Ilovepdf Merged
Ilovepdf Merged
Ilovepdf Merged
Disusun Oleh:
Titis Dwi Alfianti
03422119307
Disusun Oleh:
Titis Dwi Alfianti
03422119307
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
NIM : 03422119307
Tanda Tangan :
ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA
PROGRAM STUDI D III FARMASI
DISETUJUI OLEH
Pembimbing Pembimbing
iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA
PROGRAM STUDI D III FARMASI
Oleh :
Titis Dwi Alfianti
03422119307
Mengesahkan,
Kepala Program Studi D III Farmasi
Penguji KTI:
1. Apt. Honey Iskandar, S.Farm.,M.Farm 1. ………………
2. Apt. Charles, S.Si.,M.Farm 2. ………………
3. Apt. Herty Nur Tanty, S.Si.,M.Farm 3. ………………
4. Apt. Leonov Rianto, S.Si.,M.Farm 4. ……………
iv
HALAMAN PERUNTUKAN
Dipersembahkan kepada orang tua tercinta papi kotok dan mami salimuk yang telah
banyak berjasa hingga saya bisa sampai di titik ini. Untuk kakak tersayang yang
selalu mensuport semua yang saya lakukan dan orang-orang terkasih yang selalu
ada sampai saat ini.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapati gelar Ahli Madya Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IKIFA.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bentuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan KTI ini, sangatlah sulit bagi penulis
untuk meyelesaikan KTI ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Ibu apt. Indri Astuti Handayani S.Si,M.Farm., selaku Ketua STIKes IKIFA
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba banyak ilmu
di STIKes IKIFA.
(2) Bapak apt. Rahmat Widiyanto S.Si,M.Farm., selaku Ka. Prodi Program Studi
Diploma III Farmasi STIKes IKIFA yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk menimba banyak ilmu di STIKes IKIFA.
(3) Ibu apt. Herty Nur Tanty, S.Si.,M.Farm., selaku pembimbing I dan Bapak apt.
Leonov Rianto S.Si.,M.Farm., selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan banyak waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan serta
pengarahan yang sangat berharga dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah
sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
(4) Ibu Alifa Sabrina S.Pd,M.Pd., selaku pembimbing akademik selama masa
perkuliahan.
(5) Seluruh dosen STIKes IKIFA atas ilmu dan bimbingannya selama proses
perkuliahan dan penyusunan KTI.
(6) Kedua orang tua tercinta, kakak saya Dandes Setiawan, nenek tersayang dan
semua keluarga yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan moral
dan materil dalam menyelesaikan KTI ini.
(7) Sahabat-sahabat terbaik saya Tia Septiani S, Ermawati, Dilla Setya R, Anissa
Tri, yang selalu mendukung, membantu, menemani dan memberi semangat
dalam penyusunan KTI ini.
vii
(8) Teman-teman seperjuangan kelas Reguler 19 D untuk 3 tahun penuh canda
tawa, suka duka, dan hari-hari yang berkesan, serta bantuan selama menuntut
ilmu dan dukungan dalam penyusunan KTI ini.
(9) Teman-teman ditempat kerja, teman di kamar asrama dan semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu yang secara langsung maupun tidak
langsung membantu sehingga proposal KTI ini terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
viii
Kepatuhan Pengambilan Resep Ulang Pasien Tuberkulosis Di Rumah Sakit X
Jakarta Utara Periode Maret-Mei Tahun 2022
ABSTRAK
ix
Adherence to Re-prescribing Pulmonary Tuberculosis Patients at X Hospital
North Jakarta period March-May 2022
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
xi
K. RANCANGAN ANALISA DATA.............................................. 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 24
A. DESKRIPSI PENELITIAN ........................................................ 24
B. PENILAIAN TERHADAP KEPATUHAN ............................... 25
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 28
A. SIMPULAN .................................................................................. 28
B. SARAN ......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 29
LAMPIRAN ...................................................................................................... 31
xii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Dosis rekomendasi OAT lini pertama untuk dewasa .................... 13
Tabel II. 2 Kelompok obat Antituberkulosis .................................................... 14
Tabel II. 3 Ringkasan mekanisme aksi antituberkulosis lini pertama dan lini
kedua ............................................................................................................. 15
