Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
132 tayangan9 halaman

Tesk Autobiografi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 9

Perkenalkan saya Aisa Alda arawansya, gadis berusia 17 tahun yang sedang menempuh

pendidikan di SMAN 1 GROGOL dan duduk di bangku kelas 12. Saya anak pertama dari
lima bersaudara. Saya akan menceritakan sebuah pengalaman saya dari kecil hingga saya
bisa menulis cerita ini.

Saya lahir di desa kerep kecamatan tarokan ksbupaten kediri pada mei 2005. Ibu saya
adalah ibu rumah tangga dan pedagang nasi pecel di depan rumah. Sedangkan ayah saya
seorang buruh tani dan petani. Selain itu, ayahku juga mempunyai kesibukkan lain yaitu
menjadi peterak sapi. Sebelum itu ayahku bekerja di perusahaan pertamangan minyak
yang sering di sebut orang pelayaran. Kehidupan menjadi seorang anak dari buruh tani
memang tidak menarik bagi orang kota.

Ada beberapa hal yang aku suka dan tidak suka. Aku menyukai pertunjukan seni dan
olahraga. Aku menyukai musik bergenre koplo dan pop. Aku menyukai dunia
oraganisasi. Aku mrenyukai makanan pedas dan gurih. Hal yang tidak saya sukai adalah
kesunyia, tetapi kadang aku juga butuh sunyi untuk menyelesaikan masalah pada diriku.

Di balik aku yang bisa menulis ini ada diriku yang manja dan masih sering lupa akan
kesehatan. Aku yang memiliki penyakit sejak kecil sangatlah sulit bagiku untuk
menghadapi tugas yang padat antara tugas sekolah dan organisasi.

Kisahku saat aku sekolah dasar

Saat aku memasuki bangku sekolah dasar aku masih berusia 6 tahun, lebih muda 1 tahun
dari teman yang lainnya. Aku bersekolah di SDN KEREP satu satunya sekolah dasar
paling dekat dari rumah. Saat saya mendaftar di sekolah ini saya harus di tes membaca,
meulis, dan berhitung. Saat tes tersebut saya di suruh untuk membaca tulisan dari tulisan
saya sendiri. Dan saat itu saya menulis nama saya dan buah buahan. Setelah tes tersebut
saya juga harus menyelesaikan tes berhitung. Di mana pada saat itu saya yang kurang
bisa pada bidang berhitung dan sempat tidak lulus di tes itu.

Setelah melakukan tes itu dan ada pengumuman bahwa saya di terima di SDN KEREP.
Pada kelas 1 sd saya mendapatkan kelas 1A . Pembagian kelas ini di tentukan nilai ya
ges, dan di bagi sama rata antara kelas 1A dan 1B.

Hari pertama saya masuk sebagai siswi sekolah dasar dengan baju merah putih dengan tas
dusty pink bermotif dengan rambut di kepang dua dan pita kecil warna pink di ujung
kepangan. Serba merah dan pink ya ges, haha. Saat bel berdering saya bergegas ke
lapangan sekolah untuk melakukan upacara pembukaan MPLS. Saat upacara saya
mendapatkan teman bernama Sekar yang notabennya masih satu desa tapi beda TK aja si
ges.

Setelah upacara kami menuju kelas masing masing. Saat di kelas kami di ajak berkenalan
dengan teman sekelas disini saya mendapat banyak teman. Pada saat itu wali kelas saya
adalah Bu Asri Sp.d salah satu guru senior di sekolah ku yang pada saat itu adalah tahun
terakhir bu Asri mengabdikan dirinya sebagai guru. Hari pertama sekolahku pun
menyenangkan dan berjalan lancar.

Berjalan dua bulan aku belajar di sekolah dasar yang pada awalnya aku kesulitan pada
bidang berhitung kini pada bulan kedua aku sudah lihai mendapatkan nilai baik pada
mapel matematika. Karena pada bulan pertama aku bersekolah aku mendapatkan
bimbingan khusus dari bu Asri karena pada saat itu pemahamanku dalam mata pelajaran
matematika sangat kurang selain itu aku juga ikut bimbel di luar sekolah.

