PKL Revisi (Nopal)
PKL Revisi (Nopal)
PKL Revisi (Nopal)
I. PENDAHULUAN
penjemuran lebih cepat sehingga dapat menghasilkan padi beras) yang berkualitas
baik (Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten Cianjur, 2011).
Dalam membudidayakan padi Pandan wangi, mutu benih menjadi salah
satu faktor utama yang menentukan keberhasilan dan merupakan salah satu input
dasar yang menentukan keberhasilan dalam kegiatan produksi tanaman. Mutu
benih adalah hal yang paling penting dalam usaha produksi benih karena mutu
dapat merangsang ketertarikan konsumen dan menghasilkan konsumen puas akan
benih tersebut. Rendahnya persentase kemampuan nasional dalam penyediaan
benih terhadap kebutuhan potensial memberikan indikasi masih belum optimalnya
kinerja lembaga pendukung industri pembernihan (BPTP, 2010). Hal ini menuntut
para produsen maupun penangkar benih untuk dapat meningkatkan ketersediaan
benih bermutu dikarenakan adanya permintaan akan benih bermutu semakin
meningkat. Banyaknya faktor yang mendorong petani dalam menggunakan benih
bermutu perlu dikaji melalui sikap dan tingkat kepuasan petani benih padi Pandan
wangi bermutu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Proyek Mandiri yaitu mengetahui cara produksi benih padi
Pandan Wangi yang baik dan benar, dan belajar berwirausaha tani dibidang
perbenihan tanaman padi Pandan Wangi.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat Proyek Mandiri yaitu, sebagai sarana mahasiswa
Teknologi Perbenihan untuk belajar dan menerapkan ilmu berwirausaha dan
budidaya dalam produksi benih varietas Panda Wangi.
3
dan zat makanan dari dalam tanah kemudian diangkut ke bagian atas tanaman
(Fitri,2009) dan Akar serabut keluar dari akar tunggang yang berfungsi untuk
proses penyerapan air serta unsur hara yang terdapat konsentrasi kedalaman 20-30
cm (Purwono dan Purnawati, 2007).
Batang. Padi tersusun atas ruas-ruas berongga yang ditutupi oleh buku,
berbentuk silindris, agak pipih, dan berambut. Batang padi akan muncul pada
ketiak daun berwarna hijau tua dan ketika memasuki fase generatif warna batang
berubah menjadi warna kuning. Tinggi tanaman padi liar dapat mencapai tinggi
melebihi orang dewasa yaitu sekitar 2-6 meter. Anakan akan tumbuh setelah
tanaman padi memiliki 4 atau 5 daun (Ismunadji et al.,1988). Anakan tanaman
padi tumbuh pada dasar batang dan daun sekunder. Anakan akan muncul setelah
10 HST dan maksimum pada umur 50 – 60 setelah tanam berjumlah antara 19 –
54 anakan tergantung pada masing masing varietas dan proses budidaya.
Anakan. Tanaman padi memiliki pola anakan berganda (anak-
beranak).Anakan primerakan tumbuh dari batang utama yang sifatnya
heterotropik sampai anakan 4 tersebut memiliki 6 daun dengan 4 – 5
akar.Anakan sekunder selanjutnya akan tumbuh dari anakan primer yang
kemudian menghasilkan anak antersier.
Daun. Tanaman padi memiliki daun tunggal, terdiri atas helai daun, lidah
daun dan pelepah daun. Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan
dinamakan koleoptik. koleoptik keluar dari benih yang disebar dan akan
memanjang. Setelah koleoptik membuka akan diikuti keluarnya daun pertama,
daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera
Daun bendera adalah daun yang lebih pendek dari daun-daun dibawahnya,
namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera terletak dibawah
malai padi. Sedangkan permukaan helai daun kasar dan pada bagian ujung
meruncing. Panjang helai daun sangat bervariasi, umumnya antara 50 cm sampai
100 cm. Daun padi berwarna hijau tua dan akan berubah kuning keemasan setelah
memassuki masa panen. Pelepah daun yang menyelubungi batang berfungsi
sebagai menguatkan bagian ruas yang jaringannya lunak, telinga daun (auricle),
lidah daun (ligule) yang terletak pada perbatasan antara helai daun dan upin.
5
Fungsi dari lidah daun yaitu untuk mencegah masuknya air hujan ke batang dan
pelepah daun padi (Suhartatik, 2008).
Bunga. Padi secara keseluruhan disebut malai yang merupakan bunga
majemuk. Malai terdiri atas dasar malai dan tangkai malai yang menghasilkan
bunga. Sebelum muncul bunga, malai dibalut oleh seludang atau pelepah daun
terakhir. Umumnya, varietas padi hanya menghasilkan satu malai atau satu anakan
tetapi ada beberapa varietas padi lokal yang mampu menghasilkan malai lebih dari
satu, namun pertumbuhan malainya tidak sempurna (Utama, 2015). Bunga padi
pada hakikatnya terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik dan benang
sari. Tiap unit bunga terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri dari atas
cabang primer dan cabang sekunder. Sekumpulan bunga padi yang keluar dari
buku paling atas itu dinamakan malai. Panjang malai tergantung pada varietas
padi yangg ditanam dan cara bercocok tanam. Jika bunga padi sudah mulai
dewasa palea dan lemma yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya,
membukanya palea dan lemma ini terjadi antara jam 10 – 12 pada suhu 30℃ –
32℃ (Suhartatik 2008)
Malai. Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari
buku paling atas. Bulir-buliran padi terletak pada cabang pertamadan cabang
kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang.
Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok
tanam. Panjang malai dapat dibedakan menjadi tiga macam,yaitu malai pendek
kurang 20 cm, malai sedang 20-30 cm,dan malai panjang lebih dari 30 cm.
Buah Padi (Gabah). Merupakan ovar yang telah masak. Gabah
merupakan hasil dari penyerbukan dan pembuahan yang terdiri atas embrio,
endosperm, dan bekatul. Berdasarkan bentuk gabahnya, bulir padi dapat
dibedakan menjadi empat kelompok, yakni: ramping, panjang, sedang dan gemuk.
Tanda padi telah masak dapat dilihat dari perubahan warna kulit padi menguning
kecoklatan dan gabah sudah berisi atau keras (Bakhtiar et al,. 2011).
2.4.1 Tanah
Tanah yang sesuai untuk tanaman padi, secara fisik mempunyai tekstur
lempung hingga lempung liat berpasir, strukturnya ringan, memiliki pori-pori
mikro yang cukup dengan komposisi 20%. Secara kimia, mengandung bahan
organik 1–1,5, cukup mengandung KTK 10–20 me/100 g, hara tersedia Polsen 5 –
10 ppm, Kdd 0,5–0,30 me/100g, serta pH tanah berkisar antara 5–7 (Departemen
Pertanian, 2008).
2.4.2 Iklim
Iklim sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanaman padi sangat
cocok tumbuh pada iklim tropis dan banyak mengandung uap air. Keadaan iklim
7
ini meliputi curah hujan, suhu, ketinggian tampat, sinar matahari, angin dan
musim (Hana, 2013).
Curah Hujan. Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata
– rata 200 mm/bulan atau 1.500 – 2.000 mm/tahun, dengan distribusi selama 4
bulan. Curah hujan yang baik akan memberikan dampak yang baik dalam
pengairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi disawah dapat
tercukupi (Hasanah, 2007).
Suhu. Tanaman padi secara umum membutuhkan suhu minimum 11℃–
25℃ untuk perbentukan biji (AKK, 1990).
Ketinggian Tempat. Tanaman padi dapat tumbuh baik dengan
ketinggian berkisar 0 – 1500 mdpl (Surowinoto, 1982)
Sinar Matahari. Intensitas cahaya yang relatif rendah merupakan salah
satu penyebab rendahnya produktivitas. Menurut Sasmita et al., (2006) intensitas
cahaya rendah mengakibatkan terganggunya laju fotosintesis dan sintesis
karbohidrat dan berakibat menurunnya laju pertumbuhan dan produktivitas
tanaman. Intensitas cahaya matahari tinggi selama periode pengisian bulir dapat
meningkatkan produksi biomasa yang berakibat terdapat tingginya bulir yang
masak selanjutnya akan meningkatkan hasil tanaman padi (Takai, et al., 2006)
Angin. Angin memiliki peran penting terhadap pertumbuhan tanaman
padi yaitu membantu dalam proses penyerbukan dan pembuahan. Namun angin
juga memiliki peran negatif karena berbagai penyakit pada tanaman padi
ditularkan oleh angin. Selain itu juga menyebabkan buah menjadi hampa dan
tanaman roboh (Mubaroq, 2013).
seperti alang-alang diangkat. Sehingga gulma tidak akan tumbuh hingga 2 bulan.
Selain itu juga perlu diberikan tambahan pupuk organik sebanyak 5 ton/ha
(Suriansyah, 2013).
Isolasi. Padi merupakan tanaman menyerbuk sendiri peluang menyerbuk
silang sebesar 5%, untuk menjaga kemurnian genetik dari benih yang akan
dihasilkan dapat menggunakan isolasi jarak dan isolasi waktu. Isolasi jarak yang
digunakan paling sedikit 2 m dan isolasi waktu yaitu 30 hari. (Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2009).
Penanaman. Waktu tanam yang baik adalah bila curah hujan sudah
mencapai 200 mm/bulan atau sekitar 60 cm per dekade dengan 2-3 hari hujan
(Suriansyah, 2013).
Pemupukan. Rekomendasi pupuk tunggal untuk tanaman padi tanpa
pemberian pupuk organik adalah Urea 250 kg, TSP 100 kg, dan Kcl 100 kg/ha
(Kemtan, 2015). Waktu pemberian pupuk tanaman padi yaitu: pada stadia awal
tanam, 20 hari setelah tanam, dan 35 hari setelah tanam (BPTP, 2015).
Pengendalian Hama Tanaman. Ada beberapa hama yang biasa
menyerang tanaman padi menurut Suriansyah (2013) adalah sebagai berikut:
1. Penggerek Batang
Pengendalian dilakukan dengna menggunakan insektisida berbahan
aktif dimehipo, fipronil, karbofuran, klorantraniliprol, dan tiametoksam.
2. Wereng Coklat (Nilaparvata lugens)
Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan ekstrak mimba
dan pestisida kimia yang berbahan aktif fipronil, imidakloprid, karbofuran,
BPMC dan tiametoksan.
3. Wereng Hijau (Siphanta acuta )
Pengendalian wereng hijau dapat dilakukan dengan membersihkan
sumberinoculum tungro seperti singgang dan rumput teki, dan aplikasi
pestisida dengan insektisida yang berbahan aktif imidakloprid, BPMC, atau
tiametoxam.
4. Tikus (Rattus argentiventer)
Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain :
10
a. Fase vegetatif, faktor yang diamati pada fase ini adalah : tipe pertumbuhan,
kehalusan daun, warna helai daun, warna lidah daun, warna telinga daun,
warna leher daun, warna daun, lebar daun, dan warna pangkal batang.
b. Fase berbunga, faktor yang diamati pada fase ini adalah: bentuk atau tipe
malai, leher malai, bentuk gabah, bulu pada ujung gabah, warna ujung
gabah, warna gabah dan sudut daun bendera.
c. Fase masak, faktor yang diamati fase ini adalah: bentuk atau tipe malai,
leher malai, bentuk gabah, bulu pada ujung gabah, warna ujung gabah,
warna gabah dan sudut daun bendera.
Dari beberapa fase pertumbuhan roguing dilakukan pada semua tanaman,
namun untuk menghitung persentase CVL, pengamatan dilakukan dengan cara
menentukan plot sample dengan rumus ;
Y +8
x=
2
Keterangan : X = Jumlah contoh pemeriksaan yang diperlukan
Y= Luas areal pertanaman yang akan diperiksa (ha)
Untuk luas areal pertanaman lebih dari 16 ha, dapat dipergunakan contoh
pemeriksaan minimal, yaitu 12 contoh pemeriksaan. Tanaman yang tumbuh tidak
sesuai dengan deskripsi padi yang ditanam dari beberapa fase pertumbuhan
tersebut selanjutnya dicabut dan dibuang.
Panen. Pelaksanaan panen padi menurut Suriansyah (2013) dapat
dilakukan apabila 95% gabah telah menguning. Umur panen tergantung dari
varietas yang ditanam. Cara panen bisa dengan sabit bergerigi maupun ani-ani.
Perontokan dan Pengeringan. Dilakukan dengan menggunakan treaser.
Pengeringan dengan sinar matahari diatas lantai jemur dengan ketebalan 5-10 cm
dan frekuensi pembalikan 2-3 jam cukup efektif untuk mengeringkan benih
dengan aman tanpa merusak vaibilitasnya. Kadar air akhir yang diharapkan untuk
benih padi adalah 11% (Nugraha, 2009).
Pengolahan Benih. Bertujuan untuk meningkatkan mutu benih dengan
cara membuang kotoran dan memilahkan benih baik dari benih kurang baik. Cara
pengelolaan benih dapat dilakukan dengan dua, yaitu pengolahan benih secara
manual dan pengolahan benih secara mekanis (Nugraha, 2009).
12
TC = TFC + TVC
Dengan ketentuan : apabila nilai B/C ratio > 0 maka usaha tani
menguntungkan. Apabila B/C ratio < 0 maka usaha tani tidak menguntungkan.
Apabila nilai B/C ratio = 0 maka usaha tani impas.
III.2.2 Penanaman
Setelah bibit berumur 14 hari maka bibit sudah siap untuk dilakukan
pindah tanam dari lahan persemaian ke lahan produksi. Penanaman bibit padi
pada lahan sawah yang sudah digaris dan setiap garis ditanaman 1-2 bibit padi
dengan jarak tanam 25cm X 25cm, menggunakan sistem tandur jajar
legowodengan penanaman sebanyak 2 benih pandan wangi.
Gambar 3.Penanaman
18
Gambar 4.Penyulaman
Gambar 5.Penyiangan
Gambar 6.Pemupukan
Gambar 7. Roguing
Pengamatan dilapangan ditentukan dengan rumus berikut;
y+ 8
x=
2
Keterangan : X= Jumlah contoh pemeriksaan yang di perlukan
Y= Luas areal pertanaman yang akan di periksa (ha)
Pengendalian Hama dan Penyakit. Pada tanaman padi terus dilakukan sesuai
dengan kebutuhan, pengendalian hama wereng dadilakukan dengan menggunakan
insektisida dan hama walang sangit nativo,sterban dan nara.Sedangkan
pengendalian penyakit blas dilakukan dengan menggunakan fungisida nativo.
Pengendalian hama walang sangit dapat fase generatif sampai matang susu
dengan cara disemprot setiap 3 hari sekali dilakukan pengendalian.
22
Gambar 8. Penyemprotan
Gambar 9. Pemanenan
23
Gambar11. Pengemasan
24
Jika R/C Ratio > 1, maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan
atau layak untuk dikembangkan. Jika R/C Ratio < 1, maka usaha tersebut
mengalami kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan. Selanjutnya jika R/C
Ratio = 1, maka usaha berada pada titik impas (Break Event Point).
28
5.1 Kesimpulan
Kegiatan proyek mandiri yang telah saya lakukan dapat terhadap
pengembangan benih padi pandan wangi mengalami keuntungan, karena di
peroleh R/C > 1 yaitu 1.19 dan B/C > 0 yaitu 0.19 dengan potensi hasil 3.500 dan
harga pernjualan 5.173,2.
5.2 Saran
Selama proses penanaman perlu diperhatikan pengendalian hama dan penyakit
pada padi, dengan memberikan insektisida, herbisida, dan fungisida. Dapat juga
dilakukan roguing varietas lain dan roguing pada hama yang ada pada padi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Stastistik Provinsi Lampung (BPSPL). 2018. Luas Panen dan
Produksi Padi di Provinsi Lampung. 2018. Berita Resmi Stastistik No.
90/10/18/Th1, November 2018
BPTP Jawa Barat. 2010. Deskripsi Tanaman Padi. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Barat. (Diakses Tanggal 29 November 2015
http://www.google.com/jabar.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumen/Deskr
ip si_Varietas_Padi_2010.pdf.). 105 hal.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 2011. Kabupaten Cianjur Dalam Angka.
Cianjur : BPS Kabupaten Cianjur
Departemen Pertanian. 2008. Impor beras per negara asal. www.deptan.go.id. [18
April 2008].
31
Fitri, H. 2009. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.).
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 60 hal.
Manurung, S.O. dan Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. Dalam Padi
Buku I. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hal 55 – 102.
Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti 2008, Pengantar, Teori dan Kasus Ekonomika
Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. 204 hlm
Sasmita, P., B.S. Purwoko, S. Sujiprihati, I. Hanarida, I.S. Dewi, dan M.A.
Chozin. 2006. Evaluasi pertumbuhan dan produksi padi gogo haploid
ganda toleran naungan dalam sistem tumpang sari. Bul. Agron, 34 (2):
79-86.
LAMPIRAN
34
25x25
V V V V V V V V V
V V V V V V V V V
V V V V V V V V V
V V V V V V V V V
50x50
V V V V V V V V V
V V V V V V V V V
V V V V V V V V V
50x50
V V V V V V V V V
V V V V V V V V V
V V V V V V V V V
\
Deskripsi Padi Sawah Varietas Pandan Wangi
36
1. Nomor : 163/Kpts/LB.240/3/2004
2. Tanggal : 17 Maret 2004
3. Asal : Populasi varietas lokal Pandan
Wangi Cianjur
4. Nomor Aksesi koleksi : Balitpa 1644 s
5. Metode Seleksi : Galur murni
6. Golongan : Berbulu
7. Umur tanaman : 155 hari
8. Bentuk tanaman : Kompak
9. Tinggi tanaman : 168 cm
10. Anakan produktif : 15 – 18 batang
11. Warna kaki : Hijau
12. Warna batang : Hijau
13. Warna telinga daun : Tidak berwarna
14. Warna lidah daun : Tidak berwarna
15. Warna helai daun : Hijau
16. Muka daun : Kasar
17. Posisi daun : Tegak Daun
18. bendera : Tegak
19. Bentuk gabah : Bulat
20. Warna gabah : Kuning mas
21. Kerontokan : Tahan
22. Kerebahan : Kurang tahan
23. Tekstur nasi : Pulen
24. Bobot 1000 butir : 29,7 gram
25. Kadar amilosa : 24,96 %
26. Potensi hasil : 7,4 ton GKG/Ha
27. Rata-rata hasil : 5,7 ton GKG/Ha
28. Ketahanan hama dan penyakit : Rentan terhadap hama wereng
coklat biotipe 2 dan 3, rentan
terhadap penyakit hawar daun
bakteri strain 4, rentan terhadap
penyakit tungro.
29. Keterangan : Baik ditanam di Cianjur
30. Peneliti Pemulia : 1. Dr. Aan A. Daradjat
2. Ir. Suwito MS.
31. Tim Peneliti : Aan A. Daradjat, Suwito, Mariani P,
Hamzah B, Mamat R, Supardi,
Hardedi, M. Jumadi, Tuteng Dj,
Tansyah A, Iyus R, Machpudin dan
Mansyur.