Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Wa0004.

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

BAB 2

TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori Penyakit Hipertensi
1. Defenisi Hipertensi
Seseorang dinyatakan hipertensi apabila seseorang memiliki tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan ≥ 90 untuk tekanan darah diastolik ketika dilakukan
pengulangan (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya
tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah
yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar & Djafar,
2021).
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg.
Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Tekanan Darah Tekanan Darah
No Kategori
Sistolik Diastolik
1. Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
2. Pre Hipertensi 120-129 mmHg < 80 mmHg
3. Hipertensi Stage 1 130-139 mmHg 80-89 mmHg
4. Hipertensi Stage II ≥ 140 mmHg ≥ 90 mmHg
(Sumber : American Heart Association, Hypertension Highlight 2018 : Guideline For
The Prevention, Detection, Evaluation And Management Of High Blood Presure In
Adult 2013)

Profesi_Ners_UCB
3. Pathway Hipertensi

Profesi_Ners_UCB
4. Penyebab Hipertensi
Beberapa penyebab hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021), antara lain:
1) Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang mengidap hipertensi maka
besar kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi.
2) Usia
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia seseorang maka
tekanan darah pun akan meningkat.
3) Garam
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang.
4) Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga mengakibatkan pembuluh
darah menyempit dan tekanan darah pun akan meningkat.
5) Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko lebih tinggi
mengidap hipertensi.
6) Stress
Stres merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi di mana hubungan
antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan
saraf dapat menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu)
7) Rokok
Merokok dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi, jika merokok dalam
keadaan menderita hipertensi maka akan dapat memicu penyakit yang berkaitan
dengan jantung dan darah.
8) Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda dapat
meningkatkan tekanan darah.
9) Alkohol
Mengonsumsi alkohol yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.
10) Kurang olahraga
Kurang berolahraga dan bergerak dapat meningkatkan tekanan darah, jika
menderita hipertensi agar tidak melakukan olahraga berat.

Profesi_Ners_UCB
5. Patofisiologi
Menurut (Triyanto,2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa
rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah
juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola)
untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau hormon
didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh
meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri mengalami
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan didalam
fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur
berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal
mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jika tekanan darah meningkat,
ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya
volume darah dan mengembalikan tekanan darah normal. Jika tekanan darah
menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume
darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan
tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu
pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon
aldosteron. Ginjal merupakan organ peting dalam mengembalikan tekanan darah;
karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal
(stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada
salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah (Triyanto
2014).

Profesi_Ners_UCB
6. Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala Hipertensi Menurut (Salma, 2020), yaitu :
1) Sakit kepala (biasanya pada pagi hari sewaktu bangun tidur)
2) Bising (bunyi “nging”) di telinga
3) Jantung berdebar-debar
4) Pengelihatan kabur
5) Mimisan
6) Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi.
7. Penatalaksanaan
Menurut (Righo, 2014) penatalaksanaan hipertensi ada 2 yaitu farmakologi dan non
farmakologi
1) Farmakologi (Obat-obatan)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi
yaitu :
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulkan intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkin penggunaan jangka panjang.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, serta
golongan penghambat konversi rennin angiotensin.
2) Non Farmakologi
a) Diet
Pembatasan atau kurangi konsumsi garam. Penurunan berat badan dapat
membantu menurunkan tekanan darah bersama dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan penurunan kadar adosteron dalam plasma.
b) Aktivitas
Ikut berpartisipasi pada setiap kegiatan yang sudah disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan, seperti berjalan, jogging,
bersepeda, atau berenang.
c) Istirahat yang cukup

Profesi_Ners_UCB
Istirahat dengan cukup memberikan kebugaran bagi tubuh dan mengurangi
beban kerja tubuh.
d) Kurangi stress
Mengurangi stress dapat menurunkan tegang otot saraf sehingga dapat
mengurangi peningkatan tekanan darah.
8. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya
menurut (Septi Fandinata, 2020):
1) Payah jantung
Kondisi jantung yang tidak lagi mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan pada otot jantung atau
sistem listrik jantung.
2) Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan pembuluh darah yang
sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah otak makan akan
terjadi pendarahan pada otak dan mengakibatkan kematian. Stroke bisa juga
terjadi karena sumbatan dari gumpalan darah di pembuluh darah yang
menyempit.
3) Kerusakan ginjal
Menyempit dan menebalnya aliran darah menuju ginjal akibat hipertensi dapat
mengganggu fungsi ginjal untuk menyaring cairan menjadi lebih sedikit sehingga
membuang kotoran kembali ke darah.
4) Kerusakan pengelihatan
Pecahnya pembuluh darah pada pembuluh darah di mata karena hipertensi
dapat mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur, selain itu kerusakan yang
terjadi pada organ lain dapat menyebabkan kerusakan pada pandangan yang
menjadi kabur.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari
kenaikan tekanan darah pada organ atau karena efek tidak langsung. Dampak
terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan
kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian penderita akibat
komplikasi hipertensi yang dimilikinya.

Profesi_Ners_UCB
9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan 2 cara yaitu :
1) Pemeriksaan yang segera seperti :
a) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
c) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e) Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
f) Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
g) Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi.
h) Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab)
i) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
j) Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k) Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
m) EKG : perbesaran jantung gangguan konduksi.
2) Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama) :
a) IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
b) CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

Profesi_Ners_UCB
c) IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan
ginjal.
d) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT
scan.
e) (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis
pasien.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Hipertensi
1) Pengkajian
a) Identitas : meliputi nama lengkap pasien, nama panggilan
b) Jenis kelamin : Hipertensi berkaitan dengan jenis kelamin laki-laki dan usia.
Namun, pada usia tua, risiko hipertensi meningkat tajam pada perempuan
dibandingkan laki-laki. Laki-laki obesitas lebih mempunyai risiko hipertensi
lebih besar dibandingkan dengan perempuan obesitas dengan berat badan
sama (Pikir dkk, 2015)
c) Usia : Jumlah penduduk berusia diatas 65 tahun meningkat secara cepat, pada
kurang dari 30 tahun, satu dari 5 orang di Amerika Serikat akan berusia diatas
65 tahun. Tekanan darah sistolik meningkat progresif sesuai usia dan orang
lanjut usia dengan hipertensi merupakan risiko besar untuk penyakit
kardiovaskuler (Pikir dkk, 2015)
d) Keluhan Utama
Fatingue, lemah, dan sulit bernapas. Temuan fisik meliputi peningkatan
frekuensi denyut jantung, disritmia, dan takipnea. (Udjianti, 2013)
e) Alasan masuk rumah sakit
Alasan masuk rumah sakit dikarenakan pasien memiliki keluhan lemah, sulit
bernapas, dan kesadaran menurun. (Nurarif & Kusuma, 2015)
f) Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya, beberapa hal yang harus diungkapkan pada setiap gejala yaitu
sakit kepala, kelelahan, selah, susah nafas, mual, gelisah, kesadaran menurun,
pengelihatan menjadi kabur, tinnitus (telinga berdenging), palpitasi (berdebar-
debar), kaku kuduk, tekanan darah diatas normal, gampang marah. (Nurarif &
Kusuma, 2015).

Profesi_Ners_UCB
g) Riwayat kesehatan terdahulu
1. Riwayat penyakit sebelumnya
Perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami
sebelumnya. Misalnya : klien pernah memiliki riwayat penyakit gagal
ginjal dan klien mengalami sakit yang sangat berat (Haryanto & Rini,
2015)
2. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi pada orang yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga
(Pikir dkk, 2015)
3. Riwayat pengobatan
Ada beberapa obat yang harus diminum oleh penderita penyakit hipertensi
yaitu Pengobatan anti hipertensi :
a. Diuretic : semua deuretik menurunkan tekanan darah dengan
meningkatkan ekskresi natrium urin dan dengan mengurangi volume
plasma, volume cairan ekstraseluler, dan curah jantung. Mereka dapat
menurunkan tekanan darah dengan mengurangi volume vascular.
b. Angiotensin : angiotensin II bekerja secara langsung pada dinding
pembuluh dara, menyebabkan hipotrofi medial, menstimulasi
pertumbuhan jaringan ikat, dan meruksak endotel yang berujung pada
aterosklerosis (Pikir dkk, 2015)
h) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a. Kesadaran
Seorang pasien yang terkena hipertensi kesadarannya adalah sadar dan
juga dapat mengalami penurunan kesadaran (Nurarif & Kusuma, 2015)
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
Saat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada khasus
hipertensi tekanan darah yang dimiliki oleh penderita hipertensi
systole diatas 140 mmHg dan tekanan diastole diatas 90 mmHg
(Haryanto & Rini, 2015)
2) Nadi

Profesi_Ners_UCB
Meningkat pada arteri karotis, jugularis, pulsasi radialis; perbedaan
denyut nadi atau tidak ada denyut nadi pada beberapa area seperti
arteri popliteal, posterior tibia.
c. Body system
1) Sistem pernafasan
Mengeluh sesak nafas saat aktivitas, takipnea, orthopnea
(gangguan pernafasan pada saat berbaring ), batuk dengan atau
tanpa sputum, riwayat merokok. Temuan fisik meliputi sianosis,
pengunaan otot bantu pernapasan, terdengar suara napas tambahan
(ronkhi rales, wheezing) (Udjianti, 2013)
2) Sistem kardiovaskuler
a. Inspeksi : gerakan dinding abnormal
b. Palpasi : denyut apical kuat
c. Perkusi :denyut apical bergeser dan/ atau kuat angkat
d. Auskultasi : denyut jantung takikardia dan disritmia, bunyi
jantung S2 mengeras S3 (gejala CHF dini). Murmur dapat
terdengar jika stenosis atau insufisiensi katup. (Udjianti, 2013)
3) Sistem persarafan
Melaporkan serangan pusing/ pening, sakit kepala berdenyut di
suboksipital, episode mati-rasa, atau kelumpuhan salah satu sisi.
Gangguan visual (diplopia- pandangan ganda atau pandangan
kabur) dan episode epistaksis (Udjianti, 2013)
4) Sistem perkemihan
Temuan fisik produksi urine <50 ml/jam atau oliguri (Udjianti,
2013)
5) Sistem pencernaan
Melaporkan mual, muntah, perubahan berat badan, dan riwayat
pemakaian deuretik. Temuan fisik fisik meliputi berat badan
normal atau obesitas, edema, kongesti vena, distensi vena jugularis,
dan glikosuria (Udjianti, 2013).
6) Sistem integument
Suhu kulit dingin, warna kulit pucat, pengisian kapiler lambat (>2
detik), sianosis, diaphoresis, atau flusing (Udjianti, 2013).

Profesi_Ners_UCB
7) Sistem musculoskeletal
Terjadi kaku kuduk pada area leheer (Haryanto & Rini, 2015)
8) Sistem endokrin
Pada pasien dengan hipertensi biasanya tidak ditemukan adanya
kelainan pada sistem endokrin (Udjianti, 2013)
9) Sistem reproduksi
Pada klien hipertensi terjadi peningkatan TIK (tekanan intra
cranial) pada saat melakukan hubungan seksual dan terjadi
gangguan reproduksi pada ibu hamil yang memiliki hipertensi
(Nurarif & Kusuma, 2015)
10) Sistem penginderaan
Pemeriksaan retina dapat ditemukan penyempitan atau sklerosis
arteri edema atau papiledema (eksudat atau hemoragi) tergantung
derajat lamanya hipertensi (Udjianti, 2013)
11) Sistem imun
Pada pasien hipertensi mengalami penurunan sistem kekebalan
tubuh (Manurung, 2016)
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang biasa muncul dari pasien Hipertensi adalah sebagai
berikut :
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak
terjadi iskemia miokard
Intervensi keperawatan :
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat.
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi

Profesi_Ners_UCB
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
Hasil yang diharapkan :
 Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD 
 Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima 
 Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Intervensi keperawatan :
a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
c. Batasi aktivitas
d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi
Hasil yang diharapkan :Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan
tampak nyaman.
3. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan gangguan sirkulasi
Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
d. Amati adanya hipotensi mendadak
e. Ukur masukan dan pengeluaran
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan

Profesi_Ners_UCB
g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan
Hasil yang diharapkan :
 Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti
ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal. 
 pengeluaran urin 30 ml/ menit 
 Tanda-tanda vital stabil
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri.
Tujuan: Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
Intervensi
a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan
efek samping atau efek toksik
d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan
dokter
e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan
dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan
i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat,
jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung
kafein, teh serta alcohol
j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan.
Hasil yang diharapkan :
 Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan
penatalaksanaan perawatan dini 
 Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan

Profesi_Ners_UCB
DAFTAR PUSTAKA

Musakkar, & Djafar, T. (2021). Promosi Kesehatan: Penyebab Terjadinya Hipertensi (H.
Aulia (ed.)). CV. Pena Persada
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman tatalaksana sindrom
koroner akut. Pedoman Tatalaksan Sindr Koroner Akut. 2015
Pikir. S Budi, M. Aminuddin, Agus Subagjo, dkk. Hipertensi Manajemen Komprehensif.
Surabaya: Airlangga University Press (AUP). 2015.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indinesia (1st ed.).
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Righo, A. (2014). Terapi Bekam Terbukti Mampu Mengatasi Hipertensi (M. Ridlo Ronas
(ed.)). Rasibook. Bandung.
Salma. (2020). Tetap Sehat Setelah Usia 40: 100 Artikel Kesehatan Pilihan (J. Haryani
(ed.)). Gema Insani. Jakarta.
Septi Fandinata, S., & Ernawati, I. (2020). Management terapi pada penyakit degeneratif
(diabetes mellitus dan hipertensi) : mengenal, mencegah dan mengatasi penyakit
degeneratif (diabates mellitus dan hipertensi) (N. Reny H (ed.); 1st ed.). Penerbit
Graniti. Gresik. https://doi.org/602581175X, 9786025811753.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Udjianti, W. (2013) Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta. Salemba Medika.
WHO. Hypertension [Internet]. [cited 2018 Aug 5]. Available from:
http://www.who.int/topics/hypertension/en/ .

Profesi_Ners_UCB
BAB 3

HASIL STUDI KASUS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Instansi Kesehatan : Rumah Sakit Kefamenanu


Ruang : ICU No RM: 027729
Mahasiswa : Gabriela Kurnia Manafe
Agustina T.M Lina
Cecilia A.L Silfiana
Esmenia M.M Diaz
Anika Nenokatu
Andi H.S Tell
Pembimbing Institusi : Ns. Sebastianus Kurniadi Tahu S,Kep M,Kep ttd:

Pembimbing Klinik : Ns. Stevani N. Lopung S.Kep ttd:


Tanggal Pengkajian : Senin 19/12/2022 Jam Pengkajian: 11:00

A. IDENTITAS
1. Nama Inisial : Tn.M.K Panggilan Tn.M
2. Umur : 52 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Katolik
5. Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : PNS
7. Suku/bangsa : Dawan
8. Status perkawinan : Menikah
9. Alamat : Maubeli
10. Penanggung biaya : BPJS

Profesi_Ners_UCB
B. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN
1. Keluhan utama: Pasien mengatakan bahwa merasa jantung berdebar-debar secara
cepat dan lelah.
2. Riwayat penyakit saat ini: Pasien mengatakan bahwa pada hari minggu tanggal 4
desember 2022 di jam 10:00 pasien diantar kerumah sakit kefamenanu untuk berobat
dengan menggunakan mobil. Sesampainya di rumah sakit pasien langsung
diantarkan ke ruangan UGD bersama keluarga. Sesampainya di ruangan UGD pasien
langsung diperiksa oleh dokter terlebih dahulu dan dipasang infus, pemeriksaan ekg
serta dilakukan pengambilan darah. Kemudian pada jam 16:00 sore pasien diantar
keruangan ICU. Pasien mengatakan bahwa pasien datang diruangan ICU dengan
keluhan pasien merasa jantung berdebar-debar secara cepat dan lelah.
3. Penyakit yang pernah diderita: Pasien mengatakan bahwa pasien sebelumnya pernah
mengalami penyakit hipertensi.
4. Penyakit yang pernah diderita keluarga: Pasien mengatakan bahwa dikeluarga pasien
tidak ada penyakit yang pernah diderita
5. Riwayat alergi:
Jelaskan: Pasien mengatakan bahwa pasien tidak ada riwayat alergi
6. Diagnosa medic saat masuk rumah sakit (MRS): HT
7. Diagnosa medic saat ini: Hipertensi
8. Lainnya: Tidak ada
C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum: baik sedang, lemah
 Keadaan umum: Composmentis
 Usia: 52 Tahun TB: cm BB: kg
 Suhu: 36,0 0 c
 Denyut nadi: 97x/menit kuat, teratur
 Tekanan darah: 130/95 mmHg,Tidur
 Frekuensi nafas: 32 x/menit
Masalah keperawatan: Penurunan Curah Jantung
1. B1 (Breathing)/Pernafasan:
 Irama pola nafas : teratur, tidak teratur
 Jenis : dispnea, kusmaul, cheyne stokes,
lain-lain: Tidak ada

Profesi_Ners_UCB
 Suara nafas : Vesikuler, Stridor, Wheesing, Ronchi
lain-lain:
 Sesak nafas : ya, tidak
 Batuk : ya, tidak
 Auskultasi :
 Lobus kanan atas : Vesikuler
 Lobus kiri atas : Vesikuler
 Lobus kanan bawah : Vesikuler
 Lobus kiri bawah : Vesikuler
 Lainnya : Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
2. B2 (Blood)/Kardiovaskuler
o Irama jantung : S1, S2, S3, S4, teratur, tidak teratur
o Nyeri dada : ya, tidak
o Bunyi jantung : normal, mur-mur, gallop, lain-lain: -
o Capillary Refill Time (CRT): < 3 detik, > 3 detik
o Akral : hangat, panas, dingin kering, dingin, basah
o Lainnya: warna kulit pucat
o Masalah keperawatan : Penurunan Curah Jantung
3. B3 (Brain) / persarafan dan Pengindraan
 GCS : 4 eye, 5 verbal, 6 motorik, total: 15
 Refleks fisiologi : patella, triceps, biceps, lain-lain: -
 Refleks patologis : babinsky, brudzinsky, kernig, lain-lain: tidak
dilakukan
 Istirahat/tidur : 7 jam/hari
 Lainnya : Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ditemukan masalah keperawatan
 Pupil : isokor, anisokor, lain-lain: -
 Sklera/konjungtiva : anemis, ikterus, lain-lain: tidak ada anemis
maupun ikterus
 Gangguan penglihatan : ya tidak, jelaskan: -
 Bentuk telinga : normal tidak, jelaskan: -
 Gangguan pendengaran : ya tidak, jelaskan: -

Profesi_Ners_UCB
 Bentuk hidung : normal tidak, jelaskan: bentuk hidung pasien
mancung
 Gangguan penciuman : ya tidak, jelaskan: -
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah
4. B4 (Bladder)/Perkemihan
o Kebersihan : bersih kotor, lain-lain: tidak ada
o Jumlah urine : 300 cc warna urine: kuning, bau urine: pesing
o Alat bantu (kateter, dll): ada tidak ada
o Kandung kemih : Membesar: ya, tidak, lain-lain: tidak ada
Nyeri tekan: ya , tidak, lain-lain: tidak ada
o Gangguan : anuria, oliguria, retensi, inkontinensia
nokturia, lain-lain: tidak ada
o Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan.
5. B5 (Bowel)/Pencernaan:
Nafsu makan : baik, menurun, lain-lain: Pasien mengatakan makanan yang
diantar oleh petugas dihabiskan sekitar 20 sendok makan
Mual : ya tidak
Muntah : ya tidak
Porsi makan : habis, tidak menghabiskan makanan
Minum : 250 cc jenis yang diminum: air mineral
Mulut : bersih, kotor, berbau
Membran mukosa : lembab, kering, stomatitis
Tenggorokan : Sakit menelan/nyeri tekan, Kesulitan menelan
Pembesaran tonsil, lain-lain: Tidak ada
Abdomen: tegang, kembung, asites, nyeri tekan, lain-lain : tidak ada
Lokasi :

(Beri tanda X pada daerah nyeri tekan)


Peristaltik : tidak dikaji
Pembesaran hepar : ya, tidak
Pembesaran lien : ya, tidak
Buang air besar : 2x kali/hari, teratur: ya, tidak
Konsistensi: tidak terlalu encer, bau: tidak menyengat, warna: feses berwarna coklat

Profesi_Ners_UCB
Lain-lain : Tidak ada
Balance cairan:
Intake Output
Minum :250 Cc Urine : 200 cc
Infus : 1500 cc IWL : 15 x BB (56kg) =840 cc
Soup/kuah/air buah: - Muntah/diare/perdarahan:-
Obat cair lainnya (mis; albumin
(sebutkan):-
JumlahI=1.750 cc Total O =1.040
Balance cairan: Total I-Total O =710 cc

Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan


6. B6 (Bone)/Muskuloskeletal dan Integumen
Kemampuan pergerakan sendi: bebas, terbatas
Skala Kekuatan otot: 5 5
5 5
Warna kulit: ikterus, sianosis, kemerahan, pucat, normal
Turgor kulit: baik, sedang, jelek
Edema : ada, tidak ada
Lainnya : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah
7. Endokrin
Pembesaran tiroid : ya, tidak
Hiperglikemia : ya, tidak
Hipoglikemia : ya, tidak
Luka gangren : ya, tidak
Lain-lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
8. Personal hygiene
Mandi : 2x/hari (mandiri/dibantu sebagian/diabntu total)
Keramas : 2x/hari (mandiri /dibantu sebagian/diabntu total)
Ganti pakaian :2x/hari (mandiri/ dibantu sebagian/diabntu total)
Sikat gigi :2x/hari (mandiri/ dibantu sebagian/diabntu total)
Memotong kuku :2x/minggu (mandiri/ dibantu sebagian/diabntu total)

Profesi_Ners_UCB
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah
9. Psiko-sosio-spiritual
 Orang yang paling dekat: keluarga
 Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar: baik
 Kegiatan ibadah: pasien tetap berdoa selama di rumah sakit
 Konsep diri:
 Harga diri: tidak terganggu, terganggu. Sebutkan: Pasien mengatakan
bahwa di keluarga pasien tidak pernah dianggap remeh.
 Ideal diri: tidak terganggu, terganggu. Sebutkan: Pasien mengatakan
ia ingin sekali cepat pulang dari rumah sakit dan bisa bertemu dengan
keluarga yang lainnya.
 Identitas diri: tidak terganggu, terganggu. Sebutkan: Pasien mengatakan
bahwa ia adalah kepala keluarga untuk anak dan istrinya dan memiliki latar
belakang pendidikan S1.
 Gambaran diri: tidak terganggu, terganggu. Sebutkan: Pasien
mengatakan ia sangat menyukai hidungnya karena bentuk hidungnya
mancung
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium :

Tgl Nama pemeriksaan Hasil Nilai Satuan interpretasi


normal

19/12/202 Gula Darah sesaat < 200 Mg/dl Normal


2

Kolesterol tolal < 200 Mg/dl Normal

ALT/SGPT 0-35 U/I Normal

AST/SGOT 0-40 U/I Normal

Albumin 3,5-5,5 U/I Normal

Natrium (Na+) 140 135-145 mmol/L Normal

Kalium 4,2 3,5-5,5 mmol/L Normal

Klorida 115 96-108 mmol/L Normal

Profesi_Ners_UCB
iCa 1,2 1,1-1,4 mmol/L Normal

Tca 2,5 2,2-2,9 mmol/L Normal

2. Radiologi: X-Ray, Ct Scan


3. USG/Endoskopy dll:-
4. EKGMasalah keperawatan: Tidak ditemukan masalah keperawatan
E. THERAPI SAAT INI

No Jenis Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi


1. Omeprazole 40 Mg Pasien yang memiliki Tukak lambung dan tukak
riwayat hipersensitivitas duodenum.
2. Heparin 500 cc Profilaksis dan terapi Pasien dengan resiko
emboli paru, pencegahan perdarahan dan hipertensi
pembekuan darah saat berat yang tidak terkontrol.
operasi jantung dan
emboli arteri perifer.
3. Furosemid 40 Mg Gagal ginjal dengan Udem karena penyakit
anuria, prekoma dan jantung, hati dan ginjal.
koma hepatik, defisiensi
elektrolit dan
hipovolemia.
4. Aspilet 75 Mg Angina perktoris dan Pasien yang memiliki alergi
infark miokard (serangan terhadap asam asetilsalilat
jantung)

F. MASALAH KEPERAWATAN

1. Penurunan Curah Jantung

Profesi_Ners_UCB
Kefa, Senin 19 Desember 2022

Mahasiswa (Pengambil Data)

ANALISA DATA

TANGGAL ETIOLOGI MASALAH


N DATA DATA
o SUBJEKTIF OBJEKTIF
1. Senin Pasien Keadaan umum Perubahan Penurunan
lemah
19/12/2022 mengatakan afterload Curah
TTV:
bahwa merasa Tekanan darah: Jantung
130/95mmHg
jantung
RR: 32 x/menit
berdebar-debar
Nadi : 97x/mnt
secara cepat dan
CRT >3 detik
lelah.
Warna kulit
pucat

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload yang ditandai


dengan pasien mengatakan bahwa merasa jantung berdebar-debar secara cepat dan
lelah, keadaan umum lemah, TTV pasien: TD 130/95mmHg, RR: 32 x/menit, nadi :
97x/mnt, CRT >3 detik dan warna kulit pucat.

Prioritas Diagnosa Keperawatan

Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload.

Profesi_Ners_UCB
PERENCANAAN KEPERAWATAN

TANGGAL NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI/RENCANA NAMA &


KEPERAWATAN GOAL OBJECTIVE KRITERIA TINDAKAN TANDA
& DATA HASIL/EVALUASI TANGAN
PENDUKUNG
Rabu 1. Penurunan curah Pasien tidak Pasien tidak Setelah dilakukan Perawatan Jantung (I.02075) Kelompok
jantung berhubungan Observasi
7/12/2022 akan akan intervensi
dengan perubahan 1. Monitor tekanan darah
afterload yang mengalami mengalami keperawatan selama 2. Monitor saturasi oksigen
ditandai dengan Terapeutik
penurunan perubahan 3x 24 jam maka
pasien mengatakan 1. Posisikan pasien semi-Fowler
bahwa merasa curah afterload perfusi perifer 2. Berikan terapi relaksasi
jantung berdebar- untuk mengurangi stress
selama selama dalam (L.02011) akan
debar secara cepat Perawatan Sirkulasi (1.02079)
dan lelah, keadaan dalam proses membaik dengan Observasi
umum lemah, TTV
proses perawatan. kriteria hasil:Curah 1. Periksa sirkulasi perifer
pasien: TD
130/95mmHg, RR: perawatan. Jantung ( misalnya nadi perifer,
32 x/menit, nadi :
1. Lelah edema, pengisian kapiler,
97x/mnt, CRT >3
detik dan warna kulit 2. Pucat/sianosis warna, suhu)
pucat.
3. Tekanan darah Terapeutik
4. CRT 2. Lakukan pencegahan
infeksi

Profesi_Ners_UCB
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TINDAKAN EVALUASI


O TGL/ KEPERAWATAN KEPERAWATAN
JAM
1. Senin Penurunan curah 1. Jam 12:00 S : Pasien mengatakan
jantung berhubungan
19/12/ melakukan bahwa merasa jantung
dengan perubahan
2022 afterload yang observasi tekanan berdebar-debar secara cepat
ditandai dengan
darah pada pasien dan lelah.
pasien mengatakan
bahwa merasa jantung 2. Melakukan O : Keadaan umum lemah
berdebar-debar secara
observasi saturasi Tekanan darah: 130/95
cepat dan lelah,
mmHg,
keadaan umum lemah, oksigen pasien
RR: 32 x/menit,
TTV pasien: TD
3. Membantu Nadi : 97 x/mnt.
130/95mmHg, RR: 32
Spo2: 97%
x/menit, nadi : memposisikan
97x/mnt, CRT >3 CRT >3 detik dan warna
pasien semi-fowler
detik dan warna kulit kulit pucat.
pucat. atau fowler. A:Masalah keperawatan
4. Mengajarkan teknik belum teratasi
relaksasi untuk P:Intervensi Keperawatan
mengurangi stress dilanjutkan
dengan cara atur I:
posisi nyaman 1. Melakukan observasi
kemudian mulai tekanan darah pada
lakukan teknik pasien
dengan menarik 2. Melakukan observasi
napas melalui saturasi oksigen pasien
hidung tahan 5-10 3. Membantu
detik lalu mempossisikan pasien
hembuskan melalui semi-fowler atau fowler.
mulut seperti bersiul 4. Mengajarkan teknik
lakukan 3 sampai 4 relaksasi.
kali. 5. Memonitor sirkulasi
5. Memonitor sirkulasi perifer pada pasien.
perifer pada pasien ( E:
warna kulit pucat, 1. Pasien mengatakan
CRT >3) masih merasakan
Profesi_Ners_UCB
jantung berdebar dan
cepat lelah.
2. Pasien mengatakan
lebih nyaman dengan
posisi tidur semi fowler
3. Tekanan darah pasien
masih belum normal.
4. Saturasi oksigen pasien
normal.
5. CRT pasien masih
belum normal.
6. Pasien mampu
melakukan teknik
relaksasi dengan baik.

Profesi_Ners_UCB
EVALUASI KEPERAWATAN

Catatan Perkembangan hari 1

N DIAGNOSA NAM
O TGL/JAM KEPERAW EVALUASI A&
ATAN TTD
1. Selasa Penurunan S : Pasien mengatakan masih merasa lemas dan rasa Astin
curah jantung
20/12/2022 jantung masih berdebar-debar.
berhubungan
dengan O : Keadaan umum lemah
perubahan
Tekanan darah: 135/90mmHg,
afterload
RR: 28 x/menit,
yang ditandai
Nadi : 94 x/mnt.
dengan
Spo2: 97 %
pasien
mengatakan CRT >3 detik dan warna kulit masih sedikit pucat.
bahwa A : Masalah belum teratasi
merasa
P: Intervensi keperawatan dilanjutkan
jantung
berdebar- I:
debar secara
1. Melakukan observasi tekanan darah pada pasien
cepat dan
lelah, 2. Melakukan observasi saturasi oksigen pasien
keadaan
3. Membantu mempossisikan pasien semi-fowler
umum lemah,
TTV pasien: atau fowler.
TD
4. Mengajarkan teknik relaksasi.
130/95mmHg
, RR: 32 5. Memonitor sirkulasi perifer pada pasien.
x/menit,
E:
nadi :
97x/mnt,  Pasien mengatakan masih merasakan
CRT >3 detik
jantung berdebar dan masih terlihat lemah.
dan warna
kulit pucat.  Tekanan darah pasien masih belum normal
 Pasien mengatakan sudah nyaman dengan
posisi setengah duduk.
 Pasien mampu menerapkan teknik relaksasi
sesuai yang diajarkan
 CRT pasien belum normal dan warna kulit
pasien masih pucat.

Profesi_Ners_UCB
Catatan Perkembangan hari 2

N TGL/ DIAGNOSA NAMA


O JAM KEPERAWAT EVALUASI & TTD
AN
1. Rabu Penurunan curah S : Pasien mengatakan tidak terlalu lemas dan Astin
jantung rasa jantung berdebar-debar sudah mulai
21/12/20
berhubungan berkurang.
22 dengan O : Keadaan Umum: Sedang ,
perubahan - TTV:
afterload yang Tekanan darah: 128/91 mmHg,
ditandai dengan RR:23 x/menit,
pasien Nadi : 80 x/menit
mengatakan
Spo2: 97 %
bahwa merasa
jantung CRT <3 detik dan warna kulit masih sedikit
berdebar-debar pucat.
secara cepat dan
lelah, keadaan A : Masalah belum teratasi
umum lemah,
TTV pasien: TD P:Intervensi Keperawatan dilanjutkan
130/95mmHg, I:
RR: 32 x/menit,
nadi : 97x/mnt, 1. Melakukan observasi tekanan darah pada
CRT >3 detik pasien
dan warna kulit
pucat. 2. Melakukan observasi saturasi oksigen pasien
3. Membantu mempossisikan pasien semi-
fowler atau fowler.
4. Mengajarkan teknik relaksasi.
5. Memonitor sirkulasi perifer pada pasien.
E:
 Tekanan darah pasien masih belum
normal
 Pasien mengatakan nyaman dengan
posisi semifowler
 Pasien mampu menerapkan teknik
relaksasi dengan sesuai yang diajarkan
 CRT pasien sudah normal namun warna
kulit pasien masih sedikit pucat.

Profesi_Ners_UCB
Catatan Perkembangan hari ke 3

N DIAGNOSA NAMA &


O TGL/JAM KEPERAWATAN EVALUASI (CATATAN TTD
PERKEMBANGAN: SOAP)
1. Desember Penurunan curah S:. Pasien mengatakan sudah Kelompok
jantung berhubungan tidak merasakan lemas lagi dan
2022
dengan perubahan sudah tidak ada rasa jantung
afterload yang berdebar-debar.
ditandai dengan O : KU: Composmentis ,
pasien mengatakan TD: 120/90 mmhg
bahwa merasa RR: 21x/menit
jantung berdebar- N: 80 x/mnt
debar secara cepat A : Masalah teratasi
dan lelah, keadaan
P : Intervensi dihentikan
umum lemah, TTV
pasien: TD
130/95mmHg, RR:
32 x/menit, nadi :
97x/mnt, CRT >3
detik dan warna kulit
pucat.

Profesi_Ners_UCB

Anda mungkin juga menyukai