Pada ulangan harian matematika aku selalu mendapatkan nilai baik hingga saat UTS pun
aku masih masuk lima besar nilai terbaik di kelas pada mata pelajaran matematika.
Hingga pada saat PAS tiba yang pada saat itu aku duduk di bangku paling depan dan
duduk bersama seorang teman laki laki ku. Tiba saat ulangan mata pelajaran matematika
yang pada saat itu aku tidak begitu sulit dalam mengerjakannya. Dan ya ada hal tidak
terduga terjadi yaitu teman sebangku ku mencontek hasil pekerjaanku tanpa seizinku.
Seketika aku mengadu kepada guru ku dan akhirnya teman sebangku ku di hukum tidak
boleh mengikuti ulangan pada saat itu.

Setelah kejadian itu aku sempat mendapatkan julukan si pelit. Sedih sekali bukan? Ya,
memang sangat lah sedih. Bukan pelit tapi di posisi itu memang tidak sepantasnya
mencotek tanpa izin yang punya pekerjaan. Setelah kejadian itu aku di juluki si pelit
karena tidak memberikan contekan. Saat itu aku masih polos dan karena aku takut tidak
ada teman karena julukan si pelit, aku memutuskan untuk memberikan contekan jika
temanku meminta.

Tiba saatnya pembagian rapot semester 1 dengan hasil yang kurang memuaskan aku
melihat nilai semester awalku. Dengan tekad dan niat yang besar aku memperbaiki nilaku
semester selanjutnya. Pada bulan pertama semester 2 aku di bimbel kan secara privat
oleh ibuku. Akhirnya nilai ku mulai meningkat.

Setelah aku melewati semester 2 dengan baik tiba lah saatnya ulangan kenaikan kelas.
Ulangan kali ini untuk tempat duduk nya di acak dengan kelas sebelah dan akhirnya aku
tidak duduk dengan teman sebangku ku waktu ulangan semester lalu. Semua mata
pelajaran yang di uji kan aku bisa melewati dengan baik.

Akhirnya tiba pengumuman dan pembagian hasil belajar semester 2. Pada kali ini aku
bahagia karena yang mengambil rapot ku adalah ayah. Setelah dari awal aku masuk
sekolah tidak di temani ayahku karena ayahku yang sedang bekerja. Di sisi lain aku takut
karena jika nilai ku di bawah rata rata pasti ayahku akan mengambil satu fasilitas ku
untuk hukuman nya. Bersyukur sekali ternyata nilai ku meningkat dari sebelumnya.
Lebih bahagia nya lagi aku mendapatkan rangking pertama di kelas. Sangat bahagia nya
ayahku ketika nama putri nya di panggil ke depan untuk mengambil hadiah atas prestasi
nya. Aku yang pada saat itu maju ke depan di dampingi ayahku mengambil hadiah
dengan senang nya ayahku mengabadikan momen tersebut.

Setiba nya di rumah aku, ibu, ayah dan nenek berbincang atas prestasiku. Nenek yang
sangat bangga pada akan memberikan hadiah atas prestasiku, nenek bertanya “mau apa
untuk hadiah nduk?” dengan senang hati aku menjawab “aku ingin baju muslim warna
pink dan mainan nek” yang notaben nya masih suka main yaa ges pada saat itu. Lalu
nenek menjawab “baiklah, besok kita ke pasar ya untuk beli”, hadiah pertama sudah ku
dapatkan dari nenek. Dan hadiah kedua ku dapatkan dari ayah dan ibuku. Aku mengira
akan di belikan alat sekolah oleh mereka tapi ternyata tidak, aku di belikan Ipad yang
pada saat itu termasuk barang mewah. Seperti biasanya setelah pembagian rapot ada libur
akhir semester selama 2 minggu.

Pada saat liburan tiba, seminggu awal aku masih duduk santai di rumah dengan aktivitas
yang monoton. Mulai memasuki minggu hari kedua aku dan keluarga melakukanlliburan
di rumah nenek dari ayah yang tinggal di Ponorogo.
Pagi buta aku bangun untuk bersiap berangkat ke rumah nenek. Dengan semangat aku
mandi dan bersiap, pada pukul 07.00 WIB kami sekeluarga berangkat ke terminal untuk
naik bus menuju rumah nenek. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam untuk sampai
ke rumah nenek. Kami sekeluarga sampai di kota nenek, sejenak kami mampir di rumah
makan legendaris yaitu rumah makan sate khas Ponorogo. Setelah itu kami menuju
rumah nenek dengan mobil grab yang sudah di pesan.