Tabel III.1 Kerangka konsep ............................................................................. 20
Tabel III.2 Definisi Operasional ........................................................................ 20
Tabel IV.1 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 24
Tabel IV.2 Distribusi Berdasarkan Umur Pasien ............................................ 25
Tabel IV.3 Jumlah Pasien yang patuh dan tidak patuh dalam melakukan
pengambilan ulang obat antituberkulosis ................................................. 25
Tabel IV.4 Jumlah pasien yang patuh dan tidak patuh dalam melakukan
pengambilan ulang obat Anti tuberkulosis berdasarkan jenis kelamin . 26
Tabel IV.5 Jumlah pasien yang patuh dan tidak patuh dalam melakukan
pengambilan ulang obat anti tuberkulosis ................................................ 26
xiii
DAFTAR SINGKATAN KATA
EMB Ethambutol
INH Isoniazid
PZA Pirazinamid
RIF Rifampicin
STM Streptomisin
TB Tuberkulosis
TBC Tuberkulosis
TB RO Tuberkulosis Resistan Obat
WHO Word Health Organization
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Tuberculosis, dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam
(BTA). (1) Berdasarkan data WHO tahun 2021, TB Paru merupakan salah satu
dari 10 penyakit penyebab kematian terbesar di dunia. Jumlah kasus TBC di
dunia 9,9 juta kasus. India menjadi Negara dengan kasus TBC tertinggi yaitu
2,59 juta kasus, Kemudian China 842 ribu kasus, dan Indonesia di peringkat
ketiga 824 ribu kasus. (2)
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan
menimbulkan masalah yang komplek baik dari segi medis maupun sosial,
ekonomi, dan budaya. Diestimasikan terdapat 824.000 kasus TBC baru setiap
tahunnya dengan angka kematian mencapai 93.000 kasus atau setara dengan 11
kematian/jam. Penularan dan perkembangan penyakit TBC semakin meluas
karena dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kemiskinan, urbanisasi, pola hidup
yang kurang aktif, penggunaan tembakau, dan alkohol(2)
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 di Indonesia sendiri tercatat
0,42% (1.017.290) penduduknya terdiagnosis Penyakit TBC. Angka kejadian
TBC tertinggi di Indonesia berada di Provinsi Papua dengan prevalensi 0,77%
(12.736), kemudian Provinsi Banten dengan prevalensi 0,76% (48.621),
kemudian Provinsi Jawa Barat dengan prevalensi 0,63% (186.809), Sumatera
Selatan dengan prevalensi 0,53% (32.126), sedangkan untuk DKI Jakarta
dengan prevalensi 0,51% (40.210)(3). Dari seluruh penduduk yang didiagnosis
TB Paru oleh dokter hanya 69,2% yang minum obat secara teratur tanpa
terlewat dalam 1 periode pengobatan. Lima provinsi terbanyak dalam 1 periode
minum obat secara teratur tanpa terlewat adalah Gorontalo (84%),Sulawesi
Tenggara (80%),Bengkulu (79,3%), Kalimantan Timur (78,8%), dan Papua
(78,3%).(3)
B. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana kepatuhan pengambilan resep ulang obat antituberkulosis
oleh pasien tuberkulosis di Rumah Sakit X Jakarta Utara.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan pasien
Tuberkulosis dalam melakukan pengambilan resep ulang obat antituberkulosis
di Rumah Sakit X Jakarta Utara.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi Peneliti
Melalui Penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi
peneliti selaku tenaga kesehatan yang ikut serta berperan dalam pelayanan
Tuberkulosis di Rumah Sakit X Jakarta Utara agar dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik dan memotivasi pasien untuk patuh dalam
pengobatan agar pengobatan berhasil dan sembuh.
A. TUBERKULOSIS
1. Definisi
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit kronik menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini berbentuk
batang dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan
Asam (BTA). Sebagian besar kuman TB sering ditemukan menginfeksi
parenkim paru dan menyebabkan TB paru, namun bakteri ini juga memiliki
kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti
pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya.(10)
2. Etiologi dan transmisi TB
Terdapat 5 bakteri yang berkaitan erat dengan infeksi TB:
Mycobacterium Tuberculosis, Mycobacterium Bovis, Mycobacterium
Africanum, Mycobacterium Microti and Mycobacterium Cannettii.
Mycobacterium tuberculosis, hingga saat ini merupakan bakteri yang paling
sering ditemukan, dan menular antar manusia melalui rute udara. Tidak
ditemukan hewan yang berperan sebagai agen penularan Mycobacterium
Tuberculosis.
