Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah HDF

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HDF/DBD

(KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1)

DISUSUN OLEH :

YUNISETIANI A. SALAKEA

(202001042)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-
nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DHF (Dengue
haemorrhagic fever)/ Demam Berdarah Dengue”. Tugas makalah ini dibuat guna untuk
memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah 1”.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnan
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada kita sekalian.

Palu, 23 Oktober 2021

Nurul Fathin A. Saso


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................


DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB 1 ...............................................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................
BAB II...............................................................................................................................
PEMBAHASAN...............................................................................................................
A. Definisi ......................................................................................................................
B. Etiologi ......................................................................................................................
C. Patofisiologi...............................................................................................................
D. Manifestasi klinik ..................................................................................................
E. Klasifikasi ..............................................................................................................
F. Pemeriksaan penunjang .........................................................................................
G. Penatalaksanaan .....................................................................................................
H. Asuhan Keperawatan DHF/DBD ..............................................................................
BAB III .............................................................................................................................
PENUTUP ........................................................................................................................
A. Simpulan....................................................................................................................
B. Saran
..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemik di


seluruh wilayah tropis dan sebagian wilayah subtropis. Penyakit yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti tersebut menjadi momok yang menakutkan karena
penularannya dapat berlangsung cepat dalam suatu wilayah. Bahkan dalam satu
bulan, jumlah kasus DBD pada wilayah endemik bisa sampai puluhanmanusia yang
terinfeksi virus dengue. Kementerian Kesehatan Republik Indoneisa mencatat pada
tahun 2016, terdapat 201.885 penderita DBD di seluruh wilayah Indonesia dimana
sebanyak 1.585 penderita meninggal dunia akibat serangan virus dengue yang
berpindah ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Bahkan di
beberapa provinsi, jumlah kasus DBD cenderung meningkatkan atau pun bersifat
fluktuatif namun masih pada jumlah kasus yang cukup tinggi.

A. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi DHF/DBD ?
2. Apa etiologi dari DHF/DBD?
3. Apa saja klasifikasi dari DHF/DBD?
4. Bagaimana patofisiologi dari DHF/DBD?
5. Bagaimana manifestasi klinik dari DHF/DBD ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari DHF/DBD ?
7. Bagaimana penatalaksanaan untuk kasus DHF/DBD?
8. Asuhan Keperawatan DHF/DBD?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apakah definisi DHF/DBD?
2. Untuk mengetahui Apa etiologi dari DHF/DBD?
3. Untuk mengetahui Apa saja klasifikasi dari DHF/DBD?
4. Untuk mengetahui Bagaimana patofisiologi dari DHF/DBD?
5. Untuk mengetahui Bagaimana manifestasi klinik dari DHF/DBD?
6. Untuk mengetahui Bagaimana pemeriksaan penunjang dari DHF/DBD?
7. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan untuk kasus DHF/DBD?
8. Untuk mengetahui Asuhan Keprawatan DHF/DBD
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi

Demam berdarah dengue atau masyarakat biasa menyebut dengan DBD


adalah penyakit yang dapat menyerang masyarakat pada umumnya. Demam berdarah
dengue yaitu penyakit demam akut yang ditandai dengan manifestasi perdarahan,
akan menimbulkan renjatan serta dapat menyebabkan kematian (Irianto, 2013).
Selanjutnya, menurut Nurarif dan Kusuma 2015 Demam berdarah dengue
merupakan penyakit infeksi oleh virus dengue dengan tanda dan gejala seperti
demam, nyeri otot dan biasanya disertai dengan ruam, leukopenia atau rendahnya
jumlah sel darah putih dan kurangnya jumlah trombosit dalam tubuh atau
trombositopenia. Jadi, demam berdarah merupakan penyakit demam akut oleh virus
dengue serta menimbulkan gejala nyeri otot, ruam serta menyebabkan kematian.
Virus yang menyebabkan demam berdarah adalah virus dengue.
B. Etiologi
Penyebab penyakit demam berdarah dengue adalah gigitan nyamuk. Demam berdarah
merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aedypti dan
menularkan virus dengue dengan tipe DEN-1, DEN-2, DEN-3 serta DEN-4 (Zulkoni,
2011). Irianto mengemukakan bahwa demam berdarah biasa terjadi karena kelainan
pembuluh darah yang dapat menyebabkan kebocoran plasma darah sehingga darah
menjadi kental dan berdampak pada mata, dada, perut, badan, kaki dan tangan. Dapat
pula menyebabkan demam tinggi melebihi 38,5°C yang terjadi sekitar 2-7 hari
(Irianto, 2009). Berdasarkan penjelasan diatas, Aedes aegypti menjadi penyebab
utama penyakit demam berdarah dengue. Virus dengue ini merupakan virus RNA
untai tunggal, masuk dalam genus Flavivirus yang terdiri dari empat serotipe, yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 (Irianto, 2013). Irianto juga mengemukakan
bahwa bila sesorang tinggal di daerah endemis Dengue, selama hidupnya dapat
terinfeksi 3 atau 4 serotipe yang bersirkulasi sepanjang tahun dengan serotipe DEN-3
berhasil diisolasi sebanyak 48,6%, disusul oleh DEN-2 (26,6%), DEN-1 (20%)
serta DEN-4 (2,9%) (Irianto,2014). Dapat disimpulkan virus yang menyerang
masyarakat pada umunya adalah virus dengue yang memiliki empat sertotipe.
C. Klasifikasi