Sesampainya di rumah nenek kami di sambut oleh kelurga besar yang sedang liburan juga
di sana. Hal tak terduga pun terjadi yang aku kira prestasi yang aku raih bisa di hargai
oleh keluarga dari ayahku. Tapi ternyata prestasi ku tidak mendapatkan apresiasi.
Sebenarnya aku tidak mengharapkan itu tapi aku sempat sakit hati karena perkataan dari
salah satu bibi dan sepupu ku.

Setelah kejadian itu aku sempat minder dengan perkataan bibi dan sepupu ku, tetapi
orang tua ku tetap mendukung penuh potensi ku yang berbeda dengan yang lainnya. Hari
kedua di rumah nenek aku masih bermain di sekitar rumah nenek saja. Dan hari ketiga
aku dan keluarga pergi ke salah satu wisata yaitu Telaga Ngebel. Pertama kali nya aku
pergi kesana, setibanya di sana aku di suguhkan dengan pemandangan pegunungan yang
indah dan air telaga yang menawan. Kemudian seusainya aku bermain di telaga, hari
ketiga dan seterusnya kami sekeluarga bewisata di kota nya yaitu di alun alun, cafe, dan
game station di ponorogo.

Liburan pun sudah usai dan aku mulai masuk di bangku kelas 2. Di bangku kelas 2 ini
aku sudah menanamkan tekad dan niat untuk lebih meningkatkan prestasiku. Kelas 2 ini
sempat akan di rolling lagi untuk pembagian kelasnya tetapi di karena satu dan beberapa
hal rolling kelas tersebu tidak terjadi dan aku tetap ada di kelas 2A dengan teman
sebangku Sekar.

Di kelas 2 ini prestasi ku meningkat drastis, selain prestasi ada peristiwa yang membuat
aku tertawa jika mengingatnya. Bagaimana tidak di usia yang se dini itu ada kisah cinta
monyet. Saat tiba peringatan Maulid Nabi kami seluruh siswa mengenakan baju busana
muslim dan membawa makanan dari rumah. Acara tersebut di isi mengaji, materi tentang
maulid nabi, dan makan bersama. Acara pertama dan selanjunya berjalan lancar pada saat
acara makan bersama ada beberapa teman kelas sebelah yang menghampiri ku dan
mengatakan bahwa salah satu teman cowok sekelas nya menyukai ku. Ekspresiku
berubah seketika dari yang awalnya biasa saja menjadi syok, awalnya ku pikir suka akan
prestasiku ternyata tidak dia menyukai ku karena cinta.

Aku yang masih sepolos itu hanya bisa diam dan meng iyakan saja atas perkataan teman
kelas sebelah tadi. Lagi lagi aku di kejutkan oleh perkataan nya lagi. Mereka mengatakan
bahwa cowok tersebut akan menembak ku nanti sewaktu jam istirahat. Seketika terpikiran
agar aku sembunyi pada waktu itu dan aku lakukan juga untuk sembunyi.

Jam istirahat pun tiba aku bersembunyi di masjid sekolah dan ada 2 teman yang
menunggu di kelas yaitu indah dengan seren untuk memberitahu situasi di kelas. Aku
bersama sekar dan karmila menunggu di masjid. Yang di takutkan pun terjadi cowok
tersebut yang bernama rendi dan segerombolan temannya sudah berada di kelasku dan
menanyakan tentang diriku. Indah dengan lari terbirit mendatangi aku di masjid sekolah
dan mengatakan bahwa ada teman sekelas lain yang mengatakan bahwa aku sedang di
masjid. Dengan indah yang masih tersengal sengal nafasnya di susukl seren juga berlari
ke arsh masjid dan mengatakan bahwa rendi dan gerombolannya menuju ke masjid
sekolah.
Aku dengan panik langsung lari menuju kantin belakang sekolah. Dengan kondisi panik
aku tidak memikirkan apapun yang paling penting pada saat itu adalah aku bisa terhindar
dari rendi yang ingin menembakku. Aksi lari lari dan kepanikan itu tidak berakhir di situ.
Akhirnya terjadi kejar kejaran dengan rendi, aku pun menyerah dan masuk ke dalam
kelas. Saat di dalam kelas rendi pun menghampiri ku dengan membawa sebungkus coklat
sebagai alat untuk menyatakan perasaan tersebut.

Akhir dari peristiwa konyol tersebut yaitu rendi yang sampai saat ini masih menunggu
dan saya sendiri yang masih menolak peristiwa tersebut. Kini sudah tidak terasa bahwa
aku sudah mengijak ke kelas 3, dengan mudah aku melewati jenjang kelas 2 ini.

Naik lah saya ke jenjang kelas 3, di kelas 3 ini saya masih di kelas 3A. Di kelas ini saya
di bimbing oleh ibu Nuning Hayati Sp.d. Perjalanan di kelas 3 ini tidak ada yang menarik
tetapi sempat terjadi peristiwa yang sedih. Peristiwa sedih yaitu nilai dan prestasiku
sempat merosot karena aku sempat sakit dan harus opname selama kurang lebih satu
bulan. Dengan usaha lagi saya menaikkan nilai dan prestasi yang dulu sempat ku raih.
Kelas 3 yang saya lalui dengan cukup keras.

Akhirnya saya naik di kelas 4, kali ini rolling kelas pun terlaksana karena ada perubahan
kurikulum untuk ujian nasional sehingga kita harus di rolling sesuai ketentuan yang ada.
Rolling di lakukan berdasarkan nilai rapot kelas 3 dan tes tulis. Setelah seleksi saya
mendapatkan kelas di 4B. ada 3 kelas yaitu kelas 4A, 4B dan, 4C. Di kelas 4 ini kami
mendapat wali kelas Pak Ahmad Masduki Sp.d. pada jenjang ini mulai belajar tentang
ujian nasional.

Prestasi yang sempat ku sandang kini sedikit mengalami kemunduran, kemunduran itu di
karena kan aku sempat sakit dan tertinggal materi di semester satu. Peristiwa itu sangat
aku sayangkan karena akibat dari peristiwa itu sangat besar dari kehilangan momen
bersama teman, ketinggalan materi pembelajaran, dan nilai yang merosot. Di situasi ini
aku sempat drop secara mental karena takut mengecewakan orang tua dan malu karena
penyakitan. Aku sempat menjalani terapi dari ahli psikologi selama kurang lebih 4 bulan.
Selama aku terapi sempat mendapat diagnosis bahwa aku terkena bipolar. Dengan
diagnosa tersebut aku sempat tidak mengikuti pelajaran di karenakan emosi pada diriku
yang sangat tidak menentu. Sempat ingin menyerah tetapi ibu ku selalu meyakinkan ku
bahwa aku bisa sembuh. Pada ujian akhir semester aku masuk kembali ke sekolah dengan
ragu aku masuk kelas seketika teman sekelas ku menanyakan bagaimana keadaan ku
tetapi di sini aku memilih bungkam dan menjawab bahwa aku sudah baik baik saja.

Ujian kenaikan kelas pun tiba di situ lah puncak ketakutan ku terjadi lagi karena aku takut
mengecewakan orang tua akan prestasiku yang menurun di sekolah. Dan ya benar
ternyata prestasiku menurun sangat drastis, aku yang selalu masuk di 3 besar paralel
sekarang aku ada di 30 besar dari 60 siswa yang ada. Terbesit rasa kecewa yang besar
pada diriku sendiri dengan rasa kecewa ini aku memberi tau orang tua akan hasil belajar
ku. Ternyata orang tua ku menerima dengan ikhlas dan tidak marah sedikit pun tetapi aku
masih tidak bisa untuk menerima hasil belajarku.

Naiklah aku di kelas 5 kali ini aku memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar
mulai dengan tidak menghiraukan penyakit yang menggerogoti tubuhku. Tetapi bagiku
usahaku masih percuma. Karena apa? Ya, karena aku tetap tidak bisa mengejar
pembelajara yang ada dan pembelajaran nya juga menggunakan teori di kelas 4
sedangkan aku tidak paham tentang teori itu. Dari sini lah nilai dan prestasi ku mulai
menurun dan aku sudah berusaha menaikkan nya tetapi sangat sulit karena aku tipe anak
yang cara belajarnya harus melihat penjelasan dari guru secara langsung dan cermat.
Kelas 5 ini aku lewati dengan penuh kekhawatiran yang besar. Kekhawatiran akan nilai
ku yang semakin menurun dan aku masih belum bisa menaikkan nya lagi. Selesai lah
perjuangan ku di kelas 5 dan dengan hasil yang kurang memuaskan. Di kelas 6 ini aku
berusaha sebaik mungkin. Mulai dari mengejar materi, perbaikan nilai dll aku lakukan
untuk kembalinya prestasiku sampai pada akhirnya aku jatuh sakit lagi stela ujian tengah
semester. Padahal waktu itu adalah persiapan untuk ujian nasional dan nilai nya
menentukan arah nasib sekolah selanjutnya yaitu SMP. Sewaktu itu semakin membuat
nilai ku turun drastis lagi, akhirnya aku menyerah dengan keadaan yang ada.

Tiba waktu yang di tunggu yaitu ujian prakter, ujian sekolah, dan ujian nasional itu
adalah serangkaian untuk aku bisa di nyatakan lulus. Satu persatu ujian ku ikut dengan
saksama mulai dari ujian praktek mapel dan ujian sekolah. Berjarak kurang lebi 1 bulan
pelaksaan ujian nasional pun di laksanakan. Di waktu itu sudah kurang 2 hari dari jadwal
dan yapada saat itu penyakit ku kambuh lagi dan mengharuskan aku opnanme lagi. Aku
berharap bisa mengikuti ujian di sekolah namun ternyata tak bisa terwujud karena
imunitas diriku yang belum pulih dan akhirnya aku mengerjakan ujian nasional di rumah
sakit.

Ujian nasional sudah ku lalui meskipun dengan kurang maksimal. Sudah ku pasrahkan
semuanya untuk hasil ujian ku dan orang tua ku juga sudah ikhlas menerima hasil yang
ada karena bagi orang tuaku kesehatan ku pada saat itu nomor satu. Setelah menunggu
akhirnya hasil kelulusan pun di umumkan di sini hanya di nyatakan lulus atau tidak. Aku
sudah menduga aku lulus tetapi tidak dengan nilai memuaskan. Hasil pengumuman sudah
ku pegang di amplop berwarna putih ini tinggal menunggu aba - aba dari guru untuk
membuka nya dan ya aku di nyatakan lulus dan tinggal menunggu nilai ujian nasional
untuk daftar ke SMP.

Di sela menunggu nilai kami seangkatan menyiapkan dan berlatih untuk acara perpisahan
angkatan kami. Ekspetasi kami sangat besar untuk acara ini ternyata tidak bisa teruwjud
karena ada satu lain hal yang menyebabkan acara ini gagal jika di lakukan dengan
mewah. Jadi kami seangkatan sepakat membuat acara yang sederhana tapi berkesan untuk
bapak/ibu guru juga teman - teman semua. Karena pada waktu itu sudah mendekati bulan
ramadhan maka dari itu acara nya di gelar di sore hari. Dengan persiapan kami yang
cewek menampilkan paduan suara, yang cowok menampilkan puisi dan beberapa tarian
persembahan.

Satu minggu sebelum acara perpisahan nilai ujian nasional pun keluar dan sudah di
umumkan. Aku sudah menduga dari awal bahwa nilai ku tidak memuaskan maka dari itu
aku tidak ikut berdesakan saat melihat nilai setelah teman ku selesai melihat baru lah aku
melihat nilai ku yang kurang memuaskan. Setelah tau nominal nilai ku, aku sempat syok
tetapi aku tetap harus bersyukur. Aku tidak mau berlarut dalam kesedihan akan nilai ku.
Akhirnya aku berusaha bersemangat lagi dan berlatih untuk acara perpisahan.

Acara perpisahan pun terlaksana dengan baik dan lancar. Momen itulah yang
membangkitkan semangatku lagi. Aku yang lulus dengan nilai kurang baik secara
akademik tetapi aku lulus dengan ilmu pengalaman terbaik. Setelah ini kami semua di
sibukkan dengan pendaftaran ke SMPN/MTsN yang kami tuju selanjutnya.

Saat pendaftaran aku sempat terjadi beda pendapat dengan ayahku. Aku yang ingin
sekolah di SMPN tetapi ayahku ingin aku sekolah di MTsN atau bahkan pondok tetapi
aku menolak dengan kuat. Akhirnya dengan terpaksa aku menuruti keinginan ayahku
untuk aku bersekolah di MTsN yang ayahku pilihkan untuk ku.

Kisah ku saat aku di MTsN

Saat aku di bangku MTsN ini aku tidak melanjutkan di sekolah yang aku inginkan. Aku
melanjutkan di sekolah pilihan ayahku. Di jenjang menengah pertama ini aku
melanjutkan belajar di MTsN 4 Kediri. Saat masa ta’aruf atau MPLS aku berada di kelas
7F masa ta’aruf ini berjalan selama 5 hari dan di akhiri dengan perkemahan sabtu
minggu. Di hari pertama aku berkenalan dengan teman sekelas ku yaitu ella, chintana,
nisrina, pramudya, nizam, zidan. Itu lah teman baru sekelasku saat MPLS. Di hari
pertama aku dan semua teman seangkatan mendapat materi tentang pengenalan madrasah
di gedung aula sekolah kami. Di hari selanjutnya kegiatan yang kami lakukan masih sama
seperti hari sebelumnya yaitu pemberian materi tentang madrasah tetapi lebih spesifik
saja. Mulai dari pengenalan bpk/ibu guru yang mulai masuk ke kelas dan penerapan tata
tertib.

Pada hari ke-5 ini di umumkan bahwa akan diadakan perkemahan dan saat itu juga kami
di bagi regu dan membuat yel yel. Anggota regu ku berjumlah 9 orang dengan nama regu
cempaka. Setelah membuat yel yel kami mendapat dispensasi pulang awal untuk
mempersiapkan untuk perkemahan besok. Kami seangkatan pulang awal pukul 11.00
WIB.

Tibalah pada hari sabtu saat nya perkemahan itu akan di lakukan. Aku berangkat
kesekolah pukul 14.00 WIB. Kegiatan di mulai pukul 16.00 dengan apel pembukaan
setelah itu di lanjutkan latihan yel yel yang sudah kami buat kemarin. Kemudian setelah
sholat maghrib kami di kumpulkan lagi untuk melakukan kegiatan api unggun. Setelah
api unggun selesai kami berlayar ke pulau kapuk dan pagi nya kami melakukan jelajah di
sekitar lingkungan luar sekolah. Ada 4 pos yang harus kami lewati.
Pos pertama berisi untuk menyanyikan lagu hymne pramuka dan lagu Indonesia Raya.
Pos kedua regu kami di suruh menutup mata dan mencium benda yang ada di gelas yang
sudah di sediakan.
Pos ketiga kami se regu di suruh menghafal tri satya dan dasa darma pramuka.
Pos keempat yaitu pos mental kami di sini di ajukan beberapa pertanyaan yang harus
kami jawab agar kami bisa lulus dalam tantangan ini.
Serangkaian kegiatan perkemahan sudah selesai dan berjalan lancar.

Pada minggu selanjutnya di hari senin, kelas permanen akan di bagi ada dua jenis kelas di
sekolahku yaitu kelas reguler dan kelas unggulan. Untuk yang ingin masuk kelas
unggulan harus melalui tes IQ dengan skor di atas rata rata dan nilai hasil ujian dari SD.
Hasil pembagian kelas pun di umumkan. Saat itu yang di bacakan adalah siswa yang
lolos masuk kelas unggulan dengan di sebutkan nama lengkapnya. Satu per satu nama di
bacakan aku masih berharap masuk di kelas unggulan dan ya ternyata aku lolos masuk
kelas unggulan. Setelah itu kami di beri undangan rapat walimurid untuk membicarakan
program unggulan jika setuju maka akan masuk ke kelas unggulan jika tidak setuju maka
akan di taruh kelas unggulan.

Hari berikutnya ayah dan aku datang ke sekolah untuk membicarakan program unggulan
yang akan di lakukan jika menyetujui masuk di kelas unggulan. Ayah u sempat bingung
untuk memutuskan karena mengingat kondisi kesehatanku dan kegiatan yang banyak jika
ikut program kelas unggulan. Tetapi kali ini aku meyakinkan dan memaksa ayahku untuk
setuju dan memasukkan aku di kelas unggulan. Setelah perdebatan itu akhirnya ayahku
setuju jika aku masuk di kelas unggulan.
Awal pertama aku masuk di kelas ini sempat tidak bisa adaptasi dengan mata pelajaran
yang agak beda dengan sebelumnya. Mapel pendidikan agama dan budi pekerti di pecah
menjadi 3 dan di tambah bahasa arab. Untuk mapel lainnya sudah tidak kesulitan karena
di sini sudah di fokuskan pada satu bakat nya saja. Aku sempat masuk di bahasa arab dan
akhirnya aku pindah di mapel biologi. Prestasi ku di sini mulai meningkat lagi. Aku
sempat mendapatkan 2x juara olimpiade di tingkat kabupaten. Di semester dua aku
sempat suka dengan seseorang cowok yang dulu sempat satu kelas saat MPLS. Saya
sempat takut untuk menunjukkan rasa itu tetapi teman dekat ku meyakinkan bahwa aku
bisa mengungkapkan nya. Delapan bulan aku sudah bersekolah di sini prestasiku
membaik, lingkungan pertemanan dan asmara monyet juga terjadi. Cowok tersebut
adalah nizam teman sekelasku lalu,di bulan ke-9 ternyata dia juga menyukai ku. Nizam
adalah seorang anak tunggal yang dahulunya tinggakl di kalimantan timur dan pindah ke
jawa karena pekerjaan orang tua nya. Pertama kali nya aku suka kepada lawan jenis dan
mendapatkan respon yang baik juga. Dua bulan kami mulai PDKT dia mulai
menunjukkan bahwa dia sosok yang dewasa, penyayang, jujur, bertanggung jawab, dan
bisa bersosialisasi dengan baik. Setelah PDKT dia berani main kerumah menemui ibu
dan ayah ku untuk meminta izin jika dia menyukai putri nya dan ingin dekat dengannya.
Ibu dan ayah ku pun tidak curiga dengan dia dan langsung mengizinkannya. Setelah itu
aku dan nizam berpacaran. Selama kami berpacaran kami selalu suport dalam berbagai
hal mulai dari prestasi, organisasi, hingga hobi.

Setelah itu naikklah aku di kelas 8. Di posisi ini aku dan keluarga sempat drop karena
ayah ku di cutikan karena ada perbaikkan di kapal nya. Saat itu semakin terlihat jelas
perlakuan nizam yang semakin baik, bahkan aku sudah dianggap anak sendiri oleh bunda
nya nizam. Di kelas 8 ini prestasi meroket tinggi tetapi karena ekonomi keluarga yang
drop jadi mengakibatkan sempat terhambat. Di posisi tersebut bunda nya nizam
mensuport dengan baik entah membantu secara finansial atau dengan saran yang bagus.
Dengan ini keluarga ku dan keluarga nizam semakin dekat bahkan seperti kerabat dekat.

Selama dua tahun berlalu prestasi dan karir ku meningkat. Masukklah di tahun ketiga atau
terakhir di sekolah ini. Awal tahun ini aku sudah di suguhkan dengan kesedihan. Dengan
ayah nizam yang harus pindah ke luar kota untuk pindah dinas dan kami harus LDR. Dan
selanjutnya di susul ada kabar dari perusahaan ayahku bahwa cuti di perpanjang di posisi
ini kami sekeluarga makin drop di tambah lagi mamaku sedang hamil.

Tahun ini aku lewati penuh dengan tangis yang ku sembunyikan agar aku tetap bisa
semangat dalam berjuang untuk masa depan. Aku yang sempat patah semangat untuk
melanjutkan belajarku. Di tambah lagi sekarang aku dan nizam harus LDR biasanya jika
aku terpuruk dia lah orang pertama yang akan mengembalikkan mood ku.

Akhir tahun ini cobaan begitu besar menerpa keluarga dan diriku. Aku sebagai anak
pertama harus bisa kuat meskipun aku belum siap menghadapi nya. Kesedihan ku di
mulai dari mengetahui bahwa nizam yang selama ini baik ternyata bisa membuat aku
kecewa sekali. Selama ini ternyata dia selingkuh dari satu tahun kita pacaran di sini aku
sempat hanya diam tapi aku tidak tahan akhirnya aku memutuskan hubungan ini. Aku
sempat drop secara kesehatan karena aku sudah tidak menghiraukan nya. Aku hanya
fokus untuk melupakan nizam dari sini aku memutuskan untuk menyibukkan diri mulai
dari mengikuti organisasi di sekolah dan luar sekolah. Dari sini kondisi ku drop dan aku
harus opname di rumah sakit. Tetapi hubungan aku dengan bunda nya tidak pernah putus
sampai saat ini. Setelah itu aku memutuskan untuk bangkit dan memulai lagi.
Setelah aku di uji dengan asmara, selanjutnya ujian ku adalah di masalah keluarga ku.
Tibalah HPL ibu ku di sini perasaan senang dan sedih bercampur aduk. Aku senang
karena aku akan dapat adik lagi tetapi sedihnya aku memikirkan biaya persalinan ibu ku.
Di tambah saat itu adalah bulan ramadhan sangat berat pikiran ku saat itu di tambah aku
sedang ujian sekolah juga. Persalinan ibu ku berjalan lancar dengan operasi SC saat
pengambilan bayi para dokter terkjut karena di dalam rahim ibu ku ada kanker yang
sudah cukup besar perkembangannya. Dan karena itu bius operasi harus di tambah dan
ternyata bius tidak menyediakan cukup waktu untuk menyelesaikan operasinya. Dengan
kejadian itu awal masalah terjadi. Akibat dari peristiwa itu ibuku terkena infeksi usus dan
harus di operasi ulang di RS DR SOETOMO di Surabaya asalkan ekonomi keluarga
sedang anjlok sehingga kami harus mencari pinjaman. Saat itu yang di pikirkan hanyalah
keselamatan ibuku. Setelah kejadian ini mengakibatkan harus menjual rumah kami.

Cerita ku saat SMA

Setelah jatuhnya aku di akhir MTs ku kini aku juga masih terpuruk. Aku sempat ingin
tidak melanjutkan pendidikan ku karena aku memikirkan biaya nya. Tetapi om ku yang
ada dari ibuku meyakinkan ku untuk sekolah dan beliau yang akan membiayai nya.

Akhirnya aku memutuskan sekolah di SMAN 1 GROGOL melalui jalur zonasi. Di


sekolah kali ini aku sempat minder dengan ekonomi ku. Setelah rangkaian ppdb aku
melaksanakan MPLS dan aku masuk di kelas unggulan lagi. Di sini seluruh biaya
sekolahku di tanggung oleh om ku. Saat pembayaran sragam om ku pulang ke jawa untuk
membayar nya karena om ku bekerja di kalimantan timur.

Di kelas 10 ini tidak ada yang menarik karena pembelajaran di lakukan secara daring dn
hanya mengerjakan tugas, gmeet, dan membuat video. Masuklah di kelas 11 di sini mulai
luring dengan cara di sesi yaitu 25% dari jumlah keseluruhn siswa di kelas. Di kondisi
ini aku mulai merasakan sekolah offline meskipun belum full. Di semester 2 kelas 11
sudah mulai masuk di sini aku mulai senang dan aktif beroganisasi. Sejak kelas 10 aku
mengikuti organisasi PIK R A’FORLING. Aku mencetak prestasi di sini. Dan di sinilah
aku menemukan keluarga kedua ku, di organisasi ini belajar sangat banyak mulai dari diri
sendiri hingga orang lain.

Di kelas 11 ini benar masanya aku menemukan pelangi setelah badai besar yang
menerpaku. Dari kondisi keluarga yang mulai pulih dan aku yang mulai sembuh dengan
luka hati dan traumaku. Aku yang mulai bisa menerima semuanya dan berusaha
meningkatkan prestasi ku lagi.
Teks Autobiografi

Nama ; Aisa Alda Parawansya


Kelas ; XII IIS 1
Nomor absen ; 04

Anda mungkin juga menyukai