Tuberkulosis biasanya menular dari manusia ke manusia lain lewat
udara melalui percik renik atau droplet nucleus (<5 microns) yang keluar
ketika seorang yang terinfeksi TB paru atau TB laring batuk, bersin, atau
bicara. Percik renik juga dapat dikeluarkan saat pasien TB paru melalui
prosedur pemeriksaan yang menghasilkan produk aerosol seperti saat
dilakukannya induksi sputum, bronkoskopi dan juga saat dilakukannya
manipulasi terhadap lesi atau pengolahan jaringan di laboratorium. Percik
renik, yang merupakan partikel kecil berdiameter 1 sampai 5 microns dapat
menampung 1-5 basilli, dan bersifat sangat infeksius, dan dapat bertahan di
dalam udara sampai 4 jam. Karena ukurannya yang sangat kecil, percik
7. Klasifikasi Tuberkulosis
Diagnosis TB adalah upaya untuk menegakkan atau menetapkan
seseorang sebagai pasien TB sesuai dengan keluhan dan gejala penyakit
yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Selanjutnya untuk
kepentingan pengobatan dan survailan penyakit, pasien harus dibedakan
berdasarkan klasifikasi penyakitnya. Ada beberapa klasifikasi tuberkulosis
paru:
a. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
1) Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
(parenkim) paru, tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar
pada hilus.
2) Tuberkulosis ekstra paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selian paru,
misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),
C. KEPATUHAN
Kepatuhan (adherence) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sejauh mana perilaku pasien dalam menjalani pengobatan,
menjaga pola makan, dan atau melakukan perubahan gaya hidup sesuai dengan
yang dilakukan dengan memberikan persetujuan terhadap rekomendasi yang
diberikan oleh penyedia layanan kesehatan. Peran serta aktif pasien menjadi
faktor penting yang membedakan antara 2 istilah yang dalam bahasa Indonesia
seringkali diterjemahkan menjadi “kepatuhan”, yaitu adherence dan
compliance.(16)
Medication adherence adalah sebuah aksi yang dilakukan oleh pasien
untuk mengambil obat ataupun pengulangan resep obat tepat waktu. Medication
adherence akan melibatkan komunikasi dua arah antara pasien dan tenaga
Kesehatan, sedangkan Medication compliance adalah aksi yang dilakukan
pasien untuk mengkonsumsi obat sesuai jadwal minumnya ataupun sesuai yang
diresepkan oleh dokter.(17)
Kepatuhan minum obat mempengaruhi keberhasilan pengobatan.
Pengobatan Tuberkulosis dilakukan selama 6 bulan. Pada fase ini,terdapat 2
indikator utama untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan,yaitu angka
angka kesembuhan dan angka keberhasilan. (18)
D. KETIDAKPATUHAN
Ketidakpatuhan terhadap obat yang diresepkan dengan tepat adalah
masalah Kesehatan global yang memiliki relevansi utama dengan Dinas
Kesehatan Nasional. Ketidakpatuhan membuat pasien tidak mendapatkan
pengobatan yang terbaik, dan mungkin bermasalah dalam kondisi Kesehatan
F. KERANGKA/LANDASAN TEORI
Kepatuhan minum obat merupakan faktor kunci keberhasilan
pengobatan. Besarnya angka ketidakpatuhan pengobatan sulit dinilai, namun
diperkirakan lebih dari seperempat pasien TB gagal dalam menyelesaikan
pengobatan 6 bulan. Ketidakpatuhan pengobatan meningkatkan risiko
A. METODE
Penelitian dilakukan menggunakan studi desain deskriptif kuantitatif.
Objek penelitian merupakan data sekunder yang diambil secara prospektif dari
seluruh (total sampling) pasien yang menjalani terapi Obat Antituberkulosis
bulan Maret-Mei tahun 2022. Untuk mengukur tingkat kepatuhan, dilakukan
pengambilan data secara tidak langsung yaitu dengan melihat kedatangan
pasien setiap bulan untuk menebus ulang resep obat pada kartu konseling yang
diisi oleh petugas Kesehatan. Kemudian dihitung jumlah Rasio kepemilikan
obat. dengan metode Medication Possesion Ratio (MPR) Metode ini dianggap
cukup Objektif dan mudah digunakan untuk mengetahui kepatuhan Pasien
Tuberkulosis dalam melakukan pengambilan ulang obat anti tuberkulosis di
Rumah Sakit X Jakarta Utara periode Maret-Mei tahun 2022.
