Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan
antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai
juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang,
Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai
yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-
pulau lainnya. Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu
Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama
botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merrill.
Tanaman kedelai menghendaki tanah yang subur, gembur dan kaya akan
humus atau bahan organik. Nilai pH ideal bagi pertumbuhan kedelai dan bakteri
rhizobium adalah 6,0-6,8. Apabila pH diatas 7,0 tanaman kedelai akan mengalami
sangat peka terhadap perubahan faktor lingkungan tumbuh, khususnya tanah dan
iklim. Kebutuhan air sangat tergantung pada pola curah hujan yang turun selama
Akar tanaman kedelai terdiri atas akar tunggang, akar lateral dan akar
serabut. Pada tanah yang gembur, akar ini dapat menembus tanah sampai
kedalaman kurang lebih 1,5 m. Pada akar lateral terdapat bintil-bintil akar yang
merupakan kumpulan bakteri rhizobium pengikat nitrogen dari udara. Bintil akar
ini biasanya akan terbentuk 15-20 hari setelah tanam (Hanifiah et al., 2000).
varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak bercabang.
Jumlah cabang bisa menjadi sedikit bila penanaman dirapatkan dari 250.000
Artinya, walaupun jumlah cabang banyak, belum tentu produksi kedelai juga
Tanaman kedelai mulai berbunga antara umur 30-50 hari, tergantung dari
varietas dan iklim. Semakin pendek penyinaran dan semakin tinggi suhu
berwarna ungu atau putih dan muncul diketiak daun (Fachrudin, 2000).
Polong dan biji kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah
munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong
yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah
dalam setiap kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih
dari 50, bahkan ratusan. Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji.
Setiap biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9
g/100 biji), sedang (10-13 g/100 biji), dan besar (>13 g/100 biji). Biji kedelai
terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu kulit biji dan janin (embrio)
(Irwan, 2006).
polong telah berubah menjadi kecoklatan atau keabu-abuan, warna batang tidak
hijau lagi dan kulit polong mudah dikupas. Pada masak fisiologis, bobot kering
telah mencapai bobot maksimum, namun polong masih berwarna hijau dan daun
belum rontok. Dari stadia ini, benih masih berkadar air sekitar 50%, tetapi bila
kedelai berdasarkan umur dapat dibedakan menjadi tiga varietas, yaitu varietas
genjah yang berumur 75-85 hari, varietas sedang berumur 86-95 hari dan varietas
dalam lebih dari 95 hari (Sumarno dan Harnoto, 1983). Varieatas Orba umur
panen 81 hari setelah tanam (HST) menghasilkan viabilitas benih yang lebih baik
dari pada 88 HST. Demikian juga benih yang dipanen pada umur panen 88 HST
viabilitasnya lebih baik dari pada yang dipanen pada 95 HST (Thelma, 1990).
terutama bagi para pengguna aspek produksi kedelai. Hal ini terkait dengan jenis
dengan tingkat produksi yang maksimal dari tanaman kedelai, misalnya waktu
Untuk dapat tumbuh dengan baik, kedelai menghendaki tanah yang subur,
dan kaya akan humus serta bahan organik dengan pH 6-7. Bahan organik yang
cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah tanah dan merupakan sumber
makanan jasad renik yang akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan
tanah dengan nilai pH lebih dari 7, kedelai sering menampakkan gejala klorosis
sangat lembab. Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim
tropis dan subtropis. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 ºC,
akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah 23-27 ºC.
kedelai dapat terpenuhi. Jumlah air yang digunakan oleh tanaman kedelai
tergantung pada kondisi iklim, sistem pengelolaan tanaman, dan lama periode
a. Pemilihan Benih
Benih yang baik memiliki vigor dan daya kecambah yang tinggi. Benih
yang digunakan adalah benih yang tidak cacat fisiologisnya (Wirawan dan
Wahyuni, 2004).
b. Persiapan Lahan
yang akan digunakan untuk penanaman. Langkah awal dalam persiapan lahan
dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan penyerapan hara dapat berlangsung
secara baik. Pengolahan lahan kering dapat dilakukan dengan cara dibajak atau
dicangkul agar gembur. Tanah dibersihkan dari gulma, kemudian dibuat bedeng
dan disekeliling bedeng dibuat parit dengan lebar 20-25 cm sedalam 25-30 cm
(Suprapto, 1999).
c. Penanaman
sesuai perlakuan. Setelah itu benih kedelai ditanam di dalam lubang yang telah
disiapkan sedalam 3-4 cm dengan 3 butir benih per lubang tanam. Selesai
penanaman lubang ditutup kembali dengan tanah. Setelah benih tumbuh dengan
baik (7 hari setelah tanam), dilakukan penjarangan dengan menyisakan 2 tanaman
d. Pemeliharaan
a). Pengairan
pertumbuhan, ada empat tahap kritis yaitu selama fase pertumbuhan awal,
2008).
b). Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada umur 3-4 minggu. Manfaatnya agar tanah tetap
c). Pemupukan
fosfor (P), dan kalium (K). Pupuk tersebut diberikan saat tanam atau
lubang berjarak 4-5 cm di samping lubang tanam. Adapun tujuan dari pupuk
dasar N, P, dan K adalah menyediakan unsur hara pokok yang dibutuhkan
e. Panen
tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah
warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan, atau polong sudah kelihatan tua,
2.3. Varietas
dan memiliki sifat-sifat unggul dibandingkan varietas lain yang sudah ada.
karena untuk mencapai produktivitas yang tinggi sangat ditentukan oleh potensi
penting dalam kontribusinya untuk peningkatan hasil per satuan luas maupun
sebagai salah satu komponen utama dalam pengendalian hama dan penyakit,
seperti penyakit karat pada kedelai, penyakit bulai pada jagung, dan hama wereng
coklat pada padi. Peranan varietas unggul sangat menentukan minimal dapat
tahan terhadap hama dan penyakit. Untuk dapat menghasilkan suatu varietas
Koleksi plasma nutfah dalam hal ini memegang peranan yang sangat penting
(Widyawati, 2008).
petani yang bergerak dibidang usaha tani kedelai. Tanpa mengetahui stadia
fisiologis tanaman. Pada setiap tahapnya tanaman mempunyai sifat dan tuntutan
kebutuhan yang berbeda. Secara garis besarnya pertumbuhan kedelai terdiri dari
vegetatif dan generatif yang masing – masingnya terdiri atas beberapa stadia
(Yenita, 2002).
Benih yang berkualitas hanya dapat diperoleh dari polong yang telah
mencapai fase masak fisiologis. Benih yang dipanen pada saat mencapai masak
cukup energi untuk proses perkecambahan. Benih dari kebanyakan jenis tanaman
menjadi masak fisiologis sewaktu bobot keringnya menjadi maksimal, dan pada
saat inilah umumnya vigor benih tertinggi dicapai. Setelah melewati masak
benih yang lebih banyak dibandingkan benih yang dipanen pada saat masak
fisiologis. Akibatnya benih yang dipanen muda atau terlambat panen akan
mengalami kerusakan mekanis yang lebih banyak, sehingga vigor awalnya lebih
rendah. Benih yang dipanen muda, pembentukan struktur kulit benih dari
Bewley dan Black 1978). Sedangkan benih yang dipanen lewat masak fisiologis
membran lebih besar. Benih yang dipanen sebelum dan sesudah masak fisiologis
memiliki vigor bibit yang rendah. Sebelum masak fisiologis, pembentukan struktur
embrio dan membran belum sempurna serta akumulasi cadangan makanan dalam
benih belum maksimum, sehingga vigor bibit yang dihasilkan rendah Benih yang
dipanen setelah lewat masak fisiologis, telah mengalami deteriorasi selama dibiarkan
mempengaruhi viabilitas benih. Benih yang terlalu muda atau terlalu tua biasanya
bervigor rendah. Pemanenan pada saat yang tepat merupakan salah satu kunci
untuk mendapatkan vigor awal benih yang tinggi. Pada saat masak fisiologis vigor
benih memiliki vigor maksimum. Benih kacang tanah varietas Gajah yang
dipanen saat masak fisiologis yaitu 100 hari setelah tanam (HST) mempunyai
bobot kering kecambah normal lebih tinggi dibanding benih yang dipanen
sebelum masak fisiologis (90 HST) dan setelah lewat masak fisiologis (105 HST)
(Husnayati, 2011).
setelah tanam. Kedelai dengan umur masak 75-85 hari tergolong genjah, dan 86-
95 tergolong sedang (Nursandi, 1990). Kedelai mengalami proses pertumbuhan
vegetatif dan generatif. Pertumbuhan vegetatif dan generatif memiliki ciri yang
berbeda, dimana pertumbuhan vegetatif lebih ke arah tinggi dan jumlah organ
yang ada pada tanaman contohnya daun dan cabang sedangkan pertumbuhan
Tabel 2.1.