Perpus
Perpus
Perpus
SKRIPSI
oleh:
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Fitra Nadia Rizki, Nim 14 202 045, Judul Skripsi “Penyaluran
Pembiayaan Murabahah pada Koperasi Pegawai Negeri Syariah RSUD Prof.
Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2015-2017”. Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Batusangkar.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana
penyaluran pembiayaan Murabahah. penyaluran pembiayaan masih menggunakan
istilah konvensional atau simpan pinjam, dan pihak koperasi dalam memberikan
dana kepada anggota tanpa menggunakan akad perwakilan atau wakalah untuk
membeli barang sesuai keperluan anggota.
Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan
penyaluran pembiayaan murabahah pada KPN Syariah RSUD Prof. Dr. MA
Hanafiah SM Batusangkar, untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan
akad yang digunakan dalam pembiayaan murabahah pada KPN Syariah RSUD
Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan
metode kualitatif. Sumber data yang penulis gunakan adalah sumber data primer
dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang penulis gunakan yaitu dengan data
reduction, data display, data conclusion atau verification.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran pembiayaan murabahah
pada KPN Syariah RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar melalui
Prosedur sebagai berikut: pihak anggota atau calon anggota datang kepada pihak
KPN Syariah RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar untuk mengajukan
permohonan pembiayaan murabahah dengan membawa persyaratan yang telah
ditentukan oleh pihak KPN Syariah, anggota mengisi formulir pembiayaan,
pemeriksaan kelengkapan data oleh pengelola KPN syariah, persetujuan /
penolakan pembiayaan oleh komite, penandatanganan akad, pencairan dana
pembiayaan, dan anggota membayar angsuran sesuai besar angsuran yang ada
dalam akad perjanjian. Penerapan akad dalam penyaluran pembiayaan pada KPN
Syariah menggunakan akad murabahah, tetapi proses pelaksanaannya pihak KPN
Syariah memberikan sejumlah dana langsung kepada anggota tanpa menggunakan
akad wakalah (perwakilan).
v
DAFTAR ISI
COVER
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. .............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................. 6
C. Sub Fokus penelitian ...................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
F. Definisi Operasional....................................................................... 7
vi
2. Koperasi Jasa Keuangan Syariah
a. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah ..................... 16
b. Sejarah Koperasi Syariah ................................................... 17
c. Prinsip Koperasi Syariah .................................................... 18
d. Jenis-jenis Usaha Koperasi Syariah ................................... 19
e. Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS)... 20
3. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan ...................................................... 22
b. Tujuan Pembiayaan ........................................................... 23
c. Fungsi Pembiayaan ............................................................ 25
d. Unsur-Unsur Pembiayaan .................................................. 26
e. Jenis-jenis Pembiayaan ...................................................... 27
f. Kelayakan Pemberian Pembiayaan .................................... 28
g. Tahapan Proses Pembiayaan ............................................. 31
4. Murabahah
a. Pengertian Murabahah ....................................................... 32
b. Dasar Hukum Murabahah.................................................. 33
c. Rukun dan Syarat Murabahah ........................................... 39
d. Prosedur Pembiayaan Murabahah ..................................... 41
e. Tujuan dan Manfaat Murabahah ....................................... 44
f. Skema pembiayaan Murabahah ......................................... 45
B. Penelitian Relevan ........................................................................... 46
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah berdiri KPN Syariah RSUD Prof. Dr.
MA Hanafiah SM Batusangkar ............................................... 54
2. Kepengurusan, Badan Pengawas dan Karyawan
KPN Syariah RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah
SM Batusangkar ...................................................................... 54
3. Visi dan Misi KPN Syariah RSUD Prof. Dr.
MA Hanafiah SM Batusangkar ............................................... 55
4. Bidang Usaha KPN Syariah RSUD Prof. Dr.
MA Hanafiah SM Batusangkar ............................................... 56
5. Struktur Organisasi KPN Syariah RSUD Prof.
Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar ......................................... 57
B. Pembahasan
1. Prosedur penyaluran pembiayaan murabahah
pada KPN Syariah RSUD Prof. Dr. MA
Hanafiah SM Batusangkar ........................................................ 61
2. Penerapan akad dalam penyaluran pembiayaan
murabahah pada KPN Syariah RSUD Prof. Dr.
MA Hanafiah SM Batusangkar ................................................ 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 72
B. Saran .............................................................................................. 72
DAFTAR KEPUSTAKAAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang
itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 275).
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas,
maka fokus penelitian dari penelitian ini “Penyaluran Pembiayaan
Murabahah pada Koperasi Pegawai Negeri Syariah RSUD Prof. DR MA
Hanafiah SM Batusangkar”.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penyaluran pembiayaan
murabahah pada Koperasi Pegawai Negeri Syariah RSUD Prof. DR. MA
Hanafiah SM Batusangkar
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan akad dalam
pembiayaan murabahah pada Koperasi Pegawai Negeri Syariah RSUD
Prof. DR. MA Hanafiah SM Batusangkar
7
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan
bagi pengembangan ilmu khususnya mengenai Penyaluran pembiayaan
Murabahah pada koperasi Pegawai Negeri Syariah RSUD Prof. DR. MA
Hanafiah SM Batusangkar.
2. Secara Praktis
a. Pihak KPN Syariah RSUD Prof. DR. MA Hanafiah SM
Batusangkar, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan
masukan untuk mengevaluasi tentang Penyaluran pembiayaan
Murabahah pada KPN Syariah RSUD Prof. DR. MA Hanafiah SM
Batusangkar
b. Pihak praktisi koperasi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi praktisi untuk mengevaluasi tentang penyaluran
pembiayaan Murabahah pada koperasi.
c. Pihak pembaca, Sebagai pengetahuan kepada pembaca tentang
penyaluran pembiayaan Murabahah dan sebagai pedoman untuk
bahan penelitian bagi peneliti selanjutnya.
d. Pihak penulis, Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) di IAIN Batusangkar dan sebagai
wadah dalam pengembangan ilmu pengetahuan terkait penyaluran
pembiayaan Murabahah pada KPN Syariah RSUD Prof. DR. MA
Hanafiah SM Batusangkar.
F. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dalam memahami istilah-istilah yang terdapat
dalam judul skripsi ini, agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam
memahaminya. Maka berikut ini akan penulis jelaskan beberapa istilah yang
memerlukan pemahaman yang lebih jauh, yaitu:
8
A. Landasan Teori
Pembahasan dalam landasan teori yang akan penulis lakukan terkait
dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan koperasi dan
pembiayaan, selanjutnya akan di uraikan sebagai berikut:
1. Koperasi
a. Pengertian Koperasi
Secara etimologi, koperasi berasal dari kata dalam bahasa
inggris yaitu “cooperatives”, merupakan gabungan dua kata co dan
operation. Dalam bahasa belanda disebut cooperatie, yang artinya
adalah kerja bersama. Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
bekerja sama, atau bekerja bersama, atau kerjasama merupakan
koperasi. Kata koperasi mempunyai padanan makna dengan kata
syirkah dalam bahasa Arab. Syirkah ini merupakan wadah
kemitraan, kerja sama, kekeluargaan, kebersamaan usaha yang sehat,
baik dalam halal yang sangat terpuji dalam Islam (Muhammad,
2007: 93). Berikut ini adalah beberapa pengertian koperasi sebagai
pegangan untuk mengenal koperasi lebih jauh.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan (Undang-Undang RI
No. 25, 1992:1).
Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan
orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk
dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara
kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniyah para anggotanya (Widiyanti dan Sunindhia, 2008: 1).
9
10
b. Landasan Koperasi
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, koperasi berlandaskan pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta berdasarkan atas
asas kekeluargaan. Koperasi mengandung dua unsur yaitu unsur
ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem dan
sebagaimana di ketahui sistem itu merupakan himbauan kompenen-
komponen atau bagian yang saling berkaitan yang secara bersama-
sama berfungsi mencapai tujuan (Rudianto, 2010: 3).
c. Tujuan Koperasi
Tujuan yang dimaksud adalah tujuan ekonomi atau dengan
kata lain bahwa koperasi harus berdasarkan atas motif ekonomi atau
mencari keuntungan, sedangkan bagian-bagian yang saling berkaitan
tersebut merupakan unsur-unsur ekonomi seperti digunakannya
sistem pembukaan yang baku diadakannya pemeriksaan secara
periodik, adanya cadangan dan sebagaiannya. Sedangkan unsur
sosial, bukan dalam arti kedermawanan tetapi lebih untuk
menerangkan kedudukan anggota dengan pengurus. Juga unsur
sosial di temukan dalam cara koperasi yang demokratis, kesamaan
derajat, kebebasan keluar masuk anggota, calon anggota,
persaudaraan, pembagian sisa hasil usaha kepada anggota secara
professional dengan jasanya serta menolong diri sendiri (Andjar
Pachta, 2008: 21-22).
11
d. Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi secara umum adalah sebagai berikut:
a) Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka
Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka
bagi semua orang tanpa pandang bulu yang bersedia
menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung
jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin, latar
belakang sosial, ras, politik, atau agama.
b) Pengawasan Secara Demokratis oleh Anggota
Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh
para anggotanya, yang secara aktif terlibat dalam menetapkan
kebijakan dan membuat keputusan.
c) Partisipasi Ekonomi Anggota
Para anggota memberikan kontribusi secara adil dan
mengendalikan secara demokratis modal milik koperasi mereka.
Sekurang-sekurangnya sebagian modal biasanya adalah milik
bersama koperasi (Idrus, 2008: 63).
d) Otonomi dan Kemandirian
Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri
sendiri diawasi oleh para anggotanya. Apabila koperasi
mengadakan perjanjian dengan pihak lain termasuk dengan
pemerintah, atau memupuk modal dari sumber luar, koperasi
melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin
pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan yang
mempertahankan otonom mereka.
e) Pendidikan, Pelatihan dan Penerangan
Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
bagi para anggota, wakil-wakil anggota yang dipilih secara sah
serta para manajer dan karyawan, agar mereka dapat melakukan
tugasnya lebih efektif bagi pengembangan koperasi. Mereka
memberikan penerangan kepada masyarakat umum, khususnya
12
e. Jenis-Jenis Koperasi
a) Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggota-
anggotanya terdiri dari tiap-tiap yang mempunyai kepentingan
langsung dalam lapangan konsumsi. Koperasi konsumsi
mempunyai fungsi:
(1) Sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan rakyat
sehari-hari sehingga memperpendek jarak antara produsen
dengan konsumen.
(2) Harga barang sampai di tangan pemakai menjadi murah.
(3) Ongkos-ongkos pembelian dapat dihemat.
Tujuan koperasi konsumsi adalah agar anggota-
anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan
kualitas yang baik dan harga yang layak.
b) Koperasi Kredit (Koperasi Simpan Pinjam)
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan
modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan
terus menerus untuk kemudian di pinjamkan kepada para anggota
13
g. Permodalan Koperasi
Permodalan koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki
karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib,
modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha
yang belum dibagi.
15
1) Modal Anggota
Istilah modal dalam pengertian ini lebih memiliki arti
sebagai sumber pembelanjaan usaha yang berasal dari setoran
para anggota. Biasanya setoran anggaran koperasi dapat
dikelompokkan dalam 3 jenis setoran, yaitu simpanan pokok,
simpanan wajib dan simpanan sukarela. Akan tetapi, koperasi
tertentu memiliki jenis setoran lain yang berbeda. Berkaitan
dengan modal anggota, jenis simpanan sukarela tidak dapat
dikelompokkan sebagai modal koperasi karena tidak bersifat
permanen, dimana simpanan jenis ini di dapat ditarik sewaktu-
waktu oleh anggota. Jenis-jenis setoran :
a) Simpanan pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama
banyaknya yang harus disetorkan oleh setiap anggota pada
waktu masuk menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini
dapat diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi
anggota koperasi.
b) Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus
dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan
tertentu, seperti sebulan sekali. Jenis simpanan wajib ini
dapat diambil kembali dengan cara yang diatur lebih lanjut
dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan
keputusan rapat anggota. Simpanan sukarela adalah jumlah
tertentu yang diserahkan oleh anggota atau bukan anggota
kepada koperasi atas kehendak sendiri sebagai pinjaman.
Simpanan jenis ini dapat diambil kembali oleh pemiliknya
setiap saat. Karena itu, simpanan sukarela tidak dapat
dikelompokkan sebagai modal anggota dalam koperasi tetapi
dikelompokkan sebagai utang jangka pendek (Rudianto,
2010: 6).
16
2) Modal Sumbangan
Yaitu sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan
tidak mengikat. Modal sumbangan tidak dibagikan kepada angota
koperasi selama koperasi belum dibubarkan.
3) Modal Penyertaan
Yaitu sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang ditananmkan oleh pemodal untuk menambah
dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha
koperasi.
4) Cadangan
Yaitu bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan
oleh koperasi untuk suatu tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. biasanya cadanagan
dibuat untuk persiapan melakukan pengembangan usaha,
investasi terbaru, atau antisipasi terhadap kerugian usaha.
5) Sisa Hasil Usaha (SHU)
Yaitu selisih antara penghsilan yang diterima koperasi
selama periode tertentu dengan pengorbanan (beban) yang
dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. Jumlah SHU
tahun berjalan akan terlihat dalam laporan perhitungan hasil
usaha. Jika pencatatan transaksi dalam suatu koperasi berjalan
dengan baik, SHU tahun berjalan biasanya tidak akan terlihat
dineraca sebagai bagian dari ekuitas koperasi pada akhir periode
tertentu, karena sudah harus langsung dialokasikan kedalam
berbagai dana cadangan (Rudianto, 2010: 7).
3. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2015: 82).
Pengertian pembiayaan menurut Kamus Pintar Ekonomi
Syariah, pembiayaan diartikan sebagai penyediaan dana atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu berupa:
1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah.
2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik.
3) Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam,
dan istishna‟.
4) Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh.
5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa.
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank
Syariah serta atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa
imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan atau financing adalah
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun lembaga.
Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada Perbankan
Syariah atau istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif.
Menurut ketentuan Bank Indonesia aktiva produktif adalah
penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta
23
b. Tujuan Pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu: tujuan makro dan tujuan prmbiayaan untuk tingkat
mikro, secara makro dijelaskan bahwa pembiayaan bertujuan:
1) Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak
dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka
dapat melakukan akses ekonomi.
2) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh melalui aktivitas pembiayaan.
Pihak yang kelebihan dana menyalurkan dana kepada pihak
yang kekurang dana, sehingga dapat digulirkan.
24
c. Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan mempunyai peran yang sangat penting dalam
perekonomian. Secara garis besar fungsi pembiayaan dalam
perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1) Pembiayaan dapat meningkatkan daya guna dari modal atau
uang.
Dengan adanya pembiayaan dapat meningkatkan daya guna
uang, dengan diberikan pembiayaan tersebut menjadi berguna
untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima pembiayaan.
Kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada
pemilik dana.
2) Meningkatkan peredaran uang, dalam hal ini uang yang
disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya,
sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dapat memperoleh
tambahan uang dari daerah lainnya.
3) Meningkatkan daya guna barang, pembiayaan yang diberikan
oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang
yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
4) Meningkatkan peredaran barang, pembiayaan dapat pula
menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke
wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari
wilayah ke wilayah lainnya bertambah.
5) Sebagai alat stabilitas ekonomi, dengan memberikan pembiayaan
akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat, pembiayaan dapat pula membantu mengekspor
barang ini dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat
meningkatkan devisa Negara.
26
d. Unsur-unsur pembiayaan
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian
suatu pembiayaan sebagai berikut:
a. Kepercayaan merupakan suatu kayakinan bagi pemberi
pembiayaan bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar
diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka
waktu pembiayaan. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai
dasar utama yang melandasi mengapa suatu pembiayaan
diberikan.
b. Kesepakatan, disamping unsur percaya di dalam pemberian
pembiayaan juga mengandung unsur kesepakatan antara
pemberi pembiayaan dengan penerima pembiayaan.
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban
masing-masing.
c. Jangka waktu, merupakan masa pengembalian pembiayaan
yang telah di sepakati. Jangka waktu merupakan batas waktu
pengembalian angsuran pembiayaan yang sudah disepakati
kedua belah pihak.
27
e. Jenis-Jenis Pembiayaan
Pembiayaan merupakan pemberian fasilitas penyediaan dana
untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit
unit. Pembiayaan dapat dibedakan atas:
1) Pembiayaan dilihat dari tujuannya:
a) Pembiayaan konsumtif, yaitu jenis pembiayaan yang
diberikan untuk tujuan di luar usaha dan umumnya bersifat
perorangan. Pembiayaan konsumtif yang hanya dinikmati
oleh pemohon pembiayaan yang diberikan bank kepada
nasabah untuk keperluan konsumsi berupa barang dan jasa
dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lainnya.
Termasuk dalam pembiayaan konsumsi ini adalah
pembiayaan kendaraan pribadi, pembiayaan perumahan,
pembiayaan untuk pembayaran sewa atau kontrak rumah,
pembelian alat-alat rumah tangga dan pembiayaan mikro.
b) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang
dimanfaatkan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan
suatu barang dan jasa.
c) Pembiayaan perdagangan, yaitu pembiayaan yang diberikan
untuk pembelian barang sebagai persediaan untuk dijual
kembali.
2) Pembiayaan dilihat dari jangka waktunya:
a) Pembiayaan jangka pendek (short term financing), yaitu
pembiayaan yang berjangka waktu maksimal 1 tahun.
28
4. Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Secara bahasa, murabahah barasal dari perkataan ribh yang
berarti pertambahan. Secara pengertian umum diartikan sebagai
suatu penjualan barang seharga barang tersebut di tambah dengan
keuntungan yang di sepakati (Iska, 2012: 200). Menurut istilah fiqh,
murabahah aadalah suatu akad jual beli barang kepada pembeli,
kemudian ia mensyaratkan atasnya laba atau keuntungan dalam
jumlah tertentu (Sholihin, 2010: 532).
Murabahah adalah jual beli yang bersifat amanah, yang
dalam produk perbankan berupa produk pembiayaan yaitu akad jual
beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang
memesan untuk di beli. Bank memperoleh keuntungan dari
kesepakatan bersama. Dalam praktek biasanya nasabah telah
menunjuk supplier yang diinginkan sehingga bank akan membelinya
secara turnai dan menjualnya secara tagih kepada nasabah (Yunaldi,
2007: 34).
Daftar istilah buku himpunan fatwa DSN (Dewan Syariah
Nasional) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah
adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih
33
berarti jual beli. Dimana salah satu bentuk jual beli adalah
Murabahah yang merupakan jual beli seharga barang asal di tambah
dengan keuntungan yang disepakati. hukum jual beli dalam ayat di
atas adalah halal, sehingga hukum Murabahah juga halal
sebagaimana halalnya jual beli karena Murabahah adalah pembagian
dari jual beli.
34
2) Account Officer
a) Menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha, historis usaha
Mitra usaha baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.
b) Jika Mitra usaha tidak mempunyai usulan / calon supplier,
account officer berhak untuk mencarikan supplier.
3) Unit Support (Administrasi Pembiayaan, Legal)
a) Menganalisis mitra usaha dan supplier dari segi yuridis,
kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum,
dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh mitra usaha.
b) Hasil analisis disampaikan kepada account officer.
Selanjutnya berdasarkan informasi tersebut dan analisis
kualitatif / kuantitatif account officer akan
mempresentasikannya kepada komite.
4) Komite Pembiayaan
a) Bila permintaan mitra usaha dianggap tidak layak, maka
seluruh permintaan ini dapat dianggap tidak layak untuk
mendapat fasilitas murabahah. Seluruh dokumen harus
dikembalikan pada mitra usaha, dan account officer
menyampaikan surat penolakan kepada mitra usaha.
b) Bila permintaan mitra usaha dianggap layak serta memenuhi
kriteria, komite akan memberikan persetujuan khususnya
menyangkut :
(1) Harga beli barang dari supplier
(2) Harga jual pada mitra usaha
(3) Jangka waktu pelunasan barang
(4) Besarnya uang muka yang harus diserahkan oleh mitra
usaha
(5) Penunjukan supplier / penjual barang
(6) Jaminan bila diperlukan, dan
(7) Persyaratan lain yang harus dipenuhi mitra usaha.
43
5) Account Officer
a) Berdasarkan persetujuan komite, sampaikan surat persetujuan
murabahah kepada mitra usaha.
b) Hubungi supplier dan meminta surat pernyataan sanggup dari
supplier untuk memastikan bahwa supplier sanggup untuk
menyediakan barang sesuai kriteria yang disampaikan
account officer pada saat melakukan konfirmasi tersedianya
barang.
6) Mitra usaha
a) Setelah menerima surat persetujuan murabahah, mitra usaha
menyatakan persetujuannya atas seluruh persyaratan yang
diajukan termasuk melengkapi seluruh dokumen yang
diminta KJKS atau UJKS koperasi. Mitra usaha Setuju
membayar uang muka.
b) Pada saat mitra usaha melakukan pembayaran uang muka,
maka KJKS atau UJKS koperasi akan mengeluarkan tanda
terima uang muka murabahah.
7) Unit Support (Adm. Pembiayaan)
a) Setelah menerima uang muka murabahah, bagian administrasi
pembiayaan dapat mengeluarkan surat pemesanan barang
pada supplier, supplier menerima surat pemesanan barang
dan menyatakan barang tersedia dan siap dikirimkan pada
mitra usaha.
b) Bagian administrasi pembiayaan mempersiapkan akad
murabahah, yaitu akad jual beli antara KJKS atau UJKS
koperasi dan supplier untuk membeli barang yang dimaksud.
Dilanjutkan dengan akad murabahah, antara KJKS atau
UJKS koperasi dan mitra usaha. Pada saat ini dapat sekaligus
dilakukan pengikatan jaminan (bila perlu) dapat berupa
barang yang diperjualbelikan ataupun jaminan lainnya.
44
Gambar 2.1
Skema pembiayaan murabahah
(1) Negosiasi
Produsen
46
Penjelasan:
1. Bank syaruah dan nasabah melakukan negosiasi tentang rencana
transaksi jual beli yang akan dilakukan, dan syarat-syarat tentang
barang yang menjadi objek murabahah.
2. Bank syariah melakukan akad jual beli dengan pihak nasabah, dimana
bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, sudah
ditetapkan barang dan harga jualnya.
3. Atas dasar akad yang dilaksanakan antar bank syariah dengan
nasabah, maka bank syariah membeli barang dari supplier atau
produsen.
4. Supplier atau produsen mengirim barang kepada nasabah atas perintah
bank syariah.
5. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen
kepemilikan barang tersebut.
6. Setelah menerima barnag dan dokumen, maka nasabah melakukan
pembayaran. Pembayaran yang biasa dilakukan nasabah yaitu dengan
cara angsuran (Sudarsono, 2005 : 63).
B. Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yang penulis
gunakan sebagai bahan acuan dan perbandingan, yaitu penelitian yang
dilakukan: skripsi Mira Mustika (2013) dengan judul “pelaksanaan
pembiayaan murabahah modal kerja pada Bank Syariah Bukittinggi
(Analisis Fiqh dan keuangan Islam)”, permasalahan yang dibahas adalah
tentang pelaksanaan akad murabahah yang lebih dulu dari akad wakalah dan
biaya-biaya yang dibebankan dalam pembiayaan murabahah modal kerja
tersebut. Hasil penelitiannya, bahwa pelaksanaan akad wakalah dan
murabahah dalam produk pembiayaan tersebut telah sesuai dengan ketentuan
syariah, karena akad jual beli barang yang belum ada secara fisik boleh
dilakukan jika spesifiknya sudah jelas. Sedangkan pembebanan biaya-biaya
47
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang
dilakukan pada Koperasi Pegawai Negeri Syariah RSUD Prof. Dr MA
Hanafiah SM Batusangkar. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah
kualitatif. Metode kualitatif ini akan menggambarkan dan menjelaskan tentang
penyaluran pembiayaan murabahah pada Koperasi Pegawai Negeri Syariah
RSUD Prof. DR. MA Hanafiah SM Batusangkar.
Tabel 3.1
Schedule penelitian
49
50
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis sebagai instrumen utama, instrument
berupa alat yang penulis gunakan dalam pengumpulan data melalui
wawancara yaitu berupa daftar wawancara, pena dan buku untuk mencatat
hasil wawancara, camera untuk membuat dokumentasi, serta recorder untuk
merekam hasil wawancara yang di lakukan.
D. Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Sumber data primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Pengelola KPN
Syariah Efrizon, bendahara KPN Syariah Rahmiati, pengawas KPN
Syariah Afrizal dan anggota yang dapat memberikan informasi-informasi
dan data-data mengenai permasalahan yang penulis teliti.
langsung ke tempat penelitian, yaitu pada KPN Syariah RSUD Prof. DR.
MA Hanafiah SM Batusangkar.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini penulis mewawancarai Efrizon selaku
pengelola koperasi, Rahmiati selaku bendahara koperasi, Afrizal selaku
pengawas koperasi dan Irsal Masni Darsih, Daliasma selaku anggota
koperasi sebagai pendukung mengenai penyaluran Prof. DR. MA
Hanafiah SM Batusangkar.
3. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data atau file yang
tersedia yang sesuai dengan masalah penelitian. Dokumentasi dalam
penelitian ini berbentuk: laporan dan dokumen-dokumen yang terkait
dengan penyaluran pembiayaan murabahah Koperasi Pegawai Negeri
Syariah RSUD Prof. DR. MA Hanafiah SM Batusangkar.
Dari data yang telah disajikan, diolah berdasarkan teori-teori yang telah
dikemukakan sebelumnya untuk memperoleh gambaran lebih jelas dan
dapat ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014: 408).
54
55
a. Visi
Menjadi lembaga keuangan syariah yang memiliki nilai sosial
dan amanah untuk pengembangan ekonomi dan kesejahteraan
anggota.
b. Misi
1) Memberikan layanan jasa keuangan dengan sepenuh hati.
2) Meningkatkan pelayanan simpan pinjam untuk usaha produktif
koperasi.
3) Meningkatkan peran serta anggota koperasi dalam pengembangan
koperasi ke arah lebih maju dan produktif.
4. Bidang usaha KPN Syariah RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM
Batusangkar
a. Usaha Simpan Pinjam
Usaha simpan pinjam merupakan usaha utama dari KPN Syariah
RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar dengan omzet utama
yang besar dan secara langsung selalu berhubungan dengan
kepentingan dalam transaksi usaha simpan pinjam.
Dari usaha simpan pinjam, anggota dapat mengajukan permohonan
pinjaman maksimal Rp. 30.000.000,- ( tiga puluh juta rupiah) dengan
jangka waktu maksimal 84 bulan dengan jasa 0,75 %. Modal yang
digunakan adalah dari simpanan anggota baik simpanan pokok,
simpanan wajib, dan simpanan usaha serta simpanan lain dari anggota
dan kas koperasi.
Paket istimewa, merupakan pinjaman yang diberikan kepada
anggota dengan maksimal pinjaman Rp. 150.000.000,- (seratus lima
puluh juta rupiah) dengan jangka waktu pelunasan maksimal 120
(seratus dua puluh) bulan, dengan jasa 1 %. Usaha kredit rumah
tangga dijalankan dengan tujuan utama adalah melayani kebutuhan
rumah tangga, dengan jumlah pinjaman maksimal Rp. 30.000.000,-
(tiga puluh juta rupiah), jangka waktu pinjaman maksimal 84 (delapan
puluh empat) bulan, dengan jasa 1 %.
57
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KPN Syariah
RSUD Prof. Dr. MA Hanfiah SM Batusangkar
Periode 2017-2020
PENGURUS
PENGELOLA
EFRIZON, S.Sos
BIDANG USAHA
B. Pembahasan
1. Prosedur penyaluran pembiayaan murabahah pada KPN Syariah
RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar
Prosedur penyaluran pembiayaan murabahah pada KPN Syariah
RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar melalui prosedur berikut
ini:
a. Pengajuan Permohonan Pembiayaan
1) Anggota melengkapi persyaratan pengajuan pembiayaan
Pihak anggota atau calon anggota yang ingin melakukan
pembiayaan murabahah datang kepada pihak KPN Syariah RSUD
Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar untuk mengajukan
permohonan pembiayaan murabahah. Permohonan pembiayaan
murabahah ditujukan kepada pengelola KPN Syariah, adapun
penyaluran pembiayaan murabahah ini, anggota cukup
mengajukan formulir pembiayaan kepada pengelola, karena dalam
pembiayaan ini pengelola di beri kewenangan untuk melayani
anggota yang mengajukan pembiayaan murabahah. Adapun syarat
bagi anggota yang mengajukan pembiayaan ini adalah kartu tanda
penduduk (KTP). Selanjutnya pengelola memberikan formulir
permohonan pembiayaan kepada anggota.
2) Anggota mengisi formulir permohonan pembiayaan
Anggota mengisi formulir permohonan pembiayaan yang
telah di sediakan oleh pihak KPN Syariah atau pengelola,
62
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang “Penyaluran
Pembiayaan murabahah pada KPN Syariah RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah
SM Batusangkar”, maka penulis dapat mengemukakan kesimpulan yaitu:
1. Prosedur penyaluran pembiayaan murabahah pada KPN Syariah RSUD
Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar, berawal dari pengajuan
permohonan pembiayaan (anggota melengkapi persyaratan pengajuan
permohonan pembiayaan dan mengisi formulir pembiayaan), pemeriksaan
kelengkapan data, persetujuan / penolakan pembiayaan oleh komite,
penandatanganan akad, pencairan dana pembiayaan, dan anggota
membayar angsuran.
2. Penerapan akad dalam penyaluran pembiayaan pada KPN Syariah
menggunakan akad murabahah, tetapi proses pelaksanaannya pihak KPN
Syariah memberikan sejumlah dana langsung kepada anggota tanpa
menggunakan akad wakalah (perwakilan).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka
penulis memberikan saran kepada KPN Syariah RSUD Prof. Dr. MA
Hanafiah SM Batusangkar :
1. Koperasi Pegawai Negeri Syariah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar agar dapat menjalankan
penyaluran kegiatannya dengan baik, sehingga kinerjanya dapat
diperbaiki dan ditingkatkan.
2. Diharapkan kepada pihak KPN Syariah RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah
SM Batusangkar agar lebih teliti lagi dalam menganalisa anggota yang
akan menerima pembiayaan, dan dapat mengawasi dana yang digunakan
oleh anggota, sehingga tujuan awal dari pengajuan penyaluran
pembiayaan yang diajukan oleh anggota tercapai.
72
73
Ascarya. (2011), Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alfabet.