Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Ibadah Maliyah: Disusun Oleh: Agung Nugraha (E2214401058) Danda Permana Januar (E2214401051) Muhammad Nurseha (E2214401085)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

IBADAH MALIYAH

Disusun oleh:

Agung Nugraha (E2214401058)

Danda Permana Januar(E2214401051)

Muhammad nurseha(E2214401085)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


Jl.Tamansari Km 2,5 Mulyasari,Kec.Tamansari,Kab.Tasikmalaya,Jawa Barat
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tugas makalah ini.

Makalah disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah AIK Selain itu, penulis
berharap dengan adanya penulisan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
para pembaca dan juga penulis

Terwujudnya makalah ini tentu berkat bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan
itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima
saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………...4

1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………..4


1.3 TUJUAN …………………………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN IBADAH MALIYAH……………………………………………………5
2.2 MACAM MACAM IBADAH MALIYAH……………………………………………….5
A. ZAKAT…………………………………………………………………………………5
B. INFAQ………………………………………………………………………………….8
C. SADAQAH…………………………………………………………………………….9
D. WAKAF………………………………………………………………………………...9
E. FIDYAH……………………………………………………………………………….10
F. KIFARAT……………………………………………………………………………...10
G. KURBAN……………………………………………………………………………...11
H. AQIQAH……………………………………………………………………………...12
I. AL-HADYU……………………………………………………………………………12
J.DAM……………………………………………………………………………………13
2.3 URGENSI IBADAH MALIYAH………………………………………………………...13
2.4 HIKMAH IBADAH MALIYAH………………………………………………………...14
2.5 MAKNA SPIRITUAL IBADAH MALIYAH BAGI KEHIDUPAN SOSIAL………...14
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………………..16
3.2 SARAN……………………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia tidak akan pernah lepas dari harta. Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala
sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkannya dan
menyimpannya. Sedangkan menurut syar’a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki
(dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). Harta merupakan
kebetuhan yang penting bagi manusia. Manusia rela bekerja keras banting tulang tiada lain
demi mendapatkan harta. Dengan harta, manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
sifatnya primer,sekunder atau tersier.

Selain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, harta juga dapat membawa dampak
buruk kepada manusia yaitu menjadikan manusia gila akan harta yang dia miliki. Tetapi, jika
seseorang itu beriman maka orang tersebut akan menggunakan sebagian hartanya untuk beribadah
kepada Allah SWT. Harta dapat menjadi salah satu alat ibadah seseorang untuk mematuhi
perintah Allah SWT yaitu dengan cara mensodaqohkan sebagian hartanya. Ibadah dengan harta
ini biasanya disebut dengan Ibādah Māliyah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian ibadah maliyah
2. Macam-macam ibadah maliyah (zakat, infaq, shadaqohdll)
3. Ayat-ayat terkait ibadah ‘maliyah (Al-Qur’an dan Hadits)
4. Urgensi ibadah maliyah
5. Hikmah menjalankan ibadah maliyah
6. Makna Spiritual Ibadah Maliyah Bagi Kehidupan Sosial

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian ibadah maliyah.


2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam ibadah maliyah.

4
3. Untuk mengetahui apa urgensi ibadah maliyah.
4. Untuk mengetahui hikmah menjalankan ibadah maliyah.
5.Untuk mengetahui makna spiritual ibadah maliyah bagi kehidupan sehari-harI.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IBADAH MALIYAH

Ibadah harta (ibādah māliyah) merupakan investasi amal yang tidak akan berhenti
pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia, amal orang yang sudah
meninngal dikenal dengan Amal Jariyah. Harta yang dititipkan kepada manusia harus
dijadikan bekal amal ibadah kepada Allah SWT. Banyak harta, harus mendorong seseorang
untuk lebih banyak beribadah kepada-Nya. Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana
ibadah, berarti harta yang bermanfaat dan akan membuahkan berkah kepada harta dan
kehidupan yang bersangkutan. Kewajiban syukur atas nikmat harta harus dibuktikan dengan
cara menggunakan harta tersebutsebagai sarana ibadah kepada Allah SWT.

Pelaksanaan tugas ibadah kepada Allah SWT tidak hanya diwujudkan dalam bentuk
ibadah fisik saja, tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk ibadah harta (ibādah māliyah).
Investasi amal yang tidak akan berhenti pahalanya walaupun yang bersangkutan sudah
meninggal dunia adalah harta yang disumbangkan untuk amal jariyah. Ibādah māliyah atau
ibadah harta termasuk bagian penting dalam syariat Islam. Dalam rukun Islam pun dijelaskan
bahwa rukun Islam yang kelima itu terdiri dari ruknul qalbi, ruknul badani, dan ruknul mali.

2.2 MACAM_MACAM IBADAH MALIYAH

A.Zakat
Secara etimologis, zakat berasal dari kata dasar bahasa Arab zaka yang berarti berkah,
tumbuh, bersih, baik, dan bertambah. Sedangkan secara terminologis di dalam fikih, zakat
adalah sebutan atau nama bagi sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT supaya

5
diserahkan kepada orang-orang yang berhak (mustahiq) oleh orangorang yang wajib
mengeluarkan zakat (muzakki) (Ambary, dkk., 1999: 224)

Ada pendapat beberapa ulama mengenai pengertian zakat, yaitu (Wahbah Al Zuhayly,
1995: 83-84):

1. Menurut mazhab Maliki, definisi zakat adalah “mengeluarkan sebagian yang


khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas kuantitas
yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya
(mustahiq)nya. Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai haul
(setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian.”
2. Menurut mazhab Hanafi, zakat adalah “menjadikan sebagian harta yang khusus
dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh
syari’at karena Allah SWT.”
3. Menurut mazhab Syafi’i, zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta
atau tubuh sesuai dengan cara khusus.
4. Menurut mazhab Hambali, zakat adalah hak yang wajib (dikeluarkan) dari harta
yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.

Menurut istilah ekonomi, zakat merupakan tindakan pemindahan kekayaan dari golongan
kaya kepada golongan tidak punya (Adiwarman Karim, 2001: 32). Salah satu ajaran penting
yang terdapat dalam agama Islam adalah urgensi zakat kaitannya dengan pengentasan
kemiskinan. Sebagai sebuah dinamika keagamaan, zakat merupakan bentuk kesaksian manusia
(syahadah al-insan) pada rukun Islam yang keempat di hadapan Allah yang muaranya tertuju
pada dimensi kemanusiaan.

Zakat telah difardhukan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua hijrah setelah kepada
umat Islam diwajibkan berpuasa Ramadhan. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang
selalu disejajarkan dengan shalat. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat sebagai
salah satu rukun Islam (Abdul Hamid Mahmud, 2006: 1). Dasar-dasar atau landasan kewajiban
mengeluarkan zakat disebutkan dalam beberapa surat di alquran yaitu sebagai berikut :

 Surat al-Baqarah: 43
َ‫ي‬
َ ‫ك عُوا َم َع ال َّرا ِك ِع‬ َ ‫وَأقِي ُموا الصَّ ََل ةَ َوآتُوا ال َّز‬
َ ‫ك اةَ َوا ْر‬

6
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 43)
 Surat at-Taubah: 103

‫ك َس َك ٌن لَّهُ ۗ ْم َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬


َ َ‫ص ٰلوت‬
َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّك ْي ِه ْم بِهَا َو‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At-
Taubah [9]: 103).

Zakat terbagi atas dua tipe yakni:

Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah
bersangkutan.

Zakat Maal (Zakat Harta ) zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu
tahun sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut,hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi).

Harta (Maal) yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya Di dalam kitab-kitab hukum (fikih)
Islam harta kekayaan yang wajib dizakati digolongkan ke dalam kategori (Ridwan Mas’ud dan
Muhammad, 2005: 45):

1. Emas, perak, dan uang (simpanan)

ِ ِ ‫ار َوال ُّر ْه بَا ِن لَيَْأ ُكلُونَ َأ ْم َوا َل النَّا ِس‬


۞ َ‫ب ْلبَا ِط ِل‬ َ ‫ي َأيُّهَ ا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َّن‬
ِ َ‫ك ثِيرًا ِم نَ ا َْْل ْح ب‬ َ

ِ ‫ضةَ َ َو َل يُ ْنفِقُونَهَ ا‬
َ ِّ‫ِف َسبِي ِل ا َّلل‬ ْ ‫ي ْك ِن ُزونَ ال َّذهَ َب‬
َّ ِ‫َوالف‬ َ َ‫ويَصُ ُّد ونَ َع ْن َسبِي ِل ا َّل ِّل ۗ َوالَّ ِذين‬

ِ ‫ي ْو َم ُ ْيُ َم ٰى َعلَ ْيهَ ا‬


ُ َ‫ِف َنَ ِر َج هَ نَّ َم ف‬
‫ت ْك َو ٰى ِبَِا ِج بَاهُهُ ْم َو ُجنُوبُهُم‬ َ ۞ ‫ب ِش ْرهُ ْم بِ َع َذ ا ٍب َألِي ٍم‬
َ َ‫ف‬

ُ ْ ‫ك نَ ْز‬
ُ ‫ُت ِلَْ ْنفُ ِس ُك ْم فَ ُذوقُوا َما‬
َ‫ك ْنتُ ْم تَ ْك ِن ُزون‬ َ ‫وظُهُ ُورهُ ْم ۖ ٰهَ َذ ا َما‬

7
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orangorang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih (34) pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu"(35). (Q.S. At-Taubah[9]: 34-35).

2. Barang yang diperdagangkan

‫س ْبتُ ْم َِو َِّما َأ ْخ َر ْج نَا لَ ُك ْم ِمنَ ا َْْل ْر ِض ۖ َ َو َل‬ َ ‫ك‬ َ ‫طيِبَا ِت َما‬َ ‫ي َأيُّهَ ا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأ ْنفِقُوا ِم ْن‬
َ
‫ب ِخ ِذي ِه َِّإ َل َأ ْن تُ ْغ ِم ضُوا فِي ِه ۚ َوا ْعلَ ُموا َأ َّن ا َّل َّل َغ ِني‬
ِ ِ ‫تَيَ َّم ُموا ا ْلَْبِي َث ِم ْنهُ تُ ْنفِقُونَ َو َل ْس تُ ْم‬

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Q.S. AlBaqarah[2]: 267)

3. Hasil peternakan (Q.S. Al-Baqarah[2]: 267)


4. Hasil bumi (Q.S. Al-Baqarah[2]: 267)
5. Hasil tambang dan barang temuan (Q.S. Al-Baqarah[2]: 267)

B.Infaq

Infaq menurut bahasa berasal dari kata anfaqa yang berarti menafkahkan,
membelanjakan, memberikan atau mengeluarkan harta. Menurut istilah fiqh kata infaq
mempunyai makna memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada orang yang telah
disyariatkan oleh agama untuk memberinya seperti orang-orang faqir, miskin, anak yatim, kerabat
dan lain-lain. Istilah yang dipakai dalam al-Qur’an berkenaan dengan infaq meliputi kata: zakat,
sadaqah, hadyu, jizyah, hibah dan wakaf.7 Jadi semua bentuk perbelanjaan atau pemberian harta
kepada hal yang disyariatkan agama dapat dikatakan infaq, baik itu yang berupa kewajiban seperti

8
zakat atau yang berupa anjuran sunnah seperti wakaf atau shadaqah. Adapun dalil al-Qur’an yang
menunjukan pada anjuran berinfaq salah satunya terdapat dalam suart al-Baqarah ayat 195:

ُِ ُ ‫الت ْهلُ َك ِة ۛ َوَأ ْح ِس نُوا ۛ ِإ َّن ا َّل َّل‬


َ‫ي‬ َّ ‫ِف َسبِي ِل ا َّل ِّل َ َو َل تُ ْلقُوا ِبَِ ْي ِدي ُك ْم ِإ َ َل‬
ِ ‫ُّ وَأ ْنفِقُوا‬

‫ْال ُم ْح ِس نِي‬

Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik.”

C.Sadaqah

Shadaqah merupakan pemberian suatu benda oleh seseorang kepada orang lain karena
mengharapkan keridhaan dan pahala dari Allah Swt. dan tidak mengharapkan suatu imbalan jasa
atau penggantian. Atau dapat pula diartikan memberikan sesuatu dengan maksud untuk
mendapatkan pahala. Sedangkan menurut Sayyid Sabiq pada dasarnya setiap kebajikan itu adalah
shadaqah. Dilihat dari pengertian tersebut, shadaqah memiliki pengertian luas, menyangkut hal
yang bersifat materi atau non materi. Dalam kehidupan sehari-hari, shadaqah sering disamakan
dengan infaq. Namun mengingat pengertian tadi dapat dibedakan bahwa shadaqah lebih umum
daripada infaq, jika infaq berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah materi dan non materi.
Contoh shadaqah yang berupa materi seperti memberi uang kepada anak yatim setiap tanggal
sepuluh bulan Muharram, sedangkan yang berupa nonmateri
seperti tersenyum kepada orang lain. Adapun dalil al-Qur’an yang menunjukkan
tentang anjuran shadaqah seperti yang tercantum dalam surat Yūsuf ayat 88 :

‫ْزج ا ٍة فََأ ْو ِف لَنَا‬ َ ِ‫ي َأيُّهَ ا ْال َع ِزي ُز َم َّسنَا َوَأ ْه لَنَا الضُّ ُّر َو ِج ْئنَا بِب‬
َ ‫ضا َع ٍة ُم‬ َ َ ‫فَلَ َّم ا َد َخلُوا َعلَ ْي ِه قَالُوا‬

َ َ‫َص َّد ْق َعلَ ْينَا ۖ ِإ َّن ا َّل َّل َ ْيَ ِزي ْال ُمت‬
‫ص ِدقِي‬ َ ‫ْال‬
َ ‫ك ْي َل َوت‬

Artinya : Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz, kami dan
keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak
berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami,
sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orangorang yang bersedekah".

D.Wakap

9
Wakaf adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu wakqf yang berarti menahan,
menghentikan atau mengekang. Sedangkan menurut istilah ialah menghentikan perpindahan milik
suatu harta yang bermanfaat dan tahan lama sehingga manfaat harta itu dapat digunakan untuk
mencari keridhaan Allah Swt. Wakaf juga dapat diartikan pemberian harta yang bersifat permanen
untuk kepentingan sosial keagamaan seperti orang yang mewakafkan sebidang tanah untuk
dibangun masjid atau untuk dijadikan pemakaman umum. Dasar hukum wakaf terdapat dalam
surat Ăli ‘Imrān ayat 92 :

َّ ٰ ‫ب َح‬
َ ‫َّت تُ ْنفِقُوا ِ َِّما ُتُِبُّونَ ۚ َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن‬
َ ْ‫ش ْي ٍء فَِإ َّن ا َّل َّل بِ ِه َعلِيم‬ َِّ ِْ‫ن تَنَالُوا ال‬

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

Dalam ayat tersebut terdapat perintah menafkahkan harta yang dicintai, yang
dimaksudkan adalah wakaf sebagaimana yang diterangkan oleh hadis Nabi Riwayat Bukhari
Muslim bahwa setelah diturunkan ayat ini, Thalhah salah seorang Sahabat Nabi dari golongan
Anshar yang terkaya di Madinah mewakafkan kebun kurma yang paling disenanginya (Bayruhā).

E.Fidyah

Fidyah adalah menempatkan sesuatu pada tempat lain sebagai tebusan (pengganti) nya, baik
berupa makanan atau lainnya. Fidyah juga berarti kewajiban manusia mengeluarkan sejumlah
harta untuk menutupi ibadah yang ditinggalkannya.Fidyah shaum wajib dilakukan oleh seseorang
yang tak sanggup karena kepayahan dalam melakukan shaum fardhu khususnya di bulan
Ramadhan, sebagai salah satu bentuk rukhsah (dispensasi) yang diberikan Allah kepada mereka.
Karena Allah SWT.tidak membebani hamba-hamba-Nya melainkan sesuai dengan
kemampuannya.

Selain itu juga Allah tidak pernah menjadikan syari’at yang diturunkan-Nya
menyulitkan hamba-hamba-Nya.Landasan normatif yang dititahkan Allah SWT mengenai hal ini
adalah firman-Nya dalam Al Qur’andan wajib bagi orang-orang yang berat melakukan shaum
(jika mereka tidak shaum) memberi fidyah, yaitu dengan memberi makan satu orang miskin.
(Q.S. Al Baqarah[2] :184) :

10
‫ت َب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
ِ ‫ك َم ا ُك‬
َ ‫الص يَا ُم‬
ِ ِ ‫ي َأيُّهَ ا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُك‬
‫ت َب َعلَ ْي ُك ُم‬ َ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa

F.Kifarat

Kifarat sumpah (bersumpah palsu), salah satu caranya adalah dengan memberi makan
sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa diberikan kepada keluarga sendiri atau
memberi pakaian epada mereka atau memerdekakan seorang hamba sahaya. Dalam hadits riwayat
Muslim, juga diterangkan bahwa kifarat nazar yang baik dapat di lakukan sama dengan kifarat
sumpah

Kifarat shaum (sebagai akibat melakukan pelanggaran shaum, melakukan jima’ atau
persetubuhan pada siang hari bulan Ramadhan bagi mereka yang wajib melakukan shaum
Ramadhan), selain bisa dengan memerdekakan hamba sahaya, bisa juga dengan melakukan
shaum selama dua bulan berturut-turut, tertapi juga bisa dengan memberi makan kepada enam
puluh orang fakir miskin

Kifarat zhihar (mengharamkan istri dengan mempersamakannya dengan ibu sendiri),


adalah dengan memberikan makan enam puluh orang miskin, selain itu bisa juga dengan
memerdekakan hamba sahaya atau melakukan shaum selama dua bulan berturut-turut.
Pelaksanaan atau pemenuhan kifarat zhihar diwajibkan kepada suami sebelum kembali
(melakukan senggama) lagi kepada istrinya.

Kifarat membunuh (tak sengaja) adalah dengan memerdekakan hamba sahaya


ataudiganti dengan puasa enam puluh hari bertutur-turut atau dengan memberi makan enam puluh
fakir miskin ditambah dengan kewajiban membayar diyat, semacam uang duka kepada keluarga
yang terbunuh.Pemberian diyat (pembayaran sejumlah harta kepada keluarga korban) ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan, karena sesuatu tindakan menghilangkan nyawa sesesorang dengan
tidak sengaja, juga sebagai tebusan bila ada maaf dari pihak keluarga terbunuh.Untuk pembayaran
diyat, tidak terikat dengan ketentuan mesti konsumtif, mungkin

Asaja bersifat produktif dan monumental.

11
G. Kurban/Udhiyyah

Udhiyyah adalah menyembelih binatang tertentu pada Hari Raya Qurban (Idul Adha)
atau Hari Tasyriq (11,12 dan 13 Dzulhijjah)dengan niat taqarub atau qurban (mendekatkan diri)
kepada Allah SWT. Udhiyyah (qurban) sebenarnya sudah menjadi syari’at para Nabi dan Rasul
Allah.Setiap Nabi melakukan ibadah qurban.Putra Nabi Adam as (Qabil dan Habil) juga pernah
melakukan ibadah qurban.

Yang diabadikan secara khusus adalah qurban yang menjadi syari’at Allah SWT yang
dibawa Nabi Ibarahim as.Kemudian syari’at itu dilestarikan menjadi syari’at Nabi Muhammad
saw.atas legitimasi dan perintah Allah SWT yang diabadikan-Nya dalam al Qur’an surat Al
Kautsar,[108]: 2.

َْ‫ب َك َوا ْْن‬ َ َ‫ف‬


ِ ‫ص ِل لَِر‬

Artinya : Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.

H.aqiqah

Aqiqah adalah binatang (kambing atau domba)yang disembelih dalam rangka


menyambut anak yang baru dilahirkan.Aqiqah dilaksanakan pada saat bayi berumur 7 hari,
sekaligus dicukur habis rambutnya (digunduli kepalanya) dan disyi’arkan namanya.Apabila pada
hari ke-7 tidak bisa dilaksanakan aqiqah, boleh diundurkan sampai harike-14 atau hari ke-
21.Pelaksanaan aqiqah setelah waktu tersebut menjadi ihtilafpara ulama. Ada yang berpendapat,
bahwa aqiqah tetap dianjurkan, akan tetapi ada pendapat lain yang menyatakan tidak usah
dilaksanakan, lebih baik berkurban saja pada tanggal 10 Dzulhijjah atau pada hari-hari tasyriq (11,
12 dan 13 dzulhijjah)

I.Alhadyu

Al-Hadyu adalah melakukan penyembelihan binatang ternak (domba) sebagai


pengganti pekerjaan wajib haji yang ditinggalkan atau sebagai denda karena melanggar hal-hal
yang terlarang mengerjakannya dalam prosesi ibadah umrah atau haji atau bagi mereka yang
memiliki kemampuan melakukannya atau bagi mereka yang melakukan pelanggaran-pelanggaran
terhadap larangan-larangan tertentu dalam ibadah haji.

12
Al-Hadyu juga bisa mencakup segala bentuk penyembelihan binatang yang dilakukan
di Tanah Haram, baik sebagai pemenuhan dam, maupun karena hal-hal lainnya seperti nadzar atau
qurban.Bagi mereka yang melakukan Haji Tamattu (mendahulukan umrah sebelum haji) atau haji
Qiran (melaksanakan haji dan umrah secara bersama-sama) wajib melakukan alhadyu. Kalau
tidak melakukan alhadyu, maka wajib berpuasa 10 hari, yang pelaksanaan puasanya 3 hari di
tanah Suci dan 7 hari di luar tanah suci.

J.Dam

Dam adalah menyembelih binatang tertentu sebagai sanksi terhadap pelanggaran atau
karena meninggalkan sesuatu yang diperintahkan dalam rangka pelaksanaan ibadah haji dan
umrah atau karena mendahulukan umrah daripada haji (haji tamattu) atau karena melakukan haji
dan umrah secara bersamaan (haji qiran). Dam jugadiidentikkan dengan alhadyu, sekalipun tidak
selalu sama.

Dalam suatu hal alhadyu bisa lebih umum daripada dam dan dalam hal lain dam bisa
lebih umum daripada alhadyu. Dam dilakukan bukan untuk membuat sesuatu yang rusak (batal)
menjadi sah atau yang kurang menjadi lengkap.Dam dilakukan sebagai salah satu bentuk ketaatan
kepada Allah SWT.sekaligus juga sebagai salah satu bentuk penghapusan atau kifarat atas
pelanggaran dalam pelaksanaan ibadah atau umrah.

2.3 URGENSI IBADAH MALIYAH


Ibadah maliyah sangat penting dilihat dari berbagai segi, antara lain :
1. Membersihkan harta dari kotoran

‫ك نع َلُِ ْم ۗ َوا َّللُّ َيِيعع َعلِيمع‬ َ ‫َوص ِل َعلَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن‬


َ ‫ص َ َل تَ َك َس‬ َ ‫َوت َز ِكي ِه ْم ِبَِا‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن َأ ْم َوا ِلِ ْم‬
ُ ‫ص َد قَةً تُطَ ِه ُرهُ ْم‬

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan4 dan mensucikan5 mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (Q.S. At-Taubah[9]: 103) Karena pada dasarnya harta yang kita miliki

13
adalah sebagiannya adalah hak orang fakir miskin. Untuk itu kita harus membersihkan
harta kita dari kotoran

2. Merupakan sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Merupakan sarana penghapus dosa.
4. Harta yang tidak dikeluarkan zakatnya disebut harta yang kotor.
5. Tidak mengeluarkan sebagian hartanya dianggap sebagai merampas hak orang
lain dan merupakan dosa besar.
2.4 HIKMAH IBADAH MALIYAH.

Adapun hikmah dari ibadah maliyah yaitu sebagai beriku :


1. Bagi si kaya, sesuai dengan fungsinya,sebagai pembersih harta, selain juga pembersih hati
tuthohhiruhum watuzaqqiihim bihaa. Jadi, dengan berzakat, harta itu menjadi bersih dari
hak-hak orang lain yang dititipkan oleh Allah SWT kepada orang kaya.
2. Bisa membersihkan hati dari penyakit tamak, rakus, kikir, dan penyakit-penyakit hati
lainnya. Jadi, zakat memiliki satu kekuatan transformatif dalammenyuburkan sifat-sifat
kebaikan dalam hati.
3. Memberikan zakat atau infaq dan lainnya kepada fakir miskin bisa menjaga keseimbangan
hidup atau kesenjangan dan menghindari ketidakadilan sosial.
4. Memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan orang kaya (aghniya) kepada orang miskin
sehingga terjalin keterpaduan antara orang miskin dan orang kaya.
5. Mengikis segala bentuk kejahatan yang bisa terjadi dalam masyarakat akibat kesenjangan,
kecemburuan dan ketidakadilan social

2.5 MAKNA SPIRITUAL IBADAH MALIYAH BAGI KEHIDUPAN SOSIAL

Harta yang dititipkan Allah SWT kepada manusia harus dijadikan sebagai bekal ibadah
kepada Allah SWT. Banyak harta harus mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah
kepada-Nya. Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang bermanfaat
dan akan membuahkan berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan. Kewajiban syukur
atas nikmat harta harus dibuktikan dengan cara menggunakan harta tersebut sebagai sarana ibadah
kepada Allah SWT.

14
Pelaksanaan ibadah maliyah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah fisik saja,
tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk ibadah harta. Investasi amal yang tidak akan berhenti
pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia adalah harta yang disumbangkan
untuk amal jariyah. Ibadah maliyah atau ibadah harta termasuk bagian penting dalam syariat
Islam.

Ibadah maliyah seperti zakat, infaq, shadaqah, dan sebagainya termasuk ibadahijtima’i
yaitu ibadah yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan social masyarakat.
Ibadah maliyah memiliki fungsi social, dengan memberikan zakat atau infaq dan
sebagainya kepada fakir miskin atau kepada orang yang membutuhkan bias menjaga
keseimbangan hidup atau kesenjangan dan menghindari ketidakadilan sosial.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ibadah maliyah adalah amalan-amalan ibadah yang lebih banyak dilakukan


dengan sarana harta benda atau ibadah yang diwujudkan dalam bentuk pemberian harta atau
terkait dengan harta yaitu menggunakan harta yang Allah karuniakan untuk apa-apa yang Allah
cintai dan ridhai seperti zakat, infaq, shadaqah dll.
Ibadah maliyah terbagi menjadi 9, yaitu :
1. Zakat
2. Infaq
3. Shadaqah
4. Fidyah
5. Kifarat
6. Kurban/Udhiyyah
7. Aqiqah
8. Al-Hadyu
9. Dam
Ibadah maliyah merupakan ibadah yang tidak akan berhenti pahalanya, walaupun yang
bersangkutan sudah meninggal dunia (Amal Jariyah)

3.2 SARAN

Ada dua hukum di dalam ibadah maliyah, yaitu wajib dan sunah. Wajib, yaitu sesuatu

16
yang diganjar jika mengamalkannya dan disanksi jika meninggalkannya. Sedangkan sunah,
yaitu sesuatu yang diganjar jika mengamalkannya dan tidak disanksi jika meninggalkannya.
Akan tetapi, alangkah lebih baiknya jika kita mengamalkannya. Sebagai rasa syukur kita
terhadatp nikmat dan pemberian Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Asymuni, dkk, Ilmu Fiqih 3, Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Departemen Agama : 1986, Cet.ke-2

https://media.neliti.com/media/publications/92941-ID-zakat-sebagai-ibadah-maliyahijtimaiyah.pd f,

https://www.researchgate.net/publication/
ZAKAT_INFAQ_SHADAQAH_DAN_WAKAF_SEBAGAI_KONFIGURASI.pdf,

https://www.coursehero.com/file/29366665/IBADAH-MALIYAH/,

17

Anda mungkin juga menyukai