Andriproposal - Perbaikan 3
Andriproposal - Perbaikan 3
Andriproposal - Perbaikan 3
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains
dan Teknik Universitas Nusa Cendana
i
ABSTRAK
(Faoak adalah salah satu tanaman yang memiliki kemampuan untuk tumbuh
dan berkembang biak dengan baik dalam kondisi alam yang tergolong
wilayah kering. faloak dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti liver,
rematik, muntah darah, kanker, diabetes, dan gangguan pencernaan. Akan di
tentukan penyebaran dari tanaman faloak pada lokasi kecamatan sulamu
kabupaten kupang dengan metode indeks morisita dengan lanjutan
pengukuran pola persebarannya acak)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan
judul “ pola persebaran, kelimpahan dan Asosiasi populasi faloak (Sterculia
quadrifida R.Br) di Kecamatan sulamu Kabupaten Kupang"
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan mencari strategi untuk dapat
mengembangkan bahan pengobatan tradiosonal yang terdapat di alam sekitar
untuk pemanfaatan lebih dalam oleh masyarakat, yang akan di analisa pola pikir
dari masyarakat mengenai Tanaman Obat Faloak dan pola persebarannya di
wilayah yang dituju.
Berdasarkan pada rumusan masalah, sangat diharapkan supaya didapatkan
hasil yang sangat memuaskan dan dapat terselesaikan pokok pokok permasalahan
dari penelitan yang akan di lakukukan.
Dalam proses penyusunan proposal penelitian ini, penulis tidak dapat
menyelesaikan nya sendiri namun berkat dorongan dan arahan, serta semangat
dari pihak- pihak terdekat sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1.
2.
3.
4.
5. dst.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih di temui
beberapa kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima
segala kritik dan saran yang membangun untuk penelitian ini.
Kupang, 18/04/2021
iii
DAFTAR ISI
iv
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
menghambat pertumbuhan bakteri pathogen (Reny, 2017) dimana bakteri
phatogen merupakan bakteri yang sangat merugikan bagi manusia
( Rahmaningsih, 2017).
2. Desa petai yang memiliki luas hutan negara seluas 761 hektar
dan memiliki luas hutan rakyat 22 hektar
2
3. Desa pariti memiliki luas hutan negara 1550 hektar dan hutan
rakyat 40 hektar
4. Desa oeteta memiliki luas hutan 1431 hektar dan hutan rakyat
seluas 39 hektar
5. Desa bipolo memiliki luas hutan negara seluas 1563 hektar dan
memiliki luas hutan rakyat 32 hektar
6. Desa pantulan memiliki luas hutan negara 1000 hektar dan luas
hutan rakyat 28 hektar
7. Desa pantai beringin memiliki luas hutan negara 875 hektar dan
memiliki luas hutan rakyat 22 hektar
B. Rumusan masalah
3
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi, dapat dijadikan bahan referensi guna menambah rujukan
mengenai pola persebaran tumbuhan Faloak ( Sterculia quadrifida R.Br)
di wilayah Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
2. Bagi peneliti, di jadikan pengalaman, pengetahuan dan pemahaman bagi
pembaca sebagai tambahan pengetahuan dan referensi guna melanjutkan
penelitian yang sama dan jangkauan dalam penelitian lebih luas.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan bisa memberi sebuah pesan
tentang pola persebaran tumbuhan Faloak dan kelimpahannya di wilayah
Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Sistematika Tumbuhan
Regnum : plantae
Divisio : spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Sub Classis : Dialypetalae
Ordo : Malvales (columniferae)
Familia : Sterculiaceae
Genus : Sterculia
Species : Sterculia quadrifida R.Br
Faoak adalah salah satu tanaman yang memiliki kemampuan untuk
tumbuh dan berkembang biak dengan baik dalam kondisi alam yang
tergolong wilayah kering, karena tanaman ini hanya memiliki empat
bulan basah dengan curah hujan 1.470 mm, serta memiiki suhu rata rata
diatas 270 celcius (Fabianus , 2012).