Penyakit demam berdarah dengue biasanya terjadi berdasarkan klasifikasi


derajat yang sesuai dengan reaksi yang ada. Dalam Nurarif, Kusuma 2015 Demam
berdarah dengue derajat I dapat terjadi demam dan hasil uji tourniquet positif,
Demam berdarah dengue derajat II dapat terjadi perdarahan spontan seperti mimisan
dan ruam akibat reaksi tubuh, Demam berdarah dengue derajar III dapat terjadi
reaksi seperti pada derajat II disertai dengan kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat
dan lemah, kulit teraba dingin serta pasien menjadi gelisah, Demam berdarah dengue
derajat IV terjadi dengan syok berat dengan tekanan darah dan nadi tidak dapat
diukur. Jadi, bila seseorang menderita demam berdarah dengue harus segera
ditangani dengan cepat sehingga tidak menyebabkan syok berat yang berakibat
kematian.
D. Patofisiologi
Penularan demam berdarah dengue disebabkan oleh gigitan nyamuk
Aedes aegypti. Penularan virus dengue terjadi melalui gigitan nyamuk betina
dewasa yang sebelumnya sudah membawa virus dengue ini dalam tubuhnya dari
penderita demam berdarah lainnya, nyamuk betina ini senang mengigit manusia pada
pagi hari saat setelah matahari terbit dan berlanjut pada siang hingga sore hari sampai
sebelum matahari terbenam (Zulkoni, 2011). Setelah nyamuk Aedes aegypti bertelur,
nyamuk ini akan mencari darah lagi untuk memulai siklus hidup selanjutnya, nyamuk
dewasa juga lebih menyukai untuk mengigit di daerah yang terlindung di sekitar
rumah yang aktivitas mengigitnya mencapai puncak pada perubahan intensitas cahaya
sepanjang hari dan tertinggi selebum matahari tenggelam (Sucipto, 2011). Jadi,
nyamuk ini menularkan virus dengue pada pagi dan berpuncak pada sore hari sebelum
matahari terbenam.
Perjalanan penyakit demam berdarah dengue sepenuhnya belum dapat
dipahami. Patofisiologis yang mencolok dapat berupa meningkatnya permeabilitas
kapiler yang dapat mengakibatkan kebocoran plasma terjadi singkat dalam waktu 24-
48 jam, hipovolemia serta terjadi syok. Hemostatis yang abnormal dapat disebabkan
oleh vaskulopati, trombositopeni dan koagulopati. Derajat keparahan demam berdarah
dengue dibandingkan dengan demam dengue dapat dijelaskan dengan adanya
pemacuan dari multiplikasi virus dalam makrofag oleh antibody heterotipik sebagai
akibat infeksi dengue sebelumnya (Zulkoni, 2011). Dapat disimpulkan bahwa,
penyakit demam berdarah harus segara ditangani untuk menghindari terjadinya
kebocoran plasma.
Penularan virus dengue memiliki beberapa faktor yang memiliki peranan
penting. Menurut Irianto, 2014 terdapat tiga faktor utama yang berperan dalam
penularan virus dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue
ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina serta nyamuk betina dapat
menghisap darah manusia untuk mematangkan telurnya yang nantinya nyamuk ini
akan bertelur di penampungan air jernih. Adapun penularan dari manusia kepada
nyamuk hanya dapat terjadi apabila nyamuk dewasa mengigit manusia yang
mengalami viremia, yaitu saat 2 hari sebelum panas hingga 5 hari setelah demam
timbul. Sehingga, penularan demam berdarah ini bukan hanyadari gigitan nyamuk
melainkan bisa berasal dari manusia yang telah terinfeksi virus dengue dan digigit
oleh nyamuk betina dewasa.
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis DBD terjadi karena efek reaksi tubuh yang dihinggapi virus di
dalam peredaran darah dan digesti oleh makrofag. pada dua hari awal gejala akan
terjadi penumpukan material virus dalam darah (viremia) dan berakhir setelah lima
hari timbul gejala demam. setelah didigesti oleh makrofag, makrofag tersebut secara
otomatis terjadi antigen presenting cell (ACP) dan mengaktifkan sel T-helper, setelah
sel T-helper aktif, sel makrofag lain akan datang dan memfagosit lebih banyak virus
dengue. lebih lanjut, selT-helper akan menghancurkan (lisis) makrofag (yang
memfagositosis virus) dan akhirnya mengaktiasi sel B untuk melepas antibodi.
seluruh rangkaian proses ini menyebabkan terlepasnya mediator-mediator imflamasi
dan menyebabkan gejala sistemik seperti nyeri sendi, demam, malaise, nyeri otot, dan
lain-lain. pada demem dengue ini dpat terjadi perdarahan karena adanya agregasi
terombosit yang menyebabkan trombositopenia, tetapi masih bersifat ringan.
F. Pemeriksaan Penunjang
Demam berdarah dengue (DBD) ditegakan dengan kriteria diagnosis yang
dipublikasikan oleh WHO pada tahun 2014. Kriteria ini berdiri dari kriteria klinis dan
laboratorium.
Kriteria Klinis
1. Demam tinggi, berlangsung selama 2-7 hari, tanpa sebab yang jelas
2. Adanya perdarahan mikro ditandai dengan: Tes torniquet (+),
- Ekimosis, petekie, dan purpura,
- Epistaksis, perdarahan pada mukosa, perdarahan pada gusi, serta hematemesis
melena.
3. Pembesaran hati
4. Nadi cepat (takikardia), perfusi jaringan buruk ditambah dengan nadi lemah, penurunan
tekanan nadi (< 20 mmHg), hipotensi dengan akral dingin dan/atau tampak gelisah.

Kriteria Laboratorium
a. Trombositopenii (100.000/µl atau kurang).
b. Hemokonsentrasi, (terlihat dari peningkatan hematokrit >20%).

Untuk menegakkan diagnosis klinis DBD cukup dengan dua kriteria pertama
ditambah penurunan kadar trombosit (trombositopenia) dan hemokonsentrasiiatau
peningkatan hematokrit. Terdapat hepatomegaly pada dua kriteria pertama dapat
pula menjadi tanda DBD sebelum terjadinya plasma leakage. Efusi pleura yang
terlihat dari gambaran radiologisdapat menjadi bukti objektif adanya kebocoran
plasma.

G. Penatalaksanaan
Tatalaksana Rawat Jalan Demam Dengue
Pasien demam dengue (DD) yang tidak memiliki komorbiditas dan indikasi
sosial dapat diperlakukan sebagai pasien rawat jalan. Pasien diberikan pengobatan
simptomatik berupa anitpiretik seperti parasetamol dengan dosis 10-15
mg/kg/BB/dosis, diulang 4-6 jam bila demam. Pasien juga dapat melakukan
kompres hangat untuk membantumenurunkan demam. Pasien dianjurkan untukcukup
minum, boleh air putih atau teh, namun lebih baik jika pasien mengkonsumsi
minuman yang mengandung elektrolit seperti jus buah atau oralit. Tanda kecukupan
cairan dapat dilihat melalui dieresis diulang emapat hingga enam jam. Penderita DBD
rawat jalan diwajibkan untuk kontrol setiap hari, orang tua diberikan penjelasan
mengenai tatalaksana pasien dirumah sesuai dengan Tabel 1, selain itu orang tua
juga harus mampu untuk memonitoring kondisi anak utamanya tanda-tanda bahaya
pada anak dengan diagnosis DBD

Tatalaksana Rwat Inap Demam Dengue


Tatalaksana demam berdarah dengue (DBD) bersifat sesuai gejala
(simptomatis) dan suportif. Penanganan suportif dapat diberikan cairan penggangti
yang merupakan tatalaksana umum pasien dengan DBD. Hal ini dikarenakan, apabila
terjadi kondisi kebocoran plasma yang cukup berat dapat terjadi syok hipovolemi.
Penggantian cairan ditujukan untuk mencegah timbulnya syok. Kebocoran plasma
pada pasien DBD hanya bersifat sementara, oleh karena itu pemberian cairan dalam
jumlah banyak dan dengan jangka waktu lama.
dapat menimbulkan kelebihan cairan yang juga dapat membahayakan. Obat-obatan
simtomatis diberikan sesuai dengan kenyamanan pasien, seperti pemberian antipiretik saat
demam dan istirahat. Berikut ini merupakan langkah-langkah tatalaksana pasien DBD rawat
inap :
- Jika pasien tidak dapat minum atau terus muntah dapat di rawat inap dan
dipasang infusjumlah dan jenis sesuai kebutuhan.
- Periksa Hb, Ht setiap 6 jam dan trombosit setiap 12 jam.
- Pantau gejala klinis dan laboratorium. Jika Ht naik atau Trombosit turun ganti
infus dengan RL/RA/NS dengan ketentuan BB<15 kg berikan
6-7ml/kgBB/jam. BB 15-40 kg berikan 5ml/ kgBB/jam/ BB>40 kg berikan 3-
4 ml/kgBB/ jam.
- Jika terdapat perbaikan yang dapat dilihat dari tidak gelisah, nadi kuat,
tekanan darah stabil, dieresis cukup (>1 ml/kgBB/jam), ht turun.Tetesan dapat
dikurangi dan pemberian infus dapat dihentikan setelah 24-48 jam bila tanda
vital/ht stabil dan dieresis cukup.
- Perburukan dengan tanda gelisah, dister pernafasan, frekuensi nadi naik,
hipotensi/ tekanan nadi <20 mmHg, dieresis kurang/tidak ada, pengisian
kapiler >2 detik dan Ht tetap tinggi maka masuk ke protokol syok
- Berikan infus kristaloid dan atau koloid 20ml/ kgBB secepatnya beserta
oksigen 2-4 liter/ menit. Dievaluasi hematokrit dan trombosit tiap 4-6 jam.
- Jika syok teratasi, cairan dikurangi menjadi 10ml/kgBB/jam dan perlahan
lahan diturunkan menjadi 5ml/kgBB/jam hingga diturunkan ke
3ml/kgBB/jam. Pemberian cairan dapat dihentikan 24-48 jam setelah syok
teratasi dantanda vital/ht stabil beserta dieresis cukup.
- Jika syok belum teratasi, cairan dapatdilanjutkan. Terus dilakukan observasi
tanda vital, dieresis, Hb, Ht, trombosit, leukosit, elektrolit keseimbangan asam
basa.
- Jika berikutnya masih belum teratasi dan kadar hematokrit menurun dapat
diberikan tranfusi PRC 10ml/kgBB
- Apabila syok belum teratasi dapat dipertimbangkan pemakaian inotropik dan
koloid
H. ASUHAN KEPERAWATAN DHF/DBD
1. Pengkajian Primer
a. Data Umum
Berisi mengenai identitas pasien yang meliputi nama, umur,No.RM, jenis kelamin,
agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, jam datang, jam diperiksa, tipe kedatangan
dan informasi data.
b. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat Kesehatan
Keluhan utama :Pasien mengeluh demam
Riwayat sekarang :Pasien datang dengan riwayat demam beberapa hari sebelum
masuk rumah sakit, klien tampak lemas,dan dicek laboratorium terdapat hasil
yang tidak normal seperti trombositopenia.
2. Diagnosa Keperawatan
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J.McCloskey. 2015 terdapat
5 diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pada kasus DHF :
a) Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
b) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus
c) Defisit volume cairan berhubungan dengan kegagalanmekanisme pengaturan.
d) Nyeri akut berhubungan dengan proses patoloogis penyakit
e) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhunungan
dengan anoreksia, mual muntah.
3. Interfensi Keperawatan
Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Resiko perdarahan Blood lose severity Bleeding precautions
berhubungan Setelah di lakukan tidankan 1. Observasi tanda-tanda dan
dengan keperawatan selama x 24 jam gejalan perdarahan
trombositopenia terjadi perdarahan dengan 2. Anjurkan pasien banyak
kriteria hasil : minum air putih dan banyak
1. Kehilangan darah yang istirahat.
terlihat 3. Berikan informasi tentang
2. Trombosit dan Hemotokrit tanda dn gejala perdarahan
kembali normal kepada pasien
4. Berkolaborasi dengan dokter
Hipertermi Thermoregulation Setelah Fever Treatment
berhubungan dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital
dengan proses keperawatan selama x 24 tiap 3 jam.
infeksi virus jam, pasien akan : 2. Berikan kompres hangat
1. Menunjukan suhu dalam dibagian lipatan tubuh (Paha
rentan normal dan aksila)
2. TTV normal 3. Berikan informasi kepada
pasien tentang penyebab
demam pasien dan cara
menanganinya.
4. Berkolaborasi dengan dokter
dengan memberikan terapi.
Defisit Volume Setelah dilakukan tindakan Fluid management
Cairan b.d keperawtan selama … 1. Pertahankan catatan intake
kegagalan diharapkan klien: dan output yang akurat
mekanisme Fluid balance 2. Monitor status hidrasi
pengaturan 1. Mempertahankan urine ( kelembaban membran
output sesuai dengan mukosa, nadi adekuat,
usia dan BB, BJ urine tekanan darah ortostatik ),
normal, HT normal jika diperlukan
2. Tekanan darah, nadi, 3. Monitor hasil lAb yang
suhu tubuh dalam batas sesuai dengan retensi
normal Hydration cairan (BUN , Hmt ,
3. Tidak ada tanda tanda osmolalitas urin )
dehidrasi, Elastisitas 4. Monitor vital sign
turgor kulit baik, 5. Monitor masukan makanan
membran mukosa / cairan dan hitung intake
lembab, tidak ada rasa kalori harian
haus yang berlebihan 6. Kolaborasi pemberian
cairan IV
7. Monitor status nutrisi
8. Berikan cairan
9. Berikan diuretik sesuai
interuksi
10. Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
11. Dorong masukan oral
12. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
13. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
14. Tawarkan snack ( jus buah,
buah segar)
15. Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
16. Atur kemungkinan tranfusi
17. Persiapan untuk tranfusi
Nyeri Akut Pain Level Setelah Pain Management
berhubungan dilakukan tindakan 1. Observasi reaksi nonverbal
dengan Agen keperawatan selama x 24 dariketidaknyamanan
Injury Biologis jam, 2. Ajarkan tentang relaksasi
pasien akan : dan distraksi
1. Mampu mengontrol 3. Berikan informasi tentang
nyeri penyebab nyeri dan cara
2. Melaporkan nyeri penangan nyeri
berkurang 4. Berkolaborasi dengan
3. TTV dalam rentan dokter dalam pemberian
normal terapi

Nutrisi kurang Status: nutrient intake Nutrition Management


dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor intake dan ouput
tubuh keperawatan selama x 24 makanan dan kaji ada atau
berhubungan jam, pasien akan : tidak alergi makanan
dengan Anoreksia 1. Nutrisi pasien mulai 2. Sediakan makan selagi
terpenuhi hangat
2. Pasien mau untuk 3. Berikan makanan sedikit
makan tapi sering
3. TTV dalam rentan 4. Jelaskan kepada pasien
normal pentingnya nutrisi bagi
proses penyembuhannya
5. Berkolaborasi dengan tim
medis lainnya

4. Implementaasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan yang telah dibuat. Dalam melaksanakan rencana tersebut harus diperlukan
kerja sama dengan tim kesehatan yang lain, keluarga dan klien sendiri. Hal-hal yang
perlu diperhatikan :

a. Kebutuhan dasar klien

b. Dasar dari tindakan

c. Kemampuan perseorangan, keahlian atau keterampilan dalamperawatan

5. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian keberhasilan rencana keperawatan dalam memenuhi


kebutuhan klien.Pada klien dengan Dengue Haemorraghic Fever (DHF) dapat dinilai
hasil perawatan dengan melihat catatan perkembangan, hasil pemeriksaan klien, melihat
langsung keadaan dan keluhan klien, yang timbul sebagai masalah berat.

Evaluasi harus berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. Evaluasi dapat dilihat 4
kemungkinan yang menentukan tindakan- tindakan perawatan selanjutnya antara lain :

1. Apakah pelayanan keperawatan sudah tercapai atau belum


2. Apakah masalah yang ada telah terpecahkan/teratasi ataubelum
3. Apakah masalah sebagian terpecahkan/tidak dapat dipecahkan
4. Apakah tindakan dilanjutkan atau perlu pengkajian ulang
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari penjelasan materi di atas tentang DHF/DBD

Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi oleh virus dengue


dengan tanda dan gejala seperti demam, nyeri otot dan biasanya disertai dengan
ruam, leukopenia atau rendahnya jumlah sel darah putih dan kurangnya jumlah
trombosit dalam tubuh atau trombositopenia. Jadi, demam berdarah merupakan
penyakit demam akut oleh virus dengue serta menimbulkan gejala nyeri otot, ruam
serta menyebabkan kematian. Virus yang menyebabkan demam berdarah adalah
virus dengue.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemik di


seluruh wilayah tropis dan sebagian wilayah subtropis. Penyakit yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut menjadi momok yang menakutkan karena
penularannya dapat berlangsung cepat dalam suatu wilayah.

B. Saran

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemik di


seluruh wilayah tropis dan sebagian wilayah subtropis. Penyakit yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut menjadi momok yang menakutkan karena
penularannya dapat berlangsung cepat dalam suatu wilayah. adapun sebagai
mahasiswa keperawatan perlu melaukakan promosi kesehatan dalam pencegahan
penyakit DBD, mulai dari primer, sekunder sampai tersier dan penting untuk
mengetahui proses patofisiologi yang terjadi pada pasien DBD agar dilakukan
tindakan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif Huda A & Kusuma Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan KeperawatanBerdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid
1. Jogjakarta: Mediaction Publishing
Syaifuddin 2011. Anatomi Fisiologi. Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk
Keperawatan & Kebidanan. Edisi Keempat Jakarta: EGC.
Wijayaningsih, K. S. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: Trans InfoMedia.
Sudoyo, Aru, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta : FKUI
Nurarif Huda A & Kusuma Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan KeperawatanBerdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid
1. Jogjakarta: Mediaction Publishing
Hendarwanto . 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4 Jilid 1 Jakarta:Balai.
Swasanti .N. dan Putra S.W. 2013. Pertolongan Pertama Pada Anak Sakit.
Yogyakarta: Katahati.
NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi Dan klasifikasi 2018-2020. Edisi 11
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey. 2015.
Nursing Interventions Classification (NIC.) 6th Edition. Lowa:Mosby
Elsavier
Rekam medic RSUP Dr Wahidin Sudiro Husodo Makassar, 2019

Anda mungkin juga menyukai