Jurnal Akuntansi Dan Keuangan FEB Universitas Budi Luhur Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN: 2252 7141
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan FEB Universitas Budi Luhur Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN: 2252 7141
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan FEB Universitas Budi Luhur Vol. 7 No. 1 April 2018 ISSN: 2252 7141
Desy Mariani1
Suryani2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur Jakarta
JL. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta 12260
Email: 1 2
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari
Penerapan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Lingkungan dan
Kinerja Sosial sebagai variabel moderating Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan Pertambangan dan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2011 - 2015. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel , dengan kriteria yang ditentukan maka jumlah sampel
yang berhasil diperoleh adalah sebanyak 12 perusahaan Pertambangan dan Manufaktur.
Untuk menjawab masalah penelitian, data dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi berganda dengan bantuan aplikasi 8. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa : 1) Kinerja Keuangan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 2)
Kinerja Lingkungan tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 3) Kinerja Sosial
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 4) Kinerja Lingkungan tidak mampu
59
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
memoderasi Kinerja Keuangan terhadap Nila Perusahaan dan 5) Kinerja Sosial tidak
mampu memoderasi Kinerja Keuangan terhadap Nilia Perusahaan
Kata kunci : Kinerja Keuangan, Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial, Nilai Perusahaan.
LATAR BELAKANG
Pada saat ini masalah lingkungan merupakan suatu fenomena besar yang
memerlukan perhatian khusus baik pemerintah, konsumen maupun investor. Salah satu
penyebab permasalahan ini menjadi perhatian banyak pihak yaitu akibat dari aktivitas
operasi perusahaan yang enggan untuk mengeluarkan biaya dalam mengelola
lingkungan dan lebih mengutamakan keuntungan dari segi finansial. Adapun
permasalahan yang sering terjadi seperti polusi, penyusutan sumber daya alam, limbah,
keamanan produk yang tidak terjamin semakin dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena
itu, masyarakat sebagai salah satu perusahaan menuntut perusahaan untuk
lebih memperhatikan akan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkannya dan
mengatasinya.
Perusahaan diharapkan dalam operasinya tidak hanya bertujuan untuk
memaksimalkan kinerja keuangan semata tetapi juga harus tetap memperhatikan
dampak positif dan negatifnya terhadap lingkungan melalui kinerja lingkungan yang baik,
dan juga dampak terhadap masyarakat sekitar melalui kinerja sosial. Dengan adanya
kinerja lingkungan, maka perusahaan dapat memberikan jaminan bagi publik bahwa
meskipun mereka berkontribusi dalam perubahan iklim dan lingkungan, tetapi mereka
juga telah berupaya untuk meminimalisasi kejadian tersebut (Anggraeni, 2015).
Dampak perusahaan yang positif adalah tersedianya lapangan kerja dan
terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat akan kehadiran industri karena di
lingkungan sekitar semakin ramai dan ekonomi masyarakat naik pesat dibanding
sebelumnya. Sedangkan dampak negatif yang diberikan industri ini berupa kebisingan,
limbah industri yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan apabila tidak
dikelola oleh industri dengan benar.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Putri (2015) yang meneliti tentang
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menambahkan
variabel kinerja lingkungan dan kinerja sosial sebagai variabel pemoderasi karena
perusahaan dalam operasinya tidak lepas dari hubungan dengan lingkungan masyarakat
dan sosial di sekitarnya. Mengingat pentingnya permasalahan tersebut maka perlu
dilakukannya penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan dan Kinerja Sosial sebagai Variabel
60
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78
LANDASAN TEORI
Teori Sinyal ( )
atau teori sinyal dikembangkan oleh Ross (1977) yang
menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai
perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon
investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Teori sinyal menjelaskan
bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna
laporan keuangan. Manajer perusahaan akan memberikan informasi melalui laporan
keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang
menghasilkan laba yang lebih berkualitas. Teori sinyal merupakan basis teori yang
mendasari hubungan dari pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
Informasi diterima oleh investor terlebih dahulu diterjemahkan sebagai sinyal yang baik
( ) atau sinyal yang jelek ( ). Jika laba yang dilaporkan oleh
perusahaan meningkat maka informasi tersebut dapat dikategorikan sebagai sinyal baik
karena mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik. Sebaliknya jika laba yang
dilaporkan menurun maka perusahaan berada dalam kondisi tidak baik sehingga
dianggap sebagai sinyal yang jelek.
Teori Legitimasi
Legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada
keberpihakan masyarakat ( ), pemerintah, individu dan kelompok masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada
, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat. Legitimasi
masyarakat merupakan faktor strategi bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan
perusahaan ke depan. Hal itu dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksikan
strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri dalam
lingkungan masyarakat yang semakin maju. Perusahaan dalam usaha memperoleh
legitimasi, perusahaan melakukan kegiatan sosial dan lingkungan yang memiliki
implikasi akuntansi pada pelaporan dan pengungkapan dalam laporan tahunan
perusahaan melalui pelaporan sosial dan lingkungan yang dipublikasikan (Bahri dan
Febby, 2016).
61
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
Teori Stakeholder ( )
Teori stakeholder adalah perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi
untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan
stakeholder. Tujuan dari teori adalah untuk membantu manajemen
perusahaan dalam menciptakan nilai tambah dari aktivitas operasional yang mereka
lakukan dan meminimalkan kemungkinan kerugian bagi pemangku kepentingan
perusahaan (Ratri dan Murdiyati, 2017). Pada dasarnya memiliki
kemampuan untuk dapat mengendalikan dan mempengaruhi perusahaan karena
pemegang saham yang mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan, maka juga mempunyai hak terhadap perusahaan.
Kinerja Keuangan ( )
Dalam sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah
suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor
(Mahendra, 2012). Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian
analisis laporan keuangan. Pada dasarnya analisis rasio keuangan merupakan dasar
untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja perusahaan.
Nilai nyata dalam laporan keuangan terletak pada fakta bahwa laporan keuangan dapat
digunakan untuk membantu memperkirakan pendapatan dan dividen masa yang akan
datang.
Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan rasio
(ROA). ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. ROA menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan aset yang dimilikinya.
Menurut Diaz dan Jufrizen (2014) ROA ( ) merupakan tingkat
pengembalian atau laba yang dihasilkan dari pengelolaan asset maupun investasi
perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik produktivitas dalam
memperoleh keuntungan bersih, dalam hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya
tarik perusahaan kepada investor.
Kinerja Lingkungan (
Kinerja lingkungan merupakan hasil yang diperoleh perusahaan dari upaya
pelestarian lingkungan sekitar, upaya fokus terhadap pemenuhan tanggung jawab
kepada sosial dan lingkungan. Kinerja lingkungan merupakan indikator bahwa
perusahaan telah menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuan utama perusahaan tidak
62
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78
hanya terbatas pada terciptanya laba yang maksimum, melainkan juga mempunyai
tanggung jawab terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat seluruhnya, terutama
perusahaan-perusahaan milik negara tidak lepas dari tanggung jawab sosialnya terhadap
masyarakat (Fatrisya, 2016).
Menurut Syahnaz (2012) bahwa sebuah perusahaan dalam melaksanakan
aktivitasnya dan pengambilan keputusan tidak hanya didasarkan oleh faktor keuangan
saja melainkan juga harus didasarkan pada konsekuensi lingkungan dan saat ini maupun
yang akan datang, sehingga daya tarik dan loyalitas konsumen akan terus
meningkat. Selain itu, kinerja lingkungan yang lebih baik dapat memfasilitasi perusahaan
untuk membuka akses pada pasar tertentu, seperti kontrak publik. Salah satu yang
diungkapkan oleh perusahaan dalam rangka melaporkan kinerja terhadap lingkungan
adalah dengan mengungkapkan jumlah besaran biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan. Menurut Hansen dan Mowen (2015)
dengan mengungkapkan biaya lingkungan dapat memberikan informasi terkait
pendistribusian biaya lingkungan yang bermanfaat untuk perbaikan dan pengendalian
kinerja lingkungan. Program Bina Lingkungan meliputi alokasi dana untuk bantuan
bencana alam, pendidikan dan atau pelatihan, kesehatan, sarana atau prasarana umum,
sarana ibadah, dan pelestarian alam. Dalam penelitian ini kinerja lingkungan diproksikan
dengan besarnya biaya lingkungan yang dialokasikan oleh perusahaan yang dapat
dihitung dengan cara membagi besarnya nilai dana program bina lingkungan dengan
laba bersih.
Kinerja Sosial
Sampai saat ini masih terjadi pro dan kontra mengenai penerapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Penerapan tanggung jawab sosial oleh perusahaan akan
mendatangkan beberapa keuntungan. Pertama, perusahaan yang bertanggung jawab
secara sosial berakibat meningkatnya dan mempunyai reputasi yang baik
bagi perusahaan yang bersangkutan. Konsumen biasanya memberikan penilaian yang
baik terhadap perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan,
sehingga konsumen cenderung membeli produk atau jasa dari perusahaan-perusahaan
yang mempunyai reputasi baik.
Bukti-bukti empiris yang menunjukkan adanya sejumlah keuntungan jika
perusahaan peduli dan melaporkan informasi CSR dalam pelaporan keuangan tahunan
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Lako (2011) menyebutkan ada 5 keuntungan
dalam melaporkan kinerja sosial yaitu pertama, profitabilitas dan kinerja keuangan
63
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
perusahaan akan kian kokoh. Kedua, meningkatnya akuntabilitas dan apresiasi dari pihak
investor, kreditur, pemasok, dan konsumen. Ketiga, meningkatnya komitmen, etos kerja,
efisiensi, dan produktivitas karyawan. Keempat, menurunnya kerentanan gejolak sosial
dan resistensi komunitas sekitarnya. Kelima, meningkatnya reputasi, , dan nilai
perusahaan dalam jangka panjang.
Namun jika dilihat dari perspektif biaya akan berbeda, kegiatan sosial akan
menjadi suatu kewajiban periodik sama seperti membayar pajak sehingga beban
perusahaan juga akan meningkat. Semuanya akan berdampak pada laba bersih akan
menurun sehingga perusahaan yang sudah merugi akan semakin merugi. Penurunan
laba atau peningkatan kerugian akan merugikan pemegang saham karena dividen yang
diterima akan berkurang. Kinerja sosial dalam penelitian diproksikan dengan sejumlah
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan melakukan CSR seperti: biaya pemberian
bantuan sembako kepada fakir miskin, pemberian bantuan sarana ibadah, pemberian
bantuan perlengkapan sekolah daerah terpencil, kesejahteraan karyawan dan kemitraan
(Pratama, dkk., 2017)
Nilai Perusahaan ( )
Menurut Kristianti (2013) nilai perusahaan merupakan harga saham yang beredar
dipasar saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk dapat memiliki sebuah
perusahaan, begitu juga Dewi dan Wirajaya (2013) menyebutkan nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusaahaan
tersebut dijual. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga
saham semakin tinggi pula nilai peruahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi
keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Retno dan Priantinah (2012) menyatakan
bahwa para pemodal menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para profesional,
yaitu manajer ataupun komisaris agar pencapaian nilai perusahaan dapat meningkat.
Ada beberapa pendekatan rasio yang dapat digunakan untuk mengukur nilai
perusahaan, salah satunya rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau
(PBV). Dalam penelitian ini variabel nilai perusahaan di proksikan
menggunakan PBV sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati dan Nursiam
(2014). PBV diperoleh dengan cara membagikan nilai pasar per lembar saham dengan
64
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78
nilai buku per lembar saham. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi
dibandingkan nilai buku perlembar saham.
KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, gambaran menyeluruh
penelitian ini dapat disederhanakan dalam bentuk kerangka teori sebagai berikut:
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kinerja Keuangan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah
suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor
(Mahendra, 2012). Untuk mengukur kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian
analisis laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dijadikan dasar untuk menilai dan
menganalisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja perusahaan. Laporan keuangan
yang baik dapat dilihat dari fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk
membantu memperkirakan pendapatan dan dan arus kas masa yang akan datang.
Kinerja keuangan yang diperoleh perusahaan yang diukur dengan ROA baik
rendah maupun cenderung tinggi akan memengaruhi nilai perusahaan. Dengan demikian
perusahaan dapat memprediksi nilai arus kas di masa depan sehingga membuat investor
tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut yang berdampak pada peningkatan
nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengajukan hipotesis
pertama sebagai berikut :
65
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
66
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan manufaktur dan
pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 dan 2015.
67
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
Jumlah
No Keterangan
Sampel
1 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011 - 2015 43
2 Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011 2015 66
3 Perusahaan manufaktur dan pertambangan yang tidak mengeluarkan (97)
biaya sosial dan biaya lingkungan secara lengkap dan berkelanjutan
selama periode penelitian
4 Perusahaan manufaktur dan pertambangan yang memiliki ROE, PBV, 12
biaya lingkungan dan biaya sosial
12
Sumber: idx.go.id
Penyebab sedikitnya sampel dikarenakan; (a) Sebagian besar perusahaan hanya
menyajikan aktifitas CSR nya saja tidak menyebutkan nilai rupiah yang dialokasikan dan
(b) sebagian lagi perusahaan tidak konsisten dalam menyajikan laporan CSR
Operasional Variabel
Variabel Independen
Kinerja Keuangan
Untuk mengukur kinerja perusahaan, dalam penelitian ini menggunakan ukuran
ROA ( ) yang dihitung dengan cara laba bersih dibagi dengan total aset
perusahaan. Rasio ini menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam
menggunakan asetnya dalam memperoleh laba. (ROA) digunakan
sebagai proksi dari kinerja keuangan Anggita Sari (2012). Rumusnya adalah
Variabel Dependen
Nilai Perusahaan yang diukur dengan (PBV), dimana PBV yang
tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar
saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai
68
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78
bagi pemegang saham. Kristianti (2013) menyebutkan bahwa nilai perusahaan adalah
harga saham yang beredar di pasar saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk
dapat memiliki sebuah perusahaan.
Variabel
Kinerja Lingkungan
Biaya lingkungan mencakup biaya yang berhubungan dengan pengurangan
proses produksi yang berdampak pada lingkungan (internal) dan biaya yang
berhubungan dengan perbaikan kerusakan akibat limbah yang ditimbulkan (eksternal).
Dengan mengungkapkan biaya lingkungan dapat memberikan informasi terkait
pendistribusian biaya lingkungan yang bermanfaat untuk perbaikan dan pengendalian
kinerja lingkungan (Hansen dan Mowen: 2015).
Biaya Sosial
Untuk melaksanakan kegiatan sosial berarti perusahaan akan mengeluarkan
sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan
sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan
kegiatan sosial, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin
tinggi Septiana dan Nur (2012) :
Model Penelitian
Teknik analisa yang dilakukan adalah path menggunakan bantuan
program 8. Adapun persamaan yang digunakan adalah:
Model regresi linier berganda ( )
1X1 2X2 3X1X2+e ..(1)
Y= 1X1 3X3 4X1X3+e ..(2)
Keterangan:
0 = Konstanta
= Koefesien Regresi
X1 = Kinerja Keuangan
X2 = Kinerja Lingkungan
X3 = Kinerja Sosial
69
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
Y1 = Nilai Perusahaan
e =
HASIL PENELITIAN
Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi
berganda. Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, data dilakukan pengujian
terhadap asumsi-asumsi regresi linear atau uji asumsi klasik terlebih dahulu yang
bertujuan untuk menghindari kesalahan.
Uji Normalitas
Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara sederhana dengan
membandingkan nilai Probabilitas JB (Jarque-Bera) hitung dengan tingkat alpha 0,05
(5%). Apabila Prob. JB hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
residual terdistribusi normal dan sebaliknya.
Persamaan 1 Persamaan 2
Uji multikolinearitas
Nilai dan nilai ) adalah nilai <0.10
atau sama dengan nilai VIF>10 dengan tingkat kolonieritas 0.50. Hasil uji
multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel 2 kolom VIF. Nilai VIF persamaan 1
untuk variabel Kinerja Keuangan 3,873016, Kinerja lingkungan 1,147839, Moderator
antar Kinerja Keuangan dengan Kinerja Lingkungan 3,982943. Nilai VIF persamaan 2
untuk variabel Kinerja Keuangan 1,101644, Kinerja Sosial 1,085862, Moderator antar
70
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78
Kinerja Keuangan dengan Kinerja Sosial 1,086526. Karena nilai VIF dari semua variabel
tidak ada yang lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas
pada ketiga variabel bebas tersebut.
Tabel 2: Uji
Uji Heterokedastisitas
Keputusan terjadi atau tidaknya heterokedastisitas pada model regresi linier,
apabila nilai Prob F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 diterima,
sedangkan apabila nilai Prob.F hitung lebih kecil daripada tingkat alpha 0,05 (5%) maka
H0 ditolak.
Tabel 3: Heterokedasticity Breusch-Pagan-Godfrey
Persamaan 1 Persamaan 2
Uji Linieritas
Apabila nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka model
regresi memenuhi asumsi linieritas dan sebaliknya, apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil
dari 0,05 maka dapat model tidak memenuhi asumsi linieritas.
71
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
Tabel 4:
Persamaan 1 Persamaan2
Uji Autokorelasi
Untuk memastikan apakah model regresi linier terbebas dari autokorelasi, dapat
menggunakan metode Brusch-Godfrey atau LM ( )
Persamaan 1 Persamaan2
Uji Hipotesis
Untuk dapat menjawab hipotesis penelitian, maka digunakan alat analisis yaitu analisis
regresi berganda. Dari Tabel 6 di bawah maka didapatkan angka persamaan 1 sebagai
berikut:
Y1 = -1,104727 + 1,804930 X1 + 1,702136 X2 0,758261 X1*X3 + e
72
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78
Pembahasan
1. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel Kinerja Keuangan (X1) sebesar 1,804930, dengan t
sebesar 3,682520 dan signifikansi 0,005 < 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan.
2. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (X2) sebesar 1,702136, dengan t
sebesar 1,515625 dan signifikansi 0,1354 > 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan.
3. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel moderasi (X1*X2) sebesar -0,758261, dengan t
sebesar -1,835600 dan signifikansi 0,0719 > 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
variabel terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Tabel 7: Analisis Regresi Linier Persamaan 2
73
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
Pembahasan
1. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel Kinerja Keuangan (X1) sebesar 2,060933, dengan t
sebesar 4,156600 dan signifikansi 0,001 < 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan.
2. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel kinerja sosial (X3) sebesar 0,546127, dengan t
sebesar 0,971258 dan signifikansi 0,3358 > 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
kinerja sosial terhadap nilai perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan.
3. Berdasarkan hasil pada tabel diatas uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
nilai koefisien regresi variabel moderasi kedua (X1*X3) sebesar -0,2245534, dengan
t sebesar -1,091252 dan signifikansi 0,2800 > 0,05, hal ini menunjukkan pengaruh
variabel terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan.
74
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78
PENUTUP
Simpulan
Setelah dilakukan pengolahan data penelitian dan analisisnya maka dapat
disimpulkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kinerja Lingkungan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (2) Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial
75
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
berpengaruh dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan, (3) Kinerja Lingkungan dan
Kinerja Sosial tidak mampu memoderasi antara kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan.
Implikasi Penelitian
1. Bagi investor dan calon investor penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan
kinerja keuangan dan kinerja sosial perusahaan yang baik secara langsung akan
meningkatkan nilai perusahaan. Begitu pula sebaliknya, saat perusahaan
mengalami penurunan kinerja keuangan dan kinerja sosial akan menurunkan nilai
perusahaan. Dengan adanya penelitian ini maka investor bisa lebih selektif lagi
dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi.
2. Bagi manajemen perusahaan penelitian ini bisa menjadi acuan bagi manajemen
perusahaan dalam membuat kebijakan yang tepat dan menjadi informasi yang
dapat membantu manajemen dalam memberikan keputusan mengenai penerapan
nilai perusahaan.
3. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya penelitian ini bisa menjadi referensi untuk
mengembangkan penelitian sejenis dengan pengembangan objek dan variabel
yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni 2015, Anggraeni Dian Yuni. 2015. Pengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca,
Kinerja Lingkungan, dan Nilai Perusahaan.
. Vol.12, No.2, Desember 2015.
76
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No.1 April 2018 hal 59-78
Diaz dan Jufrizen 2014, Rafika Diaz, Jufrizen. Pengaruh (ROA) dan
(ROE) terhadap (EPS) pada perusahaan
Asuransi yang terdaftar di bursa Efek Indonesia. Jurnal manajemen bisnis
Vol.14 No.2 Oktober 2014.
, 358-372.
Fatrisya, Dian. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Pengungkapan Sebagai Variabel Pemoderasi
Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
, 9(2).
Lako 2012, Lako, Andreas. Dekontruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis dan
Akuntansi. Jakarta: Erlangga
Mahendra 2012, Mahendra Dj Alfredo, Luh Gede Sri Artini, dan A.A Gede Suarjaya.
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan Vol. 6, No. 2
77
Mariani & Suryani - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai P
Putri 2015, Ayu Oktyas Putri. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi, Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol.4, No.4.
Ratri dan Murdiyati, 2017, Rahma Frida Ratri and Murdiyati Dewi,
Value with Islamic Social
Reporting (ISR) Disclosure as Intervening Variable in Companies Listed at
Jakarta Islamic Index (JII). 34, 12003 (2017) four A
2016 DOI;10.1051/shsconf/20173412003
Septiana dan Nur 2012, Rika Amalia Septiana Emrinaldi Nur. Pengaruh Implementasi
Terhadap Profitabilitas Perusahaan.
. Volume 4, Nomor 2, 71-84
Setyowati, Tatik., dan Nursiam. Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2009 2012.
, 25 Juni 2014.
ISBN: 978-602-70429-2-6
78