MorfologiTanaman faloak dapat memiliki tinggi 5-15 meter
dengan warna kulitnya berwarna abu –abu terang. Dilaporkan pua bahwa
tanaman ini sudah diidentifikasi dan tersebar dibeberapa daerah khususnya
Nusa tenggara Timur (NTT) seperti pulau Timor, Sumba, Flores, Alor, dan
rote. (Siswadi, 2017). Tanaman ini memiliki bentuk batang silindris,
5
permukaan gundul, beralur dangkal, banyak bercabang, kulit luar coklat
tua/ada pula yang abu-abu, sedikit bergetah, diameter batangnya 27-32 cm,
batang lepas cabang 50-70 cm, tidak berlubang bila kering. Cabang-
cabangnya berbentuk silindris, permukaan gundul, beralur dangkal,
banyak, warna kulitnya coklat tua, diameternya 20-25 cm, tidak berlubang
bila kering, beranting banyak. Untuk daunnya yaitu berdaun tunggal,
tersebar, bertangkai, bentuk tangkainya silindris, beralur dangkal, banya,
berwarna hijau muda, gundul, panjang tangkainya 5,5-6 cm, anak daun
berbentuk ovalis, tipis, bagian ujung berbentuk runcing, pangka berlekuk,
pinggiran daun rata, gundul, permukaan atas berwarna hiju tua, bagian
bawah hijau muda, gundul di kedua permukaan, panjang anak daun 14,5-
16 cm, lebar daun 8-10,5 cm, pertulangan daun menyirip, rata
dipermukaan atas, menonjol dipermukaan bawah, gundul dikedua
permukaaan, urat urat daun berbentuk jala dalam (Rayneldis, 2003)..
Bunga kecil tanpa mahkota, bertangkai panjang, terletak aksial dibagian
ujung, atau dibagian batang (Backer, C.A dan Backhuizen van den
Brink,Jr.R.C.,1963) dalam . Buah bertangkai, tangkai buah berbentuk
silindris, gundu, panjang 5-6 cm, buah hijau pada waktu muda, orange
pada waktu tua,terbelah, bentuk ujung meruncing, berbuu pubescent padat
diseluruh permukaan, biji berwarna hitam mengkilap, licin, dasar
berwarna putih, berjumlah 3-6
2. Kegunaan
6
muntah darah, kanker, diabetes, dan gangguan pencernaan. Dimana hasil
dari penelitian tersebut digunakan metode skrining fitokimia untuk bisa
mengetahui kandungan ekstrak eter dan etil asetat klika faloak
mengandung flafonoid, fenolik dan terpenoid.
Dalam penggunaan metode maserasi, didapat pula keistimewaan
yang terkandung dala tanaman ini seperti yang di laporkan
(Rolando,siswadi, 2017).ekstrak kulit kayu faloak terdapat kandungan
etanol yang berfungsi sebagai antikanker untuk tubuh.
Tanaman ini banyak terdapat manfaat seperti yang telah di
laporkan oleh peneliti peneliti sebelumnya mengenai kandungan, ciri,
serta manfaat yang ada Sehingga tanaman ini sangat istimewa. Namun
dari pada itu, terdapat beberapa kendala yang ada seperti pemanfaatan
yang berlebihan dari tanaman faloak dan kurangnya kesadaran akan
manfaat tanaman ini.Seperti yang dilaporkan oleh (Uslan dkk, 2017).
Menunjukan bahwa hasil penelitian yang dilakukan yaitu penyuluhan
kepada masyarakat oebobo kota Kupang mengenai tanaman faloak,
banyak masyarakat belum mengetahui manfaat akan tanaman ini dan juga
kurangnya perhatian akan tanaman ini, dikerenakan tanaman ini tumbuh
liar sehingga diperlukan pihak terkait untuk kegiatan pemuliaan dan
peeliharaan lebih lanjut terhadap tanaman faloak.
3. Flafonoid
Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder
yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman( tulis daftar
pustaka). Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan
struktur kimia C6 C3 C6. Kerangka flavonoid terdiri atas 1 cincin
aromatik A, 1 cincin aromatik B, dan cincin Tengah berupa heterosiklik
yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan
dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem
penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar
7
molekulnya. Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas
antioksidatif flavonoid sebagai salah satu kelompok antioksidan alami
yang terdapat pada Sereal sayur-sayuran, dan buah telah banyak
dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara
mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat
logam, berada dalam bentuk glukosida ( mengandung rantai samping
glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon (Abdi, 2010).
4. Fenolik
Senyawa fenolik merupakan kan golongan fitokimia terbesar pada
tumbuhan yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Dibandingkan
fenolik dengan flavonoid, senyawa flavonoid masih lebih besar
dibandingkan dengan senyawa fenolik ini Hal ini disebabkan kan oleh
peningkatan konsentrasi radikal bebas radikal bebas dapat bersumber dari
metabolisme Normal atau induksi oleh sinar UV maupun paparan
berbagai polutan (Indra , 2019).
5. KELIMPAHAN
Kelimphan di definisikan sebagai jumlah individu yang menempati
wilayah tertentu atau jumlah individu suatu spesies per kuadrat atau per
satuan volume. Kelimpahan mengacu pada jumlah spesies atau jenis jenis
struktur dalam komonitas (Michael, 1984)
Kelimpahan di pengaruhi oleh factor lingkungan, ketersediaan
makanan, pemangsa, kompetisi,serta kondisi factor kimiawi dan fisik
yang masih dalam kisaran toleransi suatu spesies ( yulianti, 2017)
Menurut (Kerbs, 1989) mengatakan “di dalam studi ekologi yang
menjadi sumber pertanyaan adalah berapa jumlah dari suatu populasi atau
ukuran dari suatu populasi. Kelimpahan suatu populasi dapat diukur
dalam dua cara :
8
1. Kepadatan mutlak adalah jumlah organisme per unit area ataupun
volume. Contonya kepadatan rusa merah, untuk empat rusa yang
terdapat per kilo meter persegi ini adalah kepadatan mutlak.
2. Kepadatan relatif adalah kepadatan untuk satuan populasi relatif untuk
populasi lain.
Untuk mengetahui data kelimpahan dapat di gunakan rumus;
n
(K) ¿
A
Dimana K adalah Kelimpahan jenis Tumbuhan (individu/m 2); n
adalah jumlah spesies Tumbuhan faloak (individu); dan A adalah Luas
Transek Michael, (1984).
9
makan yang tidak pernah seragam
2. Pola distribusi seragam, atau berjarak sama yaitu akibat dari
interaksi antara individu individu dalam populasi
3. Pola distribusi acak, yaitu penjarakan yang tidak bisa di
predeksi, juga posisi individu tidak bergantung pada individu
lain. Pola ini terbentuk jika tidak ada gaya tarik atau tolak kuat
di antara individu-individu dalam suatu populasi dan apabila
factor fisik dan kimia relatif homogen di seluruh area penelitian
(Champbell, 2010)
Sedangkan pola sebaran adalah suatu rangakaian yang sudah
menetap mengenai suatu gejala itu sendiri. Pola sebaran sebagai
salah satu bentuk atau rangakaian yang dapat menggambarkan atau
mendeskripsikan mengenai proses sebaran industri. (Bintarto dan
Hadisumarno, 1979).
Bintarto dan Hadisumarno (1978), menyebutkan bahwa ada tiga
macam variasi pola persebaran yaitu;
Pola persebaran seragam, jika jarak antara suatu lokasi dengan lokasi
lainnya relatif sama
Pola persebaran kelompok, jika jarak antara lokasi satu dengan lokasi
lainnya berdekatan dan cenderung mengelompok pada tempat tempat
tertentu.
Pola perbaran acak yaitu, jika jarak antara lokasi satu dengan lainnya
tidak teratur
Pada pengamatan pola persebaran tanaman faloak Digunakan indeks
penyebaran Morisita, dimana dapat dihitung dengan rumus;
∑ 2−N
x
I d=n
N (N −1)
Keterangan : Id = Indeks penyebaran morisita
10
n = ∑ f ( x )= jumlah frekuensi hasil observasi
N = jumlah total individu dalam (n)
∑ 2= kuadrat jumlah individu per titik pengamatan
x
( )
n∑2
2 x
x= −N
N
❑
Nilai x2hitung itu selanjutnya dibandingkan dengan x2 tabel dengan derajat
bebas (df=n-1) jika x2 hitung lebih kecil x2 tabel maka penyebarannya
acak dan jika x2 hitung lebih besar x2 tabel maka penyebarannya
seragam,(vinolia, 2014).
