Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Kerajaan Tarumanegara

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KERAJAAN TARUMANEGARA

DISUSUN OLEH :

1. VERONICA LINTANG ANGGRAINI


2. RAMADHANI ATIZAR
3. JELITA SEPTIA

Kelas : X.11

GURU PEMBIMBING : ANDI CAHYA SANJAYA

DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SMA NEGERI 1 BELITANG
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar
akhirnya tugas makalah ini dapat terselesaikan. Kami disini telah melakukan
diskusi bersama mengenai Kerajaan - Kerajaan tradisional bercorak Hindu -
Buddha.
Tugas ini di maksudkan agar masyarakat sekarang lebih mengetahui lagi
Kerajaan tradisional bercorak Hindu - Buddha. Kemudian, tugas ini juga bertujuan
untuk kita sebagai masyarakat milenial tidak melupakan sejarah yang telah muncul
ke Indonesia. Dengan kita menyelesaikan tugas ini kita juga akan lebih mengenal
dalam lagi mengenai Tarumanegara.
Tugas ini membahas lebih mendalam mengenai faktor majunya /
berkembangnya Kerajaan Tarumanegara. Harapan kami dengan menyelesaikannya
tugas ini dapat memberikan dukungan baik moril maupun materil ataupun kritik
dan saran yang bersifat membangun kepada kami sehingga tugas yang akan datang
dapat lebih baik lagi.
Selama berjalannya tugas ini, kami bertiga telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyelesaikannya. Namun kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami membutuhkan saran dan kritik. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami
semua.

Belitang, Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Maksud dan Tujuan......................................................................................1
D. Manfaat........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................1
A. Letak Geografis Kerajaan Tarumanegara.....................................................3
B. Sumber - Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara......................................3
C. Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara..................................................3
D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara..............................................4
E. Kehidupan Sosial - Budaya Kerajaan Tarumanegara....................................4
F. Kepercayaan Kerajaan Tarumanegara..........................................................5
G. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara...........................................................5

BAB III PENUTUP.........................................................................................7


A. Kesimpulaan.................................................................................................7
B. Saran.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan - Kerajaan di Indonesia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang menjadi bentuk - bentuk kesatuan besar. Perkembangan
dan pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari keberadaan Kerajaan - Kerajaan di
Indonesia seperti Hindu, Buddha, dan Islam. Keberadaan Kerajaan - Kerajaan
tersebut telah mewarnai sejarah Kerajaan di Indonesia. Kerajaan - Kerajaan di
Indonesia sangat banyak memberikan pengaruh terhadap masyarakat Indonesia
pada umunya.
Pada zaman Kerajaan berkembang Agama Hindulah yang pertama masuk
ke Indonesia dengan diperkirakan pada awal Tharikh Masehi dan terus
berkembang sampai kerajaan - kerajaan Islam bermunculan. Kerajaan
Tarumanegara adalah salah satu Kerajaan di Indonesia yang juga ikut mewarnai
sejarah Kerajaan di Indonesia. Banyak hal yang menarik dari Kerajaan
Tarumanegara dari segi peninggalannya, sejarahnya maupun yang lainnya.
Tarumanegara adalah Kerajaan Hindu kuno yang terletak di Jawa Barat.
Wilayah Kerajaan Tarumanegara meliputi Banten, Jakarta, sampai Cirebon.
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berdiri sekitar abad ke V hampir
bersamaan dengan Kerajaan Kutai (Kalimantan Timur). Raja yang terkenal
adalah Purnawarman, ia menganut agama Hindu Wisnu selain itu ia juga
dikenal sebagai raja adil dan bijaksana, gagah, berani jujur dalam memerintah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Letak Geografis Kerajaan Tarumanegara ?
2. Sumber Sejarah Tarumanegara Mengenai Prasasti dan Berita Asing ?
3. Bagaimana Kehidupan Masyarakat Tarumanegara ?
4. Bagaimana Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara ?
5. Apa Kepercayaan Yang Dianut Kerajaan Tarumanegara ?
6. Apa Saja Peninggalan Dari Kerajaan Tarumanegara ?

C. Maksud dan Tujuan


1. Agar mengetahui bahwa asal kebudayaan Hindu di Tarumanegara berasal
dari kebudayaan Hindu di India
2. Memahami tentang perkembangan sejarah Hindu - Buddha
3. Mengajarkan tentang kepemimpinan

D. Manfaat
1. Lebih menghargai sejarah yang telah ada
2. Dapat menambah wawasan kita mengenai Kerajaan Tarumanegara
3. Mengetahui kehidupan masyarakat, sumber sejarah, penyebab keruntuhan
4. Menghindari perbuatan - perbuatan buruk yang dapat mengancam persatuan
dan kesatuan, serta menimbulkan perpecahan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan sumber - sumber sejarah yang ada disimpulkan bahwa


kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat. Pusatnya belum dapat di
pastikan, namun para ahli menduga bahwa kali Chandabagha adalah kali
Bekasi, kira - kira antara sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun
wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta,
sampai perbatasan Cirebon.

Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan tertua kedua di Indonesia


setelah kutai, dan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan Hindu terbesar di
Indonesia. Kerajaan ini di dirikan oleh Rajadiraja Guru Jayasinghawarman
pada tahun 358 - 382 Masehi di tepi sungai Citarum, yang sekarang masuk ke
wilayah Kabupaten Lebak, Banten.

Raja Jayasingawarman merupakan seseorang dari India dan ia adalah


seorang menantu Raja Dewawarman VIII. Ketika Raja Jayasinghawarman
memimpin pelarian keluarga Kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari
musuh yang terus menerus menyerang Kerajaan Salakanagara. Di
pengasingan, tahun 385 M, Jayasinghawarman mendirikan Kerajaan baru di
tepi sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan di beri nama
Tarumanegara. Ibu Kota Kerajaan Tarumanegara yang berada di
Jayasinghapura pun menggantikan pusat pemerintahan dari kerajaan ayah
mertuanya, kerajaan Salakanegara. Kerajaan Salakanegara hanya menjadi
kerajaan daerah biasa.

Nama Tarumanegara di ambil dari nama tanaman yang bernama tarum,


yaitu tanaman yang di pakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan
pengawet kain yang banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman tarum
tumbuh di sekitar sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain, tanaman ini
merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan terbesar bagi
Kerajaan Tarumanegara.
B. Sumber - Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Menurut sejarah ataupun prasasti yang ada, tidak ada penjelasan atau
catatan yang pasti mengenai pertama kali di dirikannya Kerajaan
Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan prasasti,
sayangnya tidak ada satu pun yang memakai angka tahun.

Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli


berusaha mencari sumber - sumber lain dengan lebih mendalam, dan usaha
nya pun tidak sia - sia. Setelahnya ke Cina untuk mempelajari hubungan Cina
dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah - naskah
hubungan Kerajaan Indonesia dengan Kerajaan Cina menyebutnya Tolomo.
Menurut catatan tersebut, Kerajaan Tomolo mengirimkan utusan ke Cina
pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. Sehingga dapat di simpulkan
Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.

Bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara di ketahui dengan prasasti


batu yang di temukan. Dari prasasti - prasasti ini di ketahui bahwa Kerajaan
di pimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M, dan ia
memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman
ada di sekitar sungai Gomati ( wilayah Bekasi ). Kerajaan Tarumanegara ialah
kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara. Prasasti - prasasti yang menerangkan
keberadaan Kerajaan Tarumanegara menggunakan bahasa Sansekerta dan
huruf Pallawa. Prasasti - prasasti tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Prasasti Ciaruteun / Prasasti Ciampea


Peninggalan Kerajaan Tarumanegara adalah
prasasti yang di temukan di sungai Ciateureun salah
satu muara sungai Cisadane Bogor. Prasasti ini di
kenal dengan sebutan prasasti Ciampea. Terdapat
gambar dua telapak kaki dengan tulisan huruf
Palawa dan bahasa Sansekerta : Inilah dua kaki
yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki yang mulia Sang Purnama di
Negeri Taruma Raja yang gagah berani di dunia. Terdiri dari empat baris
dalam bentuk sloka dengan Metrun Anustubh. Disamping itu pada prasasti
ini juga di temukan gambar seekor laba - laba dan telapak kaki Maharaja
Purnawarman.
2. Prasasti Kebon Kopi
Ditemukan di kampung Cibungbulan Bogor
tepatnya dikampung Muara Hilir. Istimewanya
prasasti ini karena terdapat sepasang telapak kaki
gajah. Telapak kaki gajah ini digambarkan sebagai
telapak kaki Maharaj Purnawarman. Gajah adalah
hewan yang di sakralkan dan dekat dengan Dewa
Wisnu yang konon diibaratkan adalah pencitraan Maharaj Purnawarman.
Isinya : “Inilah dua telapak kaki gajah yang seperti Airawata, gajah
penguasa negeri Taruma yang gagah perkasa”. Tapak kaki di puja
merupakan ajaran Hindu Vaisnawa : Raja di anggap keturunan Dewa.

3. Prasasti Jambu / Prasasti Koleangkak


Peninggalan Kerajaan Tarumanegara selanjutnya
adalah prasasti pasir Koleangkak karena di
temukan di bukit Koleangkak di perkebunan
jambu. Tepatnya 30 km sebelah barat kota Bogor.
Terdapat gambar sepasang kaki dengan tulisan
“gagah mengagumkan dan jujur terhadap tugas
adalah pemimpin manusia yang tiada taranya yang termasyur Sri
Purnawarman yang memerintah di Taruma dan baju ziarahnya yang terkenal
tidak dapat ditembus senjata musuh. Inilah sepasang kakinya, yang
senantiasa berhasil menggempur kota - kota musuh, hormat kepada para
pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuhnya.

