Aspek rasa
asam pada keseluruhan sampel memberikan nilai skor yang berbeda. Dari data diatas
menunjukkan bahwa kelima sampel pizza eksperimen masuk dalam kriteria yang
berbeda yaitu tidak nyata, cukup nyata, nyata. Kriteria yang tidak nyata terdapat pada
sampel K dengan rerata skor 1,7. Sedangkan sampel A yaitu 29,4 % panelis
memberikan skor 4 dengan kriteria cukup nyata. Sampel B memiliki kriteria cukup
nyata dengan rerata skor 3,2. Kriteria untuk sampel C dan D sama yaitu nyata,
masing- masing memiliki rerata skor untuk sampel C yaitu 3,8 dan sampel D yaitu
4,1.
75
Tabel 17. Hasil penilaian kualitas inderawi pizza hasil eksperimen pada aspek
rasa asam
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 0 0 0 0 2 11.7 2 11.7 8 47.0
4 0 0 5 29.4 2 11.7 10 58.8 4 23.5
3 4 23.5 7 41.1 11 64.7 5 29.4 5 29.4
2 5 29.4 5 29.4 2 11.7 0 0 0 0
1 8 47.0 0 0 0 0 0 0 0 0
Means 1.7 3 3.2 3.8 4.1
Kriteria Tidak Cukup Cukup Nyata Nyata
nyata nyata nyata
Kriteria hasil pada aspek pada tabel.18 dengan aspek tekstur yang ideal terdapat
pada sampel K dan A. Jika dilihat dari kelima sampel, semakin banyak penggunaan
jumlah asam sitrat, maka tektur pada pizza kurang ideal. Pada sampel K sebanyak
58,8% panelis memberikan skor 5 dengan rerata skor 4,2 sehingga memiliki kriteria
ideal. Sampel A memiliki rerata skor 3,6 sehingga sampel tersebut memiliki kriteria
tekstur yang ideal, 64,7% panelis memberikan skor 4. Sampel B sebanyak 35,2%
panelis memberikan skor 4 memiliki rerata skor 3,2 termasuk pada kriteria tekstur
yang cukup ideal. Sampel C memiliki rerata skor 2,6 sehingga sampel tersebut
memiliki kriteria tekstur cukup ideal. Sedangkan sampel D sebanyak 41,1% panelis
memberikan skor 1, sampel D memiliki rerata skor 2,1 sehingga sampel tersebut
Tabel 18. Hasil penilaian kualitas inderawi pizza hasil eksperimen pada aspek
tekstur
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 10 58.8 1 5.8 1 5.8 0 0 2 11.7
4 4 23.5 11 64.7 7 41.1 6 35.2 0 0
3 1 5.8 3 17.6 6 35.2 1 5.8 4 23.5
2 2 11.7 2 11.7 1 5.8 8 47.0 4 23.5
1 0 0 0 0 2 11.7 2 11.7 7 41.1
Means 4.2 3.6 3.2 2.6 2.1
Kriteria Ideal Ideal Cukup Cukup Kurang
ideal ideal ideal
Aspek Sampel
K A B C D
warna penampang
luar 4.0 3.6 3.2 2.4 2.1
warna penampang
dalam 3.9 3.4 2.9 2.8 2.2
Aroma 3.6 3.5 2.9 2.7 2.2
Rasa pizza 3.8 3.7 3.0 2.5 2.3
Rasa manis 2.3 2.9 3.1 3.4 3.6
Rasa Asam 1.9 2.9 3.2 3.8 4.1
Tekstur 4.1 3.4 3.1 2.5 2.1
Jumlah 23.6 23.6 21.4 20.2 18.6
Rerata 3.4 3.4 3.1 2.9 2.7
Kriteria B B CB CB CB
77
tukey terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji homogenitas dan normalitas
Pengujian homogenitas ini untuk mengetahui apakah data hasil uji inderawi yang
diteliti dari pizza hasil eksperimen ini homogen atau tidak, maka akan dilakukan uji
homogenitas yaitu menggunakan SPSS 19. Jika hasil uji menunjukkan tidak ada
perbedaan antar kedua distribusi atau koefisien signifikansi (p) lebih besar dari
tingkat kepercayaan 5% atau 0,05 ( p>0,05), maka dapat dikatakan data homogen.
Tabel 20. Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Pizza hasil eksperimen.
Berdasarkan Tabel 20. Dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas data uji
kualitas inderawi pizza eksperimen pada aspek warna bagian luar, warna bagian
dalam, aroma, rasa pizza, rasa manis, rasa asam, tekstur secara keseluruhan aspek
sudah homogen.
Pengujian normalitas ini untuk mengetahui apakah data hasil uji inderawi
pizza eksperimen ini berdistribusi normal atau tidak, maka akan dilakukan uji
normalitas yaitu menggunakan SPSS 19. Jika hasil uji menunjukkan tidak ada
perbedaan antar kedua distribusi atau koefisien signifikansi (p) lebih besar dari
tingkat kepercayaan 5% atau 0,05 ( p>0,05), maka dapat dikatakan distribusi data
normal. Hasil output yang dapat dilihat pada Tabel.21 berikut ini.
Tabel 21. Uji Normalitas Data Uji Inderawi Pizza Hasil Eksperimen.
Eksperimen.
terhadap pizza meliputi aspek warna bagian luar, warna bagian dalam, aroma, rasa
Dari hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui bahwa ada
perbedaan yang nyata dari aspek penampang luar pada pizza hasil eksperimen. Dapat
Tabel 22. Hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal terhadap pizza
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Total 102,424 84
dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika harga Fhitung > Ftabel artinya ada perbedaan yang
nyata pada sampel yang diuji dan jika harga Fhitung < Ftabel artinya tidak ada
perbedaan yang nyata pada sampel yang diuji. Dari tabel diatas dapat dilihat harga
Fhitung sebesar 38,04 dan Ftabel sebesar 2,49, Fhitung > Ftabel maka ada perbedaan
kualitas inderawi pizza eksperimen dengan penambahan jumlah asam sitrat yang
Dari hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui bahwa ada
perbedaan yang nyata dari aspek penampang dalam pada pizza hasil eksperimen.
