Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
518 tayangan17 halaman

Makalah Budidaya Tanaman Kentang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 17

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN KENTANG

Disusun Oleh :
INDRA ADJANI DAMANIK
Nim. 2054201053

Dosen Pengampuh :

Ir. Latifa Siswati, MP

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
anugerahnya sehingga saya masih dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya.

Penulis mennyampaikan terimakasih kepada dosen pengajar matakuliah


ini yang telah memberikan materi pembelajaran sehingga saya dapat memahami
dan mengerjakan tugas makalah ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang sudah membantu saya dalam mengerjakan tugas ini

Saya menyadari masih banyak kesalahan dalam format penulisan dan kata-
kata dalam dalam makalah ini, karena itu saya meminta kepada pembaca
sekiranya memberikan kritik serta saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dalam pembuatan makalah bisa lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-sebaiknya untuk


menambah ilmu pengetahuan pembaca. Sekian dari saya, saya ucapkan
terimakasih.

Rokan Hulu,3 April 2021

Penulis
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari daerah subtropis di


Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa Eropa memasuki Indonesia di
sekitar abad ke 17 atau 18. Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan
tanaman semusim yang berbentuk semak, termasuk divisi spermatophyta,
subdivisi angiospermae, kelas dicotyledonae, ordo tubiflorae, famili bsolanaceae,
genus solanum, dan spesies Solanum tuberosum L. Menurut Kusmana dan
Sofiari (2007) kentang merupakan tanaman menyerbuk silang dan umumnya di
perbanyak dengan umbi dan secara vegetatif buatan.
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) menghasilkan umbi sebagai
komoditas sayuran yang dikembangkan dan berpotensi untuk dipasarkan di dalam
negeri maupun diekspor. Tanaman kentang merupakan salah satu tanaman
penunjang program diversifikasi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat.
Sebagai bahan makanan, kandungan nutrisi umbi kentang dinilai cukup
baik, yaitu mengandung protein berkualitas tinggi, asam amino esensial, mineral,
dan elemen–elemen mikro, disamping juga merupakan sumber vitamin C (asam
askorbat), beberapa vitamin B (tiamin, niasin, vitamin B6) dan mineral P, Mg dan
K. Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan umbi kentang dikenal sebagai
bahan pangan yang dapat menggantikan bahan pangan penghasil karbohidrat lain
seperti beras, gandum, dan jagung. Tanaman kentang juga dapat meningkatkan
pendapatan petani serta produknya merupakan komoditas nonmigas dan bahan
baku industri. Selain itu, umbi kentang lebih tahan lama di simpan dibandingkan
dengan sayuran lainnya.
Menurut Samadi (1997) dalam Andry (2010) lokasi penanaman kentang
yang paling baik adalah tanah yang suhunya optimum untuk pembentukan umbi
yang normal berkisar antara 15–18o C. Daerah yang cocok untuk menanam
kentang adalah dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan ketinggian 1000–
3000 m dpl. Pada dataran medium, tanaman kentang dapat di tanam pada
ketinggian 300-700 m dpl. Dalam pengembangan tanaman kentang harus ada
perencanaan yang matang dapat dilihat pada karakter dan kesesuaian lahan yang
sesuai dengan tata cara yang baik, karena dalam hal ini lahan dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman kentang. Menurut siswanto (2006) kemampuan
penggunaan lahan adalah suatu sistematika dari berbagai penggunaan lahan
berdasarkan sifat-sifat yang menentukan potensi lahan untuk berproduksi secara
lestari.
Kualitas lahan yang digunakan untuk menentukan klasifikasi kesesuaian
lahan dilakukan secara in situ dan ceteris paribus horizontal. Secara in situ, artinya
contoh tanah yang digunakan dan dianalisis merupakan titik profil tanah pada
pedon setempat dan bukan poligon. Sedangkan secara ceteris paribus horizontal,
artinya pengambilan contoh tanah tidak dilakukan pada titik yang sama dalam
kurun waktu sampai 20 tahun.
Karakteristik lahan adalah sifat-sifat lahan yang dapat diukur atau di
estimasi. Sifat-sifat lahan yang dapat kita estimasi untuk keperluan pertanian
antara lain : tanah, iklim, topografi dan formasi geologi, vegetasi, dan sosial
ekonomi. Setiap satuan peta lahan yang dihasilkan dari kegiatan survei dan
pemetaan sumber daya lahan (Sastrohartono, 2011). Menurut Bagu (2012)
perencanaan penggunaan lahan merupakan penilaian yang sistimatik terhadap
lahan untuk mendapatkan alternatif penggunaan lahan dan memperoleh opsi yang
terbaik dalam memanfaatkan lahan agar terpenuhi kebutuhan manusia dengan
tetap menjaga agar lahan tetap dapat digunakan pada masa yang akan datang.
Penentuan luas baku penggunaan lahan optimum untuk perencanaan dan
penggunaan lahan pertanian tanaman pangan merupakan suatu persoalan penting
dalam rangka mencapai tujuan perencanaan penggunaan lahan pertanian
berorientasi pada keseimbangan agroekosistem. Perencanaan penggunaan lahan
yang terencana khususnya pengaturan, pemanfaatan dan pendugaan optimasi
lahan sangat diperlukan. Apabila tidak dilakukan pengaturan akan mengakibatkan
terjadinya ketidak seimbangan antara daya dukung lahan dengan potensi lahan.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa itu tanaman kentang ?


