Makalah
Makalah
Makalah
Disusun oleh:
1. Muhammad Khusnan
2. Emi Hermiza
3. Yulia savera
FALKULTAS TARBIYAH
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang memberikan rashmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapa menyesaikan makalah perbaikan ini, terutama pada
mata kuliah Bimbingan Konseling Anak Usia Dini yang di ampuh oleh yang
terhotmat Bapak Rafi Bagus Adiwijaya, S.Pd, MA. Adapun tujuan makalah ini
disusun adalah untuk mengembangkan kemampuan kita semua di bidang
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN.
Saya berterima kasih kepada Bapak Rafi Bagus Adiwijaya, S.Pd, MA selaku
dosen pada mata kuliah Bimbingan Konseling Anak Usia Dini yang telah
memberikan tugas ini kepada saya.
Saya juga mengucapkan ribuan terimah kasih kepada pihak yang telah
membagi sebagian ilmunya kepada saya sehingga saya bias menyusun makalah saya
ini. Saya menyadari bahwa makalah ini disusun jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu saya sangat mengharapkan kritikan dan sarannya dari para pembaca, terutama
dosen saya.
Lubuklinggau, Oktober2022
Penulis
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
D. Teori Psikososial...............................................................................................7
E. Perkembangan Kognitif.....................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
negatifdapat terbentuk. Guru adalah salah satu faktor penting yang sangat
berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berfikir anak. Guru harus tahu betul
karakteristik masing-masing anak didiknya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat kita ketahui bahwa tujuannya adalah mengetahui
tentang pengertian teori perkembangan pada anak usia dini, yang teori-teori tentang
perkembangan pada anak usia dini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pola berfikirnya. Tetapi melalui bentuk bagaimana anak menyikapi suatu kondisi
yangdihadapi. Jika dilihat dari bagaimana anak menyikapi suatu kondisi kita
dapatmelihat jika kondisi atau masalah-masalah kecil yang mereka hadapi
dapatdiselesaikan dengan sendirinya maka anak tersebut telah mengalami
perkembangan pada cara pola berfikir pada anak.
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (Undang-
undang Sisdiknas tahun 2003) dan 0-8 tahun menurut para pakar pendidikan anak.
Menurut Mansur (2005: 88) anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola
pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuaidengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya. Pada masa ini merupakanmasa emas atau golden age, karena anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan
pada masa mendatang.Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti
bahwa 50% kecerdasananak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah
anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 1 tahun
mencapai 100% (Slamet Suyanto, 2005: 6).Perkembangan merupakan suatu proses
yang bersifat kumulatif,artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi
perkembangan selanjutnya. Maka dari itu, apabila seorang anak mendapati hambatan
dalam perkembangannya, kelak pada perkembangan yang selanjutnya akan
terhambat.Berdasarkan teori perkembangan anak, diyakini bahwa setiap anaklahir
dengan suatu bakat yang berbeda-beda. Dengan potensi bakat yang dimiliki oleh anak
usia dini yang berbeda, maka sebagai orang tua atau guru dapatmemberikan dorongan
pada perkembangan pada anak usia dini. Caranya adalah dengan mengajaknya
bermain dan mengajaknya dalam berekspresi serta melatih keberanian untuk
menunjukkan bahwa anak tersebutmemilik potensi lebih berkembang atau lebih maju
dari teman-teman yang lainnya.Pada hakikatnya anak adalah makhluk individu yang
membangun sendiri pengetahuannya. Itu artinya guru harus dapat memahami karakter
masing-masinganak dalam menangkap pembelajaran yang disampaikan. Agar semua
anak dapat mengerti dan paham dengan semua materi atau pembelajaran yang
4
disampaikanoleh pemateri. Karakteristik guru/pemateri juga menjadi salah satu faktor
dalam perkembangan pembelajaran pada anak. Karakteristik guru yang
menyenangkandan dapat dengan berbaur dengan mudah dengan muridnya akan dapat
membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan. Apalagi jika dengan guru-
guru yang kreatif dan mau mengajak murid-muridnya untuk bermain sambil
belajardengan menggunakan media permainan yang menyenangkan akan
lebihmemoercepat perkembangan dari anak-anak tersebut.
