Melampaui Batas Waktu
Melampaui Batas Waktu
Melampaui Batas Waktu
Batas
Waktu
Siti Nurhamimah
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji Syukur kehadirat Allah SWT
atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga Saya
mampu menyelesaikan novel dengan judul “ Melampaui
Batas Waktu” ini dengan baik. Novel ini Saya buat untuk
memenuhi tugas bahasa Indonesia. Ini adalah novel
pertama saya menceritakan tentang kehidupan pribadi
saya.
Siti Nurhamimah
DAFTAR ISI
Perkenalan ……………………………………………1
1
Halo, namaku Siti Nurhamimah, biasa dipanggil
Mimah. Aku lahir di Bogor pada tanggal 9 Februari
2006. Aku anak kelima dari sembilan bersaudara dan
tinggal bersama kedua orang tua di Daerah Sukamakmur.
2
menyelesaikan pekerjaan rumah. Bahkan, aku juga
sering mengajak adik-adikku bermain sepulang sekolah.
3
Masa Kecil
4
menjadi seorang guru. Di masa SD-ku, aku lebih banyak
bermain dan bersenang-senang dibandingkan belajar.
***
5
“Yay, Mimah pintar bisa jawab.” Ucap kak ilyas
“Ayoo” sahutku.
6
Masa Remaja
7
berantem karena masalah sepele, namun akhirnya selalu
kembali berteman baik setelah saling meminta maaf.
8
Aku sedang mempertimbangkan jurusan yang
lebih sesuai dengan minat dan keahlian ku. Awalnya, aku
tertarik dengan jurusan keperawatan, tapi setelah
mendengarkan masukan dari orang lain dan berpikir
panjang, sepertinya aku tidak cocok masuk keperawatan
karena aku sangat takut dengan hal-hal yang
berhubungan dengan darah. Tetapi aku masih belum
memutuskan jurusan apa yang ingin aku pilih.
***
9
“Di Annisa ada jurusan keperawatan sama Farmasi,
Mimah mau pilih yang mana?” sambung Kak Ilyas.
***
10
“Bareng aku aja yuk, Jua. Aku mau lanjut ke SMK
Kesehatan Annisa,” ajakku.
11
Beranjak Dewasa
~~~
12
belajar dan tugas yang diberikan oleh guru pun tidak
terlalu banyak.
***
13
Setelah selesai pembelajaran, aku langsung
pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku langsung
mandi, shalat, dan istirahat sejenak, lalu pergi bermain
dengan teman di sekitar rumahku.
14
Pukul 04:00 alarm berbunyi. Aku langsung
bangun dan mengerjakan pekerjaan rumah karena sudah
terbiasa membantu ibuku melakukannya. Setelah itu, aku
mandi, shalat, dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
***
BRAAKKK
16
terlihat sangat menderita kesakitan dan tidak bisa
bangun.
17
“Ngga, bu. Aku ngantuk, jadi ga fokus bawa motornya.
Aku minta maaf, bu,” jawabku.
18
“Bapakku sedang dalam perjalanan ke sini, Pak,” ucapku
dengan gemetar
19
GUA MAUU KERJAA. BEGOO LUU YAA” bentak si
korban sambil menangis
20
“ Udah pak, bapakku lagi perjalanan ke sini pak” jawab
ku
21
Satu per satu orang sudah pergi, sekarang hanya
tinggal aku dan beberapa orang lainnya. Aku duduk di
motor sambil menunggu kedatangan bapaku.
22
terjadi. Jadi nanti bapak bisa menjelaskan ke keluarga
korban,” tanya bapakku
***
“Ehh pak, anak bapak tuh nabrak anak saya, anak saya
ga salah apa-apa dia tabrak” bentak ibu si korban
24
“Makannya pak, punya anak itu di didik jangan sampai
bawa motor sambil main hp” ucap beliau memotong
pembicaraan
25
banyak orang. Rasanya tak tega melihat orang tuaku di
pojokan atas semua kesalahanku.
26
tunggu. Saat menunggu, tiba-tiba ponselku berdering,
menunjukkan panggilan dari nomor yang tidak dikenal.
27
Sesampainya di rumah, Ibuku telah menunggu
kedatangan kami di depan pintu. Dengan wajah
khawatir, dia langsung menanyakan keadaanku.
28
Ibuku berkata bahwa kita hanya orang biasa, jika
semua tanggung jawab sepenuhnya harus oleh
keluargaku, kita tidak akan mampu, apalagi sekarang
usaha bapakku sedang menurun.
***
29
Kondisi keluargaku juga mengalami perubahan
drastis sejak kejadian kecelakaan ini. Kami jarang
berkumpul seperti biasanya, dan orang tuaku seringkali
terlibat dalam pertengkaran.
***
30
Sebulan berlalu, aku mulai memberanikan diri
untuk keluar rumah dan berkumpul di rumah temanku.
Saat kami sedang asyik berbincang, tiba-tiba ada yang
membahas kecelakaanku.
31
sendiri sudah terbiasa dengan kata-kata nya dia memang
memiliki sifat yang begitu.
***
32
obrolan chat, dia selalu menenangkanku, mengingatkan
agar jangan terus-terusan menangis.
***
34
Aku salut sekali melihat bapakku, dia
menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin.
***
35
merawat korban, angsuran motor korban, dan bahkan
membayar upah kerja bapak dari si korban yang menjaga
anaknya.
36
***
37
Aku berkomitmen untuk terus belajar dan
menjadi pribadi yang lebih baik. Manajemen waktu akan
menjadi fokusku, karena waktu yang terlewatkan tidak
akan terulang kembali.
38
Tetapi Tuhan tahun bagaimana karakter kita
semua. Jadi Tuhan memberikan masalah ini berarti dia
tahu bahwa aku sanggup melewatinya.
39
Semuanya berubah
Setahun telah berlalu sejak kejadian itu. Aku
mulai terbiasa lagi dengan keadaan si sekitarku.
40
Kehidupan keluargaku juga kembali seperti
semula, kami sering menghabiskan waktu bersama untuk
berbicara dan berbagi cerita.
Tamat
41
Tentang Penulis
Instagram : @s.nurhamimah
Email : sitinurhamimah02@gmail.com
42