4. Prasasti Tugu
Prasasti ini adalah prasasti terpanjang sepanjang di
temukan mengenai Kerajaan Tarumanegara.
Prasasti ini di temukan di Tugu dekat Tanjung
Priok, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Dipahat
pada batu bulat panjang melingkar. Isinya : Dahulu
sebuah sungai yang bernama Candrabhaga, yang di
gali oleh seorang guru Rajadiraja mengalir ke laut setelah melalui puri. Dari
tahun ke-22 masa pemerintahan Punawarman telah digali sungai Gomati
yang panjangnya 6122 tombak ( ± 12 km ). Penggalian selesai 21 hari
dimulai tanggal 6 paro peteng bulan Phalguna dan selesai tanggal 13 paro
terang bulan Caitra. Lalu diadakan selamatan dan oleh Purnawarman di
hadiahkan kepada Brahmana 1.000 ekor sapi.

5. Prasasti Pasir Awi


Prasasti yang dipahat pada batu alam ini juga
ditemukan oleh N. W. Hoepermans pada 1864.
Namun, lokasinya berada di kawasan hutan perbukitan
Cipamingkis, Kabupaten Bogor. Prasasti Pasir Awi
berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan
dedaunan serta buah - buahan (bukan aksara) serta gambar sepasang telapak
kaki.

6. Prasasti Muara Cianten


Prasasti ini di temukan di Bogor, dan prasasti
ini belum dapat di baca karena menggunakan
aksara ikal. Disamping itu juga terdapat lukisan
telapak kaki.

7. Prasasti Cidanghiang / Prasasti Lebak


Prasasti ini juga dikenal oleh masyarakat lokal
sebagai prasasti Lebak, di temukan di kampung
Lebak di tepi sungai Cidanghiang, Kecamatan
Munjul Kabupaten Pandeglang Banten.
Prasasti ini baru di temukan pada tahun 1947
dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja
Purnawarman. Yang mempunyai isi sebagai berikut : Inilah tanda
keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguh - sungguhnya dari
raja dunia, yang mulia Purnawarman yang menjadi Panji sekaligus Raja.

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma di ketahui melalui sumber - sumber


yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa
tujuh buah prasasti batu yang di temukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan
satu di Lebak Banten. Selain prasati dan arca terdapat beberapa sumber -
sumber berita asing dari luar negeri. Sumber - sumber ini berasal dari berita
Tiongkok, antara lain :

1. Berita Fa-Hien
Pada tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan
bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang - orang beragama Buddha,
yang banyak adalah orang - orang yang beragama Hindu dan sebagian
adalah animisme.

2. Berita Dinasti Sui


Menceritakan bahwa pada tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-
lo-mo yang terletek di sebelah Selatan.

3. Berita Dinasti Tang


Berita ini juga menceritakan bahwa pada tahun 666 dan 669 telah datang
utusan dari To-lo-mo.

Berdasarkan tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-
lo-mo secara fonetis penyesuaian kata - katanya sama dengan Tarumanegara.
Maka berdasarkan sumber - sumber yang telah di jelaskan sebelumnya dapat
di ketahui aspek kehidupan tentang Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Tarumanegara berkembang antara tahun 400 - 600 M.


Berdasarkan prasasti - prasasti tersebut di ketahui Raja yang memerintah pada
waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut
prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh Jawa Barat yang membentang dari
Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.

C. Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Salah satu sumber sejarah yang mengungkap bagaimana kehidupan


politik di Kerajaan Tarumanegara adalah Naskah Wangsakerta. Di dalam
naskah ini memuat nama Raja - Raja Tarumanegara yang jumlahnya dari
berdiri hingga runtuh mencapai 12 Raja. Memang belum ada bukti yang
menyebutkan siapa pendiri kerajaan Tarumanegara, namun pada naskah
Wangsakerta disebutkan bahwa Raja pertama Tarumanegara bernama
Jayasingawarman, namun banyak para pakar meragukan isi naskah tersebut.

Menurut naskah Wangsakerta, Kerajaan Tarumanegara didirikan pada


tahun 258 M oleh Jayasingawarman. Raja pertama ini kemudian digantikan
oleh putranya bernama Dharmayawarman. Ia memerintah dari tahun 382
hingga 395 M. Makam Jayasingawarman dipusarkan di tepi kali Gomati,
sementara Dharmayawarman di tepi kali Candrabaga.

Raja ke 3 sekaligus Raja terkenal Kerajaan Tarumanegara bernama


Purnawarman. Berdasarkan isi prasasti Tugu, pada masa pemerintahan raja
Purnawarman sering terjadi bencana alam berupa banjir. Maka dari itu belau
memerintahkan untuk menggali Sungai Candrabaga dan Gomati sepanjang
12 km (6112 tombak). Penggalian kedua sungai ini dilakukan setelah 22 tahun
masa pemerintahan Purnawarman. Selain menghindari banjir, tujuan
penggalian 2 sungai yaitu untuk mengatasi kekeringan saat musim kemarau.

