Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Batuan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika kita membicarakan tentang batuan kita akan menemukan banyak fakta tentang hal
tersebut. Tidak hanya itu, contoh batuan yang beragam juga memiliki karakteristik yang berbeda
satu sama lain. Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat (kumpulan) mineral yang telah menghablur. Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung
pada kekhususannya. Tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di
dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan
hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan
mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari batuan ?
2. Apa sajakah jenis batuan yang terdapat di bumi?
3. Bagaimana kah daur dari batuan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui siklus batuan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenisbatuan yang terdapat di bumi.
3. Untuk mengetahuikarakteristikyang dimiliki oleh mineral.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis mineral yang terdapat di bumi.

1
BAB II
ISI

A. Batuan
Menurut Hartono (2009:57) Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun
utama di muka bumi. Pada umumnya batuan merupakan campuran mineral yang bergabung
secara fisik antara satu mineral dengan mineral lainnya. Beberapa batuan hanya tersusun atas
beberapa mineral saja dan mineral lainnya dibentuk oleh gabungan mineral yang berasal dari
bahan organik dan bahan-bahan vulkanik. Secara umum, komposisi batuan di permukaan bumi
yang didasarkan atas jenis batuannya didominasi oleh jenis batuan sedimen yang menutupi
hampir 66% permukaan bumi, sedangkan 34% berupa batuan ekstrusi 8%, batuan intrusi 9%,
dan batuan metamorf 17%.

B. Jenis Batuan Berdasarkan Proses Terjadinya


1. Batuan Beku (Igneous Rock)
Konsep Batuan Beku yaitu :

Gambar Dari unsur kimia yang terkandung dalam magma saling mengikat membentuk
kristal sehingga terbentuk mineral, kumpulan mineral tertentu membentuk batuan beku tertentu.
Igneous berasal dari kata ignis yang berarti api atau pijar,karena magma merupakan
material silikat yang panas dan pijar yang terdapat di dalam bumi. Magma merupakan material
silikat yang sangat panas yang terdapat di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 600˚C
sampai 1500˚C. Magma disusun oleh bahan yang berupa gas (volatil) seperti H2O dan CO2, dan
bukan gas yang umumnya terdiri dari Si, O , Fe , Al , Ca , K , Mg, Na , dan minor element
seperti V, Sr, Rb, dll.
Secara singkat Batuan Beku : batuan yang terbentuk karena pembentukan magma dan
lava yang membeku.pengertian magma adalah batuan cair dan sangat panas yang berada di
dalam kerak bumi/perut bumi. Pengertian lava adalah magma yang mencapai permukaan bumi.
Beberapa jenis batuan beku yang banyak terdapat di alam adalah batu apung, batu kaca
(obsidian), granit, basalt, diolit, andesit, gabro, dasit
1) Batu apung

2
Gambar Batu Apung
 Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air
 Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung
 Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang industri digunakan sebagai
bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi dan lain-lain.

2)  Obsidian (batu kaca)

 Ciri : Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak
hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu
obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu
obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral
tertentu warnanya akan berubah.
 Cara terbentuk : Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung
api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk
gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian merupakan batuan yang disusun secara
keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
 Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa purbakala) dan bisa dijadikan
kerajinan. Di Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh jahat
yang harus dimiliki di tiap rumah.

3)  Granit

Gambar batu Granit


 Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga,
Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun
di dasar sungai.
 Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi
 Kegunaan : sebagai bahan bangunan

3
4)  Basalt

Gambar batu Basalt


 Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan berlubang-
lubang
 Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah menguap.
Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas
vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini
hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan
basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat
dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali
memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
 Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan
(gedung, jalan, jembatan, dll)

5)  Diorit

Gambar batu Diorit


 Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
 Cara terbentuk : dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction
zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung
didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan).
Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan
mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan
dengan lahar andesiteKegunaan : sbg batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung
dan sbg bahan bangunan (hiasan)

6)  Andesit

Gambar batu Andesit


 Ciri : batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau jingga
 Cara terbentuk : berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk (membeku)
ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius.
 Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi. Pusat kerajinan dan
pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena
di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk

4
batu Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama:
Andesit Bintik dan Andesit Polos.