B. KERANGKA KONSEP
Tabel4III.1 Kerangka konsep
Variabel penelitian
Kepatuhan Pengambilan ulang Obat Anti tuberkulosis di Rumah Sakit X
Jakarta Utara periode Maret-Mei tahun 2022
C. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel5III.2 Definisi Operasional
Cara
Variabel Definisi Hasil Skala
pengukuran
Kepatuhan Keadaan Rasio Terkait Nominal
pengambilan dimana kepemilikan Terapi :
ulang obat pasien obat, dihitung (20)
Antituberkulosi menjalani sebagai total 1. Patuh
s di Rumah pengobatan, jumlah hari (nilai
Sakit X Jakarta sesuai suplai obat MPR
Utara dengan yang selama periode ≥80%)
dianjurkan pengobatan 2. Tidak
oleh petugas dibagi dengan Patuh
Kesehatan jumlah hari (nilai
minimal 3-6 seharusnya
D. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Untuk mengetahui
kepatuhan pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit X Jakarta Utara dalam
melakukan pengambilan ulang obat Antituberkulosis.
F. ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas, bolpoin,
Lembar kartu Konseling pasien Tuberkulosis, dan komputer.
G. LANGKAH KERJA
1. Pengajuan surat ijin penelitian
2. Pengumpulan sampel
3. Analisa Kepatuhan
4. Pembahasan dan Kesimpulan
𝐵−𝐴
MPR = 𝑥 100%
𝐵
Keterangan:
A. DESKRIPSI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepatuhan pengambilan
resep ulang pasien Tuberkulosis Paru. Data diperoleh dari hasil penelitian
berdasarkan kedatangan pasien pada kartu konseling pasien terapi
Antituberkulosis dalam melakukan pengambilan obat Antituberkulosis di
Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit X Jakarta Utara selama periode Maret-Mei
2022.
Penelitian kepatuhan pengambilan resep ulang dilakukan dengan
menggunakan data yang dikumpulkan secara prospektif. Penelitian dilakukan
terhadap 52 pasien yang masih aktif melakukan pengambilan obat
Antituberkulosis (total sampel) di Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit X Jakarta
Utara. Hasil penelitian kepatuhan dihitung menggunakan metode MPR
(Medication Possession Ratio).
Data Demografi Pasien yang melakukan Pengambilan obat Antituberkulosis di
Rumah Sakit X Jakarta Utara yang diteliti yaitu jenis kelamin dan usia pasien.
Berdasarkan data pada tabel IV.2 jumlah pasien yang mengambil obat
antituberkulosis berdasarkan usia 15-24 tahun 7 orang (13,5%), usia 25-34
tahun 13 orang (25%), usia 34-44 tahun 11 orang (21,1%), usia 45-54 tahun 7
orang (13,5%), usia 55-64 tahun 8 orang (15,4%) dan usia lebih dari 65 tahun 6
orang (11,5%).
2. Berdasarkan usia
Tabel10IV.5 Jumlah pasien yang patuh dan tidak patuh dalam
melakukan pengambilan ulang obat anti tuberkulosis
Kepatuhan Pasien
PATUH TIDAK PATUH
Usia
Jumlah Jumlah
% %
Pasien Pasien
15-24 tahun 6 13,33 % 1 14,28 %
25-34 tahun 13 28,9 % 0 0
35-44 tahun 10 22,22 % 1 14,28 %
45-54 tahun 6 13,33 % 1 14,28 %
55-64 tahun 5 11,11 % 3 42,86 %
> 65 tahun 5 11,11 % 1 14,28 %
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 52 data pasien dari kartu konseling
pengambilan obat Antituberkulosis diperoleh kesimpulan bahwa tingkat
kepatuhan pengambilan obat ulang pasien Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit X
Jakarta Utara periode Maret-Mei termasuk dalam kategori patuh dengan jumlah
45 pasien (86,54%).
B. SARAN
1. Bagi penderita TBC Paru yang melakukan pengobatan Antituberkulosis
Disarankan untuk selalu melakukan pengambilan obat tepat waktu dan
minum obat secara rutin tanpa putus untuk pengobatan yang optimal
sehingga cepat sembuh, menjaga pola makan dan rajin olahraga.
2. Bagi Instansi
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien yang
menjalani pengobatan TBC dan melakukan pengawasan yang lebih terkait
konseling untuk memotivasi pasien dalam menjalankan pengobatan,
meningkatkan kepatuhan pasien dalam melakukan pengambilan resep ulang
sehingga dapat meningkatkan kesembuhan.
3. Bagi Peneliti lain
Bila ada penelitian lanjutan yang sejenis diharapkan bisa mencari faktor-
faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pengambilan resep ulang pasien
tuberkulosis lebih dalam agar penelitian dapat berkembang dan dapat
digunakan sebagain sarana ilmu yang baik.
