Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab 3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang umum
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Jagung untuk sebagian masyarakat
indonesia dijadikan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Jagung
merupakan bahan baku industri untuk olahan makanan, minuman, pakan
ternak, dan lain sebagainya. Kandungan gizi dalam 100 gram jagung adalah
Air 10,37 g, Energi 365 kkal, Protein 9,42 g, Lemak 4,74 g, Karbohidrat
74,26 g, Kalsium (Ca) 7 mg, Besi (Fe) 2,71 mg, Magnesium (Mg) 127 mg,
Fosfor (P) 210 mg, Kalium (K) 287 mg, Thiamin 0,385 mg, Riboflavin 0,201
mg, Niasin 3,627 mg, USDA (2016). Produksi jagung Indonesia pada tahun
2018 mencapai surplus sebesar 12 juta ton pipilan kering (PK), Badan Pusat
Statistik (2018). Volume produksi jagung pada tahun 2018 mencapai 30,1
juta ton, dengan volume impor sebesar 477 ribu ton.

Dalam budidaya tanaman jagung, perlu diperhatikan prinsip usaha


tani yang meliputi penggunaan benih bermutu, penyiapan lahan, penanaman,
pemupukan, pengendalian OPT, pengairan, dan panen. Salah satu usaha tani
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktifitas tanaman jagung
adalah pengaturan jarak tanam dengan menggunakan jarak tanam secara jajar
legawa dan pemberian dosis pupuk yang tepat. Jajar legawa merupakan pola
tanam antara dua baris tanam atau lebih yang diberi satu barisan kosong.
Istilah jajar legawa berasal dari kata “Lega” yang berarti luas dan “Dawa”
yang berarti panjang.

Berdasarkan penelitian Susanti et al. (2016), Penerapan jarak tanam


jajar legowo dapat meningkatkan produktivitas jagung sebesar 30% pada
perlakuan jarak tanam 100 – 50 x 40 cm (8,9 ton/ha) dibandingkan dengan
jarak tanam anjuran yang biasa digunakan petani yaitu 70 x 20 cm yang
hanya mencapai produktivitas (6,3 ton/ha).

1
2

Menurut Sipayung et al. (2018), jagung manis yang ditanam


dengan perlakuan jarak tanam jajar legawa 2 : 1 memiliki pertumbuhan tinggi
tanaman, luas daun, diameter batang, bobot segar tongkol tanpa kelobot,
diameter tongkol, hasil panen per hektar, kadar gula, yang tidak bebeda
dengan jarak tanam konvensinal. Pada parameter hasil jagung manis per
hektar (ha), jarak tanam jajar legawa 2:1 menunjukkan hasil yang lebih baik
dibanding jarak tanam konvensional pada semua varietas yaitu sebesar 20,79
dan 16,68, 21,67 dan 19,22, 22,37 dan 20,60 dan 19,27.

Jarak tanam jajar legawa pada prinsipnya adalah memanipulasi tata


letak tanaman, sehingga sebagian besar tanaman menjadi tanaman tepi.
Tanaman yang berada di tepi dan adanya barisan kosong akan meningkatkan
penerimaan sinar matahari dan CO2 kedalam barisan tanaman sehingga akan
meningkatkan metabolisme tanaman, sehingga produksi tanaman lebih
optimal, Arief (2015).

Prinsip usaha tani yang juga berperan penting dalam upaya


peningkatan produksi adalah pemupukan. Pemupukan yang berimbang dan
tepat dosis memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil
tanaman jagung serta rekomendasi pemupukan harus dibuat secara rasional
dan berimbang berdasarkan kebutuhan hara pada tanah dan kebutuhan hara
pada tanaman sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan
pupuk serta meminimalisir kerusakan lingkungan akibat pemupukan yang
berlebihan, Pupuk merupakan salah satu faktor yang sangat penting selain
lahan, tenaga kerja, dan modal. Tanaman memerlukan unsur hara yang cukup
untuk mendukung proses pertumbuhan sehingga mampu menghasilkan
produktiifitas yang maksimal. Suatu tanaman dapat tumbuh dengan optimal
bila dosis pupuk yang diberikan tepat Sarief (1986).

Dalam melakukan pemupukan beberapa hal yang perlu


diperhatikan adalah tanaman yang dipupuk, jenis tanah, jenis pupuk, dosis
pupuk, waktu pemupukan, dan cara pemupukan. Pupuk NPK majemuk
3

merupakan pupuk dengan kandungan unsur hara N, P, dan K yang menjadi


satu atau majemuk. Penggunaan pupuk NPK majemuk lebih efektif karena
lebih mudah dalam pengaplikasian. Menurut Erselia et al. (2017),
Pertumbuhan dan hasil pipilan kering biji jagung optimal yaitu 6,12 ton/ha
dicapai oleh perlakuan 300 kg/ha NPK + 250 kg/ha urea (NPK standar).

Menurut Puspiarini et al. (2018) dosis pupuk NPK 300 kg/ha


merupakan dosis yang direkomendasikan, daripada dosis 200 kg/ha dan 400
kg/ha. Pada parameter pipilan kering (PK) hasil tertinggi diperoleh pada dosis
300 kg/ha dengan hasil 8,92 ton/ha, sedangkan pada dosis 200 dan400 kg/ha
masing masing perlakuan menunjukkan hasil 8,31 ton/ha dan 8,88 ton/ha.
Pada parameter pengamatan lain seperti tinggi tanaman, bobot tongkol,
jumlah baris dan panjang tongkol pemberian dosis pupuk NPK 300 kg/ha
memberikan hasil lebih tinggi diantara dosis 200 dan 400 kg/ha.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah jarak tanam jajar legawa berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung ( Zea mays L.)
2. Apakah dosis pupuk NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung (Zea mays L.)
3. Apakah ada interaksi antara jarak tanam jajar legawa dan dosis pupuk
NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ( Zea mays L.)

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam jajar legawa terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.)
2. Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung ( Zea mays L.)
3. Untuk mengetahui interaksi antara jarak tanam jajar legawa dan dosis
pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays
L.)
4

D. Hipotesis
1. Diduga perlakuan jarak tanam jajar legawa berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.)
2. Diduga perlakuan dosis pupuk NPK berpengruh terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.)
3. Diduga ada interaksi antara perlakuan jarak tanam jajar legawa dan dosis
pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays
L.)

Anda mungkin juga menyukai