MAKALAH Budidaya Tanaman Jagung
MAKALAH Budidaya Tanaman Jagung
MAKALAH Budidaya Tanaman Jagung
Oleh :
KELOMPOK 5
X8
PROGRAM STUDI
2022
I. PENDAHULUAN
Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan
manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai
sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga
merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus
meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun
asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di
Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan
istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan
furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan
farmasi.
Tujuan Untuk mengetahui deskripsi tanaman jagung dan cara budidaya tanaman jagung
Adapun kegunaan dari pembuatan makalah ini ada sebagai tambahan informasi dan
pengetahuan bagi mahasiswa maupun masyarakat secara umum tentang tektik budidaya tanaman
jagung
II. PEMBAHASAN
• Deskripsi Teori
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua
untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur
dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas
dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan
ini.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak
seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin
dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae,
yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk
sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh
dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.Nama
B. Syarat Tumbuh
Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik jenis tanah
lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 -8. Temperatur untuk pertumbuhan
optimal jagung antara 24-30 °C. Tanaman jagung pacta masa pertumbuhan membutuhkan 45-60
cm air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup untuk
meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan
serangan hama.
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan
pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau
antara 23º C – 30º C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang
gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan
ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan
lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000 m -1800
C. Teknik Budidaya
a). Benih
1. Selalu mempergunakan benih segar yang berkualitas dengan tingkat berkecambahnya 85 %.
2. Gunakan varietas benih yang telah mengalami perbaikan clan diakui oleh Pemerintah, belilah
5. Hindari terjadinya kecambah yang jelek, serangan serangga, penyakit, burung dan hewan
pengerat.
Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya
tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih ± 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam,
sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak
dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak.
Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat
saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran
ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah
dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, ± 1 bulan
sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan
pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.
1. Persiapan Lahan
a. Pemberian pupuk alami dan kompos pada lahan
c. Kedalaman tanam tergantung pada jenis tanah, kelembapan dan suhu. Pada kondisi
penanaman yang baik kedalaman ideal adalah 5 cm. Agar dapat berkecambah dengan baik,
setelah benih ditaburkan, benih ditekan -tekan dengan kaki. Benih dapat masuk lebih
d. Tentukan lubang untuk pupuk dasar dengan menggunakan cangkir pupuk setelah benih
ditaburkan. Pada kondisi suhu udara 24 -34 °C dan tanah berkelembaban ideal, maka benih
a. Tumpang sari ( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau
berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur
seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa
jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang
berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan
kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) : penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh
tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi
riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai,
ubi kayu.
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak
tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam
semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40×100
cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25×75 cm (1
tanaman/lubang).
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat
di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena
akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk
mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan
jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
• Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda
dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu
perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka
• Pembumbunan
agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah
karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu
pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian
ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab,
tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang
diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman
jagung.
1. Hama
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami
pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan
bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang
terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan
pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat
pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan
penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau
pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3)
• Pemupukan yang dianjurkan, untuk pupuk organic ( pupuk kandang / kompos ) 20 ton /
ha. Sedangkan untuk pupuk an organik : Urea 300 kg / ha, TSP 100 kg / ha, KCI 50 kg /
ha. Pupuk dasar diberikan sebelum tanam atau bersamaan tanam sejumlah 20 ton / ha
pupuk organic, 100 kg / ha Urea, 100 kg TSP, daD 50 kg / ha KCl dengan membuat
larikan atau ditugalkan kemudian ditutup kembali dengan tanah dengan jarak 10 cm dari
garis tanam / lubang tanam. Pupuk susulan diberikan 3 minggu setelah tanam berupa
Urea 100 kg / ha, diteruskan pupuk susulan kedua pada tanaman berumur 5 minggu
• Penyiangan pertama dilakukan segera setelah rumput / gulma mulai tumbuh dengan cara
pengerjaan tanah secara dangkal pada tanaman berumur 2 minggu. Penyiangan kedua
dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu sekaligus dilakukan pembumbunan pada
Umur panen ± 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn)
dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen
ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika
2. Cara Panen
• Kesimpulan
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di
Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan
istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan
furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan
farmasi.
• Saran
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam budidaya tanaman jagung sekiranya perlu di
perhatikan system atau teknik dalam budidaya tanaman jagung serta Organisme Pengganggu
Tanaman yang dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas dari tanaman jagung itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://adhisuryaperdana.wordpress.com/pertanian-ugm/budidaya-jagung/ Di Akses Pada
Tanggal 1 April 2016