29
Realita Artikel. Bul Rasional. 2014;11(4):29–32.
17. Romdlon Fauzi KN. Apoteker Hebat,Terapi Taat,Pasien Sehat. Panduan
Simpel Mengelola Kepatuhan Terapi. 1st ed. Yogyakarta: Stiletto Book;
2021. 5–6 p.
18. Kemenkes RI. Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI Tuberkulosis (Temukan Obat Sampai Sembuh). Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2016. p. 2–10.
19. Horne R, Weinman J, Barber N, Elliott R. Concordance, adherence and
compliance in medicine taking Report for the National Co-ordinating
Centre for NHS Service Delivery and Organisation R & D (NCCSDO).
Natl Co-ord Cent NHS Serv Deliv Organ R D. 2005;1–331.
20. Sperber CM, Samarasinghe SR, Lomax GP. An upper and lower bound of
the Medication Possession Ratio. Patient Prefer Adherence.
2017;11:1469–78.
21. Putu N, Reza A, Trasia RF, Indriyani KD, Aryani P, Studi P, et al.
Gambaran Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di
Wilayah kerja puskesnas Bebandem,Karangasem. 2013;
22. H.Syamsunie Carsel HR. Metodologi Penelitian Kesehatan dan
Pendidikan. 1st ed. Andriani A, editor. Yogyakarta: Penebar Media
Pustaka; 2018. 93 p.
23. Notoadmodjo Soekidjo. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
24. Efayanti D. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Pengambilan Obat Peserta Program Rujuk Balik Di Bandar Lampung.
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X. 2019;9(1):19–25.
Nama Pasien P2
Nama Obat RIF, INH Fase Lanjutan
Periode Pengambilan Obat Ambil I Ambil II Ambil III
Jumlah Obat 30 30 30
Tgl Pengambilan Obat 28 Mar 29 Apr 28 Mei
Perhitungan MPR:
32 29
B= 32 + 29 = 61
A= 2 + (-1) = 1 +2 -1
𝐵−𝐴 61−1
x 100%= x 100%
𝐵 61
= 98,36 %
Nama Pasien P3
Nama Obat RIF, INH Fase Lanjutan
Periode Pengambilan Obat Ambil I Ambil II Ambil III
Jumlah Obat 30 30 30
Tgl Pengambilan Obat 7 Mar 8 Apr 7 Mei
Perhitungan MPR:
32 29
B= 32 + 29 = 61
A= 2 + (-1) = 1 +2 -1
𝐵−𝐴 61−1
𝐵
x 100%= 61 x 100%
= 98,36 %
Nama Pasien P5
Nama Obat RIF, INH Fase Lanjutan
Periode Pengambilan Obat Ambil I Ambil II Ambil III
Jumlah Obat 30 30 30
Tgl Pengambilan Obat 10 Mar 8 Apr 9 Mei
Perhitungan MPR:
29 31
B= 29 + 31 = 60
A= -1 + 1 = 0 -1 +1
𝐵−𝐴 60−0
𝐵
x 100%= 60 x 100%
= 100 %
Nama Pasien P6
Nama Obat RIF, INH Fase Lanjutan
Periode Pengambilan Obat Ambil I Ambil II Ambil III
Jumlah Obat 30 30 30
Tgl Pengambilan Obat 13 Mar 12 Apr 10 Mei
Perhitungan MPR:
30 28
B= 30 + 28 =58
A= 0 + (-2) = -2 0 -2
𝐵−𝐴 58−(−2)
𝐵
x 100%= 58 x100%
= 103,44 %
Nama Pasien P8
Nama Obat RIF, INH Fase Lanjutan
Periode Pengambilan Obat Ambil I Ambil II Ambil III
Jumlah Obat 30 30 30
Tgl Pengambilan Obat 20 Mar 21 Apr 23 Mei
Perhitungan MPR:
32 32
B= 32 + 32 = 64
A= 2 + 2= 4 +2 +2
𝐵−𝐴 64−4
𝐵
x 100%= 64 x 100%
= 93,75 %
Nama Pasien P9
Nama Obat RHZE Fase Intensif
Periode Pengambilan Obat Ambil I Ambil II Ambil III
Jumlah Obat 30 30 30
Tgl Pengambilan Obat 5 Mar 7 Apr 7Mei
Perhitungan MPR:
33 30
B= 33 + 30= 63
A= 3+ 0= 3 +3 0
𝐵−𝐴 63−3
𝐵
x 100%= 63 x 100%
= 95,23 %