7)  Gabro 

Gambar batu Gabro


 Ciri : Berwarna hitam, kehijauan gelap, dan abu-abu gelap. menunjukkan kandungan silika
rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat
rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena
mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar
menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat
sehingga bentuk mineralnya besar-besar. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya
endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan. Derajat kristalisasi sempurna, bahwa
batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur
seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat.
 Cara terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung
 Kegunaan : untuk penghasil pelapis dinding ( sebagai marmer dinding )

8).Dasit

Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral
plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa,
kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah
sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak,
disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat
juga secara gradual menjadi glass.
Berdasarkan tempat pendinginannya ada tiga macam batuan beku.
1) Batuan Tubir/Batu Beku Dalam
Batuan tubir terbentuk jauh di dalam kulit bumi dan hanya terdiri atas kristal saja. Karena
pendinginannya lambat sekali maka kristalnya besar-besar, misalnya granit.
2) Batuan Leleran/Batu Beku Luar
Batuan ini membeku di luar kulit bumi sehingga temperatur turun cepat sekali. Zat-zat
dari magma hanya dapat membentuk kristal-kristal kecil, dan sebagian ada yang sama sekali
tidak dapat menjadi kristal. Itu sebabnya batuan leleran ada yang terdiri atas kristal-kristal besar,
kristal-kristal kecil dan bahan amorf, misalnya liparit. Ada yang hanya terdiri atas bahan amorf,
misalnya batu apung.
3) Batuan Korok/Batu Beku Gang
Batuan ini terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang. Karena tempatnya dekat
permukaan, pendinginannya lebih cepat. Itu sebabnya batuan ini terdiri atas kristal besar, kristal
kecil, dan bahkan ada yang tidak mengkristal. Misalnya bahan amorf dan granit fosfir.
5
2. Batuan Sedimen (endapan)
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan
ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan (transportasi) dari satu tempat
(kawasan) ke tempat lainnya. Sedimen ini apabila mengeras (membatu) akan menjadi batuan
sedimen. Ilmu yang mempelajari batuan sedimen disebut dengan sedimentologi. Faktorfaktor
yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunanyang
ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan
juga gaya gravitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju/gletser.
Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat
jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang
ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimenyang mampu terangkut oleh angin
umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang
terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di
daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer. Sedimen-sedimen yang ada terangkut
sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar
kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan
karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka susah
sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan ersebut. Dengan semakin banyaknya
sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami Penurunan dan membuat cekungan
tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan
cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang
dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan.

a) Klasifikasi batuan sedimen


1. Komposisi
Pada dasarnya, komposisi sedimen dapat diketahui dari litologi batuan asalnya, komposisi
mineral dan susunan kimiawinya. Kondisi ini menjadikan lempung dapat bermakna dua, yaitu
disatu sisi lempung dipakai sebagai ukuran besar butir dan disisi lain digunakan sebagai
komposisi mineral penyusun batuan.
a. Pembentukan perlapisan sungai (Fluvial bedforms).
Pergerakan sedimen dapat membentuk struktur yang teratur dengan sendirinya seperti
struktur-struktur riak (ripple), gumuk (dunes), antidunes pada sungai atau perlapisan sungai.
Bentukperlapisan seringkali terawetkan dalam batuan sedimen dan dapat dipakai untuk
memperkirakan arah dan besarnya aliran saat sedimen diendapkan. Bentuk lapisan (bedform)
adalah kenampakan suatu endapan diatas lapisan suatu sungai (proses fluviatil) atau masa aliran
air yang terbentuk oleh terhadap kedalaman aliran dan kecepatan, yang dinyatakan sebaga
bilangan Froude.
b. Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk ketika sedimen diendapkan melalui air, angin, gayaberat, atau
es/glasial yang mengalir membawa partikel-partikel dalam bentuk suspensi. Sedimen sedimen ini
seringkali berasal dari proses pelapukan dan erosi hasil penghancuran batuan menjadi partikel-
partikel lepas. Partikel-partikel ini kemudian diangkut dari sumbernya ketempat
tempatpengendapannya. Jenis sedimen yang terangkut kesuatu tempat tergantung pada kondisi
geologi yang ada di daerah sumber sedimennya. Beberapa batuan sedimen, seperti batuan
evaporit, tersusun dari material yang berasal dimana sedimen diendapkan. Batuan sedimen
secara alami tidak hanya tergantung pada pasokan sedimen, tetapi juga pada lingkungan sedimen
dimana sedimen terbentuk. Faktor faktor pembentuk batuan sedimen yaitu sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendapan/Sedimentasi
Batuan yang diendapkan di dalam laut dikenal sebagai lingkungan pengendapan laut.
Seringkali lingkungan laut dibedakan antara lingkungan pengendapan laut dangkal dan
lingkungan pengendapan laut dalam. Biasanya lingkungan pengendapan laut dalam berada pada
6
kedalaman diatas 200 meter dibawah muka air laut, sedanghkan lingkungan pengendapan laut
dangkal berada pada garis pantai dan berlanjut hingga ke batas tepi benua.
Batuan sedimen yang terbentuk di daratan dikenal dengan lingkungan pengendapan
daratan (benua). Contoh dari lingkungan pengendapan benua adalah laguna, danau, dataran
banjir, dan kipas aluvial sungai. Pada air yang tenang didaerah rawa, danau, dan laguna endapan
sedimen umumnya berbutir halus biasanya bercampur dengan material organik yang berasal dari
tanaman atau binatang yang telah mati. Disamping pengangkutan oleh air, sedimen di daratan
dapat diangkut oleh angin atau glasial. Sedimen yang diangkut oleh angin
umumnyapemilahannya baik sedangkan yang diangkut oleh es dicirikan oleh pemilahan yang
buruk.
2. Cekungan Sedimentasi
Cekungan sedimentasi adalah suatu tempat yang sangat luas dimana sedimen
terakumulasi. Jumlah sedimen yang dapat diendapkan dalam suatu cekungan sangat tergantung
pada kedalaman cekungan tersebut, dan tempat ini disebut juga sebagai ruang akomodasi
sedimen. Kedalaman, bentuk dan ukuran suatu cekungan ditentukan oleh posisi tektoniknya.
Apabila litosfir bergerak kearah atas (tectonic uplift) maka daratan akan naik melewati
ketinggian muka air laut, maka erosi akan mulai bekerja dan daerah tersebut akan menjadi
sumber material dari sedimen yang baru. Tempat tempat dimana litosfir bergerak turun, maka
akan terbentuk suatu cekungan dimana sedimentasi akan terjadi ditempat ini dan ketika litosfir
tetap mengalami penurunan, maka ruang akomodasi yang baru akan terus terbentuk.
3. Pengaruh Siklus Astronomi
Dalam banyak kasus perubahan facies dan kenampakan sekuen batuan dari suatu siklus
batuan sedimen akan terlihat secara alami. Siklus ini disebabkan oleh perubahan dalam pasokan
sedimen dan lingkungan pengendapannya. Kebanyakan dari perubahan siklus disebabkan oleh
siklus astronomi. Siklus astronomi yang pendek dapat terjadi antara pasangsurut atau pasang
setiap 2 minggu. Dalam skala yang lebih besar, perubahan pada iklim dan muka air laut yang
disebabkan oleh berubahnya orientasi dan atau posisi rotasi bumi dan orbit bumi mengelilingi
matahari. Terdapat sejumlah siklus dari rotasi bumi yang diketahui terakhir antara 10000 dan
200000 tahun.
4. Kecepatan
Suatu saluran yang berada pada dataran pasangsurut akan megendapkan sedimen dengan
ketebalan hingga beberapa meter dalam satu hari, sedangkan di dasar lautan yang sangat dalam
setiap tahunnya hanya beberapa milimeter saja sedimen yang terakumulasi. Suatu perbedaan
yang sangat jelas antara pengendapanyang normal dengan pengendapan yang disebabkan oleh
proses katatrofisme. Proses pengendapan katatrofis dapat terjadi karena proses yang bersifat tiba-
tiba seperti gerakan tanah (longsoran tanah), luncuran batuan atau banjir bandang. Pada proses
katatrofis dapat disaksikan pengendapan dari sejumlah besar sedimen dan terjadi secara tiba-tiba
dalam satu satuan waktu yang cepat. Pada beberapa lingkungan pengendapan, kebanyakan dari
total kolom batuan sedimen yang terbentuk oleh proses katatrofis, meskipun lingkungannya
seringkali merupakan lingkungan yang tenang. Lingkungan pengendapan yang lainnya adalah
lingkungan pengendapan yang didominasi oleh lingkungan yang normal serta pengendapan yang
sedang berlangsung hingga saat ini.
5. Diagenesa
Diagenesa adalah proses perubahan yang terjadi setelah sedimen diendapkan. Proses ini
melibatkan semua perubahan selama dan setelah pembentukan menjadi suatu batuan dan proses
pembentukan batuan dari sedimen dikenal sebagai litifikasi. Diagenesa terjadi melalui proses
kompaksi, sementasi, rekristalisasi dan perubahan kimiawi dari sedimen. Kompaksi terjadi
sebagai akibat berat sedimen yang terakumulasi dan butiran-butiran mineral secara bersamaan.
Kompaksi akan mengurangi ruang pori dan menghilangkan kandungan air yang terdapat
didalamnya.
Istilah diagenesa dipakai untuk menjelaskan semua perubahan kimia, fisika dan biologi
termasuk sementasi yang terjadi pada sedimen setelah sedimen diendapkan. Beberapa proses
7
yang menyebabkan sedimen terkonsolidasi yaitu menjadi kompak dan berbentuk padat. Batuan
sedimen muda, terutama yang berumur Kuarter seringkali dijumpai dalam kondisi tidak
terkonsolidasi. Sebagai endapan sedimen terbentuk karena tekanan litostatik meningkat dan
terjadi proses pembatuan / litifikasi.

b) Sifat Sifat Batuan Sedimen


1. Perlapisan
Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan dengan adanya
perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen klastik disebabkan oleh (1) perbedaan besar butir,
seperti misalnya antara batupasir dan batu lempung; (2) Perbedaan warna batuan, antara
batupasir yang berwarna abu-abu terang dengan batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman.
2. Tekstur
Pada hakekatnya tekstur adalah hubungan antar butir / mineral yang terdapat di dalam batuan.
Tekstur yang terdapat dalam batuan sedimen terdiri dari fragmen batuan / mineral dan matrik
(masa dasar). Adapun yang termasuk dalam tekstur pada batuan sedimen klastik terdiri dari:
Besar butir (grain size), Bentuk butir (grain shape), kemas (fabric), pemilahan (sorting),
sementasi, kesarangan (porosity), dan kelulusan (permeability).
a. Besar Butir (Grain Size) adalah ukuran butir dari material penyusun batuan sedimen diukur
berdasarkan klasifikasi Wenworth.
b. Bentuk butir (Grain shape) pada sedimen klastik dibagi menjadi: Rounded (Membundar), Sub-
rounded (Membundar-tanggung), Sub-angular (Menyudut-tanggung), dan Angular (Menyudut).
Kebundaran (Sphericity): Selama proses pengangkutan (transportasi), memungkinan butiran
butiran partikel yang diangkut menjadi berkurang ukurannya oleh akibat abrasi.
c. Kemas (Fabric)
Adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan / mineralnya. Kemas pada batuan
sedimen ada 2, yaitu : Kemas Terbuka, yaitu hubungan antara masa dasar dan fragmen butiran
yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran mengambang diatas masa dasar batuan. Kemas
tertutup, yaitu hubungan antar fragmen butiran yang relatif seragam, sehingga menyebabkan
masa dasar tidak terlihat).
d. Pemilahan (sorting)
Pemilahan adalah tingkat keseragaman ukuran butir. Partikel partikel menjadi terpilah atas
dasar densitasnya (beratjenisnya), karena energi dari media pengangkutan. Arus energi yang
tinggi dapat mengangkut fragment fragmen yang besar. Ketika energi berkurang, partikel
partikel yang lebih berat diendapkan dan fragmen fragmen yang lebih ringan masih terangkut
oleh media pengangkutnya. Hasil pemilahan ini berhubungan dengan densitas. Apabila partikel
partikel mempunyai densitas yang sama, kemudian partikel-partikel yang lebih besar juga akan
menjadi besar, sehingga pemilahan akan terjadi berdasarkan ukuran butirnya. Klasifikasi
pemilahan ukuran butir didasarkan secara relatif, yaitu pemilahan baik hingga pemilahan buruk.
Pemilahan memberi kunci terhadap kondisi energi media pengangkut dimana sedimen
diendapkan.
e. Sementasi
Adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun batuan. Macam dari bahan
semen pada batuan sedimen klastik adalah : karbonat, silika, dan oksida besi.
f. Kesarangan (Porocity)
Adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang ada pada batuan. Jenis porositas
pada batuan sedimen adalah Porositas Baik, Porositas Sedang, Porositas Buruk.
g.Kelulusan (Permeability)
adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat meloloskan air. Jenis permeabilitas
pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas sedang, permeabilitas buruk.