Selain ketiga raja di Kerajaan Tarumanegara diatas, berikut ini adalah


daftar silsilah Raja Tarumanegara menurut naskah Wangsakerta, meliputi :
1. Jayasingawarman : Pada tahun 358 hingga 382 masehi
Jayasingawarman pendiri Tarumanegara adalah menantu, Raja
Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari SALANKAYANA di
India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya di serang dan di
taklukkan oleh Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada. Setelah
Jayasingawarman mendirikan Tarumanegara pusat pemerintehen beralih
dari Rajatapura ke Tarumanegara. Salakanagara kemudian berubah menjadi
Kerajaan daerah. Jayasingawarman di pusarakan di tepi kali Gomati (
Bekasi ).

2. Dharmayawarman : Pada tahun 382 hingga 395 masehi


Di pusarakan di tepi kali Candrabaga.

3. Purnawarman : Pada tahun 395 hingga 434 masehi


Beliau membangun ibukota Kerajaan baru dalam tahun 397 yang terletak
lebih dekat ke pantai dan di beri nama “Sundapura”. Nama sunda mulai
digunakan oleh Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 masehi untuk
menyebut ibukota Kerajaan yang didirikannya. Pustaka Nusantara, Parwa II
sarga 3 ( halaman 159-162 ) menyebutkan bahwa di bawah kekuasaan
Purnawarman terdapat 48 Raja daerah yang membentang dari Salakanagara
atau Rajatapura ( di daerah Teluk Lada Pandeglang ) sampai ke Purwalingga
( sekarang Purbalingga ) di Jawa Tengah. Secara tradisional Ci Pamali ( kali
Brebes ) memang di anggap batas kekuasaan Raja - Raja penguasa Jawa
Barat pada masa silam.

4. Wisnuwarman : Pada tahun 434 hingga 455 masehi

5. Indrawarman : Pada tahun 455 hingga 515 masehi

6. Candrawarman : Pada tahun 515 hingga 535 masehi

7. Suryawarman : Pada tahun 535 hingga 561 masehi


Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik Ayahnya yang
memberikan kepercayaan lebih banyak kepada Raja daerah untuk mengurus
pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah
bagian timur. Dalam tahun 526 M, misalnya Manikmaya menantu
Suryawarman, mendirikan Kerajaan baru di Kendan, daerah Negreg antara
Bandung dan Limbangan, Garut. Sedangkan Putra Manikmaya, tinggal
bersama kakeknya di ibukota Tarumanegara dan kemudian menjadi
Panglima Angkatan Perang Tarumanegara. Perkembangan daerah timur
menjadi lebih berkembang ketika cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan
Galuh dalam tahun 612 M.

8. Kertawarman : Pada tahun 561 hingga 628 masehi

9. Sudhawarman : Pada tahun 628 hingga 635 masehi

10. Hariwangsawarman : Pada tahun 639 hingga 640 masehi


11. Nagajayawarman : Pada tahun 640 hingga 666 masehi

12. Linggawarman : Pada tahun 666 hingga 669 masehi


Tarumanegara sendiri hanya mengalami masa pemerintahaan 12 orang
Raja. Dalam tahun 669, Linggawarman, Raja Tarumanegara terakhir,
digantikan menantunya yaitu Tarusbawa. Linggawarman sendiri
mempunyai dua orang putri, yang sulung bernama Manasih yang menjadi
istri Tarusbawa dan yang bungsu bernama Sobakancana yang menjadi istri
Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya.

13. Tarusbawa : Pada tahun 669 hingga 723 masehi


Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa menggantikan
mertuanya menjadi penguasa Tarumanegara yang ke-13. Karena pamor
Tarumanegara pada zamanya sudah sangat menurun, ia ingin
mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di
purasaba ( ibukota ) Sundapura. Dalam tahun 670 M, beliau mengganti
nama Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa ini dijadikan alasan
oleh Wretikandayun, cicit Manikmaya, untuk memisahkan Kerajaan Galuh
dari kekuasaan Tarusbawa. Karena Putra Mahkota Galuh ( SENA or
SANNA ) berjodoh dengan Sanaha putri Maharani Sima dari Kerajaan
Kalingga, Jepara, Jawa Tengah, maka dengan dukungan Kalingga
Wretikandayun menuntut kepada Tarusbawa supaya bekas kawasan
Tarumanegara dipecah menjadi dua Kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan
Kerajaan Galuh dengan Citarum sebagai batas.

➢ Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara / Faktor Pendorong


Pada masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara mengalami
perkembangan pesat. Masa kejayaan Tarumanegara terjadi pada zaman
Purnawarman yang bergelar Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara
Digwijaya Bhima Prakarma Suryamahapurusa Jagatpati.

Dengan memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-


kerajaan kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga
membangun berbagai infrastruktur yang mendukung perekonomian
kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai Gomati dan Candrabaga.

Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim
hujan, juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah yang
dulu menjadi salah satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat
Kerajaan Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap
sebagai masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena
kemampuan kerajaan yang mampu berkurban 1000 ekor sapi saat
pembangunan ke dua sungai itu.
➢ Penyebab Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara / Faktor Runtuhnya
Pada masa keruntuhan Kerajaan Tarumanegara jarang diketahui.
Bahkan dalam berbagai prasasti hanya menyebutkan nama Maharaja
Purnawarman. Masa keruntuhan Kerajaan Tarumanegara terjadi setelah
Kerajaan ini dipimpin oleh Raja generasi ke-13 yang bernama Raja
Tarusbawa. Runtuhnya Kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa ini
disebabkan tidak adanya kepemimpinan karena Raja Tarusbawa lebih
menginginkan memimpin kerajaan kecilnya di hilir sungai Gomati.

Selain itu, gempuran beberapa Kerajaan lain di Nusantara pada masa


itu terutama Kerajaan Majapahit memegang andil penting dalam keruntuhan
Kerajaan Tarumanegara pada masa itu. Pada masa pemerintahan
Sudawarman, Kerajaan Tarumanegara sudah mulai terlihat mengalami
kemunduran.

➢ Peristiwa Penting Yang Terjadi di Kerajaan Tarumanegara


Tercatat dari cerita - cerita mengenai masa pemerintahan Raja - Raja
yang pernah memimpin. Selain itu juga ditemukan sumber yang berasal dari
luar negeri berupa catatan yang dibukukan dengan judul “Fa-Kuo-Chi” oleh
seorang berkebangsaan Cina yang pernah singgah di Jawa pada abad 5.

Berdasarkan usia prasasti yang ditemukan, kemudian ahli sejarah


menyepakati bahwa Kerajaan Tarumanegara berdiri sekitar abad ke 4
masehi. Hal ini didasarkan pada bukti peninggalan yang rata-rata dibuat
pada sekitaran abad 5 masehi dengan keadaan yang sudah mapan. Prasasti
Cidanghiang salah satunya, sebagai sumber sejarah yang memberitahukan
silsilah kepemimpinan. Dikatakan bahwa terdapat sebuah pujian kepada
seorang Raja yang bernama Purnawarman dalam huruf pallawa dan bahasa
Sansekerta.

Informasi yang tertulis dalam prasasti yang ditemukan diyakini sebagai


bukti nama Raja pertama yang memimpin Kerajaan Tarumanegara.
Kegagahan dan kebijaksanaanya dalam pemerintahan juga dituliskan dalam
sebuah Prasasti yang ditemukan di Ciaruteum. Sedangkan Keagungan dan
keberhasilannya juga dituliskan dalam prasasti Jambu. Kebenaran pun
menjadi lebih terang mengenani silsilah pemerintah dengan Purnawarman
sebagai pendiri Kerajaan yang pertama.

Peristiwa penting Kerajaan Karumanegara sebuah catatan dalam


Parasasti Tugu mengenai penggalian sungai Candrabaga dan sungai
Gomati. Informasi ini menyatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada
masa Rajadirajadru dan Purnawarman. Diketahui bahwa panjang dari
sungai yang dibuat setara 6112 panjang tombak atau sekitar 12 kilometer.
Penggalian dilaksanakan pada sekitaran tahun ke-22 masa pemerintahan
Purnawarman. Penggalian sungai dilakukan untuk memecahkan masalah
banjir yang terus terjadi saat musim penghujan dan juga kekeringan yang
datang saat musim kemarau. Peristiwa tersebut menjadi gambaran
kemapanan berfikir dan keseimbangan kehidupan yang terjadi pada tahun -
tahun Pemerintahan Raja Purnawarma

D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara

Masyarakat Tarumanegra mengutamakan bidang pertanian sebagai


sumber mata pencaharian mereka. Mereka berladang secara berpindah -
pindah. Selain itu, bidang pelayaran dan perdagangan tidak kalah penting
dalam perekonomian Tarumanegara.

Dalam prasasti Tugu, dinyatakan bahwa Raja Purnawarman


memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6112
tombak. Terusan ini ( Gomati dan Candrabhaga ) dibangun oleh golongan
budak dan kaum sudra. Pada akhirnya terusan ini selain berfungsi sebagai
sarana pencegah banjir, juga berfungsi sebagai sarana lalu lintas pelayaran
perdagangan antar daerah di Kerajaan Tarumanegara dengan daerah lain di
luar Kerajaan. Berdasarkan cacatan Fa-Hien, seorang musafir Cina,
masyarakat tarumanegara memperdagangkan beras dan kayu jati. Sehingga
hal tersebut berdampak pada kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan
Tarumanegara yang sudah banyak mengalami kemajuan dan kemakmuran.

E. Kehidupan Sosisal - Budaya Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan sosial budaya Kerajaan Tarumanegara sangat mapan jika


ditinjau dari tahun pemerintahannya. Terutama saat masa kepemimpinan Raja
Purnawarman. Setiap rakyatnya memiliki hak sama dalam memilih agama
untuk dianut. Walaupun pada saat itu, Hindu adalah agama yang banyak
dianut sekaligus pelopor berdirinya Kerajaan, namun budaya toleransi tetap
dijunjung tinggi tanpa menindas ataupun membeda - bedakan perlakuannya.
Oleh karena itulah masyarakat Buddha dan penganut animisme dapat hidup
berdampingan dengan damai.