Tabel 23. Hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal terhadap pizza
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Total 100,424 84
dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika harga Fhitung > Ftabel artinya ada perbedaan yang
nyata pada sampel yang diuji dan jika harga Fhitung < Ftabel artinya tidak ada
perbedaan yang nyata pada sampel yang diuji. Dari tabel diatas dapat dilihat harga
Fhitung sebesar 26,01 dan Ftabel sebesar 2,49, Fhitung > Ftabel maka ada perbedaan kualitas
inderawi pizza eksperimen dengan penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda
Dari hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui bahwa ada
perbedaan yang nyata dari aspek aroma pada pizza hasil eksperimen. dapat dilihat
Tabel 24. Hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal terhadap pizza
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Total 96,424 84
dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika harga Fhitung > Ftabel artinya ada perbedaan yang
nyata pada sampel yang diuji dan jika harga Fhitung < Ftabel artinya tidak ada pengaruh
yang nyata pada sampel yang diuji. Dari tabel diatas dapat dilihat harga Fhitung
sebesar 13,78 dan Ftabel sebesar 2,49, Fhitung > Ftabel maka ada perbedaan kualitas
inderawi pizza eksperimen dengan penambahan jumlah asam sitrat dilihat dari aspek
aroma.
Dari hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui bahwa ada
perbedaan yang nyata dari aspek rasa pizza pada pizza hasil eksperimen. Dapat dilihat
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Total 137,294 84
dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika harga Fhitung > Ftabel artinya ada perbedaan yang
nyata pada sampel yang diuji dan jika harga Fhitung < Ftabel artinya tidak ada
perbedaan yang nyata pada sampel yang diuji. Dari tabel diatas dapat dilihat harga
Fhitung sebesar 18,26 dan Ftabel sebesar 2,49, Fhitung > Ftabel maka ada perbedaan kualitas
inderawi pizza eksperimen dengan penambahan jumlah asam sitrat dilihat dari aspek
rasa pizza.
Dari hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui bahwa ada
perbedaan yang nyata dari aspek rasa manis pada pizza hasil eksperimen. dapat
Tabel 26. Hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal terhadap pizza
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 109,812 84
dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika harga Fhitung > Ftabel artinya ada perbedaan yang
nyata pada sampel yang diuji dan jika harga Fhitung < Ftabel artinya tidak ada
perbedaan yang nyata pada sampel yang diuji. Dari tabel diatas dapat dilihat harga
Fhitung sebesar 4,69 dan Ftabel sebesar 2,49. Fhitung > Ftabel maka ada perbedaan kualitas
inderawi pizza eksperimen dengan penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda
Dari hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui bahwa ada
perbedaan yang nyata dari aspek rasa asam pada pizza hasil eksperimen. dapat dilihat
Tabel 27. Hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal terhadap pizza
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 107,812 84
dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika harga Fhitung > Ftabel artinya ada perbedaan yang
nyata pada sampel yang diuji dan jika harga Fhitung < Ftabel artinya tidak ada
perbedaan yang nyata pada sampel yang diuji. Dari tabel diatas dapat dilihat harga
Fhitung sebesar 15,3 dan Ftabel sebesar 2,49. Fhitung > Ftabel maka ada perbedaan kualitas
inderawi pizza eksperimen dengan penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda
Dari hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui bahwa ada
perbedaan yang nyata dari aspek tekstur pada pizza hasil eksperimen. dapat dilihat
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Total 141,600 84
dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika harga Fhitung > Ftabel artinya ada perbedaan yang
nyata pada sampel yang diuji dan jika harga Fhitung < Ftabel artinya tidak ada
perbedaan yang nyata pada sampel yang diuji. Dari tabel diatas dapat dilihat harga
Fhitung sebesar 9,86 dan Ftabel sebesar 2,49. Fhitung > Ftabel maka ada perbedaan kualitas
inderawi pizza eksperimen dengan penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda
Uji Tukey merupakan lanjutan dari analisis varian klasifikasi tunggal, bila hasil
yang diperoleh menyebutkan ada perbedaan yang nyata. Untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antar sampel pizza tepung suweg dan tepung terigu dengan
87
penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda, dilanjutkan ke Uji Tukey seperti
dibawah ini.
4.1.4.1 Data Uji Tukey pada aspek warna bagian luar pizza tepung suweg dan
Dari hasil perhitungan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui bahwa ada
perbedaan yang nyata pada aspek warna bagian luar dari pizza hasil eksperimen.
Ringkasan data hasil uji Tukey pada aspek warna penampang bagian luar dapat
Tabel 29. Hasil uji Tukey pada aspek warna penampang bagian luar
Keterangan :
A : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
B : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
C : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
D : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
Dari uji Tukey dapat dilihat pada tabel.29 hasil kualitas inderawi pizza hasil
ekserimen pada aspek warna penampang bagian luar untuk masing-masing sampel.
89
Tabel 30. Hasil uji Tukey pada aspek warna penampang bagian dalam
Keterangan :
A : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
B : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
C : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
D : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
Dari uji Tukey dapat dilihat pada Tabel.30 hasil kualitas inderawi pizza hasil
eksperimen pada aspek warna bagian dalam untuk masing-masing sampel. Sampel K
Tabel 31. Hasil uji Tukey pada aspek aroma berdasarkan perhitungan analisis
klasifikasi tunggal
Keterangan :
A : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
B : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
C : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
D : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
Dari uji Tukey dapat dilihat hasil kualitas inderawi pizza hasil ekserimen pada
aspek aroma untuk masing-masing sampel. Sampel K dengan sampel A dan sampel B
Tabel 32. Hasil uji Tukey pada aspek rasa pizza berdasarkan perhitungan
Keterangan :
A : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
B : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
C : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
D : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
Dari uji Tukey dapat dilihat hasil kualitas inderawi pizza hasil ekserimen pada
aspek warna bagian luar untuk masing-masing sampel. Sampel K dengan sampel A
Tabel 33. Hasil uji Tukey pada aspek rasa manis berdasarkan perhitungan
Keterangan :
A : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
B : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
C : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
D : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
Dari uji Tukey dapat dilihat hasil kualitas inderawi pizza hasil ekserimen pada
aspek warna bagian luar untuk masing-masing sampel. Sampel K dengan sampel A,
Tabel 34. Hasil uji Tukey pada aspek rasa asam dalam berdasarkan
Keterangan :
A : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
B : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
C : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
D : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
Dari uji Tukey dapat dilihat hasil kualitas inderawi pizza hasil ekserimen pada
aspek warna bagian luar untuk masing-masing sampel. Sampel K dengan sampel A
Tabel 35. Hasil uji Tukey pada aspek tekstur berdasarkan perhitungan analisis
klasifikasi tunggal
Keterangan :
A : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
B : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
C : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
D : Sampel pizza tepung suweg 60% dan tepung terigu 40% dengan penambahan
Dari uji Tukey dapat dilihat hasil kualitas inderawi pizza hasil ekserimen pada
aspek warna bagian luar untuk masing-masing sampel. Sampel K dengan sampel A
Uji kesukaan telah dilakukan oleh 80 orang panelis tidak terlatih yang dipilih
berdasarkan golongan usia. Panelis tidak terlatih ini adalah masyarakat yang berada
Pada Tabel.36 Dapat dilihat bahwa pada sampel K memiliki rerata skor 3,8
dengan kriteria suka, dengan tingkat kesukaan persentase panelis 76,5%. Untuk
sampel A rerata skor mendekati rerata skor sampel K yaitu 3,7 tingkat kesukaan
persentase panelis 74,7% dengan kriteria suka. Sampel B memiliki rerata skor
terendah yaitu 63,5 dengan tingkat kesukaan persentase panelis sebanyak 63,5% dan
memiliki kriteria cukup suka. Sampel C memiliki tingkat kesukaan persentase panelis
86% dengan kriteria sangat suka, sedangkan untuk sampel D memiliki kriteria kurang
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 18 22.5 8 10 2 2.5 43 53.75 1 1.25
4 34 42.5 51 63.75 25 31.25 24 30 11 13.75
3 24 30 13 16.25 39 48.75 7 8.75 24 30
2 4 5 8 10 13 16.25 6 7.5 28 35
1 0 0 0 0 1 1.25 0 0 16 20
mean 3.8 4.7 3.7 4.6 3.1 3.9 4.3 5.3 2.4 3.0
Tingkat
kesukaan
76.5% 74.7% 63.5% 86% 48.2%
persentase
panelis
Kriteria Suka Suka Cukup Sangat Kurang
suka suka suka
102
Diketahui hasil uji kesukaan pada aspek aroma untuk kelima sampel pizza,
untuk hasil sampel K sebanyak 45% panelis memilih skor 5 dengan rerata skor 4,3
tingkat kesukaan persentase panelis sebanyak 87% dan dengan kriteria tertinggi yaitu
sangat suka. Sampel A memiliki rerata skor 3,6 dan tingkat kesukaan persentase
panelis sebanyak 73,2% memiliki kriteria suka. Pada sampel B tingkat kesukaan
persentase panelis sebanyak 49,7% sehingga memiliki kriteria kurang suka. Sampel C
dengan kriteria suka karena memiliki tingkat kesukaan persentase panelis sebanyak
Tabel 37. Hasil Uji Kesukaan Masyarakat Terhadap Pizza Hasil Eksperimen
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 36 45 10 12.5 0 0 16 20 1 1.25
4 37 46.2 45 56.2 6 7.5 41 51.2 10 12.5
3 6 7.5 15 18.7 37 46.2 17 21.2 26 32.5
2 1 1.2 8 10 27 33.7 5 6.2 37 46.2
1 0 0 2 2.5 10 12.5 1 1.25 6 7.5
Mean 4.3 5.4 3.6 4.5 2.4 3.1 3.8 4.7 2.5 3.1
Tingkat
kesukaan
87% 73.2% 49.7% 76.5% 50.7%
persentase
panelis
Kriteria Sangat suka Suka Kurang suka Suka Cukup suka
Hasil uji kesukaan pada Tabel 38. Untuk kelima sampel pada aspek rasa.
Kriteria hasil tertinggi yaitu pada sampel K memiliki kriteria sangat suka
dengan rerata skor 4,2 dan tingkat kesukaan persentase panelis sebanyak
dengan kriteria cukup suka. sedangkan untuk sampel D memiliki rerata skor
2,6 dan memiliki tingkat kesukaan persentase panelis 53,5% kriteria cukup
suka.
Tabel 38. Hasil Uji Kesukaan Masyarakat Terhadap Pizza Hasil Eksperimen
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 37 46.25 39 48.75 0 0 3 3.75 1 1.25
4 30 37.5 21 26.25 3 3.75 32 40 13 16.25
3 10 12.5 10 12.5 31 38.75 37 46.25 31 38.75
2 1 1.25 8 10 42 52.5 8 10 2 2.5
1 2 2.5 2 2.5 4 5 0 0 6 7.5
Mean 4.2 5.3 4.1 5.1 2.4 3.0 3.3 4.2 2.6 3.3
Tingkat
kesukaan
84.7% 81.7% 48.2% 67.5% 53.5%
persentase
panelis
Kriteria Sangat suka Suka Kurang suka Cukup suka Cukup suka
Dapat diketahui pada Tabel 39. Hasil uji kesukaan untuk aspek tekstur kriteria
suka ada pada sampel K dan A. untuk sampel K memiliki rerat skor 4,0 dan
D memiliki kriteria yang sama yaitu cukup suka dengan tingkat kesukaan
Tabel 39. Hasil Uji Kesukaan Masyarakat Terhadap Pizza Hasil Eksperimen
Skor Sampel
K % A % B % C % D %
5 29 36.25 10 12.5 3 3.75 0 0 2 2.5
4 28 35 40 50 18 22.5 11 13.75 8 10
3 18 22.5 22 27.5 44 55 31 38.75 36 45
2 5 6.25 8 10 13 16.25 33 41.25 34 42.5
1 0 0 0 0 2 2.5 5 6.25 0 0
Mean 4.0 5.0 3.6 4.5 3.0 3.8 2.6 3.2 2.6 3.2
Tingkat
kesukaan
80.2% 73% 61.7% 52% 52.5%
persentase
panelis
Kriteria Suka Suka Cukup suka Cukup suka Cukup suka
tertinggi yaitu 1314 dan 82,1% panelis dengan kriteria suka. Pada sampel A dengan
105
penambahan jumlah asam sitrat 0,5% memiliki total skor 1211 dan 75,6% panelis
dengan kriteria suka. Sampel B dengan penambahan jumlah asam sitrat 1% memiliki
total 893 dan 55,8% panelis dengan kriteria cukup suka. Sampel C dengan
penambahan jumlah asam sitrat 1,5% memiliki total skor 1128 dan 70,5% panelis
dengan kriteria suka. Sedangkan sampel D dengan penambahan jumlah asam sitrat
2% memiliki total skor terendah yaitu 820 dan 51,2% panelis dengan kriteria kurang
suka
Hasil kandungan gizi pada pizza tepung suweg dan tepung terigu dengan
penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda yaitu 0,5g, 1g, 1,5g, dan 2g , dilakukan
Tabel 41. Hasil Uji Kimiawi Kandungan Gizi Pizza Hasil Eksperimen
analisis
(%)
Protein 10,889 %
Protein 11,106 %
Protein 11,527 %
Protein 11,252 %
Protein 10,653 %
Pada Tabel 41. Diatas menunjukan bahwa kandungan gizi pizza hasil
kadar gula total dari sampel kontrol yaitu 13,186% dan protein 10,889%, sampel A
107
gula totalnya 11,752% dan protein 11,106%, sampel B kandungan gula totalnya
11,457% dan 11,527%, sampel C kandungan gula total 10,482% dan protein 11,252%
, sedangkan untuk sampel D kandungan gula total 9,756% dan protein 10,653%.
Tabel 42. Hasil uji tukey pada gula total berdasarkan perhitungan
Keterangan :
Dari uji Tukey dapat dilihat hasil kualitas inderawi pizza ekserimen pada gula
perbedaan.
Tabel 43. Hasil uji tukey pada protein berdasarkan perhitungan analisis
Keterangan :
Dari uji Tukey dapat dilihat hasil kualitas inderawi pizza ekserimen pada protein
4.2 Pembahasan
pizza tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat yang
berbeda yang meliputi hasil penelitian uji inderawi, bagaimana tingkat kesukaan
110
masyarakat, bagaimana kandungan gizi gula total dan protein pada pizza tepung
suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda.
tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda
terdapat perbedaan yang nyata pada masing-masing aspek. Perbedaan yang nyata
terlihat pada F hitung yang lebih besar dibandingkan harga F tabel, yaitu terdapat
Warna merupakan aspek yang pertama kali dilihat dan diamati oleh konsumen
karena warna merupakan faktor kenampakan yang langsung dapat dilihat oleh
konsumen (Kartika, 1998: 6). Oleh karena itu warna merupakan salah satu unsur
Berdasarkan hasil uji inderawi terhadap aspek warna untuk kelima sampel
pizza tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat yang
berbeda yaitu 0,5%, 1%, 1,5%, 2%. Warna sampel yang dinilai paling cerah adalah
sampel K ( tepung suweg dan tepung terigu tanpa penambahan asam sitrat ) memiliki
warna putih kecoklatan, sementara sampel A (tepung suweg dan tepung terigu dengan
penambahan asam sitrat 0,5%) memiliki warna coklat muda, sampel B (tepung suweg
dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1%) memiliki warna coklat,
111
sampel C (tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat
1,5%) memiliki warna coklat agak tua, dan sampel D (tepung suweg dan tepung
terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 2%) memiliki warna coklat agak tua.
Warna coklat agak tua mengarah pada kriteria warna yang semakin kurang
berkualitas. Semakin besar penambahan jumlah asam sitrat memberi pengaruh warna
yang semakin kurang berkualitas yaitu coklat agak tua. Sampel K yang tanpa
penambahan jumlah asam sitrat warnanya sebelum dioven yaitu putih kecoklatan,
sedangkan sampel A dengan penambahan jumlah asam sitrat 0,5% warnanya menjadi
lebih putih, begitu pula dengan sampel B, C dan D karena semakin banyak jumlah
penambahan asam sitrat maka warna yang dihasilkan semakin putih, namun ketika di
oven adonan yang jumlah penambahan asam sitratnya banyak menjadi gelap.
karamelisasi gula dan bila temperatur oven terlalu tinggi maka volume adonan akan
turun, warna kulit roti hitam karena proses karamelisasi cepat berlangsung pada
terkena panas tinggi, karamelisasi merupakan salah satu reaksi pencoklatan enzimatis.
Hal ini dikarenakan asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik
yang berbentuk kristal atau serbuk. Pemecahan karbohidrat dengan cara fermentasi
karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa, dan melalui jalur EMP glukosa akan
112
diubah menjadi asam piruvat. Asam piruvat melalui siklus krebs atau siklus TCA
Bila semakin sedikit jumlah asam sitrat maka warna yang dihasilkan semakin muda
dapat memberikan hasil penilaan secara tepat terhadap penerimaan produk tersebut.
Pada industri pangan pengujian terhadap aroma dianggap penting karena dengan
cepat memberikan hasil khas penilaian tentang diterima atau tidak produk tersebut.
Menurut kartika (1998: 10) aroma yaitu bau yang sukar diukur sehingga biasanya
dapat membedakan aroma namun setiap orang memiliki kesukaan yang berbeda.
Aroma pada pizza tidak hanya ditentukan oleh satu komponen tertentu yang
menimbulkan bau khas, tetapi dipengaruhi oleh komponen bahan-bahan lain yang
digunakan seperti margarin, gula, telur, ragi dan jenis tepung, serta penambahan saus
Aroma pizza pada umumnya adalah beraroma harum khas bahan-bahan yang
digunakan seperti margarin, gula, telur, ragi dan jenis tepung, serta penambahan saus
tomat, sayuran, keju dan daging pada toppingnya. Pada penelitian ini pizza
menggunakan bahan dasar komposit tepung suweg dan tepung terigu dengan
penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda. Berdasarkan hasil pengujian inderawi
113
untuk aspek aroma yang dinilai memiliki aroma nyata adalah sampel K (tepung
suweg dan tepung terigu tanpa penambahan asam sitrat). Sampel A (tepung suweg
dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 0,5%) dinilai memiliki
aroma nyata. Sampel B (tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah
asam sitrat 1%) dinilai memiliki aroma cukup nyata. Sampel C (tepung suweg dan
tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1,5%) dinilai memiliki aroma
cukup nyata. Sampel D (tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah
Sampel terbaiknya adalah sampel K dan sampel A, hal ini terjadi karena aroma
pizza hasil eksperimen memiliki aroma yang sangat khas tepung suweg, sehingga bila
di tambahan asam sitrat dalam jumlah sedikit, maka pengaruh aroma suweg nyata,
sebaliknya bila penambahan asam sitrat semakin banyak akan memberikan aroma
suwegnya kurang nyata. Hal itu karena asam sitrat sebagaimana asam organik lain
mampu mendegradasi senyawa aroma, membentuk senyawa lain yang tidak volatil,
menurut Gaman dan sherrington (1992) asam sitrat adalah asam trikarboksilat yaitu
tiap molekulnya mengandung tiga gugus karboksil. Asam karboksil yaitu bereaksi
dengan alkohol akan berperan utama dalam memberi ciri tertentu atas flavour dan bau
makanan.
Tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut ataupun
perabaan dengan jari (Kartika, 1998: 10). Berdasarkan hasil pengujian terhadap
kelima sampel pizza tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah
114
asam sitrat yang berbeda sampel yang berkualitas menurut panelis yaitu sampel K
(tepung suweg dan tepung terigu tanpa penambahan asam sitrat) dinilai memiliki
kriteria tekstur ideal. Yang di maksud ideal disini yaitu tekstur pizza eksperimen
menyerupai tekstur roti manis. Sampel A (tepung suweg dan tepung terigu dengan
penambahan jumlah asam sitrat 0,5%) dinilai memiliki kriteria tekstur ideal. Sampel
B (tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1%)
dinilai memiliki kriteria cukup ideal. Sampel C (tepung suweg dan tepung terigu
dengan penambahan jumlah asam sitrat 1,5%) dinilai memiliki kriteria kurang ideal.
Sampel D (tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat
Sampel yang mempunyai teksur terbaik yaitu sampel K (tepung suweg dan
tepung terigu tanpa penambahan asam sitrat) dan sampel A (tepung suweg dan
tepung terigu dengan jumlah penambahan asam sitrat 0,5g), hal ini disebabkan karena
ini bermakna bahwa semakin sedikit asam sitrat yang ditambahkan justru semakin
baik teksturnya. Tekstur dari produk pizza lebih banyak ditentukan oleh faktor
bahannya, penambahan asam sitrat yang berlebih justru menambah jumlah udara pada
adonan yang kemudian akan lepas pada proses pemanggangan, sehingga semakin
banyak asam sitrat pada adonan pizza volume gas semakin sedikit, akibatnya pizza
Rasa pada suatu makanan mempunyai peran yang sangat penting, sebab dari
rasa dapat diketahui apakah makanan itu enak atau tidak. Rasa pada suatu makanan
115
dipengaruhi oleh bahan dasar yang digunakan. Bahan pangan pada umumnya tidak
hanya memiliki satu rasa melainkan gabungan berbagai macam rasa secara terpadu
Rasa pizza pada umumnya adalah gurih dan manis khas dari bahan-bahan
yang digunakan seperti margarin, gula, ragi, telur dan jenis tepung, serta saus tomat,
sayuran, keju dan daging pada topping. Pada penelitian ini pizza tepung suweg dan
tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat yang berbeda yaitu 0,5%, 1%,
1,5%, dan 2%. Berdasarkan hasil pengujian inderawi untuk aspek rasa dibagi menjadi
3 aspek yaitu rasa pizza, rasa manis dan rasa asam. Untuk yang rasa pizza sampel K
(tepung suweg dan tepung terigu tanpa penambahan asam sitrat) dinilai memiliki rasa
pizza nyata. Sampel A (tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah
asam sitrat 0,5%) dinilai memiliki rasa pizza nyata. Sampel B (tepung suweg dan
tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1%) dinilai memiliki rasa pizza
cukup nyata. Sampel C (tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah
asam sitrat 1,5%) dinilai memiliki rasa pizza kurang nyata. Sampel D (tepung suweg
dan tepung terigu dengan penambahan asam sitrat 2%) dinilai memiliki rasa pizza
kurang nyata. Hal ini menunjukan penggunaan asam sitrat mempengaruhi rasa yang
dihasilkan pizza tepung suweg dan tepung terigu. Semakin banyak penggunaan asam
sitrat maka akan mempengaruhi rasa pizza yang semakin menurun pada pizza
eksperimen dimana cenderung komposisi rasa gurih pizza berganti rasa manis dan
asam.
116
Rasa manis sampel K (tepung suweg dan tepung terigu tanpa penambahan
asam sitrat) dinilai memiliki kriteria rasa manis yang kurang nyata. Sampel A (tepung
suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 0,5%) dinilai
memiliki kriteria rasa manis yang cukup nyata. Sampel B (tepung suweg dan tepung
terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1%) dinilai memiliki kriteria rasa
manis yang cukup nyata. Sampel C ( tepung suweg dan tepung terigu dengan
penambahan jumlah asam sitrat 1,5%) dinilai memiliki kriteria rasa manis nyata.
Sampel D (tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat
2%) dinilai memiliki kriteria rasa manis yang nyata. Hal ini menunjukkan
penggunaan asam sitrat pada adonan mampu mendegradasi karbohidrat menjadi gula-
gula sederhana, sehingga mempengaruhi kualitas rasa manis pada pizza hasil
eksperimen.
Rasa asam sampel K (tepung suweg dan tepung terigu tanpa penambahan
asam sitrat) dinilai memiliki kriteria rasa asam yang tidak nyata. Sampel A (tepung
suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 0,5%) dinilai
memiliki kriteria rasa asam yang cukup nyata. Sampel B (tepung suweg dan tepung
terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1%) dinilai memiliki kriteria rasa asam
yang cukup nyata. Sampel C ( tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan
jumlah asam sitrat 1,5%) dinilai memiliki kriteria rasa asam yang nyata. Sampel D
(tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 2%) dinilai
memiliki kriteria rasa asam yang nyata. Jadi penambahan asam sitrat yang banyak
dalam pembuatan pizza eksperimen dapat menyebabkan rasa asam yang pekat.
117
Hasil Eksperimen
Berdasarkan hasil uji kesukaan oleh panelis tidak terlatih terhadap kelima
sampel yaitu pizza tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam
sitrat yang berbeda ( sampel K tanpa asam sitrat, sampel A 0,5%, sampel B 1%,
sampel C 1,5%, sampel D 2%), Secara umum (80 orang panelis) menyukai sampel
pizza tepung suweg dan tepung terigu dengan sampel K ( tepung suweg dan tepung
terigu tanpa penambahan jumlah asam sitrat ) memiliki total skor tertinggi 1327
dengan persentase 82,9% dikriteriakan sangat suka. Sampel A ( tepung suweg dan
tepung terigu penambahan jumlah asam sitrat 0,5% ) memiliki total skor 1228 dengan
persentase 76,7% dikriteriakan suka. Sampel B ( tepung suweg dann tepung terigu
dengan penambahan jumlah asam sitrat 1%) memiliki total skor 900 dengan
persentase 56,2% dikriteriakan cukup suka. Sampel C ( tepung suweg dan tepung
terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1,5%) memiliki total skor 1139 dengan
persentase 71,1% dikriteriakan suka. Sampel D ( tepung suweg dan tepung terigu
dengan penambahan jumlah asam sitrat 2%) memiliki total 844 dengan persentase
52,7% dikriteriakan cukup suka. Panelis menyukai sampel pizza tepung suweg dan
tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat dengan sampel K, sampel A,
dan sampel C. Data diatas diketahui bahwa pizza eksperimen dengan warna coklat
lebih disukai masyarakat karena anggapan warna coklat cenderung lebih matang dan
4.2.3 Pembahasan Tentang Uji Kimiawi Kandungan Gizi Gula Total Dan
Pratama, Yogyakarta dapat diketahui hasil kandungan gula total dan protein. Dari
hasil tersebut sampel K yaitu pizza tepung suweg dan tepung terigu tanpa
penambahan jumlah asam sitrat memiliki kandungan gula total lebih tinggi
kandungan protein 10,889 %. Sampel A yaitu pizza tepung suweg dan tepung terigu
dengan penambahan jumlah asam sitrat 0,5% memiliki kandungan gula total 11,752%
memiliki kandungan protein 11,106 %. Sampel B yaitu pizza tepung suweg dan
tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1% memiliki kandungan gula
total 11,457% memiliki kandungan protein 11,527%. Sampel C yaitu pizza tepung
suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1,5% memiliki
kandungan gula total 10,482 % dan memiliki kandungan protein 11,252 %. Sampel D
yaitu pizza tepung suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat
2% memiliki kandungan gula total dan protein yang terendah dari keempat sampel
asam sitrat menurut Rukmana (2013), digunakan dalam penelitian ini untuk
menjadi lebih maksimal. pH optimal proses fermentasi karbohidrat oleh ragi adalah
Pada penambahan asam sitrat 0,5g proses fermentasi lebih baik dibandingkan
tanpa penggunaan asam sitrat, dibuktikan dengan penurunan jumlah gula total
(karbohidrat) menjadi gas CO2 dan H2O sehingga seakan- akan persentase proteinnya
totalnya paling tinggi dan seakan-akan persentase proteinnya pun paling tinggi. Pada
perombakan gula totalnya lebih rendah dan seakan- akan persentase proteinnya pun
menjadi lebih rendah. Berdasarkan uji kimiawi ini, dikatahui bahwa penggunaan
protein yang tertinggi. Menurut Winarno (1980), asam dalam jumlah yang cukup
akan menyebabkan denaturasi protein bakteri, oleh karena itu beberapa mikroba
sensitive terhadap asam. Denaturasi protein juga bisa terjadi karena panas oleh karena
itu asam sitrat yang dikombinasikan dengan panas akan lebih efektif terhadap
terpecah atau terbentuknya ikatan- ikatan silang tanpa mengganggu urutan asam.
120
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
sebagai berikut :
suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat yang
berbeda yang ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa.
suweg dan tepung terigu tanpa penambahan jumlah asam sitrat ) masuk
dalam kriteria sangat disukai. Sampel A ( tepung suweg dan tepung terigu
dengan penambahan jumlah asam sitrat 0,5%) masuk pada kriteria suka.
asam sitrat 1%) masuk pada kriteria cukup suka. Sampel C (tepung suweg
dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1,5%) masuk
pada kriteria suka, dan sampel D (tepung suweg dan tepung terigu dengan
penambahan jumlah asam sitrat 2%) masuk pada kriteria cukup suka.
121
3. Hasil analisa kandungan gula total tertinggi ada pada sampel K (tepung
suweg dan tepung terigu tanpa penambahan jumlah asam sitrat) dengan
nilai rerata 13,186%, sampel A (tepung suweg dan tepung terigu dengan
suweg dan tepung terigu dengan penambahan jumlah asam sitrat 1,5%)
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian
pembuatan pizza seperti gula laktosa sebagai pengganti gula pasir agar
DAFTAR PUSTAKA
Bizri, N.J. dan A.L. Wahem. 1994. Citric Acid and Antimicrobials Affect
Microbiological Stability and Quality of Tomato Juice. J. of Food Science.
Budi Boga. 2008. Umbi Suweg : Bahan Pangan Alternatif Pengganti Terigu
http://budiboga.blogspot.com/2008/01/eklusif-di-budi-boga-umbi-
suweg.html diakses pada tanggal 23 Mei 2014.
Gaman PM, Sherrington. 1981. The Science of Food, England : Pergamon Press
Husni, Syarbini. 2013. Referensi Komplit A-Z Bakery, Solo : Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
Igoe, R.S dan Y.H. Hui.1996. Dictionary of Food Ingredients. 3rd Edition. Chapman
and Hall, New York.
Mudjajanto dan Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti. Jakarta : Penebar Swadaya
Peraturan Meneri Kesehatan, RI. Batas Penggunaan Asam Sitrat Pada Makanan
Susanto, T dan Budi S. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta : Bina
Ilmu
Syarief H, 1992. Metoda Statistika untuk Pangan dan Gizi Masyarakat. Bogor:
Institut Pertanian Bogor
Tim Dep.Kes RI, 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan Umbi Suweg
Tim Dep.Kes RI, 1991. Daftar Komposisi Bahan Makanan Tepung Terigu
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Umum
No Nama No Nama
10 Muslikha 30 Dekrita
11 Juwita Ria R
13 Ana Pitriana
17 Yanis SM
18 Dhini Tri H
19 Sekar Larasati
Lampiran 2
Nama :
NIM :
Tanggal seleksi :
Petunjuk :
Dihadapan saudara disajikan lembar wawancara calon panelis, saudara
diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan berdasarkan pengetahuan saudara
yang sebenar-benarnya. Saudara diminta memberikan tanda silang (×) pada alternatif
jawaban yang sesuai. Atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terima kasih
Pertanyaan :
a. Tidak
b. Ya
7. Apakah saudara seorang perokok ?
a. Tidak
b. Ya
8. Apakah saudara tahu tentang pizza ?
a. Ya tahu
b. Kurang tahu
c. Tidak tahu
9. Apakah saudara pernah mengkonsumsi pizza?
a. Pernah
b. Tidak pernah
10. Apakah saudara tahu bagaimana warna pizza yang baik ?
a. Ya tahu
b. Kurang tahu
c. Tidak tahu
11. Apakah saudara tahu bagaimana tekstur pizza yang baik ?
a. Ya tahu
b. Kurang tahu
c. Tidak tahu
12. Apakah saudara tahu bagaimana aroma pizza yang baik?
a. Ya tahu
b. Kurang tahu
c. Tidak tahu
13. Apakah saudara tahu bagaimana rasa pizza yang baik ?
a. Ya tahu
b. Kurang tahu
c. Tidak tahu Peneliti,
Sheila Rahmi
127
Lampiran 3
TAHAP WAWANCARA
No Nama No Nama
11 Muslikha
12 Juwita Ria R
13 Ana Pitriana
Lampiran 4
TAHAP PENYARINGAN
No Nama No Nama
11 Muslikha
12 Juwita Ria R
13 Ana Pitriana
Lampiran 5
Semarang,
Hormat kami
Sheila Rahmi
5401410002
130
Penyaringan I
Sangat manis 5
Cukup manis 3
Kurang manis 2
Tidak manis 1
Empuk 4
Cukup empuk 3
Kurang empuk 2
Tidak empuk 1
Coklat muda 4
131
Coklat 3
Coklat tua 1
132
Lampiran 6
133
134
135
136
Lampiran 7
9 Muslikha
10 Juwita Ria R
11 Ana Pitriana
14 Dhini Tri H
15 Sekar Larasati
137
Lampiran 8
Semarang,
Hormat kami
Sheila Rahmi
5401410002
138
Pelatihan I
Sangat manis 5
Cukup manis 3
Kurang manis 2
Tidak manis 1
Empuk 4
Cukup empuk 3
Kurang empuk 2
Tidak empuk 1
Coklat muda 4
139
Coklat 3
Coklat tua 1
140
Lampiran 9
141
142
143
144
Lampiran 10
9 Ana Pitriana
145
LLampiran 11
146
147
148
149
150
151
Lampiran 12
9 Ana Pitriana
152
Lampiran 13
Nama panelis :
NIM :
Tanggal penilaian :
Bahan : Pizza tepung suweg
Petunjuk : No. Hp.