c) Mineral dalam batuan sedimen

8
Berbeda dengan batuan beku dan batuan metamorf, batuan sedimen umumnya berisi
beberapa mineral-mineral utama yang berbeda. Meskipun demikian, asal dari mineral-mineral
yang terdapat dalam batuan sedimen seringkali lebih komplek dibandingkan dengan mineral-
mineral yang ada didalam batuan beku. Mineral-mineral didalam batuan sedimen dapat berasal
dari pengendapan selama sedimentasi atau diagenesa.
Batuan karbonat umumnya didominasi dari mineral-mineral karbonat seperti
kalsit,aragonite atau dolomit. Semen dan fragmen klastik termasuk fosil pada batuan karbonat
dapat tersusun dari mineral karbonat. Mineralogi dari batuan klastik ditentukan oleh pasokan
material dari sumbernya, pengangkutan ke tempat dimana material itu diendapkan serta
kestabilan dari mineral-mineralnya. Kestabilan dari mineral-mineral pembentuk batuan dapat
dilihat pada seri reaksi Bowen. Pada seri reaksi Bowen, mineral Kuarsa merupakan mineral yang
paling stabil terhadap pelapukan sedangkan kearah mineral Olivine atau Ca-plagioklas
merupakan mineral-mineral yang paling tidak stabil terhadap pelapukan. Banyaknya pelapukan
tergantung terutama pada jarak dari batuan sumbernya, ilklim dan waktu yang diperlukan dalam
pengangkutan sedimen.

d) Jenis Batuan Sedimen berdasarkan proses pengendapannya.


1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis batuan atas dasar
ukuran butirnya. Batulempung adalah batuan sedimen klastik yang ukuran butirnya ukuran
lempung; batulanau adalah batuan sedimen klastik yang berukuran lanau; batupasir adalah
batuan sedimen klastik yang ukuran butirnya pasir, sedangkan konglomerat dan breksi adalah
batuan sedimen klastik yang ukuran butirnya mulai dari lempung hingga bongkah. Konglomerat
dan breksi dibedakan berdasarkan perbedaan bentuk butirnya, dimana bentuk butir konglomerat
membundar sedangkan breksi memiliki bentuk butir yang menyudut. Klasifikasi ukuran butir
yang dipakai dalam pengelompokkan batuan sedimen klastik menggunakan klasifikasi dari
Wentworth.

2. Batuan Sedimen Non Klastik (kimiawi)


Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi,
seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses kimiawi.
Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti
batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang berasal
dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material
kimiawi yang larut dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses
kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan proses biologi
(seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam
air).

3. Batuan Sedimen Silika


Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses
kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika
seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan
bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium karbonat.
Kelompok batuan silika adalah:
1. Diatomite
terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari organisme
planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
2. Rijang (Chert)
merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan, masif atau
berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap. Rijang

9
dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika, atau dapat juga
dari proses diagenesis batuan karbonat.

4. Batuan Sedimen Organik


Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya mengeras menjadi
batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal
dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila mengalami
tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon
batubara.

C. Batuan Metamorf (malihan)


Metamorfisme berasal dari kalimat Yunani , Meta = perubahan dan Morpha = bentuk.
Metamorph berarti perubahan bentuk. William, Turner, dan Gilbert (1954) menjelaskan bahwa
semua batuan sedimen dan vulkanik (dan beberapa pluton batuan beku) yang terletak pada
kedalaman 3 km – 20 km akan berada dibawah kondisi fisik yang benar benar berbeda yaitu
Temperatur (T) antara 100º C - 600º C dan Tekanan (P) beberapa ribu atmosfir. Batuan pada
kondisi ini berada pada kedudukan yang tidak setimbang karena batuan pada kondisi ini akan
mengatur Mineralogi dan struktur nya sesuai dengan Temperatur dan Tekanan pada kondisi
tersebut. Semua perubahan mineral dan struktur yang menyusun batuan metamorf tetap pada
kondisi batuan padat yang asli tanpa mengalami fase cair. (Akiho Miyoshiro, 1972)
Dalam beberapa kasus, panas yang berasal dari dalam bumi bisa sedikit melelehkan
batuan dalam sebuah proses yang disebut "metamorfosis kontak". Ada dua jenis batuan
metamorf apabila ditinjau dari teksturnya, yaitu:

1. Batuan Metamorf Foliated (Foliasi)


Batuan metamorf foliasi pada umumnya menunjukan kesan perlapisan (banded) maupun
penjajaran mineral. Bentuk banded ataupun penjajaran mineral ini terbentuk akibat
paparan panas dan tekanan terarah (directed pressure). Contoh batuan metamorf jenis
foliasi adalah genes (gneiss), filit, sekis, batu sabak (slate), dan lain-lain.
2. Sedangkan batuan metamorf non-foliasi tidak menunjukan kesan penjajaran mineral
maupun banded. Contoh batuan metamorf jenis non-foliasi adalah hornfels, kuarsit,
novaculite, amfibolit, serta masih banyak lagi lainnya.
Batuan metamorf/malihan merupakan batuan yang telah mengalami perubahan bentuk
fisik maupun kimia akibat pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Batuan metamorf ini
dapat berasal dari batuan beku maupun batuan sedimen. Proses pembentukkan batuan ini
memerlukan waktu yang sangat lama. Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
metamorf kontak (metamorf termal), metamorf dinamo (metamorf kinetik), dan metamorf
pnumatolistis kontak.
a. Metamorf Kontak (Metamorf Termal)
Batuan metamorf kontak adalah batuan yang berubah bentuk karena pengaruh suhu yang
sangat tinggi. Suhu yang sangat tinggi karena letaknya dekat dengan magma, antara lain di
sekitar batuan intrusi. Contohnya, batalit, stock, lakolit, sill, dan dike. Luas zona metamorfosis di
sekitar batolit dapat mencapai puluhan kilometer persegi, di sekitar stock sampai ribuan meter
persegi, namun di sekitar sill dan dike zona metamorfosis tersebut tidak begitu luas.

b. Metamorf Dinamo (Kinetik)


Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang berubah bentuk karena pengaruh tekanan
yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan dihasilkan dari proses pembentukkan
kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah yang berlawanan menyebabkan
butiran-butiran mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali, contohnya, batu
lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate).

10
c. Metamorf Pneumatolistis Kontak
Batuan metamorf pneomatolistis kontak adalah batuan yang berubah karena pengaruh
gas-gas dari magma. Contohnya, kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin (sejenis
permata) dan kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas (permata berwarna kuning).

D. Siklus Batuan

Siklus batuan adalah siklus pembentukan dan perubahan dari magma menjadi batuan,
suatu jenis batuan menjadi jenis batuan lainnya, serta batuan menjadi magma kembali. Siklus
batuan merupakan bagian dari siklus geologi dimana akibat terjadinya proses pergesekan antara
lempeng tektonis bumi, lempeng memanas dan mencair menjadi magma, magma kemudian naik
keatas permukaan bumi dalam dalam wujud lava lalu membeku membentuk batuan beku. Batuan
beku juga terbentuk dari proses pemekaran dasar samudra (sea floor spreading, misal di sirkum
pasifik, dan selat makassar) dimana dalam kurun waktu tertentu lempeng yang terbentuk tersebut
akan bergerak ke zona subdaksi dan pergerakan tersebut membentuk gunungapi-gunungapi yang
menjulang dari dasar laut hingga permukaan laut
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Siklus batuan adalah suatu proses pembentukan batuan yang menggambarkan perubahan
dari magma yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu sedimen,
batuan sadimen dan batuan metamorphic dan akhirnya berubah menjadi magma kembali.
Di bumi terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf.

B. Saran
Adapun saran yang dapat di sampaikan oleh penulis yaitu
1. Kepada tenaga pendidik, yaitu agar lebih menambah wawasan tentang batuan sehingga
dapat mempermudah transfer informasi tentang batuan.
2. Kepada pembaca, yaitu agar dapat lebih mengaitkan antara teori yang ada dengan fenomena-
fenomena yang terjadi sehingga dapat memperdalam pengetahuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37948205/MAKALAH_BATUAN_DAN_MINERAL_docx

12

Anda mungkin juga menyukai