Kehidupan sosial budaya Kerajaan Tarumanegara mengalami masa


kejayaannya saat Purnawarman sebagai Raja. Kepeduliannya terhadap
rakyatnya menjadi gambaran kelembutannya sebagai pemimpin. Sistem
politik yang dianut juga mapan dan terstuktur dengan baik dalam pengaturan
kebijakan terhadap masyarakat. Luas daerah kekuasaan yang besar kemudian
melahirkan sebuah Undang - Undang. Keberadaan hukum tertulis ini menjadi
referensi pengaturan perang dan strateginya. Untuk itulah semua kegiatan
menjadi lebih teratur dan terarah dengan baik.

Sedangkan mengenai kehidupan budayanya sudah terlihat mapan dan


maju. Dibuktikan dengan penemuan prasasti yang yang mengandung pesan
tertulis dengan gaya tulisan dan bahasa yang bagus. Ini membuktikan bahwa
pada masa itu, kebudayaan mengenal huruf dan menulis sudah banyak
dikenalkan kepada rakyatnya. Sehingga, secara tidak langsung bisa dikatakan
bahwa kemungkinan besar pada masa itu kemampuan literasi yang dimiliki
cukup bagus.

Berbagai keunggulan sistem pemerintahan Kerajaan Tarumanegara,


menjadi bukti kebesarannya. Walaupun pada akhirnya mengalami masa pahit
yang berujung keruntuhan pemerintahan pada raja ke-12. Namun, secara garis
besar sistem yang dianut dan diciptakan sudah cukup mapan dengan kondisi
politik, ekonomi, sosial - budaya yang berlaku pada abad ke-4. Dibandingkan
dengan saat ini, justru lebih stabil pada masa pemerintahan kerajaan.

Terbukti dari berbagai catatan yang tertulis pada prasasti yang


ditemukan. Bahwa kehidupan pada masa itu benar - benar mengalami banyak
sekali suka cita. Tidak heran jika bisa bertahan hingga kepemimpinan pada
garis ke-12, walaupun kemudian harus menemui kehancurannya. Paling tidak
kejayaan yang pernah dialami memberikan kemegahan sejarah yang
dikenang orang banyak.

Kehidupan sosial budaya Kerajaan Tarumanegara tercermin begitu


tentram, damai, serta teratur. Toleransi dan kasih sayang antar sesama rakyat
juga begitu kental. Sang Raja begitu memikirkan tentang kesejahteraan
rakyatnya. Sehingga terus membuat inovasi terbaik untuk diwariskannya.
Budaya gotong royong, kemanusiaan, hingga literasinya sangat mapan dan
cukup stabil. Hingga pada suatu masa, kerajaan ini mencapai masa
terpuruknya hingga hancur tanpa sisa.
F. Kepercayaan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara didirikan atas konsep ketuhanan yang dibawa


oleh umat Hindu. Didirikan sebagai perwujudan penyebaran agama Hindu di
Indonesia. Semua aspek kehidupan dan pemerintahan selalu berhubungan
dengan konsep keagamaan tersebut. Keadaan ini tentunya menjadi cermin
kehidupan agama Kerajaan Tarumanegara.

Sudah sangat jelas dominasinya, namun perlu diketahui juga bahwa


terdapat golongan lain yang berbeda seperti umat Buddha dan penganut
kepercayaan animisme. Keadaan ini tentunya bukan sebuah masalah, karena
sang Raja mampu menyatukan perbedaan itu dengan porsi perlindungan hak
yang sama.

Kebenaran akan informasi agama yang berlaku di masa Kerajaan


Tarumanegara dibuktikan dalam catatan berjudul “Fa Kao Co”. Orang
tersebut menuliskan semua pengalaman saat berada di daerah Jawa. Melalui
tulisan dalam buku itu dijelaskan bahwa terdapat tiga agama dalam satu
pemerintahan yang hidup rukun serta sejahtera.

Sebagai agama mayoritas, Hindu menempati tempat utama dalam


berbagai penyelesaian masalah yang terkait hingga hal - hal penting lainnya.
Namun, ada beberapa yang beragama Buddha dan tetap merasa nyaman aman
hidup di sekitar mereka. Toleransi yang dijunjung tinggi dalam kehidupan
beragama oleh masyarakat berhasil memberikan kedamaian.

Sebuah sumber mengatakan agama utama yang dianut oleh Raja dan
mayoritas penduduknya adalah Hindu dengan aliran Wisnu. Hal ini
dibuktikan dengan penemuan beberapa prasasti yang menggambarkan
kebudayaan dan penghormatan terhadap Dewanya. Seperti yang tertulis dan
tergambar dalam prasasti Ciaruteun. Dimana terdapat dua bagian A dan juga
B yaitu bait puisi berisi 4 baris dengan irama Anustubi khas India. Juga
telapak kaki dan motif laba - laba sebagai bentuk penghormatan.

Tarumanegara juga menempatkan posisi Brahmana sebagai


penghormatan kepada Dewa. Keberadaan Brahmana di posisi utama dan
prioritas tidak kemudian memunculkan perpecahan dan rasisme yang
berujung pada pertengkaran antar agama. Namun, justru berhasil
menyatukannya dalam satu misi dan hidup berdampingan dengan damai.
Perbedaan tidak merusak kehidupan bersosial dan beragama. Keberhasilan itu
tentu mencapai titik lebur saat kerajaan runtuh pada pemimpin ke-12 yang
berkuasa.

Berbagai gambaran mengenai kehidupan agama Kerajaan Tarumanegara


tertuang jelas dalam berbagai bentuk peninggalannya. Seperti halnya
bangunan candi, artefak hingga kisah - kisah yang diturunkannya melalui
prasasti ataupun bukti sejarah lainnya. Pada intinya agama mayoritas yang
dianut pada masa itu adalah Hindu beraliran Wisnu. Kemudian hidup bersama
dengan minoritas dari Buddha dan juga animisme. Tidak ada perdebatan,
provokasi, ataupun pilih kasih. Semua mendapat hak dan kewajiban yang
setara dan juga mendapat perlindungan dari Kerajaan.

G. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara


Selain meninggalkan bukti prasasti, Kerajaan Tarumanegara juga
meninggalkan bukti dalam bentuk bangunan. Bangunan tersebut dikenal
dengan candi

1. Candi Cibuaya
Bangunan ini terletak di Desa Cibuaya, Karawang,
Jawa Barat. Pada awal penemuannya, Candi ini
dianggap sebagai reruntuhan peninggalan Belanda.
Namun, pendapat tersebut berubah ketika
ditemukanya arca Wisnu didekat situs
(candi.perpusnas.go.id). Pada candi ini terdapat dua bangunan yang disebut
dengan Lemah Duhur dan Lemah Duhur Wadon.
Pada bangunan Lemah Duwur Lanang puncaknya terdapat lingga, dengan
bentuk bujur sangkar dibagian bawah dan bulat pada bagian atas. Sedangkan
pada bangunan Lemah Duwur Wadon memiliki bentuk bujur sangkar,
dengan bahan bata. Ketika ditemukan, bangunan ini hanya tersisa bagian
kaki.

2. Candi Situs Batujaya


Bangunan ini terletak di wilayah Karawang,
Jawa Barat. Situs ini mencapai luasnya
hingga 5 Km persegi. Persebaran candi di
situs ini telah ditemukan sejumlah 46 titik,
namun tidak menutup kemungkinan bawa
masih ada yang terpendam dalam tanah.
Bangunan yg sudah dipugar dan telah memiliki bentuk candi, diantaranya
ialah Candi Jiwa, Candi Blandongan, Candi Serut, dan Candi Sumur, yang
keempatnya disebut juga Candi Batujaya.
3. Candi Jiwa
Merupakan sebuah gundukan tanah yang
menyerupai bukit kecil. Oleh pendudukan sekitar
disebut dengan unsur jiwa dan memiliki bentuk
lonjong. Pemugaran candi ini dilakukan mulai
tahun 1996 hingga 2001. Candi Jiwa ini terletak
2 meter dibawah permukaan tanah. Pada candi
Jiwa ini tidak memiliki anak tangga, karena candi tersebut dibuat bukan
untuk upacara namun bersembahyang disekelilingnya. Pada candi ini juga
ditemukan patung Buddha.

4. Candi Blandongan
Pada awal penemuannya, candi ini hanya
berbentuk gundukan tanah merah yang
ditumbuhi tanaman. Bangunan ini pertama kali
disurvei tim arkeologi FSUI pada 1984, lalu
antara tahun 1992 dan tahun 2000 bangunan ini
diekskavasi oleh Puslit Arkenas. Sehingga
ditemukan bentuk reruntuhan bangunan.
Candi ini memiliki bentuk bujur sangkar. Candi ini terlihat bertingkat,
karena pada bagian tengah candi masih ada ruangan. Pada bagian atas badan
candi sudah runtuh sehingga tidak diketahui bentuknya.

5. Candi Serut
Pada saat ditemukan, kondisi candi sudah
cukup rusak. Candi ini miring, sehingga
diduga roboh. Penggalian candi ini beru
sebatas pinggiran dinding saja, sehingga
sebagian masih terkubur. Namun karena
kondisinya yang miring, penggalianpun
dihentikan karena ditakutkan akan semakin rusak.

6. Candi Sumur
Bangunan ini terletak ditengah sawah. Pertama
kali diekskavasi oleh Puslit Arkenas pada 1992.
Penggalian tersebut menghasilkan temuan
bangunan bata dengan bentuk persegi panjang.

Selain candi adapun arca - arca yang ditemukan dan menjadi


peninggalan Kerajaan Tarumanegara, yaitu sebagai berikut :
1. Arca Rajasari
Arca Rajasari termasuk arca tua yang tidak
diketahui secara pasti lokasi penemuannya yang
asli. Namun, arca ini diperkirakan ditemukan di
daerah Jakarta. Arca Rajasari menggambarkan
tentang Raja Purnawarman yang memiliki sifat
seperti Dewa Wisnu.

2. Arca Wisnu Cibuaya I


Arca yang berasal dari abad ke-7 ini dianggap
dapat melengkapi prasasti-prasasti peninggalan
Purnawarman. Hal ini membuktikan adanya aliran
seni di Jawa Barat. Arca Wisnu Cibuaya I
mempunyai persamaan dengan arca yang
ditemukan di Semenanjung Melayu, Siam, dan
Kamboja. Selain itu, arca ini juga mempunyai
persamaan dengan langgam seni Pallawa dari
India Selatan.

3. Arca Wisnu Cibuaya II


Arca Wisnu Cibuaya II diyakini berusia
sangat tua karena persamaan yang
ditemukan dengan arca Seni Pala pada abad
ke-7 dan 8.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan Kerajaan Tarumanegara diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Kerajaan Tarumanegara merupakan sebuah Kerajaan Hindu yang
didirikan oleh Jayasingwarman pada tahun 358 M, yang diperkirakan sejak
abad ke V dan VI. Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat yang daerah
kekuasaannya meliputi Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon, Kerajaan
ini pernah dipimpin oleh 12 Raja.

Kerajaan Tarumanegara meninggalkan 7 prasasti yaitu Ciaruteun, Kebon


kopi, Jambu, Tugu, Lebak, Muara Cianten, Cidang Hiyang. Sumber sejarah
Kerajaan Tarumanegara selain bisa didapat dari prasasti juga bisa didapat dari
arca dan dari berita Tiongkok seperti berita Fa Hien, Dinasti Sui, Dinasti
Tang.

Kerajaan Tarumanegara tidak hanya menunjuk pada perkembangan


ajaran Hindu - Buddha, tetapi juga pada aspek lain misalnya aspek politik,
ekonomi, sosial - budaya dan lain sebagainya. Dalam proses akulturasi,
Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan -
peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan
India. Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun
dalam perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan
kepribadian sendiri.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran bagi kami,
maupun para pembaca. Kerajaan Tarumanegara merupakan peninggalan
yang penting untuk kita semua karena Kerajaan ini juga telah ikut mewarnai
sejarah Kerajaan di Indonesia yang tentunya telah begitu banyak budaya yang
ditinggalkan oleh nenek moyang kita. Maka dari itu, kita harus menjaga dan
melestarikan budaya peninggalan dari nenek moyang kita, kalau bukan kita
mau siapa lagi, kalau bukan sekarang mau kapan lagi.

Hendaknya para generasi mudah mau untuk mengetahui mengenai


sejarahnya kerajaan - kerajaan zaman dulu, karena dalam setiap kisahnya
memiliki hal - hal positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan sekarang ini.
Dengan mengetahui sejarah tersebut juga bisa menambah wawasan kita
sebagai generasi muda.
DAFTAR PUSTAKA
https://dtk.id/Nu0JuP
diakses pada tanggal 9 Januari 2023

https://www.materisma.com/2014/02/sejarah-kerajaan-tarumanegara.html
diakses pada tanggal 10 Januari 2023

https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/22/150000879/kehidupan-
politik-kerajaan-
tarumanegara?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Referral&utm_campa
ign=Top_Mobile
diakses pada tanggal 12 Januari 2023

https://www.geniora.com/article/kerajaan-kutai-dan-tarumanegara-sejarah-
masa-kejayaan-dan-peninggalannya/
diakses pada tanggal 13 Januari 2023

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5681734/kerajaan-tarumanegara-
lokasi-raja-raja-dan-peninggalan
diakses pada tanggal 13 Januari 2023

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/28/170000779/alasan-
kehidupan-sosial-ekonomi-masyarakat-tarumanegara-dikatakan-
maju?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Referral&utm_campaign=Top
_Mobile
diakses pada tanggal 14 Januari 2023

https://www.medcom.id/amp/ybDXld0b-sejarah-kerajaan-tarumanegara-
silsilah-raja-kehidupan-dan-peninggalannya
diakses pada tanggal 15 Januari 2023

https://artikelsiana.com/sejarah-kerajaan-tarumanegara-kehidupan/
diakses pada tanggal 15 Januari 2023

https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/15/090000179/corak-agama-
kerajaan-
tarumanegara?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Referral&utm_campa
ign=Top_Mobile
diakses pada tanggal 15 Januari 2023

https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/01/123324579/peninggalan-
kerajaan-
tarumanegarautm_source=Various&utm_campaign=Bottom_Deskop
diakses pada tanggal 12 Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai