Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Beda Geoids Dan Ellipsoids

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Beda Geoids dan Ellipsoids

Untuk setiap pekerjaan survei dan pemetaan dimana vertical measurement atau
pengukuran vertikal memiliki peran yang penting, kemampuan dan keandalan
dalam menghitung ketinggian lokal secara akurat sangatlah krusial. Ketika
melakukan pengukuran menggunakan GNSS/GPS nilai ketinggian yang
didapatkan sesungguhnya adalah ketinggian di atas ellipsoid, bukan di atas geoid.
Oleh karena itu, kita memerlukan besaran nilai undulasi untuk mendapatkan
tinggi orthometric di atas titik tersebut. Namun, sebelum berbicara lebih lanjut
mengenai undulasi, marilah kita bahas satu persatu apa itu geoid dan ellipsoid.

Geoids
Salah satu pemodelan bentuk bumi yang populer adalah geoid. Geoid adalah
representasi dari permukaan bumi yang memiliki asumsi bahwa bumi diselimuti
oleh laut. Representasi ini juga disebut sebagai “permukaan dengan potensi
gravitasi yang sama” atau lebih mudahnya diartikan sebagai “permukaan laut rata-
rata”. Sesungguhnya, model geoid bukanlah perwakilan yang tepat untuk
menggambarkan permukaan laut. Banyak elemen-elemen yang harus diperhatikan
seperti efek dinamis dimana unsur gelombang dan pasang surut permukaan lain
tidak diperhitungkan dalam model geoid.

Kendati demikian, geoid memiliki peran yang cukup krusial dalam beragam
bidang seperti untuk keperluan aplikasi geodesi, oseanografi dan geofisika. Untuk
bidang geodesi, yaitu penggunaan teknologi GPS dalam penentuan tinggi
orthometric untuk berbagai keperluan praktis seperti rekayasa, survei, dan
pemetaan membutuhkan informasi geoid yang teliti dan akurat. Pada saat ini dan
masa yang akan datang, kebutuhan akan model geoid akan sangat mendesak
karena pesatnya pemakaian GPS untuk berbagai keperluan rekayasa dan survei
pemetaan.

Bentuk Geoid Bumi


Sumber: wikiwand, 2020
Ellipsoids

Ilustrasi Geoid dan Ellipsoid


Sumber: Geodesy and Geodynamics Journal, 2020

Lain geoid, lain pula ellipsoid. Bagi sebagian orang yang sudah lama
berkecimpung di dunia permodelan, istilah ellipsoid bukanlah sesuatu yang baru.
Istilah ini kerap digunakan untuk merepresentasikan bentuk bumi. Ellipsoid
berasal dari kata ‘elips’ yang sering digeneralisasikan sebagai bentuk lingkaran
atau bola. Namun sejatinya, bumi itu sendiri tidak berbentuk bola sempurna,
melainkan berbentuk ellipsoid dimana bumi sebenarnya lebih lebar bila
dibandingkan dengan tingginya. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh data yang
mengatakan bahwa keliling khatulistiwa bumi sekitar 42 milimeter lebih panjang
bila dibandingkan dengan garis bujurnya. Jadi dapat dibilang bahwa planet ini
tidaklah berbentuk bulat sempurna. Meskipun banyak pemodelan bumi lainnya,
model ellipsoid dianggap paling sesuai dengan bentuk bumi yang sebenar-
benarnya.

Banyak ahli yang telah mengembangkan beragam model bumi ellipsoid sejak
bertahun-tahun yang lalu. Namun yang paling populer adalah model yang
dirancang sebagai basis data untuk referensi sistem koordinat WGS84. WGS84
merupakan sistem referensi koordinat geografis, yang berarti kontekstualisasi titik
pada permukaan 3D – dalam hal ini, bumi – menggunakan derajat lintang dan
bujur. Koordinat pada data GPS diturunkan dengan menggunakan WGS84.

Model ellipsoid digunakan untuk mengukur jarak yang melintasi antar permukaan
bumi. Di Indonesia sendiri, model ellipsoid masih cenderung memiliki ketelitian
yang cukup rendah, yakni kurang lebih 1 meter. Hal tersebut terjadi karena masih
sedikitnya pengukuran gaya berat di Indonesia.

Tidak seperti geoid, model ellipsoid mengasumsikan bahwa permukaan bumi rata.
Bukan dalam rangka mendukung teori bahwa bumi itu datar, melainkan hal
tersebut memiliki arti bahwa tidak ada gunung atau parit, sehingga permukaan
bumi berada di titik ketinggian yang sama. Jarak vertikal yang terdapat di antara
geoid dan ellipsoid merupakan sebuah hasil dari diperhitungkannya keberadaan
gunung dan parit dalam pemodelan bumi geoid. Perbedaan tersebut dikenal
dengan istilah ‘geoid height’ atau ketinggian geoid (undulasi). Perbedaan antara
ellipsoid dan geoid dapat menjadi sangat signifikan, karena sejatinya ellipsoid
hanyalah garis dasar untuk mengukur ketinggian topografi. Pada model ellipsoid,
diasumsikan bahwa permukaan bumi halus, sedangkan pada model geoid
permukaan bumi tidaklah demikian adanya.

Datum Vertikal
Baik ellipsoid maupun geoid merupakan contoh dari datum vertikal. Untuk
surveyor, datum vertikal berfungsi sebagai titik referensi dari mana ketinggian
(ketinggian positif dan negative) dapat ditentukan. Terdapat dua jenis datum
vertikal. Yang pertama adalah datum pasang surut, dan yang kedua adalah datum
geodetik. Untuk sejenak pembahasan akan difokuskan pada datum geodetik yang
lebih relevan dengan pekerjaan surveyor.
Ketepatan besaran inci pada pekerjaan survey adalah sebuah hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan dengan baik. Hal tersebut sangatlah kritikal
sehingga para surveyor haruslah menggunakan datum geodetic yang sama dalam
satu rangkaian proyek. Peralihan model ellipsoid atau geoid di pertengahan jalan
akan menyebabkan perbedaan data yang signifikan. Jika kumpulan data survey
menggunakan sistem referensi dan koordinat yang berbeda, maka perlu dilakukan
perubahan untuk mencocokan satu dengan yang lainnya, jika tidak pengukuran
tidak akan berhasil.

Daftar Pustaka
Zeidel, A. 2020. Geoids vs. Ellipsoids: What’s the Difference?. Propeller
Smith, N. 2017. The Difference Between Geoid & Ellipsoid. Sciencing.com
Jasaukurtanah.com. 2016. Mengenal Ap aitu Geoid, Undulasi, dan Tinggi
Orthometrik. Jasaukurtanah.com
Geodesy.gd.itb.ac.id. 2007. Studi Geoid Teliti dan Permodelannya di Daerah
Indonesia. Geodesy.gd.itb.ac.id

Sistem referensi geospasial indonesia :


Masa sebelum Bakosurtanal
Terdapat beberapa datum geodesi di Indonesia. Contoh nya Datum Genuk, Datum
Gunung Segara, dll; Datum vertikal : mean sea level. Datum : Bessel 1841 & ID74
Masa Bakosurtanal : Datum Indonesia 74 dan Datum Geodesi Nasional Indonesia 95
(DGN95); Datum vertikal : mean sea level. Datum : DGN95, World Geodetic System 84
(WGS84) & International Terresrial Reference Frame (ITRF).
Masa Badan Informasi Geospasial (BIG) : DGN95 menjadi Sistem Referensi Geospasial
Indonesia 2013 (SRGI2013); Datum vertikal : mean sea level menjadi geoid. Datum :
World WGS84, ITRF & IGS.

Anda mungkin juga menyukai