Kelompok 5
Kelompok 5
Kelompok 5
Disusun Oleh
Kelompok 3 :
1. Dara Ayu Rahmadilla
2. Hema Marlini
3. Insani Mauriska
4. Lili Almaida
5. Maya Sari
KELAS XII MIPA 2
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran PAI (Pendidikan
Agama Islam). Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini. Dan kami
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Iman
Kepada Hari Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.7.5 As-Sirat....................................................................................................12
i
2.7.7 Balasan Perbuatan Baik dengan Surga...................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti
adanya. Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa?
Bukankah yang termulia di antara mereka adalah yang memiliki kehendak dan
kebebasan memilih? Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang
mampu melihat jauh ke depan, serta mempertimbangkan dampak kehendak dan
pilihan-pilihannya. Demikian logika kita berkata. Dari sini pula jiwa manusia
memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah manusia melihat dan merasakan
akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh kehendak dan pilihan
mereka itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah perbuatannya? Sudahkah
yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya? Jelas tidak, atau belum, bahkan
alangkah banyak manusia-manusia baik yang teraniaya, dan sementara banyak
pula orang-orang jahat yang menikmati gemerlap dunia.
Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru ketika
semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan
yang didasarkan atas pilihan masing-masing. Itu sebabnya al-Qur’an menamai
hidup di akhirat sebagai al-hayat yang berarti “hidup yang sempurna” dan
kematian dinamainya wafat yang arti harfiahnya adalah “kesempurnaan.” Banyak
ayat al-Qur’an yang menjelaskan hakikat di atas, antara lain surat Taha ayat 15
“Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku dengan sengaja merahasiakan
(waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan ganjaran) sesuai hasil
usahanya”.
Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk yang
mengetahui waktu kedatangannya dengan pasti.
1
Adanya hari akhir atau hari kiamat telah dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an
dan ia termasuk bagian rukun iman. Sebagai umat Islam kita harus beriman
kepada hari akhir atau hari kiamat.
Keimanan kepada hari akhir akan tercermin dalam tingkah laku dan perbuatan
seseorang. Jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada hari
akhir dan menerapkan keimanan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini
adalah sebagai berikut:
2
2. Untuk mengetahui hari akhir menurut ilmu pengetahuan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari
pembalasan. Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya
alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah
Swt. Hari akhir juga disebut hari kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt.
yang seadil-adilnya. Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh
hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta
manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan
tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir
merupakan salah satu rukun iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk
sendi-sendi keimanan yang sangat mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang
tidak mempercayai hari akhir tidak termasuk orang yang beriman. Oleh karena itu,
jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada Allah, malaikat
Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa
waktu yang lalu kita bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi
suatu saat pasti akan berpisah. Saat ini kita selalu bersama ibu atau bapak dan
suatu saat, cepat atau lambat akan berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan
di dunia ini, ada awal dan ada akhir. Kita tidak akan selamanya hidup di dunia.
Suatu saat kita akan meninggalkan dunia dan seluruh isinya. Hidup di dunia hanya
sementara bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang yang naik
kendaraan.
4
Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam perjalanan, kita harus
mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia
dalam menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang ada dalam Al-Qur’an
harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat.
صح
ف ﴾٨١﴿ ى² وَلI˚ا آْل َهَذا ل ﴾٧١﴿ ى² آبَق ى ﴿ ِخ آي² َآبق وا آْل ِخ َرة˚ آي
صحف ِفي ال ِإن وَأ ˚ ﴾ وَأ َرة˚ وا٧١ ˚ر
آْل ر خ
خ
5
penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya.
5
Waktu pasti kedatangan hari akhir yang masih menjadi rahasia Allah Swt.
hendaknya dapat mengantarkan manusia agar senantiasa menjalankan perintah-
Nya. Selain menjalankan perintah Allah Swt., larangan-Nya juga harus
dijauhi.²آب َرا ِهي َم و ى
س ˚م
و
Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan
peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini:
Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus
diyakini oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap
manusia, baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh
sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama
untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran Allah Swt.
6
Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari
Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt.:
ي˚ و
ن ِزل آي ك َما˜ من آب و ِبٱ آلI˚وٱل ِذي ي˚ آؤ أ
قِ ن˚ون آم
ِلك َءا ِخ َر ِة ن ِزلI˚َما˜ ل أ ِمن˚ون
و ن
Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan
salah satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas,
Rasulullah saw. menyebut Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib
diyakini, yang kemudian disebut rukun iman. Iman kepada Hari Akhir berarti
percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di
akhirat.
Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil
dan tanda-tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa
kiamat sudah dekat. Tanda-tanda kecil kiamat antara lain sebagai berikut.
2. Tersebarnya perzinaan.
7
Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah sangat
dekat. Adapun tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.
1. Rusaknya Kakbah.
Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain
hari akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan
keadaan hari kiamat hingga saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat
balasan dari Allah Swt. Nama-nama hari akhir sebagai berikut.
8
10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang
diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
9
2.6 Peristiwa setelah Hari Kiamat
Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat.
Kehidupan akhirat dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat
seluruh makhluk ciptaan Allah Swt. mati. Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap
abadi selama-lamanya meskipun seluruh makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat
Israfil meniup nafiri atas perintah Allah Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh
manusia yang telah terkubur bermiliar tahun yang lalu.
Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan. Catatan
yang sangat terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat.
1
Catatan tersebut dibuat oleh Malaikat Rakib dan Malaikat Atid yang
mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu mulut dikunci dan yang berbicara
adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang menjadi saksi pada hari itu.
Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat adil. Semua manusia
akan merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang untuk
mengetahui amal yang lebih berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik
yang lebih berat, surga-Nya telah menunggu. Sebaliknya, jika amal buruk yang
lebih berat, neraka dan siksa-Nya telah menanti.
Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah
berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses
menuju alam baqa’. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari
kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk
dari alam kubur. Firman Allah Swt.: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah
kerjakan, dan Allah mengumpulkan semua amal perbuatan mereka padahal
mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas segala sesuatu.” (Q.S.
al-Mujadalah: 6).
1
Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang Mahsyar
(tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika
itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu
datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang
pun dari mereka.” (Q.S. al-Kahfi: 47).
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan
di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan
teliti. Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi.
Firman Allah Swt.: “Pada hari itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi
saksi atas perbuatan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan
selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang adil berisi kebajikan dan
kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya
dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang
tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan
jika amalan itu hanya seberat zarah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah
kami saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’: 47).
2.7.5 As-Sirat
1
As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga.
Mudah atau sulitnya melewati as-sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia.
Rasulullah saw. bersabda: “Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi
Neraka Jahanam.” (H.R. Muslim).
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan
Allah Swt. (Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya
selama ia hidup di dunia. Firman Allah: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan
dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari
tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S al-Mukmin:
17).
1
2.8 Hikmah Beriman kepada Hari Akhir
Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama
hidup di dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang
sesuai. Amal baik akan mendapat balasan yang baik dan amal buruk akan
mendapat balasan yang buruk. Pada hari kiamat kelak manusia akan dibangkitkan
dari kubur. Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil atas perintah Allah Swt. menandai
kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari kubur dan
berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar manusia
menunggu panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu
pun manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban. Peristiwa yang akan terjadi
ini hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati dalam berbuat.
Berpikir beribu kali ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan
maksiat terlalu banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit
untuk dilaksanakan dan dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya.
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena
Allah Swt. tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di
dalamnya. Di bawah ini beberapa hikmah iman kepada hari akhir:
Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral
yang mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
1
Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di dunia ini
dengan apa yang ada di akhirat.
Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian.
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari.
Di antara perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik
dari hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan,
hari ini akan berusaha untuk melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang
beriman kepada hari akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini
berarti seseorang termasuk golongan orang yang merugi.
1
Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat
berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat tersebut
beralih kepadanya.
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku
terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati
menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan
yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang
rendah hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia
merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman
kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap
seseorang yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan
diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang
beriman dan dikaruniai harta berlebihan mempergunakan hartanya tersebut di
jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah.
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam
menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan
bersikap lapang dada dalam menghadapi segala musibah yang menimpa.
Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di
akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh
orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia
dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan
akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan
mendapat balasan yang sesuai.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam semesta.
Semua manusia, sejak jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari akhir
akan dibangkitkan untuk mendapatkan balasan semua amal perbuatan mereka.
Iman kepada Hari Akhir adalah percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup
yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta hancur secara total dan
kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia menjalankan
tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Iman kepada hari akhir
berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya
akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju
akhirat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku.
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-
tanda besar. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats,
Yaumul Hasyr, Buku Catatan, Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’,
balasan amal baik surga dan balasan amal buruk neraka. Beriman kepada hari
akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa hidup di dunia
ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti akan
kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama hidup di dunia
akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang
dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang
sesuai dengan tuntunan agama. Mengimani hari akhir membuat manusia sadar
bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah Swt. Kesadaran ini
diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois, dengki, dan
penyakit hati lainnya.
1
3.2 Saran
Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman kepada hari akhir, mari
kita biasakan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.
Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal kehidupan akhirat.
1
DAFTAR PUSTAKA
Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Erlangga.
Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN
Jakarta.
Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve.
Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam
SMA/SMK Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.