Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Jurnal Akuntansi Dan Keuangan FEB Universitas Budi Luhur Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN: 2252 7141

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Akuntansi dan Keuangan FEB Universitas Budi Luhur

Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN: 2252 7141

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


DENGAN KINERJA SOSIAL DAN KINERJA LINGKUNGAN SEBAGAI
VARIABEL MODERATOR
(Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan dan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 - 2015)

Desy Mariani1
Suryani2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur Jakarta
JL. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta 12260
Email: 1 2

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari
Penerapan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Lingkungan dan
Kinerja Sosial sebagai variabel moderating Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan Pertambangan dan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2011 - 2015. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel , dengan kriteria yang ditentukan maka jumlah sampel
yang berhasil diperoleh adalah sebanyak 12 perusahaan Pertambangan dan Manufaktur.
Untuk menjawab masalah penelitian, data dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi berganda dengan bantuan aplikasi 8. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa : 1) Kinerja Keuangan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 2)
Kinerja Lingkungan tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 3) Kinerja Sosial
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 4) Kinerja Lingkungan tidak mampu

59
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

memoderasi Kinerja Keuangan terhadap Nila Perusahaan dan 5) Kinerja Sosial tidak
mampu memoderasi Kinerja Keuangan terhadap Nilia Perusahaan
Kata kunci : Kinerja Keuangan, Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial, Nilai Perusahaan.

LATAR BELAKANG
Pada saat ini masalah lingkungan merupakan suatu fenomena besar yang
memerlukan perhatian khusus baik pemerintah, konsumen maupun investor. Salah satu
penyebab permasalahan ini menjadi perhatian banyak pihak yaitu akibat dari aktivitas
operasi perusahaan yang enggan untuk mengeluarkan biaya dalam mengelola
lingkungan dan lebih mengutamakan keuntungan dari segi finansial. Adapun
permasalahan yang sering terjadi seperti polusi, penyusutan sumber daya alam, limbah,
keamanan produk yang tidak terjamin semakin dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena
itu, masyarakat sebagai salah satu perusahaan menuntut perusahaan untuk
lebih memperhatikan akan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkannya dan
mengatasinya.
Perusahaan diharapkan dalam operasinya tidak hanya bertujuan untuk
memaksimalkan kinerja keuangan semata tetapi juga harus tetap memperhatikan
dampak positif dan negatifnya terhadap lingkungan melalui kinerja lingkungan yang baik,
dan juga dampak terhadap masyarakat sekitar melalui kinerja sosial. Dengan adanya
kinerja lingkungan, maka perusahaan dapat memberikan jaminan bagi publik bahwa
meskipun mereka berkontribusi dalam perubahan iklim dan lingkungan, tetapi mereka
juga telah berupaya untuk meminimalisasi kejadian tersebut (Anggraeni, 2015).
Dampak perusahaan yang positif adalah tersedianya lapangan kerja dan
terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat akan kehadiran industri karena di
lingkungan sekitar semakin ramai dan ekonomi masyarakat naik pesat dibanding
sebelumnya. Sedangkan dampak negatif yang diberikan industri ini berupa kebisingan,
limbah industri yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan apabila tidak
dikelola oleh industri dengan benar.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Putri (2015) yang meneliti tentang
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menambahkan
variabel kinerja lingkungan dan kinerja sosial sebagai variabel pemoderasi karena
perusahaan dalam operasinya tidak lepas dari hubungan dengan lingkungan masyarakat
dan sosial di sekitarnya. Mengingat pentingnya permasalahan tersebut maka perlu
dilakukannya penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan dan Kinerja Sosial sebagai Variabel

60
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78

Moderator (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan dan Manufaktur


yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 - 2015).

LANDASAN TEORI
Teori Sinyal ( )
atau teori sinyal dikembangkan oleh Ross (1977) yang
menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai
perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon
investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Teori sinyal menjelaskan
bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna
laporan keuangan. Manajer perusahaan akan memberikan informasi melalui laporan
keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang
menghasilkan laba yang lebih berkualitas. Teori sinyal merupakan basis teori yang
mendasari hubungan dari pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
Informasi diterima oleh investor terlebih dahulu diterjemahkan sebagai sinyal yang baik
( ) atau sinyal yang jelek ( ). Jika laba yang dilaporkan oleh
perusahaan meningkat maka informasi tersebut dapat dikategorikan sebagai sinyal baik
karena mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik. Sebaliknya jika laba yang
dilaporkan menurun maka perusahaan berada dalam kondisi tidak baik sehingga
dianggap sebagai sinyal yang jelek.

Teori Legitimasi
Legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada
keberpihakan masyarakat ( ), pemerintah, individu dan kelompok masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada
, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat. Legitimasi
masyarakat merupakan faktor strategi bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan
perusahaan ke depan. Hal itu dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksikan
strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri dalam
lingkungan masyarakat yang semakin maju. Perusahaan dalam usaha memperoleh
legitimasi, perusahaan melakukan kegiatan sosial dan lingkungan yang memiliki
implikasi akuntansi pada pelaporan dan pengungkapan dalam laporan tahunan
perusahaan melalui pelaporan sosial dan lingkungan yang dipublikasikan (Bahri dan
Febby, 2016).

61
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

Teori Stakeholder ( )
Teori stakeholder adalah perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi
untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan
stakeholder. Tujuan dari teori adalah untuk membantu manajemen
perusahaan dalam menciptakan nilai tambah dari aktivitas operasional yang mereka
lakukan dan meminimalkan kemungkinan kerugian bagi pemangku kepentingan
perusahaan (Ratri dan Murdiyati, 2017). Pada dasarnya memiliki
kemampuan untuk dapat mengendalikan dan mempengaruhi perusahaan karena
pemegang saham yang mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan, maka juga mempunyai hak terhadap perusahaan.

Kinerja Keuangan ( )
Dalam sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah
suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor
(Mahendra, 2012). Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian
analisis laporan keuangan. Pada dasarnya analisis rasio keuangan merupakan dasar
untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja perusahaan.
Nilai nyata dalam laporan keuangan terletak pada fakta bahwa laporan keuangan dapat
digunakan untuk membantu memperkirakan pendapatan dan dividen masa yang akan
datang.
Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan rasio
(ROA). ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. ROA menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan aset yang dimilikinya.
Menurut Diaz dan Jufrizen (2014) ROA ( ) merupakan tingkat
pengembalian atau laba yang dihasilkan dari pengelolaan asset maupun investasi
perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik produktivitas dalam
memperoleh keuntungan bersih, dalam hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya
tarik perusahaan kepada investor.

Kinerja Lingkungan (
Kinerja lingkungan merupakan hasil yang diperoleh perusahaan dari upaya
pelestarian lingkungan sekitar, upaya fokus terhadap pemenuhan tanggung jawab
kepada sosial dan lingkungan. Kinerja lingkungan merupakan indikator bahwa
perusahaan telah menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuan utama perusahaan tidak

62
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78

hanya terbatas pada terciptanya laba yang maksimum, melainkan juga mempunyai
tanggung jawab terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat seluruhnya, terutama
perusahaan-perusahaan milik negara tidak lepas dari tanggung jawab sosialnya terhadap
masyarakat (Fatrisya, 2016).
Menurut Syahnaz (2012) bahwa sebuah perusahaan dalam melaksanakan
aktivitasnya dan pengambilan keputusan tidak hanya didasarkan oleh faktor keuangan
saja melainkan juga harus didasarkan pada konsekuensi lingkungan dan saat ini maupun
yang akan datang, sehingga daya tarik dan loyalitas konsumen akan terus
meningkat. Selain itu, kinerja lingkungan yang lebih baik dapat memfasilitasi perusahaan
untuk membuka akses pada pasar tertentu, seperti kontrak publik. Salah satu yang
diungkapkan oleh perusahaan dalam rangka melaporkan kinerja terhadap lingkungan
adalah dengan mengungkapkan jumlah besaran biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan. Menurut Hansen dan Mowen (2015)
dengan mengungkapkan biaya lingkungan dapat memberikan informasi terkait
pendistribusian biaya lingkungan yang bermanfaat untuk perbaikan dan pengendalian
kinerja lingkungan. Program Bina Lingkungan meliputi alokasi dana untuk bantuan
bencana alam, pendidikan dan atau pelatihan, kesehatan, sarana atau prasarana umum,
sarana ibadah, dan pelestarian alam. Dalam penelitian ini kinerja lingkungan diproksikan
dengan besarnya biaya lingkungan yang dialokasikan oleh perusahaan yang dapat
dihitung dengan cara membagi besarnya nilai dana program bina lingkungan dengan
laba bersih.

Kinerja Sosial
Sampai saat ini masih terjadi pro dan kontra mengenai penerapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Penerapan tanggung jawab sosial oleh perusahaan akan
mendatangkan beberapa keuntungan. Pertama, perusahaan yang bertanggung jawab
secara sosial berakibat meningkatnya dan mempunyai reputasi yang baik
bagi perusahaan yang bersangkutan. Konsumen biasanya memberikan penilaian yang
baik terhadap perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan,
sehingga konsumen cenderung membeli produk atau jasa dari perusahaan-perusahaan
yang mempunyai reputasi baik.
Bukti-bukti empiris yang menunjukkan adanya sejumlah keuntungan jika
perusahaan peduli dan melaporkan informasi CSR dalam pelaporan keuangan tahunan
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Lako (2011) menyebutkan ada 5 keuntungan
dalam melaporkan kinerja sosial yaitu pertama, profitabilitas dan kinerja keuangan

63
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

perusahaan akan kian kokoh. Kedua, meningkatnya akuntabilitas dan apresiasi dari pihak
investor, kreditur, pemasok, dan konsumen. Ketiga, meningkatnya komitmen, etos kerja,
efisiensi, dan produktivitas karyawan. Keempat, menurunnya kerentanan gejolak sosial
dan resistensi komunitas sekitarnya. Kelima, meningkatnya reputasi, , dan nilai
perusahaan dalam jangka panjang.
Namun jika dilihat dari perspektif biaya akan berbeda, kegiatan sosial akan
menjadi suatu kewajiban periodik sama seperti membayar pajak sehingga beban
perusahaan juga akan meningkat. Semuanya akan berdampak pada laba bersih akan
menurun sehingga perusahaan yang sudah merugi akan semakin merugi. Penurunan
laba atau peningkatan kerugian akan merugikan pemegang saham karena dividen yang
diterima akan berkurang. Kinerja sosial dalam penelitian diproksikan dengan sejumlah
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan melakukan CSR seperti: biaya pemberian
bantuan sembako kepada fakir miskin, pemberian bantuan sarana ibadah, pemberian
bantuan perlengkapan sekolah daerah terpencil, kesejahteraan karyawan dan kemitraan
(Pratama, dkk., 2017)

Nilai Perusahaan ( )
Menurut Kristianti (2013) nilai perusahaan merupakan harga saham yang beredar
dipasar saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk dapat memiliki sebuah
perusahaan, begitu juga Dewi dan Wirajaya (2013) menyebutkan nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusaahaan
tersebut dijual. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga
saham semakin tinggi pula nilai peruahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi
keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Retno dan Priantinah (2012) menyatakan
bahwa para pemodal menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para profesional,
yaitu manajer ataupun komisaris agar pencapaian nilai perusahaan dapat meningkat.
Ada beberapa pendekatan rasio yang dapat digunakan untuk mengukur nilai
perusahaan, salah satunya rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau
(PBV). Dalam penelitian ini variabel nilai perusahaan di proksikan
menggunakan PBV sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati dan Nursiam
(2014). PBV diperoleh dengan cara membagikan nilai pasar per lembar saham dengan

64
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78

nilai buku per lembar saham. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi
dibandingkan nilai buku perlembar saham.

KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, gambaran menyeluruh
penelitian ini dapat disederhanakan dalam bentuk kerangka teori sebagai berikut:

Gambar 1: Kerangka Pemikiran

PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kinerja Keuangan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah
suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor
(Mahendra, 2012). Untuk mengukur kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian
analisis laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dijadikan dasar untuk menilai dan
menganalisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja perusahaan. Laporan keuangan
yang baik dapat dilihat dari fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk
membantu memperkirakan pendapatan dan dan arus kas masa yang akan datang.
Kinerja keuangan yang diperoleh perusahaan yang diukur dengan ROA baik
rendah maupun cenderung tinggi akan memengaruhi nilai perusahaan. Dengan demikian
perusahaan dapat memprediksi nilai arus kas di masa depan sehingga membuat investor
tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut yang berdampak pada peningkatan
nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengajukan hipotesis
pertama sebagai berikut :

65
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

H1 : Kinerja Keuangan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Nilai


Perusahaan
Kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Menurut , perusahaan berusaha mendapatkan dukungan dari
agar dapat mempertahankan keberlangsungan hidup sebuah perusahaan
(Gray et al., 1995). Dalam mendapatkan dukungan itu dengan cara melaporkan kinerja
lingkungan perusahaan. Perusahaan yang menerapkan kinerja lingkungan yang baik,
cenderung akan melaporkan kinerjanya kepada dan namun perusahaan
yang memiliki kinerja yang kurang baik akan cenderung untuk tidak ingin
menginformasikan ke . Hal ini didukung pula oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Guthrie dan Parker (1990) dimana perusahaan yang memiliki kinerja yang
kurang baik akan lebih sedikit mengungkapkan kinerja lingkungan. Pelaporan kinerja
lingkungan perusahaan merupakan dampak dari prioritas sosial, respon terhadap
tekanan pemerintah, akomodasi terhadap tekanan publik dan proteksi atas hak dan
perusahaan. Namun jika aktivitas perusahaan membahayakan masyarakat maka
pemerintah akan melakukan intervensi untuk melindungi hak masyarakat (Gray et al.,
1995). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengajukan hipotesis kedua sebagai
berikut :
H2 : Kinerja Lingkungan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Nilai
Perusahaan

Kinerja Sosial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan


Dengan pengungkapan kinerja sosial yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat
memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak hanya
berorientasi keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial, dan lingkungan,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan yang akan berdampak pada
peningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan investasi yang berdampak pada
peningkatan laba perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengajukan
hipotesis pertama sebagai berikut :
H3 : Kinerja Sosial berpengaruh signifikan dan positif terhadap Nilai
Perusahaan

Kinerja Lingkungan memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai


perusahaan
Kinerja perusahaan dimana tujuan pembangunan yang berkelanjutan
( ) tidak hanya dinilai dari kinerja keuangan saja, namun

66
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78

juga kinerja lingkungan. Indikator bahwa perusahaa selalu memperhatikan kelestarian


lingkungan adalah perusahaan melakukan Kinerja lingkungan merupakan indikator
bahwa perusahaan selalu memperhatikan kelestarian lingkungan dalam mencapai tujuan
utamanya yaitu menghasilkan laba. Kinerja lingkungan ini diperoleh perusahaan dari
hasil penerapan akuntansi lingkungan, yaitu pengakuan biaya dan manfaat atas kegiatan
pemeliharaan lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan. Bukti emipiris
menemukan bahwa kinerja berhubungan nilai perusahaan, yaitu Yu dan Zhao (2012).
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka kepedulian terhadap
lingkungan dan masyarakat akan memberikan citra positif terhadap perusahaan. Adanya
peningkatnya citra perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut, maka penulis mengajukan hipotesis empat sebagai berikut :
H4 : Kinerja Lingkungan memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap
Nilai Perusahaan

Kinerja Sosial memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai


perusahaan
Kinerja sosial merupakan cerminan hubungan yang baik antara perusahaan
dengan lingkungan sekitar perusahaan sehingga akan meningkatkan kualitas dari
perusahaan tersebut. Dalam kinerja sosial perusahaan akan menjalankan dan
mengungkapkan kegiatan sosialnya perusahaan mengharapkan respon positif oleh
pelaku pasar, dengan demikian maka akan berakibat meningkatnya nilai perusahaan
karena investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaaan yang tingkat kinerja
sosialnya tinggi dan diharapkan dapat meningkatkan nilai baik perusahaan sehingga
dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Keputusan investasi yang dilakukan oleh
perusahaan dapat meningkatkan penghasilan perusahaan dan nilai perusahaan. Dengan
demikian, apabila kinerja sosial diinteraksikan dengan kinerja keuangan akan berdampak
positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
mengajukan hipotesis lima sebagai berikut :
H5 : Kinerja Sosial memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap
Nilai Perusahaan

METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan manufaktur dan
pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 dan 2015.

67
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

Pemilihan perusahaan manufaktur dan pertambangan sebagai sampel penelitian


dikarenakan sektor manufaktur dan pertambangan merupakan sektor yang dominan
dalam Bursa Efek Indonesia, terlihat dari total emiten sebanyak 109 emiten di BEI yang
terdiri dari perusahaan manufaktur dan pertambangan. Periode pengamatan hanya
mencakup 5 tahun yaitu tahun 2011 - 2015. Proses pemilihan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode yaitu sampel yang diambil adalah yang
memenuhi kriteria yang diperlukan dalam penelitian. Berikut ini merupakan kronologis
pemilihan sampel berdasarkan kriteria di atas:
Tabel 1: Distribusi Sampel

Jumlah
No Keterangan
Sampel
1 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011 - 2015 43
2 Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011 2015 66
3 Perusahaan manufaktur dan pertambangan yang tidak mengeluarkan (97)
biaya sosial dan biaya lingkungan secara lengkap dan berkelanjutan
selama periode penelitian
4 Perusahaan manufaktur dan pertambangan yang memiliki ROE, PBV, 12
biaya lingkungan dan biaya sosial
12
Sumber: idx.go.id
Penyebab sedikitnya sampel dikarenakan; (a) Sebagian besar perusahaan hanya
menyajikan aktifitas CSR nya saja tidak menyebutkan nilai rupiah yang dialokasikan dan
(b) sebagian lagi perusahaan tidak konsisten dalam menyajikan laporan CSR

Operasional Variabel
Variabel Independen
Kinerja Keuangan
Untuk mengukur kinerja perusahaan, dalam penelitian ini menggunakan ukuran
ROA ( ) yang dihitung dengan cara laba bersih dibagi dengan total aset
perusahaan. Rasio ini menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam
menggunakan asetnya dalam memperoleh laba. (ROA) digunakan
sebagai proksi dari kinerja keuangan Anggita Sari (2012). Rumusnya adalah

Variabel Dependen
Nilai Perusahaan yang diukur dengan (PBV), dimana PBV yang
tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar
saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai

68
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78

bagi pemegang saham. Kristianti (2013) menyebutkan bahwa nilai perusahaan adalah
harga saham yang beredar di pasar saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk
dapat memiliki sebuah perusahaan.

Variabel
Kinerja Lingkungan
Biaya lingkungan mencakup biaya yang berhubungan dengan pengurangan
proses produksi yang berdampak pada lingkungan (internal) dan biaya yang
berhubungan dengan perbaikan kerusakan akibat limbah yang ditimbulkan (eksternal).
Dengan mengungkapkan biaya lingkungan dapat memberikan informasi terkait
pendistribusian biaya lingkungan yang bermanfaat untuk perbaikan dan pengendalian
kinerja lingkungan (Hansen dan Mowen: 2015).

Biaya Sosial
Untuk melaksanakan kegiatan sosial berarti perusahaan akan mengeluarkan
sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan
sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan
kegiatan sosial, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin
tinggi Septiana dan Nur (2012) :

Model Penelitian
Teknik analisa yang dilakukan adalah path menggunakan bantuan
program 8. Adapun persamaan yang digunakan adalah:
Model regresi linier berganda ( )
1X1 2X2 3X1X2+e ..(1)
Y= 1X1 3X3 4X1X3+e ..(2)
Keterangan:
0 = Konstanta
= Koefesien Regresi
X1 = Kinerja Keuangan
X2 = Kinerja Lingkungan
X3 = Kinerja Sosial

69
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

Y1 = Nilai Perusahaan
e =

HASIL PENELITIAN
Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi
berganda. Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, data dilakukan pengujian
terhadap asumsi-asumsi regresi linear atau uji asumsi klasik terlebih dahulu yang
bertujuan untuk menghindari kesalahan.
Uji Normalitas
Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara sederhana dengan
membandingkan nilai Probabilitas JB (Jarque-Bera) hitung dengan tingkat alpha 0,05
(5%). Apabila Prob. JB hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
residual terdistribusi normal dan sebaliknya.

Persamaan 1 Persamaan 2

Gambar 2: Uji Normalitas


Sumber : diolah sendiri, 2017
Nilai Prob. JB hitung untuk persamaan 1 sebesar 0,748776 > 0,05 dan Nilai Prob.
JB hitung untuk persamaan 2 sebesar 0,350878 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa residual terdistribusi normal yang artinya asumsi klasik tentang kenormalan
terpenuhi.

Uji multikolinearitas
Nilai dan nilai ) adalah nilai <0.10
atau sama dengan nilai VIF>10 dengan tingkat kolonieritas 0.50. Hasil uji
multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel 2 kolom VIF. Nilai VIF persamaan 1
untuk variabel Kinerja Keuangan 3,873016, Kinerja lingkungan 1,147839, Moderator
antar Kinerja Keuangan dengan Kinerja Lingkungan 3,982943. Nilai VIF persamaan 2
untuk variabel Kinerja Keuangan 1,101644, Kinerja Sosial 1,085862, Moderator antar

70
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78

Kinerja Keuangan dengan Kinerja Sosial 1,086526. Karena nilai VIF dari semua variabel
tidak ada yang lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas
pada ketiga variabel bebas tersebut.

Tabel 2: Uji

Uji VIF untuk persamaan 1 Uji VIF untuk persamaan 2

Sumber : diolah sendiri, 2017

Uji Heterokedastisitas
Keputusan terjadi atau tidaknya heterokedastisitas pada model regresi linier,
apabila nilai Prob F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 diterima,
sedangkan apabila nilai Prob.F hitung lebih kecil daripada tingkat alpha 0,05 (5%) maka
H0 ditolak.
Tabel 3: Heterokedasticity Breusch-Pagan-Godfrey

Persamaan 1 Persamaan 2

Sumber : diolah sendiri, 2017


Untuk nilai Prob F hitung persamaan 1 sebesar 0,3885 lebih besar dari tingkat alpa
0,05 dan nilai prob F hitung persamaan 2 sebesar0,5447 lebih besar dari tingkat alpha
0,05 (5%) sehingga berdasarkan uji hipotesis H0 dari kedua persamaan diterima yang
artinya tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Linieritas
Apabila nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka model
regresi memenuhi asumsi linieritas dan sebaliknya, apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil
dari 0,05 maka dapat model tidak memenuhi asumsi linieritas.

71
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

Tabel 4:

Persamaan 1 Persamaan2

Sumber : diolah sendiri, 2017


Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa nilai F- persamaan 1
sebesar 0,38066 lebih besar dari 0,05 dan nilai F- persamaan 2 sebesar 0,37046
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat simpulkan bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi linieritas.

Uji Autokorelasi
Untuk memastikan apakah model regresi linier terbebas dari autokorelasi, dapat
menggunakan metode Brusch-Godfrey atau LM ( )

Tabel 5: Uji Brusch-Godfrey /LM

Persamaan 1 Persamaan2

Sumber : diolah sendiri, 2017


Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai prob F hitung persamaan 1 sebesar
0,6375 dan untuk perhitungan nilai F hitung persamaan 2 sebesar 0,5375 lebih besar
dari tingkat alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua persaman ini tidak
terjadi autokorelasi.

Uji Hipotesis
Untuk dapat menjawab hipotesis penelitian, maka digunakan alat analisis yaitu analisis
regresi berganda. Dari Tabel 6 di bawah maka didapatkan angka persamaan 1 sebagai
berikut:
Y1 = -1,104727 + 1,804930 X1 + 1,702136 X2 0,758261 X1*X3 + e

72
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78

Tabel 6: Analisis Regresi Linier Persamaan 1

Sumber : diolah sendiri, 2017

Pembahasan
1. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel Kinerja Keuangan (X1) sebesar 1,804930, dengan t
sebesar 3,682520 dan signifikansi 0,005 < 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan.
2. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (X2) sebesar 1,702136, dengan t
sebesar 1,515625 dan signifikansi 0,1354 > 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan.
3. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel moderasi (X1*X2) sebesar -0,758261, dengan t
sebesar -1,835600 dan signifikansi 0,0719 > 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
variabel terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Tabel 7: Analisis Regresi Linier Persamaan 2

Sumber : diolah sendiri, 2017


Dari tabel di atas maka didapatkan angka persamaan 2 sebagai berikut:
Y2 = -1,502463 + 2,060933X1 +0,546127X3 - 0,224534 X1*X3 e

73
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

Pembahasan
1. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel Kinerja Keuangan (X1) sebesar 2,060933, dengan t
sebesar 4,156600 dan signifikansi 0,001 < 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan.
2. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel kinerja sosial (X3) sebesar 0,546127, dengan t
sebesar 0,971258 dan signifikansi 0,3358 > 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
kinerja sosial terhadap nilai perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan.
3. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel moderasi kedua (X1*X3) sebesar -0,2245534, dengan
t sebesar -1,091252 dan signifikansi 0,2800 > 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
variabel terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan.

Interpretasi Hasil Penelitian


Penelitian ini dapat membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan (H1 diterima). Hasil tersebut konsisten dengan
penelitian oleh Putri (2015), dan Fatrisya (2016) hasil penelitian menunjukkan variabel
ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin besar ROA
semakin besar pula nilai perusahaan, karena besarnya ROA memberikan indikasi bahwa
pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik
untuk membeli saham tersebut dan menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi
pemegang saham. Peningkatan harga saham serta harga pasar tersebut akan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dalam hipotesis kedua dalam penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya
pengaruh yang signifikan antara kinerja lingkungan dengan nilai perusahaan (H2
ditolak). Hasil penelitian ini bertentangan dengan Almilia dan Wijayanto (2007) dalam
Rustiarini (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan
sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham.
Sedangkan Falichin (2011) menyatakan bahwa perusahaan mengharapkan investor akan
bereaksi positif terhadap itikad baik yang dilakukan perusahaan kepada lingkungan
sekitarnya, sehingga meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan harga saham.
Hal ini terjadi karena investor menganggap bahwa dengan adanya biaya lingkungan
yang dikeluarkan oleh perusahaan akan mengurangi laba perusahaan.

74
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78

Selanjutnya untuk hipotesis ke tiga dapat membuktikan adanya pengaruh yang


signifikan antara kinerja sosial dengan nilai perusahaan (H3 diterima). Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2016), Putri (2013), Nurlela
dan Islahuddin (2008) bahwa variabel kinerja sosial perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin luas atau semakin besar biaya
sosial perusahaan maka semakin besar nilai perusahaan karena investor tertarik untuk
berinvestasi pada perusahaaan yang tingkat biaya sosialnya yang tinggi. Kinerja sosial
juga berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari
peningkatan penjualan dan profitabilitas melalui loyalitas konsumen yang terbangun.
Selanjutnya hipotesa yang ke empat variabel kinerja lingkungan tidak mampu
memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dan tidak signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini tidak berhasil dibuktikan bahwa kinerja lingkungan
memoderasi kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. ketidakmampuan
kinerja lingkungan dalam memoderasi antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan
dikarenakan biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh perusahaan menyebabkan turunnya
tingkat laba sehingga mempengaruhi jumlah laba yang diterima oleh investor. Karena
tidak ada jaminan yang kuat bahwa biaya lingkungan yang tinggi besar akan berdampak
terhadap peningkatan nilai perusahaan.
Untuk hipotesa yang ke lima variabel kinerja sosial tidak mampu memoderasi
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dan tidak signifikan. Berdasarkan
hasil penelitian ini tidak berhasil dibuktikan bahwa kinerja sosial memoderasi kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak
merespon atas kinerja sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan. Karena terdapat
jaminan yang tertera pada UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, bahwa
perusahaan pasti melaksanakan kegiatan sosial dan mengungkapkannya, karena apabila
perusahaan tidak melaksanakan kegiatan sosial, maka perusahaan akan terkena sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan juga untuk
melaksanakan kegiatan sosial perusahaan akan mengeluarkan biaya dan akan
berdampak terhadap laba dan mengakibatkan turunnya laba perusahaan.

PENUTUP
Simpulan
Setelah dilakukan pengolahan data penelitian dan analisisnya maka dapat
disimpulkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kinerja Lingkungan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (2) Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial

75
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

berpengaruh dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan, (3) Kinerja Lingkungan dan
Kinerja Sosial tidak mampu memoderasi antara kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan.

Implikasi Penelitian
1. Bagi investor dan calon investor penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan
kinerja keuangan dan kinerja sosial perusahaan yang baik secara langsung akan
meningkatkan nilai perusahaan. Begitu pula sebaliknya, saat perusahaan
mengalami penurunan kinerja keuangan dan kinerja sosial akan menurunkan nilai
perusahaan. Dengan adanya penelitian ini maka investor bisa lebih selektif lagi
dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi.
2. Bagi manajemen perusahaan penelitian ini bisa menjadi acuan bagi manajemen
perusahaan dalam membuat kebijakan yang tepat dan menjadi informasi yang
dapat membantu manajemen dalam memberikan keputusan mengenai penerapan
nilai perusahaan.
3. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya penelitian ini bisa menjadi referensi untuk
mengembangkan penelitian sejenis dengan pengembangan objek dan variabel
yang diteliti.

Keterbatasan dan Saran


Hasil penelitian ini tidak lepas beberapa kelemahan dalam penelitian yang tidak
dapat dihindari. Kinerja lingkungan di Indonesia masih hanya sebatas sukarela sehingga
banyak perusahaan dalam menjalankan kinerja lingkungan belum maksimal. Jumlah
sampel yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakan perusahaan Tambang
dan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada rentang tahun penelitian
yaitu dari tahun 2011 2015, sehingga kesimpulan dari penelitian ini mungkin tidak
berlaku untuk perusahaan pada sektor lainnya. Jumlah sampel yang sedikit dikarenakan
perusahaan tidak konsisten dalam melaporkan biaya lingkungan dan biaya sosial dalam
laporan keuangan perusahaan maupun laporan tahunan.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni 2015, Anggraeni Dian Yuni. 2015. Pengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca,
Kinerja Lingkungan, dan Nilai Perusahaan.
. Vol.12, No.2, Desember 2015.

76
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78

Anggita, Sari Rizkia. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap


Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Bahri dan Febby (2016) Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap


Dengan Sebagai Variabel
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).
. Vol. 1, No. 2, September 2016 no
117 224

Diaz dan Jufrizen 2014, Rafika Diaz, Jufrizen. Pengaruh (ROA) dan
(ROE) terhadap (EPS) pada perusahaan
Asuransi yang terdaftar di bursa Efek Indonesia. Jurnal manajemen bisnis
Vol.14 No.2 Oktober 2014.

Dewi dan Wirajaya 2013, Dewi, Ayu Sri Mahatma

, 358-372.

Fatrisya, Dian. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Pengungkapan Sebagai Variabel Pemoderasi
Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
, 9(2).

Falichin, M. Z. M., 2011, Pengaruh Terhadap


Reksi Investor dengan dan
sebagai Variabel Moderasi, Skripsi S-1, Semarang: Universitas
Diponegoro.

Hansen 2015, Hansen D. R. & Mowen, M. M. . Canada:


Cengage Learning.

Hastuti 2016, Nindri Hastuti. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (


) Terhadap Nilai Perusahaan, Edisi 7 Tahun
2016

Kristianti 2013, Kristianti, Rina Adi.


.
International Conference on Entrepreneurship and Business Management
(ICEBM) Bali.

Lako 2012, Lako, Andreas. Dekontruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis dan
Akuntansi. Jakarta: Erlangga

Nurlela, Rika dan Islahuddin.2008. Pengaruh terhadap


Nilai Perusahaan dengan Prosentase kepemilikan Menejerial sebagai Variabel
Moderating. . Pontianak

Mahendra 2012, Mahendra Dj Alfredo, Luh Gede Sri Artini, dan A.A Gede Suarjaya.
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan Vol. 6, No. 2

77
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P

Pratama, W.Y.S., Nurleli., dan Yuni Rosdiana.

Prosiding Akuntansi Vol. 3, No. 2 tahun 2017. ISSN: 2460-6561.

Putri 2015, Ayu Oktyas Putri. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi, Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol.4, No.4.

Putri 2013, Yuliana Mandasari, Kamaliah dan Rheny Afriana Hanif,

Ratri dan Murdiyati, 2017, Rahma Frida Ratri and Murdiyati Dewi,
Value with Islamic Social
Reporting (ISR) Disclosure as Intervening Variable in Companies Listed at
Jakarta Islamic Index (JII). 34, 12003 (2017) four A
2016 DOI;10.1051/shsconf/20173412003

Retno 2012. M. Reny Dyah dan Denies Priantinah. Pengaruh


dan Pengungkapan Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2007-2010), , Vol. 1 No. 1

Ross, Stephen A. (1977). The Determination of Financial Structure: The Incentive-


Signalling Approach. , Vol. 8, No. 1 (Spring, 1977),
pp. 23-40

Rustiarini, Ni Wayan. (2010). Pengaruh Pada Hubangan


dan Nilai Perusahaan.

Septiana dan Nur 2012, Rika Amalia Septiana Emrinaldi Nur. Pengaruh Implementasi
Terhadap Profitabilitas Perusahaan.
. Volume 4, Nomor 2, 71-84

Setyowati, Tatik., dan Nursiam. Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2009 2012.
, 25 Juni 2014.
ISBN: 978-602-70429-2-6

Syahnaz 2012, Melisa. Pengaruh Terhadap Kinerja


Keuangan Perusahaan Perbankan. Tersedia di: jimfeb.ub.ac.id/index.Php
/jimfe/299.

Yu, S., & Zhao, R. (2012).


International Journal of Accounting and Information
Management. Vol. 23. No. 3., pp. 289 307

78

Anda mungkin juga menyukai