Laporan PKL
Laporan PKL
Laporan PKL
Disusun Oleh :
1. Azam Mushfi Ahdika
2. Muhammad Alfredo
3. Fikri Tri Jaesalail
KOMPOTENSI
KEAHLIAN TEKNIK BISNIS SEPEDA MOTOR
SMK BINA NUSA SLAWI
KABUPATEN TEGAL
Jl Ir. Juanda Pekembaran Slawi (70 Utara Bundaran Patung Obor)
Kode Pos 52415 Telp. 6198454 Web. www.smkbinanusa.sch.id
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI BENGKEL AHASS KARTONO MOTOR
MENGETAHUI
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran di SMK dirancang demgan pendekatan berbasis pada
kompetensi, pendekatan bebasis pada produksi dan pendekatan berbasis di dunia
kerja. Pembelajaran berbasis pada kompetensi secara tuntas kepada peserta didik
yang mencakup aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan
(skill). Pembelajaran berbasis produksi adalah pembelajaran yang ditekankan pada
pemerolehan hasil belajar berupa barang jadi atau jasa sesuai dengan standar
dunia industri atau dunia usaha. Sedangkan pembelajaran berbasis didunia kerja
mengarahkan peserta didik dapat meningkatkan kompetensinya melalui dunia
kerja. Pembelajaran di dunia kerja, peserta didik harus melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan persyaratan komperensi yang dibutuhkan oleh dunia
kerja.
Pada dasarnya Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu model
penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi
kegiatan pembelajaran siswa di sekolah dengan penguasaan keahliaan kejuruan
melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Metode tersebut dilaksanakan dalam
rangka peningkatan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mencapai
relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
Harapan utama dan kegiatan prakerin ini di samping meningkatkan keahlian
profesional siswa dengan tuntunan kebutuhan tenaga kerja agar siswa memiliki
etos kerja yang meliputi kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif,
hasil pekerjaan yang berkualitasn, disiplin waktu, dan kerajinan dalam bekerja.
B. Batasan Masalah
Dalam penulisan laporan Pratik Kerja Industri ini penulis membahas tentang
cara kerja CVT serta komponen yang diberikan oleh pembimbing prakerin di
bengkel AHASS KARTONO MOTOR.
1. Bagaimana cara kerja CVT?
2. Apa saja komponen yang ada di CVT?
3. Apa fungsi dari komponen CVT?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari tulisnya laporan ini adalah sebagai berikut :
1.Tujuan Pelaksanaan Prakerin
1
Melalui pendekatan pembelajaran ini peserta prakerin diharapkan:
a. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja dan industri yang
sesungguhnya
b. Memiliki tingkat kompetensi standart sesuai yang dipersyaratkan oleh dunia
kerja dan industri
c. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan
dan produktif
d. Dapat menyerap perkembangan teknologi dan budaya kerja untuk kepentingan
pengembangan diri
2
c. Manfaat Bagi Peserta Didik
Hasil belajar peserta praktik industri akan lebih bermakna, karena setelah
tamat akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk
meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan dirinya
secara berkelanjutan. Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat
harga diri dan rasa percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong
mereka untuk meningkatkan keahlian profesional pada tingkat yang lebih tinggi.
D. Waktu dan empat Pelaksanaan
1. Waktu pelaksanaan prakerin dilaksanakan pada tanggal 01 April 2022 sampai
dengan tanggal 30 Juni 2022 dari pukul 08.00 – 16.00 WIB.
2. Tempat pelaksanaan prakerin di AHASS KARTONO MOTOR.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
8. Bengkel
9. Ruang Tunggu
10. Kasir
11. Parkir
4
1. Musholla
2. Dapur 7. Ruang Kepala Bengkel
3. Gudang 2 8. Bengkel
4. WC Mekanik 9. Ruang Tunggu
5. Gudang 1 10. Kasir
6. Ruang Ganti Mekanik 11. Parkir
Kepala Bengkel
SATYA PRATIANTO
Part. Counter
LINTANG
Mekanik
1. RISKY
2. GHOPAR
3. DIKA
5
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian CVT
CVT (Continue Variable Transmision) adalah suatu sistem penyalur
tenaga secara otomatis dengan bantuan gaya sentrifugal (gaya dorong) yang
disebabkan oleh putaran. Sistem perpindahan kecepatan secara full otomatis
sesuai dengan putaran mesin. Mesin ini tidak memakai gigi transmisi, tapi
sebagai gantinya menggunakan dua buah pully (depan dan belakang) yang
dihubungkan dengan sabuk (V-BELT).
Dengan sistem ini nantinya pengendara tidak perlu menggunakan
perpindahan gigi sehingga lebih mudah, tinggal memutar gas untuk
menambah kecepatan dan mengendorkan untuk mengurangi kecepatan. Pully
depan berhubungan langsung dengan Kruk as/poros engkol. Sedangkan Pully
belakang berhubungan dengan final gear langsung ke roda belakang. Kedua
pully dapat melebar dan mengecil sehingga akan mendesak sabuk kearah luar.
Lebar kecilnya pully belakang tergantung tarikan dari pully depan. Pada saat
stationer posisi sabuk pully depan kecil sedangkan pully belakang besar
sehingga perbandinganya menjadi ringan pada saat putaran menengah posisi
sabuk pully depan besar sehingga sabuk pully belang kecil. Sehingga
perbandinganya berat. Keunggukan dari sistem CVT adalah sistem CVT
dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan porsi dari mesin ke
roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang sangat tepat
tanpa harus memindah gigi seperti pada moto biasa.
2. Komponen-komponen utama yang di CVT yaitu :
a. Primery sheave
6
b. V-Belt
7
sheave dan begitu pula sebaliknya gaya diatas biasa disebut gaya
sentrifugal.
b. V-Belt berfungsi sebagai penghubung antara sliding sheave dan
secomdary sheave yaitu meneruskan putaran mesin dari sliding sheave.
Biasanya V-Belt ini memiliki gerigi-gerigi yang dirancang agar V-Belt
tidak terlalu panas akibat gesekan terus menerus.
c. Secondary Sheave sendiri ada beberapa komponen pendukung yaitu :
Sliding Sheave berfungsi sebagai menekan V-Belt. Perbedaan sliding
sheave di secondary sheave dengan sliding sheave di primary sheave
adalah tidak memiliki sirip.
Fixed Sheave berfungsi sebagai penahan V-Belt atau bagiat atas.
Per berfungsi sebagai pendorong sliding sheave.
Torque cam berfungsi membantu menekan otomatis sliding sheave
pada saat motor memerlukan akselerasi.
Clutch housing biasa disebut rumah kopling fungsinya penerus
putaran dari V-Belt ke poros roda.
Sepatu kopling berfungsi sebagai penghubung putaran ke poros roda
belakang.
B. Pembahasan
Cara Kerja CVT
Tenaga kerja mesin diteruskan oleh drive pulley >>> V-Belt >>> Driven Pulley
>>> Unit Kopling >>> Centrifufugal >>> Roda Belakang
1. Saat putaran mesin rendah atau langsam
Saat putaran langsam atau stasioner gaya centrifugal yang terjadi saat
sepatu bergesek dari unit kopling centrifugal belum mampu mengalahkan
tegangan pegas centrifugal, sepatu gesek tidak mampu memutarkan rumah
kopling sehingga kopling cetrifugal belum bekerja, tenaga putaran mesin yang
sudah diteruskan oleh transmisi diam pda unit kopling centrifugal sehingga
sampai keroda motor tidak berjalan.
2. Saat putaran mesin meninggi atau saat berjalan
Pada saat putaran mesin ditambah kurang lebih 300 rpm, gaya centrifugal
yang terjadi pada sepatu bergesek sudah cukup besar. Sepatu kopling akan
terlempar keluar dan menempel dengan rumah kopling, pada saat seperti ini
kopling centrifugal mulai meneruskan tenaga putaran mesin keroda belakang
sehingga sepeda motor mulai berjalan. Sedangkan gaya centrifugal yang telah
8
diterima roller pemberat pada pulley belum cukup untuk mengalahkan
tegangan pegas pada driven pulley. Saat seperti ini menyebabkan driven
pulley menyempit yang menghasilkan diameter yang besar, karena panjang
sabuk tetap maka drive pulley akan menyesuikan untuk berada pada posisi
melebar, (diameter kecil) rasio tranmisi besar sehingga menghasilkan
perbandingan putaran yang ringan torsi yang besar.
3. Saat mesin diputaran menengah
Saat putaran mesin menaik hingga kecepatan menengah gaya centrifugal
yang diterima roller pemberat pada drive pulley cukup besaar sehingga roller
terlempar keluar menekan pully geser pada bagian drive pully untuk bergerak
kearah yang menyempit dan mendorong sabuk ke bagian drive pully yang
lebih besar, panjang sabuk tetao sehingga sabuk pada bagian drive pully ke
posisi yang lebih (diameter mengecil) keadaan.
Ini pastinya membuat rasio transmisi mengecil sehingga laju saat kecepatan
sepeda motor bertambah.
4. Saat putaran mesin kecepatan meninggi
Saat mesin putaran meninggi maka gaya centrifugal yang diterima roller
pada drive pully semakin kuat sehingga roller terlempar ke sisi terluar,
semakin kuat menekan pully pada bagian drive pully untuk bergerak kearah
menyempitdan mendorong sabuk ke bagian diameter drive pully yang paling
besar. Saat tarikan sabuk pada bagian drive pully akan semakin besar menekan
bekas drive pully untuk menggeser drive pully ke posisi yang paling lebar
(diameter terkecil) keadaan ini membuat rasio transmisi semakin kecil
sehingga laju kecepatan sepeda motor semakin tinggi.
5. Saat motor membawa beban yang berat atau saat jalan menanjak
Saat kondisi membawa beban yang berat berakselerasi dengan cepat atau
berjalan menanjak yang dibutuhkan torsi yang besar agar motor dapat terus
melaju, kondisi yang seperti ini ditemui pada kondisi motor sedang melaju
dengan kecepatan yang rendah padahal saat ini membutuhkan torsi yang besar.
Pada CVT yang bekerja secara otomatis berdasarkan pengaturan putaran
mesin, hal ini pastinya akan menjadi kendala secara normal saat putaran mesin
dinaikan maka rasio transmisi akan menurun sehingga hal ini justru akan
merepotkan karena torsi yang dihasilkan justru berkurang. Karna itu untuk
mengatasi kesulitan tersebut CVT dilengkapi dengan suatu perangkat yang
biasa disebut kickdown meshanisme.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran di dunia kerja dan industri adalah suatu strategi yang
memberi peluang kepada peserta mengalami proses belajar melalui bekerja
langsung pada pekerjaan sesungguhnya. Dengan adanya prakerin penulis dapat
merasakan bagaimana pelaksanaan praktek langsung di lingkungan dunia kerja
yang langsung di bimbing oleh pihak perusahaan.
B. Saran-saran
1. Untuk pihak sekolah :
Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswa sebelum
praktek di dunia kerja dan indrustri.
2. Untuk pihak perusahaan :
Adanya kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia kerja dan indrustri
sehingga terjadi sinkronisasi materi yang diajarkan di sekolah dan proses
pembimbingan di tempat praktek.
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
Gambar 1.3. Pemeriksaan Roller
12
Gambar 1.5. Melepas Pulley depan
13