6
sosial pada anak. Apabila seorang anak ditempatkan ditempat yang salah maka akan
timbul kemungkinan anak tersebut akan merasakesulitan dalam hal pembelajaran.
Jika ditempatkan ditempat yang membuat ananak-anak senang atau nyaman dengan
lingkungan disekitarnya maka bisa dipastikan anak tersebut akan lebih terasa nyaman
dalam belajar.
D. Teori Psikososial
Pada tahap ini anak usia 0-18 bulan baru akan memulai belajar untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Karena keterbatasan yang
dimiliki anak pada usia ini, mereka akan sangat bergantung pada ibu atau
7
orangyang mengasuhnya yang selalu berada di dekat mereka.Disini anak akan
secaraotomatasi membangun rasa percaya terhadapa ibu atau
pengasuh,apabila anak merasakan kenyamanan, terlindungi, menerima kasih
sayang di dalam lingkungannya. Sedangkan jika anak tidak mendapatkan
faktor-faktor baik didekatnya maka yang terjadi selanjutnya adalah anak akan
menganggap bahwa lingkungan sekitarnya tidak nyaman untuk dirinya
sehingga memungkinkantimbulnya rasa tidak percaya pada lingkungan
sekitar.Karna pada dasarnya hal yang pertamakali anak pelajari adalah rasa
percaya. Khususnya percaya pada orang-orang terdekatnya.
Anak pada rentan usia tersebut sudah memiliki kemampuan untuk melakukan
beberapa hal contohnya adalah anak mulai belajar untuk makansendiri,
menyebutkan beberapa kosa kata,dan berjalan. Dengan kemampuan anak
yang sudah mulai bertambah orang tua diharapkan dapat memberikan
pengawasan serta bimbingan kepada anak untuk membentuk kepribadian anak
yang mandiri.Orang tua dilarang untuk membatasi ruang gerak serta bertindak
kasar pada anak karna pada nantinya anak tersebut akan cenderung
bergantung padaorang lain dan menjadi pribadi yang mudah menyerah.
3. Initiative & Guilt ( Inisiatif & Dan rasa bersalah ) ( 3 tahun- 6 tahun)
Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa ini anak sudah memmasuki masa
prasekolah yang dimana kemampuan motorik, berbahasamereka sudah cukup
aktif untuk mempelajari lingkungan fisik maupun sosial . Kemampuan aktif
secara inisiatif yang dimiliki anak pada usia ini contohnya adalah berlari,
bermain, melompat, melempar, berputar dan masih banyaklainnya.
Perkembangan anak selanjutnya adalah anak mampu memproses kemampuan
motorik serta bahasa. Ada kalanya mereka termotivasi untuk melakukan suatu
kegiatan dan terkadang dengan kemampuan mereka yang terbatas bukan tidak
mungkin anak mengalami kegagalan yang kemudian akan menimbulkan rasa
8
bersalah pada diri mereka. Disinilah peran serat orang tua sangat dibutuhkan
untuk selalu menyemangati proses-proses tumbuh kembang anak.Dengan
harapan anak akan bangkit kembalidari kegagalan sebelumnya dan mampu
melewati tahap ini dengan baik.
E. Perkembangan Kognitif
Istilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition atau knowing berarti
konsep luas dan inklusi yang mengacu pada kegiatan mental yang tampak dalam
pemerolehan, organisasi/penataan dan penggunaan pengetahuan (Paul Henry
Mussen:1994). Dalam arti yang luas, kognitif merupakan ranah kejiwaan yang
berpusat di otak dan berhubungan dengan konasi (kehendak), afeksi (perasaan).
Proses perkembangan kognitif ini dimulai sejak lahir. Namun, campur tangan sel-sel
otak dimulai setelah seorang bayi berusia 5 bulan saat kemampuan sensorisnya benar-
benar tampak. Ada 2 teori utama perkembangan kognitif, yakni: teori pembelajaran
dan teori perkembangan kognitif.
9
• Tahap pra operasional, terjadi pada usia 2-7 tahun
Namun, untuk kategori anak usia dini, maka tahapan perkembangan yang paling
bisa dilihat adalah tahap 1 dan 2 Terdapat dua bekal kapasitas yang dibawa bayi sejak
lahir. Pertama, bekal kapasitas jasmani yang ditunjukkan dengan dua gerakan refleks,
yakni: grasp reflex berupa gerakan otomatis untuk menggenggam; dan rooting reflex
berupa gerakan kepala dan mulut yang terjadi secara otomatis jika setiap kali pipinya
disentuh, kepalanya akan berbalik atau bergerak ke arah datangnya rangsangan lalu
mulutnya terbuka dan terus mencari hingga ketemu puting susu ibu atau puting susu
dot untuknya (Muhibbin Syah: 2004) .Lalu, gerakan refleks ini terjadi pada usia 0 s/d
5 bulan serta belum memerlukan ranah kognitif sebab sel-sel otaknya belum
berfungsi matang sebagai alat pengendali.
10
Lalu, pada usia 18-24 bulan muncul kemampuan untuk mengenal objek
permanen atau telah menjadi cakap dalam berpikir simbolik. Sedangkan usia 2-7
tahun, si anak berada dalam periode perkembangan kognitif pra-operasional yakni
usia di mana penguasaan sempurna akan objek permanen dimiliki. Artinya, si anak
memiliki kesadaran akan eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada. Juga
mengembangkan peniruan yang tertunda seperti ketika ia melihat perilaku orang lain
seperti saat orang merespons barang, orang, keadaan dan kejadian yang dihadapi pada
masa lalu. Di samping itu juga anak mulai mampu memahami sebuah keadaan yang
mengandung masalah, setelah berpikir sesaat, lalu menemukan reaksi ‘aha’ yaitu
pemahaman atau ilham spontan untuk memecahkan masalah versi anak-anak. Akan
tetapi, si anak belum bisa memahami jika terjadi perbedaan pandangan dengan orang
lain
Membangun karakter yang bermoral dan beretika ibarat mengukir. Sifat ukiran
adalah melekat kuat di atas benda yang diukir, tidak mudah usang tertelan waktu atau
aus karena gesekan. Menghilangkan ukiran sama saja dengan menghilangkan benda
yang diukir itu, karena ukiran melekat dan menyatu dengan bendanya. Demikian juga
dengan karakter yang merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, perasaan, sikap,
maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit
dihilangkan. Proses membangun karakter pada anak juga ibarat mengukir atau
memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga ”berbentuk” unik, menarik, dan berbeda
antara satu dengan yang lain. Setiap orang memiliki karakter berbeda-beda. Ada
orang yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai, ada juga yang berperilaku negatif
atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam budaya setempat (tidak/belum
berkarakter atau “berkarakter” tercela). Dengan demikian, dalam pendidikan karakter,
setiap anak memiliki potensi untuk berperilaku positif atau negatif. Jika ibuayah
membentuk karakter positif sejak anak usia dini, maka yang berkembang adalah
11
perilaku positif tersebut. Jika tidak, tentu yang akan terjadi sebaliknya. Nah,
bagaimana cara membangun karakter anak, berikut ini diuraikan beberapa hal yang
perlu diketahui ibu-ayah.
Membangaun karekterk yang bermoral, disiplin dan beretika diawal sejak dini
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari teori perkembangan pada anak usia dini adalah bahwa bisa
kita lihat pada masa sekarang ini telah banyak sekali faktor-faktor baikdari luar
maupun dari dalam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan padaanak usia
dini. Perkembangan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini ialahanak harus bisa
lebih berkembang dan mengembangkan pola berfikir dari luarmaupun dari dalam
secara fisik ataupun nonfisik.
B. Saran
Adapun makalah ini kami selesaikan dari hasil pemikiran yangdidasari dari
referenssi-referensi yang kami dapatkan baik dari buku maupun pengetahuan dari
online. Dengan adanya teori perkembangan diatas orang tuadiharapkan dapat
menerapkan teori-teori perkembangan yang sudah ada. Dansebagai orang tua
seharusnya wajib mengetahui atau memahami tentang teori-teori perkembangan pada
anak agar dapat diterapkan pada tingkah dan perilakuanak pada kehidupan sehari-
hari. Sehingga perkembangan pada anak dapat berkembang secara lebih baik dan
lebih maju
13
DAFTAR PUSTAKA
14