Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

MAKALAH Budidaya Tanaman Jagung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Budidaya Tanaman Jagung”

Oleh :

KELOMPOK 5
X8

PROGRAM STUDI

BAGAIMANA CARA MENANAM

JAGUNG YANG BENAR

2022

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan

manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai

sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga

merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus

meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun

dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.


Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol,

asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas

membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51, 4 %.

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,

selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,

jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di

Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan

pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan

istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung

tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan

furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan

farmasi.

1.2. Tujuan dan kegunaan

Tujuan Untuk mengetahui deskripsi tanaman jagung dan cara budidaya tanaman jagung

serta kendala yang di hadapi dalam proses budidaya tanaman jagung.

Adapun kegunaan dari pembuatan makalah ini ada sebagai tambahan informasi dan

pengetahuan bagi mahasiswa maupun masyarakat secara umum tentang tektik budidaya tanaman

jagung
II. PEMBAHASAN

• Deskripsi Teori

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam

80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua
untuk tahap pertumbuhan generatif.

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian

antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur

dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas

dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan

ini.

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun

sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar

adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak

seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman

berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.

Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai

daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin

dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia

Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting

dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.


Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu

tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae,

yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).

Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk

sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh

dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat

menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa

varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini

daripada bunga betinanya (protandri).

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.Nama

B. Syarat Tumbuh

Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik jenis tanah

lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 -8. Temperatur untuk pertumbuhan

optimal jagung antara 24-30 °C. Tanaman jagung pacta masa pertumbuhan membutuhkan 45-60

cm air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup untuk

meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan

serangan hama.

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan

pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau

menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi,


pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum

antara 23º C – 30º C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang

gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan

ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan

lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000 m -1800

m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.

C. Teknik Budidaya

a). Benih
1. Selalu mempergunakan benih segar yang berkualitas dengan tingkat berkecambahnya 85 %.

2. Gunakan varietas benih yang telah mengalami perbaikan clan diakui oleh Pemerintah, belilah

benih dari perusahaan benih.

3. Benih harus dari varietas yang cocok dengan kondisi setempat.

4. Jumlah benih yang dianjurkan untuk setiap ha adalah 25 kg.

5. Hindari terjadinya kecambah yang jelek, serangan serangga, penyakit, burung dan hewan

pengerat.

Syarat benih

Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya

tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih ± 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam,

sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).

b). Pengolahan Lahan

Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak

dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak.

Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat

saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran

ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah

dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, ± 1 bulan
sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan

pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.

c). Jarak Tanam

1. Jarak antar bedengan 75 -80 cm

2. Jarak antar tanaman pada bedengan 20 -25 cm

3. Kerapatan yang dianjurkan 53.333 tanaman / ha.

d). Pelaksanaan Penanaman

1. Persiapan Lahan
a. Pemberian pupuk alami dan kompos pada lahan

b. Buat bedengan rendah dengan jarak antar bedeng 75 cm

2. Waktu tanam dan kedalaman tanam

a. Waktu tanam pada saat musim hujan tiba

b. Masukan 1 benih pada tiap lubang

c. Kedalaman tanam tergantung pada jenis tanah, kelembapan dan suhu. Pada kondisi

penanaman yang baik kedalaman ideal adalah 5 cm. Agar dapat berkecambah dengan baik,

setelah benih ditaburkan, benih ditekan -tekan dengan kaki. Benih dapat masuk lebih

dalam pada tanah berpasir dari pada tanah berlempung

d. Tentukan lubang untuk pupuk dasar dengan menggunakan cangkir pupuk setelah benih

ditaburkan. Pada kondisi suhu udara 24 -34 °C dan tanah berkelembaban ideal, maka benih

jagung akan dapat berkecambah 4 -5 hari setelah ditaburkan.

e). Teknik Penanaman

1. Penentuan Pola Tanaman

Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :

a. Tumpang sari ( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau

berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur
seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.

b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan

mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung

muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.

c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa

jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang

berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan

kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) : penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh

tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi

riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai,

ubi kayu.

2. Lubang Tanam dan Cara Tanam

Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak

tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam

semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40×100

cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25×75 cm (1

tanaman/lubang).

f). Pengelolaan Tanaman

• Penjarangan dan Penyulaman

Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat

di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena

akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk

mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan

jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

• Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda

dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu

perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka

dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

• Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang

agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah

karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu
pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian

ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.

• Pengairan dan Penyiraman

Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab,

tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang

diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman

jagung.

g). Pengendalian Hama Dan Penyakit

1. Hama

a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)

Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami

pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.

Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan

bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.

Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang

terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA

b. Ulat Pemotong

Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan
pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat

pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan

penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau

pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3)

Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

h). Pemupukan Dan Pemeliharaan

• Pemupukan yang dianjurkan, untuk pupuk organic ( pupuk kandang / kompos ) 20 ton /

ha. Sedangkan untuk pupuk an organik : Urea 300 kg / ha, TSP 100 kg / ha, KCI 50 kg /
ha. Pupuk dasar diberikan sebelum tanam atau bersamaan tanam sejumlah 20 ton / ha

pupuk organic, 100 kg / ha Urea, 100 kg TSP, daD 50 kg / ha KCl dengan membuat

larikan atau ditugalkan kemudian ditutup kembali dengan tanah dengan jarak 10 cm dari

garis tanam / lubang tanam. Pupuk susulan diberikan 3 minggu setelah tanam berupa

Urea 100 kg / ha, diteruskan pupuk susulan kedua pada tanaman berumur 5 minggu

sejumlah 100 kg Urea / ha.

• Penyiangan pertama dilakukan segera setelah rumput / gulma mulai tumbuh dengan cara

pengerjaan tanah secara dangkal pada tanaman berumur 2 minggu. Penyiangan kedua

dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu sekaligus dilakukan pembumbunan pada

barisan tanaman jagung.

i). Panen dan Pasca Panen

Ciri dan Umur Panen

Umur panen ± 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn)

dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen

ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika

sudah matang fisiologis.

2. Cara Panen

Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.


III. PENUTUP

• Kesimpulan

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,

selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,

jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di

Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan

maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan

istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung

tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan

furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan

farmasi.

• Saran

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam budidaya tanaman jagung sekiranya perlu di

perhatikan system atau teknik dalam budidaya tanaman jagung serta Organisme Pengganggu

Tanaman yang dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas dari tanaman jagung itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
https://adhisuryaperdana.wordpress.com/pertanian-ugm/budidaya-jagung/ Di Akses Pada
Tanggal 1 April 2016

http://astrounika.blogspot.co.id/2012/02/makalah-budidaya-jagung.html Di Akses Pada Tanggal


1 April 2016
https://www.academia.edu/9700431/MAKALAH_BUDIDAYA_JAGUNG Di Akses Pada
Tanggal 1 April 2016

Anda mungkin juga menyukai