Hubungan Antara Kantor Pusat Dan Cabang (Prosedur Umum)
Hubungan Antara Kantor Pusat Dan Cabang (Prosedur Umum)
Hubungan Antara Kantor Pusat Dan Cabang (Prosedur Umum)
(Prosedur Umum)
Untuk memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
Oleh Kelompok 7 :
Robiatun Adawiyah
AKUNTANSI SYARIAH
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia
Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah ini
dapat tersusun berkat keinginan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pemakalah
mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Dr. Anne Putri, SE, M. Sc., A selaku dosen
pembimbing yang telah membantu pemakalah dalam menyelesaikan makalah ini.
Tentu saja penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan untuk itu segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan agar makalah selanjutnya
bisa lebih sempurna. Serta segala kritik dan masukan dari berbagai pihak pemakalah terima
dengan senang hati. Semoga penulisan makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pemakalah dan pembaca.
Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan pasti ingin meningkatkan laba yang diperoleh maka hal yang harus
dilakukan yaitu meningkatkan volume penjualannya. Pada umumnya potensi penjualan suatu
produk dalam suatu daerah adalah terbatas. Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan volume
penjualan perlu disertai dengan usaha untuk memperluas daerah pemasaran . Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk memperluas daerah pemasaran adalah dengan membuka kantor
cabang (branch) atau kantor agen.
Pada dasarnya kantor agen berbeda dengan kantor cabang. Kantor agen hanya
berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh order. Penjualan kepada konsumen dilakukan
langsung oleh kantor pusat. Pembayarannya juga diterima langsung dari konsumen ke kantor
pusat. Kantor cabang mempunyai wewenang yang lebih luas dibandingkan kantor agen, karena
selain berfungsi mencari pembeli kantor cabang dapat melakukan transaksi penjualan secara
langsung kepada konsumen. Wewenang yang lebih besar lagi adalah kantor cabang dapat
membeli barang dagangan dari luar.
Akuntansi terhadap kantor cabang dapat diselenggarakan dengan dua sistem, yaitu
sistem sentralisasi dan desentralisasi. Menurut (Yunus & Harnanto, 2018) dalam sistem
sentralisasi pembukuan terhadap transaksi - transaksi yang terjadi di kantor cabang
diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat, sedangkan dalam sistem desentralisasi setiap
cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada cabang yang
bersangkutan secara lengkap. Apabila menggunakan sistem desentralisasi, umumnya susunan
dan klasifikasi rekening-rekening (chart of account) pada setiap kantor cabang mengikuti dan
sesuai dengan susunan dan klasifikasi yang digunakan pada kantor pusat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang ?
2. Bagaimana hubungan antara kantor pusat, kantor cabang dengan kantor agen ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kantor cabang dengan kantor agen
BAB II
PEMBAHASAN
a. Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang-barang dagangan
maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.
b. Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi
kebutuhan permintaan barang-barang lokal yang tidak dapat dipenuhi oleh
kantor pusat atau apabila pembelian itu dapat dipertanggungjawabkan secara
ekonomis.
c. Cabang melakukan aktivitas penjualan; mulai dari usaha-usaha untuk mendapat
pembeli; mengirimkan barang atau menyerahkan jasa-jasa kepada langganan,
membuat faktur penjualan, menagih (mengumpulkan) piutang dan menyimpan
uang didalam rekening banknya sendiri.
Ada 2 sistem yang digunakan dalam pencatatan sistem akuntansi hubungan kantor
cabang dengan kantor pusat, yaitu :
1. Sistem Sentralisasi
Sistem Sentralisasi adalah pembukuan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi
dikantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Pada cara ini kantor
cabang cukup mengumpulkan dokumen-dokumen dasar, seperti faktur penjualan,
catatan waktu kerja, bukti-bukti pengeluaran kas, dan bukti-bukti lainnya yang
mendukung terjadinya transaksi. Sistem ini cocok dipakai apabila kantri cabang
letaknya dekat dengan kantor pusat dan kegiatan kantor cabang masih terbatas/ kantor
cabang masih relatif kecil.
Contoh Soal 1:
PT. TERRAMODA
Neraca
AKTIVA
PASIVA
1. Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk pembukaan kantor cabang.
2. Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 150.000 secara kredit. Akuntansi
pencatatannya diselenggarakan oleh kantor Pusat.
3. Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor Pusat Rp.1200.000, kantor
cabang Rp. 800.000
4. Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang Rp. 275.000.
5. Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor Pusat Rp.1500.000, kantor
cabang Rp. 700.000. Harga pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut masing-
masing Rp. 1000.000 dan Rp. 400.000.
6. Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000, Kantor Cabang Rp. 500.000.
7. Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial: Kantor Pusat Rp. 300.000 dan Kantor
Cabang Rp. 100.000.
8. Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp. 50.000.
9. Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp. 300.000
10.Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp. 45.000, Kantor cabang Rp. 15.000.
11.Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 120.000.
Perintah:
Buatlah pencatatan akuntansinya dengan system sentralisasi baik oleh perusahaan pusat maupun
cabang.
Jawab Soal 1:
Persediaan 275.000
5) Penjualan barang dagangan secara kredit dan HPP masing-masing dicatat kantor pusat sebagai
berikut:
6) Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000, Kantor Cabang Rp. 500.000.
7) Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial: Kantor Pusat Rp. 300.000 dan Kantor Cabang
Rp. 100.000.
10) Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp. 45.000, Kantor cabang Rp. 15.000.
Biaya penyusutan 45.000
11) Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 120.000.
Laba ditahan 120.000
Kas 120.000