Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

130-Article Text-1203-1-10-20220702

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

J-MedSains http://jurnal.unmabanten.ac.id/index.

php/medsains

Artikel Penelitian
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAUN SIRIH KUNING
(Piper betle)

Dzulhijar1, Boima Situmeang1*, Agus Malik Ibrahim1, Elsa Muamaliyah1, Fauzan Amin1, Micha
Mahardika1, Ninik Triayu Susparini1, Nurhayati Bialangi2, Weny J.A. Musa2
1
Jurusan Kimia, Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon, 43259 Indonesia
2
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Gorontalo, 96128 Indonesia

Masuk: April 2022 Abstrak. Tanaman sirih kuning dengan nama latin Piper betle adalah tumbuhan yang hidup
pada iklim tropis. Tumbuhan sirih kuning merupakan tanaman dari family Piperaceae. Uji
Revisi: Mei 2022 fitokimia pada daun sirih kuning menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit
Diterima: Juni 2022 sekunder seperti alkaloid, terpenoid, saponin, phenolic, flavonoid, dan tanin. Penelitian ini
Publish: Juni 2022 bertujuan untuk mengekstraksi daun sirih kuning dan menguji aktivitas antioksidan. Ekstraksi
sampel dilakukan dengan metode maserasi total dengan menggunakan pelarut metanol.
Copyright: Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometer UV
©2022, Published by Visible. Rendemen ekstrak metanol yang diperoleh sebesar 15,5%. Nilai IC50 yang dihasilkan
Jurnal Medika & Sains dari ekstrak metanol yaitu 33,355 ppm. Berdasarkan hasil pengujian aktivitas antioksidan
ekstrak metanol tanaman sirih kuning termasuk dalam kategori sangat kuat.

Korespondensi: Kata Kunci: antioksidan, DPPH, Piper betle, sirih kuning, inhibisi.
Boima Situmeang
boimatumeang@gmail.com
Abstract. Sirih kuning plant belong to Piperaceae family. Phytochemical screening of sirih
kuning leaves shown the extract contained alcaloid, terpenoid, saponin, phenolic, flavonoid,
and tannin group compounds. The purpose of this study was extracted sirih kuning leaves and
antioxidant activity test. The sample extraction was performed by total of maceration method
methanol as a solvent. Antioxidant activity test using DPPH method and spectroscopy UV-
Visible. The yield of methanol extract were 15,5%. Antioxidant activity test shown that IC50
value of methanol were 33,355 ppm. Methanol extract of sirih kuning have strongest
antioxidant activity.

Key words: antioxidant, DPPH, Pipet betle, sirih kuning, inhibisi.

1. Pendahuluan

Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat
sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Di Indonesia masih
banyak masyarakat beranggapan bahwa penggunaan tumbuhan obat atau obat tradisional
relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis. Tumbuhan obat atau obat tradisional
banyak digunakan masyarakat menengah ke bawah terutama dalam upaya pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabiliatif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat atau yang
lainnya cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature dan krisis

J-MedSains, 2022, 2(1): 1-8


J-MedSains, 2022, 2(1)

berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Penggunaan obat


tradisioal juga memiliki efek samping yang merugikan bila penggunaannya belum tepat.
Maka dari itu perlu adanya informasi yang memadai tentang kelebihan dan kelemahan
obat tradisional atau tumbuhan obat (Roslizawati dkk., 2013).
Tumbuhan merupakan suatu komponen penting dalam kehidupan manusia,
terutama sebagai sumber makanan dan sebagai obat-obatan. Tumbuhan secara empiris
mempunyai aktivitas antioksidan (Astarina dkk., 2013). Daun sirih kuning merupakan
tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Di luar negeri seperti Filiphina dan India daun
sirih kuning dikenal dengan nama betle. Daun sirih kuning merupakan tanaman daun
merambat anggota famili Piperaceae, yang berguna untuk keperluan obat dan stimulant.
Daun sirih kuning banyak dikonsumsi di Asia, termasuk Indonesia, sebagai antiseptic dan
penenang. Sirih kuning mudah dikenali karena sangat mirip dengan sirih hijau, daunnya
berbentuk seperti hati dan juga mengkilap. Cara membedakan dengan sirih hijau adalah
dari warna daunnya yang berwarna kuning (Manalu & Sinaga, 2013).
Radikal bebas merupakan senyawa kimia baik berupa atom maupun molekul yang
memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya. Radikal bebas juga dijumpai
pada lingkungan, beberapa logam (misalnya besi, tembaga), asap rokok, polusi udara,
obat, bahan beracun, makanan dalam kemasan, bahan aditif, dan sinar ultraviolet dari
matahari maupun radiasi (Andina & Musfirah, 2017). Radikal bebas yang berlebihan
dapat mengakibatkan penyakit seperti aterosklerosis, kanker, diabetes, dan penyakit
degeneratif lainnya (Astarina dkk., 2013). Umumnya manusia pada keadaan normal
memiliki antioksidan dalam tubuhnya, tetapi pemaparan radikal bebas yang berlebihan
tidak mampu ditahan oleh tubuh, sehingga diperlukan asupan antioksidan dari luar
(eksogen) (Liochev, 2013).
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat atau mencegah
terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas dengan cara meredam aktivitas
radikal bebas atau memutus rantai reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas
(Shalshabilla, 2021). Penggunaan antioksidan sintetik dewasa ini mulai mendapat
perhatian serius karena bersifat karsinogenik, Antioksidan sintetis adalah antioksidan
yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia diproduksi untuk tujuan komersial. Oleh
karena itu saat ini tengah dilakukan pengembangan antioksidan yang berasal dari alam,
yang relatif lebih aman untuk dikonsumsi (Januarti dkk., 2019).
Pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional diperoleh dari
pengalaman dan kebiasaan seseorang yang kemudian diturunkan pada generasi
J-MedSains http://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/medsains

berikutnya, sehingga pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan kebiasaan tersebut
hanya menjadi pengetahuan masyarakat setempat. Tumbuhan yang berkhasiat obat juga
dianggap hampir tidak memiliki efek samping yang membahayakan. Salah satu tumbuhan
obat adalah dari keluarga sirih-sirihan (Rahayu dkk., 2015). Penelitian ini bertujuan untuk
menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol daun tanaman sirih kuning. Pelarut
metanol dipilih karena senyawa yang bersifat antioksidan umumnya bersifat polar yang
mampu larut dalam pelarut metanol.

2. Metode Penelitian

a. Alat dan Bahan


Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel daun tanaman sirih
kuning yang diperoleh dari Kota Cilegon, Banten. Bahan kimia yang digunakan terdiri
dari metanol (p.a), DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), dan aquadest. Alat yang
digunakan terdiri dari timbangan analitik, blender, erlenmeyer, corong kaca, kertas
saring, rotary evaporator, gelas ukur, spatula, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
mikropipet, pipet tetes, batang pengaduk, labu ukur, beaker glass dan Spektrofotometri
UV-Visible Optima.
.
b. Posedur Penelitin
Ekstraksi Daun Sirih Kuning (Piper betle)
Sampel yang digunakan yaitu daun sirih kuning (Piper betle). Sampel daun sirih
kuning dikeringkan dengan cara dianginanginkan pada suhu ruang 25ºC-30ºC selama
3x24 jam. Kemudian sampel daun sirih kuning dihaluskan sampai didapat simplisia halus
daun sirih kuning. Tahap penelitian ini meliputi pengumpulan sampel, ekstraksi dengan
metanol dengan metode maserasi total, kemudian pemekatan menggunakan evaporasi
pada suhu ±40°C.

Pengujian Aktivitas Antioksidan


Menyiapkan sampel ekstrak daun sirih kuning (Piper betle) dari pelarut metanol.
Kemudian membuat larutan induk sampel sebesar 1000 ppm dengan melarutkan 100 mg
ekstrak pada 100 mL metanol. Selanjutnya melakukan pengenceran menggunakan pelarut
metanol dengan membuat variasi konsentrasi yaitu 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm.
Menyiapkan larutan DPPH dengan konsentrasi 160 ppm. Larutan stock DPPH dibuat
dengan melarutkan 10 mg padatan DPPH ke dalam 62,5 mL metanol. Kemudian

J-MedSains, 2022, 2(1): 1-8


J-MedSains, 2022, 2(1)

disiapkan larutan blanko, yaitu larutan kontrol yang berisi 2,4 mL metanol dan 0,6 mL
larutan DPPH. Untuk sampel uji, disiapkan masing-masing 2,4 mL larutan sampel dan
0,6 mL larutan DPPH. Kemudian, diinkubasi selama 30 menit pada suhu 27℃ hingga
terjadi reaksi DPPH dengan sampel dengan ditandai terjadinya perubahan warna. Sampel
ekstrak yang telah diinkubasi dan diukur nilai absorbansinya menggunakan
spektrofotometer Uv-vis pada panjang gelombang 517 nm (Srinivas & Baboo, 2013).
Penentuan Persen (%) Inhibisi
Aktivitas penangkal radikal bebas dideskripsikan sebagai persen inhibisi yang dapat
dihitung dengan rumus berikut :
Absorbansi blanko−Absorbansi sampel
% Inhibisi Radikal DPPH = x 100 %
Absorbansi blanko

Penentuan Nilai IC50


Nilai IC50 merupakan konsentrasi yang mampu menghambat 50% DPPH.
Konsentrasi sampel dan inhibisinya diplot masing-masing pada sumbu x dan y pada
persamaan regresi linier (y = ax + b). Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan
nilai IC50 dengan nilai y sebesar 50 dan x yang akan diperoleh sebagai IC50 (Ikhlas, 2013).
Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50
ppm, kuat (50-100ppm), sedang (100-150 ppm), dan lemah (151-200 ppm). Semakin
kecil nilai IC50 semakin tinggi aktivitas antioksidan (Srinivas & Baboo, 2013).

3. Hasil dan Pembahasan

Ekstraksi Sampel

Sebanyak 1 kg simplisia diekstraksi dengan menggunkan metode maserasi total


menggunakan pelarut metanol. Pemilihan metode maserasi karena mudah dilakukan dan
tidak perlu pemanasan, sehingga senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam sampel
tidak rusak atau terurai. Perendaman yang dilakukan terhadap sampel tumbuhan
mengakibatkan terjadinya pemecahan dinding dan membran sel karena adanya perbedaan
tekanan antara di dalam dan di luar sel sehingga metabolit sekunder yang terdapat dalam
sampel akan terlarut dalam pelarut organik. Pengunaan pelarut pelarut metanol bertujuan
untuk menarik senyawa-senyawa yang bersifat polar seperti senyawa golongan fenolik
dan flavonoid.
Ekstrak metanol pekat yang diperoleh sebanyak 155 g setelah sisa pelarut diuapkan
menggunakan rotary evaporator. Teknik penguapan pelarut tersebut dilakukan untuk
J-MedSains http://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/medsains

mendapatkan ekstrak pekat metanol dengan cepat dan efektif. Penguapan dilakukan pada
suhu ± 40 °C bertujuan untuk mencegah dekomposisi senyawa yang terkandung di
dalamnya. Rendemen ekstrak metanol yang diperoleh sebesar 15,5%.

Hasil Uji Aktivitas Antioksidan


Metode yang digunakan dalam uji aktivitas antioksidan adalah metode DPPH (1,1-
diphenyl-2-picryhydrazyl). Metode ini dipilih karena memerlukan sedikit sampel,
sederhana, mudah, cepat dan peka untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dari senyawa
bahan alam. Prinsip pengujian aktivitas antioksidan ini adalah adanya reaksi penangkapan
hidrogen dari antioksidan oleh radikal bebas DPPH. Penangkap hidrogen pada radikal
bebas menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan
perubahan warna yang sebanding dengan jumlah elektron yang diambil (Agusti dkk.,
2016).
Jika suatu senyawa memiiki aktivitas sebagai antioksidan maka akan terjadi
penurunan nilai absorbansi DPPH pada panjang gelombang 517 nm. Penurunan
absorbansi DPPH diukur terhadap absorbansi blanko, yaitu absorbansi DPPH dalam
metanol tanpa penambahan bahan uji. Penurunan absorbansi DPPH ditunjukkan dengan
terjadinya degradasi warna DPPH dari warna ungu menjadi warna kuning (Ikhlas, 2013).
Proses degradasi warna yang terjadi berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrak yang
ditambahkan.
Berdasarkan nilai absorbansi DPPH yang diperoleh dapat ditentukan nilai
persentase penghambatan radikal DPPH % IC50 (inhibitory concentration). Nilai IC50
merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi ekstrak (ppm) yang mampu
menghambat proses oksidasi sebesar 50%. Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak
metanol sirih kuning ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun sirih kuning
Pengulangan Konsentrasi % Absorbansi IC50 (ppm)
ke (ppm) inhibisi
1 0 0 0,575
20 41,39 0,337
40 51,4 0,279 38,865
60 58,95 0,236
80 66,95 0,190
100 74,43 0,147
2 0 0 0,618
20 45,63 0,336
40 55,50 0,275

J-MedSains, 2022, 2(1): 1-8


J-MedSains, 2022, 2(1)

60 63,75 0,224 27,846


80 68,12 0,197
100 76,05 0,148
Rata-rata 33,355

Untuk menentukan nilai IC50, selanjutnya data hasil perhitungan persen inhibisi
dimasukkan ke dalam grafik untuk mendapatkan persamaan regresi linear dengan
konsentrasi sebagai sumbu y dan persen inhibisi sebagai sumbu x. Gambar grafik
penentuan regeresi linear pengujian aktivitas antioksidan ditunjukkan pada Gambar 1
berikut.

Pengulangan 1
80

70 y = 0.4082x + 34.135
R² = 0.9968
60

50
% InhibiSi

40

30

20

10

0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (ppm)

90 Pengulangan 2
80
y = 0.3673x + 39.772
70
R² = 0.9848
60
% InhibiSi

50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (ppm)

Gambar 1. Kurva persamaan regresi linear penetapan IC50 fraksi metanol


Hasil uji aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol memiliki nilai penghambatan
radikal yang sangat kuat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IC50 yang didapatkan dari
J-MedSains http://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/medsains

masing-masing pengujian yang berada di bawah nilai 50. Nilai IC50 yang dihasilkan dari
fraksi metanol yaitu 33,355 ppm. Nilai IC50 tersebut didapatkan dari persamaan regresi
linier, dengan memasukkan nilai y = 50, maka akan diketahui konsentrasi penghambatan
oksidasi sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50 yang diperoleh, maka akan semakin tinggi
aktivitas antioksidannya (Sunardi, 2007).
Nilai IC50 diakibatkan oleh kemampuan masing-masing senyawa dalam
memberikan elektron DPPH, semakin banyak elektron yang diberikan kepada DPPH
akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansinya yang berarti meningkatkan persen
(%) inhibisi dan menurunnya nilai IC50. Ekstrak metanol memiliki tingkat aktivitas
antioksidan yang sangat kuat karena metanol merupakan pelarut yang bersifat polar.
Aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun sirih kuning dengan peredaman radikal
menggunakan DPPH berdasarkan hilangnya warna ungu akibat tereduksinya DPPH oleh
antioksidan yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517
nm. Hilangnya warna ungu adalah stoikiometri jumlah elektron yang disumbangkan oleh
senyawa antioksidan daun sirih kuning. Selain itu kemampuan dari ekstrak metanol sirih
kuning dengan mentransfer elektron atau donor proton diduga karena dalam ekstrak
metanol tanaman sirih mengandung senyawa fenolik dan flavonoid (Januarti et al., 2019).

4. Kesimpulan

Rendemen ekstrak metanol yang diperoleh dari hasil maserasi total sebesar 15,5%.
Nilai IC50 yang dihasilkan dari ekstrak metanol yaitu 33,355 ppm. Berdasarkan hasil
pengujian aktivitas antioksidan ektrak metanol tanaman sirih kuning termasuk dalam
kategori sangat kuat.

Daftar Pustaka

Andina, L & Musfirah, Y. 2017. Total phenolic content of cortex and leaves of ramania
(Bouea macrophylla Griffith) and antioxidant activity assay by DPPH Metod.
Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Seiences. 134; 134
130
Astarina, N.W.G., Astuti, K.W., & Wardianti, N.K. 2013. Skrining fitokimia ekstrak
metanol rimpang bangle (Zingiber Purpureum Roxb). J. Farm. Udayana. 2(4): 26-
31.
Liochev, S.I., 2013. Reactive Oxygen Species and the free radical theory of Aging. Free
Radical Biology and Medicine. 60: 1-4.

J-MedSains, 2022, 2(1): 1-8


J-MedSains, 2022, 2(1)

Januarti, I. B., Wijayanti, R., Wahyuningsih, S., & Nisa, Z. 2019. Potensi ekstrak
terpurifikasi daun sirih merah (Piper crocatum ruiz &pav) sebagai antioksidan
dan antibakteri. J Pharm Sci, 2, 61.
Manalu, N. Y., & Sinaga, M. S. 2013. Ekstrak daun sirih hijau dan merah sebagai
antioksidan pada minyak kelapa. Jurnal Teknik Kimia USU, 2(1), 37-43.
Rahayu, S., Kurniasih, N., & Amalia, V. 2015. Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid Dari Limbah Kulit Bawang Merah Sebagai Antioksidan Alami.
Alkimiya. 2 (1): 1-8.
Roslizawati., Ramadhan, N. Y., Fakrurrazi., & Hernialtian. 2013. Antibacterrial Activity
of Ethanol Extrac And Stew Of Antplant (Myrmecodia sp) Agains Bacteri E. coli.
Medika Valeninaria.7(2): 0853- 1915.
Shalshabilla, N. 2021. Uji Total Fenolik Dan Antioksidan Pada Tumbuhan Sirih Hijau
(Piper betle L.), Sirih Rimau (Piper porphyrophyllum), Dan Sirih Hutan (Piper
cilibracteum C. DC) (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
Srinivas, K., & Baboo, C.R.V. 2013. Antioxidant Activity of Ethanolic Extract of Stem
Bark of Schleichera oleosa (Lour.Oken). Inter.J. of Pharmacotherapy, 3(1): 12-
14.
Sunardi, K.I. 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa
blimbi, L.) terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl (DPPH). Seminar Nasional
Teknologi, 1-9.

Anda mungkin juga menyukai