 Apa saja syarat pertumbuhan tanaman kentang?
 Apa saja varietas tanaman kentang?
 Bagaimana teknik budidaya tanaman kentang sebagai tanaman pangan?
 Bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kentang?
 Bagaimana proses panen tanaman kentang?
 Bagaiamana proses pascapanen tanaman kentang?

1.3  Tujuan

 Untuk mengetahui apa itu tanaman kentang, mulai dari jenis, morfologi,
dan manfaat.
 Untuk mengetahui apa saja syarat pertumbuhan tanaman kentang.
 Untuk mengetahui apa saja varietas tanaman kentang.
 Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kentang, mulai dari
pembibitan, pengolahan media tanam, teknik penanaman, dan
pemeliharaan tanaman.
 Untuk mengetahui gejala dan cara pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman kentang.
 Untuk mengetahui proses panen tanaman kentang, mulai dari ciri dan
umur panen, serta cara panen.
 Untuk mengetahui proses pascapanen tanaman kentang, mulai dari
penyortiran dan penggolongan, penyimpanan, serta pembersihan.
II. PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Kentang

2.1.1 Jenis Tanaman

Kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran


semusim, berumur pendek dan berbentuk semak/herba (tanaman pendek
tidak berkayu).. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu
kali berproduksi, setelah itu mati. Umur tanaman kentang antara 90-180
hari. Memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Umbi kentang berbentuk
bulat sampai lonjong dengan ukuran yang beragam.

Menurut Gembong (1994), kentang (Solanum tuberosum L)


diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom   : Plantae

Divisi         : Spermatophyta

Subdivisi   : Angiospermae

Kelas         : Dicotyledonae

Ordo          : Tubiflorae

Famili        : Solanaceae

Genus        : Solanum

Species      : Solanun tuberosum L.

Dari tanaman ini dikenal pula spesies-spesies lain yang merupakan spesies
liar, di antaranya Solanum andigenum L, Solanum anglgenum L, Solanum
demissum L dan lain-lain. 

2.1.2 Morfologi Tanaman

1. Daun

Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun dan letak daun berselang-


seling mengelilingi tanaman. Daun berbentuk oval sampai oval agak bulat
dengan ujung meruncing dan tulang-tulang daun menyirip seperti duri
ikan. Warna daun hijau muda sampai hijau tua hingga kelabu. Ukuran
daun sedang dengan tangkai tidak panjang.

2. Batang
Batang tanaman kentang berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung
pada varietasnya. Batang tanaman tidak berkayu, namun agak keras
apabila dipijat. Warna batang umumnya hijau tua dengan pigmen ungu.
Batang tanaman bercabang-cabang dan setiap cabang ditumbuhi oleh
daun-daun yang rimbun. Permukaan batang halus, pada ruas batang tempat
tumbuhnya cabang mengalami penebalan. Diameter batang kecil dengan
panjang mancapai 1,2 meter.

3. Akar

Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar


tunggang dapat menebus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar
serabutnya umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan
menembus tanah dangkal. Akar tanaman berwarna keputih-putihan, dan
halus berukuran sangat kecil. Di antara akar-akar tersebut ada yang akan
berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon), yang
selanjutnya akan menjadi umbi kentang.

4. Bunga

Tanaman kentang ada yang berbunga dan ada yang tidak, tergantung pada
varietasnya. Warna bunga bervariasi, yakni kuning atau ungu. Kentang
varietas dasiree berbunga ungu. Pada varietas cipanas, segunung dan
cosima, bunga atau benang sari berwarna kuning, putiknya putih. Pada
tanaman kentang yang berbunga, bunga tumbuh dari ketiak daun teratas.
Jumlah tandan bunga juga bervariasi sedikit sampai banyak. Kentang
varietas cosima memiliki tandan bunga sampai 11 buah, sedangkan
varietas cipanas 7 buah. Bunga kentang berjenis kelamin dua. Bunga
kentang yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan
biji-biji.

5. Umbi

Ukuran, bentuk, dan warna umbi kentang bermacam-macam, tergantung


pada varietasnya. Ukuran umbi bervariasi besar dan kecil. Bentuk umbi
ada yang bulat, oval, agak bulat (bulat lonjong), dan bulat panjang. Umbi
kentang dapat berwarna kuning, putih, dan merah.

2.1.3 Manfaat Tanaman

Melihat kandungan gizinya, kentang merupakan sumber utama


karbohidrat. Umbi kentang memiliki manfaat yang sama dengan jenis-
jenis sayuran lainnya. Zat-zat gizi yang terkandung dalam 100 gram bahan
adalah kalori 347 kal, protein 0,3 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 85,6
gram, kalsium (Ca) 20 gram, fosfor (P) 30 mg, besi (Fe) 0,5 mg dan
vitamin B 0,04 mg.

2.2 Syarat Pertumbuhan Tanaman Kentang


 Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun
 Lama penyinaran untuk fotosintesis 9-10 jam/hari
 Suhu optimal 18-21°C
 Kelembaban 80-90%
 Ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl
 (Media Tanam). Tanah berstruktur remah, gembur, banyak
mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki
lapisan olah yang dalam.
 pH tanah antara 5,0 - 7,0.
2.3 Varietas Tanaman Kentang
Varietas kentang dapat digolongkan dalam tiga golongan
berdasarkan warna umbinya.
1.  Kentang kuning, umbi kentang ini berkulit dan berdaging kunig.
Contoh kentang ini di antaranya adalah eigenheimer, patrones, rapan, dan
thung.
2. Kentang putih, kulit dan daging umbi kentang ini berwarna putih.
Contoh kentang ini antara lain Donata dan Radosa.
3. Kentang merah, kulit dan umbinya berwarna kemerah-merahan. Salah
satu contohnya adalah Desiree.
Sedangkan dilihat dari segi umur panennya, ada yang disebut
kentang genjah (umur panen sekitar 2 bulan), kentang sedang (umur panen
sekitar 3 bulan), dan kentang dalam (umur panen sekitar 4 bulan). Selain
itu, kentang juga bisa dikelompokkan lagi berdasarkan bentuk umbinya,
yaitu yang berumbi bulat dan lonjong.
Varietas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah kentang
kuning varietas Granola, Atlantis, Cipanas dan Segunung. Di bawah ini
diuraikan beberapa varietas yang sempat diamati para peneliti, diantaranya
:
a. Alpha
Tanamannya berbatang kuat dan sedang, daunnya rimbun,
bunganya berwarna ungu, dan bisa berbuah. Sangat peka terhadap
penyakit Phytophtora infestans dan virus daun menggulung. Namun,
tanaman ini tahan terhadap penyakit kutil.
b. Catella
Varietas ini berbatang kecil, agak lemah, dan berdaun rimbun.
Bunganya putih dan sulit berbuah. Tanaman ini peka sekali terhadap
penyakit Phytophtora infestans. Di daerah Pengalengan dan Lembang
(Jawa Barat), catella tidak tahan pada musim hujan (iklim basah).
c. Cosima
Batangnya besar, agak kuat, dan daunnya rimbun. Bunganya
berwarna ungu dan tidak pernah berbuah. Tanaman ini agak tahan
terhadap penyakit Phytophtora infestans, dan agak peka terhadap virus
daun menggulung. Di daerah Pengalengan dan Lembang (Jawa Barat),
cosima lebih tahan hujan (iklim basah) dibandingkan dengan catella.
d. Dasiree
Varietas ini berbatang besar, kuat, berwarna kemerah-merahan,
berdaun agak rimbun, berbunga ungu, dan mudah berbuah. Tanaman ini
peka terhadap penyakit Phytophora infestans, penyakit layu, dan virus
daun menggulung.
e.       Granola
Jenis ini merupakan varietas unggul karena produktivitasnya bisa
mencapai 30 ton per hektar. Dari jumlah ini, 20 ton berkualitas baik (AB),
5 ton kualitas sedang (C), 4 ton kualitas TO (campur), dan 1 ton kualitas
rindil.
f.       French fries
Umbi varietas ini ada yang memanjang dan ada pula yang
membulat. Umbi yang memanjang lebih cocok untuk dibuat masakan (fast
food), sedangkan yang membulat sangat cocok untuk kripik.

2.4 Teknik Budidaya Tanaman Kentang


2.4.1 Pembibitan
Bibit Tanaman kentang dapat berasal dari umbi. Umbi bibit berasal
dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua antara
150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varietas
unggul. Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara
yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu
rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25° C. Pilih umbi dengan ukuran sedang,
memiliki 3-5 mata tunas. Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai
bibit hanya sampai generasi keempat saja. Setelah bertunas sekitar 2 cm,
umbi siap ditanam. 
2.4.2 Pengolahan media tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya
perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian
tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Pada lahan
datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar
memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit
arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi.
Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman) atau 140 cm (2 jalur tanaman),
tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar
bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di
sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air untuk
mengalirkan air. Hal ini dimaksudkan agar air tidak menggenang di parit-
parit bedengan. Tanaman kentang sangat peka terhadap air, terlebih-lebih
sejak penanaman sampai berumur dua bulan. Akar tanaman kentang yang
tergenang air akan membusuk, kemudian tanaman kentang pun layu.
2.4.3 Teknik Penanaman
 Pemupukan Dasar
a)    Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam, kotoran kambing atau
kotoran sapi  diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu
sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang
tanam.
b)    Pupuk anorganik berupa SP-36 sebanyak 400kg/ha.
 Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-
1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram.
Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan
varietas lain 70 x 30 cm.Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim
hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik atau
sumber air, kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam
dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari.
Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke
lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi.
Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hari.. Mulsa jerami perlu dihamparkan di
bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.
2.4.4 Pemeliharaan Tanaman
 Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang
baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama.
Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit
sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan
dengan bibit produksi.
 Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari
sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi
penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman.
Penyiangan harus dilakukan pada fase vegetatif awal dan pembentukan
umbi.
 Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk
mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi
perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.
 Pemupukan
Selain pupuk organik, pemberian pupuk anorganik juga sangat penting
untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan
dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha, sedangkan KCl 200 kg/ha.
Secara keseluruhan pemberian pupuk organik dan anorganik adalah
sebagai berikut:
Pupuk organik : Pupuk kandang saat tanam 15.000-20.000 kg.
Pupuk anorganik : Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari
setelah tanam 165/365 kg.
SP-36: saat tanam 400 kg.
KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam 100 kg.
Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran.
Pupuk anorganik : diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang
tanaman kentang.
 Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pemberian air
yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut
pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman
kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan
gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-
20 menit).

2.5 Hama dan Penyakit Tanaman Kentang


2.5.1 Hama
a)      Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan
jaringan hingga habis daunnya.
Pengendalian: (1) secara mekanis dengan memangkas daun yang telah
ditempeli telur;
(2) secara kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.
b)      Kutu daun (Aphis sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat
menularkan virus.
Pengendalian:
(1) secara mekanis memotong dan membakar daun yang terinfeksi
(2) secara kimia menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.

c)      Orong-orong (Gryllotalpa sp)


Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman
muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
Pengendalian: secara kimia menggunakan tepung Sevin 85 S yang
dicampur dengan pupuk kandang.
d)     Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang
berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang
terserang bila dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena sebagian
umbi telah dimakan.
Pengendalian: secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25
EC, Orthene dan 5 SP, Lammnate L.

e)      Hama trip ( Thrips tabaci )


Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi
abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun
yang masih muda.
Pengendalian:
(1) secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun yang terserang
(2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon,
Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.

2.5.2 Penyakit Tanaman


a)      Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans.
Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah
hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi
berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati.
Pengendalian: sanitasi kebun. 
b)      Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum.
Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun
bagian bawah menguning.
Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. 
c)      Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes.
Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian
tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat.
Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk.
Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit
yang baik.
d)      Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp.
Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga
menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-
luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis.
Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada umbi saat tanam atau saat
panen.
e)      Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan
berkembang di daerah kering.
Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua,
meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak
beraturan, kering, berkerut dan keras.
Pengendalian: pergiliran tanaman. 
f)        Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah:
(1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung;
(2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun;
(3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal;
(4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak;
(5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung;
(6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas.
Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan
umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan
jaringan mati.
Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan
dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus,
membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit,
mengendalikan vektor dan melakukan pergiliran tanaman.

2.6 Proses Panen Tanaman Kentang


2.6.1 Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung
varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120
hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari.
Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah
berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan
penyakit, batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering.
Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan
daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.

2.6.2 Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu pagi/sore hari
dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah
sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi
dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan
umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.

2.7 Proses Pascapanen Tanaman Kentang


2.7.1 Penyortiran dan Pengolongan
Umbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan terkena
penyakit. Kegiatan ini akan mencegah penularan penyakit kepada umbi
yang sehat. Kentang di sortir berdasarkan ukuran umbi (tergantung
varietas).
2.7.2 Penyimpanan
Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya
ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan disterilisasi dahulu agar
terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan berventilasi.
2.7.3 Pembersihan
Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan
perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi
dapat dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir yang tidak terlalu
deras kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang
keawetan umbi selain itu juga akan menarik konsumen.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1.      Kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim,


berumur pendek dan  berbentuk semak/herba (tanaman pendek tidak berkayu).
2.      Morfologi tanaman kentang terdiri dari daun, batang, akar, bunga, dan umbi.
3.      Manfaat tanaman kentang yaitu sebagai sumber karbohidrat, mengandung
vitamin, dan mineral cukup tinggi.
4.      Syarat pertumbuhan tanaman kentang yaitu : Ketinggian antara 1.000-3.000
m dpl, curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, suhu optimal 18-21°C.
5.      Varietas kentang berdasarkan warna umbinya yaitu : kentang kuning,
kentang putih, dan kentang merah.
6.      Varietas yang sempat diamati para peneliti diantaranya : Alpha, Catella,
Cosima, Dasiree, Granola, French fries.
7.      Teknik budidaya tanaman kentang terdiri dari pembibitan, pengolahan
media tanam, teknik penanaman, dan pemeliharaan tanaman.
8.      Hama yang menyerang tanaman kentang diantaranya ulat grayak
(Spodoptera litura), kutu daun (Aphis sp), orong-orong (Gryllotalpa sp), hama
penggerek umbi (Phtorimae poerculella zael), dan hama trip ( Thrips tabaci )
9.      Penyakit yang menyerang tanaman kentang diantaranya penyakit busuk
daun, penyakit layu bakteri, penyakit busuk umbi, penyakit
fusarium, dan penyakit bercak kering (Early Blight).
10.   Penyakit karena virus diantaranya Potato Leaf Roll Virus (PLRV), Potato
Virus X (PVX), Potato Virus Y (PVY), Potato Virus A (PVA), Potato Virus M
(PVM), dan Potato Virus S (PVS).
11.  Dalam proses panen harus  memperhatikan ciri dan umur panen serta cara
panen.
12.  Proses pascapanen tanaman kentang meliputi penyortiran
dan pengolongan, penyimpanan, dan pembersihan.

3.2 Saran
Dalam membudidayakan suatu jenis tanaman, kita harus mengetahui tentang
teknik budidaya tanaman yang baik dan benar, bagaimana syarat pertumbuhannya,
cara pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman, agar hasil
produksi kita meningkat dan bisa meminimalisir kegagalan panen, selain itu kita
juga harus mengetahui proses panen dan pascapanen yang baik agar bisa
mendapat keuntungan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Parabowo, Abror Yudi.2007.Budidaya Kentang.


Samadi, Budi. 1997. Usaha Tani Kentang. Kanisius:Yogyakarta.
Setiadi, 2007, Kentang: Varietas dan Pembudidayaan, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sukmana, Rahmat, 1997, Kentang, Budidaya dan Pascapanen, Kanisius,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai