FTS Padat
FTS Padat
FTS Padat
PADAT
TIM PENYUSUN
Penyusun menyadari bahwa buku panduan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu saran dan kritik dari sejawat maupun mahasiswa peserta praktikum
teknologi sediaan padat akan sangat bermanfaat untuk perbaikan pada edisi
berikutnya. Sehingga kita dapat mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan dan untuk hal ini penyusun mengucapkan terima kasih.
Salam hormat,
Tim Penyusun
TATA TERTIB
1. Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum melaksanakan praktikum.
2. Praktikan yang terlambat hanya boleh mengikuti praktikum atas izin
pengawas praktikum.
3. Praktikan DILARANG KERAS mengenakan kaos oblong dan memakai sandal.
4. Praktikan HARUS menggunakan seragam laboratorium (jas
laboratorium) rapih, bersih, dengan nama identitas diri selama praktikum
berlangsung.
5. Praktikan harus siap dengan peralatan dasar untuk praktikum.
6. Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum bila tidak tau atau
belum siap mengikuti responsi.
7. Untuk mengikuti praktikum, minimal nilai responsi praktikan adalah minimal 70
8. Wajib memelihara ketenangan selama praktikum berlangsung.
9. Keluar masuk ruangan harus seizin pengawas praktikum.
10. Dilarang makan atau minum atau membawa makanan atau minuman ke
dalam laboratorium.
11. Hanya boleh menggunakan meja praktiikum sesuai dengan tempat yang
telah ditentukan untuk setiap praktikan.
12. Dilarang memindahkan peralatan praktikum dari tempat semula.
13. Praktikan wajib untuk membaca, memahami, dan mengikuti prosedur
operasional untuk setiap peralatan dan kegiatan selama praktikum dan
di ruang praktikum
14. Setelah selesai digunakan, semua bahan praktikum harus dikembalikan
pada tempatnya semula dalam keadaan rapi dan bersih.
15. Semua bahan dan peralatan praktikum harus digunakan dan
diperlakukan dengan baik dan penuh tanggung jawab.
16. Praktikan hanya boleh meninggalkan laboratorium dengan seizin
pengawas setelah semua bahan dan peralatan praktikum dibersihkan /
dibereskan sebagaimana mestinya.
17. Setiap kelompok praktikan harus menyusun jadwal piket untuk
memelihara kebersihan laboratorium.
18. Pelanggaran tata tertib akan mengakibatkan sangsi tidak boleh
mengikuti praktikum.
19. Kehadiran siswa minimal 75 %
Standard Operating Procedure (SOP) Praktikum
1. Sebelum kegiatan praktikum dimulai, koordinator praktikum
menyerahkan berkas peminjaman alat & bahan yang telah
ditandatangani oleh pembimbing praktikum kepada staf administrasi
laboratorium.
2. Staf administrasi laboratorium menyerahkan berkas peminjaman alat dan
bahan kepada kepala laboratorium.
3. Kepala laboratorium memberikan memo kepada staf administrasi untuk
dilanjutkan kepada laboran.
4. Laboran menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai
dengan berkas peminjaman alat dan bahan.
5. Koordinator asisten praktikum melakukan pengecekan alat dan bahan
yang telah disediakan.
6. Bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian antara daftar, jenis maupun
jumlah alat serta bahan sebagaimana berkas peminjaman, segera
melapor kepada laboran.
7. Setelah memastikan peralatan serta bahan dalam kondisi baik dan
berfungsi sebagaimana mestinya, serta spesifikasinya sesuai dengan
berkas peminjaman, asisten praktikum mengisi buku peminjaman alat
dan bahan.
8. Saat kegiatan praktikum berlangsung, peralatan tidak boleh dipinjamkan
atau dipindah ke tempat lain; selain judul acara praktikum yang
tercantum dalam petunjuk praktikum dan berkas peminjaman alat dan
bahan.
9. Setelah kegiatan praktikum selesai, asisten praktikum segera melapor
pada laboran.
10. Peserta praktikum harus membersihkan peralatan, meja dan ruang
praktikum, serta merapikannya.
11. Asisten praktikum bersama laboran melakukan cek atas peralatan yang
dipinjam dan digunakan dalam kegiatan praktikum, untuk memastikan
kondisinya sama dengan saat peralatan akan dipinjam dan digunakan.
12. Peserta praktikum diperbolehkan meninggalkan ruangan laboratorium
jika cek peralatan selesai, kondisi laboratorium bersih dan rapi serta
diijinkan oleh asisten praktikum
PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN
Susunan laporan lengkap praktikum formulasi dan tekhnologi sediaan
padat terdiri dari:
1. Sampul laporan lengkap praktikum, merupakan sampul paling depan
(luar) dari laporan lengkap praktikum dimana formatnya dapat dilihat
pada Lampiran 1.
2. Lembar Pengesahan, merupakan lembaran yang berisi tanda tangan
seluruh asisten yang terlibat dalam praktikum formulasi dan tekhnologi
sediaan padat serta tanda tangan dosen penanggung jawab praktikum.
Format lembar pengesahan dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
5. Sampul praktikum percobaan 1, formatnya dapat dilihat pada lampiran
3. Format sampul praktikum percobaan 1 sama dengan format sampul
praktikum percobaan berikutnya.
6. Tugas pendahuluan dapat dilihat pada masing-masing percobaan
7. Rancangan formula dari setiap percobaan ditulis tangan pada kertas
Double Foli. Susunan dari rancangan Formula dapat dilihat pada
lampiran 4.
8. Tugas pendahuluan, Hasil Diskusi Tugas Pendahuluan, rancangan
formula serta hasil percobaan rancangan Formula untuk praktikum
percobaan 1 disusun setelah sampul praktikum percobaan 1. Susunan
tersebut sama dengan percobaan-percobaan selanjutnya.
9. Kartu kontrol praktikum, dimana formatnya dapat dilihat pada lampiran 5.
10. Point 1-6, disusun berurutan kemudian dijilid dengan rapi.
EVALUASI PRAKTIKUM
Evaluasi praktikum dilakukan dengan mengambil nilai harian selama
praktikum. Nilai harian diperoleh dari :
a. Kehadiran
b. Pre-test
c. Diskusi
d. Tugas Pendahuluan
e. Laporan Hasil Diskusi
f. Formula
PANDUAN PENILAIAN
Nilai akhir praktikum diperoleh berdasarkan pada:
a. Nilai harian yaitu 40%. Nilai harian diperoleh dari nilai diskusi (D), nilai
respon (R), nilai tugas pendahuluan (TP), nilai keaktifan (K), serta nilai
laporan (L)
b. Nilai ujian aktif yaitu 30%. Nilai ujian aktif berdasarkan pada
kemampuan praktikan ketika membuat atau mempreparasi sediaan
pada saat ujian.
c. Nilai ujian pasif yaitu 30%. Nilai ujian pasif berdasarkan pada kemampuan praktikan
dalam menjawab atau menyelesaikan soal-soal ujian yang diberikan secara tertulis.
PERCOBAAN I. SEDIAAN SERBUK
a. Laju alir
Formula Rata-rata laju alir
(grma/detik)
n (rep) = 3 kali
b. Sudut istirahat
Formula α (0)
n (rep) = 3 kali
c. Indeks Kompresibilitas
Formula Indeks Kompresibilitas
(%)
n (rep) = 3 kali
tugas yang diberikan kepada praktikan berupa hal-hal yang berkaitan dengan
masalah serbuk atau hal penting yang harus diketahui oleh praktikan tentang
serbuk. Tugas pendahuluan berupa soal-soal yang wajib dikerjakan dengan mengacu
pada pustaka-pustaka yang menyajikan tentang sediaan serbuk. Adapun
soal-soal untuk Tugas Pendahuluan Formulasi Sediaan Serbuk adalah sebagai
berikut:
1) Apa yang dimaksud sediaan serbuk? (10 literatur)
2) Jelaskan keuntungan dan kerugian sediaan serbuk! (5 literatur)
3) Jelaskan syarat-syarat sediaan serbuk yang baik! (5 literatur)
4) Jelaskan komponen-komponen sediaan serbuk! (5 literatur)
5) Jelaskan pembagian serbuk berdasarkan
penggunaannya! (5 literatur)
6) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan sediaan
serbuk! (5 literatur)
7) Jelaskan metode pembuatan sediaan serbuk! (5 literatur)
8) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan sediaan serbuk! (5
literatur)
9) Jelaskan evaluasi sediaan serbuk! (5 literatur)
10) Jelaskan masalah-masalah dalam sediaan serbuk! (5 literatur)
11) Jelaskan metode-metode evaluasi sediaan serbuk! (5 literatur)
PERCOBAAN II. SEDIAAN GRANUL
1. Tujuan Percobaan Formulasi Sediaan Granul
Praktikum ini bertujuan untuk memformulasi sediaan Granul
serta menguji kualitas dari sediaan yang dibuat tersebut, sehingga
dapat diketahui suatu sediaan Granul yang memenuhi persyaratan.
2. Landasan Teori Formulasi Sediaan Granul
Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk aglomerat dari
partikel kecil serbuk. Granul merupakan hasil dari granulasi yang bertujuan
untuk meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi
bulatan-bulatan atau agregat-agregat dalam bentuk yang beraturan.
Proses granulasi dapat dilakukan dengan metode granulasi kering atau granulasi
basah.
Prinsip dari granulasi basah adalah membasahi sebuk atau campuran
serbuk yang diinginkan dengan pasta pengikat, dan diayak dengan
ayakn dengan ukuran tertentu untuk mendapatkan grnul yang diinginkan.
Tahapan yang berbeda dari metode yang lainnya adalah bahan yang
dibasahi, penggilingan basah serta pengeringan. Pada metode tersebut granul
dibentuk dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai
pengganti pengompakan. Metode itu membutuhkan suspensi yang
mengandung pengikat yang ditambahakan pada campuran serbuk.
Pelarut yang ditambahkan tidak boleh berlebihan karena massa yang
terbentuk hanya boleh lembab bukan basah seperti pasta. Selanjutanya
proses pengeringan dilakukan untuk mengurangi kelembaban sampai
pada tingkat optimum karena proses pengeringan memegang peranan
penting dalam granulasi basah. Selama pengeringan granul sesekali
diaduk untuk mencagah terjadinya adhesi dengan wadah pengeringan.
Sifat alir merupakan karekateristik yang penting dari granul.
Salah satu karakteristik granul yang lebih menguntungkan adalah kestabilan
granul terhadap kelembaban udara karena luas permukaan granul yang lebih
kecil dibandingkan serbuk.
Sediaan granul (multiunit) memiliki beberapa keuntungan dan
kerugian dibandingkan sediaan tunggal. Keuntungannya antara lain,
lebih mudah diperkirakan waktu pengosongannya di lambung,
pengosongannya dilambung tidak bergantung dengan adanya makanan
dilambung, variasi absorbsinya rendah, dana
memiliki resiko yang lebih rendah untuk terjadinya dose dumping.
Beberapa kerugian sedian multiunit dibandingkan sediaan tunggal,
antara lain proses pembuatannya lebih sulit dan lebih mahal, dan proses
pengisian ke kapsul gelatin sulit terutama jika partikel berukuran beda.
Sediaan multiunit seperti granul lebih cocok digunakan sebagai sediaan
lepas terkendali dibandingkan sediaan tunggal karena dapat mengurangi
variasi absorbsi dan resiko terjadinya dose dumping.
3. Alat dan Bahan Formulasi Sediaan Granul
Alat
Oven, Alat-alat gelas, Corong, lumpang, alu, stopwatch, mistar,
ayakan mesh 14 dan timbangan analitik (Alat-alat yang akan
digunakan disesuaikan dengan alat yang dibutuhkan dalam Formula Hasil
Diskusi)
Bahan
Zat Aktif, Zat pengisi (diluent), Zat pengikat (binder), Zat pelicin
(lubricant), Pemberi rasa (sweeterners), Pengaroma, Pewarna makanan, dan
Pemanis. (Bahan-bahan yang akan digunakan disesuaikan
dengan bahan dari Formula Hasil Diskusi)
Keterangan:
H = ketinggian tumpukan granul
R = jari-jari dari alas tumpukan yang berbentuk kerucut.
3) Pengetapan granul
Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap sejumlah serbuk
dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tapping device. Pengetapan dilakukan
dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan(Vo) dan volume setelah
konstan (Vt). Uji pengetapan dihitung dengan rumus (Sulaiman,2007):
Alat
Timbangan analitik, rotary evaporator, flowmeter, alat uji waktu
hancur, moisture balance, oven, lemari pendingin, kain flanel,
deksikator, perkamen, lumapang alu, alat-alat gelas. (Alat- alat yang
akan digunakan disesuaikan dengan alat yang dibutuhkan dalam
Formula Hasil Diskusi).
Bahan
Zat Aktif, Zat pengisi (diluent), Zat pelicin (lubricant),
Pemberi rasa (sweeterners), Pengaroma, Pewarna makanan, dan
Pemanis. (Bahan-bahan yang akan digunakan disesuaikan
dengan bahan dari Formula Hasil Diskusi), wadah sediaan, etiket,
brochure.
4. Prosedur Kerja Formulasi Sediaan Kapsul
a. Formulasi sediaan kapsul
Zat aktif dicampur dengan pengisi, pengaroma, dan semua komponen-
komponen hingga membentuk campuran yang homogen. Campuran selanjutnya
dikeringkan dalam oven pada suhu 500C selama satu jam hingga diperoleh kadar
air dari campuran tersebut sebesar 5%.Campuran tersebut kemudian dimasukkan
ke dalam cangkang kapsul dengan nomor yang sesuai dengan berat yang diinginkan.
b. Evaluasi sediaan kapsul
1. Laju alir
Massa serbuk isi kapsul 25 gram ditimbang lalu dimasukkan ke dalam corong
dan diratakan. Flowmeter dinyalakan dan waktu yang diperlukan seluruh massa
untuk mengalir mallui corong dicatat. Laju alir dinyatakan sebagai banyaknya gram
sebuk yang melewati celah mesin perdetik.
2. Sudut istirahat
6. Uji Higroskopisitas
Merupakan cara menguji kemampuan bahan obat untuk menyerap
uap dari udara setelah dibiarkan dalam kondisi tertentu selama beberapa
waktu yang diamati. Sejumlah tiga kapsul ditempatkan pada botol cokelat
disimpan dalam deksikator. Masing-masing perlakuan diamati setiap hari
selama 7 hari dan seetiap minggu selama sebulan. Pengamatan dilakukan
terhadap perubahan bobot kapsul,bentuk kapsul, dan isi kapsul.
5. Lembar Kerja Formulasi Sediaan Kapsul
i. Laju alir serbuk isi kapsul
Formula Rata-rata laju alir
(grma/detik)
n (rep) = 3 kali
ii. Sudut istirahat serbuk isi kapsul
Formula α (0)
n (rep) = 3 kali
iii. Indeks Kompresibilitas serbuk isi kapsul
Formula Indeks Kompresibilitas
(%)
n (rep) = 3 kali
iv. Keseragaman bobot kapsul
n (rep) = 3 kali
n (rep) = 3 kali
n (rep) = 3 kali
n (rep) = 3 kali
6. Tugas Sebelum Praktikum Formulasi Sediaan Kapsul
Tugas sebelum praktikum formulasi Sediaan Kapsul atau yang umumnya
disebut sebagai Tugas Pendahuluan, merupakan tugas yang diberikan kepada
praktikan berupa hal-hal yang berkaitan dengan masalah Sediaan Kapsul atau
hal penting yang harus diketahui oleh praktikan tentang Sediaan Kapsul. Tugas
pendahuluan berupa soal-soal yang wajib dikerjakan dengan mengacu pada
pustaka-pustaka yang menyajikan tentang Sediaan Kapsul. Adapun soal-soal untuk
Tugas Pendahuluan Formulasi Sediaan Kapsul adalah sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud Kapsul? (10 literatur)
2) Jelaskan pembagian kapsul! ( 5 literatur)
3) Apa yang dimaksud Sediaan Kapsul? (10 literatur)
4) Jelaskan keuntungan dan kerugian dari masing-masing pembagian Sediaan
Kapsul (no. 2)! (5 literatur)
5) Jelaskan tahap-tahap pembuatan gelatin yang merupakan bahan dasar cangkang
kapsul!
6) Jelaskan syarat sifat (karakteristik) yang harus dimilki kapsul berdasarkan
pembagiannya (no. 2)! (5 literatur)
7) Jelaskan metode dan tahap pembuatan kapsul berdasarkan pembagiannya
(no. 2)! (5 literatur)
8) Jelaskan syarat sifat (karakteristik) dari komponen-komponen bahan yang
dapat dimasukkan ke dalam kapsul berdasarkan pembagiannya (no. 2)! (5
literatur)
9) Jelaskan syarat-syarat karakteristik fisika dan kimia Sediaan
Kapsul yang baik! (5 literatur)
10) Jelaskan komponen-komponen Sediaan Kapsul! (5 literatur)
11) Jelaskan cara pengisian campuran bahan yang bersifat
liquid dan solid ke dalam kapsul! (5 liteatur)
12) Jelaskan pembagian Sediaan Kapsul berdasarkan
ukuran dan jenisnya! (5 literatur)
13) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan sediaan
Kapsul! (5 literatur)
14) Jelaskan metode dan tahap pembuatan Sediaan Kapsul! (5 literatur)
15) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan Sediaan
Kapsul! (5 literatur)
16) Jelaskan masalah-masalah dalam proses pembuatan Sediaan Kapsul! (5
literatur)
17) Jelaskan evaluasi Sediaan Kapsul! (5 literatur)
18) Jelaskan masalah-masalah dalam Sediaan Kapsul! (5 literatur)
19) Jelaskan metode-metode evaluasi sediaan Kapsul! (5 literatur)
PERCOBAAN V.
SEDIAAN TABLET
1. Tujuan Percobaan Formulasi Sediaan Tablet
Praktikum ini bertujuan untuk memformulasi sediaan tablet
serta menguji kualitas dari sediaan yang dibuat tersebut, sehingga dapat
diketahui suatu sediaan tablet yang memenuhi persyaratan.
2. Landasan Teori Formulasi Sediaan Tablet
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa - cetak berbentuk
rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis
obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang
digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat
pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok. (Farmakope ed.III,
1979).
Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan,karena
memiliki beberapa keuntungan antara lain:ketepatan dosis, mudah cara
pemakaiannya, stabil dalam penyimpanan, mudah dalam transportasi dan
dari segi ekonomi relatif murah dibanding dengan bentuk sediaan obat lainnya.
• Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
a. bekerja lokal : misalnya tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut,
ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina.
b. bekerja sistemik : per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan
menjadi :
- short acting (jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan beberapa kali
menelan obat
- long acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup menelan satu tablet.
• Berdasarkan cara pemakaiannya, tablet dapat dibagi menjadi:
a. Tablet biasa / tablet telan. Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan
cara ditelan, pecah di lambung.
b. Tablet kunyah. Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu
dalam mulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit.
c. Tablet isap (lozenges, trochisi, pastiles), adalah sediaan padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar
beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur
perlahanlahan dalam mulut.
d. Tablet larut (effervescent tablet). Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet
efervesen Supradin.
e. Tablet implant (pelet). Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi
hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit
sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat khasiat
akan dilepas perlahan-lahan.
f. Tablet hipodermik (hypodermic tablet). Tablet steril, umumnya berbobot 30
mg, larut dalam air, digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air untuk
injeksi secara aseptik dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).
g. Tablet bukal (buccal tablet), digunakan dengan cara meletakkan tablet di
antara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui
mukosa mulut.
h. Tablet sublingual, digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah
sehingga zat aktif secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara
oral.
i. Tablet vagina (ovula).
a. Alat
mesin pencetak tablet, alat uji kekerasan tablet, alat uji waktu hancur, Oven,
alat uji kerapuhan, Alat-alat gelas, Corong, lumpang, alu, stopwatch, mistar,
ayakan mesh 14 dan timbangan analitik(Alat-alat yang akan digunakan
disesuaikan dengan alat yang dibutuhkan dalam Formula Hasil Diskusi)
b. Bahan
Zat Aktif, Zat pengisi (diluent), Zat pengikat (binder), Zat pelicin (lubricant),
Pemberi rasa (sweeterners), Pengaroma, Pewarna makanan, dan Pemanis.
(Bahan-bahan yang akan digunakan disesuaikan dengan bahan dari Formula
Hasil Diskusi)
4. Prosedur Kerja Formulasi Sediaan Tablet
a. Pembuatan Granul
Ditribusi ukuran partikel diteliti dengan menimbang granul yang diperoleh dan
distribusi ukuran partikel dilakukan dengan cara 5 gram granul diayak dengan
ayakn bertingkat dan granul yang tertinggal pada masing-masing aykan
ditimbang.
c. Pembuatan Tablet
Tablet dibuat dengan mengalirkan sejumlah massa granul kedalam
mesin pengempa tablet dan mengempanya dengan mesin
pengempa tablet. Pengempaan berlangsung dengan mengalirkan sejumlah
massa granul dari hopper ke dalam lubang die dengan ukuran
tertentu, kemudian massa yang telah masuk akan dikempa dengan
tekanan yang dihasilkan dari pertemuan antara punch atas dan punch
bawah. Pengaturan punch atas dan bawah harus sama untuk setiap
formula supaya tidak mempengaruhi kekerasan dan bobot tablet.
d. Uji Sifat Fisik Tablet meliputi:
1) Keseragaman Ukuran
Tablet diukur menggunakan jangka sorong untuk mengukur tebal dan
diameter tablet. Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu
sepertiga kali tebal tablet, kecuali dinyatakan lain (Anonim, 1979).
2) Kekerasan (Hardness Test)
Uji kekerasan tablet didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan tabletsecara keseluruhan yang diukur dengan memberikan
tekanan terhadap diameter tablet. Kekuatan tablet diberi skala dalam kilogram. Pada
umumnya dikatakan tablet yang baik mempunyai kekerasan antara 4-10 kg (Sulaiman,
2007).
3) Kerapuhan (friability)
Kerapuhan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan
tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan abrasi pada
permukaan tablet. Kerapuhan dapat dievaluasi dengan menggunakan friabilator.
Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibebasdebukan dan
ditimbang. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator, dan
diputar sebanyak100 putaran (4 menit). Tablet tersebut selanjutnya ditimbang
kembali, dan dihitung prosentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan.
Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1 % (Sulaiman, 2007).
4) Keseragaman bobot
Farmakope Indonesia memberi aturan cara uji keseragaman bobot
dan batas toleransi yang masih dapat diterima, yaitu tablet tidak
bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan
sebagai berikut : timbang 20 tablet satu per satu, hitung bobot rata-ratanya
dan penyimpangan bobot rataratanya. Persyaratan keseragaman bobot terpenuhi
jika tidak lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang
dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom
A, dan tidak satu pun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom B. Apabila
tidak mencukupi dari 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak satu
tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari bobot rata-rata yang
ditetapkan pada kolom B (Tabel 1) (Sulaiman, 2007).
5) Waktu hancur
Suatu sediaan tablet yang diberikan peroral, agar dapat diabsorbsi
maka tablet tersebut harus terlarut (terdisolusi) atau terdispersi dalam
bentuk molekular.Tahap pertama untuk tablet agar dapat terdisolusi
segera adalah tablet harus hancur (Sulaiman, 2007). Tablet yang
akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube, ditutup dengan
penutup dan dinaik-turunkan ke ranjang tersebut dalam medium air dengan
suhu 37oC. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya
merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur
dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Pernyaratan waktu
hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk
tablet salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30 menit. Sementara
untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit
dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam medium basa (Sulaiman, 2007).
5. Lembar Kerja Formulasi Sediaan Tablet
e. Hasil Pengujian Sudut Diam Granul
Pengujian Replikas Sudut Diam Granul
i
1 I
II
III
RATA-RATA ± SD
f. Hasil Pengukuran Kecepatan Aliran Granul
Pengujian Replikas Kecepatan Alir Granul
i (gram/detik)
1 I
II
III
RATA-RATA ± SD
g. Keseragaman Ukuran Tablet
Keterangan:
H = ketinggian tumpukan granul
R = jari-jari dari alas tumpukan yang berbentuk kerucut.
2) Pengukuran Kecepatan Alir
Pengukuran kecepatan alir dilakukan dengan menuangkan granul
secara perlahan-lahan melalui tepi corong yang ujungnya tertutup. Dicatat
waktu yang diperlukan sampai semua granul habis keluar.
c. Pembuatan Tablet Efervesen
Ruangan pengempaan tablet dikondisikan selama 30
menit dengan mengatur suhu ruangan di bawah suhu 25°C dan kelembaban
ruangan terjaga. Tablet dibuat dengan mengalirkan sejumlah massa granul
kedalam mesin pengempa tablet dan mengempanya dengan mesin
pengempa tablet. Pengempaan berlangsung dengan mengalirkan sejumlah
massa granul dari hopper ke dalam lubang die dengan ukuran
tertentu, kemudian massa yang telah masuk akan dikempa dengan
tekanan yang dihasilkan dari pertemuan antara punch atas dan punch bawah.
Pengaturan punch atas dan bawah harus sama untuk setiap formula
supaya tidak mempengaruhi kekerasan dan bobot tablet.
d. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Efervesen
1) Penampilan Tablet
Pengontrolan penampilan umum tablet melibatkan pengukuran sejumlah
kelengkapan seperti ukuran tablet, bentuk, warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk
permukaan, konsistensi dan cacat fisik, serta kemudian untuk membaca tanda-
tanda pengenal (Banker dan Anderson, 1994).
2) Keseragaman Ukuran
4) Kekerasan
Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus pada hardness tester, mula-
mula skala pada posisi nol, kemudian alat diputar pelan-pelan sampai tablet pecah.
Dibaca skala yang dicapai pada saat tablet pecah atau hancur (Banker dan
Anderson, 1994).
5) Friabilitas atau Keregasan
Sebanyak 20 tablet yang telah dibebasdebukan
ditimbang,kemudian dimasukkan dalam friabilator. Alat dijalankan
100 kali putaran selama 4 menit atau dengan kecepatan 25 putaran
permenit. Tablet diambil dan dibersihkan dari partikel yang menempel
pada tablet, ditimbang kembali, dihitung persentase selisih atau susut bobotnya.
6) Uji Waktu Melarut
Satu persatu tablet, sebanyak 10 tablet, dimasukkan ke dalam
gelas berisi air dan dihitung waktu yang diperlukan tablet untuk melarut
sempurna.
5. Lembar Kerja Formulasi Sediaan Tablet Effervescent
a. Hasil Pengujian Sudut Diam Granul Efervesen
Pengujian Replikas Sudut Diam Granul
i
1 I
II
III
RATA-RATA ± SD
Kerugian :
1) Cara kerja dan formulasi ada yang dilindungi oleh hak paten
2) Polimer padat yang diperoleh sangat terbatas dan sering ada
kesukaran d alam proses melarutkan polimer tersebut
3) Dari segi Undang-Undang, dibeberapa negara ada pelanggaran
penggunaan pelarut organik untuk penyalutan lapis tipis
c) Penyalutan kempa
Dalam cara yang sama dengan pembuatan tablet kompresi ganda dari
suatu bahan obat dengan inti pada bagian dalam dan kulit
pada bagian luarnya, inti tablet bisa diberi salut gula dengan cara kompresi. Bahan
penyalut berbentuk granula atau serbuk diletakkan diatas lapisan inti tablet dengan
menggunakan alat kompresi khusus. Metode ini mengurangi pemborosan waktu.
Penyalutan dengan tekanan merupakan pekerjaan dalam keadaan bebas air, oleh
karena itu cukup aman bagi penyalutan obat-obat yang peka terhadap lembab air.
Hasil penyalutan dengan metode ini lebih seragam dan tipis dibandingkan dengan
salut gula yang dalam melakukannya menggunakan bejana, sehingga tabletnya pun
lebih ringan dan lebih kecil, maka lebih mudah pula ditelan oleh pasien dan lebih
murah biaya pengemasan dan pengapalannya.
Keuntungan :
a Tidak menggunakan air atau pelarut
b Dilakukan dalam satu tahap dan tidak membutuhkan banyak lapisan
c Jika ada bahan yang tidak tercampurkan, dapat dipisah dengan
memasukkan salah satu obat kedalam tablet inti dan yang lain pada
lapisan penyalut
d Zat yang peka terhadap cahaya dapat dimasukkan kedalam tablet
inti. (Siregar, 2010 ; Agoes, 1983; Voight, 1994).
3. Alat dan Bahan Formulasi Sediaan
Tablet Salut Alat
Mesin pengempa tablet single punch (Erweka AR 900, Jerman),
ayakan (Retsch, Jerman), moisturizer balance (Adam AMB 50, Inggris),
viscometer brookfiled (Brookfield Synchro lectric, Jerman), flowmeter
(Erweka GDT, Jerman), panci dan mesin penyalut, panci pengkilap
(Erweka AR 400, Jerman), spray gun, oven (Memmert, Jerman), jangka
sorong (Butterfly), friability tester (Electrolab TDT-08L, India), hardness
tester (Erweka TBH 28, Jerman), disintregrator (Erweka ZT3, Jerman),
tanur, alat-alat gelas (Pyrex, Jepang).
Bahan
Zat Aktif, Zat pengisi (diluent), Zat pengikat (binder), Zat
pelicin (lubricant), Pemberi rasa (sweeterners), Pengaroma,
Pewarna, Dan bahan penyalut. (Bahan-bahan Yang akan
digunakan disesuaikan dengan bahan dari Formula Hasil Diskusi)
No Parameter Keterangan
1 Bobot rata-rata (mg)
2 Diameter rata-rata (mm)
3 Tebal rata-rata (mm)
4 Kekerasan rata-rata (kg/cm2)
5 Keregasan (%)
6 Waktu hancur (menit)
Ket: n = 3 x rep
No Parameter Keterangan
1 Bobot rata-rata (mg)
2 Diameter rata-rata (mm)
3 Tebal rata-rata (mm)
4 Kekerasan rata-rata (kg/cm2)
5 Keregasan (%)
6 Waktu hancur (menit)
Ket: n = 3 x rep
PUSTAKA ACUAN
1. Gennaro,A.R, et all, (1990), “Rhemingtons Pharmaceutical Science”,
18th Edition, Marck Publishing Company, Pensylvania.
2. Howard, Ansel, (1989), “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta.
3. Jenkins, Glen, dkk, (1957), “Scoville’s The Art of Compounding”, MC
Growhill, Book Company, New York.
4. Joseph B. Sprowls, Jr.,PhD., (1970), “Prescription Pharmacy”, J.B
Lippincott Company, Philadelphia, Toronto.
5. Kibbe, Arthur, (1980), “Handbook of Pharmaceutical Excipient”, American
Pharmaceutical Ass, Washington DC.
6. Lachman, L.et.all, (1986), “The Theory and Practice of Pharmacy
Industry”, 3rd Edition, Lea & Pinger, Philadelphia.
7. Martin, W, Inc, (1971), “Dispending of Medication”, 7th Edition, Marck
Publishing Company, USA.
8. Parrot, Eugene C, (1980), “Pharmaceutical Technology”, Collage of
Pharmacy University of Iowa, Iowa City.
9. Loyd V. Allen, The Art, Science, and Technology of
Pharmaceutical Compounding, 2nd ed, APhA, 2002
10. Farmakope Indonesia III
11. Farmakope Indonesia IV
12. Van Duin, Ilmu Resep
13. USP
Lampiran 1. Susunan rancangan Formula
I. Formula Asli
(Nama Sediaan dan Efek Farmakologinya. Contoh: Tablet Antasida)
II. Rancangan Formula
Tiap (berat satu tablet, bungkus, botol, dll dari sediaan) mengandung:
a. Zat aktif …mg
b. Pelincir …mg
c. Pengawet …mg
d. Pengaroma qs
e. Dan seterusnya …mg
(disesuaikan dengan bahan yang digunakan)
f. Pembawa/pencukup volume ad …mg
Cat: satuan dari masing-masing bahan harus seragam, jika dinyatakan
dalam mg maka semuanya dalam mg, jika dinyatakan dalam % maka
satuan semuanya adalah %, dan seterusnya
III. Master Formula
a. Nama produk : (Nama Paten)®
b. Jumlah produk perbatch : ….(tablet, bungkus,
dst)@ berat tiap (tablet, bungkus, dst)
c. Tanggal formulasi :
d. Tanggal pembuatan Produk :
e. Nomor Registrasi :
f. Nomor Batch :
Dibuat Oleh : Nama Kelompok Disetujui Oleh: Nama Asisten
No Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Perdosis Perbatch
IV. Dasar Formulasi :
a. Alasan pembuatan sediaan
b. Alasan penambahan bahan :
c. Alas an penggunaan zat aktif: indikasi, mekanisme kerja, efek
samping, kontraindikasi, interaksi, dosis, stabilitas, contoh sediaan
di pasaran, dst.
d. Alasan penggunaan bahan tambahan
V. Uraian Bahan
VI. Perhitungan :
a. Perhitungan bahan
b. Perhitungan pengenceran
c. Perhitungan dapar
d. Perhitungan isotonisitas
VII. Cara kerja
VIII. Daftar pustaka
IX. Lampiran :
a. Etiket
b. Brosur
c. Kemasan