Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Lpkl-Daun Katuk-Kelompok 21

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KESEHATAN TRADISIONAL KOMPLEMENTER


PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA
“DAUN KATUK”

OLEH :
KELOMPOK 21

WAODE DZAYUMRI K1A118059


MUHAMMAD DIPO MUHARAM K1A118061
NABILA JIHAN FEBRIANTY K1A118062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembelajaran ...................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Daun katuk...................................................................... 3
2.2 Pemanfaatan dan Kegunaan Daun Katuk......................................... 4
2.3 Cara Pengolahan Daun Katuk ........................................................ 5
BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Penanaman .................................................................................... 7


3.2 Pemeliharaan ................................................................................. 7
3.3 Pertumbuhan .................................................................................. 8
3.4 Permasalahan ................................................................................. 8
3.5 Penanganan .................................................................................... 8
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 9
4.2 Saran ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai Negara beriklim tropis mempunyai tanaman obat yang sangat
beragam tradisi penggunaan tanaman obat sudah ada dari nenek moyang yang
dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, baik penyakit dalam
maupun penyakit luar (Rizky,2010)
Menurut Depkes RI, definisi tanaman obat Indonesia sebagaimana tercantum
dalam SK MENKES No. 149/ SK/ MENKES/ IV/ 1978,yaitu tanaman atau bagian
tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu, tanaman atau
bagian tanamanyang yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat; atau
tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi, dan ekstrak tersebut digunakan
sebagai obat (Dwi Sunar,2012)
Bahwa Daun katuk (Sauropus androgunus) yang merupakan tanaman sayur
mayur yang dapat tumbuh dan berkembang di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam
beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai (bahasa Cina), cekur manis (bahasa
Melayu), dan rau ngot (bahasa Vietnam), di Indonesia masyarakat Minangkabau
menyebut katuk dengan nama simani. Selain menyebut katuk, masyarakat Jawa
juga menyebutnya katukan atau babing. Sementara itu masyarakat Madura
menyebutnya kerakur dan orang Bali lebih mengenalnya dengan kayu manis.
Tanaman katuk sesungguhnya sudah dikenal nenek moyang kita sejak abad ke-16
(Fajar,2015)
Daun katuk termasuk tanaman merumpun, berbentuk perdu dengan ketinggian
sekitar 3-5 meter. Batangnya tumbuh tegak dan berkayu. Jika ujung batangnya
dipangkas, akan tumbuh tunas –tunas baru yang membentuk percabangan. Daun
nya kecil – kecil mirip daun kelor, berwarna hijau. Daun katuk kaya akan
kandungan vitamin A, Vitamin B1, dan Vitamin C, saponin falfonoid, mineral,
alkaloid, papaverin, dan tannin yang mampu menghambat sintesis dinding sel
bakteri dan sintesis protein sel kuman gram positif maupun gram negative. Dalam
100 gram daun katuk mengandung 72 kalori, 70 gram air, 4,8 gram protein, 2 gram
lemak, 11 gram karbohidrat, 2,2 gram mineral, 24 mg kalsium, 83 mg fosfor, 2,7

1
mg besi, 31,11 µg vitamin D, 0,10 mg vitamin B6 dan 200 mg vitamin C
(Fajar,2015)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun katuk mempunyai sifat antikuman
dan antiprotozoa. Daunkatuk dan akar katuk sering digunakan sebagai obat luar
untuk mengobati borok, bisul, koreng, demam, darah kotor dan frambusia. Zat yang
berfungsi sebagai antikuman pada daun katuk didugaadalah tanin dan flavonoid.
Tanin bersifat toksis terhadap fungi berfilamen, bakteri maupun ragi. Mekanisme
kerjanya adalah sebagaiberikut, yaitu berdasarkan sifat astrigensinya dapat
menghambat enzim tertentu; berdasarkan aksi terhadap membran; dan berdasarkan
pembentukan kompleks tanin dengan ion logam. Selain itu, dalam daun katuk juga
terdapat senyawa alkaloid yang juga bersifat antiprotozoa dan antikuman. Ekstrak
metanol, ekstrak eter dan ekstrak n-butanol daun katuk mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureusdan
Salmonella typhosa (Santoso,2009)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini yaitu :
1) Apa definisi dari tanaman Daun Katuk?
2) Apakah manfaat dan kegunaan tanaman Daun Katuk ?
3) Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Daun Katuk?
4) Bagaimana cara pengolahan tanaman Daun Katuk?

1.3 Tujuan Pembelajaran


Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi dari tanaman Daun Katuk
2. Untuk mengetahui manfaat dan kegunaan tanaman Daun Katuk
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Daun Katuk
4. Untung mengetahui cara pengolahan tanaman Daun Katuk

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Daun Katuk


Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak
terdapat di Asia Tenggara. Ciri-ciri tanaman katuk adalah cabang-cabang agak
lunak, daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk lonjong sampai
bundar dengan panjang 2,5 cm, dan lebar 1,25 cm. Katuk (Sauropus androgynus)
merupakan tanaman obat-obatan tradisionil yang mempunyai zat gizi tinggi,
sebagai anti bakteri, dan mengandung beta karoten sebagai zat aktif warna karkas.
Senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya adalah : saponin, flavonoid, dan
tanin, isoflavonoid yang menyerupai estrogen ternyata mampu memperlambat
berkurangnya massa tulang (osteomalasia), sedangkan saponin terbukti berkhasiat
sebagai anti kanker, anti mikroba, dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh.
Tanaman katuk tumbuh menahun, berbentuk semak perdu. Tanaman katuk
terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Sistem perakarannya menyebar
ke segala arah dan dapat mencapai kedalaman antara 30-50 cm. Batang tanaman
tumbuh tegak dan berkayu. Tanaman katuk mempunyai daun majemuk genap,
berukuran kecil, berbentuk bulat seperti daun kelor. Permukaan atas daun berwarna
hijau gelap, sedangkan permukaan bawah daun berwarna hijau muda. Produk utama
tanaman katuk berupa daun yang masih muda. Daun katuk sangat potensial
sebagai sumber gizi karena memiliki kandungan gizi yang setara dengan daun
singkong, daun papaya, dan sayuran lainnya.
Daun katuk merupakan salah satu jenis sayuran yang mudah diperoleh di setiap
pasar, baik pasar tradisional maupun swalayan. Ditinjau dari kandungan gizinya,
daun katuk merupakan jenis sayuran hijau yang banyak manfaat bagi kesehatan dan
pertumbuhan badan. Di dalam daun katuk terdapat cukup banyak kandungan kalori,
protein, kalsium, zat besi, fosfor dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Daun katuk dapat memperlancar pengeluaran ASI, kemudian dalam perkembangan
selanjutnya, dibuat infus akar daun katuk digunakan sebagai diuretik dan sari daun
katuk digunakan sebagai pewarna makanan.

3
2.2 Pemanfaatan dan Kegunaan Daun Katuk
Daun katuk berkhasiat memperbanyak air susu, untuk demam, bisul, borok dan
darah kotor. Tiga peneliti menyatakan infus daun katuk dapat meningkatkan
produksi air susu pada mencit. Infus daun katuk dapat meningkatkan jumlah asi tiap
lobulus kelenjar susu mencit. Satu peneliti menyatakan isolat fase eter dan ekstrak
petroleum eter daun katuk tidak menyebabkan peningkatan sekresi air susu yang
bermakna. Satu peneliti menyatakan bahwa dekok akar katuk mempunyai efek
antipiretik terhadap burung merpati. Infus akar katuk mempunyai efek diuretik
dengandosis 72 mg/100 g bb. Konsumsi sayur katuk oleh ibu menyusui dapat
memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria
hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Proses perebusan daun katuk
dapat menghilangkan sifat anti protozoa. Pemberian infus daun katuk kadar 20 %,
40 %, dan 80 % pada mencit selama periode organogenesis tidak menyebabkan
cacat bawaan (teratogenik) dan tidak menyebabkan resorbsi. Jus daun katuk mentah
digunakan sebagai pelangsing tubuh alami di Taiwan.
Seperti yang telah dibahas bahwa daun katuk mengandung β-karotin, vitamin C,
tannin, flavonoid, saponin dll. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai khasiat
sebagai antioksidan. Antioksidan ini sangat efektif menghambat proses otooksidasi
lemak tidak jenuh, efektif menghambat polimerisasi dan beberapa diantaranya
dapat menghambat degradasi polimer oleh ozon. Senyawa penting lain yang ada
dalam daun katuk yang mempunyai sifat antioksidan adalah flavonoid. Flavonoid
mempunyai banyak fungsi. Sebagai pigmen bungaflavonoid berperan jelas dalam
menarik burung dan serangga penyerbuk bunga. Beberapa flavonoid tanwarna,
tetapi flavonoid yang menyerap sinar ultraviolet barangkali penting juga dalam
mengarahkan serangga. Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur tubuh, pengaturan
fotosintesis, kerja antimikrobia dan antivirus, dan kerja terhadap serangga.
Beberapa flavonoid, seperti jenis fitoaleksin lain, merupakan komponen abnormal
yang hanya dibentuk sebagai tanggapan terhadap infeksi atau luka dan kemudian
menghambat fungus menyerangnya. Beberapa flavonoid yang dihasilkan oleh
tumbuhan polong mengimbas gen pembintilan dalam bacteria bintil penambat
nitrogen, sementara flavonoid yang lainnya membalikkan pengaktifan tersebut.
Selain itu ia berfungsi sebagai inhibitor kuat pernapasan, menghambat

4
fosfodiesterase, DNA polymerase, dan lipooksigenase. Sebagai antioksidan,
flavonoid bertindak sebagai penampung yang baik radikal hidroksi dan superoksida
dan dengan demikian melindungi membrane lipid terhadap reaksi yang merusak.
Flavonoid tertentu dalam makanan tampaknya menurunkan agregasi platelet dan
dengan demikian mengurangi pembekuan darah, tetapi jika dipakai dikulit
flavonoid lainnya menghambat pendarahan. Flavonoid mempunyai peranan sebagai
astiskorbut dengan cara melindungi vitamin C dari oksidasi.
Penggunaan tanaman obat-obatan telah terbukti mampu meningkatkan
keuntungan peternak, menekan bau kandang terutama ammonia, serta dapat
menekan kontaminasi mikrobia pathogen dan meningkatkan kualitas daging broiler
yang berarti dapat memecahkan beberapa masalah peternakan sekaligus. Tanaman
katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat yang mempunyai zat gizi
tinggi, mengndung zat anti bakteri, mengandung β-karoten yang tinggi. Katuk telah
terbukti mampu meningkatkan efisiensi produksi sehingga meningkatkan
keuntungan yang diperoleh peternak, menurunkan bau kandang akibat gas ammonia
dan gas lainnya, menurunkan lemak daging, menurunkan Salmonella sp dan
Escherichia coli daging dan kotoran, meningkatkan warna kulit karkas,
menurunkan bau amis daging sertameningkatkan rasa. Dijelaskan lebih lanjut
bahwa pemberian ekstrak daun katuk lebih efektif daripada dalam bentuk tepung.

2.3 Cara Pengolahan Daun Katuk


2.3.1 Syarat Tumbuh
Daun katuk ditanam di berbagai tempat dari dataran rendah sampai dataran
tinggi dengan elevasi sampai 1200 m dari permukaan laut. Menghendaki
curah hujan yang cukup sepanjang pertumbuhannya. Pertumbuhan akan
menurun pada musim kemarau dan kembali tumbuh cepat dan membentuk
banyak anakan di musim hujan.
2.3.2 Penanaman
Budidaya daun katuk umumnya masih secara ekstensif, sebagai tanaman
sisipan di kebun maupun di pekarangan. Sebagai bahan tanam adalah akar
penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dan batang dipangkas
sebagian. Tidak terlalu sulit untuk menanam katuk. Saat ini katuk ditanam

5
sebagai tanaman pagar atau tanaman sela. Cara menanamnya pun mudah,
yaitu dengan hanya menanam setek maka katuk akan tumbuh dengan baik.
Katuk mampu beradaptasi dengan lingkungan tropis dari dataran rendah
sampai dataran tinggi. Katuk juga sangat toleran terhadap naungan, sehingga
dapat ditanam sebagai tanaman sela. Katuk juga sangat toleran terhadap
berbagai jenis tanah. Katuk sangat cocok dibudidayakan di daerah dengan
suhu udara lingkungan antara 21-32oC dengan kelembaban sekitar 50-80%.
Untuk menghasilkan produksi yang optimal, katuk sebaiknya ditanam pada
tanah yang gembur, subur. banyak mengandung humus, beraerasi dan
berdrainase baik dengan pH berkisar 5,5 – 6,5.
2.3.3 Pengendalian Hama dan Penyakit
Musnahkan segera bagian yang terserang hama atau penyakit. Hama yang
sering menyerang adalah ulat. Kiranadiocles dan Udaspes yang menyebabkan
daun menggulung dan daun layu.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penanaman
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilakukan pada Minggu, 23 Mei 2021, pukul
08.00-09.00 WITA di Taman FK UHO. Kami menanam tanaman Daun Katuk
(Sauropus androgynus) dengan memilih tanah yang subur dan digemburkan.
Tanaman yang kami tanam masih memiliki akar dan daun dengan tinggi tanaman
sekitar 20 cm. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang dengan kedalaman
sekitar 5 cm, kemudian tanaman Daun Katuk dimasukkan, lalu ditimbun kembali
dengan tanah yang gembur. Tanaman liar di sekitar tanaman Daun Katuk
disingkirkan agar tidak menghambat pertumbuhan.

3.2 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman Daun Katuk (Sauropus androgynus) harus
memperhatikan beberapa faktor, yaitu :
1. Air
Air berperan dalam fotosintesis, mengaktifkan reaksi-reaksi enzim, membantu
proses perkecambahan biji, menjaga kelembapan, proses transpirasi, dan
meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
2. Suhu/Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh
kembang, reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik
bagi tumbuhan adalah antara 22°C-37°C. Temperatur yang lebih atau kurang
dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau
berhenti.
3. Kelembapan
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun, karena
transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut.
Jika kondisi lembap dapat dipertahankan, akan banyak air yang diserap dan
lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel

7
sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuhan
membesar.
4. Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan
fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan
cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu
kekuning-kuningan (etiolasi).
3.3 Pertumbuhan

Hasil Pengamatan:
Minggu I
Terdapat penambahan tinggi tanaman

Minggu II Tidak dilakukan pengamatan

Hasil Pengamatan:
Minggu III Terdapat penambahan tinggi tanaman
dan penambahan jumlah daun

Hasil Pengamatan:
Terdapat pertambahan tinggi tanaman,
Minggu IV
penambahan jumlah daun, dan terdapat
sekitar 3-5 daun yang termakan hama.

3.4 Permasalahan
Permasalahan serta kendala kami saat melakukan penanaman tanaman Daun
Katuk yaitu pada minggu kedua tidak dilakukan pengamatan dan pemeliharaan
seperti penyiraman dan pembersihan tanaman liar di sekitar tanaman Daun Katuk
dikarenakan aktivitas kuliah dan juga kondisi cuaca yang tidak menentu.

3.5 Penanganan
Kondisi cuaca hujan membantu menjaga kelembapan tanah sehingga tanaman
Daun Katuk dapat tumbuh meskipun kami jarang untuk menyiram dan untuk
pembersihan tanaman liar akan kami lakukan menyesuaikan dengan jadwal kuliah
kami agar bisa datang ke kampus untuk melakukan pemeliharaan.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tanaman Daun Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat-obatan
tradisionil yang mempunyai zat gizi tinggi, sebagai anti bakteri, dan mengandung
beta karoten sebagai zat aktif warna karkas. Senyawa fitokimia yang terkandung di
dalamnya adalah : saponin, flavonoid, dan tanin, isoflavonoid yang menyerupai
estrogen ternyata mampu memperlambat berkurangnya massa tulang
(osteomalasia), sedangkan saponin terbukti berkhasiat sebagai anti kanker, anti
mikroba, dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh. Tidak terlalu sulit untuk
menanam katuk. Saat ini katuk ditanam sebagai tanaman pagar atau tanaman sela.
Cara menanamnya pun mudah, yaitu dengan hanya menanam setek maka katuk
akan tumbuh dengan baik. Katuk mampu beradaptasi dengan lingkungan tropis dari
dataran rendah sampai dataran tinggi. Katuk juga sangat toleran terhadap naungan,
sehingga dapat ditanam sebagai tanaman sela. Katuk juga sangat toleran terhadap
berbagai jenis tanah.
4.2 Saran
1. Tanaman TOGA seperti tanaman Daun Katuk yang memiliki banyak manfaat
dapat diedukasikan ke masyarakat karena sangat mudah didapat dan juga
penanaman dan pemeliharaannya yang mudah dilakukan

2. Kegiatan PKL penanaman TOGA ini dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar


tempat tinggal mengingat dari manfaat yang bisa didapatkan dari tanaman
TOGA ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fitri Yani, Rizki. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeristas

Juliastuti.2019.EFEKTIVITAS DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS)


TERHADAP KECUKUPAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS
KUTA BARO ACEH BESAR.Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3,
No.1, Maret 2019

Salsabila, T.2017.AKTIVITAS FARMAKOLOGI EKSTRAK DAUN KATUK


(Sauropus androgynus (L.). Bandung : Universitas Padjajaran

Santoso, U. 2014. KATUK, TUMBUHAN MULTI KHASIAT. Bengkulu : Universitas


Bengkulu

Sunar Prasetyono, Dwi. 2012. A-Z Daftar Tanaman Obat Ampuh di Sekitar
Kita.Yogyakarta : Flash Books

10
LAMPIRAN

Penanaman Tanaman Daun Katuk (PKL 1, Minggu, 23 Mei 2021)

Evaluasi Tanaman Daun Katuk (PKL 2, Sabtu, 26 Juni 2021)

11

Anda mungkin juga menyukai