Setelah mencicipi dan menilai satu sampel Pizza, diharapkan saudara /i meminum air
putih terlebih dahulu untuk kemudian mencoba sampel berikutnya sampai selesai.
Peneliti
Sheila Rahmi
NIM :5401410002
153
Putih kecoklatan 5
1. Warna Coklat muda 4
penampang luar
Coklat 3
Coklat tua 1
Putih kecoklatan 5
2. Warna Coklat muda 4
penampang dalam
Coklat 3
Coklat tua 1
Sangat nyata 5
Nyata 4
3. Rasa Pizza Cukup nyata 3
Kurang nyata 2
Tidak nyata 1
Sangat ideal 5
Ideal 4
4. Rasa Manis Cukup ideal 3
Kurang ideal 2
Tidak ideal 1
5. Kurang nyata 4
Cukup nyata 3
Nyata 2
Sangat nyata 1
Sangat ideal 5
Ideal 4
7. Tekstur Cukup ideal 3
Kurang ideal 2
Tidak ideal 1
155
Lampiran 14
156
157
158
159
Lampiran 15
ANOVA
Warna Penampang Luar
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Tukey HSD
(J) Mean
(I) Penggunaan Penggunaan Difference Std.
Asam Sitrat Asam Sitrat (I-J) Error Sig.
K A .52941 .22782 .148
B .94118* .22782 .001
C 1.82353* .22782 .000
D 2.47059* .22782 .000
A K -.52941 .22782 .148
B .41176 .22782 .377
C 1.29412* .22782 .000
D 1.94118* .22782 .000
B K -.94118* .22782 .001
A -.41176 .22782 .377
C .88235* .22782 .002
D 1.52941* .22782 .000
C K -1.82353* .22782 .000
A -1.29412* .22782 .000
B -.88235* .22782 .002
D .64706* .22782 .044
D K -2.47059* .22782 .000
A -1.94118* .22782 .000
B -1.52941* .22782 .000
C -.64706* .22782 .044
161
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound
ANOVA
Warna Penampang Dalam
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
3. Aroma
Descriptives
ANOVA
Aroma
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between 39.247 4 9.812 13.728 .000
Groups
Within Groups 57.176 80 .715
Total 96.424 84
164
4. Rasa Pizza
Descriptives
ANOVA
Rasa Pizza
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between 65.529 4 16.382 18.262 .000
Groups
Within Groups 71.765 80 .897
Total 137.294 84
166
Multiple Comparisons
Rasa Pizza
Tukey HSD
(J)
(I) Penggunaan Asam Penggunaan
Sitrat Asam Sitrat Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
K A .41176 .32486 .712
*
B 1.23529 .32486 .003
*
C 1.88235 .32486 .000
*
D 2.35294 .32486 .000
A K -.41176 .32486 .712
B .82353 .32486 .093
*
C 1.47059 .32486 .000
*
D 1.94118 .32486 .000
*
B K -1.23529 .32486 .003
A -.82353 .32486 .093
C .64706 .32486 .279
*
D 1.11765 .32486 .008
C K -1.88235* .32486 .000
*
A -1.47059 .32486 .000
B -.64706 .32486 .279
D .47059 .32486 .598
*
D K -2.35294 .32486 .000
*
A -1.94118 .32486 .000
*
B -1.11765 .32486 .008
C -.47059 .32486 .598
167
5. Rasa Manis
Descriptives
ANOVA
Rasa Manis
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
6. Rasa Asam
Descriptives
ANOVA
Rasa Asam
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Total 107.812 84
170
Multiple Comparisons
Rasa Asam
Tukey HSD
Mean
(I) Penggunaan (J) Penggunaan Difference Std.
Asam Sitrat Asam Sitrat (I-J) Error Sig.
K A -1.00000* .29704 .010
B -1.23529* .29704 .001
C -1.82353* .29704 .000
D -2.17647* .29704 .000
A K 1.00000* .29704 .010
B -.23529 .29704 .932
C -.82353 .29704 .052
D -1.17647* .29704 .001
B K 1.23529* .29704 .001
A .23529 .29704 .932
C -.58824 .29704 .285
D -.94118* .29704 .018
C K 1.82353* .29704 .000
A .82353 .29704 .052
B .58824 .29704 .285
D -.35294 .29704 .758
D K 2.17647* .29704 .000
7. Tekstur
Descriptives
ANOVA
Tekstur
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Total 141.600 84
172
Warna Warna
Penampang Penampang
Luar Dalam Aroma
N 17 17 17
Normal Parametersa,b Mean 3.0824 3.0824 3.0824
Std. Deviation .42461 .40656 .38117
Most Extreme Absolute .165 .210 .182
Differences Positive .165 .210 .182
Negative -.135 -.138 -.151
Kolmogorov-Smirnov Z .681 .865 .752
Asymp. Sig. (2-tailed) .743 .444 .624
N 17 17
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Lampiran 16
2. Lina 2. Romi
3. Ida 3. Faliq
4. Salamah 4. Zakiruniam
5. Rinawati 5. Faruq
7. Wirani 7. Agung
8. Eka 8. Enggar
9. Diana 9. Afiv
Lampiran 17
2. Retnowati 2. Riyanto
Lampiran 18
Nama :
NIM / NIP :
L/P :
Usia :
Tanggal :
Nilai 4 : Suka
Peneliti
Sheila Rahmi
5401410002
179
LEMBAR PENILAIAN
1. Warna
2. Aroma
3. Tekstur
4. Rasa
180
Lampiran 19
181
182
183
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Pizza Eksperimen
Garam Telur
Lampiran 23
Pizza Eksperimen