11
B. Penelitian yang relevan
Tabel 1.1. Penelitian yang relevan dan sudah dilaksanakan
No Peneliti Judul Penelitian Hasil atau kesimpulan
Penelitian
1 Sulistiyowati (2021) Pola Penyebaran Pola penyebaran
Spasial populasi spasial populasi
Tumbuhan tumbuhan invasi L.
Asing Invasif Camara di Savana
Lantana Camara Pringtali Resort
L. Di Kawasan Bandealit berdasarkan
Savana Pringtali indeks standar
Resort Bandealit morisita adalah
Taman Nasional mengelompok
Meru Beteri
2 Metananda (2015) Populasi, Kondisi
sebaran dan pertumbuhan
asosiasi kepuh kepuh tidak
(Sterculia foetida berjalan
L.) di Kabupaten normal
Sumbawa Nusa Persebaran
Tenggara Barat kepuh
dikepulawan
Sumbawa tidak
merata
pola persebaran
12
kepuh relatif
menyebar
secara
kelompok
13
Tumbuhan di
dominasi oleh
E. crassipes
Vinolia (2014) Persebaran Dan Hasil penelitian
Karakter menunjukan bahwa
4.
Populasi Maja Maja (Aegle marmelos)
( Aegle di delapan belas situs
Marmelos L. di Kecamatan
Correa) Di Trowulan Kabupaten
Kecamatan Mojokerto dengan
Trowulan persebaran terbanyak
Kabupaten ada di situs Candi
Mojokerto Bajang Ratu
14
15
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif persebaran dan karakter populasi.
Penelitian menggunakan metode eksplorasi dan observasi penentuan transek,
juga metode TLP (Transect Line Plot ) yang akan di gunakan untuk
mengetahui pola penyebaran dan kelimpahan dari tanaman Flaoak ( Sterculia
quadrifida R.Br)
D. Prosedur Kerja
16
E. Analisis Data
Data yang didapatkan fdari penelitian ini yaitu berupa data parameter lingkungan
Abiotik hasil pengukuran lapangan di deskripsikan secara komprehensif dan di
sajikan dalam bentuk tabel dalam nilai rentangannya. Hal ini untuk menjelaskan
kondisi, kelimpahan, dan pla persebaran dari tumbuhan faloak.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Alir Penelitian
Observasi Lokasi
penelitian
Pembuatan Plot 5 x 5 m
selesai
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Siswanto, dkk. 2017. Pengembangan Kesehatan Tradiosonal Indonesia : Konsep,
Strategi, Dan Tantangan.E-journal, peneltian dan pengembangan pelayanan
kesehatan, vol 1,No 1. Diakses pada tanggal 5 mei 2021
Hari, dkk. 2021. Pola Penyebaran Spasial Populasi Tumbuhan Asing Invasif
Lantana Camara L. Di Kawasan Savana Pringtali Resort Bandealit Taman
Nasional Meru Betiri. E-journal ilmu dasar,Vol.22 No.1.Diakses pada
tanggal 5 mei 2021
Vinolia. 2014. Persebaran Dan Karakter Populasi Maja ( Aegle Marmelos L.
Correa) Di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Tugas akhir,
jurusan Biologi-fakultas sains teknik, BAB.III.Diakses pada tanggal 5 mei
2021
Raineldis Toyo.2003. Faloak (Sterculia urceolata Smith) : penentuan Identitas
Dan skring fitokimia kulit batang. Tugas akhir. Diakses pada tanggal 5 mei
2021
Tjitrosoepomo.1989Morfologi Tumbuhan. UGM.PresYogyakarta.Wagiman & M.
Sitanggang.2007
Backer, C.A., & Bakhuzein Van den Brink R.C.1969.Flora Of Java
(Spermatophytes Only). Vol.III Wolthers-Noodhoff,N.V.- Groningen- The
Netherlands.
Odum., E.P.1994.Dasar-dasar Ekologi.Edisi ketiga. UGM Press,Yogyakarta
Campbell, N. A. & J. B. Reece. 2010. 3. Biologi, edisi Kedelapan jilid 3
Terjemahan : Damaring Tyas Wulandri. Jakarta: Erlangga
Michael, P. 1984. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium. Jakarta: UI Press
Mardella, E. A., & Yulianti, D. 2017. Buku Ajar Keperawatan Dasar, Ed.10 Vol.
5. Jakarta: EGC.
20
21